JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Ismail Aziz
155020101111037
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang
dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 19 September 2019
ABSTRAK
Konsumsi sangat berpengaruh terhadap stabilitas perekonomian. Kebutuhan hidup manusia selalu
berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup saja,
akan tetapi juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti kebutuhan pakaian, rumah, pendidikan,
kesehatan dan lain sebagainya. Konsumsi merupakan salah satu kegiatan ekonomi untuk memenuhi
berbagai kebutuhan barang dan jasa. Pengeluaran konsumsi mahasiswa merupakan nilai belanja
yang dilakukan mahasiswa untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya. Secara garis besar kebutuhan
mahasiswa dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu kebutuhan makanan dan non
makanan. Pendapatan mahasiswa bisa berasal dari uang saku yang diberikan oleh orang tua,
beasiswa (jika penerima beasiswa), dan upah (jika bekerja). Konsumen mengkonsumsi kebutuhan
tersebut didasari faktor-faktor pendukung, faktor-faktor pendukung yaitu gaya hidup. Gaya hidup
secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang di identifikasikan oleh bagaimana seseorang
menghabiskan waktunya, apa yang dianggap penting dalam lingkungannya, dan apa yang mereka
pikirkan tentang diri mereka sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mngetahui pengaruh uang saku,
gaya hidup dan perilaku menabung pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya. Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linier Berganda. Hasil dari Penelitian ini
adalah faktor uang saku, gaya hidu, dan perilaku menabung membuktikan adanya pengaruh positif
terhadap pola konsumsi non makanan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya.
Kata kunci: Konsumsi Non Makanan, Uang Saku, Gaya Hidup, Perilaku Menabung
A. PENDAHULUAN
Konsumsi sangat berpengaruh terhadap stabilitas perekonomian. Semakin tinggi tingkat
konsumsi, semakin tinggi pula perubahan kegiatan ekonomi. Kebutuhan hidup manusia selalu
berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup saja,
akan tetapi juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti kebutuhan pakaian, rumah, pendidikan,
kesehatan dan lain sebagainya. Konsumsi merupakan salah satu kegiatan ekonomi untuk memenuhi
berbagai kebutuhan barang dan jasa. Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar merupakan kebutuhan
yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan atau
konsumsi suatu individu maupun keperluan pelayanan sosial tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari
manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya secara terus menerus, karena memang pada
dasarnya manusia tidak lepas dari kebutuhan dan tidak akan pernah puas. Kebutuhan manusia dapat
terpenuhi salah satunya melalui kegiatan konsumsi, dimana konsumen akan mengalokasikan
kekayaanya untuk pemenuhan kebutuhan. Konsumen mengkonsumsi kebutuhan tersebut juga didasari
faktor- faktor pendukung, yang mencakup pendapatan yang tinggi dan kebiasaannya atau gaya hidup
setiap konsumen. Pengeluaran konsumsi mahasiswa merupakan nilai belanja yang dilakukan
mahasiswa untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya. Secara garis besar kebutuhan mahasiswa
dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu kebutuhan makanan dan non makanan.
Seseorang mahasiswa akan terus menambah proporsi konsumsinya sebanding dengan tingkat
pertambahan dari penghasilan yang diterimanya sampai batas tertentu, penambahan pendapatan tidak
lagi menyebabkan bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi karena pada dasarnya kebutuhan
manusia akan makanan mempunyai titik jenuh. Sehingga terdapat kecenderungan bahwa semakin
tinggi pendapatan seseorang, semakin berkurang persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk
makanan. Pendapatan mahasiswa bisa berasal dari uang saku yang diberikan oleh orang tua, beasiswa
(jika penerima beasiswa), dan upah (jika bekerja). Uang saku dari orang tua adalah uang saku yang
diterima setiap bulan atau setiap minggu, dari uang saku inilah yang selanjutnya digunakan mahasiswa
dalam memenuhi kebutuhan mereka untuk selanjutnya dialokasikan ke pengeluaran konsumsi mereka,
baik itu konsumsi rutin maupun tidak rutin. Banyak dari mahasiswa yang masih bergantung kepada
orang tua, tentu ketika ada keinginan yang tidak terpenuhi akan merasa terancam dengan tuntutan dan
perubahan gaya hidup yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, merasa takut gagal,
gelisah, dan tertekan takut akan di cap orang yang ketinggalan zaman apabila tidak mengikuti trend
masa kini. Konsumen mengkonsumsi kebutuhan tersebut didasari faktor-faktor pendukung, faktor-
faktor pendukung yaitu gaya hidup. Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang di
identifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktunya, apa yang dianggap penting dalam
lingkungannya, dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri.
Berhubungan dengan biaya perkuliahan yang mahal, terkadang dijadikan alasan untuk
meminta tambahan uang saku. Tapi bagi mahasiswa yang tambahan uang saku tersebut tidak
dialokasikan sesuai dengan alasan tersebut. Terkadang, tambahan uang saku tersebut dipakai untuk
kebutuhanya diluar dari kebutuhan utamanya. Hal tersebut terjadi karena mahasiswa memiliki masalah
keuangan yang kompleks karena sebagian besar mahasiswa belum memiliki pendapatan, cadangan
dana juga terbatas untuk digunakaan setiap bulannya. Masalah lain yang dihadapi bisa karena
keterlambatan uang kiriman dari orang tua, atau uang bulanan habis sebelum waktunya, yang bisa
disebabkan oleh kebutuhan yang tidak terduga, ataupun disebabkan pengelolaan keuangan pribadi
yang salah (tidak adanya penganggaran), serta gaya hidup dan pengeluaran yang boros. Ada banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi, ada faktor-faktor ekonomi maupun faktor-faktor non
ekonomi. Faktor-faktor ekonomi seperti pendapatan, harga barang, pemilihan jenis barang, dan lain
sebagainya. Sedangkan faktor-faktor non ekonomi seperti psikoligis, demografi, lingkungan dan
budaya. Banyak penelitian memfokuskan pada faktor-faktor ekonomi sebagai penyebab pola konsumsi
tetapi dalam hal ini peneliti memasukkan faktor-faktor non ekonomi untuk membedakan pengaruh
terhadap pola konsumsi. Berdasarkan uraian latar belakang di atas menjadi menarik untuk diteliti lebih
lanjut mengenai “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Non Makanan
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya
Malang).
B. KAJIAN PUSTAKA
Teori Konsumsi
Konsumsi menurut (Mankiw,2000) “konsumsi adalah barang atau jasa yang dibeli oleh rumah
tangga konsumsi terdiri dari barang tidak tahan lama (non durable goods) adalah barang yang habis
dalam waktu pendek, seperti makanan dan pakaian. Kedua barang tahan lama (durable goods) adalah
barang yang memiliki usia panjang seperti mobil, televisi, alat eletronik, dan lainnya. Ketiga, jasa
(services) meliputi pekerjaan yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan perusahaan seperti
jasa potong rambut dan berobat ke dokter.
Setiap tambahan penghasilan disposable akan dialokasikan untuk menambah konsumsi dan
tabungan. Besarnya tambahan pendapatan disposible yang menjadi tambahan tabungan disebut
kecendrungan menabung marjinal atau Marginal Propensity to Save (MPS). Sedangkan rasio antara
tingkat tabungan dengan pendapatan disposible disebut kecendrungan menabung rata-rata atau
Average Propensity to Save (APS).
