Anda di halaman 1dari 2

Pelaksanaan Desa Wisata

1. Penetapan Desa Wisata


Dalam pelaksanaan desa wisata, terdapat beberapa tahap dalam penerapannya, yaitu:
1) Pengusulan penetapan desa wisata dilakukan oleh kelompok masyarakat kepada
pemerintah desa yang disetujui melalui musyawarah.
2) Hasil musyawarah keputusan kepala desa disampaikan kepada pengembangan
desa wisata kepada OPD yang menangani urusan pariwisata.
3) OPD melakukan verifikasi, uji kelayakan terhadap usulan desa wisata yang
memenuhi persyaratan selanjutnya ditetapkan dengan keputusan Bupati atau Wali
Kota.
2. Kelembagaan Desa Wisata.
Desa wisata dapat dilakukan dengan tiga lembaga pengelola yang berlandaskan pada
pemberdayaan masyarakat, yaitu:
a. Kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
Kelompok sadar wisata ini merupakan kelompok yang merupakan penggerak kegiatan
sadar wisata dan implementasi desa wisata yang dibentuk dari kesadaran masyarakat yang
disetujui kepala desa dan dikukuhkan oleh Kepala Dinas Pariwisata.
b. Koperasi.
Desa wisata dapat dikelola oleh koperasi yang didirikan oleh sedikitnya 20 anggota daan
dikukuhkan oleh Dinas Koperasi setempat. Koperasi menjadi badan hukum yang berkewajiban
mengelola kegiatan dan mendapatkan keuntungan, yang bertanggungjawab pada Rapat Anggota
Tahunan koperasi.
c. Bumdes.
Badan Usaha Milik Desa adalah hukum resmi desa yang dibentuk oleh pemerintah desa
dan Badan Perwakilan Desa (BPD) melalui musyawarah desa. Bumdes berhak melakukan
berbagai usaha, salah satunya usaha pariwisata yang memiliki potensi wisata di desa tersebut.
3. Pendanaan Desa Wisata.
Sumber pendanaan dari pelaksanaan desa wisata dapat diperoleh melalui:
a. Dana Desa.
Kegiatan yang dapat dilaksanakan menggunakan dana desa yaitu:
- Pembangunan desa seperti sarana prasarana penunjang desa wisata
- Pemberdayaan masyarakat desa seperti pelatihan bagi masyarakat desa untuk
meningkatkan keterampilan, perilaku, kemampuan dan kesadaran wisata bagi
masyarakat desa.
Penggunaan dana desa untuk desa wisata ditetapkan melalui musyawarah desa yang
mengacu pada Peraturan Menteri Desa tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Nomor 11 tahun
2019.
Tahap penggunaan dana desa ditentukan melalui kesepakatan pemerintahan desa yang
disusun berdasarkan tahapan penetapan penggunaan dana desa, yaitu:
1) Musyawarah desa.
2) Penyusunan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Desa.
3) Penyusunan Rancangan APB Desa.
4) Tinjaua Rancangan APB Desa dilakukan oleh Bupati atau Walikota berdasarkan
ketentuan yang berlaku.

b. APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota.


Pendanaan pembangunan yang berasal dari APBD atau APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten/Kota yang berupa program atau kegiatan di daerah yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Pusat/Kabupaten/Kota yang dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
c. Pendanaan dari sumber lainnya.
- CSR atau Corporate Social Responsibility.
Pendanaan dari perusahaan bisnis untuk berkontribusi kepada masyarakat dan komunitas
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup bersama.
- Pendanaan lain yang bersifat tidak mengikat.
- Pendanaan model bapak asuh.

Anda mungkin juga menyukai