Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PENGERTIAN PANGKAL, DEFINISI DAN MENALAR DEDUKTIF

Capaian Pembelajaran:
Mahasiswa dapat memahami dan membedakan pengertian pangkal dan definisi.

A. Pengertian Pangkal
Pengertian menurut kamus bahasa Indonesia adalah penjabaran atau paparan
tentang suatu istilah secara detail dan lengkap, sehingga istilah tersebut menjadi lebih jelas.
Di dalam matematika, selain adanya pengertian tentang istilah-istilah matematika,
adapula pengertian yang disebut dengan pengertian pangkal yang sangat diperlukan agar
membuat pengertian-pengertian matematika lainnya dalam suatu urutan tertentu menjadi
sangat sistematis, logis dan konsisten.
Pengertian pangkal adalah pengertian yang tidak didefinisikan atau dengan kata
lain pengertian pangkal tidak dijabarkan secara detail, karena kegunaan dari pengertian
pangkal adalah untuk menghindari sirkulus in definiendo yaitu berputar-putar dalam
pendefinisian dan regresus in infinitum yaitu pendefinisian yang terus mundur tanpa hasil.
Setelah ditetapkannya beberapa pengertian pangkal dalam istilah Geometri Euclid, maka
pengertian-pengertian berikutnya didefinisikan berlandaskan pada pengertian pangkal
tersebut.
Adapun yang termasuk pengertian pangkal dalam istilah Geometri Euclid adalah
titik, garis dan himpunan. Untuk ketiganya tidak ada pendefinisian, yang ada hanyalah
keterangan mengenai hal yang dimaksud. Ketiga hal ini adalah konsep dasar yang harus
dimiliki untuk dapat memahami tentang Geometri Euclid.
Benda yang sering disebut sebagai titik, kalaupun memang dapat disebut
demikian, tidak pernah ada dalam kehidupan nyata, titik hanyalah sebuah konsep yang ada
dalam pikiran seseorang. Misalnya akan ditentukan letak sebuah kota dalam sebuah peta,
maka kadangkala cukup dengan memberikan sedikit noktah pada kertas (yang kemudian
disebut titik) yang menyatakan tentang letak kota tersebut. Untuk hal ini, apakah noktah
tadi yang disebut titik? Mungkin ya, sebagai jawaban. Akan tetapi, jika diingat lagi
bagaimana kita membuat titik pada sumbu koordinat, kadang-kadang menggunakan tanda
silang (x) pada sebuah koordinat dan kemudian menamakan titik tersebut dengan sebuah
huruf besar diikuti posisi koordinatnya, seperti A(4,6). Untuk hal ini, apakah tanda silang (x)
tadi yang disebut titik? Jawabannya juga mungkin ya. Untuk itu titik tidak didefinisikan,
karena sebenarnya memang di alam nyata titik tidak ada, yang ada adalah titik sebagai
konsep. Untuk itu keterangan yang dapat diberikan untuk titik hanyalah sebagai berikut:

Sebuah titik tidak memiliki lebar atau panjang, sebuah titik hanya dapat
menunjukkan sebuah tempat atau posisi tertentu.

Sama halnya dengan titik, maka garis juga hanya sebuah konsep dasar yang ada
dalam pikiran. Garis dalam kehidupan nyata sebenarnya tidak pernah ada, apalagi istilah
garis lurus dalam Geometri Euclid tidak pernah ada. Dapat dibayangkan sebuah garis
dengan panjang tak berhingga, apakah pernah menjadi garis lurus? Jika kita bayangkan
seseorang merentangkan tali dari suatu tempat dan kemudian orang tersebut berjalan
keliling dunia dalam anggapan selalu berjalan lurus ke depan, dan akhirnya sampai kembali
ke tempat asal. Pernahkan tali tersebut menjadi garis lurus dengan mengingat bahwa bumi
adalah bulat? Maka untuk selanjutnya tidak ada istilah garis lurus dalam Geometri Euclid,
yang ada hanyalah istilah garis yang dipakai sebagai pengertian pangkal dalam Geometri
Euclid. Untuk itu keterangan yang dapat diberikan untuk garis adalah sebagai berikut:

Sebuah garis tidak memiliki lebar, tetapi memiliki panjang yang dapat
diperpanjang di kedua arahnya.

Himpunan adalah pengertian pangkal berikutnya yang digunakan oleh Geometri


Euclid untuk dapat mendefinisikan istilah-istilah Geometri secara sistematis, logis dan
konsisten. Untuk itu keterangan yang dapat diberikan untuk himpunan adalah sebagai
berikut:

Himpunan adalah kumpulan yang dibatasi dengan jelas.

Sebelum masuk ke dalam pembahasan tentang definisi, postulat dan dalil, maka
akan dijabarkan lebih dahulu tentang perbedaan sama dengan, kongruen dan sebangun
yang berlaku pada bangun-bangun bidang datar dan untuk yang lebih khusus pada garis,
ruas garis, dan sinar. Hal ini perlu dikemukakan di awal pembahasan agar tidak terjadi
perbedaan persepsi tentang hal-hal tersebut di atas.
Dimulai dengan memperhatikan gambar persegi di bawah ini:
||| |||
|| ||
|
⩵ A ⩵ ≡ B ≡ ⩵ C ⩵ ⎼ D ⎼ ≡ E ≡
|
|| ||
||| |||

Keterangan: Bangun A dan C adalah persegi dengan ukuran sisi sama


Bangun B dan E adalah persegi dengan ukuran sisi sama
Bangun D adalah persegi

Ada tiga kemungkinan untuk menyatakan hubungan antara bangun persegi A, B, C, D dan E
yaitu:
(1) sama dengan (notasi: =),
(2) kongruen atau sama dan sebangun (notasi:  ) dan
(3) sebangun (notasi:  ).
Dua bangun dikatakan ”kongruen” atau dengan kata lain ”sama dan sebangun”
adalah jika memiliki bentuk dan ukuran yang sama, maka untuk bangun-bangun persegi di
atas, persegi A kongruen dengan C dan persegi B kongruen dengan E (notasi: A  C dan
B  E), sedangkan dua bangun dinyatakan ”sebangun” jika memiliki bentuk yang sama dan
memiliki perbandingan ukuran yang sama pula, maka untuk bangun-bangun persegi di atas
persegi A sebangun dengan B, A sebangun dengan D, A sebangun dengan E, B sebangun
dengan C, dan B sebangun dengan D (notasi: A  B, A  D, A  E, B  C, dan B  D).
Berbeda untuk bangun yang dikatakan ”sama dengan”, karena pada kondisi ini dua
bangun yang dinyatakan sama bentuk dan ukuran sudah diwakili oleh istilah kongruen,
sehingga pada kondisi apakah bangun dinyatakan sama dengan? Jawabannya adalah sebuah
bangun dapat dikatakan ”sama dengan” hanya dengan dirinya sendiri (notasi: A = A, B = B,
C = C, D = D, dan E = E).
Bagaimana sama dengan, kongruen dan sebangun jika diberlakukan untuk garis,
ruas garis, dan sinar? Hal ini menjadi lain, karena konsep dari garis, ruas garis, dan sinar
turut mempengaruhi berlakunya hubungan sama dengan, kongruen dan sebangun.
Perhatikan garis dan bagian-bagiannya berikut ini:

|| ||
P Q R S T

Untuk penamaan sebuah garis yang dapat diperpanjang di kedua arahnya tidak
bergantung dari arah mana garis tersebut dinamakan, maka garis PS sama dengan garis SR,
sama dengan garis ST dan seterusnya, selama titik-titk yang dimaksud ada pada garis
tersebut maka penamaan apapun dikatakan ”sama dengan” (dengan notasi:
´ ST
ṔS=SR= ´ ).
Ruas garis adalah himpunan bagian dari garis, akan tetapi ruas garis mempunyai
ukuran atau besaran tertentu. Berbeda dengan garis yang tak mempunyai ukuran atau
besaran tertentu, karena panjang garis dapat diperpanjang di kedua arahnya. Melihat
gambar di atas maka terdapat ruas garis PQ, ruas garis RQ, ruas garis RS, ruas garis ST, dan
seterusnya. Akan tetapi yang dapat dikatakan ”kongruen” hanyalah ruas garis yang
mempunyai ukuran yang sama yaitu ruas garis PQ dan RS (dengan notasi: PQ ≅ RS ),
sedangkan untuk hubungan ”sama dengan” hanya berlaku untuk diri sendiri, jadi
PQ ≅ QP atau RS ≅ SR dan jika menyatakan ruas garis kongruen dengan dirinya sendiri,
seperti PQ ≅ PQ , maka hal tersebut diperbolehkan dan didukung oleh postulat sifat
refleksi pada ruas garis. Untuk hubungan ”sebangun” tidak dapat berlaku pada ruas garis.
Pengertian sinar berbeda dengan dua pengertian sebelumnya. Sinar tidak
mempunyai ukuran, tetapi sinar mempunyai arah dan titik pangkal atau titik tetap. Sinar PQ
dan sinar PT mempunyai titik pangkal P dan arah sinar ke kanan, maka sinar PQ dikatakan
”sama dengan” sinar PT (dengan notasi: PQ=PT ), karena sinar dilihat dari titik pangkal
dan arah sinarnya, justru sinar PQ tidak sama dengan sinar QP, walaupun keberadaannya
ada pada wilayah yang sama, dan yang terakhir, pada sinar tidak berlaku hubungan
”kongruen” dan ”sebangun.”

B. Definisi

Dalam matematika selain pengertian pangkal dikenal pula istilah definisi. Definisi
adalah suatu pengertian yang diungkapkan dengan kalimat yang jelas. Definisi tidak perlu
dibuktikan karena sudah pasti kebenarannya dan ungkapan sebuah definisi menggunakan
format tertentu. Adapun formatnya adalah sebagai berikut:
Yang Genus Diferensia
adalah
Didefinisikan Proksimum Spesifika

Genus Proksimum adalah keluarga/kelompok terdekat dari sesuatu yang


didefinisikan, sedangkan Diferensia Spesifika adalah ciri-ciri khusus yang membedakan
sesuatu yang didefinisikan dari keluarga terdekatnya.
Untuk keperluan sistematika dan urutan logis, maka pada setiap definisi, postulat
dan dalil diberi nomor urut. Pada definisi, postulat dan dalil, nomor urut yang lebih rendah
artinya terjadi lebih dulu dari nomor urut yang lebih tinggi. Akan tetapi untuk keperluan
pembuktian, tidak hanya dilihat dari nomor urut saja, akan tetapi dilihat dari urutan
terjadinya definisi, postulat dan dalil tersebut.
Dalam buku ini, urutan definisi, postulat dan dalil yang ada, terjadi sesuai dengan
urutan kejadiannya. Terjadinya definisi, postulat dan dalil secara bergantian dan saling
melengkapi satu sama lain adalah untuk dapat digunakan sebagai alasan dalam pembuktian
deduktif, kemampuan kognisi analisis dan pembuktian tak langsung sehingga didapat
sebuah kesimpulan yang logis, sistematis dan konsisten.
Dimulai dengan definisi yang menggunakan nomor urut 1 (ditulis Definisi 1) dan
seterusnya, yang akan dibantu dengan ilustrasi gambar sebagai salah satu cara untuk lebih
memperjelas maksud dari definisi yang dijabarkan.

Definisi 1:
Sebuah ruas garis adalah himpunan bagian garis yang anggotanya terdiri atas dua buah titik
pada garis tersebut dan semua titik di antaranya.

Definisi 2:
Sebuah sinar adalah himpunan bagian garis yang anggotanya terdiri atas sebuah titik tetap
dan semua titik yang terletak sepihak terhadap titik tersebut.

B A C
´ AC
AB= ´ (dibaca garis AB sama dengan garis AC)
AB ≅ BA (dibaca ruas garis AB kongruen ruas garis BA)

BC =⃗BA (dibaca sinar BC sama dengan sinar BA)

Definisi 3:
Sinar berlawanan adalah dua sinar yang berlainan dari sebuah garis yang memiliki titik
pangkal bersekutu.

AC dan ⃗
AB adalah dua sinar yang berlawanan (lihat gambar di atas)

Definisi 4:
Sebuah sudut adalah gabungan dua buah sinar yang mempunyai titik pangkal bersekutu.
K
L = KLM = MLK (dibaca sudut L)
L merupakan gabungan ⃗
LK dan ⃗
LM
L M
Definisi 5:
Titik tengah ruas garis adalah titik yang memisahkan ruas garis menjadi dua ruas garis yang
sama ukurannya.
ι ι
A P B

P adalah titik tengah AB sehingga membuat AP = BP


Definisi 6:
Bisektor ruas garis adalah garis yang memisahkan ruas garis menjadi dua ruas garis yang
sama ukurannya.

ι ι
M Q N

Garis ℓ adalah bisektor MN sehingga garis ℓ memotong MN di Q dan membuat MQ = NQ


atau Q adalah titik tengah MN sehingga MQ = NQ

LATIHAN

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian pangkal?


2. Apa saja yang termasuk dalam pengertian pangkal?
3. Apa beda pengertian pangkal dengan definisi?
4. Apakah sebuah definisi perlu dibuktikan kebenarannya?
5. Mengapa ruas garis, sinar dan sudut bukan termasuk pengertian pangkal?
6. Apa yang membedakan istilah ”sama dengan,” ”kongruen” dan ”sebangun” dalam
sebuah bangun persegi?
7. Apa istilah ”sama dengan,” ”kongruen” dan ”sebangun” berlaku pada ruas garis, sinar
dan sudut?
8. Apakah perbedaan antara bisektor ruas garis dengan titik tengah ruas garis?

Anda mungkin juga menyukai