OLEH
AMIR
B111 16 080
SKRIPSI
i
PENGESAHAN SKRIPSI
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Amir
iii
PERSETUJUAN MENEMPUH UJIAN SKRIPSI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
sebagian atau keseluruhan isi Skripsi ini hasil karya orang lain tanpa
perbuatan tersebut.
Amir
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena atas segala karunia rahmat dan hidayahnya sehingga
penulis atas segala kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis,
seperti sekarang ini, serta terima kasih atas doa yang tak henti-hentinya
segala kebaikan yang telah dilakukan oleh kedua orang tua penulis dan
berbagai pihak oleh sebab itulah pada kesempatan ini dengan segala
viii
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu M.A selaku Rektor Universitas
3. Prof. Dr. Hamzah Halim, S.H., M.H selaku Wakil Dekan I Bidang
4. Dr. Maskun S.H., L.LM selaku Ketua Program Studi Ilmu Hukum
Hasanuddin.
ix
8. Tim Penilai Ujian Skripsi Prof. Dr. Andi Muhammad Sofyan, S.H.,
M.H dan Prof. Dr. Muhammad Said Karim, S.H., M.Hum atas
11. Dosen Pengajar atas segala ilmu yang telah diberikan selama
Hasanuddin.
Hasanuddin.
memberikan kebersamaannya.
x
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Hal ini disebabkan oleh
besarnya selain itu penulis juga meminta masukan dari berbagai pihak
skripsi ini.
Amir
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
PENGESAHAN SKRIPSI............................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................iii
ABSTRAK...................................................................................................vi
ABSTRACT................................................................................................vii
KATA PENGANTAR................................................................................viii
DAFTAR ISI...............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................7
D. Manfaat Penelitian...............................................................................7
E. Orisinalitas Penelitian...........................................................................8
A. Kriminologi..........................................................................................10
1. Pengertian Kriminologi....................................................................10
2. Objek Kriminologi............................................................................16
B. Mucikari..............................................................................................22
C. Prostitusi Online.................................................................................25
xii
2. Dasar Hukum Prostitusi Online.......................................................29
D. Aplikasi MiChat..................................................................................31
A. Tipe Penelitian....................................................................................41
B. Lokasi Penelitian................................................................................41
E. Analisis Data.......................................................................................43
1. Faktor Ekonomi............................................................................48
2. Faktor Lingkungan........................................................................49
1. Upaya Pre-emtif...........................................................................55
2. Upaya Preventif............................................................................56
3. Upaya Represif.............................................................................58
xiii
BAB V PENUTUP......................................................................................64
A. Kesimpulan.........................................................................................64
B. Saran..................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................66
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
dalam melakukan mucikari yang diatur dalam Pasal 296 Kitab Undang-
Prostitusi adalah sebuah bisnis yang merupakan salah satu bisnis yang
1
Barda Nawawi Arief, 2011, Pornografi, Pornoaksi dan Cybersex-Cyberporn, Pustaka
Magister, Semarang, hlm. 78.
1
dibisniskan. Prostitusi suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri
sebuah daerah atau tempat, baik itu di pinggir jalan, pinggir rel,
adalah salah satunya. Media ini memang lebih aman dan cepat jika
tempat lokalisasi.
satu mata rantai yaitu Pekerja Seks Komersial (PSK) atau pelacur,
tidak ada pelanggan yang membutuhkan jasa dari pelacur dan mucikari
2
dikatakan mucikari apabila menjadi penghubung tapi juga apabila
sebagai penghubung kedua belah pihak, dari kedua belah pihak inilah
seorang mucikari akan mendapat fee atau komisi dari penerimaan PSK
semacam ini pelacuran jalanan adalah bisnis yang sangat riskan dan
3
Prostitusi online ini adalah modus baru yakni dengan
aplikasi tersebut.
japri maupun grup, dan berbagi foto. Pada dasarnya tak beda jauh
kemudian MiChat kedapatan dipakai secara negatif, hal itu tentu bisa
terjadi di aplikasi lain. Tapi patut pula diingat bahwa MiChat sudah
3
Sutarman, 2007, Cyber Crime Modus Operandi dan Penanggulangannya, Laksbang
PRESSindo, Yogyakarta, hlm. 67.
