Anda di halaman 1dari 17

1

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN


BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH JENJANG SMA/SMK DI KOTA BEKASI
PROVINSI JAWA BARAT

1Ridwan Maulana, Tri Yuniningsih 2


Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Jl. Prof H. Soedarto, S.H Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407
Faksimile (024) 7465405
E-mail: maulanaridwan467@gmail.com

ABSTRAK

Beralihnya Kewenangan Pendidikan menengah jenjang SMA/SMK di kabupaten/kota


saat ini memunculkan bebrapa persoalan diantaranya adalah menegenai kebijakan
dana Bosda, kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan, serta kenaikan biaya
iuran spp. Tujuan penelitian untuk mengetahui proses implementasi kebijakan
pembagian urusan pemerintah bidang pendidikan menengah jenjang SMA/SMK di
Kota Bekasi Jawa Barat, dan menganalisis faktor penentu keberhasilan implementasi
kebijakan pembagian urusan pemerintah bidang pendidikan menengah jenjang
SMA/SMK di Kota Bekasi Jawa Barat. Teori yang digunakan adalah teori
implementasi Merille. S. Grindle dengan Content of policy dan Context of policy .
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara,dandokumentasi.
Pemilihan informan menggunakan teknik purposive. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi kebijakan pendidikan menengah ini belum berjalan secara
optimal. Ketersediaan sumber sumber daya yang digunakan masih terbatas serta belum
adanya sebuah terobosan program pendidikan yang sesuai dengan harapan masyarakat
menjadikan kebijakan ini belum mampu menghasilkan manfaat yang berarti, baik itu
bagi pihak sekolah, guru, siswa, dan orangtua siswa. Faktor penentu keberhasilan
implementasi kebijakan pembagian urusan pemerintah jenjang SMA/SMK ini adalah
jenis manfaat, derajat perubahan yang dinginkan, letak, pengambilan keputusan,
sumber-sumber daya yang digunakan, dan serta strategi dari aktor yang terlibat. Saran
yang diberikan yaitu perlunya dengan segera gubernur membuat peraturan daerah dan
atau peraturan gubernur yang mengatur tentang alokasi anggaran untuk pendidikan,
kesejahteraan guru honorer, serta batasan biaya iuran dana pendidikan bagi orangtua
siswa.

Kata Kunci : Implementasi, pelimpahan pendidikan, SMA/SMK


2

POLICY IMPLEMENTATION OF GOVERNMENT AFFAIRS DIVISION OF HIGH


SCHOOL/VOCATIONAL HIGH SCHOOL SECONDARY EDUCATION IN BEKASI
CITY WEST JAVA PROVINCE

1Ridwan Maulana, Tri Yuniningsih 2


Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Jl. Prof H. Soedarto, S.H Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407
Faksimile (024) 7465405
E-mail: maulanaridwan467@gmail.com

ABSTRACT

The authority of secondary education of High School/Vocational High School in the


Regency/city today has turned into the authority of the provincial government. The aims of
this research was to analyze the policy implementation of government affairs division of high
school/vocational high school secondary education In Bekasi City, West Java Province. This
research also identifying and analyzing the determining factors of the success of this policy.
The theory used in this research is Merille's. S. Grindle implementation theory consist of
Content of policy and Context of policy. The data collection techniques used in this research
was observation, interviews, and documentation. The Informant selection of this research was
using purposive sampling technique. The results showed that the policy implementation of the
government affairs division secondary education has not run optimally. The availability of
resources used is limited and the absence of a breakthrough education program that is in
accordance with the expectations of society makes this policy has not been able to produce
meaningful benefits for the school, teachers, students, nor for the parents of students. The
determining factor of the success of this policy implementation are: the type of benefits,
degrees of change, location, decision making, resources used, and as well as the strategy of
the actors involved. The advice provided is governor need to make a local regulations or
rules of the governor that concern about the allocation of budgets for education, the welfare
of honorary teachers, as well as the limitation of tuition fees for parents of students.

Keywords: Implementation, Education Affair, High School/Vocational High School


3

A. PENDAHULUAN pemerintah provinsi jawa barat. Adapun


Permasalahan yang dirasakan adalah sbb :
Undang-Undang No 32 Tahun 2004
Tentang pemerintahan Daerah, pendidikan 1. Terjadinya perbedaan jumlah
menengah dikelola oleh pemerintah alokasi dana bantuan operasional
kabupaten/kota sedangkan pada sekolah (BOS) dari sebelumnya
amandamen(perubahan) terbaru yang sebesar Rp. 4.140.000/siswa setiap
termuat ke dalam Undang-Undang No.23 tahun, (yang didalamnya ada
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, pembiayaan dari Pemerintah Kota
alih kelola kewenangan pendidikan Bekasi sebesar Rp. 2.040.000,-
menengah jenjang SMA/SMK di berikan /siswa setiap tahun) menjadi sebesar
kepada Pemerintah Provinsi. Perubahan Rp. 2.100.000,-/siswa setiap tahun.
alih kelola kewenangan pendidikan tersebut Penurunan alokasi anggaran BOS
selanjut nya dijelaskan lebih lanjut Dalam pada akhirnya dibebankan kepada
lampiran Undang Undang No.23 tahun orang tua siswa, dengan cara
2014 dalam sub urusan manajemen menaikan sumbangan dana
pendidikan telah membagi kewenangan pendidikan dari sebesar Rp. 50.000,-
antara pemerintah pusat, pemerintah /siswa setiap bulan menjadi Rp.
provinsi dan pemerintah daerah, pembagian 220.000,-/siswa setiap bulan.
tersebut antara lain : Pemerintah pusat 2. Penerimaan peserta didik baru,
bertanggung jawab dalam mengelola sebelum pengalihan kewenangan
pendidikan tinggi, pemerintah provinsi pengelolaan pendidikan menengah
bertanggung jawab dalam mengelola proses penerimaan peserta didik
pendidikan menengah, pemerintah baru 100% dilakukan secara on line
kabupaten/kota bertanggung jawab dalam baik jalur akademis, prestasi,
mengelola pendidikan dasar. Salah satu afirmasi maupun zonasi. Sedangkan
yang menjadi sorotan dalam kebijakan setelah pengalihan pengelolaan
pengelolaan pendidikan ini adalah adanya pendidikan menengah ke Provinsi
perpindahan kewenangan dari pemerintah yang dilakukan melalui on line
provinsi ke pemerintah kabupaten kota hanya 60%, sisanya 40% yang
khusus nya dalam mengelola pendidikan melalui jalur prestasi, afirmasi
jenjang SMA/SMK. maupun zonasi dilakukan secara off
line. Perubahan metode penerimaan
Pelaksanaan kebijakan pelimpahan siswa baru yang tidak sepenuhnya
kewenangan pendidikan yang sudah mulai on line ini tidak tersosialisasikan
di implementasikan di hampir seluruh dengan baik oleh provisnsi selaku
kabupaten/ kota di indonesia khususnya di penegelola pendidikan menengah,
jawa barat, ternyata menuai banyak pro dan sehingga menimbulkan
kontra. Salah satu daerah yang kontra kesalahpahaman dan kekecewaan
dengan kebijakan ini adalah Kota Bekasi. dari masyarakat.
Pro kontra tersebut terjadi karena perbedaan 3. Penurunan daya tampung sekolah,
kondisi yang dirasakan pada saat dikelola sebelum pengalihan kewenangan
oleh pemerintah kota bekasi dengan pengelolaan pendidikan menengah.
Memperhatikan kebutuhan dan
4

