PENGARUH FISIKA
P P P
sumbu sumbu
Beban Bekerja
Sumbu Batang
Beban Bekerja //
• Pemakaian untuk konstruksi yang menanggung beban geser,Sumbu
perlu dipilih
Batang
batu yang padat/kompak dan liat
Tabel : kuat Tekan, berat volume, penyerapan air dan tahan aus batu alam
Batuan Beku :
1. Granit / Syenit 1600 – 2400 2,60 – 80 0,2 – 0,5 24 – 38
2. Diorit / Gabro 1700 – 3000 2,85 – 3,05 0,2 – 0,4 ± 18
3. Phorpayrit 1800 – 3000 2,58 – 2,83 0,2 – 0,7 18 - 30
4. Basalt / Malaphyr 2500 – 4000 3,0 – 3,15 4,0 – 10 ± 18
5. Basalt Lava 800 – 1500 3,0 – 3,15 0,1 – 0,4 24 lebih
6. Diabas 1800 – 2500 2,85 – 2,95 0,2 – 0,5 ± 18
Batuan Endapan :
1. Kwarsit 1500 – 3000 2,64 – 2,68 0,2 – 0,5 -
2. Batu Pasir Kwarsa 300 – 1800 2,64 – 2,72 0,2 – 9,0 38 lebih
3. Batu Kapur Keras 800 – 1800 2,70 – 2,90 0,2 – 0,6 ± 26
Dan Marmer
4. Batu Kapur Lunak 200 – 900 2,70 – 2,74 0,2 – 10 -
5. Traventin 200 – 600 2,62 – 2,75 2,0 – 5,0 -
6. Batu Tufa 200 – 600 2,64 – 2,68 0,2 – 15,0 -
Batuan Metamorfosa :
1. Gneis 1600 – 2800 2,67 – 3,05 0,1 – 0,6 ± 45
2. Amphibolit 1700 – 2800 2,75 – 3,15 0,1 – 0,6 ± 38
3. Serpentin
Sumber DIN. 52100 1400 – 2500 2,82 – 2,90 0,1 – 0,7 ± 19
• Sifat susut muai akibat perobahan basah dan kering berkisar
antara 0,004 sampai 0,04 %, Batu pasir biasanya mendekati
angka yang tinggi
• P e n g a ru h d a la m ko n s t ru ks i t id a k t e rla lu b e s a r, t e t a p i
dipengaruhi adalah perekat/spesi/adukan karena susut muai
yang banyak bedanya mengakibatkan batuan akan telepas dari
ikatanya.
• Sifat pemuaian termal cukup kecil, meskipun demikian bila
suhunya tinggi misal dekat tungku api pembakaran, suhu panas
yang terjadi dapat mengakibatkan kerusakan lebih lanjut dari
batuan, retak-retak kecil, sebaiknya batu alam tidak dipakai
didekat suhu yang tinggi (Api pembakaran).
• Batu alam bukan bahan penyekat panas yang baik, benda ini
menyimpan panas.
• Dapat menyimpan panas (pada waktu musim panas) Dan
lambat melepaskan panas itu (pada waktu musim dingin) hal
ini disebabkan ;
- tebalnya dinding dari batu alam
- Padatnya struktur batu alam
- Warna yang gelap dari batu alam
• batu alam sangat tidak baik bila terkena api/kebakaran ;
misal ;
- Batu kapur/marmer pada suhu kebakaran / api mencapai 250
o - 300 o c akan menjadi rapuh dan warna batuan berubah
menjadi muram, karena terjadinya pelepasan Co2 sehingga
permukaan batuan menjadi tipis ( terkalsinasi ).
- Batu beku akan retak pecah (spelling) terkelupas permukaan
batuan terkena panas mendadak sehingga terjadi pelepasan
air secara mendadak.
PENGARUH KIMIA
Penyerapan air dari batu alam untuk keperluan di atas rata-rata tidak boleh lebih dari
3%
Ketahanan hancur
Kuat Kekekalan,
Jenis beton atau tekan Bagian bagian yang
No. Indeks
Konstruksi jalan minimum, lolos 2 hancur
minimu
kg/cm2 mm maksimum %
m
maks %
1. Penyerapan air,
0,75 0,75 1,0 0,75
maksimum %
3. Ketahanan aus
Boushinger, maks. 0,13 0,16 - -
Mm/mnt
T1
T1 - T2
Cara menentukan berat jenis sesunguhnya :
batu alam digiling menjadi bubuk lolos saringan 0,3 mm, kemudian
dikeringkan dalam oven, timbang beratnya ( Wgram), selanjutnya bubuk
tersebut dengan menimbang dalam air dengan menggunakan piknometer
( V ) maka berat jenis sesunguhnya adalah ;
W = tanpa satuan
V
Berat jenis sesunguhnya - Berat Jenis semu
X 100 %
Berta jenis sesunguhnya
Penyerapan adalah kemampuan besar kecilnya suatu batu ala m
menyerap/menghisap air kedalam pori-pori batuan, maka besarnya
penyerapan memberikan gambaran kepadatan dari batuan.
