4516060183
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Pada Program Studi Ilmu Hukum Universitas Bosowa
.
PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi dengan judul Tinjauan Hukum Tindak Pidana Kekerasan
Terhadap Anak Di Kota Makassar ini adalah hasil karya saya sendiri, dan
semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan
benar.
ii
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
rahmat serta hidayah-Nya serta Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada
Kota Makassar”.
ini dapat terselesaikan bukan hanya atas usaha dan doa dari penulis saja, namun
menyelesaikannya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dan tulus
2. Prof. Dr. Ir. Batara Surya, S.T., M.Si., selaku Rektor Universitas Bosowa
3. Dr. Yulia A Hasan, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
4. Dr. Andi Tira S.H., M.,M.H., Selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
5. Dr. Zulkifli Makkawaru, S.H., M.H., selaku Ketua Program Studi Ilmu
6. Dr. Ruslan renggong, S.H., M.H., (selaku pembimbing I), dan Hj. Siti
Zubaidah, S.H., M.H. (selaku Wakil Dekan II dan selaku pembimbing II)
vii
yang telah baik, sabar, serta ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis
11. Semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Penulis sampaikan
semoga amal baik semua pihak mendapat balasan yang berlipat ganda dari
terimaksih tak terhingga atas selesainya skripsi ini. Penulis menyadari dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa berguna bagi pembacanya dan
Wassalamualaikum Wr.Wb.
iv
viii
ABSTRAK
v
ix
ABSTRACT
vi
x
DAFTAR ISI
Halaman
vii
xi
No.96/Pid.Sus-Anak/2022/PN.Mks ....................................................... 46
A. Kesimpulan ............................................................................................ 64
B. Saran ....................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66
viii
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Jumlah data kekerasan terhadap anak di Indonesia .................................... 4
4.1 Tindak pidana yang melibatkan anak sebagai pelaku di Kota Makassar
Tahun 2020-2022 ........................................................................................ 43
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
Anak adalah investasi masa depan bagi setiap negara di dunia. Anak
suatu negara. Dalam dunia internasional, setiap negara wajib memberikan jaminan
setiap pelaksanaan yang dimiliki oleh setiap manusia, termasuk anak-anak. Secara
lahir dan batin, serta melindungi dari segala macam bahaya yang mengancam diri
optimal.
hak-hak anak menjadi hal yang penting. Berbagai kondisi anak telah menunjukkan
Anak kerap kali berada dalam posisi yang rentan terhadap permasalahan
dan keluarga anak menjadi bagian vital yang seharusnya menjamin terpenuhinya
semua kebutuhaan dan hak dasar bagi anak. Hal ini dikarenakan anak adalah
Kedudukan anak dalam hukum juga dibedakan dengan kelompok manusia yang
1
Ratri Novita Erdianti, 2020, Hukum Perlindungan Anak di Indonesia, Malang, UMM Press, hlm.
1
1
2
urusan utama dalam berbangsa dan bernegara, tertuang dalam Pasal 28 ayat (2)
menegaskan hak-hak konstitusi anak bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh dan berkembang, dan perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan
dan diskriminasi. Perihal perlindungan anak dari kekerasan baik fisik, psikis,
Delik pidana kekerasan terhadap anak sendiri diatur dalam dalam Undang-
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak berjumlah 3 (tiga) delik yang terdapat
pada Pasal 76C (dijerat dengan Pasal 80 ayat 1, ayat 2, dan ayat 2), Pasal 76D
(dijerat dengan Pasal 81 ayat 1), dan Pasal 76E (dijerat dengan Pasal 82 ayat 1).3
anak dari tindak kekerasan. Selain itu, ketentuan tersebut juga memberikan
kekerasan terhadap anak. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa hukum pidana selain
terhadap anak.
Meskipun demikian, tidak semua yang dilarang oleh aturan hukum selalu
ancaman, kekerasan terhadap anak masih marak terjadi dan hal yang
anak tidak terlepas dari pola asuh keluarga dan tingkah laku umum masyarakat
perbuatan berbahaya, merusak, dan menakutkan anak. Anak yang menjadi korban
kekerasan tidak hanya menjadi menderita kerugian material tetapi lebih dari itu
dilakukan oleh orang tua, anggota keluarga, masyarakat dan bahkan aparat
Tabel 1.1
Jumlah data kekerasan terhadap anak di Indonesia
setiap tahunnya, dan tahun 2021 peningkatan lebih tajam. Pada tahun 2019, kasus
kekerasan terhadap anak sebanyak 11.057 kasus meningkat menjadi 11.278 kasus
pada tahun 2020, dan meningkat kembali pada tahun 2021 selama Januari-
4
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Profil Anak 2021, Jakarta, Kemen PPA, hlm.
124
5
anak tertuang dalam poin Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
perlindungan anak yang meliputi kebijakan umum yakni (1) Penguatan pokja
pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak sejauh ini belum mampu
menekan angka kekerasan terhadap anak di Kota Makassar, hal ini terlihat dalam
daftar angka kekerasan dalam waktu beberapa tahun terakhir dimana berdasarkan
data DPPPA Kota Makassar ditemukan bahwa kasus yang diterima dalam kurun
waktu dari Januari hingga Desember 2019, tercatat 1.351 kasus kekerasan yang
terjadi pada perempuan dan anak. Terhadap anak 187 kasus merupakan kekerasan
seksual sebanyak 127 kasus, 12 kasus menyangkut trafficking, serta 266 kasus
terhadap anak di Kota Makassar meningkat tajam menjadi 1.551 kasus. Itu artinya
ada peningkatan 50% dibandingkan dengan tahun 2020 yang hanya 1.031 kasus. 5
terhadap anak di Kota Makassar dan dengan adanya identifikasi karakteristik anak
melakukan intervensi untuk dapat menghindari tindakan kekerasan pada anak ini.
negeri maupun instansi yang terkait, agar sebelum menerapkan hukum sesuai
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
2. Secara Praktis
Penulisan ini menjadi kajian bagi para praktisi hukum dan aparat penegak
hukum dalam penanganan tindak pidana kekerasan anak. Selain itu, dapat
kekerasan anak.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah tindak pidana dikenal dalam hukum pidana. istilah tindak pidana ini
hukum pidana Belanda sebagai hukum nasional melalui asas konkordansi dengan
penjelasan mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan strafbaar feit itu
sendiri.6
suatu pelanggaran norma (gangguan terhadap tertib hukum) yang dengan sengaja
ataupun dengan tidak disengaja telah dilakukan oleh seorang pelaku, di mana
diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan
kesalahan dan yanang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab
6
https://www.hukumonline.com/klinik/a/mengenal-unsur-tindak-pidana-dan-syarat-
pemenuhannya-lt5236f79d8e4b4 diakses pada tanggal 8 septembert 2022
7
Erdianto Effendi, 2014, Hukum Pidana Indonesia Suatu Pengantar, Bandung: PT. Refika
Aditama, hlm. 97
8
Indriyanto Seno Adji, 2022, Korupsi dan Hukum Pidana, Jakarta : Kantor Pengacara dan
Konsultasi Hukum “Prof. Oemar Seno Adji&Rekan, hlm.155
8
9
sanksi.10
pidana khusus lebih pada persoalan-persoalan legalitas atau yang diatur dalam
undang-undang.
dan Buku III dalam Buku II memuat tentang Kejahatan dan Buku III memuat
tentang Pelanggaran. Tindak Pidana juga dibedakan atas Tindak Pidana Formil
(Formeel Delicten) dan Tindak Pidana Materil (Meteriil Delicten). Tindak pidana
perbuatan yang dilarang yaitu tindak pidana telah dianggap selesai dengan telah
dititiberatkan pada akibat yang dilarang yaitu tindak pidana ini dianggap telah
Secara teoritis terdapat beberapa jenis perbuatan pidana atau tindak pidana
keadilan, terlepas apakah perbuatan itu diancam pidana dalam suatu undang-
undang atau tidak. Sekalipun tidak dirumuskan sebagai delik dalam undang-
undang, perbuatan ini benar benar dirasakan oleh masyarakat sebagai perbuatan
yang oleh masyarakat baru disadari sebagai perbuatan pidana karena undang-
sanksi pidana.
Tindak pidana juga dibedakan atas delik aduan dan delik biasa. Delik aduan
adalah adalah perbuatan pidana yang penuntutannya hanya dilakukan jika ada
pengaduan dari pihak yang merasa dirugikan. Delik aduan ini dibedakan menjadi
2 jenis yaitu: delik aduan absolute dan delik aduan relatif . Delik aduan absolut
penuntutannya, sedangkan delik aduan relatif adalah delik yang masih dalam
Delik dolus, adalah suatu perbuatan pidana yang dilakukan dengan sengaja.
Setelah mengetahui definisi dan pengertian yang lebih mendalam dari tindak
pidana itu sendiri, maka di dalam tindak pidana tersebut terdapat unsur-unsur
11
tindak pidana. Pada hakikatnya, setiap perbuatan pidana harus dari unsur-unsur
(dunia).
a. Unsur Objektif
b. Unsur Subjektif
Unsur yang terdapat atau melekat pada diri si pelaku, atau yang
11
Teguh Prasetyo, 2016, Hukum Pidana (Edisi Revisi), Jakarta: Rajawali Pers, hlm. 50
12
a. Perbuatan manusia (positif atau negatif, berbuat atau tidak berbuat atau
membiarkan).
seorang dapat dijatuhi pidana apabila terpenuhi dua syarat yakni: (1) telah
melakukan tindak pidana; dan (2) mempunyai kesalahan. Seorang tidak dapat
dijatuhi pidana kendatipun telah terbukti melakukan tindak pidana apabila tidak
erat dengan gabungan kata lain “vis” yang berarti daya, kekuatan dan “latus” yang
berasal dari ferre, membawa yang kemudian berarti membawa kekuatan. Dalam
sebagai “sifat atau hal yang keras; kekuatan; paksaan”. Sedangkan “paksaan”
berarti tekanan, desakan yang keras. Kata-kata ini bersinomim dengan kata
12
Rahmanuddin Tomalili, 2012, Hukum Pidana, Yogyakarta: CV. Budi Utama, hlm. 12
13
Adami Chazawi, 2008, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Jakarta: RajaGrafindo, hlm. 81
13
individu atau kelompok dengan tujuan menindas yang lemah agar terus
mendapatkan penderitaan. Kekerasan ini bisa dalam bentuk fisik atau bisa juga
dalam bentuk psikis. Adapun tindak kekerasan fisik, seperti seseorang memukul
orang lain untuk melakukan hal yang tidak disukainya. Kedua bentuk itu sama-
seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang
a) Kekerasan fisik
atau dapat dilihat dan dirasakan oleh tubuh langsung. Kekerasan fisik ini
pada korbann ya. Kekerasan fisik ini bukan hanya terjadi di lingkungan
luar rumah saja, tetapi bisa juga terjadi di lingkungan keluarga, seperti
b) Kekerasan struktural
adalah jenis kekerasan yang dapat terjadi dan pelakunya bisa kelompok
c) Kekerasan psikoligis
anak dan eksploitasi anak, penelantaran anak adalah sikap dan perlakuan orang
tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh
kembang anak. Misalnya, anak dikucilkan atau tidak diberikan pendidikan dan
serangan terhadap perasaan, martabat dan harga diri anak yang menyebabkan luka
atau menolak anak, dari hal ini maka dapat dikatakan bahwa penting bagi orang
kritikan dari orang tua akan berdampak lebih dalam pada anak dibanding dengan
mencerminkan Hak Asasi Manusia. Oleh karena itu, bagi pelaku kekerasan harus
segera diberikan sanksi hukum yang sudah berlaku. Selain itu, bagi setiap anggota
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang
tentang Perlindungan Anak. Pasal tersebut menjelaskan bahwa, anak adalah siapa
saja yang belum berusia 18 tahun dan termasuk anak yang masih didalam
terhadap anak sudah dimulai sejak anak tersebut berada didalam kandungan
tentang sistem Peradilan Pidana Anak pasal 1 angka 3 menjelaskan bahwa anak
yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut anak adalah anak yang
telah berumur 12 (dua belas) Tahun, tetapi belum 18 (delapan beas) Tahun yang
diartikan sebagai generasi kedua atau keturunan pertama dan sering juga disebut
manusia yang masih kecil atau manusia yang belum dewasa16 Dan menurut World
16
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/anak diakses pada tanggal 10 septembert 2022
17
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang di dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Bahwa anak
development). Yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus
yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan Negara pada masa depan.
Berangkat dari hal tersebut, kepentingan yang utama untuk tumbuh dan
Sayangnya, tidak semua anak memiliki kesempatan yang sama dalam hidupnya,
banyak di antara mereka beresiko tinggi untuk tidak tumbuh dan berkembang
secara sehat, mendapat pendidikan yang terbaik, lahir dari kelurga tidak mampu
Salah satu upaya perlindungan anak yang sangat penting untuk menjadi
fisik dan mental anak yang saat ini terjadi memang sangat memperihatikan. Anak
yang mengalami kekerasan fisik perlu perhatian secara serius, mengingat akibat
dari kekerasan fisik terhadap anak akan menyebabkan anak akan mengalami
trauma yang berkepanjangan. Trauma yang mereka alami ini nanti yang akan
Anak adalah buah hati yang perlu dijaga selayaknya mendapat perlindungan
yang baik yang semestinya diperoleh anak. Keluarga merupakan tempat anak
18
terhadap anak di Indonesia sendiri hingga 2022 ini telah mencapai 15.768 kasus.
Dan berdasarkan dari data tersebut, jumlah kasus berdasarkan tempat kejadian
sebanyak 10.465 kasus terjadi di lingkungan rumah tangga. Rumah yang menjadi
tempat tenyaman bagi anak berdasarkan data tersebut di atas justru menjadi lokasi
terbanyak tejadinya kekerasan terhadap anak, sungguh suatu hal yang miris.
