Anda di halaman 1dari 37

Owned : Lusyana

PENGARUH FISIKA

• Berat dan kekuatan


• Perubahan bentuk karena basah
dan kering
• Pemuaian thermal
• Daya sekat panas
• Pengaruh api
• Batu alam yang kompak dan padat biasanya kekuatanya tinggi, dapat
diperkirakan berat volumenya juga tinggi.
• Batu Alam tidak baik untuk konstruksi yang menerima beban tarik atau
lentur

P P P

sumbu sumbu

Beban Bekerja 
Sumbu Batang

Beban Bekerja //
• Pemakaian untuk konstruksi yang menanggung beban geser,Sumbu
perlu dipilih
Batang
batu yang padat/kompak dan liat
Tabel : kuat Tekan, berat volume, penyerapan air dan tahan aus batu alam

Berat Volume Penyerapan Air


Jenis Batu Kuat Tekan Kg/cm2 Tahan Aus L.A.
kg/cm3 (%)

Batuan Beku :
1. Granit / Syenit 1600 – 2400 2,60 – 80 0,2 – 0,5 24 – 38
2. Diorit / Gabro 1700 – 3000 2,85 – 3,05 0,2 – 0,4 ± 18
3. Phorpayrit 1800 – 3000 2,58 – 2,83 0,2 – 0,7 18 - 30
4. Basalt / Malaphyr 2500 – 4000 3,0 – 3,15 4,0 – 10 ± 18
5. Basalt Lava 800 – 1500 3,0 – 3,15 0,1 – 0,4 24 lebih
6. Diabas 1800 – 2500 2,85 – 2,95 0,2 – 0,5 ± 18

Batuan Endapan :
1. Kwarsit 1500 – 3000 2,64 – 2,68 0,2 – 0,5 -
2. Batu Pasir Kwarsa 300 – 1800 2,64 – 2,72 0,2 – 9,0 38 lebih
3. Batu Kapur Keras 800 – 1800 2,70 – 2,90 0,2 – 0,6 ± 26
Dan Marmer
4. Batu Kapur Lunak 200 – 900 2,70 – 2,74 0,2 – 10 -
5. Traventin 200 – 600 2,62 – 2,75 2,0 – 5,0 -
6. Batu Tufa 200 – 600 2,64 – 2,68 0,2 – 15,0 -

Batuan Metamorfosa :
1. Gneis 1600 – 2800 2,67 – 3,05 0,1 – 0,6 ± 45
2. Amphibolit 1700 – 2800 2,75 – 3,15 0,1 – 0,6 ± 38
3. Serpentin
Sumber DIN. 52100 1400 – 2500 2,82 – 2,90 0,1 – 0,7 ± 19
• Sifat susut muai akibat perobahan basah dan kering berkisar
antara 0,004 sampai 0,04 %, Batu pasir biasanya mendekati
angka yang tinggi
• P e n g a ru h d a la m ko n s t ru ks i t id a k t e rla lu b e s a r, t e t a p i
dipengaruhi adalah perekat/spesi/adukan karena susut muai
yang banyak bedanya mengakibatkan batuan akan telepas dari
ikatanya.
• Sifat pemuaian termal cukup kecil, meskipun demikian bila
suhunya tinggi misal dekat tungku api pembakaran, suhu panas
yang terjadi dapat mengakibatkan kerusakan lebih lanjut dari
batuan, retak-retak kecil, sebaiknya batu alam tidak dipakai
didekat suhu yang tinggi (Api pembakaran).
• Batu alam bukan bahan penyekat panas yang baik, benda ini
menyimpan panas.
• Dapat menyimpan panas (pada waktu musim panas) Dan
lambat melepaskan panas itu (pada waktu musim dingin) hal
ini disebabkan ;
- tebalnya dinding dari batu alam
- Padatnya struktur batu alam
- Warna yang gelap dari batu alam
• batu alam sangat tidak baik bila terkena api/kebakaran ;
misal ;
- Batu kapur/marmer pada suhu kebakaran / api mencapai 250
o - 300 o c akan menjadi rapuh dan warna batuan berubah
menjadi muram, karena terjadinya pelepasan Co2 sehingga
permukaan batuan menjadi tipis ( terkalsinasi ).
- Batu beku akan retak pecah (spelling) terkelupas permukaan
batuan terkena panas mendadak sehingga terjadi pelepasan
air secara mendadak.
PENGARUH KIMIA

