Anda di halaman 1dari 12

Internet of Things (IoT) Menggunakan Modul NodeMCU ESP8266

dan Bot Telegram untuk Lampu Pintar

I. Pendahuluan
II. Rangkuman Eksekutif
III. Visi dan Misi
IV. Analisis Industri
1. Perspektif masa depan industri
Tujuan utama adanya kemajuan di bidang IOT adalah untuk
memudahkan manusia dalam mengerjakan suatu hal. Kemudahan
tersebut diwujudkan oleh produk yang telah kami buat. Produk kami
mampu menyalakan dan mematikan peralatan listrik seperti lampu dari
jarak jauh hanya dengan aplikasi Telegram. Tetapi kita dapat
mengganti lampu tersebut dengan peralatan listrik lainnya. Atau
mengembangkan alat tersebut untuk menjalankan fungsi yang lebih
kompleks.
2. Analisis persaingan
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan dilapangan, ada
beberapa persaingan dalam mengembangkan usaha ini. Tetapi karena
dalam memproduksi produk ini diperlukan oleh adanya kemampuan
programing, sehingga dapat dipungkiri bahwa tidak semua orang
mampu memproduksi produk ini.
3. Segmentasi pasar yang dimasuki
Segmentasi pasar yang dapat dimasuki adalah rumah tangga,
perkebunan, perternakan, dan toko elektronik. Sebenarnya produk yang
telah kami buat ini cocok dipromosikan diberbagai segmentasi pasar
yang memerlukan otomasi dan kemudahan dalam melakukan suatu
otomatisasi sebuah peralatan listrik dalam hal ini saya menggunakan
lampu.
V. Deskripsi Usaha
1. Produk yang dihasilkan
Produk yang kami hasilkan adalah alat IOT yang mampu menyalakan
dan mematikan peralatan listrik seperti lampu dari jarak jauh hanya
dengan aplikasi Telegram.

2. Skema Produk

Produk yang kami buat terdiri dari modul nodeMCU ESP8266 dan
modul relay yang mampu menyalakan dan mematikan peralatan listrik
seperti lampu dari jarak jauh hanya dengan aplikasi Telegram.
3. Diagram Alir
VI. Rencana Produksi
1. Pemilihan lokasi
Produk kami saya jual diberbagai toko online seperti shopee, toko
pedia, dan buka lapak sehingga sangat mudah diakses informasinya
oleh para pelanggan.
2. Proses produksi
Proses produksi kami lakukan ditempat kami usaha, kami juga
menerima pembualatan alat yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan pelanggan, karena tujuan kami adalah memuaskan
keinnginan pelanggan.
3. Sumber-Sumber Bahan Baku
Kami mencari bahan baku dibeberapa toko elektronik yang ada
disekitar tempat kami berusaha
VII. Perencanaan Pemasaran
VIII.Perencanaan Organisasi

Direktur Utama

Manager/CO. Manager/CO. Manager/CO. Manager/


Bidang IT (Karyawan Front Bidang IT CO.
Office) & Pemasaran Teknisi

Karyawan Karyawan
Bidang IT Karyawan Front Akutansi Teknisi
Office
 Programmi
ng  Customer Service
 Web  Administrasi
 Pemasaran

Top Management :

1. Direktur Utama
 Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi.
 Bertanggungjawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan.
 Bertanggungjawab atas keuntungan dan kerugian.
 Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan dan
pembelajaan kekayaan perusahaan.
 Menentukan strategi untuk mencapai Visi-Misi perusahaan.
 Mengkoordinasi dan mengawasi semua kegiatan perusahaan mulai
bidang administrasi, kepegawaian hinggan pengadaan barang.

Middle Management :

1. Manager IT
 Mengembangkan dan menyusun strategi dan rencana IoT menggunakan
modul nodeMCU ESP8266 dan bot telegram untuk lampu pintar.
 Mengkoordinir dan mengelola pendayagunaan software, hardware untuk
mencapai kinerja optimum.
 Mengelola layanan perancangan sistem kompterisasi dan program
aplikasi perangkat yang terintegrasi.
 Menyediakan data-data yang diperlukan oleh bagian lain yang
menyangkut IT.
2. Manager Karyawan Front Office & Pemasaran
 Melatih, menetapkan dan mengevaluasi karyawan front office
 Menangani keluhan pelanggan yang tidak bisa diselesaikan oleh
bawahannya.
 Memastikan bahwasannya karyawan mengetahui sistem komputerisasi,
etika menerima keluhan secara langsung atau via telephone dan standar
operasional.
 Membuat laporan daftar pelanggan.
 Merencanakan dan menetapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
pemasaran.
 Menjaga kedisiplinan petugas kantor dengan memberikan sanksi dan
peringatan bagi yang melanggar.
3. Manager Keuangan
 Mengkoordinasi perencanaan anggaran.
 Mengembangkan format pengajuan dan pertanggungjawaba keuangan.
 Melakukan sistem pencatatan keuangan.
 Mengkoordinasi pelaksanaan audit.
 Menerima laporan arus kas keluar dan masuk dan perusahaan.
 Merencanakan, mengedalikan dan membuat keputusan atas semua
aktivitas akuntansi.
4. Manager Teknisi
 Membuat kelompok-kelompok teknisi.
 Selalu melakukan pengontrolan kinerja teknisi.
 Mengkoordinir semua karyawan teknisi.

Karyawan

1. Bidang Programming
 Bertanggungjawab mengenai program kepada manajer IT.
 Melaksanakan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh manajaer IT di
bidang programming.
2. Bidang Web
 Bertanggungjawab mengenai program kepada manajer IT.
 Melaksanakan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh manajaer IT di
bidang web.
3. Front Office (CS, Administrasi & Pemasaran)
 Bertanggungjawab kepada manajer front office dan administrasi.
 Melaksanakan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh manajer front
office dan administrasi.
4. Teknisi
 Bertanggungjawab kepada atasannya.
 Melaksanakan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh manajer bagian
teknisi.
IX. Resiko
A. Kelemahan IoT:
 Harus sesuai. Tidak ada standarisasi penggunaan sensor, sebuah
sistem dengan IoT device mengalami kerusakaan maka harus membeli
barang yang sesuai.
 Dirangkai secara komplex. IoT module yang sudah dirangkai secara
komplex untuk menerima dan mngelola informasi dan alat tersebut
memerlukan tenaga ahlu untuk merawat secara berkala agar sistem
tetap berjalan.
 Memiliki celah keamanan. Semua perangkat dan program pasti
memiliki sebuah celah dan rawan akan tindakan hacking, maka
diperlukan seorang tenaga ahli yang dapat mengamankan perangkat
IoT dari hacker.
 Saat wifi atau internet mati maka alat tidak berfungsi.
B. Gambaran Teknologi:
Telegram sebagai salah satu media bertukar pesan secara instan dan
gratis yang dapat digunakan pada berbagai perangkat seluler maupun
komputer yang memiliki bot yang dapat digunakan untuk melakukan
pengiriman data berbasis Internet of Things (IoT). Konsep dasar IoT
adalah dengan menghubungkan berbagai perangkat yang memiliki
tombol on dan off ke internet dan sebaliknya. Untuk menyalakan dan
mematikan sebuah lampu biasanya dengan menekan tombol saklar
lampu terlebih dahulu. Padahal dengan adanya bot telegram, kontrol
lampu tersebut dapat dilakukan hanya dengan handphone saja yang
terhubung dengan jaringan internet.
X. Perencanaan Keuangan
 Modal
Dalam pembuatan IoT menggunakan modul nodeMCU ESP8266 dan bot
telegram untuk lampu pintar. Diperlukan rincian biaya yang dibutuhkan
dalam usaha ini agar manajemen laporan dapat tercipta dengan baik.
Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam proses produksi dalam 1
unit, sebagai berikut :

No. Nama Harga


1. NodeMCU ESP8266 50.000,-
2. Relay 10.000,-
3. Mini Boardbread 10.000,-
4. Kabel Jumper Arduino 10.000,-
5. Lampu 15.000,-
6. Pitingan Lampu 5.000,-
7. Kabel Listrik 10.000,-
8. Colokan Listrik 5.000,-
Jumlah 115.000,-

 Pendapatan
Rata-rata penjualan per hari = 10 unit
 Penghasilan produksi
Harga produk x estimasi produksi per hari = 200.000 x 10
= Rp. 2.000.000
 Penghasilan bruto per malam = Rp. 2.000.000
 Laba kotor
Harian = Rp. 2.000.000
Bulanan = Rp. 60.000.000
 Biaya operasional per bulan
Gaji karyawan = 9 x Rp. 1.000.000
= Rp. 9.000.000
Biaya bahan = Rp. 34.500.000
Total = Rp. 43.500.000
 Laba bersih per bulan
Laba kotor per bulan - total biaya operasional = Rp. 60.000.000 - Rp.
43.500.000
= Rp. 16.500.000

XI. Appendix
1. Data Penelitian Pasar
Kementerian Perindustrian mendukung penuh kepada perusahaan
operator telekomunikasi di Indonesia yang dapat membangun ekosistem
inovasi. Hal ini guna mengembangkan teknologi digital sebagai solusi
masa depan dalam upaya peningkatan daya saing industri nasional.
“Untuk mengimplementasikan industri 4.0, salah satu faktor pendukung
utamanya adalah ketersediaan infrastruktur digital. Salah satunya adalah
internet of things (IoT),” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
pada peresmian Laboratorium IoT (IoT Lab) bernama X-CAMP yang
dibangun oleh PT XL Axiata Tbk di Jakarta, Selasa (13/11).
Menperin menjelaskan, terdapat lima teknologi digital sebagai
fundamental dalam penerapan revolusi industri 4.0 di Indonesia, yaitu
IoT, artificial intelligence, wearables (augmented reality dan virtual
reality), advanced robotics, dan 3D printing. “Jadi, hari ini kita fokus
pada internet of everythings. Ini yang harus dikuasai oleh generasi
muda kita,” ujarnya. IoT merujuk pada jaringan perangkat fisik,
kendaraan, peralatan rumah tangga, dan barang-barang lainnya yang
ditanami perangkat elektronik, perangkat lunak, sensor, aktuator, dan
konektivitas yang memungkinkan untuk terhubung dengan jaringan
internet maupun mengumpulkan dan bertukar data.
Di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, salah satu program prioritas
yang perlu dilaksanakan adalah membangun infrastruktur digital
nasional. Bahkan, berdasarkan penelitian dari McKinsey & Company,
infrastruktur digital di Indonesia akan menciptakan peluang bisnis baru
hingga USD150-200 miliar pada tahun 2025-2030. ”Apalagi, Indonesia
juga menjadi salah satu negara dengan pengguna internet tertinggi di
dunia, yang mencapai 143,26 juta orang atau lebih dari 50 persen total
penduduk di Indonesia,” tutur Airlangga. Oleh karena itu, guna
mencapai target Making Indonesia 4.0, diperlukan 17 juta tenaga kerja
yang dapat menguasai teknologi digital.
“Aspirasi besarnya adalah optimisme masa depan, dengan target pada
tahun 2030, Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara yang memiliki
perekonomian terkuat di dunia. Dengan catatan, produktivitas naik dua
kali lipat, nett ekspor mencapai 10 persen, dan anggaran riset hingga
dua persen,” paparnya. Menperin menerangkan, implementasi revolusi
industri 4.0 perlu dirasakan dan dilakukan bersama-sama oleh seluruh
negara. Kolaborasi ini diyakini dapat mempercepat pertumbuhan
ekonomi. “Apalagi, saat ini tidak ada satu negara yang bisa mengklaim
sudah paling siap dalam industri 4.0. Jadi, semuanya sedang mulai
bareng,” ungkapnya.
Airlangga menambahkan, pangsa pasar IoT di Indonesia diperkirakan
berkembang pesat dan nilainya bakal mencapai Rp444 triliun pada
tahun 2022. Nilai tersebut disumbang dari konten dan aplikasi sebesar
Rp192,1 triliun, disusul platform Rp156,8 triliun, perangkat IoT Rp56
triliun, serta network dan gateway Rp39,1 triliun. Pada periode yang
sama, berdasarkan data Indonesia IoT Forum, kemungkinan ada sekitar
400 juta perangkat sensor yang terpasang, sebesar 16 persen di
antaranya terdapat pada industri manufaktur, 15% persen di sektor
kesehatan, 11% asuransi, 10% perbankan dan sekuritas, serta sektor
ritel, gosir, perbaikan komputer masing-masing 8%. Selanjutnya,
sekitar 7% di pemerintahan, 6% transportasi, 5% utilities, serta real
estate and business services and agriculture masing-masing 4%, dan
sisanya 3% untuk perumahan dan lain sebagainya.
Saat ini, pemerintah tengah mengembangkan Palapa Ring atau sebuah
proyek serat optik sepanjang 36,000 km di 440 kota di Indonesia, demi
mendukung tercapainya akses internet berkecepatan tinggi yang merata
di tahun 2019. Dengan selesainya Palapa Ring di 2019, diharapkan
permasalahan konektivitas di Indonesia bisa terselesaikan. Dengan
begitu, maka tidak akan ada permasalahan dalam konektivitas IoT baik
dengan konektivitas langsung (dari end device ke server/cloud) atau
dari gateway ke server atau cloud. ”Teknologi IoT memang menjadi
solusi. Bahkan, pengelola kawasan industri sudah memikirkan untuk
segera mengembangkan teknologi ini sebagai pilot plant. Dan, tentunya
ini akan menjadi back of bone untuk industri nasional ke depan,”
tandasnya.
Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini menyampaikan, konsep
IoT Open Lab dan fasilitas yang dimiliki saat ini, X-Camp merupakan
IoT Innovation Lab terlengkap yang dimiliki oleh operator
telekomunikasi di Indonesia. X-Camp juga menjadi satu-satunya Lab
IoT yang tergabung di GSMA Lab Alliance di Kawasan Asia Tenggara.
X-Camp akan turut aktif mengembangkan potensi sumber daya lokal,
termasuk dari kalangan perguruan tinggi.
2. Surat Izin Usaha

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PELAYANAN PERIJINAN TERPADU

SURAT IZIN TEMPAT USAHA (SITU)


Nomor: -
Memberikan Izin Tempat Usaha

Alamat Perusahaan : Jl. Kalimantan X, Jember


Bidang usaha : barang
Barang : IoT menggunakan modul nodeMCU
ESP8266 dan bot telegram untuk lampu pintar
Penanggung Jawab : Miranda Evi Murniati, Ahmad Nur Rozzaq,
dan Muhammad Rafi Eka Maulana
Berlaku s/d Tanggal : 30 Desember 2027
Dengan ketentuan yang berlaku bahwa perusahaan tersebut telah
memenuhi persyaratan berdasarkan Ketentuan daerah Kota Jember
No.3 tahun 2020 tentang perubahan atas peraturan daerah Kota Jember
No. 6 tahun 2020 tentang izin gangguan tempat usaha.
Surat Izin Tempat Usaha (SITU) ini sebagai dasar untuk
mengajuhkan surat izin lainnya kepada instansi yang berwenang
mengeluarkannya. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) berlaku 5 tahun

Ditetapkan di Jember
Pada tanggal .................
Kepala KPRT Kota Jember

Dra. SARTINI, MM
NIP: 19670706 199803 2 005

Anda mungkin juga menyukai