Anak yang menjadi korban kekerasan menderita kerugian, tidak saja bersifat
psikologis yang dapat mempengaruhi kehidupan masa depan anak. Anak yang
orangtua.
Republik Indonesia Tahun 1945, yakni pada Bab XA tentang Hak Asasi Manusia
dan dituangkan dalam pasal 28A sampai dengan pasal 28J. Sedangkan tentang hak
anak diatur diatur dalam pasal 28B ayat (2) yang menyatakan bahwa “setiap anak
17
Tini Rusmini Gorda, 2017, Hukum Perlindungan Anak korban Pedofilia, Malang: Setara Press,
hlm. 76
19
Tahun 2014 Tentang Perlindungan anak yaitu agar anak tersebut mendapat
perlindungan dan hak-haknya sebagai anak juga dilindungi yaitu hak untuk hidup,
tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
Dalam hukum pidana positif yang berlaku saat ini, pada hakekatnya telah
ada perlindungan secara tidak langsung terhadap berbagai kepentingan hukum dan
hak asasi korban. Jadi dengan adanya sanksi yang terdapat pada berbagai
2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian anak memiliki arti yang sangat luas dan bersifat universal.
20
Sistem pembuktian dalam hukum acara pidana bertujuan untuk menilai alat
bukti dalam suatu perkara yang sedang diperiksa. Pembuktian adalah ketentuan-
ketentuan yang berisi pedoman menurut tata cara yang dibenarkan undang-undang
hukum yang dikemukakan oleh para pihak, sehingga dapat memberikan gambaran
yang jelas pada hakim untuk membuat kesimpulan dan keputusan tentang
Kata pembuktian berasal dari kata “bukti” yang artinya sesuatu yang
didakwakan, merupakan bagian terpenting acara pidana. Dalam hal ini pun hak
berdasarkan alat bukti yang ada disertai keyakinan hakim padahal tidak benar.
Untuk inilah maka hukum acara pidana bertujuan untuk mencari kebenaran
18
https://litigasi.co.id/posts/hukum-pembuktian-menurut-hukum-acara-pidana, Diakses pada
tanggal 11 September 2022
19
Ali imron & Muhammad Iqbal, 2019, Hukum Pembuktian, Unpam Press, hlm.2
20
KBBI
21
Andi hamzah .2015. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta. Sinar Grafika, hlm. 249
21
undangan.
Dalam persidangan baik dalam hukum acara perdata atau hukum acara
pidana seorang hakim terikat pada alat-alat bukti yang sah berdasarkan undang-
undang yang telah ditetapkan, yang berarti bahwa hakim hanya boleh mengambil
tentang kebenaran atas suatu peristiwa, sehingga dari peristiwa tersebut dapat
diperoleh kebenaran yang dapat diterima oleh akal. Pembuktian mengandung arti
bahwa benar suatu peristiwa pidana telah terjadi dan terdakwalah yang bersalah
pembuktian harus menggunakan alat bukti, jenis-jenis alat bukti yang sah menurut
hukum terdapat pada Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana pasal 184 ayat
1 (KUHAP) yaitu:
a. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli
Dalam Pasal 186 KUHAP “keterangan ahli ialah apa yang seorang
c. Surat
22
sebagaimana pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan
1) Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat
keterangannya itu.
atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam
4) Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi
d. Petunjuk
dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu
(2) Petunjuk sebagaiman yang dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
(3) Penilaian atau kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap
e. Keterangan terdakwa
alami sendiri.
didukung oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang mengenai hal yang
didakwakan kepadanya.
Istilah pidana diartikan sebagai sanksi pidana, selain itu juga diartikan
hukuman, pemberian pidana dan hukuman pidana.23 Sanksi pidana adalah suatu
hukuman sebab akibat, sebab adalah kasusnya dan akibat adalah hukumnya, orang
22
Adami Chazawi, 2016, Kemahiran&Keterampilan Hukum Pidana, Cetakan ke 8, Malang:
Bayumedia Publishing. hlm.203
23
Mahrus Ali, 2012, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 185
25
yang terkena akibat akan mempeoleh sanksi baik masuk penjara ataupun terkena
Sanksi pidana merupakan suatu jenis sanksi yang bersifat nestapa yang
diancamkan atau dikenakan terhadap perbuatan atau pelaku perbuatan pidana atau
perilaku dari pelaku kejahatan tersebut, namun tidak jarang bahwa sanksi pidana
melakukan perbuatan pidana. Sanksi tindakan merupakan jenis yang lebih banyak
tersebar di luar KUHP, walaupun dalam KUHP sendiri mengatur juga bentuk-
bentuknya, yaitu berupa perawatan di rumah sakit dan dikembalikan pada orang
tuanya atau walinya bagi orang yang tidak mampu bertamggung jawab dan anak
such fines, probation and sentences (suatu pidana yang dijatuhkan untuk
di atas dapat disimpulkan, bahwa pada dasarnya sanksi pidana merupakan suatu
24
Tri Andrisman, 2019, Asas-asas dan Dasar Aturan Hukum Pidana Indonesia, Bandar Lampung:
Unila, hlm. 8
26
suatu kejahatan (perbuatan pidana) melalui suatu rangkaian proses peradilan oleh
kekuasaan (hukum) yang secara khusus diberikan untuk hal itu, yang dengan
pidana lagi.25
a. Pidana Mati
berat.26
25
Mahrus Ali, Op.Cit., hlm. 195
26
Rasyid Ariman dan Fahmi Raghib, 2015, Hukum Pidana, Malang: Setara Pers, hlm. 294
27
bagi manusia, pidana mati adalah pidana yang terberat menurut hukum
positif di Indonesia.
