PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
DISUSUN
M U H A M M A D R U S D O DY A L F AY E D
211211005
MTG 38
REGIONAL SAROLANGUN
NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
REGIONAL SAROLANGUN
• Fase syn-rift megasequence (40 – 29 juta tahun lalu ), Akibat penunjaman di sepanjang Palung Sumatera Barat, kerak benua di wilayah
Sumatera Selatan mengalami peristiwa ekstensional besar dari zaman Eosen hingga Oligosen Awal. Fase Extensional ini menghasilkan
pembukaan half-graben cukup banyak yang geometri dan orientasinya dipengaruhi oleh heterogenitas dari basement. Awalnya, Regangan ini
tampaknya telah berorientasi timur-barat menghasilkan urutan Horst dan Graben ber arah relatif Utara – Selatan. Sumatera Selatan telah
berotasi sekitar 15 derajat searah jarum jam sejak umur Miosen menurut Hall (1995), sehingga menghasilkan orientasi Graben relatif Utara –
Timur Laut & Selatan – Barat Daya saat ini.
• Fase Post-rift Megasequence ( 29 juta – 5 Juta tahun lalu), Rifting berhenti sekitar 29 Juta tahun yang lalu, namun pada kerak benua yang
mengalami penipisan di bawah Cekungan Sumatera Selatan terus mereda dikarenakan adanya keseimbangan dari termal pada litosfer terbentuk
kembali. Hal Ini terjadi di bagian cekungan, seperti Sub – cekungan Palembang Tengah, Produk Megasequence ini mencapai ketebalan lebih dari
13.000 kaki Adanya tingkat penurunan (subsidence) permukaan yang tinggi dan terdapat kenaikan permukaan laut yang relatif tinggi
mengakibatkan adanya fasa transgresi pada cekungan yang maksimal, sehingga mencapai kondisi batas maksimumnya. Hal ini terjadi pada sekitar
16 Juta tahun yang lalu dengan membanjiri hampir di seluruh cekungan. Adanya perlambatan laju dari penurunan permukaan dan / atau
peningkatan proses sedimentasi ke dalam cekungan, di mulai pada 16 tahun lalu sampai denga 5 juta tahun lalu, menghasilkan fasa regresi. Tidak
adanya bukti bahwa aktivitas tektonik lokal merupakan pengaruh yang sangat signifikan dalam proses terjadinya regresi ini.
• Fase Syn-Orogenic / Inversion ( 5 juta tahun lalu- sekarang ini. ), Rifting berhenti sekitar 29 Juta tahun yang lalu, namun pada kerak benua yang
mengalami penipisan di bawah Cekungan Sumatera Selatan terus mereda dikarenakan adanya keseimbangan dari termal pada litosfer terbentuk
kembali. Hal Ini terjadi di bagian cekungan, seperti Sub – cekungan Palembang Tengah, Produk Megasequence ini mencapai ketebalan lebih dari
13.000 kaki Adanya tingkat penurunan (subsidence) permukaan yang tinggi dan terdapat kenaikan permukaan laut yang relatif tinggi
mengakibatkan adanya fasa transgresi pada cekungan yang maksimal, sehingga mencapai kondisi batas maksimumnya. Hal ini terjadi pada sekitar
16 Juta tahun yang lalu dengan membanjiri hampir di seluruh cekungan. Adanya perlambatan laju dari penurunan permukaan dan / atau
peningkatan proses sedimentasi ke dalam cekungan, di mulai pada 16 tahun lalu sampai denga 5 juta tahun lalu, menghasilkan fasa regresi. Tidak
adanya bukti bahwa aktivitas tektonik lokal merupakan pengaruh yang sangat signifikan dalam proses terjadinya regresi ini.
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”
1. FENOMENA GEOLOGI AIR GARAM DI GUNUNG INUM YOGYAKARTA
Stratigrafi regional dari air garam gunung inum berdasarkan peta geologi lembar sarolangun, sumatra.
Oleh : N.SUWARNA, SUHARSONO,S.GAFOER, T.C AMIN, KUSNAMA, AND B.HERMANTO 1992
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN
DAERAH LIMUN
• Gua Mesiu merupakan tipe gua tebing yang termasuk wilayah Dusun Napal Melintang, Desa Napal
Melintang, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi
• Pintu-1 Gua Mesiu berukuran lebar 9,2 meter,dan tinggi 6,5 meter, dengan ukuran ruang panjang
10,1 meter, lebar 17,3 meter, dan tinggi 9,1 meter. Pintu-2 Gua Mesiu berukuran lebar 10,3 meter,
dan tinggi 4,3 meter, dengan ukuran ruang panjang 20 meter, tinggi 23,1 meter, dan lebar 13,8 meter.
Sirkulasi udara dan intensitas sinar termasuk baik. PH dan kelembaban 6,5/60%, dengan ornamen
berupa stalaktit, stalagmit, pilar, dan batu alir (flowstone), kemiringan lantai (dip) 3°. Di dalam Gua
Mesiu terdapat sungai bawah tanah. Tinggi Gua Mesiu dari dataran adalah 25 meter. Dari hasil
pengamatan, gua ini memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai gua hunian masa lalu, ditunjang
dengan pengamatan permukaan yang dilakukan secara sepintas serta pengaisan di beberapa bagian
mulut gua ditemukan adanya indikasi tinggalan artefak berupa alat-alat litik (obsidian, chert, jasper),
fragmen tembikar, dan fragmen moluska (Intan, 2015).
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”
GOA MESIU
YOGYAKARTA
• Gua Air Lului merupakan tipe gua kaki bukit yang termasuk wilayah Dusun Dalam, Desa Napal
Melintang, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Gua Air Lului terletak pada
2°39’30,5” Lintang Selatan dan 102°26’51,7” Bujur Timur, dengan ketinggian 194 meter diatas
permukaan airlaut, dengan arah hadap N220°E (Barat daya) (Intan, 2015). Adanya pilar membuat Gua
Air Lului mempunyai 3 pintu. Pintu-1 berukuran lebar mulut gua 3,7 meter, tinggi mulut gua 4,5
meter, dan panjang kedalam 6,6 meter. Pintu-2 berukuran lebar mulut gua 1,7 meter, Gambar 6.
Sebaran Situs Gua di Wilayah Kabupaten Sarolangun dalam Peta Rupa Bumi Indonesia (Sumber:
Dokumentasi Bakosurtanal, 1986 dengan modifikasi) Jurnal Walennae, Vol. 16, No. 1, Juni 2018: Hal. 1-
20 | 9 tinggi mulut gua 2,6 meter, dan panjang kedalam 7,4 meter. Pintu-3 berukuran lebar mulut gua
1,9 meter, tinggi mulut gua 2,5 meter, dan panjang kedalam 6,3 meter. Ukuran ruang gua panjang 8,2
meter, lebar 7,3 meter, dan tinggi 6,6 meter. Di dalam gua mengalir sungai bawah tanah dengan arah
barat-timur. Sirkulasi udara dan intensitas sinar termasuk sedang-baik. PH dan kelembaban 6,4/40%,
dengan ornamen berupa stalaktit, stalagmit, pilar
UNIVERSITAS
KABUPATEN SAROLANGUN
YOGYAKARTA
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN
goa colauw petak goa Calau Petak berada di antara Dusun Dalam, Desa Napal Melintang dan Dusun
Sungai Beduri, Desa Meribung, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Jambi
UNIVERSITAS
KARST LIMUN
YOGYAKARTA