PROPOSAL MPPH
Oleh:
TIARA ANANDA
NPM: 201710056
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2023
CARA PENEGAKKAN HUKUM BAGI PARA PENYEBAR VIDEO
PORNOGRAFI DI MEDIA SOSIAL DI NEGARA INDONESIA
PROPOSAL MPPH
Oleh :
Tiara Ananda
NPM. 201710056
FAKULTAS HUKUM
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap allah swt yang telah memberikan rahmat serta nikmat
nya kepada saya, yang membuat saya dapat menyelesaikan proposal MPPH ini
dengan berjudul “Cara Penegakkan Hukum Bagi Para Penyebar Video Pornografi
Di Media Sosial Di Negara Indonesia”.
Proposal ini di tulis agar saya bisa melengkapi tugas pada mata kuliah
Metode Penelitian dan Penulisan Hukum di Universitas Muhammadiyah
Pontianak. Proposal ini juga memiliki manfaat untuk menambah pengetahuan
maupun wawasan kita tentang hukuman bagi para penyebar video pornografi di
negara Indonesia.
Terima kasih
Tiara Ananda
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………….……………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah……………………………………….……………..6
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………6
D. Manfaat Penelitian……………………………………..………………6
E. Kerangka Teoritis Dan Kerangka Konsep…………..…………………7
F. Metode Penelitian……………………………………….……………..11
G. Sistematika Penulisan……………………………….…………………14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….15
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pornografi adalah praktik terlarang di Indonesia. Yang diatur pada
“Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi Republik Indonesia”,
dapat diberikan hukuman dan sanksi terhadap orang-orang yang telah melakukan
pornografi baik secara offline maupun online. Sosial media juga banyak memiliki
cara dalam melakukan nya seperti jaringan, profil, serta konten yang kurang ber-
etika yang dapat menarik perhatian orang lain1. Jaringan merupakan yang penting
di dalam social media. Social media membentuk jaringan yang menghubungkan
pengguna yang saling kenal maupun tidak, yang bisa menyebarkan sebuah video
yang tidak pantas buat dilihat dengan secara luas dan cepat sehingga bisa dengan
cepat di dapatkan orang-orang2.
Sosial media yang paling populer saat ini di indonesia adalah twitter, di
twitter banyak sekali beredar video pornografi dari kalangan orang-orang seperti
artis dan para selebgram. Dan di twitter juga merupakan tempat bagi para orang
melakukan kegiatan pornografi seperti, porstitusi online, vcs, dan penjualan foto
maupun video pornografi3. Ada berbagai artis yang terlibat di dalam pornografi
dan itu semua tersebar dengan sangat cepat di twitter hingga sampai menjadi viral.
Jessica Iskandar dan Giselle merupakan yang orang termasuk kedalam kategori
tersebut yang telah sangat viral atas video pornografi yang telah menyebar luas
1
Andre Renardi, Marlina, Ibnu Afan. “ANALISIS YURIDIS PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA
MENYEBARLUASKAN PORNOGRAFI MENGUPLOAD VIDEO DI MEDIA SOSIAL (Studi Putusan Nomor
2661/Pid.Sus/2020/PN. Mdn).” Jurnal Ilmiah Metadata 4, no. 2 (2022): 442–457.
https://ejournal.steitholabulilmi.ac.id/index.php/metadata/article/view/275/271.
2
Arianto, A. “Disparitas Putusan Hakim Dalam Perkara Tindak Pidana Pengancaman (Studi Di
Pengadilan Negeri Gunung Sitoli).” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bidang Hukum Pidana 4, no. 4
(2020): 654–662. https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ji/article/view/2138/pdf.
3
Chandra, Adel. “Penyelesaian Sengketa Transaksi Elektronik Melalui Online Dispute Resolution
( ODR ) Kaitan Dengan UU Informasi Dan Transaksi Elektronik No . 11 Tahun 2008.” Jurnal Ilmu
Komputer 10, no. 2 (2014): 80–89. https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-3653-adel-
chandra.pdf.
dan cepat di dalam twitter dengan beberapa jam dan diluar kendali. Video tersebut
pertama kali diunggah ke twitter kemudian menyebar ke sosial media lainnya
dengan sangat instan dan cepat hingga menjadi sorotan untuk satu Indonesia4.
Internet merupakan salah satu sumber informasi di kalangan era modern
saat ini. Media informasi saat ini telah berkembang pesat, akan tetapi belum
terkontrol dengan baik, sehingga dibalik perkembangan tersebut terdapat dampak
negatif dan positif. Dari segi positifnya, internet memberikan banyak manfaat
seperti memudahkan komunikasi dan mendapatkan informasi secara lebih cepat
dibanding media-media lainnya. Sedangkan dari segi negatifnya, internet juga
dapat mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan yang melawan hukum
dan dengan internet juga dapat mengubah pola pikir manusia untuk melakukan
kejahatan modern yang dinamai cyberrcrime5.
