Anda di halaman 1dari 13

BAB XIII

SEGITIGA SEBANGUN

Capaian Pembelajaran:
Mahasiswa dapat memahami dan terampil menyatakan kognisi analisis dan melakukan
pembuktian dua kolom tentang segitiga sebangun

Pembahasan pada bab ini menekankan pada segitiga sebangun, beserta dalil-dalil yang
mendukung, ratio dan proposisi yang berlaku serta kesebangunan pada segitiga siku-siku.

A. Segitiga Sebangun

Dalil 57:
Jika tiga atau lebih garis yang sejajar memotong sebuah transversal menjadi ruas garis-ruas
garis yang kongruen, maka setiap transversal akan dipotong menjadi ruas garis-ruas garis
yang kongruen.

Dalil 58:
Jika sebuah garis memotong di tengah sebuah sisi segitiga dan sejajar dengan sisi kedua,
maka akan memotong sisi ketiga di tengah juga.

Dalil 59:
Jika sebuah garis memotong di tengah dua sisi segitiga, maka garis tersebut sejajar dengan
sisi ketiga.

Contoh:
1. A Diketahui: BM garis berat ke AC
Q P titik tengah AB
M R titik tengah BC
P
S ´ ⫽ ŔS
PQ
´ ⫽ BM
PQ ´
B R C

Kognisi Analisis:
1) AQ ≅ QM ≅ MS ≅ SC hanya jika AM ≅ MC, Q titik tengah AM dan S titik
tengah MC
2) AM ≅ MC ada, karena BM garis berat ke AC
3) ´ ⫽ BM
Q titik tengah AM hanya jika P titik tengah AB dan PQ ´
4) ´ BM
S titik tengan MC hanya jika R titik tengah BC dan RS⫽ ´
5) ´ ⫽ BM
RS ´ ada, karena PQ
´ ⫽ ŔS dan PQ
´ ⫽ BM
´
Bukti:
Pernyataan Alasan
1. BM garis berat ke 1. Diketahui
2. Definisi
AC Garis berat segitiga adalah ruas garis yang dibuat
2. M titik tengah AC dari titik sudut ke titik tengah sisi di depannya
3. Definisi
Titik tengah ruas garis adalah titik yang
3. AM ≅ CM memisahkan ruas garis menjadi dua ruas garis yang
kongruen
4. Diketahui

4. P titik tengah 5. Dalil jika sebuah garis memotong di tengah sebuah


sisi segitiga dan sejajar dengan sisi kedua, maka
AB dan akan memotong sisi ketiga di tengah juga
´ ⫽ BM
PQ ´ 6. Diketahui
5. Q titik tengah AM 7. Dalil jika dua garis sejajar dengan dua garis yang
sama, maka dua garis tersebut sejajar
8. Diketahui
6. ´ ⫽ ŔS
PQ 9. Dalil (sama dengan no.5)

7. ´ ⫽ RS
BM ´ 10.Postulat pembagian untuk ruas garis

8. R titik tengah BC
9. S titik tengah CM
10.
AQ ≅ QM ≅ MS ≅ SC
Terbukti!

2. A
Diketahui: P titik tengahAB
P M Q Q titik tengah AC
´ bisektor AD
Buktikan: PQ

B D C
Kognisi Analisis
1) PQ´ bisektor AD hanya jika AM ≅ DM
2) AM ≅ DM hanya jika PQ ´ ⫽ BC ´
3) ´ ´
PQ ⫽ BC ada, karena P titik tengah AB dan Q titik tengah AC
Bukti:
Pernyataan Alasan
1. P titik tengah AB 1. Diketahui
Q titik tengah AC
´ ⫽ BC
´ 2. Dalil jika sebuah garis memotong di tengah dua dua sisi
2. PQ segitiga, maka garis tersebut sejajar sisi ketiga
3. Dalil jika sebuah garis memotong di tengah sebuah sisi
3. Pada ABD segitiga dan sejajar dengan sisi kedua, maka akan
M titik tengah memotong sisi ketiga di tengah juga
4. Definisi
AD Titik tengah ruas garis adalah titik yang memisahkan
ruas garis menjadi dua ruas garis yang kongruen
4. AM ≅ DM 5. Lawan Definisi
Bisektor ruas garis garis adalah garis yang memisahkan
ruas garis menjadi dua ruas garis yang kongruen
5. ´ bisektor AD
PQ

Terbukti!

B. Ratio dan Proporsi

Rasio adalah hasil bagi dua pengukuran dengan satuan yang sama.
3
Contoh: atau 3 : 4
4
Proporsi adalah persamaan yang mempunyai ruas kiri dan ruas kanan berupa ratio.
a c 3 x
Contoh: a : b = c : d atau = atau =
b d 4 y
Dalil 60: [Jika a : b = p : q, maka aq = bp]
Setiap proporsi memiliki sifat, hasil kali suku tengah sama dengan hasil kali suku tepi.
3 x
Contoh: Jika = , maka 3y = 4x
4 y
Dalil 61: [Jika aq = bp, maka a : b = p : q]
Jika hasil kali dua bilangan sama dengan hasil kali dua bilangan yang lain, maka pasangan
pertama bilangan tersebut dapat merupakan suku tepi sedang pasangan yang lain
merupakan suku tengah suatu proporsi.
3 x
Contoh: Jika 3y = 4x, maka =
4 y
Dalil 62: [Jika a : b = c : d, maka (a + b) : b = (c + d) : d]
Jika empat bilangan real (a, b, c dan d) membentuk proporsi a : b = c : d, maka dapat juga
membentuk proporsi (a + b) : b = (c + d) : d
3 x , maka 3+4 x + y
= =
Contoh: Jika 4 y 4 y
Dalil 63:
Jika sebuah garis sejajar sebuah sisi segitiga, maka ratio ukuran ruas garis yang sekawan
dari dua sisi yang dipotong akan sama.

Dalil 64:
Jika sebuah garis memotong dua sisi segitiga sehingga ratio ukuran ruas garis sekawan dari
dua sisi yang dipotong sama, maka garis tersebut sejajar sisi ketiga.
Contoh:

1.
A

E Diketahui:
D P
AD DB
=
AE EC
B Q C

Kognisi Analisis:
AD AP ´ ⫽ BC
´
1) = hanya jika DE
AB AQ

2) DE ´ hanya jika AD = AE
´ ⫽ BC
DB EC
AD AE AD DB
3) = ada, karena =
DB EC AE EC

Bukti:
Pernyataan Alasan
AD DB 1. Diketahui
1. = 2. Dalil jika a : b = p : q, maka aq = bp
AE EC
3. Postulat simetri
2. AD.EC = AE.DB
4. Postulat transitif
3. AE.DB = DB.AE
5. Dalil jika aq = bp, maka a : b = p : q
4. AD.EC = DB.AE
6. Dalil jika sebuah garis memotong dua sisi
AD AE segitiga sehingga ratio ukuran ruas garis
5. = sekawan dari dua sisi yang dipotong sama,
DB EC
maka garis tersebut sejajar sisi ketiga
6. ´ ⫽ BC
DE ´ 7. Dalil jika sebuah garis sejajar sebuah sisi
segitiga, maka ratio ukuran ruas garis yang
sekawan dari dua sisi yang dipotong akan
sama
AD AP
7. =
AB AQ

Terbukti!

2.
E
Diketahui: ⃗
AD bisektor
A
∠ BAC
´ ⫽ AD
BE ´
B D C
Kognisi Analisis:
CA CD CA CD
1) = hanya jika =
AB DB AE DB
CA CD
2) = hanya jika AE ≅ AB
AE DB
3) AE ≅ AB hanya jika ∠ AEB ≅∠ ABE
4) ∠ AEB ≅∠ ABE hanya jika ∠CAD ≅ ∠AEB dengan CE ´ transversal
´ dan AD
BE ´ ,
∠ BAD ≅ ∠ ABE dengan AB ´ transversal BE
´ dan AD
´ , dan ⃗
AD bisektor
∠ BAC

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. ´ bisektor ∠ BAC
AD 1. Diketahui
2. Definisi
2. ∠ BAD ≅ ∠ CAD Bisektor sudut adalah sinar yang titik
pangkalnya adalah titik sudut tersebut dan
dengan sisi-sisi sudut tersebut membentuk
dua sudut yang kongruen
3. Diketahui
3. ´ AD
BE⫽ ´ 4. Lawan Definisi
4. ´ transversal BE
CE ´ dan Transversal adalah garis yang memotonf dua
garis di dua titik yang berlainan
´
AD
´ transversal BE
AB ´ dan
´
AD
5. ∠CAD dan ∠ AEB 5. Lawan Definisi sudut sehadap
adalah sudut sehadap
6. Lawan Definisi sudut dalam bersebrangan
6. ∠ BAD dan ∠ ABE
adalah sudut dalam
7. Dalil jika dua garis sejajar dipotong oleh
bersebrangan
transversal, maka sudut sehadapnya kongruen
7. ∠CAD ≅ ∠ AEB 8. Dalil jika dua garis sejajar dipotong oleh
transversal, maka sudut dalam
8. ∠ BAD ≅ ∠ ABE bersebrangannya kongruen
9. Dalil jika dua sudut kongruen dengan dua
sudut yang kongruen, maka dua sudut
∠ AEB ≅ ∠ ABE tersebut kongruen
9.
10.Dalil jika dua sudut sebuah segitiga kongruen,
maka sisi di depan sudut tersebut kongruen
11.Definisi
10. AE ≅ AB Ruas garis yang kongruen adalah ruas
garis yang sama ukurannya
Pernyataan Alasan
11. AE = AB 12.Dalil jika sebuah garis sejajar sebuah sisi
segitiga, maka ratio ukuran ruas garis yang
sekawan dari dua sisi yang dipotong akan
CA CD sama
12. = 13.Postulat substitusi
AE DB

CA CD
13. =
AB DB
Terbukti!

3. C
:
A ´ ⫽ CD
AB ´
Diketahui
B D
P ´ ⫽ FD
EB ´
E
F

Kognisi Analisis:
PE PA PA PB PE PB
1) = hanya jika = dan =
PF PC PC PD PF PD
PA PB PE PB ´ ⫽ CD
´ ´ ⫽ FD
´
2) = dan = ada, karena AB dan EB
PC PD PF PD
Bukti:
Pernyataan Alasan
1. ´ ⫽ FD
EB ´ dan ´ ⫽ CD
AB ´ 1. Diketahui
2. Dalil jika sebuah garis sejajar sebuah sisi
PA PB
2. = segitiga, maka ratio ukuran ruas garis yang
PC PD sekawan dari dua sisi yang dipotong akan
sama
PE PB
= 3. Postulat sifat transitif
PF PD
PE PA
3. =
PF PC
Terbukti!
C. Dalil Segitiga Sebangun

Definisi 69: [definisi poligon yang sebangun]


Poligon yang sebangun adalah dua poligon yang memiliki perkawanan antara titik-titik
sudutnya sehingga: 1. semua sudut yang sekawan kongruen,
2. semua ratio ukuran sisi yang sekawan sama.
Dalil 65: [dalil DDD]
Dua segitiga adalah sebangun jika terdapat perkawanan antara titik-titik sudutnya dan
setiap sudut yang sekawan kongruen.

Dalil 66: [dalil DD]


Dua segitiga adalah sebangun jika terdapat perkawanan antara titik-titik sudutnya dan dua
sudut yang sekawan kongruen.

Dalil 67: [dalil SDS]


Dua segitiga adalah sebangun jika terdapat perkawanan antara titik-titik sudutnya, ratio
dua pasang sisi yang sekawan sama dan sudut apitnya kongruen.

Dalil 68: [dalil SSS]


Dua segitiga adalah sebangun jika terdapat perkawanan antara titik-titik sudutnya dan ratio
setiap sisi yang sekawan sama.

Contoh:

1.
A D
F Diketahui: ABCD jajargenjang

AB ED
E Buktikan: =
B C
AF EF

Kognisi Analisis:
AB ED
1) = hanya jika ABF  EDF
AF EF
2) ABF  EDF hanya jika memenuhi dalil DDD atau DD
3) ´ DC
AB⫽ ´ ada, karena ABCD jajargenjang
4) ´ transversal AB
ABF  EDF hanya jika BD ´ dan DC
´
5) AFB dan EFD sudut bertolak belakang, sehingga memenuhi dalil DD

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. ABCD jajargenjang 1. Diketahui
2. Definisi
2. ´ DC
AB⫽ ´
Jajargenjang adalah segiempat yang memiliki
dua pasang sisi yang sejajar
3. Lawan Definisi
3. ´ transversal
BD Transversal adalah garis yang memotong
´ dan DC
AB ´ dua garis di dua titik yang berlainan
4. Lawan Definisi sudut dalam bersebrangan

5. Dalil jika dua garis sejajar dipotong oleh


4. ∠ ABF dan ∠ EDF transversal, maka sudut dalam
sudut dalam berseberangan bersebrangannya kongruen
Pernyataan Alasan
5. ∠ ABF ≅ ∠ EDF 6. Lawan Definisi
Sudut bertolak belakang adalah sudut yang
dibentuk oleh dua pasang sinar yang
berlawanan
6. ∠ AFB dan ∠ EFD
7. Dalil jika dua sudut adalah sudut bertolak
sudut bertolak belakang
belakang, maka dua sudut tersebut kongruen
8. Dalil DD

7. ∠ AFB ≅ ∠ EFD 9. Definisi poligon yang sebangun

8. AFB EFD
AB DE
9. =
AF FE
Terbukti!

2. A
D Diketahui: ´
AB⊥ ´
BC
´ ⊥ AC
ED ´
E

B C
Kognisi Analisis:
1) ∆ ADE ∆ ABC hanya jika memenuhi dalil DDD atau DD
2) ∠ ABC≅ ∠ ADE dan ∠ A ≅ ∠ A ada, karena AB⊥´ BC´ dan ´ ⊥ AC
ED ´
, sehingga memenuhi dalil DD

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. ´
AB⊥ ´ dan ED
BC ´ ⊥ AC
´ 1. Diketahui
2. Definisi
2. ∠ ABC siku-siku Dua garis yang saling tegak lurus adalah dua
∠ ADE siku-siku garis yang berpotongan dan membentuk
sudut siku-siku
3. Dalil jika dua sudut adalah sudut siku-siku,
3. ∠ ABC ≅ ∠ ADE maka dua sudut tersebut kongruen
4. Postulat refleksi untuk sudut
5. Dalil DD
4. ∠ A≅∠ A
5. ADE ABC
Terbukti!

3.
A

F AB ≅ AC
Diketahui: ABC samakaki dengan
E ´ ⊥ AB
DE ´ dan DF
´ ⊥ AC
´

C
Buktikan: DEB DFC
B D
Kognisi Analisis:
1) DEB  DFC hanya jika memenuhi dalil DDD atau DD
2) B  C dan DEB  DFC ada, karena ABC samakaki dengan AB ≅ AC ,
´ ⊥ AB
DE ´ dan DF
´ ⊥ AC
´

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. ABC samakaki dengan 1. Diketahui

AB ≅ AC
2. Dalil jika dua sisi sebuah segitiga kongruen,
2. ∠ ABC ≅ ∠ ACB maka sudut di depan sisi tersebut kongruen
3. Diketahui
3. 4. Definisi
´ ⊥ AB
DE ´ dan DF ´ ⊥ AC
´ Dua garis yang saling tegak lurus adalah dua
garis yang berpotongan dan membentuk
4. ∠ DEB siku-siku
sudut siku-siku
∠ DFC siku-siku 5. Dalil jika dua sudut adalah sudut siku-siku,
maka dua sudut tersebut kongruen
6. Dalil DD
5. ∠ DEB ≅ ∠ DFC

6. DEB DFC
Terbukti!

4.
A
D
Diketahui: ∠ 1 ≅ ∠ ACB
1
Buktikan: (BC)2 = BD x BA
B C

Kognisi Analisis:
BC BA
1) (BC)2 = BD x BA hanya jika =
BD BC
BC BA
2) = hanya jika BDC  BCA
BD BC
3) BDC  BCA hanya jika memenuhi dalil DDD atau DD
4) 1  ACB dan B  B ada, karena ∠1 ≅ ∠ ACB , sehingga memenuhi dalil
DD

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. ∠1 ≅ ∠ ACB 1. Diketahui
2. Postulat refleksif untuk sudut
2. ∠ B ≅ ∠B
3. Dalil DD
3. BDC BCA 4. Definisi poligon yang sebangun
BC BA
4. = 5. Dalil Jika a : b = p : q, maka aq = bp
BD BC
5. ( BC )2=BC × BA
Terbukti!

D. Segitiga Siku-siku

Dalil 69:
Pada segitiga siku-siku dengan garis tinggi tegak lurus hypotenusa, kuadrat ukuran sebuah
sisi siku-siku sama dengan hasil kali ukuran proyeksi sisi siku-siku tersebut ke hypotenusa
dengan ukuran hypotenusa tersebut

A
Jika ∆ ABC siku-siku di C dan CD garis tinggi,
maka
D
( BC )2=( BA ) . ( BD ) dan
C B

Dalil 70:
Pada segitiga siku-siku dengan garis tinggi tegak lurus hypotenusa, kuadrat ukuran garis
tinggi sama dengan hasil kali ukuran tiap ruas garis bagian hypotenusa.

Jika ABC siku-siku di C dan CD garis tinggi, maka ( CD )2=( AD ) . ( DB )

Dalil 71:
Kuadrat hypotenusa segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi siku-sikunya.

Jika ABC siku-siku di C dan CD garis tinggi, maka (AB)2 = (CA)2 + (CB)2

Contoh:
1. D

A Diketahui: ´
AB⊥ ´
BC
´ ⊥ BC
DC ´
B C
Kognisi Analisis:
1) (AC)2 −¿ (AB)2 = (DB)2 −¿ (DC)2 hanya jika (AC)2 = (AB)2 + (BC)2
dan (DB)2 = (DC)2 + (BC)2
2) (AC)2 = (AB)2 + (BC)2 dan (DB)2 = (DC)2 + (BC)2 hanya jika ABC dan DCB adalah
segitiga siku-siku
3) ABC dan DCB adalah segitiga siku-siku ada, karena ´
AB⊥ ´
BC dan
´ ⊥ BC
DC ´

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. ´
AB⊥ ´ dan DC
BC ´ ⊥ BC
´ 1. Diketahui
2. Definisi
2. ∠ ABC dan∠ DCB siku- Dua garis yang saling tegak lurus adalah dua
siku
garis yang berpotongan dan membentuk
sudut siku-siku
3. Lawan Definisi
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang
3. ABC dan DCB segitiga memiliki sebuah sudut siku-siku
siku-siku 4. Dalil kuadrat hypotenusa segitiga siku-siku
sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi siku-
4. (AC)2 = (AB)2 + (BC)2 sikunya
(DB)2 = (DC)2 + (BC)2 5. Postulat pengurangan

5. (BC)2 = (AC)2 – (AB)2 6. Postulat transitif


(BC)2 = (DB)2 – (DC)2
6. (AC)2 – (AB)2 = (DB)2 – (DC)2
Terbukti!

2. A
D Diketahui: ´ ⊥ CB
AC ´ dan DE
´ ⊥ CB
´
´ ⊥ AB
CD ´

C E B

Kognisi Analisis:
1) (CD)2 +¿ (DE)2 = AD.DB +¿ CE.EB hanya jika CD2 = AD.DB dan DE2 = CE.EB
2) CD2 = AD.DB hanya jika CD garis tinggi ACB dan ACB segitiga siku-siku ada,
karena ´ ⊥ CB
AC ´
3) DE2 = CE.EB hanya jika DE garis tinggi DCB dan DCB segitiga siku-siku ada,
´ ⊥
karena CD ´
AB

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. ´ ⊥ CB
AC ´ dan DE
´ ⊥ CB
´ 1. Diketahui
2. Definisi
2. ∠ ACB dan ∠ DEB siku- Dua garis yang saling tegak adalah dua garis
siku yang berpotongan dan membentuk sudut
siku-siku
3. Lawan Definisi
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang
3. ACB dan DEB segitiga siku- memiliki sebuah sudut siku-siku
siku 4. Diketahui
5. Lawan Definisi
Garis tinggi segitiga adalah ruas garis yang
4. ´ ⊥ ABdan
CD ´ ´ ⊥ CB
DE ´
dibuat dari titik sudut dan tegak lurus sisi di
5. CD garis tinggi ∆ ACB dan depannya
DE garis tinggi ∆ DEB 6. Dalil pada segitiga siku-siku dengan garis
tinggi tegak lurus hypotenusa, kuadrat
ukuran garis tinggi sama dengan hasil kali
6. CD2 = AD.DB dan ukuran tiap ruas garis bagian hypotenusa
DE2 = CE.EB 7. Postulat Penjumlahan

7. (CD)2 + (DE)2 = AD.DB + CE.EB


Terbukti!
LATIHAN

E
1.
A BE BC
Dikatehui: =
AC BD
B 1
∠1≅∠2
2
D Buktikan: ∆ ABD ∆ EBC
C

2. Q
Diketahui: ´ bisector ∠ QAB
AR
A
´ RA
BP∥ ´
P
RC AC
Buktikan: =
C RB AB
R B

3. A
Diketahui: AB ≅ AC
´ ⊥ BC
AD ´
F
´ ⊥ AC
EF ´
Buktikan: ∆ ABD ∆ ECF
E B D C
4.
B
Diketahui: ´ ⊥ AD
BD ´
C titik tengah AD
m∠ 2=45
2
A
C
D Buktikan: ( AB)2=8( AC )2
5. C
Diketahui: ∠ ACB sudut siku-siku
´ ⊥ AB
CD ´
A D B
(CB)2 BD
Buktikan: =
(CA)2 AD

6.
A E F

Diketahui: Persegipanjang ACBF


D
´ ⊥ AB
CE ´
Buktikan: (BF)2 = AE x AF
C B
C

Anda mungkin juga menyukai