Anda di halaman 1dari 11

Pelaksanaan Program Rintisan … (Agus Siswanto) 55

PELAKSANAAN PROGRAM RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN


PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI KABUPATEN
BANTUL

THE IMPLEMENTATION OF 12 YEARS COMPULSORY EDUCATION PIONEERING


PROGRAM SENIOR HIGH SCHOOL IN BANTUL REGENCY

Oleh : Agus Siswanto, Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta


Siswantozagus@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan pelaksanaan program rintisan wajib belajar 12


tahun atau Pendidikan Menengah Universal (PMU) yang telah dilaksanakan oleh Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMA) di Kabupaten Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Kepala Balai Pendidikan Menengah
Kabupaten Bantul, Kepala Sekolah, dan guru SMA. Subjek penelitian ini Kepala Dikmen,
Kepala Sekolah, dan guru SMA. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan
dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang
digunakan adalah display data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: pelaksanaan program rintisan wajib belajar 12
tahun di Bantul dibantu oleh program pemerintah yaitu dengan program bantuan operasional
siswa (BOS) dan program Indonesia pintar (PIP). Tidak adanya siswa yang putus sekolah
dalam lima tahun terakhir. Pihak sekolah mengeluarkan kebijakan guna mempermudah siswa
yang kurang mampu atau kepada siswa yang memiliki kendala dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.

Kata kunci: Pelaksanaan, Program Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun, Sekolah Menengah Atas

Abstract
The objectives of this research are to find out the implementation at school and know the effort
of senior high school in Bantul. This research is using descriptive and qualitative research. This
subject is the headmaster and teachers of senior high school. Techniques of collecting data used in
this research are interview and documentation. The validation of data is conducted using source
triangulation. The data analyzing techniques used are data display, data reduction, and also
conclusion and verification. Based the research result and discussion, the conclusion is as follows.
The implementation of 12 years compulsory education pioneering program in Bantul is supported by
the government programs, those are Student Operational Assistance and Smart Indonesian Program.
Those are not only drop out students of the last 5 years. The schools department creates policies in
order the poor students or the students who have problems in joining teaching-learning activity.

Keywords: 12 Years Compulsory Education Pioneering Program, Student Operational Assistance,


Smart Indonesian Program

A. Pendahuluan gender, demografi, dan lain sebagainya.


Setiap warga negara Indonesia Pemerataan akses dan peningkatan mutu
berhak memperoleh pendidikan yang pendidikan akan membuat warga negara
bermutu dengan minat dan bakat yang Indonesia memiliki kecakapan hidup,
dimilikinya tanpa memandang status sehingga dapat mendorong setiap
ekonomi, status sosial, suku, etnis, agama, individunya untuk berkembang dan maju
56 Jurnal Hanata Widya Volume 6 Nomor 7 Tahun 2017