animo masyarakat untuk bersekolah tahun 2016 yang menempati


pada tingkat menengah, Pemerintah peringkat ke 2 tertinggi di Jawa
Kota Bekasi menetapkan 44 siswa Barat dengan capaian sebesar 79.95,
untuk setiap Rombongan Belajar angka ini didapat dari angka Rata-
(Rombel) dengan diiringi rata Lama Sekolah (RLS) 10.78
penambahan RKB dan USB dan Tahun (kelas 2 SMA) dan Harapan
pengurangan secara bertahap jumlah Lama Sekolah (HLS) 13,47 Tahun
siswa untuk setiap Rombel, (perguruan tinggi). Pertumbuhan
sehingga kebutuhan masyarakat positif yang sudah dicapai Kota
untuk dapat mengakses pendidikan Bekasi dalam Pembangunan Sektor
menengah dapat terpenuhi. Setelah Pendidikan ini tentunya sudah
pengalihan pengelolaan pendidikan selayaknya untuk didukung oleh
menengah ke Provinsi kebijakan semua pihak yang berkomitmen
penetapan jumlah siswa/rombel pada kemajuan pendidikan di Kota
diturunkan secara drastis menjadi 36 Bekasi khususnya dan Jawa Barat
siswa/Rombel tanpa diiringi serta Indonesia pada umumnya.1
penambahan RKB dan USB. 5. Terdapat perbedaan jumlah
Kondisi ini memunculkan tunjangan yang cukup jauh bagi
kekecewaan masyarakat. Melihat guru, sebelum dan sesudah
kondisi ini, untuk melindungi hak SMA/SMK di kelola Pemerintah
masyarakat Kota Bekasi dalam Kota Bekasi dengan Pemerintah
mendapatkan pendidikan yang layak Provinsi Jawa Barat. Perbedaan itu
Pemerintah Kota Bekasi telah terletak ada nya perbedaan setiap
meminta pertimbangan kepada guru SMP negeri berstatus PNS di
Kementerian Pendidikan untuk bawah Pemkot Bekasi masih
menambah jumlah siswa/Rombel, mendapat tunjangan daerah Rp 5,1
dan jawaban atas permohonan juta/bulan. Sedangkan insentif guru
pertimbangan tersebut sebagaimana SMA/SMK hanya Rp 2 juta dari
disampaikan dalam surat Pemprov Jawa Barat. Sementara
Kementerian Pendidikan nomor untuk guru honorer dalam satu
31905/A.A4/H/2017, daerah bulan ketika masih berada di bawah
dimungkinkan untuk menambah naungan Pemkot Bekasi bisa
jumlah siswa/Rombel sampai mendapatkan gaji sebesar Rp2,1
dengan ketersediaan Ruang Kelas juta. Namun kini hanya bisa
sesuai rasio ideal terpenuhi. mendapatkan honor maksimal Rp50
4. Komitmen Pemerintah Kota Bekasi ribu sehari.
untuk meningkatkan pembangunan
sektor pendidikan dengan menjamin 1
Bekasikota.go.id. Pengelolaan SMA/SMK Kota Bekasi Di
hak masyarakat Kota Bekasi untuk
Alihkan Kewenangannya Ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
dapat menempuh pendidikan
setinggi tingginya, sudah https://www.bekasikota.go.id/detail/pengelolaan-sma-smk-kota-

menunjukan pencapaian yang positif bekasi-di-alihkan-kewenangannya-ke-pemerintah-provinsi-jawa-

sebagaimana terlihat dari capaian barat


indeks pendidikan Kota Bekasi
5

Komitmen Pemerintah Kota Bekasi memecahkan masalah publik atau


dalam Upaya meningkatkan kualitas pemerintah. Mereka juga beranggapan
mutu pendidikan memang lah sangat bahwa kebijakan publik merupakan suatu
tinggi, terbukti dengan capaian indeks bentuk investasi yang kontinu oleh
pendidikan Kota Bekasi tahun 2016 pemerintah demi kepentingan orang-orang
yang menempati peringkat ke 2 yang tidak berdaya dalam masyarakat agar
tertinggi di Jawa Barat dengan capaian mereka dapat hidup dan ikut berpartisipasi
sebesar 79.95, angka ini didapat dari dalam pemerintahan.Adapun tahapan dalam
angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) kebijakan publik menurut winarno (2012)
10.78 Tahun (kelas 2 SMA) dan adalah: Penyusunan kebijakan, formulasi,
Harapan Lama Sekolah (HLS) 13,47 adopsi, implementasi dan evaluasi
Tahun (perguruan tinggi). Hal inilah kebijakan.
yang kemudian membuat Pemerintah
Kota Bekasi hingga saat ini belum b. Implementasi Kebijakan
menemukan kata sepakat terkait dengan Van Meter dan Van Horn (dalam Winarno,
pelimpahan kewenangan pendidikan 2012:149) membatasi implementasi
jenjang menengah SMA/SMK. kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dilakukan oleh individu-individu (atau
peneliti tertarik untuk bagaimana kelompok-kelompok) pemerintah maupun
Implementasi kebijakan pembagian urusan swasta yang diarahkan untuk mencapai
pemerintah dalam bidang pendidikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam
menengah jenjang SMA/SMK di Kota keputusan-keputusan kebijakan
Bekasi Provinsi Jawa Barat dan faktor apa sebelumnya. Adapun model implementasi
saja yang mempengaruhi implementasinya. kebijakan yang digunakan dalam penelitian
Sehingga peneliti dapat menganalisis dan adalah Model Implementasi Kebijakan
mengidentifikasi pelaksanaan kebijakan dan menurut Merilee S. Grindle. Model
faktor yang mempengaruhinya. implementasi ini dikenal dengan
Imlementation as A Polical and
B. KAJIAN PUSTAKA Administrative Process. Menurut Grindle
a. Kebijakan Publik ada dua Variabel yang mempengaruhi
implementasi kebijakan publik.
Menurut berbagai literatur terdapat begitu Keberhasilan implementasi suatu kebijakan
banyak variasi definisi “kebijakan publik” publik dapat diukur dari proces pencapaian
atau public policy dan tidak seragam dan hasil akhir (Outcomes), yaitu tercapai atau
mungkin seringkali membingungkan. Hal tidak nya tujuan yang ingin diraih.
ini biasa dalam setiap disiplin, karena cara
pandang atau perspektif yang dipakai oleh Keberhasilan suatu implementasi kebijakan
berbagai penulis sering variatif, publik , juga menurut Grindle, amat
sebagaimana terdapat dalam definisi ditentukan oleh tingkat implementability
“policy” di atas. Chandler dan Plano kebijakan itu sendiri, yang terdiri atas
(Passolong, 2008: 38 – 39) : mengatakan Content of Policy dan Context of Policy (
bahwa kebijakan publik adalah 1980:5)
pemanfaatan yang strategis terhadap
sumber-sumber daya yang ada untuk c. Konsep Desentralisasi
6

Konsep desentralisasi yang diberlakukan di melihat implementasi kebijakan


Indonesia telah memberikan implikasi yang desentralisasi pendidikan melalui: (1)
sangat mendasar terutama menyangkut Manajemen Pendidikan, (2)Kurikulum, (3)
kebijakan fiskal dan kebijakan administrasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
negara. Rondinelli dan Cheema : 1983 (4)Perizinan Pendidikan, (5)Bahasa dan
dalam S.H. Sarundajang : 2002, Sastra
mendefinisikan desentralisasi sebagai
transfer perencanaan, pengambilan
keputusan dan atau kewenangan C. METODOLOGI PENELITIAN
administrasi dari pemerintah pusat kepada Penelitian ini menggunakan penelitian
organisasi pusat di daerah, unit administrasi kualitatif deskriptif. Bogdan dan Taylor
lokal, organisasi semi otonomi dan (dalam Moleong, 2013:4), mendefinisikan
parastatal (perusahaan), pemerintah daerah metodologi kualitatif sebagai prosedur
atau organisasi non pemerintah. Selanjut penelitian yang menghasilkan data
nya dalam Undang-Undang No.23 athun deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
2014 Tentang Pemerintah Daerah lisan dari orang-orang dan perilaku yang
menyebutkan bahwa Desentralisasi dapat diamati. Penelitian Deskriptif
diartikan sebagai penyerahan Urusan (Pasolong ,2012:75-76), yaitu jenis
Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat penelitian yang dilakukan dengan cara
kepada daerah otonom berdasarkan Asas menggambarkan gejala sosial tertentu,
Otonomi mengamati fenomena-fenomena/ kejadian-
kejadian yang terjadi dilapangan saat
d. Kebijakan Desentralisasi Pendidikan melakukan proses penelitian. Selanjutnya,
penelitian ini mengambil lokasi Di Cabang
Perubahan yang terjadi akibat dari
Dinas Pendidikan kota Bekasi, Provinsi
ditetapkan nya Undang-Undang No.23
Jawa Barat. Penentuan informan yang
tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
digunakan dalam penelitian adalah
salah satu nya adalah mengenai tentang
purposive sampling, dimana informan
kebijakan pendidikan. Menurut kebijakan
dipilih secara khusus oleh peneliti dengan
desentralisasi, pendidikan merupakan salah
mempertimbangkan karakteristik dan
satu isu pemerintahan dan pembagunan
kebutuhan analisis dalam penelitian ini.
yang perlu didesentralisasikan. Kebijakan
Subjek penelitian yang dikaji yaitu pihak-
ini dilakukan dengan tujuan agar
pihak yang terlibat didalam implementasi
pendidikan bisa mencapai tingkat
kebijakan pembagian urusan pemerintah
keberhasilan yang dikehendaki, baik oleh
bidang pendidikan menengah jenjang
pemerintah pusat maupun pemerintah
SMA/SMK di kota Bekasi Jawa Barat.
daerah. Pembagian urusan pemerintah
Pihak pihak tersebut antara lain :
bidang pendidikan tersebut merupakan
bentuk desentralisasi pendidikan. a. Kasubag Tata Usaha SMAN 1
Desentralisasi pendidikan merupakan Bekasi
sebuah sistem manajemen untuk b. Kepala Sekolah SMKN 6 Bekasi
mewujudkan pembangunan pendidikan c. Kasubag Tata Usaha SMKN 6
yang menekankan pada kebhinnekaan. Bekasi
Adapun penelitian ini nantinya akan
7

d. Kasubag umum dan pelayanan D. PEMBAHASAN


Kantor Cabang Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat di Kota Bekasi Berdasarkan hasil penelitian tentang
e. Kasi Tugas Pembantuan dan implementasi Kebijakan Pembagian Urusan
Pengembangan Bidang Rencana Pemerintah Bidang Pendidikan Menengah
Program Dinas Pendidikan Kota di Kota Bekasi Jawa Barat (Kajian Undang-
Bekasi. Undang No.23 tahun 2014 Tentang
f. Komisi v DPRD Provinsi Jawa Pemerintahan Daerah Pasal 12 Ayat 1a
Barat Mengenai Urusan Pemerintahan Wajib
g. Wali murid/orangtua siswa SMAN yang Berkaitan dengan Pelayanan dasar
1 Bekasi bidang Pendidikan). Hasil penelitian
h. Siswa SMAN 1 Kota Bekasi menunjukan bahwa:

Penelitian ini menggunakan metode a. Manajemen pendidikan


penelitian kualitatif, maka dari itu jenis data Terealisasinya Undang-Undang No.23
yang digunakan oleh peneliti dalam Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
penelitian ini meliputi teks/tulisan, kata- telah berdampak kepada pengelolaan
kata tertulis, tindakan-tindakan dan pendidikan menengah Jenjang SMA/SMK
peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sosial di kota bekasi Jawa Barat, kewenangan
(Lofland dan Lofland dalam pendidikan menengah yang sebelumnya
(Moleong,2011:157)). Pengumpulan data menurut Undang-Undang No.32 tahun 2004
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Tentang Pemerintahan Daerah dikelola oleh
data primer dan sekunder dengan teknik pemerintah daerah kota bekasi sebagai
pengumpulan data: observasi, wawancara, daerah otonom untuk menyelenggarakan
dan dokumentasi. Pada penelitian ini data pendidikan telah diambil alih pemerintah
dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan provinsi Jawa Barat khusus nya dalam
mendeskripsikan atau menggambarkan data pendidikan menengah jenjang SMA/SMK.
yang dihasilkan dari penelitian dilapangan Dalam matrix pembagian urusan
kedalam bentuk penjelasan dengan cara pemerintah menurut Undang-Undang
sistematis sehingga memiliki arti dan dapat No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
dirangkum guna pembahasan pada bab-bab Daerah memberikan batasan bagi
selanjutnya. Menurut Sugiyono (2007:336) pemerintah pusat, pemeritah provinsi, dan
penelitian kualitatif telah melakukan pemerintah kabupaten/kota dalam
analisis data sebelum memasuki lapangan. mengelola pendidikan sub urusan
Teknik analisis yang digunakan dalam manajemen pendidikan yang diatur dalam
penelitian ini adalah teknik analisis pembagian urusan pemerintah. Dalam
taksonomi. Analisis telah dimulai sejak kaitanya dengan pengelolaan pendidikan
merumuskan dan menjelaskan masalah, sub urusan manajemen pendidikan,
sebelum terjun kelapangan, dan Kewenangan Pemerintah Pusat adalah
berlangsung terus sampai penulisan hasil. menetapkan standar nasional pendidikan
Penelitian ini melakukan pengujian kualitas dan pengelolaan pendidikan tinggi.
data dengan uji kredibilitas dengan Pemerintah Provinsi mempunyai
menggunakan cara triangulasi berdasarkan kewenangan dalam mengelola pendidikan
penggunaan sumber. menengah dan pendidikan khusus
8

