Anda di halaman 1dari 3

RISET DALAM PUBLIC RELATIONS

Riset sangat penting dalam penyusunan perencanaan public relations yang efektif. Riset
dapat membantu praktisi untuk memahami masalah organisasi mengidentifikasi publik sasaran,
menguji pesan komunikasi dan mengevaluasi program.

Gruning, Crabel, dan Vibert menyatakan agar public relations berevolusi dari pesan
tehnisi komunikasi yang memfokuskan pada memproduksi dan mendistribusikan informasi ke
peran manajer yang fokus pada membangun dan memelihara hubungan dengan beragam
stakeholder (Macmara,2000:217).

Public relations dituntut untuk bisa membantu mencai tuntut untuk bisa membantu
mencapai tujuan organisasi dengan segala hambatan yang ada, maka praktisi public relations
harus melakukan riset !

Riset adalah sebuah proses yang tertatab, sistemik dan ilmiah untuk menemukan
jawaban dari permasalahan yang muncul.

Ada beberapa hal yang menyebabkan praktisi tidak mau melakukan riset :

1. Waktu yang terbatas dan padatnya aktivitas public relations.


2. Kurang tertarik terhadap angka-angka, meski riset tidak harus selalu berhubungan
dengan angka-angka.
3. Keinginan belajar keahlian baru yang rendah.
4. Asumsi pimpinan tidak akan memberikan anggaran riset.
5. Takut akan diminta tanggung jawab.
6. Kekhawatiran bahwa temuan riset akan menyebabkan anggara public relations
dipangkas.

A. JENIS RISET PUBLIC RELATIONS

1. Pengertian Riset

Riset adalah suatu proses pengumpulan informasi, yang perlu dipahami praktisi
bahwa riset tidak selamanya harus sangat terstruktur dan kompleks. / suatu usaha yang
dilakukan untuk mencari jawaban-jawaban maslah tertentu. (suatu pemeriksaan atau
pengujian yang teliti dan kritis dalam mencari fakta atau penyelidikan yang tekun guna
memastikan suatu hal. )

Bagi praktisi public relations definisi riset public relations yaitu merupakan alat
yang esensial untuk pengumpulan fakta dan opini yang ditujukan untuk menemukan ,
mengkonfirmasi atau memahami melalui penilaian fakta atau opini yang berkenaan
dengan masalah, situasi atau peluang tertentu.

Ada beberapa jenis riset yang digunakan dalam praktek public relations :

a. Kenali klien atau pihak manajemen. Ketika praktisi mempresentasikan rencana public
relatins, maka praktisi harus siap menjastifikasi idenya. Jika rencana public relations
didukung oleh riset, praktisi tidak akan kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut.

b. Menentukan pasar. Praktisi harus mengenali target pasar untuk membantu menentukan
pesan apa yang harus disampaikan dan bagaimana merancangnya supaya publik dapat
mengerti dan menghargai.

c. Menentukan media komunikasi. Riset juga perlu dilakukan untuk mengetahui media
komunikasi mana yang biasanya digunakan oleh publik.

Langkah untuk mengawali riset yang baik yaitu :

a. Proses evaluasi tidak bisa dilakukan diakhir program atau ketika sdah setengah jalan.
Kriteria pengukuran harus dimasukkan kedalam tujuan

b. Evaluasi yang berhasil membutuhkan tujuan yang bisa diukur.

c. Menentukan indikator untuk program atau proyek memberikan dasar bagi aktivitas public
relations agar bisa dinilai.

d. Evaluasi tidak harus dianggap sebagai satu proses keseluruhan namun harus dipecah
kedalam beberapa komponen.

e. Menunjukkan pihak manajemen satu area evaluasi untuk membantu mendapatkan


dukungan (dan dana) untuk aktivitas evaluasi yang lainnya.

f. Tidak semua metode evaluasi sesuai untuk segala kondisi.


Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan pengukuran, beberapa praktisi public relations
mengembangkan model riset yang bisa digunakan bagi aktivitas public relations. Beberapa
model tersebut diantaranya :

a. The PII Model (Cutlip, Center & Broom, 1985)

b. The Pyramid Model of PR Research (Jim Mc Namara, 2000, 2006)

c. PR Effectiveness Yardstick ( Lindenmann, 1993)

d. Unified Model of Public Relations Evaluation (Paul Noble and Tom Watson, 1999)

Anda mungkin juga menyukai