pidana mati ini ialah apabilah telah dijalankan, maka tidak dapat member
harapan lagi untuk perbaikan, baik revisi atau jenis pidananya maupun
berperang).
27
Rahmanuddin Tomalili, 2015, Hukum Pidana, Jakarta: Mitra Wacana Media, hlm. 59
28
5. Pasal 140 ayat (3) KUHP (maker tergadap raja atau presiden atau
9. Pasal 479 ayat (2) dan pasal 479 ayat (2) KUHP (kejahatan
penerbangan).
anggota masyarakat yang baik dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan
Negara.28
28
Zuleha, 2017, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Yogyakarta: Deepublish, hlm. 95
29
diizinkan menerima tamu. Dia juga tidak boleh bekerja di luar sel
kelas-kelas, yaitu:
29
Erdianto Effendi, 2011, Hukum Pidana Indonesia Suatu Pengantar, Bandung: Refika Aditama,
hlm. 147
30
1. Kelas satu yaitu untuk mereka yang dijatuhi pidana penjara seumur
2. Kelas dua yaitu mereka yang telah dijatuhi pidana penjara selama lebih
dari tiga bulan yakni apabila mereka dipandang tidak perlu untuk
4. Kelas empat adalah mereka yang telah dijatuhi pidana penjara kurang
undang lebih ringan dari pidana penjara dan ini seklaigus merupakan
30
Niniek Suparni, 2017, Eksistensi Pidana Denda dalam Sistem Pidana dan Pemidanaan, Jakarta:
Sinar Grafika, hlm. 23
31
pidana penjara.31
penjara adalah:
31
Pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
32
Pasal 23 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
32
dari pada jenis pidana ini. Namun penerapannya tetap dianggap yang
terbaik untuk saat ini karena terbukti banyak mantan napi yang kemudian
d. Pidana Denda
harus diganti dengan pidana kurungan, yang menurut ayat (3) lamanya
adalah minimal satu hari dan maksimal enam bulan, menurut pasal 30
satu hari.
33
Teguh Prasetyo, 2018, Kriminalisasi dalam Hukum Pidana, Bandung: Nusa Media, hlm. 124
34
Andi Hamzah, 2015, Asas-Asas Hukum Pidana Edisi Revisi, Jakarta: Rinaka Cipta, hlm. 189
33
e. Pidana Tutupan
Tempat dan cara menjalankan pidana ini diatur tersendiri dalam PP 1948
No.8. Dalam peraturan ini narapidana diperlukan jauh lebih baik dari
35
Zuleha, 2017, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Yogyakarta: Deepublish, hlm. 98
36
Teguh Prasetyo, op.cit, hlm. 130
34
pada pidana penjara, antara lain: uang pokok, pakaian sendiri, dan
sebagainya.37
1) Pidana Tambahan
37
Rasyid Ariman dan Fahmi Raghib, op.cit., hlm. 302
38
Tina Asmarawati, 2015, Pidana dan Pemidanaan dalam Sistem Hukum di Indonesia (Hukum
Penitensier), Yoyakarta: Deepublish, hlm. 125
39
Andi Hamzah, op.cit, hlm. 211-212
35
317, 318, 334, 347, 348, 350, 362, 363, 365, 374, 375 KUHP.
40
Pasal 39 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
36
surat kabar yang mana, atau beberapa kali, yang semuanya atas
biaya si terhukum.41
41
Bambang Waluyo, 2009, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta: Gramedika, hlm. 45.
37
terhadap anak dimana terdapat pada Pasal 76C yang berbunyi “Setiap Orang
42
Andi Hamzah, 2014, Terminologi Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 121
43
Putri, A. D., Renggong, R., & Zubaidah, S. (2022). HUKUM PENJATUHAN PIDANA MATI
DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA. Clavia, 20(2), 170-175
38
dimaksud dalam Pasal 76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama
b. Ayat (2) “Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) luka
berat, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
rupiah)”.
c. Ayat (3) “Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati,
maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
rupiah).”
Pada umumnya anak sebagai pelaku tindak pidana dapat dijatuhi 2 (dua)
macam sanksi, yakni sanksi tindakan (pelaku tindak pidana berumur di bawah 14
44
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak
45
Undang-UndangNomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
39
Anak) :
Tahun 2012 untuk memberikan suatu perlindungan khusus yakni terhadap anak
demi mengangkat harkat dan martabat anak itu sendiri termasuk dengan anak-
sebagai pelaksanaan penegakan hukum yang dikhususkan untuk anak, baik anak
sebagai pelaku, sebagai korban, maupun sebagai saksi dalam suatu tindak
pidana.46
anak haruslah betul memberikan efek jerah dan adil sabagaimana yang tertuang
46
Fayelixie Keshia Amanda, Siti Zubaidah. 2021. Analisis Penjatuhan Tindakan Terhadap Anak
Yang Mengakses Sistem Elektronik Tanpa Hak (Studi Kasus Putusan Nomor 52/Pid.Sus-
Anak/2019/PN Mks). Vol. Journal Of Law, Vol 19 No. 1
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
B. Tipe Penelitian
dikaji dari berbagi aspek yaitu aspek filosofi, teori, perbandingan, penjelasan
umum pada tiap pasal, dan formalitas atau kekuatan mengikat suatu undang-
1. Jenis Data
Tipe data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas 2 jenis, yaitu :
a. Data Primer
peraturan perundang-undangan.
b. Data Sekunder
yang ada sehingga dapat di lakukan analisa dan pemahaman yang lebih
40
41
2. Sumber Data
b. Sumber penelitian studi pustaka yaitu sumber data yang diperoleh dari
Makassar serta pihak lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang akan
diteliti. Selain itu akan digunakan pengumpulan data melalui kajian literature
E. Analisis Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
di Kota Makassar
pidana yang melibatkan anak sebagai korban ataupun sebagai pelaku selama 3
Tabel 4.1
Tindak pidana yang melibatkan anak sebagai pelaku di Kota Makassar
Tahun 2020-2022
Tahun Putusan Upaya
Banding
2020 45 9
2021 64 2
2022 90 7
Sumber : Direktori Putusan Pengadilan Negeri Kota Makassar
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah peningkatan
peningkatan yang signifikan mulai dari tahun 2020 terdapat sebanyak 54 kasus
dan 45 kasus yang telah dijatuhi putusan serta 9 kasus dilakukan upaya banding,
pada tahun 2021 terdapat 66 kasus dan 64 kasus yang telah dijatuhi putusan serta
43
44
2 kasus dilakukan upaya banding dan tahun 2022 terdapat 97 kasus dan 45 kasus
yang telah dijatuhi putusan serta 7 kasus dilakukan upaya banding. Maka dapat
terdapat 12 selisih kasus ke tahun 2021 serta terdapat selisih 31 kasus ke tahun
2022.47
Pada tahun 2020 diKota Makassar, tindak pidana yang melibatkan anak
sebanyak 54 kasus, lalu pada tahun 2021 tindak pidana yang melibatkan anak
senjata api atau benda tajam sebanyak 66 kasus dan pada tahun 2022 tindak
pidana yang melibatkan anak sebagai korban ataupun pelaku didominasi dengan
sebanyak 97 kasus.
ataupun sebagai pelaku selama 3 (tiga) tahun terkahir diatas, dapat ditarik
Penulis kemudian telah melakukan wawanca terhadap salah satu hakim anak
di Pengadilan Negeri Kota Makassar An. Hendri Tobing pada tanggal 18 Januari
“Dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap anak, kami tidak serta merta
merta harus menjatuhkan hukuman berdasarkan apa yang di tuntut oleh
jaksa penuntut umum, kami harus merujuk pada balai pemasyrakatan
(BAPAS) yang diberikan kewenangan dalam melakukan penelitian
47
SIPP Direktori Putusan Pengadilan Negeri Kota Makassar
45
Menurut penulis, penjatuhan sanksi pidana yang diberikan oleh hakim diatas
sebagai pelaku tindak pidana sehingga hal itu pula yang membuat anak merasa
tidak jerah terhadap hukuman yang jatuhkan kepadanya dan tidak segan untuk
baik itu anak sebagai pelaku maupun sebagai korban. Namun perlindungan
tersebut itu pula yang seakan memberikan dampak negatif bagi anak itu sendiri
karena dalam proses penjatuhan hukumannya tidak begitu memberikan efek jerah
bagi anak, sehingga faktor itulah yang membuat anak untuk berfikir mengulangi
48
Wawancara hakim pengadilan negeri makassar An. An. Hendri Tobing pada tanggal 18 Januari
2023
46
tindak pidana yang pernah dilakukannya kembali dan karena faktor itupula yang
pelaku atau korban tindak pidana hingga saat ini dan telah dibenarkan pula oleh
tahun 2022 terdapat 2 (dua) orang anak yang telah dibebaskan pada proses
2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, hemat penulis hakim dalam
dan martabat anak, serta memperhatikan kebebasan anak. Ruang lingkup dalam
hakim menjatuhkan sanksi pembinaan atau tindakan dan sanksi pidana peringatan
saja dengan pertimbangan apabila tindak pidana yang dilakukan oleh anak
49
Podcast #closethedoorcorbuzier diakses pada tanggal 20 januari 2022
47
terkait pembuktian yang dilakukan oleh jaksa penuntut umum maupun terdakwa
yang didampingi oleh penasihat hukumnya pada saat proses persidangan dalam
hakim tidak hanya merujuk kepada alat-alat bukti yang sah menurut peraturan
putusan.