sedangkan pemerintah kabupaten/kota honorer yang di angkat oleh sekolah, serta


mempunyai kewenangan dalam mengelola kegiatan siswa seperti untuk mengikuti
pendidikan dasar Paud, formal dan lomba-lomba. Sementara dalam kaitanya
nonformal. Berikut matrix pembagian tentang pengelolaan pegawai dalam hal
kekuasaan tersebut: kenaikan pangkat pegawai, biasanya
perwakilan sekolah langsung berkordinasi
dengan dinas pendidikan di bandung,
Tabel 1.
Pembagian Urusan Pemerintahan Konruen karena ketersediaan sumberdaya manusia
Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah dari cabang dinas pendidikan yang masih
Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota terbatas. Ketiadaan dana bantuan BOS
Daerah dan dana BPMU ini juga belum bisa
NO SUB PEMERINTAH DAERAH DAERAH
langsung di cover oleh Pemerintah Provinsi
URUSAN PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
jawa Barat, sehingga dalam menjalankan
1 Manajemen a. Penetapan standar a. pengelolaan a. Pengelolaan penddikan kegiatan opersionalnya pihak sekolah hanya
Pendidikan nasional pendikan penddikan dasar mengandalkan dana iuran SPP yang
b. pengelolaan menengah b. pengelolaan pendidikan biasanya dibayarkan oleh orang tua siswa
penddikan tinggi b.penegelolaan anak usia dini dan pendidikan
setiap bulannya. Pemerintah Kota Bekasi
penddikan khusus non formal
pun tidak bisa membantu dalam hal
Dalam pelaksanaan kebijakan pembagian pemberian anggaran pendidikan untuk
urusan pemerintah bidang pendidikan jenjang SMA/SMK karena kewenangan
jenjang SMA/SMK dalam kaitannya pendidikan saat ini sudah menjadi
dengan sub urusan manajemen pendidikan kewenangan Pemerintah Provinsi. Namun
di kota bekasi sudah berjalan mulai pada Pemerintah Provinsi sedang berupaya untuk
tahun awal tahun 2017, seluruh mewujudkan sebuah program yang baru
kewenangan seperti: kepegawaian, akan dijalankan pada tahun 2020. pada saat
kesiswaan, sarana dan prasarana, dan ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang
kebijakan pendidikan sudah menjadi memfokuskan penyelarasan program-
kewenangan pemerirntah provinsi jawa program pendidikan yang ada di setiap
barat. Dalam pelaksanaan nya terkait Pemerintah Kota/Kabupaten yang ada di
dengan manajemen pendidikan. terdapat 2 Jawa Barat Guna membuat regulasi yang
hal yang perlu dicermati yakni manajemen mampu mengakomodir kepentingan
berbasis sekolah yang dikelola oleh sekolah pendidikan di Provinsi Jawa Barat. Maka
itu sendiri dan juga manajemen pendidikan pada tahun 2020 nanti sesuai dengan Visi
yang dikelola oleh pemerintah provinsi. pak guburnur jawa Barat untuk
Dari semua komponen tersebut, alokasi mewujudkan Jabar Juara maka akan di
anggaran menjadi titik central dalam canangkan sekolah gratis untuk
manajemen pendidikan. Belum adanya SMA/SMK/SLB di seluruh Provinsi Jawa
anggaran pengganti dana bantuan bos Barat, Hal ini juga sudah disepakati oleh
daerah memembuat sekolah hanya DPRD Provinsi Jawa Barat
mengandalkan dana iuran SPP dari
orangtua siswa untuk membantu kegiatan b. Kurikulum
operasional sekolah. Uang iuran itu
nantinya diperuntukan untuk pemeliharaan Kurikulum merupakan titik yang
sarana dan prasarana, pembayaran guru paling sentral dalam keberjalanan proses
9

pendidikan. Keinginan untuk dapat pilihan dalam menetapkan muatan lokal


mewujudkan kualitas sumberdaya manusia yang dipilihnya .
yang unggul terletak pada bagaimana
kurikulum itu disusun dan dijalankan Serta c. Pendidik dan Tenaga
didukung dengan kualitas tenaga pendidik Kependidikan
sehingga mampu memberikan pengajaran Pada Pelaksanaan mengenai status
yang dimengerti dan dipahami oleh para tenaga pendidik dan kependidikan baik
siswanya. Dalam undang-Undang No.23 guru honorer, guru pns, pegawai tata usaha
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan daerah honorer ataupun pns yang ada dikota bekasi
terdapat pembagian urusan pemerintahan pada awal tahun 2017 statusnya sudah
antara Pemerintah Pusat, Pemerintah menjadi pegawai pemerintah provinsi jawa
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/kota barat. Seluruh tenaga pendidik dan
yang mengatur untuk menyusun kurikulum kependidikan yang sudah terdaftar itu
pendidikan. Secara umum penetapan dan menjadi tanggung jawab provinsi. Untuk
standar kurikulum telah diatur dalam pegawai yang statusnya sudah menjadi
permendikbud tentang kurikulum 2013, tenaga provinsi maka segala macam
yaitu Permendikbud No.20 Tahun 2016 kebijakannya harus mengikuti aturan
Tentang standar Kompetensi Lulusan, pemerintah provinsi, termasuk dalam hal
Permendikbud No.21 Tahun 2016 Tentang tunjangan ataupun beban kerja. Berkaitan
Standar Isi, Permendikbud No.22 Tentang dengan tunjangan sendiri terdapat
Standar Proses, Permendikbud No.23 perbedaan jumlah pendapatan yang diterima
Tentang Standar Penilaian. Sementara oleh tenaga pendidik dan kependidikan,
batasan dalam menyusun krukulum perbedaan pendapatan itu terjadi dalam hal
menurut Undang-undang No.23 adalah tunjangan daerah yang diberikan. Seperti
bahwa pemerintah provinsi dan pendapatan pokok yang diterima oleh guru
kabupaten/Kota mempunyai kewenangan yang berstatus pns itu jumlah nya berbeda-
dalam menetapkan kurikulum muatan lokal beda tergantung pangkat dan golongannya,
sesuai dengan kondisi wilayahnya, untuk guru pns mendapatakan TPP dari
sedangkan untuk penetapan kurikulum pemerintah provinsi yakni sebesar Rp.
muatan lokal pendidikan dasar, PAUD, dan 2.000.000/bulan. sedngkan dulu ketika
pendidikan nonformal berada dalam masih dikelola kota guru pns mendapatkan
kewenangan pemerintah kabupaten/kota. tunjangan daerah yang besarannya sekitar
Nah dalam kaitanya dengan penetapan Rp. 3000.000-5.000.000/bulan. Untuk guru
kurikulum muatan lokal dikota bekasi honorer yang sudah menjadi tenaga honor
sendiri, Pemerintah Provinsi Jawa Barat provinsi sendiri itu jumlah pendapatan yang
telah mengatur untuk melestarikan budaya diterima sekitar 85.000/jam dan dibatasi
dan bahasa lokal yang menjadi identitas dan paling banyak sebulan itu hanya 10 jam
ciri khas dari wilayahnya yang tertuang ke mengajar. Apabila sekolah-sekolah ingin
dalam Peraturan Gubernur No.69 tahun menambah personel pegawai baik itu guru
2013 Tentang Pembelajaran Muatan Lokal honorer ataupun tenaga tata usaha honorer
Bahasa dan Sastra Daerah Pada Jenjang lainnya maka beban biayanya menjadi
Satuan Pendidikan dasar dan Menengah . di tanggung jawab dari sekolah yang
kota bekasi sendiri bahasa sunda menjadi bersangkutan tergantung kepada
kemampuan dan kebutuhan sekolah
10