• Pengaruh garam sulfat


• Pengaruh gas-gas yang ada di udara
• Pengaruh air tanah
• Pengaruh karat besi
• Bila batu ini memliki penyerapan yang besar;
§ A danya gas Belerang atau Sulfida maka gas akan bereaksi
dengan bahan perekat batu (semen) membentuk senyawa
Kalsium Sulfat, Garam ini mengering membentuk Kristal/Hablur
CaSo42H2O yang volumenya membesar mendesak partikel batu
alam, lama kelamaan dimana ada garam tersebut akan terlihat
Geripis dan melemah.
§ Akibatnya penyerapan air akan mengakibatkan tumbuhnya lumut,
bahwa tumbuhan akan mengeluarkan asam atau microba yang
efeknya lemah pasangan batu. terutama batu alam itu berupa
batu pasir atau batu endapan tufa.
• Terutama didaerah industri pencemaran udara mengandung
asam-asam berbahaya terutama : CO2, SO2, Cl kondisi ini dapat
merusak permukaan batuan yang tidak tinggi kepadatanya serta
penyerapan airnya tinggi, untuk batu kapur atau marmer dapat
berubah warnanya menjadi pudar
• Meskipun udaranya bersih, batu marmer bersifat sedikit larut
akibat air yang bersih, sehingga sehabis hujan yang terus
menerus, kadang-kadang permukaan batu marmer agak
berubah, atau memudar
• Air tanah yang mengandung SO4 dan Cl, akan merusak batu
alam bila air tanah jenis ini menyerap kedalam batuan karena
akan membentuk garam CaCl2 yang kemudian mengering pada
batuan yang menimbulkan warna putih.
• Untuk ubin-ubin marmer atau batu alam yang berwarna putih,
bila dasar lantai di bawah ubin ini banyak mengandung
senyawa besi, maka air ini akan meresap kebadan ubin (bila
u b i n t i d a k p a d a t ) a t a u m e r e s a p ke c e l a h - c e l a h a d u k
sambungan (naad) yang mengakibatkan warna putih menjadi
kuning atau merah, akibat oksidasi besi yang terjadi.
Pa d a p e m a s a n ga n b at u l ap i s, ka d a n g - ka d a n g p a d a
diperlukan jangkar terbuat dari besi untuk memperkuat
kaitan batu lapis dengan dinding yang ditutup, bila dinding
menyerap air jangkar akan kena air akan mengakibatkan
karat, dapat memberi efek batu lapis terlepas atau rusak
setempat atau berubah warna karena mengandung oksida
besi yang tinggi.
Aspek ekonomi batu alam
sebagai bahan bangunan

• Penggunaan batu alam untuk bangunan terutama sebagai bahan


dekorasi, merupakan pekerjaan yang mahal. Jadi bila akan
menggunakan batu alam untuk dekorasi, aspek ekonomi merupakan
masalah kedua, dan hal yang diperlukan adalah keindahan.
• Secara umum bila diperhitungkan biaya untuk membuat unsur
bangunan dari batu alam (dari menggali sampai membentuk)
dibanding dengan pekerjaan pemasangannya, akan berbanding 4
atau 5 banding 1.
• Oleh karena itu, dalam pemakaian batu alam, sebaiknya selalu
dipakai jenis batu alam yang memiliki sifat tahan lama.
Perawatan batu alam

• Untuk membersihkannya, cara yang terbaik ialah dengan mencucinya


pakai air bersih.
• Misalnya untuk marmer dan sejenisnya terutama batu endapan.
• Batu pasir biasanya lebih sukar dicuci karena permukaannya yang
tidak rata.
• Mencuci dengan asam atau zat kimia tertentu, bila tidak terpaksa
sekali lebih baik tidak dilakukan, karena bila batu tadi penyerapan
airnya tinggi, sebagian zat kimia itu akan tertinggal, yang dapat
menimbulkan pengaruh lain.
–Batu Alam Untuk Pondasi
–Batu alam sebagai batu pecah (untuk agregat)
–Batu Alam dipakai untuk keping tepian jalan
–Batu Alam untuk Batu tempel/hias
–Batu Alam untuk penutup lantai
Persyaratan batu alam dalam SII 0378 – 80
merupakan standar syarat batu alam untuk
pemakaian umum bahan bangunan, dan SII 0379 –
80 standar untuk batu marmer, dimana nilai/angka
yang dipakai sebagai persyaratan atau pedoman
untuk memilih mutu batu alam tanpa membedakan
jenis batuan, misal memilih batu untuk pondasi,
untuk dibuat pelapis atau untuk batu pecah maka
dilihat sifat-sifat fisiknya ( kekuatan, ketahanan aus,
penyerapan air dll )
Kuat tekan
Jenis bangunan / Ketahanan aus
No. minimum, Kekekalan
Konstruksi jalan indeks minimum
kg/cm2
Kekal, tidak retak
Bangunan berat atau 1500 0,80
1. atau tidak hancur
lalu lintas berat

Bangunan sedang atau Kekal, tidak retak


2. 1000 0,70
lalu lintas sedang atau tidak hancur

Bangunan ringan atau Kekal, tidak retak


3. 800 0,60
lalu lintas ringan atau tidak hancur

Penyerapan air dari batu alam untuk keperluan di atas rata-rata tidak boleh lebih dari
3%
Ketahanan hancur
Kuat Kekekalan,
Jenis beton atau tekan Bagian bagian yang
No. Indeks
Konstruksi jalan minimum, lolos 2 hancur
minimu
kg/cm2 mm maksimum %
m
maks %

1. Beton di atas K225


1200 0,80 16 Maksimum 12,0
atau jalan lalu lintas
berat

2. Beton K 125 - 225 atau


jalan lalu lintas sedang 800 0,70 24 Maksimum 12,0

3. Beton mutu B0 atau


jalan lalu lintas ringan 600 0,60 30 Maksimum 12,0

Penyerapan air maksimum 3%


1. Kuat tekan rata-rata : 500 Kg/cm2
2. Kekelan : Tidak retak atau pecah
3. Penyerapan air mak :5%

1. Kuat tekan rata-rata : 600 Kg/cm2


2. Kekelan : Tidak retak atau pecah
4. Ketahanan aus Bauschinger : Max 0,16 mm /menit
3. Penyerapan air mak : 3%

1. Kuat tekan rata-rata minimum : 200 kg/cm2


2. Kekekalan : tidak retak atau pecah
3. Penyerapan air maksimum : Konstruksi luar 5 %
Konstruksi terlindung, maks. 12 %
Pemakaian
Untuk batu tempel/hias pada
Untuk lantai dengan beban hidup
No. Sifat konstruksi
Lebih dari 250 Kurang dari Dalam Luar (kena
kg/m *)
2 250 kg/m **)
2 (terlindung) cuaca)

1. Penyerapan air,
0,75 0,75 1,0 0,75
maksimum %

2. Kuat tekan rata-rata


minimum kg/cm2 800 600 500 600

3. Ketahanan aus
Boushinger, maks. 0,13 0,16 - -
Mm/mnt

4. Kekekalan Boleh retak


Tidak cacat Tidak cacat Tidak cacat
kecil ***)

*) = ruang umum, gedung pertemuan, pasar,koridor, hotel, toko, dll


**) = ruang tinggal, kamar hotel, ruang kantor bukan umum, dll
***) = retak kecil yang tidak tembus dan tidak menyebabkan rapuh
berat jenis dan porositas
Penyerapan air
Kuat tekan
Uji ketahanan aus
Uji kekekalan
Ketahanan hancur.
Cara menentukan berat jenis semu :
Dilakukan penimbangan dalam butiran yang besar atau batu alam dibentuk
khusus seperti kubus 5 x 5 x 5 cm atau slinder dia. 5 cm tinggi 15 cm lalu
dikeringkan dengan suhu 110 0  5 0 c sampai beratnya tetap, timbang (T1
gram) dan selanjutnya benda ditimbang dalam air secara cepat agar
terhindar dari penyerapan air dicatat beratnya (T2 gram) maka rumus berat
jenis semu ;

T1
T1 - T2
Cara menentukan berat jenis sesunguhnya :
batu alam digiling menjadi bubuk lolos saringan 0,3 mm, kemudian
dikeringkan dalam oven, timbang beratnya ( Wgram), selanjutnya bubuk
tersebut dengan menimbang dalam air dengan menggunakan piknometer
( V ) maka berat jenis sesunguhnya adalah ;

W = tanpa satuan
V
Berat jenis sesunguhnya - Berat Jenis semu
X 100 %
Berta jenis sesunguhnya
Penyerapan adalah kemampuan besar kecilnya suatu batu ala m
menyerap/menghisap air kedalam pori-pori batuan, maka besarnya
penyerapan memberikan gambaran kepadatan dari batuan.

Cara menentukan Penyerapan air:


• Keringkan batuan yang akan di uji dalam oven pada suhu 110 o 5 o C
selama 24 jam, timbang ( B1 gram ).
• Rendam dalam air dengan suhu 23o3oC selama 24 jam atau dengan cara
cepat direbus dalam air mendidih  2 jam, lap dengan kain kering timbang
( B2 gram ).
Rumus ;

B2 – B1 X 100 %
B1
Dari kuat tekan dapat diketahui atau diperkirakan kepadatan mengenai
kepadatannya. Biasanya batu alam yang memiliki kuat tekan tinggi, merupakan
batu alam yang kompak, padat, tahan lama untuk pemakaian, di samping
mampu menahan beban statis yang tinggi pula.

Cara menentukan Kuat Tekan:


• Batu alam dibuat dalam bentuk kubus berukuran 40x40x40 mm, atau umumnya 50x50x
50 mm. Untuk bentuk slinder berukuran dia.50 mm dan tinggi 50 mm atau 100 mm.
Untuk satu contoh atau jenis batu dibuat minimum 3 buah atau 6 buah kubus atau
slinder
• Benda uji dimasukan ke alat uji tekan bidang tekan harus benar rata-rata
• Pembebanan pada waktu menguji dilakukan teratur, dengan mesin uji tekan yang
biasanya kecepatan tekanan dilakukan antara 1 sampai 6 kg/cm2/detik
• Kuat tekan dihitung dengan membagi beban tekan dimana benda uji hancur dengan
luas bidang tekan ujinya.
P Pembebanan
Kuat Tekan  
A luas penampang
Ketahan aus adalah kemampuan batuan untuk tidak hancur akibat menerima gaya
gesekan. Bila angka tahan ausnya kecil, berarti batunya makin kompak. Uji
ketahanan aus ini terutama bagi batu alam yang dalam pemakaiannya akan
mengalami beban ausan, misalnya untuk lapis lantai, jalan, dan lain-lai

Mesin BausHinger
• Berbentuk meja lingkaran terbuat dari baja tuang, dengan kecepatan putar alat
adalah 49 Put/menit.
• Bentuk sampel/ benda uji adalah berupa kepingan bujur sangkar dengan ukuran
5x5x2 cm .
• Media bantu dalam pengujian menggunakan pasir kwarsa sebagai bahan pengaus
dengan kandungan silika > 95 % (SiO2) sebanyak 3,3 Kg. Pasir harus lolos saringan
0,3 mm.
• biasanya diuji mimimum 3 benda uji (sebaiknya 5 buah atau lebih banyak lebih
baik).
Cara Pengujian
• Tentukan berat jenis semu benda uji.
• Keringkan benda uji, timbang dan ukur dimensi dari sampel, dengan
mengunakan pengukur/jangka sorong / sket match dengan ketelitian 0,01 mm
• Lakukan pengausan dengan alat baushinger selama sedikitnya 5 menit, dan
setiap 1 menit benda uji diputar kedudukannya 90 oC.

C
90o
90o

C
I II III
Dimana ;
Ketahanan aus dapat dihitung ; A = Selisih berat benda uji sebelum dan sesudah aus.
BJ = Berat jenis semu benda uji
A x 10 L = Luas permukaan benda uji yang digesek
Bj x L x w W = waktu atau lamanya pengesekan atau
pengujan dengan mesin dilakukan
10 = Indek / angka ketetapan yang deberikan
pada pengujian dengan mesin BausHinger
Mesin Los Angles / Abrasi Tes

• Berbentuk selinder dia  70 cm terbuat dari


baja tuang. Alat batu penghancur dalam
mesin dimasukan bola baja dengan dia. 4 - 6
c m ya n g j u m l a h a t a u b e r a t b o l a b a j a
tergantung pada ukuran terbesar serta jumlah
berat batuan yang diuji.
• Putaran mesin antara 30 s/d 33 put/menit
• Didalam slinder terdapat sirip sebagai
pembalik material yang diuji. Lama pengujian
tergantung pada jumlah berat material.
Cara Pengujian
• Kedalam alat L.A ini diisikan bola baja keras diameter 50 mm. Setiap fraksi butir yang
diuji jumlah bola baja yang dipakai berlainan. Ada yang menggunakan 12 butir, dan
sedikitnya dipakai 7 butir (tiap bola baja bertanya sekitar 416 gram).
• Benda uji batu alam yang berbentuk butir yang sudah kering, ditimbang 5000 gram (A
gram) dimasukkan dalam mesin L.A.
• Mesin L.A kemudian diputar, dengan kecepatan antara 30 atau 33 putaran permenit,
sebanyak antara 500 sampai 1000 kali (tergantung susunan butir agregatnya).
• Setelah itu, benda uji dengan isi bolanya dikeluarkan dari bejana, dan diayak dengan
ayakan lubang 1,70 mm.
• Timbang benda uji yang tertahan pada ayakan 1,7 mm ( B gram)

Nalai Keausan Los Angeles adalah ;

• Bila yang tertingal diatas saringan > 50 %,


A-B X 100 %
A maka agregat / material dapat digunakan
untuk beton tekan tinggi & tahan aus.
• Bila yang tertingal / lolos pada saringan 1,70
mm < 50 % maka agregat / material hanya
untuk beton normal.
Tabel 1: Daftar Berat dan Gradasi Sampel

Ukuran saringan Berat dan gradasi sampel (gram)


Lewat Tertahan A B C D
(mm) (mm)

37,5 (1 25,0 (1") 1250  25 ....... ....... .......


1/2")
25,0 (1") 19,0 (3/4") 1250  25 ....... ....... .......
19,0 (3/4") 12,5 (1/2") 1250  25 2500  10 ....... .......
12,5 (1/2") 9,5 (3/8") 1250  25 2500  10 ....... .......
9,5 (3/8") 6,3 (1/4") ....... ....... 2500  10 .......
6,3 (1/4") 4,75 (No. 4) ....... ....... 2500  10 .......
4,75 (No. 4) 2,36 (No. 8) ....... ....... ....... 5000  10
Total 5000  10 5000  10 5000  10 5000  10
Jumlah Bola 12 11 8 6
Berat Bola (gram) 5000 ± 25 4584 ± 25 3330 ± 25 2500 ± 25
Pengujian ini dimaksud untuk menilai apakah batu alam tadi cukup tahan terhadap
pengaruh yang paling buruk oleh keadaan cuaca atau sekitranya di dalam pemakaian
yang sebenarnya mungkinbatu itu tidak akan terlalu parah mendapat gangguan.
Pengujian kekekalan ini merupakan uji pelapukan yang dipercepat, dengan
menggunakan bahan kimia yang dapat merusak.

Menggunakan garam Kalsium Sulfat atau Gips


• Proses pengujiannya agak lambat, yaitu akan memakan waktu sekitar 32 x
24 jam. Benda ujinya berupa butiran batu alam atau lebih baik butir yang
dibentuk kubus ukuran rusuk 4 x 5 cm yang ditimbang (A gram).
• Benda uji direndam dalam larutan jenis kalsium sulfat selama 24 jam,
kemudian dikeringkan dan direndam lagi 24 jam secara berulang-ulang
sampai 32 kali.
• Setelah itu keadaan benda uji diamati, apakah akan terjadi retak atau hancur.
Kemudian benda uji cuci dan dikeringkan menggunakan oven. Timbang
benda uji (B gram)
Menggunakan garam Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat

• Cara ini dipergunakan untuk benda uji bentuk butir (agregat) atau bentuk kubus timbang
(A gram)
• Garam natrium atau magnesium sulfat dibuat larutan yang jenuh dulu.
• Kemudian benda ujinya direndam dulu dalam larutan ini, selama 24 jam kemudian
dikeringkan, dan diulang sampai 5 kali.
• Setelah itu benda uji diamati retak pecah atau hancur, bila benda ujinya berbentuk
butiran, maka butir terkecil yang diuji tidak boleh lebih kecil dari 0,3 mm.
• Setelah pengujian, benda uji dicuci lebih lalu diikeringkan dan diayak dengan ayakan
lubang terkecil (menurut fraksi terkecil dari benda ujinya). Bagian yang tertahan pada
saringan ditimbang (B gram ).

% Pelapukan batuan adalah ;

A-B X 100 %
A
Uji atas sifat ini, terutama disesuaikan kepada sifat
batu pecah untuk menahan beban galian (misalnya
digilas dengan mesin gilas waktu dipadatkan untuk
jalan raya). Alat yang digunakan adalah bejana
Rudellof, yaitu berupa bejana baja bentuk tabung
dengan alas, diameter dalam 150 mm, tinggi 30 atau
40 cm.

Cara Pengujian

• Fraksi butir batu alam yang dipakai ialah butir antara 65 atau 50 mm
(memiliki angka kehalusan sekitar 9,00).
• Fraksi ini setelah dikeringkan, diambil sebanyak 1 liter diisikan dalam bejana
tersebut, lalu ditekan dengan beban 20 ton selama 1 ½ menit.
• Setelah penekanan, contoh benda uji dikeluarkan dari bejana lalu diayak, dan
dihitung kembali angka kehalusannya.
• Evaluasi ketahanan hancur, dihitung sebagai berikut :
Angka kehalusan setelah diuji tekan
Angka kehalusan contoh asli sebelum ditekan

Anda mungkin juga menyukai