PENDAHULUAN
Kabupaten Lampung Tengah dengan luas 4.545,5 Km2 dengan jumlah penduduk
1.477.935 jiwa, memiliki potensi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan yang
sangat besar. Kabupaten Lampung Tengah juga ditunjang dengan keberadaan Jalan Negara,
Jalan Tol, Jalan Provinsi serta moda perkeretapian, menjadikan Lampung Tengah memiliki
posisi yang strategis dalam lalu lintas perdagangan barang dan jasa di Provinsi Lampung.
Kondisi tersebut menjadikan modal besar bagi pelaksanaan pembangunan daerah.
Salah satu komponen dari IPM adalah indeks pendidikan yang terdiri dari indeks
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan indeks Harapan Lama Sekolah (HLS). Dari dua indeks
bidang Pendidikan tersebut, Harapan Lama Sekolah pada tahun 2021 mencapai 12,93 Tahun
dan Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Lampung Tengah pada Tahun 2021 sebesar 7,8
tahun. Harapan Lama Sekolah Kabupaten Lampung tahun 2021 lebih baik bila dibandingkan
dengan Harapan Lama Sekolah Provinsi, sedangkan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten
Lampung Tengah kondisinya lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah di
Propinsi Lampung sebesar 8,05 tahun pada tahun yang sama. Hal ini mengambarkan bahwa
penduduk usia 25 tahun ke atas di Kabupaten Lampung Tengah mengenyam pendidikan
sampai kelas satu SMP yang berarti lebih rendah satu tingkat di bawah rata-rata propinsi yang
mencapai kelas dua SMP.
BAB II
Rendahnya Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2021,
merupakan gambaran akses layanan pendidikan di Lampung Tengah yang didapat oleh
penduduk Lampung Tengah usia 25 tahun keatas. Permasalahan tersebut tidak lepas dari
kondisi sarana dan prasarana Pendidikan serta tenaga pendidik di Kabupaten Lampung di
masa lalu. Rata-rata Lama Sekolah yang hanya mencapai usia 7,8 tahun disebabkan pada tiga
kondisi yiatu (1) akses masyarakat Lampung Tengah hanya mencapai sarana Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama, (2) Kebijakan Wajib Belajar 9 tahun yang mulai diterapkan
pada tahun 1994 serta kebijakan Wajib Belajar 12 tahun yang baru dicanangkan pada tahun
2015, (3) Stigmatisasi Kualitas Pendidikan Lampung Tengah.
Sarana pendidikan lanjutan pertama, atas dan tinggi pada masa lalu masih sangat
terbatas, menyebabkan hanya sebagian masyarakat Lampung Tengah yang dapat mengakses
pendidikan tersebut. Sebagian besar masyarakat Lampung Tengah hanya dapat mengakses
pendidikan Sekolah Dasar. Hal tersebut tergambar dari keberadaan SLTP yang belum
mencakup seluruh Kecamatan di Lampung Tengah, dan SLTA yang masih berjumlah
hitungan jari serta ketiadaan Pendidikan Tinggi di Lampung Tengah. Kondisi demikian
berbanding terbalik dengan sarana dan prasarana Pendidikan yang terdapat di Kota Bandar
Lampung dan Kota Metro.
Kebijakan Wajib Belajar 6 tahun juga berkonstribusi terhadap minimnya belanja
Pemerintah Pusat dan Daerah untuk membiayai pendidikan lanjutan yang ada di Daerah.
Kondisi keuangan negara yang masih sangat terbatas pada masa lalu, dan belum adanya
kewajiban alokasi 20% APBN/APBD untuk belanja Pendidikan, menyebabkan Pemerintah
tidak mampu untuk menyediakan sarana dan prasarana Pendidikan SLTP, SLTA, dan
Pendidikan Tinggi di setiap daerah. Ketidakmampuan Pemerintah dalam menyediakan
pendidikan lanjutan, kemudian dimanfaatkan oleh dunia swasta untuk turut menyediakan
pendidikan lanjutan. Konsekuensi dari pendidikan yang diselenggarakan swasta adalah biaya
pendidikan yang tidak murah, dan hanya dapat diakses oleh masyarakat golongan menengah
atas.
Kemudian, stigmatisasi kualitas pendidikan di Lampung Tengah juga turut
berkontribusi bagi kurangnya minat masyarakat Lampung Tengah untuk meneruskan sekolah
lanjutan di Lampung Tengah. Masyarakat Lampung Tengah masih banyak yang beranggapan
bahwa bersekolah di Kota Bandar Lampung, Kota Metro, atau ke Pulau Jawa lebih bergengsi
daripada bersekolah di Lampung Tengah.
BAB III
PEMILIHAN ALTERNATIF KEBIJAKAN
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Strategi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah akan dapat
berjalan optimal apabila disertai dengan pelaksanaan program-program non Pendidikan,
diantaranya kemudahan akses menuju sekolah seperti jalan berkualitas mantab dan bus
sekolah, promosi peluang usaha dan kemudahan izin usaha dibidang Pendidikan, pemberian
stimulus bagi peserta Sekolah Kesetaraan agar tumbuh minat bersekolah paket A, B, dan C,
peningkatan pendekatan dengan tokoh-tokoh agama pemilik pondok pesantren di luar
Kabupaten Lampung Tengah agar bersedia mendirikan pondok pesantren di Lampung
Tengah.
DUA PENDEKATAN PENDIDIKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Disusun oleh