Dosen Pendamping :
Purwanto, S.Pd, M.Si
Oleh :
M.Misbahullah
130722607346
Off:H/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas
manusia. Oleh karena itu pembangunan pendidikan nasional harus mampu menjamin
pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan dalam menghadapi tantangan nasional
dan global (Supriyono 2012). Lebih lanjut Supriyono (2012) menjelaskan bahwa
pentingnya pendidikan bagi seluruh warga negara diamanatkan dalam batang tubuh
UUD 1945, Pasal 28 b ayat (1) menyatakan setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan
kedapatan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi , seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia, dan pasal 1 ayat (1)
menyatakan setiap warga negara berhak mendapakan pendidikan. Terdapat dua macam
jalur pendidikan, yaitu jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Jalur
pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
dengan mengacu padi kurikulum nasional dalam sekolah.
Sebagian besar kegiatan pembangunan memerlukan data dan informasi
sebagai bahan pendukung, khususnya yang berhubungan dengan pengambilan
keputusan,
perumusan
kebijakan, penyusunan
rencana,
pelaksanaan,
serta
Monitoring dan evaluasi (Sukarsa, 2009). Lebih lanjut Sukarsa (2009) mengemukakan
bahwa dalam bidang pendidikan, peran data dan informasi menjadi semakin penting
untuk menunjang upaya pembangunan pendidikan secara berkelanjutan serta
mengurangi atau mencegah upaya peningkatan mutu pendidikan yang didasarkan
pada common sense. Namun demikian, dalam kaitan dengan peningkatan mutu
pendidikan, peran pendayagunaan data dan informasi untuk pengambilan keputusan,
perumusan kebijaksanaan, penyusunan perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring
dan evaluasi ternyata masih sangat terbatas. Untuk jangka panjang, kondisi ini akan
menjadi salah satu faktor penghambat dalam mewujudkan mutu pendidikan yang
berkelanjutan.
Masalah yang perlu diperhatikan saat ini adalah masih perlu dikembangkannya
sistem pendataan yang mampu menyediakan data dan informasi yang akurat, tepat
guna dan tepat waktu, sehingga dapat dijadikan bahan acuan oleh para pengambil
suatu hierarki atau tingkatan antara kelas kelas yang dibedakan dapat ditangkap
kesannya dengan jelas.
Secara umum, semakin gelap grey value maka semakin tinggi kepadatannya.
Pengertian yang lain semakin gelap suatu daerah tersebut maka kondisinya akan
semakin jelek. Hal inilah yang perlu dipahami oleh seorang pembaca peta, yang
dituntut kemampuan baca tulis (literacy). Untuk menggambarakan peningkatan
persentase kemampuan baca tulis pada peta global dengan warna yang bertambah
nilainya akan membuat pembaca peta untuk berhati hati akan kesalahan, seperti
kondisi yang jelek digambarkan dengan warna yang lebih terang.
Ada 2 macam cloropleth yaitu, peta kepadatan (yang menggambarakan rasio
dimana areal yang diliputi dihitung sebagai penyebut) dan rasio yang tidak
berhubungan dengan areal. Contoh persentase orang berusia lebih dari 65 tahun
pada totsl populasi. Dari sudut pandang pengguna peta sangat penting untuk
membedakan dua tipe ini, karena impresi visual peta kloropleth oleh daerah warna
maupun ukurannya
3. Guru
Guru
(bahasa
Sanskerta:
yang
berarti
guru,
tetapi
arti
secara harfiahnya adalah "berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa
Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik,
mengajar, membimbing,
mengarahkan,
melatih,
menilai, dan
menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas
12.
Pada tahun kedua (kelas 11), siswa SMA dapat memilih salah satu dari 3
jurusan yang ada, yaitu Sains, Sosial, dan Bahasa. Pada akhir tahun ketiga (yakni
kelas 12), siswa diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang
memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan SMA dapat melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi atau langsung bekerja.
Pelajar SMA umumnya berusia 16-18 tahun. SMA tidak termasuk
program wajib belajar pemerintah yakni SD (atau sederajat) 6 tahun dan SMP(atau
sederajat) 3 tahun maskipun sejak tahun 2005 telah mulai diberlakukan program
wajib belajar 12 tahun yang mengikut sertakan SMA di beberapa daerah, contohnya
di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.
SMA
diselenggarakan
oleh
pemerintah
maupun
swasta.
Sejak
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pemetaan
Peta merupakan representasi atau gambaran unsur-unsur atau kenampakankenampakan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi, atau yang ada kaitannya
dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan pada umumnya digambarkan
pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.
Menurut ICA (International Cartographic Association), Peta adalah gambaran
atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi
yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada
umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. Sedangkan
Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL 2005),
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,
merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada
tahapan dan tingkatan pembangunan.
Setiap peta dirancang untuk memenuhi kebutuhan penggunanya, oleh karena itu
segala informasi yang disajikan berkaitan dengan kebutuhan pengguna peta. Pada
umumnya
informasi
tersebut
ditempatkan
dalam
informasi
tepi
yang
B. Peta Tematik
Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL
2005) Peta tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk kepentingan
tertentu (And status, penduduk, transportasi, dll) dengan menggunakan peta rupa bumi
yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk meletakkan informasi.
Peta tematik yaitu peta yang menggambarkan keadaan khusus daerah yang
dipetakan. Pada prinsipnya unsur-unsur peta tematik sama dengan peta pada umumnya.
Peta tematik hanya menyajikan tema atau unsur-unsur tertentu saja. Komponenkomponen peta pada umumnya tidak berlaku mutlak untuk peta tematik, karena peta
tematik memerlukan simbol-simbol khusus sesuai dengan tema peta. Peta tematik
Persebaran adalah peta khusus yang menunjukan fungsi letak dan lokasi dimana peta
yang di kehandaki untuk dibuat (tema yang akan di buat ) dalam kawasan persebaran
yang akan dibuat
C. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas
manusia. Oleh karena itu pembangunan pendidikan nasional harus mampu menjamin
pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan dalam menghadapi tantangan nasional
dan global (Supriyono 2012). Lebih lanjut Supriyono (2012) menjelaskan bahwa
pentingnya pendidikan bagi seluruh warga negara diamanatkan dalam batang tubuh
UUD 1945, Pasal 28 b ayat (1) menyatakan setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan
kedapatan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi , seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia, dan pasal 1 ayat (1)
menyatakan setiap warga negara berhak mendapakan pendidikan. Terdapat dua macam
jalur pendidikan, yaitu jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Jalur
pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
dengan mengacu padi kurikulum nasional dalam sekolah.
Sukarsa (2009) mengemukakan bahwa dalam bidang pendidikan, peran data
dan informasi menjadi semakin penting untuk menunjang upaya pembangunan
pendidikan secara berkelanjutan serta mengurangi atau mencegah upaya peningkatan
mutu pendidikan yang didasarkan pada common sense. Namun demikian, dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Diagram Alir
Menyulitkan atau
menimbulkan kesulitan
dalam menginterpretasikan
jumlah guru SMA di Kab.
Pekalongan
Laptop
Identifikasi
Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan
Data
Penyusunan
Laporan
Analisis
Pengolahan
Data
10
AX
AX
AX2
AX2
AX3
AX3
AX4, dst
Demana A adalah nilai terendah dan X adalah nilai yang belum diketahui.
Rumus mencari X adalah sebagai berikut :
B = AXn
Xn = B/A
11
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
-Paparan data
Terlampir:B. Pembahasan
Data yang diperoleh dari BPS kabupaten pekalongan berupa data persebaran
jumlah guru yang ada di setiap kecamatan yang ada di kabupaten pekalongan tahun
anggaran 2012, kemudian dianalisis. Analisis dilakukan dengan menggunakan
perhitungan statistika yaitu dengan menggunakan sistem kelas interval.
Dalam penyusunan dan pembuatan peta jumlah Guru sekolah Menengah Atas
di Kabupaten Pekalongan tahun 2012 berdasarkan pemetaan dengan metode cloropleth
ini menggunakan lima sistem kelas interval. Kelas interval yang pertama adalah sistem
kelas teratur, yang kedua adalahsistem kelas Aritmatik, sistem kelas Geometri, sistem
kelas kuartil dan yang kelima adalah sistem kelas Diversal.
Setelah selesai pembagian kelas tersebut disetiap kelas interval maka perlu
ditentukan terlebih dahulu nilai dan frekuensi dari data yang masuk pada setiap kelas
interval yang ada. Langkah selanjutnya adalah menentukan kelas interval yang terbaik
untuk dijadikan prioritas dalam pembuatan peta chloropleth. Penentuan sistem kelas
terbaik atau prioritas ini bertujuan untuk mengklasifikasikan kelas interval pada
software ArcGis saat proses pembuatan peta cloropleth dilakukan. Dari sistem ini
didapatkan lima kelas interval. . Lima kelas interval ini mengandung pengertian lima
tingkatan jumlah guru yang ada di setiap kecamatan yang ada di kabupaten pekalongan
Lima tingkatan tersebut adalah Sangat sedikit, sedikit, sedang, banyak, dan sangat
banyak.
