Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN 18

PENERAPAN INTEGRAL TERTENTU


DALAM EKONOMI

A. Tujuan Pembelajaran
Pada pertemuan 18 ini, mahasiswa akan dijelaskan mengenai penerapan
integral tertentu dalam bidang ekonomi. Setelah menyelesaikan perkuliahan,
mahasiswa diharapkan mampu menghitung dan menerapkan integral tertentu
dalam bidang ekonomi dan bisnis.
.
B. Uraian Materi
18.1. Penerapan Integral Tertentu dalam Ekonomi
A) Surplus Konsumen
Surplus konsumen merupakan kesediaan membayar (willingness to
pay) berupa jumlah maksimum yang mau dibayar oleh seorang konsumen
untuk memperoleh suatu barang. Willingness to pay adalah jumlah
maksimum yang mau dibayar oleh konsumen untuk memperoleh suatu
barang, dan sekaligus menjadi ukuran seberapa besar pembeli menilai suatu
barang. Surplus konsumen berarti juga merupakan kesedian konsumen
membayar dikurangi jumlah yang sebenarnya dibayarkan konsumen.
Surplus konsumen (consumer surplus) mencerminkan suatu
keuntungan lebih atau surplus yang dinikmati oleh konsumen tertentu
berkenaan dengan tingkat harga pasar suatu barang. Jadi surplus
Konsumen (consumer surplus) memiliki arti selisih antara jumlah yang
konsumen sedia bayarkan dengan yang harus dibayar. Contoh mengenai
surplus konsumen diantaranya yaitu sebagai berikut :
1) Harga suatu barang yang diminta di pasar adalah Rp 80.0000,- tetapi
konsumen berani membeli barang tersebut seharga Rp 100.000,-.
Artinya bahwa terjadi surplus konsumen sebesar Rp. 20.000,-.
2) Seorang mahasiswa mampu untuk membeli tiket nonton bioskop
dengan harga Rp 20.000, namun ia hanya cukup mengeluarkan uang
yang dibayarkan adalah sebesar Rp 14.000. Maka surplus yang ia
dapatkan adalah sebesar Rp 6.000.
3) Seorang konsumen sedang mencari mobil bekas. Dia menganggarkan
Rp100.000.000 untuk dibelanjakan. Jika dia membeli mobil dengan
semua kriteria yang diinginkannya seharga Rp60.000.000, dapat
katakan bahwa dia memiliki surplus konsumen sebesar Rp40.000.000.
Dengan kata lain, baginya mobil tersebut bernilai Rp100.000.000,
namun pada akhirnya dia mendapat mobil itu dan surplus sebesar
Rp40.000.000 untuk dibelanjakan membeli barang-barang lain sesuai
keinginannya.
Tujuan mempelajari konsep surplus konsumen ini adalah untuk
membuat penilaian normatif tentang diinginkan atau tidaknya hasil yang
dibuahkan oleh mekanisme pasar. Surplus konsumen pada dasarnya
mengukur manfaat atau keuntungan yang diterima pembeli dari suatu
barang, berdasarkan penilaian konsumen itu sendiri. Kunci untuk tetap
menyadari pentingnya surplus konsumen adalah dengan menghormati
preferensi (pilihan atau kecenderungan perilaku) pembeli.
Namun di sebagian besar pasar kita dapat menyimpulkan dengan
aman bahwa surplus konsumen merupakan cerminan kesejahteraan
ekonomis para konsumen. Para konsumen biasanya mengasumsikan bahwa
para pembeli adalah para pembuat keputusan yang rasional sehingga
preferensi mereka harus dihormati.
Surplus konsumen mengandung arti sebuah nilai kerelaan pembeli
untuk membayar suatu barang dikurangi harga barang tersebut yang
sebenarnya. Surplus konsumen mengukur manfaat yang diterima pembeli
dari partisipasinya di suatu pasar. Sehingga dalam penghitungan besarnya
surplus konsumen dengan mencari luas daerah di bawah kurva permintaan
dan di atas harga pasar.
Fungsi permintaan P = f(Q) menunjukkan jumlah suatu barang yang
akan dibeli oleh konsumen pada tingkat harga tertentu. Jika tingkat harga
pasar adalah P, maka bagi konsumen tertentu yang sebetulnya mampu dan
bersedia membayar dengan harga lebih tinggi dari Pe hal ini akan merupakan
keuntungan baginya, sebab ia cukup membayar barang tadi dengan harga
Pe . Keuntungan lebih semacam inilah disebut surplus konsumen. Secara
geometri, besarnya surplus konsumen ditunjukkan oleh luas area di bawah
kurva permintaan tetapi di atas tingkat harga pasar. Bisa juga dikatakan
bahwa besarnya surplus konsumen dapat diketahui dengan mencari luas
segitiga yang terletak di atas harga pasar. Agar lebih jelasnya perhatikan
kurva di bawah ini :

P

D(0, P )
Surplus Konsumen (Cs )

Pe E = (Qe , Pe )


F( Q ,0)
0 GambarQ18.1
e
Ilustrasi grafik Surplus Konsumen
Q

Grafik 18.1. Surplus Konsumen


Surplus konsumen atau Cs (Costumers’ surplus) tak lain adalah
segitiga Pe DE, dengan rentang wilayah yang dibatasi oleh Q = 0 sebagai
batas bawah dan Q = Qe sebagai batas atas. Besarnya surplus konsumen
adalah:

𝐐
𝐂𝐬 = ∫𝟎 𝐞 𝐟(𝐐)𝐝𝐐 − 𝐐𝐞 𝐏𝐞

Dalam hal fungsi permintaan berbentuk P = f(Q) atau,bisa juga diterapkan


dalam rumus berikut :

P
𝐂𝐬 = ∫𝐏 𝐟(𝐏)𝐝𝐏
𝐞


Dalam hal fungsi permintaan berbentuk Q = f(P); P adalah nilai P untuk Q =
0 atau penggal kurva permintaan pada sumbu harga.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa :
Q
Cs = ∫0 e f(Q)dQ − Qe Pe

P
= ∫P f(P)dP
e

Perhatikan kasus-kasus berikut ini untuk penerapan rumus untuk


memudahkan dalam pemahamannya :

Kasus 1
Diketahui fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan
Q = 48 – 0,03P2 . Hitunglah surplus konsumen jika tingkat harga pasar
adalah 30.

40
Cs

30

0 21 48 Q

Gambar 18.2 surplus konsumen kasus 1


Penyelesaian :
Q = 48 – 0,03P2
Jika P = 0, maka : Q = 48

Jika Q = 0, maka : P = 40 ≡ P

Jika P ≡ Pe = 30,
Q = Qe = 21
Penyelesaian:

P
Cs = ∫P f(P)dP
e
40
= − 0,03P2 ) dP
∫30 (48
40
= [48P − 0,01P3 ]
30
= {48(40) – 0,01(40)3 } − {48(30) – 0,01(30)3 }
= (1920 – 640) – (1440 – 270)
= 110

Kasus 2
Hitunglah surplus konsumen dengan dua macam cara untuk fungsi
permintaan Q = 40 – 2P yang tingkat harga pasarnya 10.
Penyelsaian :
Q = 40 – 2P
P = 20 – 0,50Q
Jika P = 0, maka : Q = 40
Jika Q = 0, maka : P = 20
Jika P = 10
Qp = 20

40
Cs

20

0 10 20 Q

Gambar 18.3 Surplus konsumen kasus 2

Ditanyakan: Cs = ?
Cara Pertama:
Q
Cs = ∫0 e f(Q)dQ − Qe Pe
20
= ∫0 (20 − 0,50Q)dQ − (20)(10)
20
= [20Q − 0,25Q2 ] – 200
0
= {20(20) – 0,25(20)2 } − {20(0) – 0,25(0)2 } – 200
= 400 − 100– 200
= 100

Cara Kedua:

Cs = ∫P f(P)dP
e
20
= ∫10 (40
− 2P) dP
20
= [40P − P2 ]
10
= {40(20) −(20)2 } –{40(10) – (10)2 }
= 400 – 300
= 100

Kasus 3
Jika fungsi permintaan P = 58 – 8Q dan tingkat kuantitas keseimbangan
pasarnya sebesar 5, hitunglah surplus konsumen dengan dua cara!
Analisislah dan buat kurvanya !
Penyelesaian :
P = 58 – 8Q
Qe = 5
Ditanyakan: Cs = ?
P = 58 – 8Q
P = 58 – 8(5)
Pe = 18
Cara Pertama:
Q
Cs = ∫0 e f(Q)dQ − Qe Pe
5
= ∫0 (58 – 8Q)dQ − (5)(18)
5
= [58Q − 4Q2 ] – 90
0
= {58(5) – 4(5)2 } − {58(0) – 4(0)2 } – 90
= 190 − 0 – 90
= 100

Cara Kedua:
P = 58 – 8Q
8Q = 58 – P
Q = 7,25 – 0,125P
Jika Q = 0 maka Ṕ = 58

Cs = ∫P f(P)dP
e
58
= ∫18 (7,25
− 0,125P) dP
58
= [7,25P − 0,0625P2 ]
18
= {7,25(58) − 0,0625(58)2 } –{7,25(18) – 0,0626(18)2 }
= 210,25 – 110,25
= 100

58
Cs

18

0 5 7,27 Q

Gambar 18.4 Surplus konsumen kasus 3

Analisis berdasarkan perhitungan di atas, maka surplus yang diterima


konsumen tersebut sebesar Rp 100 karena konsumen dapat membeli
dengan harga Rp 18 padahal konsumen sanggup membayar lebih tinggi dari
harga keseimbangan sebesar Rp 18.

B) Surplus Produsen
Surplus produsen (Producers’ surplus) mencerminkan suatu
keuntungan lebih atau surplus yang dinikmati oleh produsen tertentu
berkenaan dengan tingkat harga pasar dari barang yang ditawarkannya.
Surplus produsen merupakan suatu harga barang yang dijual oleh produsen
yang dikurangi dengan biaya produksi barang tersebut. Agar lebih
mudahnya, dapat dikatakan bahwa surplus produsen merupakan ukuran
keuntungan yang diperoleh oleh produsen dalam menjual produknya.
Contoh mengenai surplus produsen yaitu sebagai berikut.
Misalnya Nisa adalah produsen sepatu kulit. Pengeluaran yang
dipakai untuk memproduksi satu sepatu kulit, Nisa menghabiskan biaya
sebesar Rp800.000,00. Nisa akan menjual sepatu kulit tersebut dengan
harga Rp900.000,00/sepatu. Berdasarkan contoh di atas, dapat kita ketahui
rinciannya sebagai berikut :
a. Biaya produksi satu jaket kulit adalah Rp 800.000
b. Harga jual satu jaket kulit adalah Rp 900.000
c. Surplus produsen atau keuntungan Andi adalah Rp 900.000 – Rp
800.000 = Rp 100.000,00.

Kita akan menggunakan kurva untuk menjawab permasalahan


tersebut. Kalau pada surpus konsumen kita menggunakan kurva permintaan,
sedangkan dalam surplus produsen kita akan menggunakan kurva
penawaran. Surplus produsen dalam kurva penawaran ditunjukkan pada
area dibawah harga barang, dan di atas kurva penawaran.
Fungsi penawaran P = f(Q) menunjukkan jumlah suatu barang yang
akan dijual oleh produsen pada tingkat harga tertentu. Jika tingkat harga
pasar adalah Pe maka bagi produsen tertentu yang sebetulnya bersedia
menjual dengan harga barang yang lebih rendah dari Pe hal ini merupakan
keuntungan baginya, sebab ia kini dapat menjual barangnya dengan harga
Pe (lebih tinggi dari harga jual semula yang direncanakan). Keuntungan lebih
semacam ini disebut dengan surplus produsen. Secara geometri, besarnya
surplus produsen ditunjukkan oleh luas area dia atas kurva penawaran tetapi
di bawah tingkat harga pasar.

P P = f(Q)

Pe E(Qe ,Pe )

Surplus produsen (Ps )


D(0, P )
0 Qs Q

Gambar 18.5 Ilustrasi grafik Surplus Produsen

Surplus harga produsen atau Ps (singkatan dari Producers’ surplus)


tak lain adalah segitiga Pe DE, dengan rentang wilayah yang dibatasi oleh Q
= 0 sebagai batas bawah dan Q = Qe sebagai batas atas.
Area surplus produsen ditunjukkan oleh daerah yang berbentuk
segitiga tebal di atas. Dari gambar tersebut, dapat diketahui pula dampak
dari perubahan harga terhadap surplus produsen. Apabila harga meningkat,
maka surplus produsen akan bertambah dan sebaliknya apabila harga
menurun, maka surplus produsen akan berkurang.
Besarnya surplus produsen adalah:
Q
Ps = Qe Pe − ∫0 e f(Q)dQ

Dalam hal fungsi penawaran berbentuk:


P = f(Q), atau
P
Ps = ∫P e f(P)dP

Dalam hal fungsi penawaran berbentuk Q = f(P); P adalah nilai P
untuk Q = 0, atau penggal kurva penawaran pada sumbu harga. Dengan
demikian:
Q
Ps = Qe Pe − ∫0 e f(Q)dQ
P
= ∫P e f(P)dP

Tingkat kesejahteraan produsen di ukur dengan surplus produsen.


Produsen tentu saja akan lebih senang jika harga produknya tinggi. Oleh
karena itu, surplus produsen didefiniskan selisih harga produk di pasar
dengan willingness to sell produsen untuk produknya. Willingness to sell
produsen untuk suatu barang dicerminkan dengan kurva penawarannya.
Secara grafis, surplus produsen diukur dengan dengan luas area segitiga
tebal di atas Bagi seorang produsen, untuk sebuah barang, semakin rendah
willingness to sell (semakin efisien) semakin besar surplus produsen.

Perhatikan kasus-kasus berikut ini sebagai contoh aplikasi dari penjabaran


rumus di atas, supaya bisa memahami materi dengan baik.

Kasus 4
Seorang produsen mempunyai fungsi penawaran P = 0,5Q + 3. Berapa
surplus produsen itu bila tingkat harga keseimbangan di pasar adalah 10?
Lakukan penghitungan dengan dua cara.
Penyelesaian :
Fungsi penawaran
P = 0,5Q + 3
Q = -6 + 2P
apabila P=0
Q = -6
Apabila Q=0
P=3≡Ṕ
Maka diperoleh Pe = 10 maka Qe = 14

10

Pe

0 14 Q

Gambar 18.6 Grafik surplus produsen kasus 3


Ditanyakan adalah bentuk Ps = ?
Penyelesaian:
Cara Pertama:
Q
Ps = Qe Pe − ∫0 e f(Q)dQ
14
= (14)(10) − ∫0 (0,5Q + 3)dQ
14
= 140 −[0,25Q2 − 3Q]
0
= 140 − {0,25(14) − 3(14)}– { 0,25(0)2 − 3(0)}
2

= 140 − 91 – 0
= 49

Cara Kedua:
P
Ps = ∫P e f(P)dP
10
= ∫3 (−6 + 2P)dP
10
= [−6P + P2 ]
3
= {−6(10) + (10)2 } −{−6(0) + (0)2 }
= 40 – (−9)
= 49

Kasus 5
Fungsi penawaran dan permintaan akan suatu barang di pasar masing-
masing ditunjukkan oleh Qs = -30 + 5P dan Qd = 60 – 4P. Hitunglah masing-
masing surplus yang diperoleh konsumen dan produsen.
Penyelesaian:
Fungsi penawaran:
Q = -30 + 5P
P = 0,2Q + 6
Fungsi permintaan:
Q = 60 – 4P
P = 0,25Q – 15
Ditanyakan adalah Cs dan Ps ?
Keseimbangan pasar:
Qs = Qd
-30 + 5P = 60 – 4P
9P = 90
P = 10 ≡ Ṕ
Q = 60 – 4P
= 60 – 4(10)
= 20 ≡ Qe

Surplus konsumen:
Q
Cs = ∫0 e f(Q)dQ − Qe Pe
20
= ∫0 (15 − 0,25Q)dQ − (20)(10)
20
= [15Q − 0,125Q2 ] – 200
0
= 250 – 200
= 50

Surplus produsen:
Q
Ps = Qe Pe − ∫0 e f(Q)dQ
20
= (20)(10) − ∫0 (6 + 20Q)dQ
20
= 200 – [6Q − 10Q2 ]
0
= 200 − 160
= 40

15 Qs

Qs
10 E(20,10)
Ps

6 Qd

0 20 60 Q

Gambar 18.7 Grafik surplus produsen kasus 5

Kasus 5
Diketahui fungsi penawaran suatu barang yang dijual PT Mita Jaya adalah
Ps = 51 + Q dan fungsi permintaannya Pd = 87 – Q. Hitunglah surplus PT
Mita Jaya sebagai produsen dengan menggunakan dua cara ! Analisis dan
buatlah kurvanya !
Penyelesaian :
Pd = 87 – Q
Ps = 51 + Q
Ditanyakan adalah Ps = ?
Pd = Ps
87 – Q = 51 + Q
-Q – Q = 51 – 87
-2Q = -36
Qe = 18
P = 51 + Q
= 51 + 18
Pe = 69
Keseimbangan pasar (18, 69)

Cara Pertama
Q
Ps = Qe Pe − ∫0 e f(Q)dQ
18
= (69)(18) − ∫0 (51 + Q)dQ
18
= 1242 – [51Q − 0,5Q2 ]
0
= 1242 − [51(18) − 0,5(18)2 ] - [51(0) − 0,5(0)2 ]
= 1242 − 1080 – 0
= 162

Cara Kedua
Ps = 51 + Q
-Q = 51 – P
Qs = -51 + P
Jika Q = 0 maka Ṕ = 51
Sehingga:
P
Ps = ∫P e f(P)dP
69
= ∫51 (−51 + P)dP
69
= [−51P + 0,5P2 ]
51
= {−51(69) + 0,5(69)2 } −{−51(51) + 0,5(51)2 }
= -1.138,5 – (−1.300,5)
= 162

P
Ps = 51 + Q
69

0 18 Q

Gambar 18.8 Grafik surplus produsen kasus 5

Analisis berdasarka perhitungan di atas, maka apabila surplus yang


diperoleh PT Mita Jaya adalah sebesar Rp 162 karena PT Mita Jaya dapat
menjual barang dengan harga Rp 69 padahal sebenarnya perusahaan
tersebut bersedia menjual dengan harga yang lebih rendah dari harga
keseimbangan sebesar Rp 69.
C) Soal Latihan/Tugas
1. Hitunglah surplus konsumen dari : Pd = 100 – Q2. P0 = 34
100
2. Hitunglah surplus konsumen dari: Pd = (𝑄+2) . P0 = 20
3. Diketahui fungsi permintaan dan penawaran
D : p= -½ x² - ½x + 33 dan S : p= 6 + x
Dapatkan besarnya surplus konsumen pada saat terjadi market equilibrium
4. Diketahui persamaan suatu fungsi permintaan y + 3x = 150 dimana x mewakili
jumlah barang (Q) dan y mewakili harga barang (P). Jika tingkat harga pasar
40. Tentukan surplus konsumennya !
5. Fungsi permintaan dan penawaran suatu barangberbentuk : P = 3Q + 20 dan P
= -2Q + 50 tentukanlah surplus konsumen dan surplus produsen
6. Diketahui suatu fungsi penawaran suatu barang ditunjukkan oleh persamaan x
– 2y + 45 = 0 dimana x dan y berturut-turut mewakili jumlah dan harga barang.
Jika tingkat harga pasar 20. Tentukan surplus produsennya !

D) Daftar Pustaka

Dumairy. (2015). Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta.


BPFE-Yogyakarta.

KEYWORD :
Integral Tertentu, Ekonomi, Surplus, Konsumen, Produksi, Integral.

Anda mungkin juga menyukai