4
Mereka sering menggunakan aplikasi MiChat dalam melakukan
mereka, dikarenakan pada aplikasi ini tertulis jarak yang akan ditempuh
menarik dengan menggunakan make-up yang lagi trend saat ini dan
itu mereka memasang foto-foto erotis di album foto dari akun yang
yang mereka posting biasanya dengan pose-pose erotis dan sexy guna
terjadi di kota Makassar, hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus
5
Dengan terbongkarnya kasus tersebut, maka sindikat prostitusi online
sindikat yang lebih besar terhadap kasus prostitusi online yang terjadi di
Kota Makassar.
B. Rumusan Masalah
Makassar ?
6
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
7
E. Orisinalitas Penelitian
represif.
8
lapangan kerja, dan karena sakit hati. Upaya penanggulangan praktik
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kriminologi
1. Pengertian Kriminologi
kata crime dan logos. Crime berarti kejahatan dan logos berarti ilmu
4
Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2001, Kriminologi, PT Rajawali Press, Jakarta,
hlm. 9.
10
atas pertanyaan tentang orang jahat dalam tubuhnya mempunyai
hukuman.
5
B. Simanjuntak, 1981, Pengantar Kriminologi dan Patologi Sosial, Tarsito, Bandung,
hlm. 5.
11
pelanggaran hukum dan reaksi atas pelanggaran hukum. 6 Dan dalam
yakni:7
tidak berdiri sendiri, melainkan hasil kajian dari ilmu lainnya terhadap
kejahatan.8
6
Mulyana W. Kusumah, 1981, Aneka Permasalahan Dalam Ruang Lingkup Kriminologi,
Alumni, Bandung, hlm. 3.
7
Ibid, hlm. 4.
8
Teguh Prasetyo, 2011, Kriminalisasi Dalam Hukum Pidana, Nusa Media, Bandung, hlm.
15.
12
biologi, psikologi, dan psikiatri. Karena sifatnya yang interdisipliner
melakukan kejahatan.11
9
Ibid, hlm. 19.
10
Abintoro Prakoso, 2013, Kriminologi dan Hukum Pidana, Laksbang Grafika,
Yogyakarta, hlm. 14
11
Ibid, hlm. 2.
12
Topo Santoso dan Eva Achjani, Op.Cit., hlm. 35.
13
b. Dalam sisi positifnya suatu penelitian dapat bermanfaat untuk
kejahatan.
ialah:14
13
Teguh Prasetyo, Loc. Cit.
14
Kartini Kartono, 2003, Pemimpin dan Kepemimpinan, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hlm. 134.
14
b. J. Constant menyatakan kriminologi adalah pengetahuan empiris,
individual;
mengenai kejahatan.
kriminalitas);
menanggulanginya (treatment);
15
Berdasarkan pengertian kriminologi dari para ahli tersebut, dapat
kejahatan.
2. Objek Kriminologi
penjahat.
1. Kejahatan
16
Rusli Effendy, 1993, Ruang Lingkup Kriminologi, Alumni, Bandung, hlm. 1.
16
Setiap orang yang melakukan kejahatan akan diberi sanksi
17
berbagai macam perilaku yang berbeda-beda, akan tetapi
20
Abdussalam H.R, 2007, Kriminologi, Restu Agung, Jakarta, hlm. 16.
21
W. A. Bonger, 1982, Pengantar Tentang Kriminologi, Ghalia, Jakarta, hlm. 82.
18
asumsi dasar bahwa penjahat berbeda dengan bukan penjahat,
sosio-kultural.
konstruksi sosial.22
22
Abdussalam H.R, Op. Cit., hlm. 17.
19
masyarakat atas suatu kejahatan yang diwakili oleh para
pembentuk undang-undang.
yaitu:
23
Kartini Kartono, 2003, Pathologi Sosial, Rajawali Jilid III, Jakarta, hlm. 167.
