Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS LOKASI OPTIMAL FASILITAS

PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (SD)

Kecamatan karanganom
kabupaten klaten

Muhammad Alfath Rizky Purnama


21040121140197
PWK D

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA - UNIVERSITAS DIPONEGORO


PENDAHULUAN
TUJUAN
lATAR BELAKANG Penyusunan laporan analisis ini bertujuan untuk
Pendidikan adalah sebuah modal penting guna menaikkan taraf mengetahui lokasi yang tepat dan optimal untuk
hidup dan mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai yang tercantum fasilitas pendidikan, sekolah dasar (SD) pada
pada Pembukaan UUD 1945. Indonesia telah menerapkan wajib Kecamatan Karanganom. Analisis objek lokasi beserta
belajar 9 tahun dan pada 2016 mulai menerapkan wajib belajar 12 aspek-apek keruangan juga berdasarkan dan merujuk
tahun. Sejalan dengan hal tersebut, konsekuensi yang harus dihadapi pada standar dan kaidah perencanaan di Indonesia
oleh pemerintah adalah penyediaan fasilitas pendidikan yang yaitu SNI 03-1733- 2004 Tentang Tata cara
lengkap dan mudah dijangkau oleh masyarakatnya (Mardi; Santoso, perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Eko Budi; Sumarti, 2009). Penambahan masa wajib belajar
berdampak terhadap fasilitas pendidikan terutama sekolah dasar RUMUSAN MASALAH
(SD). Untuk memenuhi kebutuhan layanan pendidikan dasar,
Kecamatan Karanganom memiliki 28 SD/sederajat yang terbagi Kecamatan Karanganom memiliki fasilitas pendiidkan
menjadi 4 sekolah swasta dan 24 negeri. Dari segi jumlah, sekolah dasar (SD) dengan jumlah 28 bangunan. Letak
keberadaan fasilitas pendidikan SD di Kecamatan Karanganom dapat dari ke 28 SD/sederajat ini cenderung memusat atau
dikatakan telah mencukupi . Namun, terdapat permasalahan yaitu mengelompok pada satu titik hal ini menyebabkan
beberapa sekolah dasar (SD) memiliki jarak yang cukup jauh dari jalan masalah aksesibilitas yaitu jarak yang ditempuh untuk
lokal. Oleh sebab itu, dipelukan analisis lokasi untuk mengetahui menuju fasilitas tersebut yang lumayan jauh, selain itu hal
lokasi yang tepat dan optimal untuk dibangun fasilitas pendidikan ini tentunya menyebabkan beberapa daerah tidak
sekolah dasar (SD) pada Kecamatan Karanganom terlayani. Melihat permasalahan tersebut maka dapat
dirumuskan permasalahannya sebagai berikut
“Bagaimana lokasi optimal pada fasilitas pendidikan
terutama SD/sedrajat di Kecamatan Karanganom
menurut standar yang sudah ditetapkan dan kaidah
perencanaan yang ada ?”.
Kerangka Analisis

INPUT PROSES OUTPUT


MeTODE ANALISIS

Kerangka Pikir
Diagram Tahapan Analisis
Variabel analisis
Wilayah Administrasi
Kecamatan Karanganom adalah salah satu Kecamatan yang
terletak yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten
Klaten. Kecamatan Karanganom memiliki luas sebesar 24,06
km2 dengan batas adminitrasi yaitu :

1. Batas Administrasi Sebelah Utara : Kecamatan Polanharjo


2. Batas Administrasi Sebelah Timur : Kecamatan Ceper
3. Batas Administrasi Sebelah Selatan : Kecamatan Ngawen
4. Batas Administrasi Sebelah Barat : Kecamatan Jatinom