Cyber crime merupakan jenis kejahatan yang berkaitan dengan
pemanfaatan yang salah di bidang teknologi informasi. Kejahatan cyber crime
misalnya seperti pencemaran nama baik, penghinaan, hacking, penyebaran
pornografi yang di sertai dengan pemerasan dan pengancaman baik itu dalam
konteks dendam ataupun untuk mendapatkan uang. kejahatan yang paling marak
dijumpai adalah pornografi yang disertai dengan pengancaman dan pemerasan di
bidang kesusilaan, yaitu kejahatannya dilancarkan beserta menyebarkan konten
seksual orang lain dengan motif yang bermacam-macam6.
Kejahatan siber merupakan kejahatan yang dapat menimbulkan kerugian
dan juga menibulkan efek yang besar bagi lingkup sekitar bahkan negara.
Kejahatan siber pornografi ini biasa disebut “Cyberpornography” ialah citra
karakter dalam wujud lukisan atau tulisan dengan pengunaan sistem komputer dan
informasi yang terhubung internet yang tidak sejalan dengan ketentuan hukum,
4
Firmansyah, R. “Web Klarifikasi Berita Untuk Meminimalisir Penyebaran Berita Hoax.” Jurnal
Informatika 4, no. 2 (2017): 230–235.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ji/article/view/2138/pdf.
5
Edrisy, Ibrahim Fikma, and Fahrul Rozi. “PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU
PENGANCAMAN PORNOGRAFI (Study Kasus Polres Lampung Utara).” Jurnal Hukum Legalita 1, no.
2 (2021): 98–109. https://jurnal.umko.ac.id/index.php/legalita/article/view/434.
6
Gomgom T P Siregar, Indra Purnanto S. Sihite. “Penegakan Hukum Pidana Bagi Pelaku Penyebar
Konten Pornografi Di Media Sosial Ditinjau Dari Undang-Undang Informasi Dan Transaksi
Elektronik.” JURNAL RECTUM 3, no. 1 (2021): 1–11.
http://jurnal.darmaagung.ac.id/index.php/jurnalrectum/article/view/762.
agama, kesusilaan, kesopanan. Konten berbau pornografi bisa berupa
persetubuhan, kejahatan seksual, masturbasi, maupun ketelanjangan dada7.
Timbulnya kejahatan siber pornografi ini bermula pada anak-anak remaja
dan dewasa diruang lingkup pergaulan zaman modern dengan berpacaran. Rasa
sayang yang timbul kepada seseorang menjadikan seseorang menjadi buta dan
mudah saja menuruti nafsu birahi dan menurunkan harga diri demi percintaan
yang belum pasti. Sehingga faktor tersebut mendorong seseorang untuk berbuat
asusila yang dilengkapi dengan meminta dan pihak satunya mengirim konten yang
berbau pornografi itu kepada sang pacar8.
Berdasarkan uraian di atas dan permasalahan yang sering terjadi sebagai
penulis sendiri, saya tertarik untuk melakukan penelitian dan penelitian ini guna
untuk menanggulangi serta memberikan sanksi terhadap para penyebar video
pornografi yang ada di negara Indonesia.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan rumusan yang ada diatas maka dapat ditemukan berbagai
permasalahannya yang sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Langkah dan penerepan hukum dalam penyelesaian
perkara penyebaran video pornografi yang disertai dengan pengancaman
motif tersendiri ?
2. Bagaimana peran penyidik di dalam pembuktian perkara sampai ke tahap
pengadilan?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas maka penulis dapat menarik
tujuan penulisan nya sebagai berikut :
7
Iram Barida Maisyaa, Siti Masitoh. “DERAJAT KETERPAPARAN KONTEN PORNOGRAFI PADA
SISWA SMP DAN SMA DI DKI JAKARTA DAN BANTEN INDONESIA.” Jurnal Kesehatan Reproduksi
10, no. 2 (2019): 117–126.
http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/kespro/article/view/2463/1358.
8
Jack Taosen, Eko Nurisman. “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK DIBAWAH UMUR YANG
DIJADIKAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI KOTA BATAM.” LEGAL STANDING JURNAL ILMU HUKUM
6, no. 2 (2022): 129–146. https://journal.umpo.ac.id/index.php/LS/article/view/5125.
1. menganalisa bagaimana Langkah dan penerapan hukum dalam
penyelesaian perkara penyebaran vidio pornografi yang disertai dengan
pengancaman dengan motif tersendiri.
2. menganalisis peran penyidik dalam pembuktian perkara sampai ke tahap
pengadilan.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara teoritis
a. Penelitian ini diharapkan memberi wawasan secara mendalam
secara berstruktur mengenai kasus terkait penyebaran konten
pornografi secara disengaja
b. Mengetahui apa saja yang mendorong seseorang melakukan tindak
pidana terkait UU ITE
2. Secara praktis
a. Penelitian ini diharapkan memberikan jawaban secara jelas
bagaimana hukum di Indonesia menangani kasus penyebaran
konten Pornografi di Media sosial secara komprehensif dengan
menggunakan dan mengembangkan teori-teori yang lebih baik.
KERANGKA TEORI
Teori hukum yakni suatu teori pokok pembahasan yang akan menjawab
permasalahan hukum dengan menggambarkan suatu keadaan yang digunakan
untuk memahami dan melaksanakan penelitian. Berdasarkan pemahaman diatas,
teori yang digunakan penulis didalam proposal ini sebagai berikut :
1. Upaya yang diharapkan bisa menciptakan aturan yang layak sesuai dengan
kondisi pada suatu masa
2. Program dari pemerintah melewati badan yang berhak menerapkan aturan
yang diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai landasan bertujuan
mngutarakan apa yang tertanam di lingkup masyarakat dan demi
tercapainya segala yang diharapkan.
KERANGKA KONSEP
1) Pengertian Internet
2) Pengertian Pidana
3) Pengertian Penyebaran
10
Marbun, Rocky. “Grand Design Poli?K Hukum Pidana Dan Sistem Hukum Pidana Indonesia
Berdasarkan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.” Padjadjaran
Jurnal ilmu Hukum 1, no. 3 (2014): 558–577. http://jurnal.unpad.ac.id/pjih/article/view/7095.
11
Pratiwi, Citra, and Susi Yunarti. “Persepsi Dan Pemahaman Mahasiswa Mengenai UU ITE.”
Jurnal IKRAITH-HUMANIORA 7, no. 2 (2023): 51–60.
https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/issue/archive.
Penyebaran adalah proses atau tindakan menyebarluaskan atau
menyebarkan sesuatu kepada banyak orang atau tempat yang lebih luas.
Penyebaran dapat terjadi dalam berbagai bidang, seperti informasi, ide, atau
produk. Penyebaran dapat dilakukan secara lisan, melalui media cetak atau
elektronik, atau melalui internet. Penyebaran dapat memiliki dampak yang baik
atau buruk tergantung pada apa yang disebarluaskan dan bagaimana cara
penyebarannya dilakukan. Penyebaran informasi yang benar dan bermanfaat dapat
membantu masyarakat untuk memahami suatu masalah dan mengambil tindakan
yang tepat. Namun, penyebaran informasi yang salah atau tidak bermanfaat dapat
menyebabkan kekacauan atau kebingungan, atau bahkan memicu kekerasan atau
konflik12.
4) Konten pornografi
Konten Pornografi adalah konten yang terdiri dari materi seksual yang
dianggap tidak sesuai untuk dilihat oleh umum, terutama karena konten tersebut
dianggap tidak sesuai dengan norma-norma sosial atau menyinggung prinsip-
prinsip moral tertentu. Pornografi biasanya terdiri dari gambar atau video yang
menampilkan aktivitas seksual secara eksplisit, dan seringkali tidak menunjukkan
kontekstual atau latar belakang yang relevan13. Pornografi bisa sangat merusak
bagi individu dan masyarakat, dan sering dianggap sebagai bentuk eksploitasi
terhadap orang yang terlibat dalam pembuatannya.
5) Pengertian Pengancaman
Dari aspek kajian diatas, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Jenis Penelitian
Sumber data yang didapatkan dapat dibeadakan menjadi dua jenis, yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer dapat berasal dari : 1. Subjek
penelitian, 2. Informan, 3. Narasumber , sedangkan data sekunder dapat berasal
dari dokumen tertulis seperti putusan hakim, jurnal ilmiah, buku, majalah, surat
kabar, undang-undang, dan berbagai buku penulis. Refrensi yang ada sangat
relevan untuk dijadikan sebagai sumber data untuk penelitian didalam proposal
yang akan dibuat.
BAB IV : Bab ini berisi tentang kesimpulan atas pemaparan koherasi Bab
dan Saran atas penelitian penulisan
DAFTAR PUSTAKA
Marbun, Rocky. “Grand Design Poli?K Hukum Pidana Dan Sistem Hukum
Pidana Indonesia Berdasarkan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945.” Padjadjaran Jurnal ilmu Hukum 1, no.
3 (2014): 558–577. http://jurnal.unpad.ac.id/pjih/article/view/7095.
Pratiwi, Citra, and Susi Yunarti. “Persepsi Dan Pemahaman Mahasiswa Mengenai
UU ITE.” Jurnal IKRAITH-HUMANIORA 7, no. 2 (2023): 51–60.
https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/issue/archive.
Salma Intan, Saraswati, Warka Made, and Setyadji Sri. “Perlindungan Hukum
Terhadap Korban Tindak Pidana Informasi Dan Transaksi Elektronik
(ITE) Yang Melanggar Kesusilaan.” Jurnal Inovasi Penelitian 3, no. 4
(2022): 5789–5798. https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/view/1955.