Anda di halaman 1dari 14

Pertemuan 2 : Kalimat dan Proposisi

Kalimat adalah setiap kumpulan kata yang berarti disusun menurut


aturan tata bahasa. Kalimat dalam logika matematika adalah
kalimat yang menerangkan ( indicative sentences/ declarative
sentences)
Contoh kalimat yang menerangkan antara lain :
1. Jakarta ibukota negara Republik Indonesia .
2. 5 adalah bilangan prima
3. 10 kurang dari 3
Dalam logika Matematika tidak akan membicarakan kalimat-
kalimat seperti berikut ini :
4. Apakah Ani berada di rumahmu ? ( Kalimat tanya)
5. Tutuplah pintu itu ! (kalimat perintah)
6. Alangkah indahnya lukisan ini ! (Kalimat yang mengungkapkan
suatu perasaan)
 Dari contoh –contoh kalimat yang menerangkan
diatas , kalimat 1 dan 2 bernilai benar dan
kalimat 3 bernilai salah.Sedangkan kalimat-
kaliamat 4,5,6 tidak dapat ditentukan nilai
kebenararannya.
Nilai benar disini diartikan adanya persesuaian
antara apa yang dikatakan atau yang dituliskan
dalam kalimat itu dengan keadaan
sesungguhnya, atau dalam arti matematika.
Kalimat yang mempunyai nilai kebenaran, nilai
benar atau salah tetapi tidak kedua- duanya
disebut pernyataan


 KALIMAT

Pernyataan yang dungkapkan oleh suatu kalimat bermakna disebut Proposisi.


Proposisi adalah suatu pernyataan, tetapi sebaliknya suatu pernyataan belum
tentu proposisi.
Proposisi adalah pernyataan yang bernilai benar atau pernyataan salah.

Latihan
Apakah kalimat berikut suatu pernyataan ? Jika pernyataan, tentukan nilai
kebenarannya
1. 12 adalah bilangan asli
2. 18 adalah bilangan prima
3. Sarlian habis dibagi 13
4. Yono sakit keras
5. Siti tertabrak mobil
 Pernyataan-pernyataan Majemuk dan tabel
kebenaran.
Pernyataan –pernyataan sederhana digandengkan menjadi pernyataan majemuk (tersususn)
Dengan kata-kata perangkai (penghubung). Kata –kata perangkai itu adalah :
1. “atau” dengan simbol “∨ “
2. “dan” dengan sombol “ ∧”
3. “jika … maka… “dengan simbol “ ⟹ “
4. “ jika hanya jika “dengan simbol “ ⇔ “
Negasi (sangkalan) suatu pernyataan digunakan kata – kata “ tidak benar bahwa “dengan simbol “ – “
di depan pernyataan yang disangkal ( dingkari).
Pernyataan – pernyataan diberi simbol dengan huruf alfabet kecil : a,b, c,d, …
Nilai “benar” atau “salah” suatu pernyataan disingkat berturut-turut dengan “B “ atau “S “

A. Negasi (ingkaran/ sangkalan)


Definisis : Negasi suatu pernyataan ialah suatu pernyataan yang bernilai salah apabila pernyataan
semula bernilai benar dan bernilai benar apabila pernyataan semula bernilai salah
Tabel kebenaran untuk negasi suatu pernyataan sebagai berikut :

 Tabel 1

a -a - (-a)
B S B

S B S

CONTOH :
1. “ a ” menyatakan “ Langit itu berwarna biru”
“ – a “ menyatakan “ Tidak benar bahwa langit itu berwarna biru “
lebih ringkas dikatakan “ Langit itu tidak berwarna biru “
2. “ a ” menyatakan “ p > q ”
“ – a “ menyatakan “ P ≤ q “

Catatan : Pernyataan dan negasinya mempunyai nilai- nilai kebenaran yang selalu
berlainan , artinya jika pernyataan bernilai B maka negasinya bernilai S
dan sebaliknya jika pernyataan bernilai S maka negasinya bernilai S
B.
 
 KONJUNGSI DUA PERNYATAAN

Definisi : Konjungsi dua pernyataan a dan b ditulis “ a ∧ b “ (dibaca a dan b)


Bernilai benar (B) hanya apbila kedua pernyataan tunggalnya bernilai B , dan
untuk nilai-nilai kebenaran a dan b lainnya “ a ∧ b “ bernilai salah ( S ).

Tabel 2
a b a ⋀b
B B B
B S S
S B S
Contoh : S S S
1.“Palembang ibukota Sumatera Selatan dan 3x 4 = 12” adalah suatu konjungsi bernilai B,
sebab kedua pernyataan tunggalnya bernilai B
2. Apabila x dan y menyatakan bilangan –bilangan nyata , apalkah syarat bagi x dan y agar
0 ?
agar 0 haruslah dipenuhi x – 0 & y = 0
Catatan : Nilai keben∨an konjungsi dua pernyataan ditentukan oleh nilai-nilai kebenaran
pernyataan –pernyataan tunggalnya, tidak usah memperhatian ada tidaknya hubungan
pernyataan -pernyataan tunggalnya.

C. DISJUNGSI DUA PERNYATAAN

Definisi : Disjungsi dua pernyataan a atau b ditulis “ a ∨ b “ (dibaca a atau b)


Bernilai salah (S) hanya apabila kedua pernyataan tunggalnya bernilai S , sedang untuk nilai-
nilai kebenaran a dan b lainnya “ a ∨ b “ bernilai benar ( B).

Tabel 3: Disjungsi inklusif

a b a ∨b
B B B
B S B
S B B
S S S
Definisi : dapat pula dikatakan bahwa disjungsi dua pernyataan bernilai B apabila sekurang
kurangnya satu dari pernyataan tunggalnya bernilai B.
 Contoh
1. “5 adalah bilangan prima atau 5 lebih besar dari 10” adalh disjungsi yang
bernilai B (sesuai baris kedua dari tabel 3)
2. Apabila x bilangan nyata , (x-1)(x- 6) = 0 dipenuhi jika x=1 ∨ x = 6

Disjungsi dua pernyataan yang didefinisikan sesuai dengan tabel 3 disebut


Disjungsi Inklusif . Disjungsi jenis lain disebut Disjungsi Eksklusif .
Disjungsi Inklusif dua pernyataan a dan b disimbolkan a ⊻ b
(dibaca “atau a atau b”) dan disesuaikan dengan Tabel 4.
Apabila ditentukan suatu disjungsi tanpa keterangan apa –apa , maka yang
dimaksud disjungsi inklusif.
a b a ⊻b
Tabel 4 : Disjungsi Eksklusif
B B S
B S B
S B B
S S S
Contoh
1. Pada jam 6.30, Badu sedang mandi atau sedang makan pagi.
Dua perbuatan itu tidak dapat diselesaikan dalam suatu sat yang
bersamaan oleh Badu . Menurut ketentuan di atas dikatakan :atau Badu
sedang mandi atau Badu makan pagi.

D. IMPLIKASI ( KONDISIONAL) DUA PERNYATAAN

Definisi : “ a ⟹ b” bernilai S hanya apabila pendahulu a bernilai B dan


pengikutnya b bernilai S, untuk nilai-nilai kebenaran a dan b
lainnya, “ a ⟹ b” bernilai B
Tabel 5

- b a ⟹b

B B B
B S S
S B B
S S B
Dalam percakapan sehari hari pernyataan majemuk “apabila … maka …”biasanya ada hubungan
antara pendahulu dan pengikut.
 Contoh
1. Apabila kamu lulus ujian , maka saya membelikan sepeda motor (suatu janji)
2. Apabila anda berlambat makan, maka anda akan menderita penyakit perut
( sebab akibat)
3. Apbila dua segitiga siku-siku samakaki, maka dua segitiga itu sebangun
( pengikut diturunkan dari pendahulu)

Implikasi yang digunakan dalam matematika nadalah implikasi yang didefinisikan


seperti tabel 5 disebut implikasi material
Sedangkan implikasi yang dijumpai dalam percakapan sehari –hari disebut
Implikasi biasa (ordinary implication)

Apabila diketahui bahwa “ a ⟹ b” bernilai benar maka :


1. a disebut syarat cukup bagi b, atau
2. b disebut syarat perlu bagi a
Perhatikan bahwa suatu syarat perlu belum tentu merupakan syarat cukup.
Contoh
1. ABCD adalah belah ketupat ⟹ diagonal-diagonalnya potong
memotong ditengah –tengah.
2. Apabila keempat sisi segiempat ABCD sama panjang maka ABCD
jajaran genjang.
3. Apabila segitaga ABC samakaki maka sudut –sudut alasnya sama
besar.

Definisi : apabila diketahui “ a ⟹ b” maka :


1. b ⟹ a disebut konvers dari a ⟹ b
2. - a ⟹ - b disebut invers dari a ⟹ b
3. -b ⟹- a disebut kontraposisi ( kontrapositif) dari a ⟹ b
a ⟹ b ----------konvers---------------- b ⟹a
kontraposisi
Invers invers

kontraposisi
-a ⟹ - b ----konvers------- -b ⟹ -a

Tabel 6 : Tabel nilai kebenaran suatu implikasi beserta konvers,


invers , kontraposisi
a b -a -b a⟹b b⟹a -a⟹- b -b⟹-a

B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
 Memperhatikan tabel 6 ilai kebenaran kita dapat menarik beberapa
kesimpulan yaitu
1. Implikasi mula-mula (a⟹b) dan konversnya tidak selalu mempunyai nilai
kebenaran yang sama
2. Implikasi mula-mula dan inversnya tidak selalu mempunyai nilai
kebenaran sama.
3. implikasi mula-mula selalu mempunyai nilai kebenaran yang sama
dengan kontraposisinya, dan dikatakan bahwa a⟹b ekivalen dengan
-b ⟹ -a ditulis a ⟹ b ek -b ⟹ -a

Soal
1. Apakah - a ⟹ - b merupakan kontraposisi dari b ⟹ a ?
2. Apabila kuadrat suatu bilangan bulat adalah ganjil maka bilangan itu ganjil ?
 TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai