Grafik I.1. Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I-2021 Terhadap Triwulan IV-
2020 (q-to-q) ………………................................................................................................... 1
Grafik I.2. Tingkat Inflasi Nasional dan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021 …........................ 2
Grafik I.3. Tingkat Kemiskinan Provinsi Sumatera Selatan 2011-2020……………………….....…… 3
Grafik II.1. Penerimaan PPh Berdasarkan Wilayah kerja KPPN s.d Triwulan I 2021 (miliar rupiah) 7
Grafik II.2. Penerimaan PPN Berdasarkan Wilayah Kerja KPPN s.d Triwulan I 2021 (miliar rupiah) 8
Grafik II.3. Penerimaan Cukai dan Pajak Perdagangan Internasional s.d Triwulan I 2021 ………. 8
Grafik II.4. Realisasi PNBP BLU di Sumatera Selatan s/d Triwulan I 2021 (miliar rupiah) ………… 9
Grafik II.5. Realisasi PNBP Lainnya Berdasarkan Wilayah Kerja KPPN s.d Triwulan I 2021 (miliar
rupiah) .................................................................................................................................. 10
Grafik II.6. Perkembangan Bulanan Realisasi berdasarkan Jenis Belanja di Provinsi Sumatera
Selatan periode s/d Tw I 2021 (persentase) ………………………………………………… 10
Grafik II.7. Perkembangan Bulanan Realisasi TKDD Lingkup Kanwil Sumatera Selatan s.d. Tw I
2021 (persentase) ………………............................................................................................ 11
Grafik II.8. Perbandingan Perkembangan Penyaluran KUR-UMi s.d. 31 Maret per Tahun
Berdasarkan Skema .............................................................................................................. 13
Grafik III.1. Komposisi dan Realisasi Pajak Daerah Triwulan I Tahun 2019-2021 (miliar Rp) …….... 17
Grafik III.2. PAD Lainnya Triwulan I Tahun 2019-2021 (miliar Rp) …………………......………………. 18
Grafik III.3. Komposisi dan Penerimaan Transfer Triwulan I Tahun 2021 (miliar Rp) ………………. 19
Grafik III.4. Pagu dan Realisasi Belanja Per Jenis Belanja dan Per Urusan (miliar Rp) ..................... 21
Grafik III.5. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan .......................................................... 22
Grafik III.6. Pengaruh ETP pada peningkatan PAD ................................................................................ 23
Grafik IV.1. Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Sumatera Selatan
Triwulan I Tahun 2021 dan Tahun 2020 ……………………………………………………… 24
Grafik IV.2. Perbandingan Pendapatan Pemerintah Pusat dan Daerah Terhadap Pendapatan
Konsolidasian Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2020 dan Tahun 2021 … 25
Grafik IV.3. Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian pada Provinsi Sumatera Selatan
Triwulan I Tahun 2021 dan Tahun 2020 (miliar rupiah) .................................................... 27
DAFTAR TABEL
Tabel II.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sumatera Selatan Periode s.d. Triwulan I 6
Tahun 2019-2021 (miliar rupiah) ……………………………........................................................
Tabel II.2. Pendapatan Perpajakan Periode s.d Triwulan I Tahun 2019-2021 (miliar Rp) ……………… 7
Tabel II.3. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Jenis Belanja s/d Triwulan I Tahun
2019-2021 (miliar Rp) …...…………………………………………………………………………...... 10
Tabel II.4. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan TKDD s/d Triwulan I Tahun 2019-2021
11
(miliar Rp) ….......................……………………………………………………………………………
Tabel II.5. Pendapatan BLU dan Belanja yang menggunakan Sumber Dana BLU untuk BLU di
12
wilayah Provinsi Sumatera Selatan s/d Triwulan I 2021 ………………………………………..
Profil Penerusan
Tabel II.6. Pinjaman di Provinsi Sumatera Selatan Posisi s.d. 31 Desember 2020……....................... 13
Tabel II.7. Perkiraan Realisasi APBN s.d. Akhir Tahun 2021 (miliar Rp) ………………………….……… 14
Tabel III.1. Realisasi Pendapatan APBD s.d Triwulan I Tahun 2019-2021 (miliar Rp) …….....…………. 16
Tabel III.2. Realisasi Dana Transfer Wilayah Sumatera Selatan TW I TA 2021 …………………………… 19
Tabel III.3. Realisasi Belanja APBD s.d Triwulan I Tahun 2019-2021 (miliar Rp) ………………....……… 20
Tabel III.4. Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sumatera Selatan s.d. Triwulan IV Tahun
22
2021 dengan analisis tren (triliun Rp) ......................................................................................
Tabel IV.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sumatera Selatan 24
s.d. Triwulan I Tahun 2020……………………………………………………………………………
Tabel V.1. Data Realisasi penerimaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Tahun 2020 dan 31
2021 (sampai dengan bulan April) Provinsi Sumatera Selatan ..............................................
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
6 5,05
5 4,22
4
3
2
1
0
-0,02
-1 -0,42
-0,82 -0,96
-2 -1,69
-3 -2,41
-2,78
-4
-5 -4,19
Sumsel Nasional Sumsel Nasional
Q1 Q2 Q3 Q4
2020 2021
Sumber: BPS Provinsi Sumsel, 2021
1
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
penurunan yang terjadi pada semua sub komponen Pengeluaran Pemerintah seperti
belanja pegawai (28,54 persen), penyusutan (62,47 persen), belanja barang (76,45
persen) dan belanja bantuan sosial (92,09 persen). Selain itu, Komponen
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga mengalami kontraksi sebesar 6,10
persen. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan secara
q-to-q masih diatas pertumbuhan ekonomi Nasional.
B. Inflasi
Inflasi merupakan peningkatan harga-harga secara umum dan terus-menerus
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor
seperti konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, termasuk akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang.
Grafik I.2. Tingkat Inflasi Nasional dan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021
0,6
0,42
0,4 0,26
0,15
0,2 0,1 0,08
0
Januari -0,08 Februari Maret
-0,2 Inflasi Prov.Sumsel Inflasi Nasional
Grafik di atas menunjukkan bahwa inflasi bulanan pada Provinsi Sumatera Selatan
pada Triwulan I Tahun 2021 berfluktuasi. Pada bulan Januari 2021 mengalami inflasi
sebesar 0,42, namun pada bulan Februari 2021 mengalami deflasi sebesar -0,08 dan
pada bulan Maret 2021 kembali mengalami inflasi sebesar 0,15 persen dimana lebih
tinggi dibandingkan dengan inflasi secara Nasional sebesar 0,08 persen. Inflasi
Tahun Kalender (Kumulatif) sampai bulan Maret 2021 sebesar 0,49 persen,
sementara Inflasi Tahunan Y-on-Y (Maret 2021 terhadap Maret 2020) sebesar 1,12
persen.
Dapat disampaikan juga bahwa pada bulan Maret 2021 di Kota Palembang
mengalami inflasi sebesar 0,17 persen yang dipengaruhi oleh naiknya harga-harga
komoditas seperti sewa rumah, bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, dan
mie kering instant. Sementara itu berbeda dengan Kota Lubuk Linggau yang
mengalami deflasi sebesar 0,03 persen pada bulan Maret 2021 dimana komoditas
2
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
dominan yang menyebabkan terjadinya deflasi tersebut antara lain cabai rawit, telur
ayam ras, dan cabai merah.
C. Indikator Kesejahteraan
1. Tingkat Kemiskinan
Berdasarkan Berita Resmi Statistik dari BPS Provinsi Sumatera Selatan tentang Profil
Kemiskinan Sumatera Selatan September 2020 (No. 13/01/16/Th.XXII) yang rilis
pada 15 Februari 2021 disebutkan bahwa jumlah penduduk miskin pada periode
September 2020 di Provinsi Sumatera Selatan mencapai 1.119,65 ribu orang atau
sebesar 12,98 persen dari total penduduk. Dibandingkan dengan kondisi Maret 2020
jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 38,07 ribu orang dari 1.081,58 ribu
orang atau naik 0,32 persen poin dari 12,66 persen. Dibandingkan keadaan
September 2019 jumlah penduduk miskin naik sebanyak 52,49 ribu dari 1.067,16 ribu
orang, atau naik sebesar 0,42 persen poin dari 12,56 persen. Meskipun demikian
penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan masih di atas rata-rata penduduk
miskin secara nasional yang sebesar 10.19 persen.
Grafik I.3 Tingkat Kemiskinan Provinsi Sumatera Selatan 2011-2020
Provinsi Nasional
3
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
2019 sebesar 12,56 persen yang mengalami penurunan sebesar 1,68 persen poin
dibandingkan September 2011 sebesar 13,95 persen.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, setiap kurun waktu 6 (enam) bulan terjadi
perubahan persentase penduduk miskin di perkotaan dan perdesaan. Persentase
penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2019 sebesar 11,94 persen
(378,85 ribu orang) naik menjadi 12,16 persen (387,80 ribu orang) pada Maret 2020
dan naik menjadi 12,52 persen (404,43 ribu orang) pada September 2020. Sementara
persentase penduduk miskin di daerah perdesaan naik dari 12,93 persen (688,31 ribu
orang) pada September 2019 menjadi 12,96 persen (693,78 ribu orang) pada Maret
2020 dan naik menjadi 13,25 persen (715,22 ribu orang) pada September 2020.
Oleh karena itu, dibutuhkan kerja keras dan sinergisitas pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan dan pemerintah kabupaten/kota se-Sumatera Selatan agar angka
kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan dapat menurun sesuai dengan yang
diharapkan, khususnya dalam penanganan dampak COVID-19 terhadap
kesejahteraan penduduk miskin.
Pada Agustus 2020, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,51 persen atau
sebanyak 238.363 orang dari 4.329.746 angkatan kerja. Terjadi kenaikan sebesar
0,98 persen poin atau meningkat sebesar 48.159 orang dibandingkan Agustus 2019
yang sebesar 4,53 persen. Kenaikan tingkat pengangguran tersebut akibat pandemi
Covid-19 yang sangat mempengaruhi bidang-bidang usaha secara keseluruhan dan
aktivitas masyarakat pun lebih banyak dilakukan di rumah.