tersebut. Sedangkan dalam kaitanya dengan pemerintah provinsi jawa barat dalam hal
pemindahan tenaga pendidik dan ini melaui cabang dinas pendidikan jawa
kependidikan yang ada dikota bekasi barat di kota bekasi. Untuk prosedur
hingga saat ini belum dilaksanakan, karena perizinannya penyelenggaraan pendidikan
pemerintah provinsi jawa barat sendiri menengah bagi masyarakat harus
masih menginventarisir kebutuhan dan mengajukan permohonan kepada Kantor
kekurangan pegawai disetiap daerah Cabang Dinas kota bekasi untuk kemudian
sehingga dapat mewujdukan pemerataan di tujukan kepada dinas pendidikan provinsi
guru dan pemerataan pendidikan dijawa jawa barat, setelah dinas pendidikan
barat. provinsi jawa barat menyetujui, barulah
perwakilan Cabang Dinas nantinya akan
d. Perizinan Pendidikan meninjau kesiapan tempat dan kesiapan
Menurut Undang-Undang No.23 suprastruktur pendukungnya, setelah
tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, ditinjau barulah cabang dinas kota bekasi
terdapat pembagian urusan pemerintah akan mengeluarkan surat rekomendasi bagi
dalam menerbitkan perizinan pendidikan penyelenggara tersebut. Surat rekomendasi
yakni Pemerintah Pusat mempunyai itu nantinya menjadi salah satu persyaratan
kewenangan dalam menerbitkan izin dalam mengajukan izin ke DPMPTSP
perguruan tinggi dan juga satuan Provinsi Jawa Barat.
pendidikan asing, pemerintah provinsi
mempunyai kewenangan dalam e. Bahasa dan Sastra
menerbitkan izin pendidikan menengah dan Pembinaan bahasa merupakan
pendidikan khusus sedangkan pemerintah upaya sadar, terencana dan sisitematis
daerah mempunyai kewenangan dalam tentang peningkatan mutu bahasa sehingga
menerbitkan isin pendidikan dasar, paud, masyarakat pemakainya memiliki
formal dan non formal. Dalam kaitanya kebanggaan dan kegairahan
dengan implementasi kebijakan pembagian menggunakannya. Di atas sudah dibahas
urusan pemerintah jenjang SMA/SMK di mengenai kurikullum yang menekankan
kota bekasi jawa barat terdapat perubahan pada muatan lokal yang ada diprovinsi jawa
dalam hal penerbitan izin penyelenggaraan barat yakni bahasa sunda, bahasa cirebon
pendidikan menengah dimana sebelumnya dan bahasa jawa. Tentunya untuk
kewenangan penerbitan izin mendukung pelestarian budaya asli yang
penyelenggaraan pendidikan menengah menjadi ciri khas jawa barat diperlukan
diberikan oleh pemerintah kota bekasi adanya pembinaan bahasa dan sastra,
namun mulai pada tahun 2017 kewenangan dengan cara menginternalisasi kepada siswa
tersebut menjadi kewenang pemerintah agar cinta terhadap bahasa sunda, jawa, dan
provinsi. Dalam Pelaksanaannya perizinan cirebon yang menjadi ciri khas budaya
pendidikan menengah jenjang SMA/SMK bahasa yang ada dijawa barat. Dalam
sudah menjadi kewenangan pemerintah kaitanya mengenai pembinaan bahasa dan
provinsi. Sehingga dalam menerbitkan surat sastra dalam jenjang SMA/SMK di Kota
izin penyelenggaraan pendidikan bagi Bekasi, pembinaan bahasa dan sastra untuk
masyarakat/swasta yang ingin jenjang SMA/SMK dikota bekasi telah
menyelenggarakn pendidikan menengah dilakukan pembinaan khusunya bagi para
jenjang SMA/SMK harus melalui guru pada bulan november tahun 2018
11