B2 – B1 X 100 %
B1
Dari kuat tekan dapat diketahui atau diperkirakan kepadatan mengenai
kepadatannya. Biasanya batu alam yang memiliki kuat tekan tinggi, merupakan
batu alam yang kompak, padat, tahan lama untuk pemakaian, di samping
mampu menahan beban statis yang tinggi pula.
Mesin BausHinger
• Berbentuk meja lingkaran terbuat dari baja tuang, dengan kecepatan putar alat
adalah 49 Put/menit.
• Bentuk sampel/ benda uji adalah berupa kepingan bujur sangkar dengan ukuran
5x5x2 cm .
• Media bantu dalam pengujian menggunakan pasir kwarsa sebagai bahan pengaus
dengan kandungan silika > 95 % (SiO2) sebanyak 3,3 Kg. Pasir harus lolos saringan
0,3 mm.
• biasanya diuji mimimum 3 benda uji (sebaiknya 5 buah atau lebih banyak lebih
baik).
Cara Pengujian
• Tentukan berat jenis semu benda uji.
• Keringkan benda uji, timbang dan ukur dimensi dari sampel, dengan
mengunakan pengukur/jangka sorong / sket match dengan ketelitian 0,01 mm
• Lakukan pengausan dengan alat baushinger selama sedikitnya 5 menit, dan
setiap 1 menit benda uji diputar kedudukannya 90 oC.
C
90o
90o
C
I II III
Dimana ;
Ketahanan aus dapat dihitung ; A = Selisih berat benda uji sebelum dan sesudah aus.
BJ = Berat jenis semu benda uji
A x 10 L = Luas permukaan benda uji yang digesek
Bj x L x w W = waktu atau lamanya pengesekan atau
pengujan dengan mesin dilakukan
10 = Indek / angka ketetapan yang deberikan
pada pengujian dengan mesin BausHinger
Mesin Los Angles / Abrasi Tes
• Cara ini dipergunakan untuk benda uji bentuk butir (agregat) atau bentuk kubus timbang
(A gram)
• Garam natrium atau magnesium sulfat dibuat larutan yang jenuh dulu.
• Kemudian benda ujinya direndam dulu dalam larutan ini, selama 24 jam kemudian
dikeringkan, dan diulang sampai 5 kali.
• Setelah itu benda uji diamati retak pecah atau hancur, bila benda ujinya berbentuk
butiran, maka butir terkecil yang diuji tidak boleh lebih kecil dari 0,3 mm.
• Setelah pengujian, benda uji dicuci lebih lalu diikeringkan dan diayak dengan ayakan
lubang terkecil (menurut fraksi terkecil dari benda ujinya). Bagian yang tertahan pada
saringan ditimbang (B gram ).
A-B X 100 %
A
Uji atas sifat ini, terutama disesuaikan kepada sifat
batu pecah untuk menahan beban galian (misalnya
digilas dengan mesin gilas waktu dipadatkan untuk
jalan raya). Alat yang digunakan adalah bejana
Rudellof, yaitu berupa bejana baja bentuk tabung
dengan alas, diameter dalam 150 mm, tinggi 30 atau
40 cm.
Cara Pengujian
• Fraksi butir batu alam yang dipakai ialah butir antara 65 atau 50 mm
(memiliki angka kehalusan sekitar 9,00).
• Fraksi ini setelah dikeringkan, diambil sebanyak 1 liter diisikan dalam bejana
tersebut, lalu ditekan dengan beban 20 ton selama 1 ½ menit.
• Setelah penekanan, contoh benda uji dikeluarkan dari bejana lalu diayak, dan
dihitung kembali angka kehalusannya.
• Evaluasi ketahanan hancur, dihitung sebagai berikut :
Angka kehalusan setelah diuji tekan
Angka kehalusan contoh asli sebelum ditekan