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Klaten


Nama Fasilitas Sekolah dasar Kecamatan Karanganom pada tahun 2021, Kecamatan Karanganom Memiliki Jumlah
penduduk sebesar 45,219 ribu jiwa dengan jumlah penduduk
1. SD Muhammadiyah PK Rabbani Karanganom
laki-laki sebesar 22,454 ribu jiwa dan jumlah penduduk
2. SD Negeri 1 Gempol
perempuan sebesar 22,765 ribu jiwa
3. SD Negeri 1 Brangkal
4. SD Negeri 1 Jungkare
5. Sd Negeri 1 Troso
Kecamatan Karanganom memiliki 19 Kelurahan yaitu
6. SD Negeri 2 Karangan Kelurahan Jambeyan, Jungkare, kadirejo, Tarubasan, Troso,
7. SD Negeri 2 Tarubasan Blanceran, Kunden, Brangkal, Beku, Karanganom, Padas,
8. SD Negeri 3 Karanganom Soropaten, Jurangjero, Ngabeyan, Karangan, Gledeg,
9. SD Negeri 1 Kunden Gempol, Pondok, Jeblok.
10. SD Negeri 2 Karanganom
Jangkauan Pelayanan
Berdasarkan hasil interpretasi dan tabel disamping, kategori
jangkauan pelayanan sekolah dasar (SD) yang berada pada
Kecamatan Karanganom kategori terjangkau mendominasi
sebesar 9,94% dengan luas wilayah yaitu 259,30 Ha. Kategori
terjangkau memiliki kriteria jarak jangkauan yaitu 300 m.
Sedangkan, kategori terendah dimiliki oleh Kecamatan
Karanganom yaitu kategori kurang terjangkau. Kategori
tersebut terletak pada Kelurahan Jurangjero Dalam dengan
luas 148,89 Ha atau 5,71% dari total luas wilayah keseluruhan
Kecamatan Karanganom.

Berdasarkan hasil analisis yang ditampilkan oleh peta dan


tabel diatas, dapat disimpulkan jika Kecamatan Karanganom
memiliki persebaran lokasi sekolah dasar (SD) merata. Namun,
terdapat sejumlah kecil area yang belum terjangkau oleh
pelayanan fasilitas pendidikan berupa sekolah dasar (SD)
seperti pada Kelurahan Jurangjero. Maka, untuk mengatasi
tersebut, diperlukan analisis dalam menentukan lokasi
optimum untuk didirikan fasilitas pendidikan sekolah dasar
(SD) pada Kecamatan Karanganom.
Aksesibilitas
Berdasarkan hasil interpretasi dan tabel diatas, kategori
aksebilitas terhadap sekolah dasar (SD) yang berada pada
Kecamatan Karanganom kategori sangat terjangkau
mendominasi sebesar 83,39 % dengan luas wilayah yaitu
2.172,76 Ha.

Kelurahan yang memiliki luas wilayah terbesar dengan


kategori dekat yaitu Kelurahan Brangkal sebesar 196.05 Ha.
Sedangkan, kategori terendah dimiliki oleh Kecamatan
Karanganom yaitu kategori jauh. Kategori tersebut terletak
pada Kelurahan Gempol dengan luas 27,77 Ha atau 1.07%
dari total luas wilayah keseluruhan Kecamatan Karanganom.

Berdasarkan hasil analisis yang ditampilkan oleh peta dan


tabel diatas, dapat disimpulkan jika Kecamatan Karanganom
memiliki aksesibilitas terhadap sekolah dasar (SD) baik.
Namun, terdapat sejumlah kecil area yang jauh dari
aksesibilitas jalan lokal untuk mengakses pelayanan fasilitas
pendidikan berupa sekolah dasar (SD) seperti pada Kelurahan
Gempol. Maka, dalam menganalisis dan menentukan lokasi
optimum, faktor aksesibiltas perlu dimasukan dalam
pertimbangan analisis
Kependudukan
Semakin besar pertumbuhan pastinya harus diimbangi dengan
fasilitas pendidikan Sekolah Dasar. Dapat dilihat dari peta
persebaran jumlah penduduk berusia 5-14 tahun di Kecamatan
Karanganom terbagi menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang,
dan rendah. Untuk wilayah yang memiliki jumlah penduduk
yang tinggi berasa pada Kelurahan yaitu Brangkal, Karangan,
Kunden. Serta persebaran lainnya dapat dilihat pada peta
diatas.