dalam menghadapi globalisasi ini. Banyak merupakan tanggung jawab negara yang
langkah pemerintah dalam menangani diselenggarakan oleh lembaga pendidikan
masalah-masalah yang dihadapi Pemerintah, pemerintah daerah, dan
pendidikan salah contohnya adalah masyarakat. Payung hukum pelaksanaan
pemerataan akses dan peningkatan mutu wajib belajar 9 tahun yaitu, Peraturan
pendidikan, penanganan masalah itu Pemerintah no 47 tahun 2008 tentang
dengan program wajib belajar sembilan pelaksanaan wajib belajar 9 tahun, dan UU
tahun, yakni Sekolah Dasar (SD) 6 tahun Otonomi Daerah No. 32 Tahun 2003,
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 pendidikan dasar dan menengah telah
tahun. Program tersebut merupakan salah diserahkan ke daerah. Pada tahun 2013,
satu cara untuk mencerdaskan kehidupan Kemendikbud mulai menjalankan
bangsa dan meningkatkan sumber daya kebijakan baru terkait upaya peningkatan
manusia yang ada. Mahkamah Konstitusi mutu dan kualitas pendidikan di Tanah Air
membenarkan bahwa tersedianya dana melalui beberapa program. Di antaranya
20% dari APBN/APBD untuk pendidikan Pendidikan Menengah Universal (PMU),
dan setiap tahunnya. Penggunaan dana atau dikenal dengan 'rintisan wajib belajar
secara efisien dalam sistem pendidikan, 12 tahun. Menurut Mendikbud, alasan
baik pemerintah pusat maupun pemerintah pemerintah segera menggulirkan program
daerah ialah adanya suatu program yang PMU adalah untuk menyukseskan program
telah tersusun secara tepat dan waktu yang wajib belajar 12 tahun. (Kompas,
sesuai untuk dilaksanakan. 7/1/2013) Pada tahun 2016
Wajib belajar merupakan program dikeluarkannya Permendikbud tentang
pendidikan minimal yang harus diikuti Program Indonesia Pintar yang bertujuan
oleh warga Negara Indonesia atas untuk mendukung pelaksanaannya
tanggung jawab Pemerintah Pusat dan program rintisan wajib belajar 12 tahun.
Daerah. Wajib belajar ini merupakan salah Pembangunan pendidikan menengah
satu program yang gencar digalakkan oleh difokuskan pada dua hal yaitu
Departemen Pendidikan Nasional meningkatkan rata-rata lama sekolah
(Depdiknas). Program ini mewajibkan penduduk usia 15 tahun ke atas dan
setiap warga Negara Indonesia untuk meningkatkan relevansi lulusan pendidikan
bersekolah selama 9 (sembilan) tahun pada menengah terhadap dunia kerja. Untuk itu
jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat pemerintah menjamin akses pendidikan
kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau sederajat, menengah seluas-luasnya sehingga
hingga kelas 9 Sekolah Menengah Pertama diharapkan dapat menaikkan rata-rata
(SMP) atau sederajat. Sasaran wajib kualifikasi tenaga kerja di Indonesia yang
belajar 9 tahun adalah setiap warga negara saat ini didominasi oleh lulusan pendidikan
yang berusia 7 – 15 tahun. Sementara itu, dasar. Partisipasi penduduk yang
Pemerintah Pusat dan Daerah menjamin mengikuti pendidikan menengah
terselenggaranya wajib belajar minimal meningkat cukup signifikan selama
pada jenjang pendidikan dasar tanpa periode 2010—2014. Capaian APK
memungut biaya. Sebab wajib belajar SMA/SMK/SMLB/Paket C sebesar
Pelaksanaan Program Rintisan … (Agus Siswanto) 57

68,92% pada tahun 2014. Melihat prasarana pendidikan, rehabilitasi


kebutuhan akan tenaga kerja trampil dan prasarana pendidikan, pengembangan
peningkatan input pendidikan tinggi, kurikulum dan adaptasi Kerangka
Pemerintah mendorong akselerasi Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
pembangunan pendidikan menengah dan Standar Kompetensi Kerja Nasional
dengan menginisiasi Pendidikan Indonesia (SKKNI).
Menengah Universal (PMU) yang Salah satu upaya pemerintah dalam
merupakan langkah awal menuju menyiapkan SDM yang berkualitas di
dilaksanakannya wajib belajar 12 tahun. setiap daerah adalah melalui Program
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan PMU, Pendidikan Menengah Universal (PMU).
pada tahun 2013 pemerintah mengeluarkan Hal ini didasarkan keinginan pemerintah
kebijakan BOS bagi pendidikan menengah untuk memfasilitasi penduduk dalam dunia
dengan satuan biaya per siswa pendidikan. Program ini juga ditujukan
Rp1.000.000,00 per tahun dan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia
direncanakan naik menjadi dari negara lain dalam dunia pendidikan, di
Rp1.400.000,00 pada tahun 2015. mana rata-rata wajib belajar penduduk di
Disamping BOS, bagi siswa tidak mampu Indonesia masih kurang dari delapan tahun
masih diberikan BSM. BOS pendidikan (Kompas, 7/1/2013). Sementara itu, PMU
menengah ini sebelumnya merupakan diharapkan dapat meningkatkan kualitas
Bantuan Operasional Manajemen Mutu penduduk Indonesia dalam mendukung
(BOMM) yang diterapkan dengan pertumbuhan ekonomi dan daya saing
mengikuti mekanisme BOS pada bangsa, peningkatan kehidupan sosial
pendidikan dasar. politik serta kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan akses pendidikan Sasaran PMU adalah meningkatkan Angka
menengah wajib diselaraskan dengan Partisipasi Kasar (APK) pendidikan
akselerasi peningkatan mutu pendidikan. menengah, memperkecil disparitas antar
Pendidikan menengah tidak hanya daerah, dan memperkuat pelayanan
mencetak lulusan pendidikan menengah pendidikan vokasi dengan memperbanyak
yang akan melanjutkan ke pendidikan SMK, maka diharapkan lulusan-lulusan di
tinggi namun juga mempersiapkan lulusan Indonesia akan memiliki SDM yang
SMK memiliki ketrampilan memadai spesifik dan lebih siap untuk bekerja.
untuk menjadi tenaga kerja siap pakai dan Pendidikan vokasi diarahkan kepada
trampil. Dari segi peningkatan kualitas pendidikan menengah kejuruan sebagai
layanan pendidikan menengah, sampai lembaga pendidikan yang bertujuan
dengan tahun 2013 sebanyak 73,5% menyiapkan lulusannya memasuki dunia
SMA/MA dan 48,2% kompetensi keahlian kerja.
SMK berakreditasi minimal B. Pemerintah Dalam pelaksanaan wajib belajar 12
secara kontinu berusaha mendorong tahun pemenrintah melalui kemendikbud
peningkatan layanan pendidikan menengah menemukan kendala yaitu masih
seperti peningkatan kualifikasi dan minimnya sarana dan prsarana penunjang
kompetensi guru, penyediaan sarana dan terlaksanaanya program wajib belajar 12
58 Jurnal Hanata Widya Volume 6 Nomor 7 Tahun 2017

tahun. Hal ini dibuktikan masih ada sekitar signifikan. Wajib belajar 12 tahun
900 kecamatan yang belum memiliki SMA ditargetkan akan tercapai di seluruh
atau SMK. Indonesia pada tahun 2020 mendatang.
Provinsi Yogyakarta merupakan Pada tahun 2020 diharapkan sudah tidak
salah satu Provinsi di Indonesia yang ada lagi siswa dengan usia sekolah lanjutan
secara aktif telah berupaya untuk dapat atas (usia 16-18 tahun) yang tidak
memberikan pemenuhan hak atas bersekolah. Kabupaten Bantul
pendidikan bagi seluruh warganya. menargetkan pada 2015 mendatang 96
Provinsi Yogyakarta telah melampaui persen siswa usia SMA sudah harus
komitmen pemerintah Republik Indonesia tertampung pendidikan menengah atas.
dan komunitas internasional (wajib belajar Sebagai solusinya, Bantul menerapkan
9 tahun) dengan mulai merintis program sistem jemput bola mencari siswa putus
wajib belajar 12 tahun yang telah dimulai sekolah, kemudian dititipkan ke sekolah
sejak tahun 2008. Sejauh ini, kebijakan lanjutan atas (SMA, SMK, MA dan
Wajib Belajar 12 tahun menunjukkan sederajat).
bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) PMU berangkat dari keberhasilan
untuk pendidikan setingkat SD, SMP, serta penerapan Wajar 9 tahun. Selama ini yang
SMA telah mengalami peningkatan sejak dikejar adalah anak usia Sekolah
tahun 2008. Dalam rangka mendukung Menengah Pertama (SMP) harus sudah
keberhasilan Wajib Belajar 12 Tahun bersekolah. Angka Partisipasi Kasar
Provinsi Yogyakarta serta memastikan (APK) secara nasional dari wajib belajar 9
bahwa kebijakan ini selaras dengan tahun sebesar 72%. Semntara di Kabupaten
kewajiban negara dalam pemenuhan hak Bantul memiliki APK lebih tinggi
perempuan dan anak, maka BPPM (Badan dibanding nasional, yakni sebesar 86%.
Pemberdayaan Perempuan dan Dapat dikatakan APK di Bantul sudah di
Masyarakat) Provinsi DIY bersama LSM atas rata-rata Nasional. Berdasarkan data,
dan Perguruan Tinggi memfasilitasi Bantul memiliki siswa SMA sebanyak
Pemerintah Provinsi Yogyakarta dalam 12.100 orang, siswa SMK sebanyak 11.970
melakukan kajian terhadap kebijakan orang dan MA 2.225 orang.
Wajar 12 tahun. Langkah ini untuk Kepala Dinas Pendidikan Menengah
memastikan bahwa semua anak, laki-laki dan Non Formal Kabupaten Bantul
maupun perempuan, dapat menikmati mengatakan, dalam rembug Nasional
haknya atas pendidikan dengan (Rembugnas) tentang pendidikan pada
menggunakan pendekatan perspektif hak tanggal 13-15 Februari 2016 di Jakarta,
asasi perempuan dan anak. ada beberapa hal pokok yang harus
Salah satu daerah yang telah berhasil diketahui daerah, salah satunya mengenai
menyelenggarakan program tersebut target Wajib Belajar (Wajar) 12 tahun di
adalah Kabupaten Bantul. Hal ini Indonesia harus selesai pada 2020
ditunjukkan dengan jumlah anak putus mendatang. Dalam Rembugnas juga
sekolah dan mengikuti wajib belajar 12 dibahas solusi beberapa permasalahan,
tahun mengalami peningkatan yang cukup seperti 50 persen siswa SMA/SMK berasal
Pelaksanaan Program Rintisan … (Agus Siswanto) 59

dari keluarga miskin, belum semua B. Metode Penelitian


kabupaten menyediakan biaya operasional Penelitian ini merupakan penelitian
sekolah menengah. Sebagian besar anak kualitatif dengan menggunakan desain
usia usia 16-18 tahun di daerah marginal penelitian kualitatif deskriptif, dalam arti
belum memiliki layanan pendidikan penelitian difokuskan pada satu fenomena
memadai. Adapun solusinya mengajukan saja yang dipilih dan ingin dipahami secara
beasiswa berdasar kebutuhan siswa, antar mendalam, dengan mengabaikan
kabupaten saling kerjasama untuk fenomena-fenomena lainnya (Nana
membantu fasilitasi pelayanan pendidikan Syaodih Sukmadinata, 2011: 99). Melalui
pendidikan yang memadai serta berbagai penelitian kualitatif diharapkan diperoleh
solusi lain (Dikmen Kabupaten Bantul, pemahaman dan penafsiran yang
02/18/2013). Kepala Bidang Bina Program mendalam mengenai fakta yang relevan.
Pendidikan Dasar menyatakan, pada tahun Penelitian kualitatif dipilih peneliti karena
2014 ada 12 siswa SD dan 15 siswa SMP selain dapat mengungkapkan peristiwa-
yang putus sekolah, dan tahun 2015 turun peristiwa atau kejadian-kejadian riil yang
menjadi 10 siswa SD dan 8 siswa SMP terjadi di lapangan, juga dapat
yang putus sekolah. Sementara jumlah mengungkapkan nilai-nilai tersembunyi
siswa SMA/SMK yang putus sekolah di yang belum terungkap dalam pelaksanaan
Kabupaten Bantul yang tercatat di Dinas program rintisan wajib belajar 12 tahun di
Pendidikan Menengah dan Non Formal kabupaten Bantul. Penelitian dilakukan
berjumlah sekitar 180 siswa. Penyebab pada bulan Juni 2017 sampai Agustus
utama dari putus sekolah, karena faktor 2017. Bertempat di Balai Pendidikan
ekonomi, lingkungan geografis dan faktor Menengah di Kabupaten Bantul dan SMA
keluarga seperti kurangnya kesadaran akan di Bantul yang telah melaksanakan
pentingnya pendidikan. Usaha - usaha apa pelaksanaan wajib belajar 12 tahun.
yang dilakukan sekolah, masyarakat, dan Berdasarkan pembatasan masalah maka
Balai Pendidikan Menengah sebagai SMA Negeri yang dipilih adalah SMA N 1
lembaga pemerintah ynag bertugas untuk Banguntapan, SMA N 1 Kasihan, SMA N
mengkontrol dan mengorganisasikan 1 Pleret, dan SMA N 1 Jetis. Keempat
kebijakan pemerintah daerah tersebut. sekolah tersebut merupakan pelaksana
Selain itu sebagai instansi pemerintah yang program wajib belajar 12 tahun.
menangani dan berkecimpung langsung Fokus permasalahan yang diteliti
dalam penyelenggaran pendidikan wajib adalah pada pelaksanaan program wajib
belajar 12 tahun di Kabupaten Bantul. belajar 12 tahun di yang mencakup pada
Berdasarkan permasalahan di atas hambatan dan solusi pada pelaksanaan,
peneliti tertarik untuk melakukan program yang dijalankan.
penelitian dengan judul “Pelaksanaan Teknik analisis data yang digunakan
Program Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun dalam penelitian ini adalah wawancara dan
Di Kabupaten Bantul”. studi dokumentasi. Dalam penelitian ini,
uji keabsahan data yang digunakan peneliti
60 Jurnal Hanata Widya Volume 6 Nomor 7 Tahun 2017

adalah: Trianggulasi digunakan untuk Kabupaten Bantul dari segi pembiayaan


mengecek data dari berbagai sumber. sendiri adalah masih banyaknya anak yang
Teknik analisis data tersebut meliputi kurang mampu namun tidak memiliki atau
reduksi data, display data, dan penarikan mendapatkan bantuan dari Program
kesimpulan dan verifikasi. Indonesia Pintar (PIP), dana yng
didapatkan BOS sendiri belum mencukupi
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan untuk kebutuhan siswa siswa sendiri,
Pelaksanaan program rintisan wajib dimana per anak per tahun dari BOS
belajar 12 tahun di Kabupaten Bantul yag sendiri hanya Rp1.400.000,00. Hal tersebut
telah dilaksanakan sejak dua tahun lalu ditegaskan dalam Permendikbud Nomor 80
oleh SMA N di Kabupaten Bantul tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis
diperkuat dengan landasan hukum dari Penggunaan Dan Pertanggungjawaban
Perda Kabupaten Bantul nomor 13 tahun Keuangan Dana Bantuan Operasional
2012 tentang pengelolaan dan Sekolah Untuk Sekolah Menengah Atas
penyelenggaraan pendidikan pasal 7 yang yaitu Sasaran program BOS SMA adalah
berisi. Pemerintah Daerah menjamin semua SMA baik Negeri maupun Swasta
terselenggaranya program rintisan wajib di seluruh Indonesia yang sudah terdata
belajar 12 tahun. Permendikbud Nomor 19 dalam sistem Data Pokok Pendidikan
Tahun 2016 tentang Program Indonesia Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).
Pintar Sekolah di jenjang SMA/ SMK di Besaran bantuan per sekolah
Kabupaten Bantul dapat dikatakan sudah diperhitungkan dari jumlah siswa yang
melaksanakan implementasi program memiliki Nomor Induk Siswa Nasional
rintisan wajib belajar 12 tahun ini. (NISN) yang valid dan satuan biaya BOS
Menurut Kamus Wabster, SMA sebesarRp. 1.400.000/siswa/tahun.
sebagaimana yang dikutip oleh Solichin Sekolah di jenjang SMA/SMK di
Abdul Wahab (2008: 64) bahwa Kabupaten Bantul dapat dikatakan sudah
implementasi kebijakan adalah to melaksanakan implementasi program
implement (mengimplementasikan) berarti rintisan wajib belajar 12 tahun ini. Hal ini
to provide the means for carrying out sesuai dengan teori Mazmanian dan
(menyediakan sarana untuk melaksanakan Sabatier yang mengemukakan bahwa
sesuatu); to give practical effect to implementasi adalah tahap upaya
(menimbulkan dampak atau akibat melaksanakan keputusan kebijakan
terhadap sesuatu). Maka implementasi (H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho, 2008:
dapat dipandang sebagai suatu proses 215). Walapun masih adanya kendala-
melaksanakan keputusan kebijakan kendala yang dihadapi sekolah misalnya
(biasanya dalam bentuk undang-undang, masih banyaknya siswa yang kurang
peraturan pemerintah, keputusan peradilan, mampu tidak mendapatkan kartu PIP
perintah eksekutif, atau dekrit presiden). adalah masalah pokok pendidikan.
Kendala yang ada dalam pelaksanaan Pada pelaksanaan program rintisan
program rintisan wajib belajar 12 tahun wajib belajar 12 tahun yang dilaksanakan
yang telah dilaksanakan oleh SMA N di oleh SMA Negeri di Kabupaten Bantul
Pelaksanaan Program Rintisan … (Agus Siswanto) 61

adalah masalah partisipasi pendidikan dan merumuskan program-program sekolah


masalah efisiensi pendidikan yang maupun dalam hal pengelolaan anggaran
ditemukan peneliti dalam penelitiannya di yang ada di sekolah. Sekolah dalam hal ini
antaranya, masalah partisipasi pendidikan kepala sekolah juga selalu memberikan
yaitu kondisi sosial ekonomi sebuah pemahaman, motivasi dan dorongan
keluarga yang menyebabkan siswa SMA kepada orang tua siswa, guru, dan para
yang dalam kondisi seperti ini rawan putus siswa untuk turut mendukung dan
sekolah dikarenakan tidak memliki mensukseskan pelaksanaan program
uang/dana untuk sekolah atau pembiayaan rintisan wajib belajar 12 tahun.
serta lebih memilih bekerja atau membantu Implementasi program rintisan wajib
orang tua mereka. Tingkat aspirasi atau belajar 12 tahun di Kabupaten Bantul dapat
partisipasi masyarakat tentang peranan dan dikatakan berhasil, namun walaupun sudah
pemahaman tentang pentingnya bagi bisa dikatakan berhasil masih ada kendala-
kehidupan mereka, ini terlihat pada masih kendala yang dihadapi. Menurut
kurangnya partisipasi orang tua dalam Mazmanian dan Sabatier, bahwa peran
membimbing anak mereka dalam kegiatan penting dari kerangka analisis
belajar mereka di sekolah dan masih implementasi dari suatu kebijakan
adanya orang tua yang membebaskan atau khususnya kebijakan pendidikan adalah
membiarkan anak mereka memilih pilihan mengidentifikasikan variabel-variabel yang
mereka sendiri tanpa dibimbing oleh orang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan-
tua. Letak geografis satuan pendidikan tujuan formal pada keseluruhan proses
yang jauh dari rumah para siswa sehingga implementasi. Begitu juga dengan sekolah
harus di tempuh dengan jarak jauh dan yang telah mengidentifikasi kendala-
waktu yang cukup lama mengakibatkan kendala dihadapi sebagian besar sekolah
anak tidak bersemangat untuk ke sekolah antara lain adalah kurangnya pembiayaan
tersebut. Pada masalah efisiensi yang digunakan untuk menunjang
pendidikan adalah kurikulum atau bahan pelaksanaan implementasi program wajib
ajar yang diajarkan kepada siswa sering belajar 12 tahun. Dari ke empat sekolah
berubah-ubah mengakibatkan siswa sulit menengah atas mengaku bahwa dana BOS
untuk beradaptasi pada materi dan sekolah dan BOSDA belum bisa mencakup atau
juga sering membutuhkan guru bantuan memenuhi semua kebutuhan sekolah,
untuk mata pelajaran yang bertambah. sehingga sekolah harus menarik dana SPP
Keberhasilan sekolah di Kabupaten untuk membantu menutupi kekurangan
Bantul dalam pelaksanaan program rintisan untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
wajib belajar 12 tahun ini tidak lepas dari Dengan penarikan SPP oleh sekolah
kesiapan dan pemahaman seluruh tenaga tersebut mengharuskan peserta didik
pendidikan yang ada di sekolah dan mengeluarkan biaya untuk bersekolah,
dukungan dari komite sekolah dalam sedangkan tidak semua siswa di sekolah
mengelola kebijakan ini, komite sangat mampu membayar iuran SPP tersebut.
aktif dan selalu selaras dengan pihak Banyak siswa dari kalangan ekonomi
sekolah dalam pengelolaan baik dalam menengah kebawah kesulitan untuk
62 Jurnal Hanata Widya Volume 6 Nomor 7 Tahun 2017

membayar iuran SPP, maupun memenuhi sebanyak 655.396 orang dan tahun 2015
kebutuhan siswa itu sendiri. sebanyak 656.044 orang.
Angka Kelulusan pada jenjang
SMA/SMK/MA mengalami pningkatakan D. Kesimpulan
yaitu pada tahun 2010 sebanyak 8.124 Berdasarkan hasil penelitian dan
orang, tahun 2011 sebanyak 8.639 orang, pembahasan yang telah diuraikan
tahun 2012 sebanyak 9.466 orang, tahun sebelumnya, maka dapat ditarik
2013 sebanyak 8.339 orang, tahun 2014 kesimpulan sebagai berikut. Keberhasilan
sebanyak 9.715 orang, dan tahun 2015 sekolah di Kabupaten Bantul dalam
sebanyak 8.955 orang. Pada tahun 2014 pelaksanaan program rintisan wajib belajar
jumlah lulusan SMA/SMK/MA mengalami 12 tahun atau Pendidikan Menengah
peningkatan paling signifikan yaitu sebesar Universal (PMU) ini tidak lepas dari
1.376 orang. kesiapan dan pemahaman seluruh tenaga
Angka Buta Huruf juga mengalami pendidikan yang ada di Sekolah Menengah
penurunan setiap tahunnya yaitu tahun Atas (SMA) Negeri dan dukungan dari
2010 sebanyak 24,04%, tahun 2011 sebear komite sekolah dalam mengelola kebijakan
22,08% (turun 1,96%), tahun 2012 sebesar ini.
18,13% (turun 3,95%), tahun 2013 sebesar Dalam pelaksanaan program rintisan
16,73% (turun 1,4%), tahun 2014 yaitu wajib belajar di Kabupaten Bantul
16,12% (turun 0,61%), dan tahun 2015 pelaksanaannya dibantu oleh program
sebesar 16,05% (turun 0,7%). Sementara pemerintah yaitu dengan program bantuan
itu, Angka Melek Huruf di Kabupaten opersional siswa (BOS) dan program
Bantul mengalami peningkatan yaitu tahun Indonesia pintar (PIP). Sasaran program
2010 sebesar 91,41%, tahun 2011 sebesar BOS adalah SMA Negeri maupun Swata di
96,88% (naik 5,47%), tahun 2012 sebesar seluruh Indonesia yang sudah terdata
97,5 (naik sebesar 0,62%), tahun 2013 dalam sistem Data Pokok Pendidikan
sebesar 97,51% (naik 0,01%), tahun 2014 Dasar dan Menengah. Besaran bantuan per
sebesar 97,63% (naik 0,12%), dan tahun sekolah diperhitungkan dari jumlah siswa
2015 sebesar 97,68% (naik 0,05%). Angka yang memiliki Nomor Induk Siswa
Buta Huruf mengalami penurunan paling Nasional. Untuk program PIP sendiri
tinggi pada tahun 2012 yaitu sebesar langsung disalurkan kepada peserta
3,95% dan Angka Melek Huruf mengalami didikyang kurang mampu berusia 6 sampai
peningkatan paling tinggi di tahun 2011 dengan 21 tahun dengan memiliki syarat-
yaitu sebesar 5,47%. syarat tertentu.
Total penduduk Usia 15 tahun ke atas Masih ada kendala dalam
yang dapat membaca dan menulis pelaksanaan program wajib belajar 12
mengalami peningkatan yaitu pada tahun tahun di kabupaten Bantul, antara lain
2010 sebanyak 601.255 orang, tahun 2011 adalah siswa yang kurang mampu banyak
sebanyak 611.232 orang, tahun 2012 tidak mendapatkan kartu PIP atau banyak
sebanyak 635.220 orang, tahun 2013 yang salah sasaran yang mendapatkan
sebanyak 655.296 orang, tahun 2014 kartu PIP, sehingga mereka mereka
Pelaksanaan Program Rintisan … (Agus Siswanto) 63

terkendala dalam soal pembiayaan sekolah Program Wajib 12 Tahun atau Pendidikan
mereka. Kurikulum yang berubah-ubah Menengah Universal.
menyulitkan sekolah dalam penjadwalan, Berdasarkan kesimpulan maka
menentukan materi pelajaran, dan buku- peneliti memberikan saran sebagai berikut.
buku pelajaran yang harus berganti-ganti Sekolah terus meningkatkan perhatian
yang disamakan dengan kurikulum yang kepada siswa-siswa yang kurang mampu
diterapkan, sedangkan untuk siswa sendiri dan rawan putus sekolah. Sekolah terus
akan sulit beradaptasi dengan model mengupayakan kebijakan-kebijakan guna
kurikulum yang berubah-ubah. Dana BOS membantu siswa yang kurang mampu dan
belum mencukupi dalam pembiayaan rawan putus sekolah.
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di
sekolah, sehingga harus dibantu dengan Daftar Pustaka
dana mandiri dari SPP setiap bulan. AG, Subarsono. (2009). Analisis
Orangtua/wali siswa masih kurang Kebijakan Publik. Yogyakarta:
menegerti akan pentingnya program wajib Pustaka Pelajar.
belajar 12 tahun yang telah di keluarkan Arif Rohman. (2009). Memahami
oleh pemerintah. Pihak sekolah Pendidikan dan Ilmu Pedidikan.
mengusahakan mencarikan dana subsidi Yogyakarta : Laksbang
berupa beasiswa atau bantuan kepada Mediatama
siswa-siswa yang kurang mampu untuk Depdiknas, (2003). Undang-Undang
meringankan beban mereka dan sanggup Nomor 20 Tahun 2003, Tentang
menyelasaikan pendidikan pada jenjang Sistem Pendidikan Nasional.
SMA. Jakarta
Pihak sekolah mampu memberikan Dwi Siswoyo. et al (2007). Ilmu
kebijakan-kebijakan guna mempermudah Pendidikan. ed 1. Yogyakarta: UNY
siswa yang kurang mampu atau kepada Press
siswa yang memiliki kendala-kendala H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho. (2008).
dalam melaksanakan kegiatan belajar Kebijakan Pendidikan.
mengajar, seperti memberikan bebas SPP Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kepada siswa yang kurang mampu atau Kementerian Pendidikan Nasional
mencarikan dana bantuan kepada siswa- Kabupaten Bantul. (2013). Wajib
siswa yang tidak mendaptkan kartu PIP Belajar 12 Tahun.
dan rawan putus sekolah dengan syarat- http://dikmen.bantulkab.go.id/ber
syarat tertentu. ita/baca/2013/02/18/101608/waji
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul b-belajar-wajar-12-tahun.
tentang wajib belajar 12 tahun masih Diakses pada tanggal 12 Juli
belum memiliki andil yang cukup 2016.
signifikan dalam pelaksanaannya dan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
belum disosisalisasikan kepada masyarakat (2015). Rencana Strategis
secara luas. Kurang maksismalnya peran Kementerian Pendidikan Dan
Pemerintah Daerah dalam mensukseskan
64 Jurnal Hanata Widya Volume 6 Nomor 7 Tahun 2017

Kebudayaan 2015-2019. Diunduh dari


Kemendikbud. www.datakesra.menkokesra.go.id
Kompas.com. (2008). Pencapaian /hdi-indonesia 2011. Diakses
Program Wajib Belajar 9 Tahun. pada tanggal 20 Oktober 2011
http://edukasi.kompasiana.com/2 pukul 21.00 WIB.
011/02/12/pencapaian-program- Solichin Abdul Wahab. (2008). Analisis
wajib-belajar-9-tahun/, Diakses Kebijaksanaan; Dari Formulasi
pada hari Selasa, 29 Maret 2016, Ke Implementasi Kebijaksanaan
pukul 23.10 WIB Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Muhammad IsmaiL Ilyas. (2010). Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Pendidikan Wajib Belajar Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Sembilan Tahun. Bandung: ALFABETA.
http://www.muhammadismaililya Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
s.com. Diakses pada tanggal 16 Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Januari 2016 pukul 20.00 WIB. Sutjipto. (1987). Analisis Kebijaksanaan
Nana Syaodih Sukmadinata. (2011). Pendidikan (Suatu Pengantar).
Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Institut Ilmu Keguruan
Bandung: PT. Remaja Rosda dan Ilmu Pendidikan Padang.
Karya. Suyanto. (2009). Sekolah Gratis. Diunduh
Peraturan Menteri Pendidikan Dan dari
Kebudayaan No. 80 Tahun 2015 http://sekolahgratis.info/liputan-
Tentang Petunjuk Teknis media/pendidikan-pro-rakyat/.
Penggunaan Dan Diakses pada tanggal 20 Januari
Pertanggungjawaban Keuangan 2011 pukul 20.35 WIB.
Dana Bantuan Operasional Syafaruddin, (2008). Efektifitas Kebijakan
Sekolah. Pendidikan: Konsep, Strategi,
Peraturan Menteri Pendidikan Dan dan Aplikasi Kebijakan
Kebudayaan No. 8 Tahun 2017 Pendidikan Manuju Organisasi
Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Sekolah Efektif. Jakarta: Rineka
Operasional Sekolah. Cipta.
Rudy Handoko. (2009) Problem Putus Syamsury. (2009). Penggunaan Dana BOS
Sekolah yang Kompleks. Diunduh dan BOSDA.
dari www.krjogja.com/news/detail/An
http://ureport.vivanews.com/news ggaran.Bosda.DIY. Diakses pada
/read/70884problem_putus_sekol tanggal 12 Januari 2011 Pukul
ah_yang_komplek. Diakses pada 21.00 WIB.
hari Rabu, 6 April 2011 pukul Undang-Undang No.20 Tahun 2003
23:35 WIB Tentang Sistem Pendidikan
Sistem Informasi Kesra Nasional. 2011. Nasional. (2006. Jakarta: Sinar
Data HDI Kemenko Kesra Grafika.
Republik Indonesia tahun 2011.
Pelaksanaan Program Rintisan … (Agus Siswanto) 65

Yoga Permana Wijaya. (2009). www.mutiara.studenntumm.ac.id.


Peningkatan Kualitas Pendidikan Diakses pada tanggal 1 Desember
di Indonesia. Diunduh dari 2010.

Anda mungkin juga menyukai