Data yang tercatat pada Agustus 2020, terdapat 597,88 ribu penduduk usia kerja
(9,48 persen) yang terdampak Covid-19 dengan rincian sebagai berikut:
- 49,8 ribu penduduk menjadi Pengangguran
- 14,2 ribu penduduk menjadi Bukan Angkatan Kerja
- 40,99 ribu penduduk Sementara Tidak Bekerja
4
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
5
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Pada bab ini berisi data dan analisis pelaksanaan APBN di Wilayah Provinsi Sumatera
Selatan yang meliputi Pendapatan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi, Belanja
Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi, Transfer Ke Daerah dan Dana Desa, Pengelolaan
BLU dan Pengelolaan Manajemen Investasi Pusat. Pelaksanaan APBN di Provinsi
Sumatera Selatan secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel II.1. yang disajikan dalam
format I-Account dibawah ini.
Pada tabel II.1. di atas, struktur APBN terdiri dari Pendapatan, Belanja, dan
Pembiayaan. Komponen Penerimaan Dalam Negeri pada sisi Pendapatan berasal dari
komponen Perpajakan, PNBP, dan Hibah. Realisasi Pendapatan Negara sampai
dengan triwulan I tahun 2021 sebesar Rp2,55 triliun atau 14,40% dari Perkiraan Target
Pendapatan Negara. Realisasi tersebut terdiri dari Penerimaan Perpajakan dengan
capaian sebesar 12,63% dan PNBP sebesar 29,14%. Anggaran Pendapatan Hibah
bernilai nihil karena pencatatan anggaran pendapatan Hibah mengikuti pengesahan dari
realisasi Hibah. sementara Pembiayaan hanya terdapat pada APBN tingkat nasional
sehingga Pembiayaan pada APBN tingkat provinsi bernilai nihil.
Sisi belanja dibagi menjadi Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer Ke Daerah dan Dana
Desa (TKDD). Pada Belanja Pemerintah Pusat, penyerapan belanja terdapat
peningkatan dibandingkan tahun 2020 menjadi 18,16%. Peningkatan ini disebabkan
oleh pembebanan dan pembayaran kontrak pekerjaan tahun 2020 pada awal tahun
2021. Capaian realisasi TKDD juga meningkat menjadi 25,06% apabila dibandingkan
dengan realisasi periode yang sama pada tahun 2020 yang sebesar 19,74% yang
disebabkan oleh peningkatan nominal penyaluran DBH, DID, DAK Non Fisik dan Dana
Desa. Kondisi Pendapatan dan Belanja diatas menyebabkan APBN di Provinsi
6
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Sumatera Selatan mengalami defisit yang terealisasi sebesar Rp6,64 triliun atau 28,94%
dari perkiraan defisit.
A. Pendapatan Negara
Pendapatan Negara dibagi menjadi Penerimaan Perpajakan dan PNBP.
1. Pendapatan Perpajakan
Total pendapatan perpajakan di Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan triwulan I
2021 berjumlah Rp2,00 triliun.
Realisasi pendapatan ini menurun
sebesar Rp177,77 miliar. Berikut
rincian pendapatan pajak
berdasarkan jenis pendapatan
perpajakan:
a. Pajak Penghasilan (PPh)
Pendapatan total pajak penghasilan di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2021
berjumlah Rp1,12 triliun dengan rincian pendapatan per kabupaten/kota di wilayah kerja
KPPN sebagai berikut:
Pada triwulan I tahun 2021
Pendapatan PPh menjadi satu-
satunya pendapatan pajak yang
mengalami penurunan, dengan
nominal penurunan sebesar
Rp306,14 miliar atau 21,41 persen
dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Penurunan terjadi pada semua unsur PPh
kecuali PPh pasal 25/29 Orang/Pribadi. Penurunan ini masih merupakan dampak
lanjutan dari pandemi covid-19 di Indonesia sejak awal tahun 2020. Penurunan PPh
pada periode ini didominasi oleh Penurunan PPh 23 yakni sebesar Rp99,24 miliar.
Disusul di posisi selanjutnya penurunan terbesar terjadi pada PPh Final sebesar
Rp89,39 miliar yang disebabkan oleh implementasi insentif pajak bagi UMKM dan
penyedia jasa Konstruksi.
7
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Selatan masih terpusat pada penduduk dengan NPWP Kab/Kota di wilayah kerja KPPN
Palembang. Adapun pendapatan terendah terdapat di Kab/Kota di wilayah kerja KPPN
Baturaja dengan realisasi sebesar Rp32,55 miliar atau sekitar 2,90% dari total
pendapatan pajak penghasilan di Sumatera Selatan.
b. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan
PPnBM)
Total Pendapatan PPN dan PPnBM di Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan
triwulan I 2021 sebesar Rp740,79 miliar dengan rincian pendapatan per kabupaten/kota
sebagai berikut :
Lain halnya dengan PPh yang
mengalami tren penurunan sebagai
dampak langsung dari pandemi
corona, PPN pada tahun 2021 justru
kembali mengalami tren peningkatan
hingga sebesar 153,03 persen
dibandingkan tahun 2020. Tren yang
terus meningkat ini sebagai dampak jangka panjang dari kebijakan percepatan realisasi
restitusi pajak yang meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk melaporkan pajak.
8
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
a. Pendapatan BLU
Sesuai dengan namanya, pendapatan
PNBP yang ini berasal dari Satker BLU
(Badan Layanan Umum). Terdapat 10
BLU di Provinsi Sumatera Selatan
dengan total pendapatan sampai
dengan triwulan I 2021 sebesar
Rp371,44 miliar dengan perkembangan
sebagai berikut:
Dari grafik tersebut terlihat bahwa penerimaan PNBP BLU baru mulai terealisasi pada
bulan Februari dan meningkat pesat di bulan Maret. PNBP BLU ini didominasi oleh BLU
9
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Pendidikan Universitas Sriwijaya (44,59%), diikuti oleh BLU Kesehatan RSUP Moh
Hoesin (32,05%).
B. Belanja Negara
Belanja negara dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu Belanja Pemerintah Pusat dan
Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).
1. Belanja Pemerintah Pusat
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat
sampai dengan triwulan I tahun 2021
berjumlah Rp2,63 triliun dengan rincian
sebagai berikut:
Pagu belanja tahun 2021 mengalami
penurunan sebesar 0,13%
dibandingkan pagu tahun 2020.
Penurunan pagu terjadi pada Belanja Modal dan Belanja Bansos yang mengalami
penurunan sebesar Rp2,44 triliun. Sementara Jenis Belanja yang mengalami
peningkatan pagu adalah Belanja
Barang yang meningkat sebesar
Rp585,73 miliar, diikuti Belanja
Pegawai yang meningkat sebesar
Rp58,68 miliar.
Realisasi Total Belanja s/d Triwulan I
pada tahun 2021 mencapai 18,16
persen, meningkat dibanding Realisasi periode yang sama pada Tahun 2020 yang
sebesar 13,36 persen. Angka tersebut sudah di atas target realisasi triwulanan yang
10
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
sebesar 15 persen karena kontribusi realisasi Belanja Pegawai dan Belanja Modal yang
mampu melampaui target realisasi triwulan I. Capaian Belanja Modal tahun ini
mengalami peningkatan signifikan tepatnya pada bulan Januari yang telah mampu
terealisasi sebesar 13,00%. Hal ini disebabkan oleh kontrak pekerjaan seperti
pengadaan jalan nasional, dan bendungan yang dilaksanakan pada tahun 2020 namun
belum dibayarkan sesuai kontrak sehubungan dengan refocusing anggaran, sehingga
sebagian pembayaran dibebankan pada awal Tahun 2021.
11
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Fisik yang belum terealisasi s/d 31 Maret 2021. Peningkatan realisasi ini merupakan
indikator keberhasilan kebijakan simplifikasi proses penyaluran TKDD dalam rangka
percepatan penanganan covid-19 dan perlindungan sosial.
3. Pengelolaan BLU
Dalam menganalisis pengelolaan dana dan peningkatan layanan digunakan rasio BOPO
yaitu menunjukkan perbandingan antara beban operasional dengan pendapatan
operasional. Data yang digunakan untuk menghitung BOPO adalah Pendapatan Jasa
Layanan Umum dan Beban Barang dan Jasa BLU.
Berdasarkan data pada Tabel II.5 di atas, dapat kita lihat bahwa keseluruhan BLU
memiliki nilai BOPO dari DIPA 97,50% yang dapat diartikan bahwa dalam menyediakan
layanan, BLU tidak memungut tarif yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan
pendapatan yang diperoleh dari kegiatan operasional kecil dan lebih dari setengahnya
terpakai hanya untuk menunjang operasional. Khusus untuk RS Kusta Dr Rivai Abdullah
Palembang, Poltek Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan Palembang dan
Rumkit Bhayangkara Palembang memiliki Belanja Operasional yang melebihi
Pendapatan Operasional.
Khusus BB Labkes Palembang mengalokasikan seluruh Belanja untuk operasi layanan.
Hanya Raden Fatah Palembang dan Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera
Selatan yang tidak memiliki Target Pendapatan layanan.
4. Manajemen Investasi Pusat
a. Penerusan Pinjaman
Penerusan pinjaman merupakan salah satu special mission yang diemban Ditjen
Perbendaharaan dan dikelola oleh Direktorat Sistem Manajemen Investasi yang
selanjutnya didelegasikan kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan untuk
menatausahakan penerusan pinjaman pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah/BUMD.
12
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Pada Triwulan I 2021 dilakukan Rekonsiliasi Outstanding posisi per 31 Desember 2020.
Jumlah penerusan pinjaman di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 5 debitur dengan
15 pinjaman (SLA). Hak tagih pemerintah (outstanding pinjaman) sampai dengan 2020
sebesar Rp146,65 miliar. Rekonsiliasi outstanding pinjaman yang dilakukan semesteran
berlangsung baik dengan akurasi rekonsiliasi yang mencapai 100 persen.
b. Kredit Program
Kredit Program yang gencar disalurkan oleh Pemerintah adalah program KUR dan
Kredit Ultra Mikro (UMi). Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan modal
kerja dan/atau investasi kepada debitur usaha (UMKM dan koperasi) yang produktif dan
layak (feasible) namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum
cukup (unbankable). Sedangkan pembiayaan ultra mikro (UMi) adalah program
pembiayaan yang diinisiasi oleh Pusat Investasi Pemerintah yang bekerja sama dengan
Lembaga Keuangan Bukan Bank untuk menjangkau pelaku usaha ultra mikro sebelum
skema Super Mikro diluncurkan.
13
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Berdasarkan grafik II.8 tampak bahwa penyaluran KUR pada tahun 2021 mengalami
peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan dengan penyaluran KUR periode yang
sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Peningkatan ini disebabkan oleh kebijakan peningkatan batas nominal plafon tertinggi
tiap skema pada penyaluran KUR yang terkonfirmasi melalui peningkatan jumlah
penyaluran dan debitur skema Non Sumi pada grafik tersebut. Sejak Agustus tahun
2020 juga diluncurkan skema baru tanpa agunan yakni Super Mikro, dengan plafon
maksimal Rp10 juta dan bunga yang dibebankan kepada debitur sebesar 6%. Skema
ini memang ditujukan untuk memperluas jangkauan akses KUR kepada pelaku usaha
ultra mikro yang sebelumnya terkendala mengakses pembiayaan oleh perbankan
karena tidak memiliki agunan.
Berdasarkan grafik II.8 tersebut, juga tampak bahwa penyaluran UMi masih diminati
hingga saat ini meskipun sudah diluncurkan skema Super Mikro, dengan suku bunga
yang lebih murah dibandingkan suku bunga UMi. Hal tersebut disebabkan oleh cabang
perbankan yang belum banyak tersedia pada beberapa daerah di kabupaten/kota
lingkup Provinsi Sumatera Selatan, serta para pelaku usaha ultra mikro yang terkendala
untuk mengakses KUR karena rekam jejak kredit pada SLIK baru hilang setelah 2 tahun
berlalu sejak kredit dinyatakan macet. Dalam rangka untuk meningkatkan akses
pembiayaan KUR, perlu dilakukan pengembangan cabang-cabang perbankan penyalur
KUR pada daerah-daerah di Kabupaten/Kota, dan pendampingan calon debitur oleh
Pemda
C. Prognosis Realisasi APBN
Sehubungan dengan data realisasi Pendapatan dan Belanja yang bersifat seasonal,
maka digunakan metode analisis winter-holt untuk menghitung prognosis Pendapatan
dan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021. Perhitungan menggunakan
data realisasi APBN triwulan III tahun 2017-triwulan IV tahun 2020 dengan alat bantu
aplikasi Minitab.17.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data dengan rincian sebagai berikut:
14
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
15
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
A. Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu Pendapatan Asli Daerah,
Pendapatan Transfer dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah. Realisasi Pendapatan
Daerah sampai dengan Triwulan I Tahun 2021 mencapai 17,23 persen dari target
(Rp39,92 triliun).
Tabel III.1. Realisasi Pendapatan APBD s.d Triwulan I Tahun 2019-2021 (miliar Rupiah)
2019 2020 2021
Uraian
Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
PAD 6.881 1.072 16% 8.237 936 11% 8.412,76 1.172,50 13,94%
Pajak Daerah 4.989 720 14% 5.559 564 10% 5.468,61 898,61 16,43%
Retribusi Daerah 233 23 10% 248 28 11% 178,82 25,02 13,99%
Hasil Peng.
Kekayaan Daerah 212 100 47% 255 117 46% 268,57 123,07 45,82%
Yg Dipisahkan
Lain-lain PAD yang
1.448 229 16% 2.175 226 10% 2.496,76 125,80 5,04%
Sah
PENDAPATAN
31.656 7.534 24% 31.074 4.878 16% 29.804,42 5.702,62 19,13%
TRANSFER
Transfer Pusat-
28.407 6.601 23% 28.511 4.756 17% 25.875,38 5.544,86 21,43%
Dana Perimbangan
DID dan Dana
1.599 260 16% 1.046 0 0% 2.396,72 80,86 3,37%
Penyesuaian
Transfer Pemprov 1.542 673 44% 1.424 122 9% 1.508,78 76,90 5,10%
LAIN2
PENDAPATAN
2.450 263 11% 3.353 52 2% 1.457,65 2,22 0,15%
DAERAH YANG
SAH
Hibah 777 1 0% 1.222 42 3% 765,67 2,22 0,29%
Dana Darurat - -
Bantuan Keuangan 107 0 0% 92 0 0% 272,23 0,00 0,00%
Pendapatan
1.673 262 16% 2.131 9 0% 691,98 0,00 0,00%
Lainnya
TOTAL
40.986 8.869 22% 42.664 5.865 14% 39.923,51 6.877,34 17,23%
PENDAPATAN
Sumber: Pemda Lingkup Provinsi Sumatera Selatan (Triwulan I 2021, diolah)
Realisasi Total Pendapatan APBD sampai dengan Triwulan I Tahun 2021 sebesar
Rp6,87 triliun. Secara nominal maupun persentase, sempat turun drastis di Tahun 2020
dan kembali meningkat pada Tahun 2021. Penurunan realisasi pada semua komponen
pendapatan daerah di Triwulan I Tahun 2020 disebabkan oleh dampak pandemi COVID-
19. Komponen yang menyumbang pemulihan pendapatan di Triwulan I Tahun 2021
sebagian besar berasal dari Pendapatan Transfer, dimana realisasinya meningkat
sebesar Rp0,82 triliun dari Triwulan I Tahun 2020 hingga menjadi Rp5,70 triliun.
16
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Kemudian, PAD di Triwulan I Tahun 2021 juga mengalami peningkatan yang cukup
besar dibandingkan pada periode Triwulan I Tahun 2020 mencapai Rp1,17 triiun
(13,94% dari pagu Rp8,41 triliun)
35 700 638
30 600 0,03
24 23
25 %
500
20 14 15
15 12 400 17,05%
9
10 6
4
6 6 300
5 0 0 1 2 2 1 82,9
200 137
0 2%
100
Lahat
Muba
Prabumulih
Muratara
Ogan Ilir
OKU Selatan
OKU Timur
PALI
Banyuasin
OKI
Pagar Alam
Lubuk Linggau
Musi Rawas
Empat Lawang
Muara Enim
OKU
17
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
tingkat kemandirian keuangan daerah masih rendah. Namun jika dibandingkan Triwulan
I Tahun 2020 kontribusi PAD meningkat 1,05 persen.