24
A. S. Alam, 2010, Pengantar Kriminologi, Pustaka Refleksi Books, Makassar, hlm. 2.
20
a. Definisi kejahatan
b. Unsur-unsur kejahatan
d. Penggolongan kejahatan
e. Statistik kejahatan
b. Teori-teori kriminologi
a. Teori-teori penghukuman
B. Mucikari
21
Mucikari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merujuk pada
prostitusi dan terkadang hal inilah yang membuat para pelajar menjadi
25
Umi Chulsum, 2006, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kashiko, Surabaya, hlm. 473.
26
Reno Bachtiar dan Edy Purnomo, 2007, Bisnis Prostitusi, Profesi yang
Menguntungkan, Pinus Book Publisher, Yogyakarta, hlm. 35.
22
Peran mucikari secara garis besar menjadi penghubung antara
dengan lainnya, akan tetapi standar mereka tetap pada kebutuhan dan
ada, akses, dan kontrol terhadap PSK bernilai atau tidak bernilai
terhadap pelanggan.27
kontrol terhadap power dan reward atau sumber daya yang relatif lebih
aktivitas mereka, dan tidak ada hak langsung dari pemiliki lokalisasi
27
Soedjono D, 1977, Pelacuran Ditinjau Dari Segi Hukum dan Kenyataan dalam
Mayarakat, PT Karya Nusantara, Bandung, hlm. 23.
23
kontak sosial (kontak personal) menjadi penting dalam tindakan
hubungan hubangan sosial dengan para aktor dari unit lain guna
24
melaksanakan aktivitas dan kegiatan yang berhubungan dengan upaya
C. Prostitusi Online
pelacur yang dikenal juga dengan WTS atau Wanita Tuna Susila. 29
28
Koentjoro, 2004, ON THE SPOT: Tutur Sarang Pelacur, qalam, Yogyakarta, hlm. 45.
29
Kartini Kartono, 1997, Patologi Sosial Jil 1 Edisi 2, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
hlm. 177.
25
dilakukan sesaat, yang kurang lebih dilakukan dengan siapa saja
dijelaskan bahwa pelacuran itu bisa dilakukan baik oleh kamu wanita
kelamin di luar perkawinan. Dalam hal ini cabul tidak hanya berupa
30
Tahnh-Dam Truong, 1992, Pariwisata dan Pelacuran di Asia Tenggara, Terjemahan:
Moh. Arif, LP3ES, Jakarta, hlm. 115.
31
Robert P.Masland, Jr. David Estridge, 1987, Apa yang Ingin Diketahui Remaja Tentang
Seks, Bumi Aksara, Jakarta, hlm. 134.
32
Mulia, T.S.G, et.al dalam Ensiklopedi Indonesia yang sebagaimana dikutip oleh Kartini
Kartono, Patologi Sosial, hlm. 184.
33
Ibid, hlm. 185.
26
terintegrasi dalam bentuk pelampiasan nafsu-nafsu seks tanpa
moral dan akhlak, dosa menurut agama, tercela dan jijik menurut
27
menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-
internet atau online sebagai sarana transaksi bagi mereka PSK dan
berbeda yang pada dasarnya memiliki sandar sosial dan moral yang
28
Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tidak semua
denda.
Selain itu pada pasal lainnya, yaitu Pasal 296 KUHP yang isinya:
29
menyebutkan kata kesusilaan yang menyangkut kepada hal-hal
dengan kata jasa pornografi yang terdapat pada Pasal 1 ayat (2)
pada Pasal 4 ayat (2) huruf d yang isinya mengenai larangan serta
30
Ketentuan sanksi-sanksi dalam undang-undang pornografi, diatur
yaitu:
D. Aplikasi MiChat
japri maupun grup, dan berbagi foto. Pada dasarnya tak beda jauh
kemudian MiChat kedapatan dipakai secara negatif, hal itu tentu bisa
terjadi di aplikasi lain. Tapi patut pula diingat bahwa MiChat sudah
1. Chat Gratis
36
Endah, “Pengertian Aplikasi MiChat”, https://metodeku.com/pengertian-aplikasi-michat/,
Pada tanggal 19 Juni 2020 Pukul 14.00 WITA.
31
Dengan aplikasi MiChat mengirim pesan lebih cepat dan hemat
dengan gratis.
perlu khawatir lagi akan diganggu orang asing maupun iklan yang
mengganggu.
mereka.
32
Tidak perlu khawatir lagi dengan kualitas foto yang kalian kirim
7. Trending Chat
8. Emoji
9. Pesan Multimedia
Mengirim dan menerima video, foto, berkas, teks, dan pesan suara
juga bisa.
Chat grup pada Aplikasi MiChat ini memuat hingga 500 anggota.
pencarian teman yang dimiliki aplikasi Michat tidak dimiliki oleh aplikasi
lalu ini adalah karena adanya kontroversial dengan aplikasi Tinder dan
dijarak tertentu hingga mencapai jarak 30 km, dengan begitu kita bisa
aplikasi MiChatnya.
33
Untuk mengetahui apakah dari pengguna akun tersebut
masyarakat biasa atau penyedia jasa layanan seks online dilihat dari
status yang tertera di foto profil, sehingga dengan begitu akan mudah
prostitusi online.
berapa tarif yang harus anda bayar oleh perempuan penyedia jasa
tersebut lokasi mana kalian akan bertemu, pada pukul berapa dan hari
MiChat. 37
A. Faktor Intern
37
Rival, Hengky Adin, 2012, Fenomena Perempuan Pekerja Seks Komersia Dengan
Menggunakan Aplikasi Chatting Internet Relay Chat Mirc Di Yogyakarta, jurnal S1
Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.
34
1. Faktor Individual
2. Faktor Ekonomi
35
menjadi peran penting untuk meneruskan kehidupan yang lebih
3. Faktor Keluarga
perkembangan anak.39
dewasa.
4. Faktor Religi
39
Andi Hamzah, 1986, Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana, Ghalia
Indonesia, Jakarta, hlm. 59.
36
merugikan orang lain karena tidak dibentengi oleh ajaran agama.
B. Faktor Ekstern
1. Faktor Lingkungan
37
Kegagalan untuk mengikuti pola tingkah laku menimbulkan
kejahatan.40
4. Faktor Pendidikan
40
Hendrojono, 2005, Kriminologi Pengaruh Perubahan Masyarakat dan Hukum, Srikandi,
Surabaya, hlm. 78.
38
kurang, baik pendidikan formal maupun pendidikan informal.
terbatas.
pokok, yaitu:41
1. Pre-Emtif
tersebut maka tidak akan terjadi kejahatan. Jadi dalam usaha pre-
saat lampu merah lalu lintas menyala maka pengemudi itu akan
39
waktu itu tidak ada polisi yang berjaga. Hal itu selalu terjadi
2. Preventif
3. Represif
Upaya ini dilakukan pada saat telah terjadi tindak pidana/ kejahatan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
40
nyata yang dilakukan melalui pengamatan langsung. Penelitian empiris
B. Lokasi Penelitian
objek penelitian.
Jenis dan sumber data yang terhimpun dari hasil penelitian ini
42
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Empiris &
Normatif, Pustaka Pelajar, hlm. 280.
43
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hlm. 134.
41
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dan
penelitian.
teoritis.
E. Analisis Data
42
memberikan gambaran secara jelas dan konkrit terhadap objek yang
BAB IV
43
smartphone yang sekarang ini dipakai oleh hampir semua kalangan di
bawah ini.
Tabel
44
Data Penanganan Kejahatan Prostitusi Online yang Dilakukan
Mucikari melalui Aplikasi MiChat yang Ditangani Polrestabes
Makassar
No Laporan Polisi Pelaku
tahun 2018 terdapat 1 kasus, tahun 2019 tidak ditemukan kasus, dan
operandi pada tahun 2018 yang dilakukan oleh pelaku inisal S (20
anak dibawah umur yaitu Sc (17 tahun), Gr (15 tahun), dan An (17
45
yang dihasilkan oleh pelaku dari tiap transaksi bisa Rp 100 ribu atau
Rp 200 ribu.
memasang tarif Rp500.000 per PSK untuk satu kali kencan. Adapun
Makassar Ipda Arif Muda, pada saat itu, timnya sedang melakukan
Tak hanya itu, pengendara motor tersebut juga berbonceng tiga tanpa
46
Penikam menjemput para komplotan pelaku serta mucikari prostitusi
47
juga yang iseng karena kebutuhan ekonomi, tetapi lama-kelamaan
diperdagangkan.
1. Faktor Ekonomi
100 ribu-Rp 200 ribu per transaksi dan pelaku pasangan suami istri
48
dibandingkan dengan tersedianya lowongan pekerjaan. Dengan
penghasilannya.
2. Faktor Lingkungan
49
yang sama mereka dengan mudah menemukan jaringan prostitusi
50
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap
pukul berapa dan hari apa itu akan di ketahui setelah melakukan
aplikasi MiChat memiliki peranan yang cukup besar. Hal inilah yang
51
memberikan kesempatan mucikari dalam mencari jaringan
aplikasi MiChat.
52
adanya mucikari yang bisa memperluas jaringan pasar prostitusi
online.
53
istri menjadikan tempat prostitusi di hotel Jl. Veteran Selatan.
Dalam hal ini mucikari sangat mudah menjangkau wisma dan hotel
pada penyedia tempat, dalam artian tidak ada pemilik wisma dan
54
prostitusi melalui media aplikasi MiChat yang sedang marak-maraknya
1. Upaya Pre-emtif
55
Dalam upaya ini yang lebih ditekankan adalah menanamkan
akan terjadi.
2. Upaya Preventif
56
c. Pihak kepolisian bekerja sama dengan dinas sosial melakukan
prostitusi.
3. Upaya Represif
Upaya ini dilakukan pada saat telah terjadi tindak pidana atau
57
terjadinya praktik prostitusi. Adapun upaya represif yang dilakukan
baik.
yang berwenang.
58
tidak mungkin untuk menghilangkannya. Tindakan kejahatan atau
kriminal akan tetap ada selama manusia masih ada dipermukaan bumi
ini.
dari barat yang diadopsi oleh para pemuda kita. Berbagai tayangan
59
sehingga mereka cenderung mencari uang dengan jalan melacur demi
jurang kegelapan ini. Dari sinilah seharusnya para pendidik dan kaum
pemuda.
adanya sanksi pidana yang tegas yang biasa dikenakan terhadap para
sanksi pidana yang dikenakan terhadap para pezinah yang tidak main-
zina yang dilakukan atas dasar suka sama suka hanya diberi
peringatan dan bimbingan saja, kecuali para pelaku germo dan human
60
Salah satu faktor yang paling penting yakni tidak adanya political
diseluruh dunia.
media aplikasi MiChat ini berbeda karena prostitusi jenis seperti ini
61
tidak menyediakan tempat secara khusus. Tempat yang sering
prostitusi biasa.
para saksi yang begitu sulit. Dikarenakan rata-rata yang menjadi saksi
terlibat dalam kasus ini dan memilih untuk tidak datang untuk diminta
62
nama samaran untuk menghilangkan jejaknya dapat menyulitkan para
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
63
diantaranya faktor ekonomi karena terdesak dengan kebutuhan
B. Saran
yaitu:
64
1. Hendaknya kepolisian lebih jeli dalam proses penyidikan untuk
online.
informasi.
DAFTAR PUSTAKA
65
Andi Hamzah, 1986, Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Kartini Kartono, 1997, Patologi Sosial Jil 1 Edisi 2, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Reno Bachtiar dan Edy Purnomo, 2007, Bisnis Prostitusi, Profesi yang
Menguntungkan, Pinus Book Publisher, Yogyakarta.
66
Robert P.Masland, Jr. David Estridge, 1987, Apa yang Ingin Diketahui
Remaja Tentang Seks, Bumi Aksara, Jakarta.
Jurnal
Peraturan Perundang-Undangan
67
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
68