Anda di halaman 1dari 4

FIKA NOFRIKA INTANIA

044830211
ILMU KOMUNIKASI
SOAL :

1. Jelaskan model proses kerja humas ROPE dan ROPES!


2. Apa dampak negative apabila proses kerja humas tidak melalui tahapan penelitian?
Berikan contohnya!
3. Sebutkan unsur-unsur perencanaan humas, dan jelaskan masing-masing unsur tersebut!

JAWABAN :

1. Rope dan Ropes merupakan dua model yang bersifat menyempurnakan. Model Rope (R-
research/penelitian, O-objective/tujuan, P-programming/pemograman, E-
evaluation/evaluasi) dikemukakan oleh Hendrix (1995) kemudian disempurnakan
menjadi model Ropes oleh Kelly (1998) dengan menambahkan proses penggalangan dana
menjadi (R-research/penelitian, O-objective/tujuan, P-programming/pemograman, E-
evaluation/evaluasi, dan S-stewardship/penggalangan dana). Hal ini bertujuan untuk
merancang strategi komunikasi yang efektif sehingga membantu praktisi Humas.

Berikut proses kerja Rope :


a. Research => pada tahap ini melibatkan pengumpulan dan analisis data untuk
memahami situasi terkait dengan tujuan komunikasi. Praktisi Humas harus
mengenal audiens target mereka, kebutuhan dan harapan, serta tantangan dan
peluang yang mungkin dihadapi. Seperti mengidentifikasi target pasar, pesaing,
atau pelanggan potensial.
b. Objective => pada tahap ini, praktisi humas menetapkan tujuan dan sasaran
komunikasi yang jelas serta yang berkaitan dengan hasil akhir yang diinginkan.
Contoh seperti meningkatkan kesadaran merk, memperbaiki citra publik, atau
mempengaruhi perilaku target audiens.
c. Programming => praktik humas pada tahap ini merencanakan strategi komunikasi
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu dengan
memilih pesan dan saluran komunikasi yang tepat. Contoh, membuat materi
promosi seperti iklan, poster, atau video promosi lainnya.
d. Evaluation => praktisi humas kemudian melihat apakah mereka telah mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada tahap sebelumnya dengan cara
mengevaluasi efektivitas program komunikasi mereka dengan dilakukan secara
terus-menerus selama dan setelah kampanye komunikasi.
Berbeda dengan model Rope yang menerapkan 4 tahapan tersebut, model Ropes
yang telah disempurnakan menambah satu lagi tahapan yang dapat dilakukan oleh
praktisi humas, yaitu :
e. Stewardship => yaitu tahapan yang melibatkan pengelolaan hubungan jangka
panjang antara organisasi dan audiens mereka. Praktisi humas diharuskan terus
memelihara hubungan positif, dan berkomunikasi secara teratur dengan audiens
mereka untuk menjaga hubungan yang terjalin. Contoh dengan memperluas
jaringan distribusi produk dan memberikan diskon khusus selama promosi.
Humas Ropes dilakukan untuk meningkatkan brand awareness dan penjualan. Model
Ropes sendiri memberikan panduan yang jelas dan terstruktur bagi praktisi humas
dalam merancang dan melaksanakan program komunikasi yang efektif.

2. Penelitian adalah suatu tindakan dalam rangka mengumpulkan, mengolah, menganalisis,


serta menyajikan data secara sistematis dan objektif. Praktisi humas harus memiliki
kemampuan memberi penilaian pada sebuah penelitian dengan tepat untuk kebutuhan
program-program humas bagi organisasinya.

Jika proses kerja humas tidak melalui tahapan penelitian, maka :


 program kerja humas dianggap intangible (tidak terukur), tidak efektif dan tidak
efisien. Tanpa adanya proses penelitian, praktisi humas akan mendapatkan output
yang kecil dengan mengandalkan dugaan-dugaan atau asumsi belaka sebagai bahan
laporan.
 Praktisi humas tidak akan bisa menunjukkan bagaimana cara suatu program dapat
menggerakkan perubahan.
 Profesi humas akan tenggelam dengan sendirinya.
 Minimnya hubungan baik dengan area yang ingin dicakup, sehingga menyebabkan
munculnya masalah yang tidak perlu.
Contoh :
Perusahaan Motorola yang gagal dalam proses bisnisnya dan tertinggal dengan merk
handphone lain seperti Samsung, Oppo, Vivo, Iphone, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan
perusahaan Motorola tidak melakukan riset pasar seperti ukuran pasar, atau tidak
memahami target pasar mereka. Perusahaan Motorola cenderung fokus meningkatkan
perangkat keras mereka alih-alih fokus memperbarui perangkat lunak yang mulai
tumbuh pesat pada tahun 2000-an dan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Hal
ini menunjukkan bahwa mereka tidak mengetahui dinamika pasar dan memposisikan
produk mereka pada ruang yang salah jika dibandingkan dengan para pesaing mereka.
3. Unsur-unsur perencanaan Humas :
a. Rumusan Masalah
Perumusan masalah kehumasan didapatkan setelah memperoleh fakta-fakta melalui
hasil penelitian yang harus dinyatakan secara spesifik dan jelas. Perumusan masalah
ini dilakukan untuk menghindari persepsi negatif yang berkembang agar tidak
mempengaruhi penampilan organisasi.

Contoh : pada pelaksanaan pameran pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga


pendidikan tidak lagi mengundang banyak peminat karena masalah format dan materi
yang disajikan oleh para peserta hampir sama.

b. Penentuan sasaran dan tujuan


Menetapkan sasaran dan tujuan program realistis sangat penting untuk memberikan
fokus dan arah bagi orang yang akan mengembangkan strategi dan taktik program,
serta menjadi panduan dan memberi perincian ukuran keberhasilan. Sasaran dan
tujuan harus dipahami sebagai outcome objective, cutlip, dan center.

Contoh : dalam menciptakan kesadaran karyawan akan manfaat suatu produk,


meningkatkan jumlah pengunjung dalam pameran lembaga pendidikan setidaknya
50% dari jumlah tahun lalu.

c. Penentuan jadwal dan anggaran


Tugas-tugas humas yang seringkali harus melibatkan orang lain mengharuskan Humas
memerlukan koordinasi dan merancang alokasi waktu. Faktor deadline harus
diidentifikasi sehingga tugas-tugas yang berhubungan bisa diselesaikan dengan baik
dan benar.

Contoh : alokasi waktu Internal seperti acara-acara penting perusahaan dan eksternal
seperti event-event atau expo pembangunan. Begitu pula perincian anggaran menjadi
penting untuk meyakinkan pihak manajemen bahwa program-program humas bukan
semata-mata publikasi gratis tapi memang secara rasioanal, layak untuk diberi
anggaran.

Referensi :
BMP SKOM4103/HUBUNGAN MASYARAKAT
5 Contoh Perusahaan yang Bisnisnya Gagal dan Penyebabnya - Kompas.com

Pentingnya Riset bagi Public Relations - Kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai