Abstrak
Kata kunci: Pelaksanaan, Program Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun, Sekolah Menengah Atas
Abstract
The objectives of this research are to find out the implementation at school and know the effort
of senior high school in Bantul. This research is using descriptive and qualitative research. This
subject is the headmaster and teachers of senior high school. Techniques of collecting data used in
this research are interview and documentation. The validation of data is conducted using source
triangulation. The data analyzing techniques used are data display, data reduction, and also
conclusion and verification. Based the research result and discussion, the conclusion is as follows.
The implementation of 12 years compulsory education pioneering program in Bantul is supported by
the government programs, those are Student Operational Assistance and Smart Indonesian Program.
Those are not only drop out students of the last 5 years. The schools department creates policies in
order the poor students or the students who have problems in joining teaching-learning activity.
dalam menghadapi globalisasi ini. Banyak merupakan tanggung jawab negara yang
langkah pemerintah dalam menangani diselenggarakan oleh lembaga pendidikan
masalah-masalah yang dihadapi Pemerintah, pemerintah daerah, dan
pendidikan salah contohnya adalah masyarakat. Payung hukum pelaksanaan
pemerataan akses dan peningkatan mutu wajib belajar 9 tahun yaitu, Peraturan
pendidikan, penanganan masalah itu Pemerintah no 47 tahun 2008 tentang
dengan program wajib belajar sembilan pelaksanaan wajib belajar 9 tahun, dan UU
tahun, yakni Sekolah Dasar (SD) 6 tahun Otonomi Daerah No. 32 Tahun 2003,
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 pendidikan dasar dan menengah telah
tahun. Program tersebut merupakan salah diserahkan ke daerah. Pada tahun 2013,
satu cara untuk mencerdaskan kehidupan Kemendikbud mulai menjalankan
bangsa dan meningkatkan sumber daya kebijakan baru terkait upaya peningkatan
manusia yang ada. Mahkamah Konstitusi mutu dan kualitas pendidikan di Tanah Air
membenarkan bahwa tersedianya dana melalui beberapa program. Di antaranya
20% dari APBN/APBD untuk pendidikan Pendidikan Menengah Universal (PMU),
dan setiap tahunnya. Penggunaan dana atau dikenal dengan 'rintisan wajib belajar
secara efisien dalam sistem pendidikan, 12 tahun. Menurut Mendikbud, alasan
baik pemerintah pusat maupun pemerintah pemerintah segera menggulirkan program
daerah ialah adanya suatu program yang PMU adalah untuk menyukseskan program
telah tersusun secara tepat dan waktu yang wajib belajar 12 tahun. (Kompas,
sesuai untuk dilaksanakan. 7/1/2013) Pada tahun 2016
Wajib belajar merupakan program dikeluarkannya Permendikbud tentang
pendidikan minimal yang harus diikuti Program Indonesia Pintar yang bertujuan
oleh warga Negara Indonesia atas untuk mendukung pelaksanaannya
tanggung jawab Pemerintah Pusat dan program rintisan wajib belajar 12 tahun.
Daerah. Wajib belajar ini merupakan salah Pembangunan pendidikan menengah
satu program yang gencar digalakkan oleh difokuskan pada dua hal yaitu
Departemen Pendidikan Nasional meningkatkan rata-rata lama sekolah
(Depdiknas). Program ini mewajibkan penduduk usia 15 tahun ke atas dan
setiap warga Negara Indonesia untuk meningkatkan relevansi lulusan pendidikan
bersekolah selama 9 (sembilan) tahun pada menengah terhadap dunia kerja. Untuk itu
jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat pemerintah menjamin akses pendidikan
kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau sederajat, menengah seluas-luasnya sehingga
hingga kelas 9 Sekolah Menengah Pertama diharapkan dapat menaikkan rata-rata
(SMP) atau sederajat. Sasaran wajib kualifikasi tenaga kerja di Indonesia yang
belajar 9 tahun adalah setiap warga negara saat ini didominasi oleh lulusan pendidikan
yang berusia 7 – 15 tahun. Sementara itu, dasar. Partisipasi penduduk yang
Pemerintah Pusat dan Daerah menjamin mengikuti pendidikan menengah
terselenggaranya wajib belajar minimal meningkat cukup signifikan selama
pada jenjang pendidikan dasar tanpa periode 2010—2014. Capaian APK
memungut biaya. Sebab wajib belajar SMA/SMK/SMLB/Paket C sebesar
Pelaksanaan Program Rintisan … (Agus Siswanto) 57
tahun. Hal ini dibuktikan masih ada sekitar signifikan. Wajib belajar 12 tahun
900 kecamatan yang belum memiliki SMA ditargetkan akan tercapai di seluruh
atau SMK. Indonesia pada tahun 2020 mendatang.
Provinsi Yogyakarta merupakan Pada tahun 2020 diharapkan sudah tidak
salah satu Provinsi di Indonesia yang ada lagi siswa dengan usia sekolah lanjutan
secara aktif telah berupaya untuk dapat atas (usia 16-18 tahun) yang tidak
memberikan pemenuhan hak atas bersekolah. Kabupaten Bantul
pendidikan bagi seluruh warganya. menargetkan pada 2015 mendatang 96
Provinsi Yogyakarta telah melampaui persen siswa usia SMA sudah harus
komitmen pemerintah Republik Indonesia tertampung pendidikan menengah atas.
dan komunitas internasional (wajib belajar Sebagai solusinya, Bantul menerapkan
9 tahun) dengan mulai merintis program sistem jemput bola mencari siswa putus
wajib belajar 12 tahun yang telah dimulai sekolah, kemudian dititipkan ke sekolah
sejak tahun 2008. Sejauh ini, kebijakan lanjutan atas (SMA, SMK, MA dan
Wajib Belajar 12 tahun menunjukkan sederajat).
bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) PMU berangkat dari keberhasilan
untuk pendidikan setingkat SD, SMP, serta penerapan Wajar 9 tahun. Selama ini yang
SMA telah mengalami peningkatan sejak dikejar adalah anak usia Sekolah
tahun 2008. Dalam rangka mendukung Menengah Pertama (SMP) harus sudah
keberhasilan Wajib Belajar 12 Tahun bersekolah. Angka Partisipasi Kasar
Provinsi Yogyakarta serta memastikan (APK) secara nasional dari wajib belajar 9
bahwa kebijakan ini selaras dengan tahun sebesar 72%. Semntara di Kabupaten
kewajiban negara dalam pemenuhan hak Bantul memiliki APK lebih tinggi
perempuan dan anak, maka BPPM (Badan dibanding nasional, yakni sebesar 86%.
Pemberdayaan Perempuan dan Dapat dikatakan APK di Bantul sudah di
Masyarakat) Provinsi DIY bersama LSM atas rata-rata Nasional. Berdasarkan data,
dan Perguruan Tinggi memfasilitasi Bantul memiliki siswa SMA sebanyak
Pemerintah Provinsi Yogyakarta dalam 12.100 orang, siswa SMK sebanyak 11.970
melakukan kajian terhadap kebijakan orang dan MA 2.225 orang.
Wajar 12 tahun. Langkah ini untuk Kepala Dinas Pendidikan Menengah
memastikan bahwa semua anak, laki-laki dan Non Formal Kabupaten Bantul
maupun perempuan, dapat menikmati mengatakan, dalam rembug Nasional
haknya atas pendidikan dengan (Rembugnas) tentang pendidikan pada
menggunakan pendekatan perspektif hak tanggal 13-15 Februari 2016 di Jakarta,
asasi perempuan dan anak. ada beberapa hal pokok yang harus
Salah satu daerah yang telah berhasil diketahui daerah, salah satunya mengenai
menyelenggarakan program tersebut target Wajib Belajar (Wajar) 12 tahun di
adalah Kabupaten Bantul. Hal ini Indonesia harus selesai pada 2020
ditunjukkan dengan jumlah anak putus mendatang. Dalam Rembugnas juga
sekolah dan mengikuti wajib belajar 12 dibahas solusi beberapa permasalahan,
tahun mengalami peningkatan yang cukup seperti 50 persen siswa SMA/SMK berasal
Pelaksanaan Program Rintisan … (Agus Siswanto) 59
membayar iuran SPP, maupun memenuhi sebanyak 655.396 orang dan tahun 2015
kebutuhan siswa itu sendiri. sebanyak 656.044 orang.
Angka Kelulusan pada jenjang
SMA/SMK/MA mengalami pningkatakan D. Kesimpulan
yaitu pada tahun 2010 sebanyak 8.124 Berdasarkan hasil penelitian dan
orang, tahun 2011 sebanyak 8.639 orang, pembahasan yang telah diuraikan
tahun 2012 sebanyak 9.466 orang, tahun sebelumnya, maka dapat ditarik
2013 sebanyak 8.339 orang, tahun 2014 kesimpulan sebagai berikut. Keberhasilan
sebanyak 9.715 orang, dan tahun 2015 sekolah di Kabupaten Bantul dalam
sebanyak 8.955 orang. Pada tahun 2014 pelaksanaan program rintisan wajib belajar
jumlah lulusan SMA/SMK/MA mengalami 12 tahun atau Pendidikan Menengah
peningkatan paling signifikan yaitu sebesar Universal (PMU) ini tidak lepas dari
1.376 orang. kesiapan dan pemahaman seluruh tenaga
Angka Buta Huruf juga mengalami pendidikan yang ada di Sekolah Menengah
penurunan setiap tahunnya yaitu tahun Atas (SMA) Negeri dan dukungan dari
2010 sebanyak 24,04%, tahun 2011 sebear komite sekolah dalam mengelola kebijakan
22,08% (turun 1,96%), tahun 2012 sebesar ini.
18,13% (turun 3,95%), tahun 2013 sebesar Dalam pelaksanaan program rintisan
16,73% (turun 1,4%), tahun 2014 yaitu wajib belajar di Kabupaten Bantul
16,12% (turun 0,61%), dan tahun 2015 pelaksanaannya dibantu oleh program
sebesar 16,05% (turun 0,7%). Sementara pemerintah yaitu dengan program bantuan
itu, Angka Melek Huruf di Kabupaten opersional siswa (BOS) dan program
Bantul mengalami peningkatan yaitu tahun Indonesia pintar (PIP). Sasaran program
2010 sebesar 91,41%, tahun 2011 sebesar BOS adalah SMA Negeri maupun Swata di
96,88% (naik 5,47%), tahun 2012 sebesar seluruh Indonesia yang sudah terdata
97,5 (naik sebesar 0,62%), tahun 2013 dalam sistem Data Pokok Pendidikan
sebesar 97,51% (naik 0,01%), tahun 2014 Dasar dan Menengah. Besaran bantuan per
sebesar 97,63% (naik 0,12%), dan tahun sekolah diperhitungkan dari jumlah siswa
2015 sebesar 97,68% (naik 0,05%). Angka yang memiliki Nomor Induk Siswa
Buta Huruf mengalami penurunan paling Nasional. Untuk program PIP sendiri
tinggi pada tahun 2012 yaitu sebesar langsung disalurkan kepada peserta
3,95% dan Angka Melek Huruf mengalami didikyang kurang mampu berusia 6 sampai
peningkatan paling tinggi di tahun 2011 dengan 21 tahun dengan memiliki syarat-
yaitu sebesar 5,47%. syarat tertentu.
Total penduduk Usia 15 tahun ke atas Masih ada kendala dalam
yang dapat membaca dan menulis pelaksanaan program wajib belajar 12
mengalami peningkatan yaitu pada tahun tahun di kabupaten Bantul, antara lain
2010 sebanyak 601.255 orang, tahun 2011 adalah siswa yang kurang mampu banyak
sebanyak 611.232 orang, tahun 2012 tidak mendapatkan kartu PIP atau banyak
sebanyak 635.220 orang, tahun 2013 yang salah sasaran yang mendapatkan
sebanyak 655.296 orang, tahun 2014 kartu PIP, sehingga mereka mereka
Pelaksanaan Program Rintisan … (Agus Siswanto) 63
terkendala dalam soal pembiayaan sekolah Program Wajib 12 Tahun atau Pendidikan
mereka. Kurikulum yang berubah-ubah Menengah Universal.
menyulitkan sekolah dalam penjadwalan, Berdasarkan kesimpulan maka
menentukan materi pelajaran, dan buku- peneliti memberikan saran sebagai berikut.
buku pelajaran yang harus berganti-ganti Sekolah terus meningkatkan perhatian
yang disamakan dengan kurikulum yang kepada siswa-siswa yang kurang mampu
diterapkan, sedangkan untuk siswa sendiri dan rawan putus sekolah. Sekolah terus
akan sulit beradaptasi dengan model mengupayakan kebijakan-kebijakan guna
kurikulum yang berubah-ubah. Dana BOS membantu siswa yang kurang mampu dan
belum mencukupi dalam pembiayaan rawan putus sekolah.
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di
sekolah, sehingga harus dibantu dengan Daftar Pustaka
dana mandiri dari SPP setiap bulan. AG, Subarsono. (2009). Analisis
Orangtua/wali siswa masih kurang Kebijakan Publik. Yogyakarta:
menegerti akan pentingnya program wajib Pustaka Pelajar.
belajar 12 tahun yang telah di keluarkan Arif Rohman. (2009). Memahami
oleh pemerintah. Pihak sekolah Pendidikan dan Ilmu Pedidikan.
mengusahakan mencarikan dana subsidi Yogyakarta : Laksbang
berupa beasiswa atau bantuan kepada Mediatama
siswa-siswa yang kurang mampu untuk Depdiknas, (2003). Undang-Undang
meringankan beban mereka dan sanggup Nomor 20 Tahun 2003, Tentang
menyelasaikan pendidikan pada jenjang Sistem Pendidikan Nasional.
SMA. Jakarta
Pihak sekolah mampu memberikan Dwi Siswoyo. et al (2007). Ilmu
kebijakan-kebijakan guna mempermudah Pendidikan. ed 1. Yogyakarta: UNY
siswa yang kurang mampu atau kepada Press
siswa yang memiliki kendala-kendala H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho. (2008).
dalam melaksanakan kegiatan belajar Kebijakan Pendidikan.
mengajar, seperti memberikan bebas SPP Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kepada siswa yang kurang mampu atau Kementerian Pendidikan Nasional
mencarikan dana bantuan kepada siswa- Kabupaten Bantul. (2013). Wajib
siswa yang tidak mendaptkan kartu PIP Belajar 12 Tahun.
dan rawan putus sekolah dengan syarat- http://dikmen.bantulkab.go.id/ber
syarat tertentu. ita/baca/2013/02/18/101608/waji
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul b-belajar-wajar-12-tahun.
tentang wajib belajar 12 tahun masih Diakses pada tanggal 12 Juli
belum memiliki andil yang cukup 2016.
signifikan dalam pelaksanaannya dan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
belum disosisalisasikan kepada masyarakat (2015). Rencana Strategis
secara luas. Kurang maksismalnya peran Kementerian Pendidikan Dan
Pemerintah Daerah dalam mensukseskan
64 Jurnal Hanata Widya Volume 6 Nomor 7 Tahun 2017