kemaren dalam acara pelatihan peningkatan saja yang menjadi penentu keberhasilan.
kualitas guru. Acara tersebut juga maka dipilih faktor Content of Policy dan
membahas mengenai bagaimana guru Context of policy Menurut merille S.
mampu menanamkan kepada siswanya Grindle yang dijelaskan sebagai berikut:
untuk cinta terhadap budaya dan bahasa
yang ada dijawa barat. Bahkan untuk a. Content of Policy ( Isi Kebijakan)
mendukung pelestarian bahasa yang 1. Tipe manfaat
menajdi ciri khas jawa barat tegas gubernur Hasil peneletian menunjukan bahwa
sudah mengeluarkan pergub No.69 tahun terkait implementasi kebijakan pembagian
2013 Tentang Pembelajaran Muatan Lokal urusan pemerintahan bidang pendidikan
Bahasa dan Sastra Daerah Pada Jenjang menengah jenjang SMA/SMK di kota
Satuan Pendidikan dasar dan Menengah. Bekasi Jawa Barat belum sepenuhnya
Artinya gubernur sendiri sangat mendukung membawa manfaat yang berarti yang
dalam upaya pelestarian budaya dan bahasa dirasakan oleh sekolah, guru, orangtua
daerah. Sedangkan untuk teknis siswa dan juga siswa. beberapa narasumber
pelaksanaannya dikembalikan pada guru- justru mengeluhkan seperti yang
guru dalam memberikan metode dikeluhkan oleh kepala sekolah SMKN 6
pembelajaran dan penyampaian yang Kota Bekasi terkait dengan jarak/alur
mudah dipahami oleh siswanya sehingga kordinasi yang sangat jauh dengan dinas
siswa dapat cinta terhadap budaya bahasa pendidikan, sehingga kurang efektif dalam
yang dimiliki oleh jawa barat. Salah satu berkordinasi. Misalnya terkait kenaikan
SMK yang sudah menerapkan itu adalah pangkat, pelatihan guru, dan kegiatan
SMK 6 dengan memasukan bahasa sunda operasional lainnya harus memakan waktu.
sebagai muatan lokal dalam mata pelajaran, Sementara keberadaan KCD masih belum
dan juga dalam beberapa kegiatan informan mampu untuk mengakomodir serta
atau keseharian para siswa diajarkan untuk memfasilitasi kegiatan operasional
mulai membiasakan menggunakan bahasa pendidikan yang ada dikota bekasi.
daerah dalam keseharian namun tidak Sedangkan dari orangtua siswa
bersifat memaksa. Tujuannya adalah agar mengeluhkan perbedaan biaya iuran SPP,
mampu menginternalisasi ke dalam diri perbedaan ini terjadi karena pada tahun
siswa dengan cara mulai membiasakan 2015 ketika masih dikelola oleh pemerintah
menggunakan bahasa daerah bukan hanya kota bekasi, biaya iuran masih bisa di cover
mendapat pelajaran dalam kelas. oleh pemerintah kota bekasi melalui dana
BOS Daerah yang besarannya sekitar
Implementasi Undang-Undang 170.000/siswa/bulan. Tujuan dana BOS
No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daera ini juga selain untuk membantu
Daerah yang di dalamnya memuat tentang kegiatan operasional sekolah juga berguna
Pembagian urusan pemerintahan wajib untuk meringakan beban iuran SPP sekolah.
yang berkitan dengan pelayanan dasar salah sementara itu dari siswa menganggap
satu nya adalah bidang pendidikan. belum mendapat manfaat yang cukup
Keberhasilan suatu kebijakan tentunya berarti karena memang mereka juga belum
memiliki beberapa pengukuran mengatahui adanya penerapan kebijakan
keberhasilan implementasi kebijakan yang baru.
tersebut.. Dalam menganalisis faktor apa
12

2. Derajat Perubahan Yang di pengambilan keputusan yang di buat oleh


Inginkan pemangku kepentingan di jawa barat untuk
pendidikan menengah jenjang SMA/SMK.
Setiap Kebijakan mempunyai target Dari hasi penelitian menunjukan bahwa
yang hendak dan ingin dicapai melaui dalam upaya mewujdukan jabar juara
implementasi kebijakan dengan skala yang Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah
harus jelas. Dalam kaitannya dengan mengalokasikan anggaran pendidikan
implementasi kebijakan pmbagian urusan sekitar 14 triliun untuk tahun 2020 nanti. 10
pemerintah bidang pendidikan jenjang Triliunn bersumber dari Pemerintah Pusat
SMA/SMK di Kota Bekasi Jawa Barat, dan 4 Triliun dari Pemerintah Provinsi.
Kota bekasi sendiri merupakan kota yang Anggaran tersebut telah disepakati bersama
telah menerapkan kebijakan mengenai dengan DPRD provinsi jawa barat dalam
pendidikan gratis pada tahun 2015 melalui pembahasan mengenai APBD provinsi
Peraturan Daerah No.13 Tahun 2014 tahun 2020. Setelah anggaran itu disepakati
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Rencananya pemerintah provinsi Jawa
pendidikan dengan cara memberikan dana Barat akan menggratiskan biaya iuran SPP
bantuan BOS Daerah yang besarannya bagi SMA,SMK dan SLB diseluruh
170.000/bulan/siswa sehingga orang tua wilayah Jawa Barat. Dengan menggratiskan
siswa tidak terbebani dengan biaya biaya iuran SPP ini juga pemerintah
pendidikan, namun setelah kebijakan provinsi jawa barat berharap sekolah tidak
mengenai kewenangan pendidikan lagi memungut biaya lainnya kepada
menengah jenjang SMA/SMK di kelola orangtua siswa kecuali memang ada
Provinsi maka secara otomatis kebijakan kesepakatan dengan orangtua siswa dengan
pemerintah kota hanya bisa mendanai catatan permintaan sumbangan pendanaan
PAUD, SD, dan SMP saja. Pada tahun itu tidak boleh bersifat memaksa. Artinya
pertama kebijakan kewenangan alih kelola apabila orangtua siswa sanggup ya tidak
dilaksanakan pemerintah provinsi jawa jadi masalah, tapi jika tidak sanggup tidak
barat memang belum menganggarkan untuk usah membayar.
dana BOS Daerah. Namun dari hasil
penelitian menunjukan dalam kaitannya
4. Sumber-Sumber Daya yang
dengan derajat perubahan yang ingin
digunakan
dicapai dalam kebijakan pendidikan Pelaksanaan suatu kebijakan atau
menengah di provinsi jawabarat, saat ini program harus di dukung oleh sumberdaya-
Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang sumberdaya yang mendukung agar
berupaya ingin menjadikan jawa barat pelaksanaannya berjalan dengan baik.
sebagi provinsi yang Juara, termasuk juara Dengan adanya sumberdaya yang tersedia
dalam bidang pendidikan. maka akan memudahkan pelaksanaan suatu
3. Letak Pengambilan Keputusan program. Dari hasil penelitian menunjukan
Pengambilan keputusan dalam suatu bahwa Dalam upaya untuk mendukung
kebijakan memegang peranan penting implementasi kebijakan pembagian urusan
dalam pelaksanaan suatu kebijakan, maka pemerintah bidang pendidikan menengah
pada bagian ini akan dijelaskan mengenai jenjang SMA/SMK di kota bekasi, sejauh
upaya yang telah dilakukan dalam ini pemerintah provinsi jawa barat melalui
dinas pendidikan provinsi jawa barat telah
13