pembuktiannya telah terpenuhi unsur-unsur pada Pasal 365 ayat (2) ke-1 dan ke-2
Nomor 96/Pid.Sus-Anak/2022/PN.Mks :
1. Kasus Posisi
kepada temannya „ayomi deh keliling-keling siapa tau ada didapat bisa
beserta anak busurnya dan badik, lalu kemudian setelah itu Anak Pelaku
perlawanan hingga korban sampai terjatuh kedalam saluran air (got) dan
dakwaan “tunggal” dengan Pasal 365 ayat (2) ke-1 dan ke-2, kemudian
bukti dan barang bukti yang dihadirkan dalam proses persidangan serta
1. Saksi 1
paksa Hp milik saksi secara paksa yakni pada hari Rabu tanggal
maron.
samping Tol setelah itu tiba-tiba saksi melihat ada beberapa orang
milik saksi di atas meja depan warung dan saksi melihat sekitar 6
anak busur tersebut ke arah saksi dan kena pada bagian perut
kerja dan setelah itu tidak lama kemudian teman saksi tiba juga di
benar.
2. Saksi 2
Ir. Sutami setelah rumah Kost Marwah Kel .Bira Kec Tamalanrea
depan.
ditikam oleh salah satu pelaku sebanyak 1(satu) kali pada bagian
- Bahwa kejadian tersebut tidak ada luka yang saksi alami namun
Bhayangkara.
benar
54
3. Saksi 3
paksa oleh
sebelah kirinya.
2 turun dari sepeda motor dan berkelahi sama para pelaku tersebut
perawatan.
benar.
Pasal 365 KUHP ayat (2) ke-1 dan ke-2 yang di paparkan oleh hakim
pidana, yang cakap secara lahir bathin serta mampu dan dapat
surat dakwaan. Dalam hal ini antara orang yang diajukan ke depan
Menurut penulis, pertimbangan hakim pada unsur Pasal 365 ayat (2) ke-1
dan ke-2 yaitu “barang siapa”, telah sesuai dan tidak terdapat kesalahan mengenai
orang (terdakwa) pada saat proses persidangan berlangsung, para pelaku anak
hukum”;
2022 sekitar pukul 01.30 Wita dan pukul 02.00 Wita bertempat di Jl.
Handphone milik saksi korban tanpa ijin dan dilakukan dengan cara
busur dan badik dan melukai saksi korban, sehingga saksi korban
Menurut penulis, pertimbangan hakim pada unsur Pasal 365 ayat (2) ke-1
dan ke-2 yaitu “mengambil sesuatu barang yang seluruhnya atau sebagian
58
kepuanyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum”,
telah sesuai bahwa benar para pelaku anak telah mengambil barang yang bukan
dimana, hal itu jelas telah melanggar hukum dan merugikan korban secara
Ad.3. Unsur “yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau
para pelaku menyiapkan busur beserta anak busurnya dan badik, lalu
tergeletak diatas meja warung lalu kemudian setelah itu Anak Pelaku
korban, lalu pergi mencari target baru, kemudian pada saat melintas
di Jalan Ir. Sutami disamping Kost Marwah tidak jauh dari lokasi
Menurut penulis, pertimbangan hakim pada unsur Pasal 365 ayat (2) ke-1
dan ke-2 yaitu ”yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan terhadap orang”, telah sesuai karena benar bahwa pelaku
melukai korbannya dengan niat untuk merampas barang milik korban yang berupa
busur yang kemudian pelaku melapaskan anak panah busur kepada korbannya dan
melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai
barang yang dicuri, yang dilakukan di jalan umum dan dilakukan oleh
para pelaku menyiapkan busur beserta anak busurnya dan badik, lalu
tergeletak diatas meja warung lalu kemudian setelah itu Anak Pelaku
korban, lalu pergi mencari target baru, kemudian pada saat melintas
di Jalan Ir. Sutami disamping Kost Marwah tidak jauh dari lokasi
Jalan Umum dan Dilakukan oleh Dua Orang atau Lebih dengan
Menurut penulis, pertimbangan hakim pada unsur Pasal 365 ayat (2) ke-1
pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri
sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri, yang
dilakukan di jalan umum dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
bersekutu”, telah sesuai karena benar bahwa pelaku para anak telah
mempersiapkan anak panah beserta pelontarnya dan senajata tajam jenis badik
menggunakan senjata tajam itu pula para pelaku anak melukai korbannya dibagian
63
Handphone yang aksi tersebut dilakukan pada malam hari dijalanan umum yaitu
di Jl. Ir.Sutami.