2. Pendapatan Transfer
Realisasi Pendapatan Transfer sampai dengan Triwulan I Tahun 2021 telah mencapai
19,13 persen dari target Rp29,8 triliun yaitu sebesar Rp5,70 triliun. Perolehan tersebut
bersumber dari Dana Perimbangan sebesar Rp5,54 triliun, DID dan Dana Penyesuaian
sebesar Rp80,85 miliar dan Transfer Pemerintah Provinsi Rp76,9 miliar.
18
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Grafik III.3. Komposisi dan Penerimaan Transfer Triwulan I Tahun 2021 (miliar Rp)
1,4% 1,3%
897
682
483 97,2%
360 329332 317 314
243 245 235 232
159 168 190
116 117 126
19
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
B. Belanja Daerah
Belanja Daerah terdiri dari Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tak Terduga, dan
Transfer/ Bagi Hasil Ke Daerah. Realisasi Belanja Daerah sampai dengan Triwulan I
Tahun 2021 sebesar Rp3,12 triliun (7,48 persen dari pagu Rp41,71 triliun).
Tabel III.3. Realisasi Belanja APBD s.d Triwulan I Tahun 2019-2021 (miliar Rp)
APBD Klasifikasi 2019 2020 2021
Ekonomi Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %
Belanja Operasi 25.799 2.965 11% 27.745 3.199 12% 26.526,24 2.625,76 9,90%
Belanja Pegawai 12.828 1.971 15% 12.840 2.072 16% 12.717,47 2.053,02 16,14%
Belanja Barang dan
9.769 859 9% 10.745 879 8% 10.472,23 473,85 4,52%
Jasa
Belanja Bunga 65 6 9% 68 8 11% 67,17 15,13 22,53%
Belanja Subsidi 66 9 14% 42 2 4% 30,03 0,00 0,00%
Belanja Hibah 2.061 79 4% 2.683 193 7% 2.518,29 30,86 1,23%
Belanja Bantuan Sosial 28 1 3% 344 37 11% 20,28 0,00 0,00%
Belanja Bantuan
981 40 4% 1.023 8 1% 700,76 52,89 7,55%
Keuangan
Belanja Modal 9.320 202 2% 9.282 105 1% 8.704,65 378,29 4,35%
Belanja Tanah 192 2 1% 184 1 0% 167,96 1,53 0,91%
Belanja Peralatan dan
1.467 61 4% 1.275 42 3% 1.157,65 13,57 1,17%
Mesin
Belanja Gedung &
1.611 18 1% 1.816 9 0% 1.875,44 36,75 1,96%
Bangunan
Belanja Jalan dan
5.535 120 2% 5.242 52 1% 5.336,05 325,94 6,11%
Jaringan
Belanja Aset Tetap
334 1 0% 377 0 0% 167,54 0,50 0,30%
Lainnya
Belanja Aset Lainnya 182 0 0% 388 0 0% 0 0 0%
Belanja Tak Terduga 129 1 1% 69 9 13% 304,75 0,17 0,06%
Transfer/ Bagi Hasil
6.167 1.272 21% 5.620 253 5% 6.170,35 117,18 1,90%
BantuanKab/Kota/Desa
TOTAL 41.414 4.440 11% 42.717 3.565 8% 41.705,98 3.121,40 7,48%
Sumber: Pemda Lingkup Provinsi Sumatera Selatan (Triwulan I 2021, diolah)
Pada sisi realisasi Total Belanja APBD sampai dengan Triwulan I Tahun 2021 hanya
mencapai Rp3,12 triliun, menurun masing-masing 3 persen dan 0,52 persen
dibandingkan dua periode yang sama Tahun 2019 dan 2020. Penurunan tersebut
berasal dari realisasi belanja Transfer yang hanya mencapai 1,9 persen dari pagu
Rp6,17 triliun, sedangkan pada periode sebelumnya mencapai 5 persen dan 21 persen.
Selanjutnya realisasi Belanja Operasi menurun menjadi 9,90 % dari pagu Rp26,53
triliun. Namun, pada Belanja Modal juga mengalami peningkatan dimana pada Triwulan
I Tahun 2021 realisasinya mencapai Rp378 miliar lebih tinggi dari periode sebelumnya.
Hal ini perlu mendapatkan apresiasi dan dukungan dimana peningkatan pada realisasi
Belanja Modal memiliki multiplier effect dalam jangka panjang terhadap perekonomian
terutama di masa pandemic COVID-19.
20
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
1. Belanja Operasi
Belanja Pegawai dan Belanja Barang merupakan jenis belanja dengan pagu tertinggi
masing-masing Rp12,71 triliun dan Rp10,47 triliun dengan realisasi Rp2,05 triliun
(16,14%) dan Rp473 miliar (4,52%). Belanja belanja bantuan sosial dengan realisasi
yang terendah mencapai 0 persen dari pagu, yang merupakan belanja bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kelas bawah.
2. Belanja Modal
Belanja Modal yang merupakan belanja produktif antara lain untuk infrastruktur
realisasinya baru sebesar Rp378 miliar (4,35 persen) yang mengalami peningkatan
pada Triwulan I Tahun 2021 dibandingkan dengan Triwulan I Tahun 2020 dan 2019. Hal
ini dapat menunjukkan bahwa peningkatan realisasi Belanja Modal memiliki multiplier
effect dalam jangka panjang terhadap perekonomian terutama di masa pandemi COVID-
19.
Grafik III.4. Pagu dan Realisasi Belanja Per Jenis Belanja dan Per Urusan (miliar rupiah)
4% 9% 13.846
15.000 12.717 16% 0% 18%
15.000 7%
9%
10.994 8%
8%
10.472
16%
7%
7%
8.705 10.000
14%
10.000 7.248 6%
6%
5% 12%
5%
10%
4.909 4%
8%
5.000 3%
5.000 2.053
6%
935 412
632 2%
378
4%
921 371 42 1%
474 20 0 2%
0 0%
0 0%
21
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Tabel III.4. Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sumatera Selatan s.d. Triwulan IV
Tahun 2021 dengan analisis tren (triliun rupiah)
Realisasi Triwulan I Perkiraan Realisasi Tw IV
Uraian Pagu
Rp % Realisasi Rp % Realisasi
Pendapatan Daerah 39,923.51 6,877.34 17.23% 48,529.07 121.56%
Belanja Daerah 35,539.12 3,004.22 8.45% 33,810.64 95.14%
Sumber: Pemda Lingkup Provinsi Sumatera Selatan (Triwulan 1 2021), diolah
1
Bank Indonesia, 2021
22
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Tabel IV.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sumatera
Selatan Triwulan I Tahun 2021 (jutaan rupiah)
2021 2020
Uraian Kenaikan/
Pusat Daerah Konsolidasi Konsolidasi
Penurunan
Pendapatan Negara 2.542.621,60 6.708.758,84 3.793.433,81 5,1% 3.607.935,20
Pendapatan Perpajakan 2.004.324,15 898.607,12 2.902.931,27 5,7% 2.747.159,42
Pendapatan Bukan Pajak 538.297,45 273.079,40 811.375,85 -0,9% 818.477,52
Hibah 0,00 2.222,27 2.222,27 -94,7% 42.298,25
Transfer *) 0,00 5.534.850,06 76.904,42 0,0% 0,00
Belanja Negara 9.192.363,18 3.121.402,20 6.855.818,74 5,1% 6.520.928,67
Belanja Pemerintah 2.628.102,22 3.121.402,20 5.749.504,42 8,0% 5.323.862,11
Transfer *) 6.564.260,96 0,00 1.106.314,33 -7,6% 1.197.066,56
Surplus/(Defisit) -6.649.741,58 3.587.356,65 -3.062.384,93 5,1% -2.912.993,47
Pembiayaan 0,00 83.240,16 83.240,16 -72,1% 298.304,40
Penerimaan Pembiayaan Daerah 0,00 286.815,84 286.815,84 -17,7% 348.673,49
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 0,00 203.575,68 203.575,68 304,2% 50.369,08
Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan
Anggaran -6.649.741,58 3.670.596,81 -2.979.144,77 13,9% -2.614.689,07
Sumber: LKPK Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Sumsel (2021), diolah.
Dari sisi belanja negara juga menunjukkan hal yang sama, terjadi kenaikan sebesar
Rp334,89 miliar atau 5,1 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan realisasi belanja
pemerintah terbesar terjadi pada belanja bantuan sosial sebesar 1.435,1 persen.
Kenaikan ini merupakan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah untuk mengatasi
dampak penyebaran wabah pandemi COVID-19 dengan memberikan bantuan
kepada masyarakat dan didukung dengan kenaikan belanja modal yang sangat
signifikan sehingga diharapkan dapat segera mempercepat proses pemulihan
23
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
ekonomi regional akibat wabah penyebaran COVID-19. Namun untuk jenis belanja
yang lain seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja subsidi, belanja hibah,
belanja tak terduga, dan belanja transfer mengalami penurunan. Penurunan terbesar
terjadi pada belanja subsidi sebesar 100 persen.
B. Pendapatan Konsolidasian
24
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Grafik IV.2 Perbandingan Pendapatan Pemerintah Pusat dan Daerah Terhadap Pendapatan
Konsolidasian Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2021 dan Tahun 2020 (triliun
rupiah)
Grafik IV.2 menunjukkan pendapatan konsolidasian berasal dari pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pendapatan pemerintah daerah masih lebih besar dibandingkan
pendapatan pemerintah pusat yaitu mencapai sebesar Rp6,71 triliun atau 72,52 persen
yang didominasi oleh pendapatan Transfer sebesar Rp5,53 triliun. Sementara itu,
pendapatan pemerintah pusat yang mencapai Rp2,54 triliun atau 27,48 persen
didominasi oleh pendapatan perpajakan dari penerimaan pemerintah pusat sebesar
Rp2,00 triliun.
C. Belanja Konsolidasian
Belanja Konsolidasian adalah konsolidasian antara seluruh belanja pemerintah pusat
dan pemerintah daerah suatu wilayah dalam satu periode pelaporan yang sama, dan
telah dilakukan eliminasi atas akun-akun resiprokal (berelasi).
25
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Rp3,01 triliun dari total belanja konsolidasian, sedangkan belanja modal baru mencapai
18,96% persen atau 1,29 triliun dari total belanja. Hal ini mengindikasikan bahwa pada
awal tahun 2021 belanja pemerintah masih didominasi oleh belanja yang tidak produktif,
sedangkan belanja produktif seperti belanja barang dan belanja modal masih dalam
tahap proses pengadaan barang/jasa. Biasanya untuk kedua jenis belanja tersebut akan
mulai meningkat realisasinya pada triwulan selanjutnya.
Grafik IV.3 Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian pada Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I
Tahun 2021 dan Tahun 2020 (miliar rupiah)
Hal lain yang dapat dilihat secara lebih detail dari grafik di atas adalah secara umum
sebagian besar belanja mengalami penurunan, kecuali dua jenis belanja yang
mengalami kenaikan yaitu belanja bantuan social dan belanja modal. Belanja hibah
turun sebesar 36,03 persen, belanja barang turun sebesar 23,41 persen, dan belanja
pegawai sedikit mengalami penurunan sebesar 1,55 persen. Sedangkan kenaikan yang
signifikan terjadi pada belanja bantuan sosial sebesar 1.435,14 persen, disusul belanja
modal sebesar 189,51 persen, yang merupakan salah satu kebijakan Pemerintah
dalam upaya mengatasi dampak penyebaran wabah pandemi COVID-19.
D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Berikut adalah ringkasan Laporan Operasional sebagai salah satu komponen Laporan
Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I
Tahun Pelaporan 2021:
26
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Kontribusi Pemerintah terhadap PDRB dari Belanja Pemerintah dihitung dengan cara
membandingkan nilai Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dengan PDRB. Sedangkan
kontribusi Pemerintah terhadap PDRB dari Investasi dihitung dari perbandingan nilai
PMTB dibagi dengan PDRB.
Dari tabel laporan operasional tersebut diatas dan data BPS dapat diketahui bahwa:
1. Pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar Rp1.617.327.262.555,- yang terdiri
dari:
a. Kompensasi pegawai sebesar Rp1.036.882.703.449,-
b. Penggunaan barang dan jasa sebesar Rp580.444.559.106,-
c. Konsumsi aset tetap sebesar Rp0,-
d. Manfaat sosial sebesar Rp0,-
2. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PTMB) sebesar Rp912.929.640.864,-
3. PDRB Triwulan I Tahun 2021 sebesar Rp116,55 triliun. (Berita resmi Statistik 5 Mei
2021).
27
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
28
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Untuk meningkatkan PAD pada tahun 2021, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
diantaranya melakukan optimalisasi pendapatan melalui sektor Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor (PBBKB) melalui pengawasan Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor khususnya pada perairan/laut di wilayah Sumatera Selatan.
Pada akhir Maret 2021 telah diadakan sosialiasi di Pelabuhan Boom dan Dermaga
Dishub Kota Palembang. Sosialisasi tersebut diselenggarakan oleh Satgas PBBKB yang
beranggotakan Polisi Perairan dan Udara (Polairud), Pangkalan TNI Angkatan Laut
(lanal), Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Dishub Provinsi, Polisi
Pamong Praja, dan OPD terkait. Tahap awal sosialisasi tersebut meliputi monitoring dan
pemeriksaan terhadap dokumen kapal atau tanker di bunker BBM yang beroperasi di
wilayah perairan Sumatera Selatan. Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera
29
KFR TRIWULAN I TAHUN 2021
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Selatan, Nashrudin Umar yang merupakan ketua umum dalam satgas, kegiatan tersebut
akan dilanjutkan dengan menggelar patroli rutin terhadap kapal baik yang sandar di
dermaga maupun yang sedang melintas. Seterusnya dilakukan pemeriksaan legalitas
dokumen surat-surat kapal, pemeriksaan legalitas dokumen pembelian BBM baik yang
digunakan maupun yang akan diperjualbelikan. Untuk kelancaran tugas Satgas PBBKB,
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan membentuk posko utama PBBKB di kantor
Bapenda Provinsi Sumsel dan posko pembantu di 4 Kabupaten/kota yaitu di kantor
Dishub Kota Palembang, kantor Dishub Kabupaten Ogan Ilir, kantor Dishub Kabupaten
Ogan Komering Ilir, dan Dermaga Gasing Kabupaten Banyuasin.2
Tabel V.I. Data Realisasi Penerimaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Tahun 2020
dan 2021 (sampai dengan bulan April) Provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan data pada Tabel V.I. di atas, realisasi penerimaan PBBKB Tahun 2020
telah melebihi target. Pada Tahun 2021, target penerimaan PBBKB lebih besar
dibandingkan dengan target 2020. Oleh karena itu, dalam rangka pencapaian target
PBBKB Tahun 2021 diperlukan optimalisasi PBBKB melalui pembentukan Satgas yang
bertugas dalam penanganan, penegakan, penindakan, penertiban, pengendalian
pengawasan, monitoring, evaluasi, serta pembinaan pada setiap aktivitas kendaraan
bermotor pada perairan/laut wilayah Provinsi Sumatera Selatan agar para wajib pajak/
wajib pungut taat dalam melaporkan kewajibannya, sehingga diharapkan dapat
menggali potensi PAD pada sektor PBBKB secara optimal.
2
Website detiknews diakses pada 29 April 2021
30
KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Gedung Keuangan Negara Lantai 2
Jl. Kapten A. Rivai No 2- 4 Palembang