Dari tabel jumlah penduduk tersebut diketahui bahwa sebagian


besar kelurahan di Kecamatan Karanganom memiliki jumlah
penduduk dengan kategori sedang yang tersebar di beberapa
kelurahan seperti Blanceran, Gempol, Jungkare, Jurang Jero,
Karanganom, Pondok, Soropaten, Tarubasan, dan Troso. Luas
untuk wilayah berpenduduk kurang dari 300 jiwa adalah
sebesar 741 Ha atau 25,51%. Untuk luas wilayah berpenduduk
antara 300-400 adalah sebesar 1375 Ha atau 50,56%.
Sedangkan pada wilayah yang memiliki penduduk lebih dari
400 yaitu berada pada wilayah dengan luas 489 Ha atau
23,49%.
Penggunaan Lahan
Berdasarkan hasil interpretasi dan tabel diatas, penggunaan
lahan pada Kecamatan Karanganom dikategori non terbangun
dengan luas sebesar 1.925,49 Ha atau 74,46% dari total luas
keseluruhan wilayah Kecamatan Karanganom. Penggunaan
lahan dengan kriteria terbangun terluas terletak pada Kelurahan
Soropaten dengan luas sebesar 63.50 Ha atau 30,63% dari total
luas keseluruhan wilayah Kecamatan Karanganom. Sedangkan,
penggunaan lahan dengan kategori non terbangun memiliki
luas sebesar 1.925,49 Ha dengan luas terbesar dimiliki oleh
Kelurahan Brangkal dengan luas 165,66 Ha.

Berdasarkan hasil analisis yang ditampilkan oleh peta dan tabel


diatas, dapat disimpulkan jika lahan pada Kecamatan
Karanganom difungsikan sebagai lahan terbangun seperti
permukiman, perdagangan, persawahan dan pendidikan.
Penggunaan lahan digunakan untuk menganalisis lokasi
optimum bagi fasilitas pendidikan sekolah dasar (SD)
berdasarkan pusat konsentrasi pembangunan sekitar lokasi
pendidikan sekolah dasar (SD)
Lokasi Optimal
Berdasarkan hasil interpretasi dan tabel diatas, lokasi optimal
untuk membangun fasilitas Pendidikan jenjang sekolah dasar
(SD) pada Kecamatan Karanganom yaitu sebesar 385,47 Ha
atau 14,79% dari total keseluruhan lahan pada Kecamatan
Karanganom. Kelurahan yang memiliki luas lokasi
optimalterbesar terletak pada kelurahan Beku sebesar 109,03
Ha atau 4,18% dari total luas keseluruhan lahan pada
Kecamatan Karanganom. Sedangkan, kelurahan dengan luas
lokasi optimal terkecil yaitu terletak pada Kelurahan Jurangjero
sebesar 20,49 Ha atau 0,79% dari total luas keseluruhan lahan
pada Kecamatan Karanganom.Selain lokasioptimal, Kecamatan
Karanganom juga memiliki lokasi dengan kategori cukup
optimal.
Kelurahan yang memiliki luas
lokasi cukup optimal terbesar
terletak pada kelurahan Jambeyan Dalam sebesar 189,25 Ha
atau 7,26% dari total luas keseluruhan lahan pada Kecamatan
Karanganom. Kemudian, Kecamatan Karanganom juga memiliki
lahan dengan kategori tidak optimal untuk membangun fasilitas
pendidikan jenjang sekolah dasar (SD) dengan luas sebesar
344,097 Ha atau 13,20% dari total luas keseluruhan lahan pada
Kecamatan Karanganom. Kelurahan yang memiliki luas lahan
terbesar dengan kategori tersebut yaitu Kelurahan Tarubasan
dengan luas sebesar 129,48 Ha atau 4,97% dari total luas
keseluruhan lahan pada Kecamatan Karanganom
Kesimpulan dan rekomendasi
Berdasarkan analisis lokasi optimal bagi fasilitas Pendidikan jenjang sekolah dasar (SD) pada Kecamatan Karanganom,
dapatdisimpulkan bahwa Kecamatan Karanganom memiliki jangkauan cakupan pelayanan SD yang didominasi oleh kategori
terjangkau dengan luas 259,30 Ha atau 9,94% dari luas wilayah keseluruhan Kecamatan Karanganom yang disertai aksesibilitas
terhadap jalan lokal dengan kategori sangat terjangkau dengan cakupan luas sebesar 2.172,76 Ha atau 83,39 % dari luas wilayah
keseluruhan Kecamatan Karanganom.