mendirikan cabang dinas disetiap daerah lagi mengikuti kebijakan pemerintah kota.
termasuk dikota bekasi untuk mendukung Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk
kelancaran pelaksanaan program alih kelola mengakomodir kepentingan dari beberapa
pendidikan. Cabang dinas pendidikan sasaran kebijakan pemerintah kota bekasi
dikota bekasi sendiri baru mulai berdiri dan dan pemerintah provinsi jawa barat telah
beroperasi tahun 2018. Namun dalam berupaya untuk melakukan
pelaksanaanya cabang dinas pendidikan kerjasama/MOU dalam pemberian dana
belum mampu berjalan secara optimal bantuan/ghibah dalam bentuk barang.
Cabang dinas pendidikan belum mampu Contoh salah satu sekolah kekurangan
mangakomodir dan memfasilitasi komputer untuk media belajar bagi siswa,
kebutuhan untuk kegiatan opersional maka apabila pemerintah kota bekasi
sekolah-sekolah karena terbatasnya tempat mempunyai kelebihan komputer dan
dan sumberdayamanusia yang tersedia. bersedia memberikan kepada sekolah
Belum optimalnya kineja cabang dinas tersebut akan masuk ke dalam dana ghibah
pendidikan sendiri disebabkan karena bukan anggaran alokasi khusus.
memang cabang dinas masih perlu
menyiapkan dan beradaptasi dengan E. PENUTUP
kebutuhan dari tiap tiap sekolah. Namun a) Kesimpulan
sejauh ini cabang dinas pendidikan sudah Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
berusaha untuk memberikan pelayanan diketahui bahwa Implementasi Kebijakan
yang baik dengan ketersedian sumberdaya Pembagian Urusan Pemerintah Bidang
manusia yang dimiliki. Pendidikan Menengah Jenjang SMA/SMK
di Kota Bekasi Jawa Barat (Kajian Undang-
b. Context of policy
Undang No.23 tahun 2014 Tentang
1. Kekuasaan, kepentingan-kepentingan, Pemerintahan Daerah Pasal 12 Ayat 1a
dan strategi dari aktor yang terlibat Mengenai Urusan Pemerintahan Wajib
yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar
Dalam kebijakan perlu Bidang Pendidikan) dapat dikatakan sudah
diperhitungkan pula kekuatan atau berjalan dengan baik namun kurang optimal
kekuasaan, kepentingan, serta strategi yang sebagaimana terlihat dalam poin-poin
digunakan oleh para aktor yang terlibat berikut:
guna memperlancar jalannya pelaksanaan
suatu implementasi kebijakan. Setiap 1. Manajemen Pendidikan: pelaksanaan
kebijakan harapannya mampu untuk pengelolaan pendidikan menengah
mengakomodir kepentingan yang ada jenjang SMA/SMK di kota bekasi
seperti kepentingan bagi guru, siswa, sudah berjalan mulai pada tahun awal
orantua dan juga sekolah. Dikota bekasi tahun 2017, seluruh kewenangan
sendiri sebelumnya punya kebijakan untuk seperti: kepegawaian, kesiswaan,
menggratiskan pendidikan 12 tahun, serta sarana dan prasarana, dan kebijakan
terjaminya kesejahteraan tenaga pendidik pendidikan sudah menjadi
dan kependidikan. Setelah pendidikan kewenangan pemeirntah provinsi
diambil alih tentunya kebijakan mengenai jawa barat. Namun, dari segi
pendidikan menengah jenjang SMA/SMK anggaran tidak ada lagi dana bantuan
mengikuti kebijakan dari provinsi bukan BOS Daerah ataupun BPMU karena
14

kebijakan dari pemerintah provinsi masyarakat/swasta yang ingin


belum mengatur untuk anggaran menyelenggarakn pendidikan
untuk hal itu sehingga keberjalanan menengah jenjang SMA/SMK harus
kegiatan operasional sekolah dicover melalui pemerintah provinsi jawa
oleh biaya iuran SPP dari orangtua barat dalam hal ini melaui cabang
siswa dinas pendidikan jawa barat di kota
2. Kurikulum: Pemerintah Provinsi Jawa bekasi.
Barat telah mengatur kurikulum untuk 5. Bahasa dan Sastra: Untuk mendukung
melestarikan budaya dan bahasa lokal pelestarian bahasa yang menajadi ciri
yang menjadi identitas dan ciri khas khas jawa barat sacara tegas gubernur
dari wilayahnya yang tertuang ke sudah mengeluarkan pergub No.69
dalam Peraturan Gubernur No.69 tahun 2013 Tentang Pembelajaran
tahun 2013 Tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra
Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah Pada Jenjang Satuan
Daerah Pada Jenjang Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
Pendidikan dasar dan Menengah Selain itu, telah dilakukan pembinaan
3. Tenaga Pendidik dan kependidikan: khusunya bagi para guru pada bulan
Status kepegawaian tenaga pendidik november tahun 2018 kemaren dalam
dan kependidikan khsusunya jenjang acara pelatihan peningkatan kualitas
SMA/SMK juga telah berubah mulai guru. Sedangkan untuk teknis
awal tahun 2017, dari yang tadinya pelaksanaannya dikembalikan pada
PNS kota/honorer kota bekasi guru-guru dalam memberikan metode
sekarang menjadi PNS pembelajaran dan penyampaian yang
Provinsi/Honorer Provinsi Jawa mudah dipahami oleh siswanya
Barat. Namun tidak seluruh pegawai sehingga siswa dapat cinta terhadap
sekolah SMA/SMK statusnya budaya bahasa yang dimiliki oleh
menjadi pegawai provinsi, jawa barat.
Pemerintah provinsi hanya mendata
yang sebelumnya terdaftar dalam Dari analisis hasil penelitian, dapat
database pemerintah kota saja. diketahui beberapa faktor yang
Penambahan jumlah pegawai di tiap mempengaruhi Keberhasilan Implementasi
tiap sekolah itu menjadi tanggung Kebijakan Pembagian Urusan Pemerintah
jawab sekolah yang bersangkutan. Bidang Pendidikan Menengah Jenjang
Sedangkan terkait jumlah tunjangan SMA/SMK di Kota Bekasi Jawa Barat
yang diterima, terdapat perbedaan (Kajian Undang-Undang No.23 tahun 2014
pemberian tunjangan antara tunjangan Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 12
dari kota bekasi dengan tunjngan Ayat 1a Mengenai Urusan Pemerintahan
provinsi jawa barat. Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan
4. Perizinan Pendidikan: Perizinan Dasar Bidang Pendidikan). Adapun faktor-
pendidikan menengah jenjang faktor tersebut diantaranya:
SMA/SMK sudah menjadi a. Faktor Pendukung:
kewenangan pemerintah provinsi.
Sehingga dalam menerbitkan surat
izin penyelenggaraan pendidikan bagi
15