Pada prioritas data yang didapat dari data BPS tentang jumlah guru yang ada di
kabupaten pekalongan tahun 2012 meiliki prioritas pada data kuartil.dan berdasarkan
prioritas data kuartil ini yang termasuk dalam kategori sangat sedikit yang pertama
adalah Wonokerto, Petungkritono,Siwalan, dan yang keempat adalah lebah barang.dan
yang masuk dalam kelas sedikit adalah kandangserang, paninggaran,bojong dan talun.
Yang masuk dalam kategori sedang adalah Tirto, Karangdadap, Doro, Wonopringgo.
13
Dan yang masuk dalam kelas banyak adalah Kesesi, sragi, Karanganyar, Buaran
terdapat terdapat 3 kecamatan yang termasuk dalam kelas yang sangat banyak dalam
hal jumlah guru yang ada yang pertama adalah Kedungwuni,Kajen, dan wiradesa dan .
Tapi apabila di spesifikan lagi jumlah Guru di wilayah Kabupaten Pekalongan
itu tertuju pada daerah tengah atau pusat kota yang merupakan suatu core atau inti dari
sebuah kegiatan ekonomi yang ada . Sedangkan daerah yang memiliki jumlah Guru
yang yang sedikit juga menyebar, tapi paling banyak terletak di daerah pinggiran atau
perbatasan.
Selain itu masalah yang perlu diperhatikan saat ini adalah
masih
perlu
14
BAB V
A. Kesimpulan
Peta choropleth menyediakan cara mudah untuk memvisualisasikan bagaimana
pengukuran bervariasi di area geografis atau menunjukkan tingkat variabilitas di suatu
daerah. Dari Peta buat terdapat degradasi warna dengan perbedaan 5 warna yaitu sangat
sedikit, sedikit, sedang, banyak, sangat banyak. Dan peta tersebut bisa di lihat apabila dari
jumlah guru yang ada di kabupaten pekalongan tersebar di wilayah yang berada di tengahtengah karena merupakan suatu inti dari kegatan ekonomi yang ada pada suatu wilayah.
Dan pada jumlah guru di wilayah kabupaten pekalongan tersebar tidak merata.
B. DAFTAR PUSTAKA
Purwanto. 2014. Modul Praktikum Kartografi Tematik. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Malang, 10 Agustus 2014.
Sukarsa, I Made. 2009. Pemetaan Kualitas Pendidikan Di Propinsi Bali Berbasis Spatial.
Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Juni 2009.
Supriyono. 2012. Menggagas Interkoneksi antar jalur pendidikan : Sinergi Pendidikan
Sekolah dan Pendidikan Luar Sekolah dalam Pembangunan Pendidikan Nasional.
Pidato pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Luar Sekolah pada Fakultas
Ilmu Pendidikan, Rabu 10 Oktober 2012.
Suryantoro, Agus, 2013. Intergrasi Aplikasi Sistem Informasi Geografis.Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Purwanto, 2012. Modul Praktikum Kartografi Tematik. Malang: Jur. Geografi. Universitas
Negeri Malang.
Elzakker,Corne P.J.M Van,2004.The of maps in the exploration od geographic
data.Untrecht.Netherlands.
Halim,Yusron,1981.Aspek Visual Sistem Kelas Interval dalam Pemetaan Choropleth Studi
Kasus Pemetaan Kepadatan Penduduk Jawa Tengah.Prosiding Seminar Interpretasi
Foto Udara dan Survey Terpadu.Geo.UGM
Kraak,Menno-Jan & Ormeling,Ferjan.2010.Cartography Visualization of Geospatial Data,3rd
Edition-Pearson Education Ltd.
Purwanto,2006.Laporan Praktikum Kartografi Tematik.Jur.Geografi.UGM
Robinson,et all.1995.Element of Cartography .Canada:John Wiley & Sons,INC.
Sinaga,Maruli.1999.Pemetaan Statistik.Fak.Geografi.UGM
http://dragva.wordpress.com/2010/10/25/choroplath/ (diakses pada 1 Nopember 2014)
15
LAMPIRAN
Kecamatan
-1
Kandangserang
Paninggaran
Lebakbarang
Petungkritono
Talun
Doro
Karanganyar
Kajen
Kesesi
Sragi
Siwalan
Bojong
Wonopringgo
Kedungwuni
Karangdadap
Buaran
Tirto
Wiradesa
Wonokerto
Kab. Pekalongan
(2012)
SLTA
Negeri
Swasta
Sek Guru Murid Sek Guru Murid
-2
-3
-4
-5
-6
-7
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
-
23
27
21
15
23
40
53
38
117
48
159
42
53
-
312
426
163
112
219
419
767
601
2.115
946
2015
622
902
-
1
1
2
5
3
2
1
2
4
3
1
5
-
20
16
46
113
149
46
15
70
131
98
54
98
-
325
160
458
934
2.339
828
85
1.176
1.676
1.213
719
899
-
Negeri
Sek Murid
-8
-10
4
-
687
-
MA
Swasta
Guru
Sek Murid
-11
-13
-12
1
1
1
1
4
1
1
1
45
106
51
134
625
56
1.162
114
-
13
14
15
17
139
21
42
24
-
285
KECAMATAN
Wonokerto
Petungkritono
Siwalan
Lebakbarang
Kandangserang
Paninggaran
Bojong
Talun
Tirto
Karangdadap
Doro
Wonopringgo
Kesesi
Sragi
Karanganyar
Buaran
Wiradesa
Kajen
Kedungwuni
GURU
GURU
GURU
GURU
0
0
0
0
15
15
15
15
15
15
15
15
21
21
21
21
23
23
23
23
47
47
47
47
48
48
48
48
52
52
52
52
54
54
54
54
63
63
63
63
86
86
86
86
87
87
87
87
99
99
99
99
117
117
117
117
127
127
127
127
140
140
140
140
175
175
175
175
202
202
202
202
429
429
429
429
Tabel. Hasil pembagian jumlah interval
GURU
0
15
15
21
23
47
48
52
54
63
86
87
99
117
127
140
175
202
429
Fi
11
5
2
0
1
Nilai Tengah
43
129,5
215,5
301,5
387,5
Fi
5
2
3
4
3
Nilai Tengah
12,5
37,5
65
103,5
153
Fi
5
4
5
4
1
Nilai Tengah
15
45,5
90,5
180,5
360,5
Fi
5
4
4
4
2
Nilai Tengah
11,5
51
104,5
187,5
390,5
Fi
5
4
4
5
1
Nilai Tengah
11,5
43,5
81,5
151
316
200
150
100
50
0
0
1
175 202
117 127 140
99
86 87
47 48 52 54 63
15 15 21 23
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kepadatan guru
Sampel
KECAMATAN
ST
SA
SG
SK
SP
43
12,5
15
11,5
43
43
43
43
43
43
43
43
12,5
12,5
12,5
12,5
37,5
37,5
65
65
15
15
15
15
45,5
45,5
45,5
45,5
11,5
11,5
11,5
11,5
51
51
51
51
11,5
11,5
11,5
11,5
11,5
43,5
43,5
43,5
43,5
65
90,5
105
81,5
104
90,5
105
81,5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Wonokerto
Petungkritono
Siwalan
Lebakbarang
Kandangserang
Paninggaran
Bojong
Talun
Tirto
10
Karangdadap
11
Doro
12
Wonopringgo
130
104
90,5
105
81,5
13
Kesesi
130
104
90,5
105
81,5
14
Sragi
130
104
90,5
188
151
15
Karanganyar
130
153
181
188
151
16
Buaran
130
153
181
188
151
17
Wiradesa
216
153
181
188
151
18
Kajen
216
181
391
151
43
43
jumlah guru
sma
0
15
15
21
23
47
48
52
54
63
86
87
99
117
127
140
175
202
SA
12,5
2,5
2,5
8,5
10,5
9,5
10,5
-13
-11
SG
SK
-15 11,5
-43
-28
0
3,5
-28
0
3,5
-22
6
9,5
8
11,5
-20
4
1,5
-4
2,5
-3
5
9
6,5
1
11
8,5
3
20
-2 27,5 41,5
43 17,5 -4,5 18,5
42,5 16,5 -3,5 17,5
30,5 -4,5 8,5 -5,5
12,5 13,5 26,5 70,5
-2,5 -26 53,5 60,5
10,5 -13 40,5 47,5
40,5 22 -5,5 12,5
13,5 202 21,5 189
Nilai
SP
11,5
3,5
3,5
9,5
11,5
3,5
4,5
8,5
10,5
18,5
4,5
5,5
17,5
-34
-24
-11
24
51
ST
SA
SG
SK
SP
4
4
4
4
1
1
0
0
2
2
2
0
0
0
4
4
3
3
3
3
3
3
2
2
1
1
1
2
4
4
3
3
0
0
0
1
2
2
1
1
19
Kedungwuni
388
361
391
316
429
41,5
429
68,5 38,5
113
3
42
3
0
29
4
2
44
2
4
57
1
1
18
5