Gaya hidup
Gaya Hidup adalah salah satu faktor internal yang berpengaruh dalam keputusan membeli
pada konsumen. Gaya hidup pada dasarnya adalah bagaimana seorang menusia itu hidup, bagaimana
seseorang menetapkan konsep dirinya, dan hal itu juga ditentukan oleh pengalaman masa lampau,
karakteristik bawaan, dan situasi tertentu. Segala aspek dar tingkah laku individu dipengaruhi oleh
gaya hidup, termasuk pola konsumsi individu tersebut. Gaya hidup yang dijalani individu dinilai
berefek pada kebutuhan dan keinginan mereka, demikian pula turut mempengaruhi perilaku mereka
dalam membeli dan menggunakan produk (Hawkins,2007). Pengertian gaya hidup menurut
(Kotler,2000) adalah pola hidup seseorang didunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan
opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan dari seseorang” dalam berinterasi dengan
lingkungannya. Dari berbagai sumber diatas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup
seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya
dan bagaimana mengalokasikan waktu. Gaya hidup mahasiswa dapat dibedakan dari daerah asalnya,
yaitu dari kota atau daerah non kota. Karena gaya hidup kota dan non kota sangat berbeda. Dapat
dilihat dari gaya hidup kota yang lebih mengikuti perkembangan zaman.
Perilaku Menabung
Menurut Keynes tabungan ditentukan oleh tingkat pendapatan saat ini (current income).
Sehingga tingginya tingkat tabungan rumah tangga tergantung pada besarnya pendapatan yang siap
dibelanjakan. Hasrat menabung dari pendapatan yang siap dibelanjakan tersebut akan meningkat
sesuai dengan tingkat pendapatan. Hipotesis pendapatan relatif yang dikemukakan Duesenberry
menganggap bahwa tabungan tidak hanya tergantung pada pendapatan sekarang tetapi juga pada
tingkat pendapatan sebelumnya dan konsumsi masa lalu. Fungsi tabungan jangka pendek pada
perekonomian cenderung bergerak ke atas seperti roda bergerigi sepanjang waktu. Jika pendapatan
tumbuh dalam angka waktu yang panjang, konsumen akan menyesuaikan perilaku belanja mereka ke
tingkat konsumsi yang lebih tinggi. Tetapi dalam jangka pendek mereka enggan untuk menurunkan
tingkat konsumsi walaupun pendapatan turun sewaktu-waktu. Tindakan menabung merupakan suatu
dorongan dari internal maupun eksternal yang mendorong mahasiswa untuk menabung. Apabila
mahasiswa memiliki motif menabung yang tinggi maka kemungkinan mahasiswa akan menabung dan
jumlah tabungan mahasiswa juga akan tinggi. Rumusan S = Y – C itulah yang selama ini populer
dikalangan masyarakat terutama para mahasiswa dimana tabungan merupakan sisa dari pedapatan
(income) yang diterima setelah diguanakan untuk memenuhi kebutuhan (consumtion). Pendapat
tersebut juga dikemukakan Keynes dalam teorinya mengenai kecenderungan untuk mengkomsumsi
(marginal propensity to consume) yang secara eksplisit menghubungkan antara tabungan dan
pendapatan. Keynes menyatakan suatu fungsi konsumsi modern yang didasari oleh prilaku psikologis
modern, yaitu apabila terjadi peningkatan pada pendapatan riil, peningkatan tersebut tidak digunakan
seluruhnya untuk meningkatkan konsumsi, tetapi dari sisa pendapatan tersebut juga digunakan untuk
menabung.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan penjelasan kerangka berfikir diatas, maka dapat
dikembangakan hipotesis penelitian sebagai berikut :
a. Pendapatan Uang Saku
H0 : Terdapat variabel pendapatan uang saku tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pola konsumsi non makanan.
H1 : Terdapat variabel pendapatan uang saku berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel pola konsumi non makanan.
b. Perilaku Gaya Hidup
H0 : Terdapat variabel perilaku gaya hidup tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pola konsumsi non makanan.
H1 : Terdapat variabel perilaku gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel pola konsumsi non makanan.
c. Perilaku Menabung
H0 : Terdapat variabel perilaku menabung berpengaruh positif dan signifikan terhadap pola
konsumsi non makanan.
H1 : Terdapat variabel perilaku menabung tidak berpangaruh positif dan signifikan terhadap
variabel pola konsumsi non makanan.
C. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang dikhususkan untuk pengolahan data-data berupa angka. Penelitian kuantitatif
dapat memudahkan peneliti dalam mengolah angka yang nantinya dilakukan dengan analisis regresi
menggunakan aplikasi SmartPLS.
Ruang lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang. Hal ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh
pola konsumsi mahasiswa dilihat melalui uang saku, gaya hidup dan perilaku menabung dari setiap
mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
D. HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Berikut ini dijelaskan gambaran umum tentang responden yang menjadi objek dalam
penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang. Kuesioner disebar kepada 105 responden jenis kelamin, jurusan dan
pendapatan uang saku perbulan.
Berdasarkan Jurusan
Jurusan merupakan salah satu program studi yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya malang. Dilihat dari jurusan, responden dikelompokkan dalam 3 jurusan.
Bahwa responden berdasarkan jurusan ilmu ekonomi sebanyak 67 atau 64% mahasiswa, jurusan
manajemen sebanyak 21 atau 20% mahasiswa dan jurusan akuntansi sebanyak 17 atau 16%
mahasiswa.
1. Uji Validitas
Pengujian validitas sangat diperlukan dalam suatu penelitian, khususnya yang menggunakan
kuisioner dalam memperoleh data. Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui keabsahan
menyakngkut pemahaman mengenai keabsahan antara konsep dan kenyataan empiris. Uji validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen.
Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur atau dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel
yang dimaksud. Bahwa nilai sig. r item pertanyaan lebih kecil dari 0.05 (α = 0.05) yang berarti tiap-
tiap item variabel adalah valid, sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut dapat digunakan
untuk mengukur variabel penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan tingkat kemantapan, keajegan dan ketepatan suatu alat ukur atau
uji yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran relatif konsisten apabila dilakukan
pengukuran ulang. Uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana jawaban seseorang konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Teknik pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan nilai koefisien
reliabilitas alpha. Kriteria pengambilan keputusannya adalah apabila nilai dari koefisien reliabilitas
alpha lebih besar dari 0,6 maka variabel tersebut sudah reliabel (handal). bahwa nilai dari alpha
cronbach untuk semua variabel lebih besar dari 0,6. Dari ketentuan yang telah disebutkan sebelumnya
maka semua variabel yang digunakan untuk penelitian sudah reliabel.
Unstandardiz
ed Residual
N 105
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.75380567
Most Extreme Absolute .036
Differenc es Positive .036
Negative -.036
Kolmogorov-Smirnov Z .373
Asymp. Sig. (2-tailed) .999
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 X1 .543 1.840
X2 .599 1.669
X3 .588 1.700
a. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Unstandardiz ed Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Cons tant) 2.441 1.842 1.325 .188
X1 .309 .092 .311 3.356 .001
X2 .329 .087 .333 3.775 .000
X3 .178 .074 .212 2.385 .019
a. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 886.977 3 295.659 37.863 .000a
Residual 788.678 101 7.809
Total 1675.655 104
a. Predictors : (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Unstandardiz ed Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Cons tant) 2.441 1.842 1.325 .188
X1 .309 .092 .311 3.356 .001
X2 .329 .087 .333 3.775 .000
X3 .178 .074 .212 2.385 .019
a. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
E. PEMBAHASAN
1. Peningkatan Uang Saku Mendorong Naiknya Konsumsi Non Makanan Mahasiswa FEB UB
Berdasarkan hasil penelitian, variabel uang saku (X1) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel pola konsumsi non makanan (Y). Dari hasil penelitian dapat ditunjukan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 dengan nilai t hitung > t tabel 3,356 > 1,984 serta nilai koefisien
regresi 0,309. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa dapat
dipengaruhi secara signifikan oleh Konsumsi Non makanan atau dengan meningkatkan Uang Saku
maka Konsumsi Non Makanan akan mengalami peningkatan secara nyata. Dapat disimpulkan bahwa
Uang Saku berpengaruh terhadap Konsumsi Non Makanan mahasiswa FEB UB. Pendapatan
berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran konsumsi. Namun apabila
pendapatan itu bertambah maka pengeluaranpun juga akan bertambah dengan mempertimbangkan pola
konsumsinya. Sejalan juga dengan teori Keynes dalam Mankiw (2003) yang menyatakan bahwa jika
pendapatan disponsibel meningkat, maka konsumsi pun juga akan meningkat. Kemudian teori Engel
dalam Nicholson (2002) menyatakan bahwa pendapatan yang digunakan untuk belanja makanan
cenderung menurun jika pendapatannya meningkat dan pendapatan meningkat maka presentase
pendapatan yang dibelanjakan untuk konsumsi non pangan juga meningkat.