Kemudian, Semakin besar pertumbuhan pastinya harus diimbangi dengan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar. Dapat dilihat dari
peta persebaran jumlah penduduk berusia 5-14 tahun di Kecamatan Karanganom terbagi menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang,
dan rendah. Untuk wilayah yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi berasa pada Kelurahan yaitu Brangkal, Karangan, Kunden.
Serta persebaran lainnya dapat dilihat pada peta diatas.i. Selain itu, Kecamatan Karanganom memiliki Penggunaan lahan untuk
terbangun sebesar 660,47 Ha atau 25,54% dari luas wilayah keseluruhan Kecamatan Karanganom. Hasil overlay 3 variabel yaitu
Jangkauan Pelayanan, Aksesibilitas, dan Kependudukan menghasilkan luas lahan optimal untuk fasilitas pendidikan sekolah dasar
(SD) sebesar lahan optimal untuk SD sebesar 385,47 Ha atau 14,79% luas wilayah keseluruhan Kecamatan Karanganom.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk menentukan lokasi optimal fasilitas pendidikan SD Negeri di Kecamatan
Karanganom, diperlukan variabel lain yang mungkin dapat lebih mendukung analisis lokasi optimal sebagai penentu lokasi baru
pendirian SD di kecamatan ini. Jadi hasil yang diharapkan dapat lebih tepat dalam menentukan lokasi yang optimal. Setelah
dilakukan analisis lokasi optimal untuk menentukan lokasi SD Negeri di Kecamatan Karanganom, beberapa daerah yang optimal
dapat dibangun Sekolah Dasar untuk menyediakan pendidikan dasar bagi masyarakat. Berbagai aspek diperlukan untuk
menentukan apakah suatu daerah sudah terdapat Sekolah Dasar, dengan berbagai pertimbangan yang lebih luas serta mendalam
supaya masyarakat dapat menjangkau dan memiliki akses yang mudah ke fasilitas SD tersebut.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Klaten. (2021). Kecamatan Karanganom Dalam Angka 2021.
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. (2022). Data Pokok Pendidikan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi. https://dapo.kemdikbud.go.id/sp/3/016309
Indy, R., Waani, F. J., & Kandowangko, N. (2019). Peran Pendidikan Dalam Proses Perubahan Sosial Di Desa Tumaluntung
Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara. HOLISTIK, Journal Of Social and Culture.
Perdana, N. S. (2015). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aksesibilitas memperoleh pendidikan untuk anak-anak di
Indonesia. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 21(3), 279–298.
Nooraeni, R. (2017). Implementasi program parenting dalam menumbuhkan perilaku pengasuhan positif orang tua di paud
tulip tarogong kaler garut. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 13(2).
Rondonuwu, G., Kelles, D., & Tamengkel, L. F. (2016). Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Pasar
Swalayan Borobudur Manado). Jurnal Administrasi Bisnis (Jab), 4(4).
Rahayu, S. (2019). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Rianti, E. D. (2021). Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Usaha Kesehatan Sekolah.
Sabdaningtyas, L. (2018). Model evaluasi implementasi kebijakan standar pelayanan minimal pada satuan pendidikan jenjang
SD. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 22(1), 70–82.
Saraswati, E. (2010). Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Di Perkotaan (sni 03-1733-2004).
for your attention, I say

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai