Anda di halaman 1dari 19

LEDA

NAMA BOTANIS STRUKTUR


Eucalyptus deglupta BI. syn. E. naudiniana F. Pori
Muell., famili Myrtaceae.
Pori hampir seluruhnya soliter, kadang-kadang
berpasangan, seringkali berkelompok dalam arah
NAMA DAERAH
diagonal, diameter 142-234 µ, frekuensi 1-8 per mm²,
Galang, koyo, leda, leda merah, ledan, leda putih, kadang-kadang berisi tilosis, bidang perforasi
ongkolan, tampai, tombulilato, tomela (Slw); aren, sederhana.
didia (Mlk).
Parenkim
NAMA DI NEGARA LAIN Parenkim apotrakeal tersebar dan berisi kristal agak
Bagras (PI); kamerere (PNG). banyak, sedangkan parenkim paratrakeal berbentuk
selubung tipis tidak lengkap.

DAERAH PENYEBARAN Jari-jari

Seluruh Sulawesi kecuali Sulawesi Tenggara, Ma Jari-jari homoselular, uniseriat dan biseriat, lebar
luku dan Irian Jaya. 20-60 µ, tinggi 100-600 µ, frekuensi 5-14 per mm.

HABITUS
Serat
Tinggi pohon 40 m dengan panjang batang bebas
Panjang serat 1.110 dengan diameter 15,2 µ.
cabang 25 m, diameter 100 cm atau lebih, tidak
berbanir. Kulit luar berwarna coklat muda sampai
coklat, licin, mengelupas memanjang tidak teratur. SIFAT FISIS

CIRI UMUM Berat jenis dan kelas kuat


0,57 (0,39-0,81); III (II-IV)
Warna
Kayu teras berwarna merah muda, yang lambat- Penyusutan
laun menjadi coklat muda kemerah-merahan. Penyusutan sampai kering tanur 4,8% (R) dan 5,7%
Kayu gubal berwarna agak kelabu, tebal 2 cm (T).
dan mempunyai batas yang jelas dengan kayu
teras.
SIFAT MEKANIS

Tekstur Keteguhan lentur statik


Tekstur kayu kasar dan merata. Tegangan pada batas
Arah serat proporsi (kg/cm²) b 214
k 304
Arah serat sangat berpadu.
Tegangan pada batas
Kesan raba patah (kg/cm ²) b 330
k 458
Pada bidang tangensial permukaan kayu licin, te
tapi pada bidang radial kesat. Modules elastisitas
(1.000 kg/cm ²) b 67
Kilap k 89
Permukaan kayu mengkilap. b 0,4
Gambar k 0,6
Usaha sampai batas b -
Pada bidang radial tampak jelas berselang-seling patch (kgm/dm ³) k 3, 8
jalur-jalur mengkilap dan kusam yang disebabkan
oleh arah serat yang berpadu.
a

LEDA (Eucalyptus deglupta BI.)


a. kayu
b. daun, bunga dan buah
c. kulit
a

LEDA (Eucalyptus deglupta BI.)


a. penampang transversal (26x)
b. penampang radial (75x)
c. penampang tangensial (75x)
Keteguhan pukul KEAWETAN DAN KETERAWETAN
b 9,2
Radial (kgm/dm ³) Keawetan
k 13,0
10, 8 Kayu leda dimasukkan dalam kelas awet IV (V-II).
Tangensial (kgm/dm ³) b
1 5, 8 Berdasarkan percobaan kuburan jenis kayu ini
k
termasuk kelas awet IV, tetapi daya tahannya
terhadap jamur pelapuk kayu termasuk kelas II.
Keteguhan tekan sejajar arah serat,
tegangan maksimum (kg /cm²) b 193
k 281 Keterawetan
Kekerasan (JANKA) Keterawetan kayu leda termasuk kelas sukar.
Ujung (kg/cm²) b 167
k 135 PENGERINGAN
Sisi (kg/cm²) b 103 Kayu leda mengering sangat lambat serta mudah retak,
k 50 pecah dan berubah bentuk, sehingga perlu ditumpuk
dengan baik dan dikeringkan dengan hatihati.
Keteguhan geser
Radial (kg/cm ²) b 29, 5 Pengeringan alami
k 27,6 Pengeringan pagan leda tebal 2,0 cm dari keadaan
Tangensial (kg/cm ²) k 34,8 basah sampai kadar air 15% memerlukan waktu 64
b 34,0 hari.

Keteguhan belah Pengeringan dalam dapur pengering


Bagan pengeringan yang dianjurkan adalah pada
Radial (kg/cm) b 27, 2
suhu 37,7°C dengan kelembaban nisbi 86-38%.
k 23, 9
30, 6
Tangensial (kg/cm) b
k 29,9
VENIR DAN KAYU LAPIS
Keteguhan tarik tegak lurus arah serat
Venir
Radial (kg/cm ²) b 12, 7
Kayu leda dapat dikupas dalam keadaan dingin pada
k 15,8
sudut 93° dengan hasil venir yang baik dan rata.
Tangensial (kg/cm ²) b 30,6
k 29,9
Kayu lapis
Perekatan venir leda dengan urea-formaldehida
menghasilkan kayu lapis yang tidak memenuhi
SIFAT KIMIA
standar Jerman.
Kadar
51,0% PENGERJAAN
Selulosa
30,1%
Lignin Pengujian sifat pemesinan menunjukkan bahwa kayu
14,5%
Pentosan leda dapat diamplas dengan hasil sangat baik, dibor
1,2%
Abu dengan hash baik sampai sangat baik, dibuat lubang
Silika persegi dengan hasil baik, dibentuk dengan hasil buruk
sampai baik, diserut dengan hasil sedang sampai buruk
Kelarutan
6,3% dan dibubut dengan hasil buruk sampai sangat buruk.
Alkohol-benzena
2,2% Kayu leda menimbulkan kesulitan dalam penggergajian
Air dingin
2,8% karena doloknya Bering mengandung hati rapuh (brittle
Air panas
15,1% heart). Di samping itu dolok kayu leda menunjukkan
NaOH 1
tegangan pertumbuhan yang tinggi, sehingga banyak
Nilai kalor 4.408 cal/g menimbulkan pecah badan dan hasil gergajian yang
meleng-
kung. Karena itu rendemen penggergajian kayu leda Permudaan buatan dilakukan dengan biji yang di-
termasuk rendah. semaikan terlebih dahulu, dipindahkan ke dalam
bumbung, kemudian ditanam di lapangan setelah
KEGUNAAN mencapai tinggi 15-20 cm atau pada umur 4-5 bulan.
Jarak tanam yang dianjurkan adalah 3 m x 2 m atau
Kayu leda dapat digunakan untuk kayu lapis, tetapi 3 m x 1 m dengan tanaman sela kemlandingan
perekatan dengan urea-formaldehida hasilnya kurang (Leucaena glauca Benth.) atau Acacia villosa Willd.
baik. Selain itu mungkin dapat juga digunakan untuk Tanaman muda memerlukan naungan, sedangkan
bahan bangunan di bawah atap, pulp, korek api dan permudaan dengan stump tidak memuaskan.
bahan pembungkus. Penggunaan kayu leda untuk Penjarangan pertama dilakukan pada umur 3 tahun.
bahan bangunan harus dilakukan dengan hati-hati,
karena mudah melengkung dan berubah bentuk.
Buah
Pohon leda berbunga dan berbuah hampir sepanjang
SILVIKULTUR tahun, dan buahnya masak antara bulan
Februari-April dan Juni-Agustus. Jumlah biji yang
Tempat tumbuh bersih 15.034.000 butir per kg. Setelah dijemur di
Leda tumbuh asli di Sulawesi pada ketinggian 0-600 bawah sinar matahari dan disimpan dalam tempat
m dari permukaan laut, sedangkan di Irian Jaya tertutup, biji leda dapat tahan 1,5 tahun dengan daya
sampai ketinggian 1 .000 m. Di Jawa leda ditanam kecambah 50%.
dan tumbuh baik pada ketinggian 0-1.000 m. Leda
menghendaki tanah yang subur, dalam dan sarang, Hama dan penyakit
mengandung pasir atau abu vulkanis, pada tipe curah Anakan di pesemaian peka terhadap penyakit
hujan A-B sam pai C. damping off. Baik tanaman muda maupun dewasa
dapat diserang hama penggerek cabang (Zeuzera
coffea Nietn.), dan pada tanaman muda hama ini
Permudaan
dapat menyebabkan kematian. Selain itu pohon leda
Leda sering dijumpai tumbuh secara alami di daerah peka terhadap kebakaran.
sepanjang aliran sungai.

MELUR

NAMA BOTANIS kayu embun (Smt); kayu angin, kayu embun (Slw);
sampinur bunga (Smt); siori (Slw).
Dacrydium spp., Podocarpus spp. dan Phyllocladus spp.,
P. motleyi: kebal ayam (Smt); kayu cina, kayu pagi,
famili Podocarpaceae (terutama D. beccarii Parl., D.
kayu seribu, marimbu (Kim).
junghuhnii Miq., P. wallichianus Presl syn. P. blumei
P. neriifolius: antok (Jw); beberas (Smt); kapuraca hutan
Endl., P. imbricatus BI., P. motleyi Dumm., P. neriifolius
(Mlk); kayu cina (IJ); kiputri (Jw).
D. Don, Ph. hypophyllus Hook.f.).*)
Ph. hypophyllus: bejalin (Mlk); kayu empire (Slw); kayu
karongan (Kim); lintebi, mancucu, rapakrapak,
sumelala, tiori (Slw).
NAMA DAERAH
D. beccarii: awun, cemantan, cemara, kayu alau, NAMA DI NEGARA LAIN
melor, nyaun (Kim); melor, melur (Smt).
Dacrydium spp.: melor (Swk); ru bukit, ekor kuda (Mly);
D. junghuhnii: cemara gunung, sampinur tali, sangur
hoang dan (Vn); sempilor (Fr, Gm, It, NI, Sb, Sp, Sw,
(Smt).
UK, USA); meloor (Fr, Gm, It, NI, Sp, Sw, UK, USA).
P. wallichianus: bali (Kim); damar laki (Mly); kayu cina
(Slw); ki bima (Jw); kayu cina hutan, kalek kureseng,
labu rimbo, medang sepaling, mentebal (Smt). *) Untuk keperluan praktis ketiga genus tersebut sulit dibedakan satu
sama lain, oleh karena itu dalam buku ini ketigatiganya dimasukkan
P. imbricatus: bage (NTT); cemara bikung, cembacemba
ke dalam satu kelompok dengan nama melur.
(Slw); ki hades, jamuju (Jw); kayu ru,
Podocarpus spp.: rempayan (Sb); landin (Swk); Jari-jari
paya (Thl; thit-min (Bma, Fr, Gm, It, NI, PI, PNG, Jari-jari homoselular, hampir seluruhnya unise
Sp, Sw, UK, USA); malaalmaciga (khusus P. riat, lebar 12-1 7 p, tinggi 140-310 N, frekuensi
wallichianus) (PI); kajoerapat ( Fr, Gm, It, NI, Sp, 5-6 per mm.
Sw, UK, USA); aroe (NO; Aru (Gm).
Phyllocladus spp.: phyllocladus (Sb); celery pine Serat
(Aus). Panjang serat Podocarpus sp. dari Kalimantan
Tengah adalah 5.156 µ dengan diameter 54,8 µ,
DAERAH PENYEBARAN noktah uniseriat.
Seluruh Sumatera kecuali Lampung, seluruh Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Ba- SIFAT FISIS
rat, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya.
Berat jenis dan kelas kuat
D. beccarii
HABITUS
0,54 (0,47-0,56); III
Tinggi pohon dapat mencapai 45 m, terutama P. D. junghuhnii
imbricatus, panjang batang bebas cabang 6-30 m, 0,62 (0,57--0,72); II
diameter sampai 90 cm, kecuali P. imbricatus dapat P. wallichianus
mencapai 150 cm. Kulit luar pada umumnya berwarna 0,62 (0,51 -0,75); II-III
kelabu-coklat sampai merah tua, beralur dangkal dan P. imbricatus
mengelupas kecil-kecil. Pada P. imbricatus kulit luar 0,52 (0,38- 0,77); III-(II-IV)
berwarna coklat hampir hitam atau ungu, tidak beralur P. motleyi
dan tidak mengelupas. 0,62 (0,55-0,66); II-III
P. neriifolius
CIRI U M U M 0,66 (0,48- 0,79); II-III
Ph. hypophyllus
Warna 0,58 (0,55-0,611; III
Kayu teras berwarna kekuning-kuningan, ku-
ning-coklat sampai coklat muda.

Tekstur Penyusutan
Tekstur kayu halus sampai sangat halus dan merata. Penyusutan sampai kering tanur untuk P. imbricatus
adalah 3,4% (R) dan 7,1 % (T), sedangkan untuk P.
neriifolius 3,3% (R) dan 5,7% (T).
Arah serat
Arah serat lurus.
SIFAT MEKANIS
Kesan raba
Permukaan kayu licin. Keteguhan lentur statik
Tegangan pada batas
Kilap proporsi (kg/cm²) b 231
Permukaan kayu agak mengkilap sampai meng- k 439
kilap. Tegangan pada batas
patch (kg/cm²) b 457
k 776
STRUKTUR
Modulus elastisitas
Pori (1.000 kg/cm ²) b 89
Kayu melur tidak berpori. k 126
Usaha sampai Batas
Parenkim proporsi (kgm/dm ³) b 0,4
Pada genus Podocarpus terdapat parenkim se- k 0,9
cara tersebar dan jarang, kadang-kadang ter- Usaha sampai Batas
dapat parenkim terminal berupa lapisan halus, patch (kgm/dm ³) b 5,6
seringkali berisi zat berwarna kemerah-merahan. k 5,5
Keteguhan pukul KEAWETAN DAN KETERAWETAN
Radial (kgm/dm ³) b 32, 6 Keawetan
k 21,3
b Keawetan kayu melur secara umum termasuk kelas
Tangensial (kgm/dm ³) k
34, 6 IV. Daya tahan kayu P. imbricatus terhadap rayap
20, 8 kayu kering termasuk kelas V, sedangkan
berdasarkan percobaan kuburan jenis kayu ini
Keteguhan tekan sejajar arah serat, termasuk kelas awet IV-V.
tegangan maksimum (kg/cm²) b 233
k 459 Keterawetan

Kekerasan (JANKA) Keterawetan kayu P. imbricatus termasuk kelas


sedang.
Ujung (kg/cm²) b 290
k 553
PENGERINGAN (P. neriifolius)
Sisi (kg /cm²) b 178 Kayu melur termasuk mudah dikeringkan tanpa ca
k 372 cat yang berarti.
Keteguhan geser
Pengeringan alami
Radial (kg /cm²) b 43, 9 Pengeringan pagan tebal 2,5 cm sampai kadar air
k 34,1 sekitar 15% memerlukan waktu rata-rata 23 hari.
b 49, 0
Tangensial (kg /cm ²)
k 45,4
Pengeringan dalam dapur pengering
Keteguhan belah Bagan pengeringan yang disarankan adalah suhu
Radial (kg/cm) b 28,8 54,4-82,2°C dengan kelembaban nisbi 76
k 43,7 30°l0.

Tangensial (kg/cm) b 32,0


k 56, 6 VENIR DAN KAYU LAPIS
Venir
Keteguhan tarik tegak lurus arah serat
Kayu P. imbricatus dapat dibuat venir dengan sudut
Radial (kg/cm ²) b 17, 5
kupas 90° tanpa perlakuan pendahuluan untuk tebal
k 34, 5
venir 1,5 mm dengan hash baik.
19, 7
Tangensial (kg /cm ²) b
k 44, 2 Kayu lapis
Perekatan venir P. imbricatus dengan urea-for-
maldehida menghasilkan kayu lapis yang memenuhi
persyaratan standar Jerman.
SIFAT KIMIA (P. imbricatus)

Kadar PENGERJAAN
Selulosa 52,5% Kayu melur mudah sampai sangat mudah dikerja-
Lignin 29,1% kan, baik dengan alat tangan maupun dengan mesin,
Pentosan 10,0% tetapi pengerjaan pada bidang melintang untuk sortimen
Abu 1,0% yang lebih lunak cenderung remuk. Pengujian sifat
Silika 0,3% pemesinan menunjukkan bahwa kayu P. neriifolius
Kelarutan dapat diserut, dibentuk, dibubut dan diamplas dengan
hail sangat baik serta dapat dibuat lubang persegi
Alkohol-benzena 4,3% dengan hasil baik, tetapi pem boran hanya memberi hasil
Air dingin 1,9% sedang saja.
Air pangs 2,7%
NaOH 1 % 12,3% KEGUNAAN
Nilai kalor 4.869 cal/g Kayu melur dapat dipakai untuk konstruksi ringan, lantai,
mebel, alat menggambar, ukiran, korek api,
a

MELUR (Podocarpus imbricatus BI.)


a. kayu
b. daun dan bunga
c. kulit
a

MELUR (Podocarpus imbricatus BI.)

a. penampang transversal (26x)


b. penampang radial (75x)
c. penampang tangensial (75x)
kayu lapis, panil, alat olah raga dan musik, potlot, wah naungan yang terlalu gelap. Pertumbuhan melur
moulding. termasuk lambat, sehingga diperlukan sistem TPI
dengan perawatan permudaan. Permudaan buatan
telah banyak dilakukan terutama di Jawa sebagai
SILVIKULTUR
tanaman murni. Penanaman dilakukan dengan bibit
Tempat tumbuh bumbung atau stump dari pesemaian.
Melur tumbuh di hutan tropis primer atau se
kunder dengan iklim basah sampai agak kering Buah
dengan 3-4 bulan kemarau. Melur menghendaki Pohon melur berbuah banyak yang bentuknya bulat
tanah dengan sifat fisis baik dan subur, terutama kecil. Jumlah biji Dacrydium sp. 45.000 butir per kg
di bukit-bukit dan pegunungan dengan ketinggi atau 13.500 butir per liter, P. wallichianus 356 butir
an 500-2.600 m dari permukaan laut. per kg atau 7.700 butir per liter. Biji yang telah kering
udara tahan disimpan sampai satu bulan dengan
Permudaan
daya kecambah 80%.
Permudaan alam banyak terdapat secara ter-
sebar atau berkelompok. Melur termasuk jenis Hama dan penyakit
toleran, tetapi anakan tidak dapat tumbuh di ba- Tidak ada data.

MERBAU

NAMA BOTANIS sampai 4 m. Kulit luar berwarna kelabu, kelabucoklat,


Inisia spp., famili Caesalpiniaceae (terutama 1. b i- coklat muda atau merah muda, beralur dangkal pada J.
juga O. Ktze dan I. palembanica Miq.). bijuga dan tidak beralur pada I. palembanica,
mengelupas sedikit sampai banyak, besar dan tebal,
NAMA DAERAH sedikit bergetah berwarna hitam atau merah tua.

Marbau, merbau, merbo, taritih (Jw); marbon, mer


bau asam, merbau darat, merbau pantai (Smt); alai,
anglai, ipil, jumelai, maharau, merbau (Klm); bayam, CIRI UMUM
gefi, ipi, ipil, langgiri, ogifi (Slw); aisele, dowora,
Warna
falai, ipi, ipil, kayu besi (Mlk); doma, fimpi, ipi, ipir
(NTT); bau, kayu besi, pas, sekka (IJ). Kayu teras berwarna sangat bervariasi dari ke-
NAMA DI NEGARA LAIN labu-coklat dan kuning-coklat sampai coklatmerah
Go-nuoc (Vn); ipil, ipil laut (PI); kwila (PING); lum cerah atau hampir hitam. Kayu gubal berwarna
pho, lumpaw, maka-mong (Th); moluccan iron kuning pucat sampai kuning much, tebal 5-7,5 cm
wood (UK); mirabow (UK, USA); inzia (It); kajoe dan dapat dibedakan dengan jelas dan kayu teras.
besi, moluks ijzerhout (NI); merbau (Fr, Gm, It, NI,
Sp, Sw).
Tekstur
DAERAH PENYEBARAN Tekstur kayu kasar dan merata.
Seluruh Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, Jawa
Arah serat
Barat, Jawa Tengah, Maluku, Nusa Tenggara Timur
dan Irian Jaya. Arah serat kebanyakan lurus, kadang-kadang tidak
teratur dan berpadu.
HABITUS Kesan raba
Tinggi pohon dapat mencapai 40 m dengan pan-
jang batang bebas cabang 4-30 m, diameter sam Permukaan kayu licin.
pai 100 cm, tinggi banir sampai 4 m dengan lebar
Kilap
Permukaan kayu mengkilap indah.
STRUKTUR Modulus elastisitas
Pori (1.000 kg/cm ²) b 158 173
k 158 167
Susunan pori tersebar, soliter dan bergabung Usaha sampai batas
2-3 dalam arah radial, jarang sekali berkelompok, proporsi (kgm/dm ³) b 1,4 1,7
berbentuk lonjong, diameter 150-200 µ, fre- k 4,9 3,8
kuensi 1-2 per mm², jarang berisi tilosis, tetapi
seringkali berisi endapan berwarna kuning. Usaha sampai batas
patah (kgm/dm ³ ) b 10,0 11,1
Parenkim k 11,1 10, 5
Parenkim termasuk tipe paratrakeal berbentuk Keteguhan pukul
selubung lengkap dan tebal sampai berbentuk
aliform dan sedikit konfluen. Terdapat juga pa- Radial (kgm/dm ³) b 39,8 31,6
renkim apotrakeal berbentuk pita. k 29,2 25,0
Tangensial (kg/dm ³) b 48,4 33,4
Jari-jari k 32,3 28,4
Jari-jari homoselular, uniseriat dan multiseriat, Keteguhan tekan sejajar
lebar 50-125 µ, tinggi 300-400 µ, frekuensi arah serat, tegangan
4-6 per mm. maksimum (kg /cm²) b 538 576
Serat k 777 697
Panjang serat I. palembanica 1.181 µ dengan Kekerasan (JANKA)
diameter 21,6 µ
Ujung (kg/cm²) b 800 525
k 880 594
- -
Sisi (kg/cm²) b
SIFAT FISIS k 842 587
Berat jenis dan kelas kuat Keteguhan geser
I. bijuga 0,84 (0,63- 1,04); II-I Radial (kg/cm ²) b 72,8 74,8
I. palembanica 0,79 (0,52-0,97); II(I-III) k 100 91,9
Penyusutan Tangensial (kg/ cm ²) b 62,1 84, 5
Penyusutan sampai kering tanur pada I. bijuga k 104,0 99,0
3,3% (R) dan 4,1 % (T), sedangkan penyusutan Keteguhan belah
sampai kering udara pada I. palembanica 0,6% Radial (kg/cm) b 65,2 78,7
(R) dan 0,7% (T). Penyusutan dalam arah ta- k 69,8 54,1
ngensial lebih kecil daripada jati dan hanya ber- b 76,0 84, 3
Tangensial (kg/cm)
beda sedikit dengan penyusutan dalam arah ra- k 74,8 58,8
dial (1,08:1 pada I. palembanica), karena itu ti
dak mudah menimbulkan cacat jika dikeringkan. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat
Radial (kg/cm ²) b 53,6 51,0
k 48,6 40,9
SIFAT MEKANIS Tangensial (kg/cm ²) b 57,2 58,1
I. bi- I. pa- k 49,6 43,9
juga lemba-
pica
SIFAT KIMIA (I. bijuga)
Keteguhan lentur statik
Tegangan pada batas Kadar
proporsi (kg/cm²) b 632 734 Selulosa 46,9%
k 1.168 1.064 Lignin 22,6%
Tegangan pada batas Pentosan 17,1%
patah (kg/cm ²) b 1.070 1.126 Abu 0,9%
k 1.478 1.327 Silika 0,2%
a

MERBAU Untsia palembanica Miq.)

a. kayu
b. daun, bunga dan buah
c. kulit
a

MERBAU (Intsia palembanica Miq.)


a. penampang transversal (26x)
b. penampang radial (75x)
c. penampang tangensial (75x)
Kelarutan PENGERJAAN
Kayu merbau umumnya tidak sulit digergaji, dapat
Alkohol-benzena 5,6 %
diserut dengan mesin sampai halus dan dapat dipelitur
Air dingin 11,3 %
dengan memuaskan. Namun jenis kayu ini biasanya
Air panas 8,2 %
pecah jika dipaku dan dapat menimbulkan noda hitam
NaOH 1 % 2,9 %
jika berhubungan dengan besi atau terkena air. Kayu 1.
- palembanica menunjukkan sifat pemesinan berupa
Nilai kalor
pemboran, pembuatan lubang persegi dan
KEAWETAN DAN KETERAWETAN pengamplasan yang sangat balk, penyerutan dan
pembentukan yang balk sampai sangat baik, serta dapat
Keawetan dibubut dengan hasil sedang sampai baik. Sementara itu
Keawetan kayu merbau secara umum termasuk kayu I. bijuga dapat diserut, dibor, dibuat lubang persegi,
kelas I-II. Daya tahan kayu 1. bijuga terhadap rayap dibentuk dan diamplas dengan hasil sangat baik, tetapi
kayu kering termasuk kelas II, dan terhadap jamur pembubutan memberi hasil yang buruk.
pelapuk kayu termasuk kelas I. Daya tahan kayu I.
palembanica terhadap jamur pelapuk kayu termasuk KEGUNAAN
kelas I-II, tetapi berdasarkan percobaan kuburan Kayu merbau umum dipakai untuk balok, tiang dan
jenis ini termasuk kelas awet I-III. pagan pada bangunan perumahan dan jembatan.
Selanjutnya dapat dipakai untuk bantalan dan mungkin
Keterawetan juga balk untuk kayu perkapalan (tunas, gading-gading
Keterawetan kayu I. palembanica termasuk kelas dan dek), lantai, panil, mebel, karoseri clan barang
sukar. bubutan.

SILVIKULTUR
PENGERINGAN
Kayu merbau dapat mengering dengan baik tanpa Tempat tumbuh
cacat yang berarti. Merbau tumbuh baik pada tanah lembab yang
kadang-kadang digenangi air dan dapat juga tumbuh
Pengeringan alami pada tanah keying, tanah berpasir dan tanah berbatu,
Pengeringan papan I. palembanica tebal 2,5 cm balk pada tanah datar maupun tanah miring. Jenis ini
sampai kadar air sekitar 15% memerlukan waktu memerlukan iklim basah sampai iklim keying dengan
rata-rata 82 hari. tipe curah hujan A-D, pada dataran rendah dengan
Pengeringan dalam dapur pengering ketinggian 0-50 m dari permukaan taut.

Bagan pengeringan yang disarankan adalah suhu 43 - Permudaan


71 °C dengan kelembaban nisbi 84-38%.
Permudaan alam jarang terdapat karena biji yang jatuh
ke tanah sukar berkecambah, kecuali jika jatuh di atas
VENIR DAN KAYU LAPIS
tanah yang balk dan mendapat cahaya penuh.
Venir Permudaan buatan belum banyak dilakukan. Biji
Kayu 1. palembanica yang berasal dari Maluku dapat harus disemaikan di bawah sinar matahari penuh.
dibuat venir dengan sudut kupas 92° untuk tebal venir Sebelum ditanam bagian kulit biji dekat lembaga
1, 5 mm tanpa perlakuan pendahuluan. Sementara itu harus dikikir dan bijinya direndam dalam air dingin
jenis kayu sama yang berasal dari Kalimantan Selatan selama 4 x 24 jam. Daya kecambah biji 1. bijuga
menghasilkan venir yang kurang balk meskipun mencapai 75%. Anakan yang telah mencapai tinggi
direbus lebih dahulu selama 24 jam. 30 cm dapat dipindahkan ke lapangan dengan jarak
tanam 3 m x 2 m. Dapat juga dilakukan dengan stump
yang berukuran panjang batang 30 cm, panjang akar
Kayu lapis 20 cm dan diameter batang 0,5-1,5 cm. Penanaman I.
Perekatan venir 1, palembanica dengan urea bijuga dengan stump menghasilkan persen tumbuh di
formaldehida menghasilkan kayu lapis yang me atas 90%. I. palembanica dapat ditanam di bawah
menuhi persyaratan standar Indonesia, Jepang naungan.
dan Jerman.
Buah yang telah kering dan disimpan dalam tempat yang
Musim bunga dan buah I. bijuga terjadi pada bulan tertutup dapat tahan sampai satu tahun.
Juni-Oktober. Buahnya merupakan polong yang Hama dan penyakit
berbiji besar dan gepeng. Jumlah biji 354 butir per kg
Tanaman muda dimakan pelanduk dan kijang,
atau 200 butir per liter. Biji disimpan setelah
sedang buah muda dimakan kera, kalong dan tupai.
dikeringkan di udara selama 10 hari. Biji

MINDI

NAMA BOTANIS Kilap


Melia azedarach L., famili Meliaceae. Permukaan kayu mengkilap indah.

NAMA DAERAH Gambar


Geringging, mementin, mindi (Jw); jempinis (NTB); Pada bidang radial dan tangensial tampak gambar
belile, bere, embora, kemel, lamoa, lemua, menga, mera berupa pita-pita yang berwarna lebih tua.
(NTT).
STRUKTUR
NAMA DI NEGARA LAIN
Pate mostertree, Persian lilac (UK, USA); arbre de Pori
paternoster (Fr); arbol de paternoster, paraiso (Sp); Pori sebagian besar soliter, tetapi terdapat juga pori
albero di paternoster (It); paternostertrad (Sw); pa- yang bergabung 2-3 dalam arah radial, diagonal atau
ternoster boom (NI); Paternosterbaum (Gm). kadang-kadang tangensial, diameter 30-360 µ,
frekuensi 1-50 per mm², berisi zat berwarna coklat
DAERAH PENYEBARAN sampai hitam, bidang perforasi sederhana.

Seluruh Jawa (tanaman), Bali, Nusa Tenggara Barat,


Nusa Tenggara Timur. Parenkim
Parenkim paratrakeal berbentuk selubung lengkap
HABITUS
atau tidak lengkap, di beberapa tempat dekat Batas
Tinggi pohon sampai 40 m dengan panjang batang lingkaran tumbuh terdapat parenkim konfluen.
bebas cabang 20 m, diameter sampai 185 cm, tidak Parenkim apotrakeal tersebar berbentuk pita-pita
berbanir. Kulit luar berwarna merah-coklat sampai pendek.
kelabu-hitam, beralur dangkal sampai dalam,
mengelupas kecil-kecil sampai kepingan besar. Jari-jari
Jari-jari homoselular, umumnya multiseriat, jarang
CIRI UMUM uniseriat, lebar 7-61 µ, tinggi sampai 1 .000 µ,
Warna frekuensi 3-4 per mm.

Kayu teras berwarna merah-coklat muda semu semu Serat


ungu, kayu gubal berwarna putih kemerah merahan Panjang serat 1.323 µ dengan diameter 27 µ, tebal
dan mempunyai Batas yang jelas dengan kayu teras. dinding 2,8 µ dan diameter lumen 21,0 µ.

Tekstur SIFAT FISIS


Tekstur kayu sangat kasar.
Berat jenis dan kelas kuat
Arah serat 0,53 (0,42-0,65); III-II
Arah serat lurus atau agak berpadu.
Penyusutan
Kesan raba Penyusutan dari keadaan basah sampai keying tanur
Permukaan kayu agak licin. 3,3% (R) dan 4,1% (T).
a

M I N D I (Melia azedarach L.)


a. kayu
b. daun, bunga dan buah
c. kulit
a

MINDI (Melia azedal-ach L.)

a. penampang transversal (26x)


b. penampang radial (75x)
c. penampang tangensial (75x)
SIFAT MEKANIS SIFAT KIMIA
Keteguhan lentur statik Kadar
Tegangan pada batas Selulosa 51 ,0%
proporsi (kg /cm²) b 244 Lignin 30,1%
k 347 Pentosan 17,6%
Tegangan pada batas Abu -
patah (kg /cm²) b 460 Silika
Modulus elastisitas k 548 Kelarutan
(1.000 kg /cm²) b 76 Alkohol-benzena 2,8%
k 82 Air dingin 1,5 %
Usaha sampai batas Air panas 3,8%
proporsi (kgm/dm³) b 0,4 NaOH 1 % 17,2 %
k 0,8 Nilai kalor 4.706 cal/g
Usaha sampai batas
patah (kgm/dm³) b 5,0 KEAWETAN DAN KETERAWETAN
k 5,0
Keawetan
Keteguhan pukul Kayu mindi masuk dalam kelas awet IV-V clan
Radial (kgm/dm³) b 19,8 berdasarkan percobaan kuburan jenis kayu ini
k 1 7,3 termasuk kelas awet V. Daya tahannya terhadap
Tangensial (kgm/dm³) b 20,8 jamur pelapuk kayu termasuk kelas II-III.
k 18,7
Keterawetan
Keteguhan tekan sejajar arah serat, Keterawetan kayu mindi termasuk kelas sukar.
tegangan maksimum (kg /cm²) b 21 7
k 312 PENGERINGAN
Kekerasan Kayu mindi dapat mengering tanpa cacat yang
Ujung (kg /cm²) b 255 berarti.
k 328 Pengeringan alami
Sisi (kg /cm²) b 210 Pengeringan papan tebal 2,5 cm dari kadar air
k 242 37% sampai 15% memerlukan waktu 47 hari,
Keteguhan geser dengan kecenderungan pecah ujung clan me
lengkung.
Radial (kg /cm²) b 35,0
k 55,6 Pengeringan dalam dapur pengering
Tangensial (kg /cm²) b 44,2 Bagan pengeringan yang dianjurkan adalah suhu
k 66,7 60-80°C dengan kelembaban nisbi 80-40%.

Keteguhan belah VENIR DAN KAYU LAPIS


Radial (kg/cm) b 49,0
k 48, 3 Venir
Tangensial (kg/cm) b 54,0 Kayu mindi dapat dibuat venir tanpa perlakuan
k 61,1 pendahuluan dengan sudut kupas 91 ° clan
menghasilkan venir yang baik clan bercorak
Keteguhan tarik tegak lurus arah serat indah.
Radial (kg/cm²) b 31,0 Kayu lapis
k 31,1
Perekatan venir kayu mindi dengan urea-formal
Tangensial (kg/cm²) b 40,3 dehida menghasilkan kayu lapis yang memenuhi
k 44,0 persyaratan standar Jerman.
PENGERJAAN masuk jenis cahaya yang tumbuh cepat dengan
Sifat pemesinan kayu mindi bervariasi dari baik sampai batang lurus dan bertajuk ringan, berakar tunggang
buruk, yaitu dapat diserut dan diamplas dengan hasil baik dalam dan berakar cabang banyak.
serta dapat dibuat lubang persegi dengan hasil sedang, Permudaan buatan dilakukan dengan anakan yang
tetapi pemboran, pembentukan dan pembubutan tingginya 20-30 cm atau menggunakan bibit stump
memberi hasil buruk. yang berdiameter 1-2, 5 cm dengan panjang batang
dan akar masing-masing 20 cm. Jarak tanam yang
lazim digunakan adalah 2 m x 2 m.
KEGUNAAN

Kayu mindi dapat digunakan untuk peti teh, papan


dan bangunan di bawah atap, panil, venir hias dan Buah
sortimen yang berat mungkin baik untuk mebel.
Di Jawa Barat mindi berbunga dalam bulan
SILVIKULTUR Maret-Mei dan di Jawa Timur dalam bulan Juni-
November, sedangkan di Nusa Tenggara Barat
Tempat tumbuh dalam bulan September dan Juni. Buah masak
Mindi seringkali tumbuh pada tanah tertier, pada dalam bulan Juni, Agustus, November dan De-
tanah liat, berbatu atau berpasir vulkanis, di sember. Jumlah biji keying 3.400 butir per kg atau
bukit-bukit rendah sampai ketinggian 1 .000 m 2.200 butir per liter. Biji keying dapat disimpan
dari permukaan laut, pada daerah dengan tipe selama 15 bulan dan masih mempunyai daya
curah hujan A-C. kecambah sampai 50%.

Permudaan Hama dan penyakit


Pohon mindi mudah diserang penggerek pucuk
Permudaan alam terdapat terpencar di dalam Hypsipyla robusta Moore dan batangnya diserang
hutan sekunder pada tempat terbuka. Mindi ter- kumbang ambrosia Xyleborus ferrugineus.

PERUPUK

NAMA BOTANIS berbanir sampai tinggi 5 m. Kulit luar berwarna kelabu


Lophopetalum spp. syn. Solenospermum spp., famili atau coklat much, beralur dalam, tidak mengelupas, tebal
Celastraceae fterutama L. javanicum (Zoll.) 10 mm.
Turcz.].
CIRI UMUM
NAMA DAERAH
Warna
Medang kerupuk, medang lanyut, medang api, perupuk,
terwpuk, pupu, punti, untut,k. (Smt); mandalaksa (Jw); Kayu teras berwarna kuning muda atau coklatkuning
pasana, parupuk (Klml; kabalo, kulilawa pute (Slw); muda dalam keadaan keying clan berwarna perang
momu, sidorola (Mlk). ketika masih segar. Kayu gubal tidak dapat
dibedakan dengan jelas dari kayu teras, tetapi pada
NAMA DI NEGARA LAIN dolok yang masih segar biasanya berwarna lebih
muda.
Adau (Brn); dual (Sb, Brn); bajan (Swk); perupok (Mly,
Sb, Swk); mata ulat (Mly). Tekstur
Tekstur kayu halus sampai agak halus clan merata.
DAERAH PENYEBARAN
Seluruh Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, se
luruh Kalimantan, Sulawesi Selatan, Maluku. Arah serat
Arah serat agak berpadu.
HABITUS
Kesan raba
Tinggi pohon sampai 40 m dengan panjang batang
bebas cabang 1 5-30 m, diameter sampai 70 cm, Permukaan kayu agak kesat.

Anda mungkin juga menyukai