Indikator Uang Saku ini meliputi orang tua memberikan uang saku sesuai dengan kebutuhan,
uang saku yang diterima disesuai dengan jumlah pendapatan orang tua, orang tua membebaskan
menggunakan uang saku, uang saku yang diberikan orang tua cenderung menyisihkan untuk
menabung, dan mendapatkan uang saku bukan hanya dari orang tua melainkan dari bekerja atau
beasiswa. Hal ini terbukti dengan penelitian yang dilakukan Astuti (2018) yang menyatakan bahwa,
konsumsi non makanan mahasiswa IPS FITK UIN Jakarta variabel Pendapatan (X1) secara parsial
berpengaruh positif terhadap Konsumsi Non Makanan. Kemudian juga dalam penelitian Denova
(2015) hubungan pendapatan dengan konsumsi tergantung dari pendapatan yang siap dibelanjakan.
Berdasarkan hasilnya bahwa konsumsi non makanan yang lebih besar dibandingkan dengan konsumsi
makanan.
2. Peningkatan Gaya Hidup Mendorong Naiknya Konsumsi Non Makanan Mahasiswa FEB UB
Berdasarkan hasil penelitian, variabel gaya hidup (X2) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel konsumsi non makanan (Y). Dari hasil penelitian dapat ditunjukan dengan nilai
signifikasi sebesar 0,000 < 0,05 signifikan pada alpha 5% dengan nilai t hitung > t tabel 3,775 > 1,984
serta nilai koefisien regresi 0,329. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa Konsumsi Non Makanan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Gaya Hidup
atau dengan meningkatkan Gaya Hidup maka Konsumsi Non Makanan akan mengalami peningkatan
secara nyata. Dapat disimpulkan bahwa Gaya Hidup berpengaruh terhadap Konsumsi Non Makanan
mahasiswa FEB UB. Hal ini terjadi karena gaya hidup seseorang selalu mengalami perkembangan
sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin modern. Di zaman yang semakin modern dan serba
canggih seperti sekarang ini tidak menutup kemungkinan mahasiswa untuk terlihat lebih baik dari yang
lainnya. Hal inilah yang membuat semakin beragamnya kebutuhan mahasiswa seperti konsumsi non
makanan yaitu kebutuhan penunjang penampilan ataupun yang lainnya. Hal ini sejalan dengan teori
siklus hidup yang dikemukakan oleh Franco Modligani dalam Astuti (2018). Teori ini menyatakan
bahwa konsumsi seseorang dipengaruhi masa dalam siklus hidupnya, dimana pola konsumsi seseorang
terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama yaitu dari seseorang berumur nol tahun hingga berusia
tertentu dimana orang tersebut dapat menghasilkan pendapatan sendiri. Bagian kedua yaitu dimana
seseorang berusaha kerja (dapat menghasilkan pendapatan sendiri) hingga ia tepat pada saat berusia
tidak bisa berkerja. Bagian ketiga yaitu ketika seseorang pada usia tua dimana orang tersebut tidak
mampu lagi menghasilkan pendapatan sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa gaya hidup seseorang
tergantung dimana posisi siklus hidupnya saat itu.
Menurut Chaney dalam penelitian Astuti (2018), gaya hidup adalah pola-pola tindakan untuk
membedakan antara satu orang dengan orang lain atau gaya hidup adalah seperangkat praktik dan
sikap yang masuk akal dalam konteks tertentu. Gaya juga diartikan sebagai cara-cara terpola dalam
menginvestasikan aspek-aspek tertentu kehidupan sehari-hari dengan nilai sosial atau simbolik, dengan
berarti gaya hidup adalah bermain dengan identitas dari seseorang tersebut. Kemudian juga dalam
penelitian dari Khaeriunnisa (2018), bahwa konsumsi dipandang sebagai pemenuhan kebutuhan yang
bersifat fisik dan biologis manusia, tetapi berkaitan dengan aspek-aspek sosial budaya. Gaya hidup
merupakan bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah bergantung pada zaman atau
keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian,
kebiasaan, dan lain-lainnya. seiring dengan perkembangan zaman, budaya konsumen pun semakin
kompleks dalam melakukan kegiatan konsumsi.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi pihak-pihak lain. Adapun saran yang diberikan, antara lain:
1. Diharapkan setiap mahasiswa dapat mempertahankan serta meningkatkan pelayanan terhadap
perilaku gaya hidup, karena variabel perilaku gaya hidup mempunyai pengaruh yang dominan dalam
mempengaruhi konsumsi non makanan, diantaranya yaitu melakukan konsumsi dengan gaya hidup
yang sesuai pada lingkungan ataupun keluarga dan teman bermain dalam penyelesaian masalah
sehingga konsumsi non makanan akan meningkat. Gaya hidup sudah mempengaruhi pola konsumsi
mahasiswa yang notabennya belum mendapatkan penghasilan. Maka dari itu mahasiswa harus bisa
mengendalikan diri dalam menentukan konsumsinya.
2. Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam
mempengaruhi konsumsi non makanan diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan
bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel-
variabel lain yang merupakan variabel lain diluar variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini.
G. DAFTAR PUSTAKA
Ambo, Khaeratunnisa. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Skripsi dari
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Amstrong, Gary dan Kotler. 2000. Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Prenhalindo.
Astuti, Tri Puji. 2018. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa IPS
FITK UIN Jakarta. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Assael, H. 1984. Consumer Behavior and Marketing Action. Boston: Kent Publishing Company.
Deliarnov. 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Diulio, Eugene A. 1993. Teori Makro Ekonomi. Cetakan keempat. Jakarta: Erlangga.
Hawkins, D.I , Best, R.J, dan Coney, K.A. 2007.Consumer Behavior: Implication for Marketing
Strategy. Plano-Texas: Bussiness Publication.
Imam Gozali. 2006. Aplikasi Analisis Multiviete Dengan Program IBM SPSS 23. Semarang: UNDIP.
John, Mowen, C, dan Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jilid 1 Edisi ke 5.Jakarta: Erlangga.
Mangkoesoebroto, Guritno. 1998.Teori Ekonomi Makro. Yogyakarta: STIE YKPN.
Mankiw, N. Gregory. 2000. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat.
Nicholson,Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
Nopirin. 1997. Ekonomi Makro. Cetakan Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Perkasa, Andi Agung. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi UNHAS. Skripsi
pada Universitas Negeri Hasanuddin Makassar.
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi & Makro
Ekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Reksoprayitno, Soediyono. 2000. Ekonomi Makro (Pengantar Analisis Pendapatan Nasional), Edisi
Kelima. Cetakan Kedua, Yogyakarta: Liberty.
Samuelson, Paul A. Dan Nordhaus William D. 1996. Makro Ekonomi. Edisi ketujuhbelas. Cetakan
ketiga. Jakarta: Erlangga.
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen Edisi revisi. Jakarta: Prenada Media.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : PT Alfabet.
Tobing, Denova RL. 2015. Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku Konsumsi
Mahasiswa FEB UB. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Uma, Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.