Berdasarkan pembuktian Unsur-Unsur Pasal 365 ayat (2) ke-1 dan ke-2
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta alat-alat bukti dan barang bukti yang
anak TERDAKWA 1 dan anak TERDAKWA 2 telah terbukti secara sah dan
hukuman 1 (satu) tahun pidana penjara terhadap para anak dan memerintahkan
tersebut.
penjatuhan sanksi bagi anak sebagai pelaku tindak pidana tidak serta merta
yang terlibat sebagai pelaku tindak pidana guna sebagai bahan pertimbangan
Disamping itu penjatuhan sanksi pidana bagi anak, hakim di tuntut agar
tidak melanggar harkat dan martabat anak dan menjatuhkan hukuman pembinaan
atau peringatan saja bagi anak pelaku tindak. Sebagaimana pada putusan
menjatuhkan sanksi pidana selama 1 (satu) tahun saja dan sanksi pidana tersebut
ditujukan pada Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) yang bertujuan agar
bukan kurungan penjara seperti orang dewasa pada umumnya. Menurut penulis,
dengan penjatuhan sanksi pidana bagi para terdakwa anak diatas sangatlah
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka penulis mengemukakan beberapa
1. Peningkatan kasus tindak pidana yang melibatkan anak sebagai pelaku telah
memberikan efek jerah bagi pelaku tindak pidana yang melibatkan anak,
tindak pidana yang melibatkan anak dan terjadi pula pengulangan tindak
diatas.
64
66
disertai kekerasan yang dilakukan oleh pelaku anak yang penulis telah
(satu) tahun bagi para terdakwa anak yang menurut penulis belum begitu
B. Saran
aparat penegak hukum yang dalam hal ini adalah Pengadilan Negeri Kota
kasus tindak pidana kekerasan terhadap anak agar dapat menekan jumlah
peningkatan tindak pidana yang melibatkan anak baik itu sebagai korban
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ali Imron & Muhammad Iqbal, 2019, Hukum Pembuktian, Unpam Press
Andi Hamzah .2015. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta. Sinar Grafika,
----------------, 2015, Asas-Asas Hukum Pidana Edisi Revisi, Jakarta: Rinaka Cipta
Erdianto Effendi, 2014, Hukum Pidana Indonesia Suatu Pengantar, Bandung: PT.
Refika Aditama
Indriyanto Seno Adji, 2022, Korupsi dan Hukum Pidana, Jakarta : Kantor
Pengacara dan Konsultasi Hukum “Prof. Oemar Seno Adji&Rekan
Niniek Suparni, 2017, Eksistensi Pidana Denda dalam Sistem Pidana dan
Pemidanaan, Jakarta: Sinar Grafika
68
Putri, A. D., Renggong, R., & Zubaidah, S. (2022). hukum penjatuhan pidana mati
dalam perspektif hak asasi manusia. Clavia, 20(2).
R.Tresna, 2022, Hukum Pidana Korporasi dan Sistematisasi Penegakannya
SecaraI integral,Sleman: Deepublish
Rasyid Ariman dan Fahmi Raghib, 2015, Hukum Pidana, Malang: Setara Pers
Ratri Novita Erdianti, 2020, Hukum Perlindungan Anak di Indonesia, Malang,
UMM Press
Teguh Prasetyo, 2016, Hukum Pidana (Edisi Revisi), Jakarta: Rajawali Pers
Tini Rusmini Gorda, 2017, Hukum Perlindungan Anak korban Pedofilia, Malang:
Setara Press
Tri Andrisman, 2019, Asas-asas dan Dasar Aturan Hukum Pidana Indonesia,
Bandar Lampung: Unila
Peraturan Perundang-Undangan
Website
https://www.hukumonline.com/klinik/a/mengenal-unsur-tindak-pidana-dan-
syarat-pemenuhannya-lt5236f79d8e4b4 diakses pada tanggal 8
septembert 2022
https://litigasi.co.id/posts/hukum-pembuktian-menurut-hukum-acara-
pidana, Diakses pada tanggal 8 September 2022
LAMPIRAN
DOKUMENTASI