Anda di halaman 1dari 9

BAB V

BUKTI DUA KOLOM DAN DALIL

Capaian Pembelajaran:
Mahasiswa dapat memiliki kemampuan menalar deduktif dengan bukti dua kolom.

A. Bukti Dua Kolom

Pembuktian dua kolom merupakan serangkaian paparan penalaran deduktif


dengan menggunakan dua kolom, yaitu penalaran dari sesuatu yang umum hingga menjadi
sesuatu yang sangat khusus, dengan menggunakan kemampuan kognisi sintesis atau
menggunakan logika ”jika A, maka B” (notasi: A  B).
Kemampuan kognisi sintesis adalah kemampuan menggabungkan bagian-bagian
yang ”diketahui” untuk menyelesaikan masalah yang lebih kompleks (lebih khusus) atau
masalah ”yang harus dibuktikan.”
Pada pembuktian dua kolom selalu dimulai dengan ”bagian yang diketahui,”
kemudian dilanjutkan dengan penjabaran penalaran secara deduktif yang akan
menghasilkan kebenaran yang konsisten sehingga didapat kebenaran akhir yaitu kebenaran
pada ”bagian yang harus dibuktikan.”
Pada setiap pembuktian dua kolom, kolom pertama merupakan ”pernyataan,”
sedangkan kolom kedua merupaka ”argumen atau alasan” sebagai landasan dari pernyataan
yang dibuat.

Contoh:

C Diketahui : m∠ ABC = 70
m∠ ACB = 70
A Buktikan :
B
∠ ABC ≅ ∠ ACB
Bukti:
Pernyataan Alasan
1. m∠ ABC = 70 1. Diketahui
2. m∠ ACB = 70 2. Diketahui
3. Postulat sifat transitif
3. m∠ ABC = m∠ ACB
4. Lawan Definisi
4. ∠ ABC ≅ ∠ ACB Sudut yang kongruen adalah sudut yang
sama ukurannya.
Terbukti!
B. Dalil

Selain postulat, ada pernyataan yang disebut dengan Dalil yaitu pernyataan yang
bukan pernyataan pangkal, sehingga pernyataan seperti ini masih harus dibuktikan
kebenarannya dengan menggunakan penalaran deduktif.
Seperti halnya definisi, maka postulat dan dalil juga digunakan sebagai dasar
penarikan kesimpulan pada penalaran deduktif untuk mendapatkan kebenaran yang
konsisten. Akan tetapi karena dalil tidak memiliki lawan dalil seperti halnya pada definisi,
maka jika diperlukan pernyataan yang berlaku berlawanan dengan suatu dalil maka dibuat
dalil baru sebagai lawan dalil tersebut. Selain itu, format penulisan dalil juga berbeda
dengan definisi, bahkan pada format penulisan dalil, masing-masing bagiannya memiliki
makna yang berbeda. Adapun format penulisan dalil adalah sebagai berikut:
Dalil ditulis dalam bentuk: JIKA ”A”, MAKA ”B”
Memang tidak semua dalil ditulis dalam format “jika A, maka B”, akan tetapi secara
redaksional penulisannya selalu mudah untuk diubah menjadi bentuk “jika A maka B”.
Dalil adalah pernyataan yang harus dibuktikan, dan dalam pembuktiannya
menggunakan penalaran deduktif, maka bagian A adalah merupakan bagian dari ”yang
diketahui” sedangkan bagian B adalah bagian dari ”yang harus dibuktikan” atau bagian
“hasil penarikan kesimpulan”.
Berikut ini adalah pembuktian dua kolom dan sekaligus pembuktian Dalil 1, yang
untuk seterusnya setiap dalil dalam buku ajar ini harus dibuktikan dan dijadikan sebagai
latihan soal!

Dalil 1:
Jika dua sudut adalah sudut siku-siku, maka dua sudut tersebut kongruen.

Dalil dengan format penulisan “jika A, maka B”, dengan A merupakan “sesuatu
yang diketahui” dan B adalah “sesuatu yang harus dibuktikan”, maka Dalil 1 dapat diubah
ke bentuk format soal sebagai berikut:

A D Diketahui : ∠ ABC sudut siku-siku


∠≝¿ sudut siku-siku
Buktikan :∠ ABC ≅ ∠≝¿
B C E F
Bukti:
Pernyataan Alasan
1. ∠ ABC sudut siku-siku 1. Diketahui
2. Definisi
2. m∠ ABC = 90
Sudut siku-siku adalah sudut yang ukurannya
90
3. Diketahui
3. ∠≝¿sudut siku-siku 4. Definisi (sama dengan no.2)
4. m∠≝¿ = 90 5. Postulat sifat transitif
5. m∠ ABC = m∠≝¿ 6. Lawan Definisi
Sudut yang kongruen adalah sudut yang sama
6. ∠ ABC ≅ ∠≝¿ ukurannya
Terbukti!
Dalil 2:

Jika dua sudut adalah sudut lurus, maka dua sudut tersebut kongruen.

A B C
• Diketahui : ∠ ABC sudut lurus
∠≝¿ sudut lurus
D E F Buktikan :∠ ABC ≅ ∠≝¿

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. ∠ ABC sudut lurus 1. Diketahui
2. Definisi
2. m∠ ABC = 180
Sudut lurus adalah sudut yang ukurannya 180
3. Diketahui
3. ∠≝¿sudut lurus 4. Definisi (sama dengan no.2)
4. m∠≝¿= 180 5. Postulat sifat transitif
5. m∠ ABC = m∠≝¿ 6. Lawan Definisi
Sudut yang kongruen adalah sudut yang sama
6. ∠ ABC ≅ ∠≝¿
ukurannya
Terbukti!

Semua dalil dalam buku ajar ini harus dibuktikan, akan tetapi hanya Dalil 1 dan
Dalil 2 yang pembuktiannya ditampilkan, dalil selebihnya, adalah menjadi tugas anda
sebagai latihan.
Seperti sudah disampaikan pada bagian Dalil, bahwa dalil juga dapat menjadi
alasan dari sebuah masalah yang harus dibuktikan, untuk lebih memperjelas hal tersebut,
maka soal berikut adalah contoh dari penggunaan definisi, postulat dan dalil sebagai alasan
dari sebuah pernyataan dalam membuktikan sebuah soal yang diminta.

Contoh:

A C Diketahui : ∠ 1 dan∠ 2 berkomplemen


´
AB⊥ ´
BE
Buktikan : ∠ ABE ≅ ∠CDE
2
1
E
B D
Bukti:

Pernyataan Alasan

1. ∠1dan ∠ 2berkomplemen 1. Diketahui


2. Definisi
2. ∠ CDE sudut siku-siku
Dua sudut yang saling berkomplemen adalah
dua sudut yang jumlah ukurannya adalah
ukuran sudut siku-siku.
3. Diketahui
3. ´
AB⊥ ´
BE 4. Definisi
4. ∠ ABE sudut siku-siku Dua garis yang saling tegak lurus adalah dua
garis yang berpotongan dan membentuk
sudut siku-siku
5. Dalil
Jika dua sudut adalah sudut siku-siku, maka
5. ∠ ABE ≅ ∠CDE dua sudut tersebut kongruen

Terbukti!

Dalil 3:
Jika dua sudut saling bersuplemen dengan dua sudut yang kongruen, maka dua sudut
tersebut kongruen.
Jika ∠ 1 bersuplemen dengan ∠A
∠ 2bersuplemen dengan ∠B
∠ A≅∠ B
maka ∠ 1 ≅ ∠ 2

Dalil 4:
Jika dua sudut saling berkomplemen dengan dua sudut yang kongruen, maka dua sudut
tersebut kongruen.
Jika ∠1 berkomplemen dengan ∠ A
∠ 2 berkomplemen dengan ∠ B
∠ A≅∠ B
maka ∠ 1 ≅ ∠ 2

Dalil 5:
Jika dua sudut saling bersuplemen dengan sudut yang sama, maka dua sudut tersebut
kongruen.
Jika ∠1 bersuplemen dengan ∠ 2
∠ 3 bersuplemen dengan ∠2
maka ∠1 ≅ ∠ 3

Dalil 6:
Jika dua sudut saling berkomplemen dengan sudut yang sama, maka dua sudut tersebut
kongruen.
Jika ∠ 1 berkomplemen dengan ∠ A
∠2berkomplemen dengan ∠ A
maka ∠ 1 ≅ ∠ 2
Definisi 23:
Sudut bertolak belakang adalah sudut yang dibentuk oleh dua pasang sinar yang
berlawanan.

A D
E

C B

∠ AEC bertolak belakang dengan ∠ DEB


∠ AEDbertolak belakang dengan ∠CEB

Dalil 7:
Jika dua sudut adalah sudut yang bertolak belakang, maka dua sudut tersebut kongruen.

Contoh:
A D
3
1 Diketahui : ´
AB⊥ ´
AD
BC´ ⊥ DC´
∠ 1 ≅ ∠2
2 Buktikan : ∠ 3 ≅ ∠4
4
B C
Bukti:
Pernyataan Alasan
1. ´
AB⊥ ´
AD 1. Diketahui
2. Definisi
2. ∠ BAD sudut siku-siku Dua garis yang saling tegak lurus adalah dua
garis yang berpotongan dan membentuk
sudut siku-siku.
3. Lawan Definisi
3. ∠3 komplemen ∠ 1 Dua sudut yang saling berkomplemen adalah
dua sudut yang jumlah ukurannya adalah
ukuran sudut siku-siku.
4. Diketahui
4. ´ ⊥ DC
BC ´ 5. Definisi (sama dengan no.2)
6. Lawan Definisi (sama dengan no.3)
5. ∠ DCB sudut siku-siku 7. Diketahui
6. ∠4 komplemen ∠ 2 8. Dalil
7. ∠1≅∠2 Jika dua sudut berkomplemen dengan dua
sudut yang kongruen, maka dua sudut
8. ∠3 ≅ ∠ 4
tersebut kongruen

Terbukti!

Contoh:

A B
Diketahui : ∠3 bersuplemen∠ 2
3
Buktikan : ∠1 ≅ ∠ 3
2 1
C F D

Bukti:
Pernyataan Alasan

1. ∠ 3 suplemen ∠ 2 1. Diketahui
2. ∠ CFD sudut lurus 2. Diketahui
3. Lawan Definisi
3. ∠ 1suplemen ∠2 Dua sudut yang saling bersuplemen adalah dua
sudut yang jumlah ukurannya adalah jumlah
ukuran sudut lurus
4. Dalil
4. ∠ 1 ≅ ∠3 Jika dua sudut bersuplemen dengan sudut
yang sama, maka dua sudut tersebut kongruen

Terbukti!

Dalil 8A:
Jika dua ruas garis kongruen dengan dua ruas garis yang kongruen, maka dua ruas garis
tersebut kongruen.
Jika AB ≅ PQ ,CD ≅ RS dan PQ ≅ RS , maka AB ≅ CD

Dalil 8B:
Jika dua sudut kongruen dengan dua sudut yang kongruen, maka dua sudut tersebut
kongruen.
Jika ∠ 1 ≅ ∠ A , ∠ 2 ≅ ∠B dan ∠ A ≅ ∠ B, maka ∠1 ≅ ∠ 2

Contoh:
A

Diketahui : ∠ B ≅ ∠1
Buktikan : ∠ B ≅ ∠2
1
B D
C 2

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. B  1 1. Diketahui
2. 1 dan 2 sudut bertolak 2. Lawan Definisi
belakang Sudut bertolak belakang adalah sudut yang
dibentuk oleh dua pasang sinar yang
berlawanan.
3. 1  2 3. Dalil
Jika dua sudut bertolak belakang, maka dua
sudut tersebut kongruen.
4. B  2 4. Postulat sifat transitif untuk sudut
Terbukti!

LATIHAN

1.
A
E F Diketahui: ∠ C ≅∠ 1
∠ D ≅∠2

BA bisektor EBF
1 2
Buktikan: ∠ C ≅∠ D
C B D
2. A

Diketahui: ´ ⊥ AB
BC ´
∠ C komplemen ∠ 1
Buktikan: ∠ C ≅∠2
D
2
1
B C

3. A
Diketahui: DB ≅ BF
CE ≅ CF
F titik tengah BC
D E Buktikan: DB ≅ EC

B F C

4.
A D
Diketahui: ´
AB⊥ ´
BC
F G ´ ⊥ BC
DC ´
1 2 ∠1≅∠2
B E C Buktikan: ∠ FBE ≅ ∠GCE

Anda mungkin juga menyukai