Anda di halaman 1dari 19

UNIVERSITAS

PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

DISUSUN
M U H A M M A D R U S D O DY A L F AY E D
211211005
MTG 38

USUL AN GEOHERITAGE DAERAH


SAROLANGUN, PROVINSI JAMBI
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN

REGIONAL SAROLANGUN
NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

• Menurut Van Bemmelen (1949), fisiografi Pulau


Sumatera terbagi atas enam zona fisiografi,
yaitu Zona Jajaran Barisan, Zona Semangko,
Zona Pegunungan Tigapuluh, Zona Kepulauan
Busur Luar, Zona Paparan Sunda, dan Zona
Dataran Rendah dan Berbukit. Lokasi
penelitian termasuk zona bukit barisan
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN

STRUKTUR GEOLOGI DAN SEJARAH


NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

REGIONAL SAROLANGUN

Elemen struktural utama di cekungan ditunjukkan pada Gambar 2.


Berdasarkqn Referensi Longley (1997) yang membahas tentang
peristiwa sejarah lempeng tektonik yang mengendalikan
pembentukan struktural pada Cekungan di Sumatera Selatan
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

• Fase syn-rift megasequence (40 – 29 juta tahun lalu ), Akibat penunjaman di sepanjang Palung Sumatera Barat, kerak benua di wilayah
Sumatera Selatan mengalami peristiwa ekstensional besar dari zaman Eosen hingga Oligosen Awal. Fase Extensional ini menghasilkan
pembukaan half-graben cukup banyak yang geometri dan orientasinya dipengaruhi oleh heterogenitas dari basement. Awalnya, Regangan ini
tampaknya telah berorientasi timur-barat menghasilkan urutan Horst dan Graben ber arah relatif Utara – Selatan. Sumatera Selatan telah
berotasi sekitar 15 derajat searah jarum jam sejak umur Miosen menurut Hall (1995), sehingga menghasilkan orientasi Graben relatif Utara –
Timur Laut & Selatan – Barat Daya saat ini.
• Fase Post-rift Megasequence ( 29 juta – 5 Juta tahun lalu), Rifting berhenti sekitar 29 Juta tahun yang lalu, namun pada kerak benua yang
mengalami penipisan di bawah Cekungan Sumatera Selatan terus mereda dikarenakan adanya keseimbangan dari termal pada litosfer terbentuk
kembali. Hal Ini terjadi di bagian cekungan, seperti Sub – cekungan Palembang Tengah, Produk Megasequence ini mencapai ketebalan lebih dari
13.000 kaki Adanya tingkat penurunan (subsidence) permukaan yang tinggi dan terdapat kenaikan permukaan laut yang relatif tinggi
mengakibatkan adanya fasa transgresi pada cekungan yang maksimal, sehingga mencapai kondisi batas maksimumnya. Hal ini terjadi pada sekitar
16 Juta tahun yang lalu dengan membanjiri hampir di seluruh cekungan. Adanya perlambatan laju dari penurunan permukaan dan / atau
peningkatan proses sedimentasi ke dalam cekungan, di mulai pada 16 tahun lalu sampai denga 5 juta tahun lalu, menghasilkan fasa regresi. Tidak
adanya bukti bahwa aktivitas tektonik lokal merupakan pengaruh yang sangat signifikan dalam proses terjadinya regresi ini.
• Fase Syn-Orogenic / Inversion ( 5 juta tahun lalu- sekarang ini. ), Rifting berhenti sekitar 29 Juta tahun yang lalu, namun pada kerak benua yang
mengalami penipisan di bawah Cekungan Sumatera Selatan terus mereda dikarenakan adanya keseimbangan dari termal pada litosfer terbentuk
kembali. Hal Ini terjadi di bagian cekungan, seperti Sub – cekungan Palembang Tengah, Produk Megasequence ini mencapai ketebalan lebih dari
13.000 kaki Adanya tingkat penurunan (subsidence) permukaan yang tinggi dan terdapat kenaikan permukaan laut yang relatif tinggi
mengakibatkan adanya fasa transgresi pada cekungan yang maksimal, sehingga mencapai kondisi batas maksimumnya. Hal ini terjadi pada sekitar
16 Juta tahun yang lalu dengan membanjiri hampir di seluruh cekungan. Adanya perlambatan laju dari penurunan permukaan dan / atau
peningkatan proses sedimentasi ke dalam cekungan, di mulai pada 16 tahun lalu sampai denga 5 juta tahun lalu, menghasilkan fasa regresi. Tidak
adanya bukti bahwa aktivitas tektonik lokal merupakan pengaruh yang sangat signifikan dalam proses terjadinya regresi ini.
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”
1. FENOMENA GEOLOGI AIR GARAM DI GUNUNG INUM YOGYAKARTA

TINGGI, DESA BATANG ASAI, K ABUPATEN


SAROL ANGUN
Secara Administrasi suatu fenomena alam geologi
yang dimana cukup warga setempat dan dari warga
luar sering mengunjungi daerah ini, terdapat nya air
yang keluar yang bersifat asin dengan hal hal ini
cukup menarik perhatian. air asin berhubungan
dengan laut, sedangkan daerah tersebut memiliki
keadaan kondisi ketinggian bukit yang tinggi dan
pegunungan. Lokasi fenomena ini di deesa keradak,
kecamatan batang asai, kabupaten sarolangun
provinsi jambi. Ditempuh dengan jarak 3 -4 jam
dari kabupaten sarolangun bisa memakai mobil
terus dilanjutkan memakai kendaraan motor dan
jalan kaki sekitaran 1km dari desa keradak ke
gunung inum tinggi
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

FOTO-FOTO AIR YANG BERSIFAT ASIN DI


GUNUNG INUM TINGGI DESA KEREDAK,
BATANG ASAI
UNIVERSITAS

FENOMENA AIR ASIN KELUAR KE PERMUK A AN DI


PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
GUNUNG INUM, BATANG ASAI
UNIVERSITAS

PETA GEOLOGI REGIONAL


PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

Berdasarkan dalam peta geologi


regional tersebut masuk di
formasi papan-betupang terdiri
dari litologi Daerah gunung
inum desa kredak masuk dalam
geologi regional lembar
sarolangun, dilihat kondisi dan
lokasi air garam gunung inum
masuk dalam formasi papan
betupang, terdiri dari litologi
konglemerat aneka bahan,
batupasir,batulempung,batulanau
, dan breksi, sisipan batupasir ,
batulempung, tuffan dan
batubara.

Stratigrafi regional dari air garam gunung inum berdasarkan peta geologi lembar sarolangun, sumatra.
Oleh : N.SUWARNA, SUHARSONO,S.GAFOER, T.C AMIN, KUSNAMA, AND B.HERMANTO 1992
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN

GEOHERITAGE KAWASAN KARST DAERAH NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

KECAMATAN LIMUN, KABUPATEN


SAROLANGUN, PROVINSI JAMBI
• Luas wilayahnya 6.174 km² dan luas wilayah
Kecamatan Limun 799 km² (12,94%). Secara
administratif, Kabupaten Sarolangun terbagi ke dalam
10 Kecamatan, 9 Kelurahan, dan 149 Desa. Kecamatan
Limun terdiri dari 16 Desa, dengan ketinggian 20-
1.950 meter dari permukaan laut (dpl) (Bada Pusat
Statistik, 2017). Bentang alam Kecamatan Limun
sebagai wilayah penelitian, berbentuk wilayah berbukit,
dengan lereng 25-40%, da luas 73.487 Ha (11,90%),
atau mencapai 50% dari luas keseluruhan. Bentang
alam seperti ini terlihat mulai dari Dusun Bukit
Melintang, Desa Napal Melintang, Desa Lubuk
Bedorong, Bt. Tinjaulimun (667 m) sampai Dusun
Kampung Manggis hingga ke Dusun Simpang Melako
(Badan Pusat Statistik, 2017).
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN

SALAH SATU GOA MESIU DI


NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

DAERAH LIMUN
• Gua Mesiu merupakan tipe gua tebing yang termasuk wilayah Dusun Napal Melintang, Desa Napal
Melintang, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi
• Pintu-1 Gua Mesiu berukuran lebar 9,2 meter,dan tinggi 6,5 meter, dengan ukuran ruang panjang
10,1 meter, lebar 17,3 meter, dan tinggi 9,1 meter. Pintu-2 Gua Mesiu berukuran lebar 10,3 meter,
dan tinggi 4,3 meter, dengan ukuran ruang panjang 20 meter, tinggi 23,1 meter, dan lebar 13,8 meter.
Sirkulasi udara dan intensitas sinar termasuk baik. PH dan kelembaban 6,5/60%, dengan ornamen
berupa stalaktit, stalagmit, pilar, dan batu alir (flowstone), kemiringan lantai (dip) 3°. Di dalam Gua
Mesiu terdapat sungai bawah tanah. Tinggi Gua Mesiu dari dataran adalah 25 meter. Dari hasil
pengamatan, gua ini memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai gua hunian masa lalu, ditunjang
dengan pengamatan permukaan yang dilakukan secara sepintas serta pengaisan di beberapa bagian
mulut gua ditemukan adanya indikasi tinggalan artefak berupa alat-alat litik (obsidian, chert, jasper),
fragmen tembikar, dan fragmen moluska (Intan, 2015).
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”

GOA MESIU
YOGYAKARTA

Dari hasil pengamatan, gua ini memenuhi


persyaratan untuk disebut sebagai gua hunian
masa lalu, ditunjang dengan pengamatan
permukaan yang dilakukan secara sepintas
serta pengaisan di beberapa bagian mulut gua
ditemukan adanya indikasi tinggalan artefak
berupa alat-alat litik (obsidian, chert, jasper),
fragmen tembikar, dan fragmen moluska
(Intan, 2015)
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN

OBSIDIAN DI GOA MESIU


NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

• Obsidian, berdasarkan klasifikasi petrologi adalah, obsidian termasuk


batuan beku, berwarna segar hitam mengkilat dan lapuk berwarna
hitam. Berstruktur kompak (massive), dengan tekstur holohialin, gelas
silika. Berat jenisnya 3,36-2,5 gram/cm3 , dengan kekerasan 5-5,5 Skala
Mohs. Berdasarkan klasifikasi tempat terbentuknya termasuk dalam
batuan beku lelehan (volkanic rocks) yaitu magma yang membeku
secara tiba-tiba dipermukaan bumi. Berdasarkan klasifikasi atas dasar
sifat kimia dan komposisi mineral, termasuk pada batuan beku asam
yaitu mengandung silikat lebih besar dari 60%, kaya akan unsur alkali
dan miskin terhadap kalsium/kapur dan mineral ferromagnesian,
umumnya berwarna muda atau terang. Obsidian terbentuk dari magma
yang bersifat rhyolitis, dasitis, mengandung air kurang dari 1%, bila
kandungan airnya kira-kira 10% maka disebut pitchstone (Huang, 1962)
Alat-alat litik dari obsidian yang hanya ditemukan di Gua Mesiu dan
Ceruk Semedi, sedangkan di gua-gua lainnya tidak ditemukan. Lokasi
sumber obsidian di wilayah Sarolangun, ditemukan di sebelah barat dan
barat laut dari situs-situs gua tersebut. Lokasi obsidian yang dekat dari
situs-situs adalah Bukit Hulu Simpang dan Bukit Legal Tinggi. Jarak
terjauh dari situs ke lokasi obsidian adalah 40 km (garis lurus) dan jarak
terdekat adalah 33 km (garis lurus)
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN

GOA AIR LULUI


NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

• Gua Air Lului merupakan tipe gua kaki bukit yang termasuk wilayah Dusun Dalam, Desa Napal
Melintang, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Gua Air Lului terletak pada
2°39’30,5” Lintang Selatan dan 102°26’51,7” Bujur Timur, dengan ketinggian 194 meter diatas
permukaan airlaut, dengan arah hadap N220°E (Barat daya) (Intan, 2015). Adanya pilar membuat Gua
Air Lului mempunyai 3 pintu. Pintu-1 berukuran lebar mulut gua 3,7 meter, tinggi mulut gua 4,5
meter, dan panjang kedalam 6,6 meter. Pintu-2 berukuran lebar mulut gua 1,7 meter, Gambar 6.
Sebaran Situs Gua di Wilayah Kabupaten Sarolangun dalam Peta Rupa Bumi Indonesia (Sumber:
Dokumentasi Bakosurtanal, 1986 dengan modifikasi) Jurnal Walennae, Vol. 16, No. 1, Juni 2018: Hal. 1-
20 | 9 tinggi mulut gua 2,6 meter, dan panjang kedalam 7,4 meter. Pintu-3 berukuran lebar mulut gua
1,9 meter, tinggi mulut gua 2,5 meter, dan panjang kedalam 6,3 meter. Ukuran ruang gua panjang 8,2
meter, lebar 7,3 meter, dan tinggi 6,6 meter. Di dalam gua mengalir sungai bawah tanah dengan arah
barat-timur. Sirkulasi udara dan intensitas sinar termasuk sedang-baik. PH dan kelembaban 6,4/40%,
dengan ornamen berupa stalaktit, stalagmit, pilar
UNIVERSITAS

FOTO FOTO GOA AIR LULUI PEMBANGUNAN


NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

Gambar cadas di Gua Sungai Lului terdiri atas 23 gambar


berwarna hitam dan 1 gambar berwarna putih. Gambar
cadas dengan figur antropomorfik, binatang (?), dan motif
geometris, terletak di dinding gua dengan ketinggian 0,9-2
meter di atas permukaan lantai gua, pada sebuah lorong
masuk gua yang penuh lukisan (Fauzi et al., 2015). Gambar
cadas berwarna hitam didominasi oleh oleh gambar garis-
garis dinamis, figur antropomorfik, reptil, hewan melata,
sarang lebah, serta bentuk geometrik (lingkaran, bujur
sangkar dan persegi panjang) yang tidak (Fauzi, 2016).
UNIVERSITAS

BUKIT TAMULAN DAERAH LIMUN, PEMBANGUNAN


NASIONAL “VETERAN”

KABUPATEN SAROLANGUN
YOGYAKARTA
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN

GOA CELAU PETAK


NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

goa colauw petak goa Calau Petak berada di antara Dusun Dalam, Desa Napal Melintang dan Dusun
Sungai Beduri, Desa Meribung, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Jambi
UNIVERSITAS

PETA GEOLOGI KAWASAN PEMBANGUNAN


NASIONAL “VETERAN”

KARST LIMUN
YOGYAKARTA

Kawasan karst kecamatan limun memiliki sebuag pandangan


fenomena dari goa, tebing tinggi dan ornamen ornamen
peninggalan sejarah seperti gambar cadas. Goa di temukan
seperti goa celau petak, goa sungai lului, goa mesiu dan tebing
tinggi tamulun. Goa mesiu dan tebing tinggi di regional
termasuk di formasi peneta berumur kapur-jura terdiri dari
litologi batusabak,serpih,batulanau, dan batupasir, sisipan batu
pasir dan batugamping.
Goa sungai lului dan goa celau petak msuk di formasi anggota
mersip formasi peneta berumur kapur-jura terdiri litologi
batugamping kelabu muda-batu gamping kristalin

Anda mungkin juga menyukai