1. Tipe manfaat dimana kebijakan ini Barat (Kajian Undang-Undang No.23 tahun
memberikan manfaat pada 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal
pemerintah dan masyarakat. 12 Ayat 1a Mengenai Urusan Pemerintahan
2. Adanya derajat perubahan yang Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan
diinginkan menjadi lebih baik, baik dasar bidang Pendidikan). peneliti
dari pemerintah dan masyarakat memberikan saran sebagai berikut,
3. Letak pengambilan keputusan yang 1. Perlunya Pembuatan Peraturan Daerah
berjalan dengan baik. Karena dalam dan Juga Peraturan Gubernur yang
upaya mewujdukan jabar juara mengatur tentang Pengelolaan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat pendidikan, dari mulai pembiayaan
telah mengalokasikan anggaran alokasi pendidikan dan juga batasan
pendidikan sekitar 14 triliun untuk penarikan dana iuran SPP atau biaya
tahun 2020 nanti. lainnya. Sehingga kekurangan biaya
4. Kekuasaan, kepentingan-kepentingan operasional sekolah tidak dibebankan
dan strategi aktor yang terlibat: kepada orangtua siswa
Untuk mengakomodir kepentingan 2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia
dari beberapa sasaran kebijakan dan tempat yang ada cabang dinas
pemerintah kota bekasi dan pendidikan kota bekasi membuat
pemerintah provinsi jawa barat telah pelayanan yang diberikan belum
berupaya untuk melakukan optimal. Maka perlunya penambahan
kerjasama/MOU dalam pemberian kapasitas tempat dan sumberdaya
dana bantuan/ghibah dalam bentuk manusia di cabang dinas Kota bekasi.
barang. 3. Perlunya Intensitas pertemuan antar
wakasek kurikulum di kota bekasi yang
b. Faktor Penghambat diinisiasi oleh cabang dinas pendidikan
1. Sumber-Sumber daya yang kota bekasi dalam membuat
digunakan sejauh ini pemerintah sistem/metode pembelajaran yang
provinsi jawa barat melalui dinas mampu mewujudkan Jabar Juara
pendidikan provinsi jawa barat telah 4. Aktor aktor yang terlibat memegang
mendirikan cabang dinas disetiap peranan penting dalam kelancaran
daerah termasuk dikota bekasi untuk penyelenggaraan pendidikan dan
mendukung kelancaran pelaksanaan peningkatan mutu kualitas pendidikan.
program alih kelola pendidikan. Maka dari itu perlunya sinergitas antar
Namun dalam pelaksanaannya seluruh lapisan, baik itu dari pihak
cabang dinas pendidikan dikota swasta, pemerintahan kota bekasi,
bekasi belum berjalan optimal karena pemerintahan provinsi jawa barat,
ketersediaan tempat dan sumberdaya ataupun masyarakat dalam membantu
manusia yang masih terbatas. meningkatkan kualitas mutu
pendidikan di kota bekasi
b) Saran 5. Perlunya kerjasama antara pemerintah
Berdasarkan hasil penelitian tentang provinsi jawa barat, SMA/SMK yang
implementasi Kebijakan Pembagian Urusan ada di kota bekasi, dan perusahaan
Pemerintah Bidang Pendidikan Menengah swasta sehingga mampu mencetak
Jenjang SMA/SMK di Kota Bekasi Jawa
16

sumberdaya manusia yang produktif Agustino Leo. 2014. Dasar Dasar


dan unggul Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta

F. REFERENSI Jurnal

Subarsono AG. 2015 . Analisis Kebijakan Syafrudin, Ateng, 2000 Menuju


Publik. Yogyakarta: Pustaka pelajar Penyelenggaraan Pemerintahan
Negara yang Bersih dan Bertanggung
Ahmad, Nazili shaleh, 1982, Pendidikan Jawab, Jurnal Pro Justisia Edisi IV,
dan Masyarakat, Yogyakarta , CV Bandung, Universitas Parahyangan
Bina Usaha
Abdul Halik . 2015. Implementasi
Hasbullah, Otonomi Pendidikan. Jakarta: Kebijakan Pelimpahan Urusan
PT Rajagrafindo Persada, 2010. Pemerintahan Lingkup Kementrian
Dalam Negeri . Jurnal Bina Praja.
Sumitro, 1998, Pengantar Ilmu Pendidikan,
Volume 7 Nomor 2 Edisi Juni 2015:
Yogyakarta, IKIP
131 - 133.
Chan, Sam, Analisis SWOT: Kebijakan
Rusadi Kantaprawira, Hukum dan
Pendidikan Era Otonomi Daerah.
Kekuasaan, Makalah,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
(Yogyakarta:Universitas Islam
2005.
Indonesia, 1998), hlm. 37-38
Yustisia, Tim Visi, 2015, Undang-Undang
Indroharto, Asas-Asas Umum Pemerintahan
No 23 Tahun 2014 tentang
yang Baik, dalam Paulus Efendie
Pemerintahan Daerah dan
Lotulung, Himpunan Makalah Asas-
Perubahannya, Jakarta, PT.
Asas Umum Pemerintahan yang Baik,
Visimedia.
(Bandung: Citra Aditya Bakti,1994),
Miles, M.B, Huberman, A.M. dan Saldana, hlm. 65
J. 2014. Qualitative Data Analysis, A
Sumber-Sumber Lain
Methods Sourcebook, Edition 3.
USA: Sage Publications. Terjemahan Dapodikdasmen. Data jumlah Sekolah di
Tjetjep Rohindi Rohidi, UI-Press. jawa barat.
http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/sp/
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi
1/020000
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Abdullah Surjaya. Pengelolaan Diambil
Pasolong, Harbani. 2012. Metode Alih Jabar, Honor Guru SMA di Kota
Penelitian Administrasi Publik. Bekasi
Bandung: Alfabeta. Menuruhttps://metro.sindonews.com/r
ead/1345476/171/pengelolaan-
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian diambil-alih-jabar-honor-guru-sma-
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. di-kota-bekasi-menurun-1539262050
Bandung: Alfabeta
17

Imam. Menimbang Kemampuan Provinsi


Jawa Barat Mengelola SMA/SMK
Pasca Pembagian Wewenang Bidang
Pendidikan. http://bangimam-
berbagi.blogspot.com/2016/05/ini-
daftar-sma-dan-smk-negeri-di.html

Bekasikota.go.id. Pengelolaan SMA/SMK


Kota Bekasi Di Alihkan
Kewenangannya Ke Pemerintah
Provinsi Jawa Barat.
https://www.bekasikota.go.id/detail/p
engelolaan-sma-smk-kota-bekasi-di-
alihkan-kewenangannya-ke-
pemerintah-provinsi-jawa-barat

Pusdalisbang, Jawa Barat. “Jumlah Sekolah


di Jawa Barat Tahun 2015/2016”

https://slidedokumen.com/2016-
pusdalisbang-
jabar_59fc10581723dd3c41480b07.ht
ml

jabarprov.go.id. (2016-12-01). APBD Jawa


Barat naik lebih 2 triliun. Diperoleh
11 desember 2017

http://jabarprov.go.id/index.php/news/2025
6/2016/12/01/APBD-Jabar-2017-
Naik-Lebih-Dari-2-Triliun

“Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah –


UU No. 23 tahun 2014”,
http://pemerintah.net/.

Undang Undang

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


Tentang Pemerintahan Daerah

Anda mungkin juga menyukai