Riset referensi, modifikasi, analisis urgensi masalahnya dan efektivitas (apa sudah ada dan
lebih baik? Lebih hemat?).
Cth: meninjau komponen yang bisa dirubah dengan memerhatikan segala aspek, lalu lihat
urgensi dan efektivitas dari setiap komponen (minimal sama ato lebih baik)
ABSTRAK
Bagi 3- pendahuluan,isi,penutup (satu paragraph no tab)
Pendahuluan= di kalimat pertama pake opini yg menonjol tonjok kr intinya. Cth:indo masih
bergantung pada energy fosil sebgai konsumsi energy nasional. Kalimat seterusnya berisi
data memperkuat kalimat pertama. Cth: Hal in dibuktikan dengan data dari…, bahkan limbah
plastic tsb mulai mencemari laut dan data dari…, peringkat ke.. dunia. (data bertingkat).
Sebelum transisi ke tujuan, tambahkan dampak permasalahan, cth, jika tidak ditangani…
bahkan…dan sayangnya…. (kompleks), baru masuk ke tjuan, cth: bedasarkan permaslaahn
dan dampak yg ditimbulkan, maka diperlukan suatu inovasi… tonjok lagi inovsinya, cth;
setelah dilakukan studi literature dan penelitian, tercetuslah sebuah inovasi bernama….
Setelah itu, jelaskan inovasi secara general, masukkan analisis2 secara general,mulai
pengertian, data pentingnya aja. Tutup abstrak dg=oleh karena itu,jadi, dengan demikian.
Tegaskan lagi kalo hasil di isi udh jelas bgd dn dapat dipercaya dn dapat menyelesiakan
permasalahan.
BODY PAPER
Manfaat subjektif, tujuan objektif. Jumlah poin sama di ruusan masalah-tujuan-kesimpulan
(tergantung urgensitas)
TINJAUAN PUSTAKA
Urgensitas rendah. 4-5 sub. Tulis komponen2 yg sesuai bahasan paper dari judul.
Essay mempertimbangkan opini, kti full data. KTI lebih ke metode, essay embahasan
masalah, tapi juga menonjolkan metode dan inovasi, (essay focus masalah dukung inovasi-
kti inovasi dukung permasalahn)
Formulasi pembuaan rice paper. Penambahan bukan Cuma rice paper, penambahan elemen
Menipisnya bahan bakar fosil dengan pertumbuhan standar hidup yang cepat
menaikkan harga bahan bakar, dan dampaknya pada gas rumah kaca menarik
pengembangan bahan bakar terbarukan dan tidak berpolusi untuk menjanjikan energi
keamanan di seluruh dunia (Abnisa et al., 2014b; Mohanty et al., 2012; Zhang
et al., 2014). Bahan bakar alternatif diperoleh dari biomassa yang berbeda
sumber seperti biomassa selulosa, gula dan tanaman bertepung (edible
biomassa), dan tanaman yang mengandung minyak atau penghasil minyak (berbasis
trigliserida
biomassa) (Huber dan Corma, 2007; Shyamsundar et al., 2013). Di antara
ini, sumber berbasis trigliserida memainkan peran penting dalam biofuel
generasi (Doronin et al., 2013; Yu et al., 2013). Sumber daya ini
bersih dan terbarukan karena ketersediaannya, biodegradabilitas dan CO2
netralitas (Abnisa et al., 2014a; Taufiqurrahmi dan Bhatia, 2011).
Minyak jelantah (WCO) adalah salah satu sumber energi yang paling bijaksana
karena pembatasan penggunaan makanan, murah, ketersediaan dan kesesuaian untuk
produksi bahan bakar (Li et al., 2016). Sumber-sumber ini sederhana
diusir dari kafetaria dan berpotensi memainkan peran penting
dalam produksi biofuel. Penerapan WCO untuk produksi biofuel
mengatasi masalah lingkungan tentang pengobatan WCO,
tetapi juga menghasilkan energi bersih dan terbarukan saat digunakan sebagai bahan bakar
sumber (Wiggers et al., 2009). Apalagi jenis produksi biofuel
proses yang digunakan dengan bahan baku ini dapat memainkan peran utama dalam
menentukan
kelayakan finansial biofuel secara keseluruhan (Zhang et al., 2003). Saat ini,
penggunaan konversi termokimia seperti pirolisis, yang dapat dilakukan
baik retak termal (Iha et al., 2014; Kozliak et al., 2013; Kubátová
et al., 2011; Luo et al., 2010; Mangas et al., 2012; Şensöz dan Kaynar,
2006) atau perengkahan katalitik (Chew dan Bhatia, 2008; Dupain et al.,
2007; Maher dan Bressler, 2007; Ong dan Bhatia, 2010; Xu et al., 2013)
untuk mengubah WCO menjadi bahan bakar cair telah dikembangkan (Doronin et al.,
2013; Yu et al., 2013). Proses perengkahan katalitik adalah salah satunya
metode potensial dan, dianggap murah dalam hal
konsumsi energi untuk mengubah bahan baku menjadi fraksi yang lebih ringan dari rentang
didih garis gaso (Zhang et al., 2005). Perengkahan katalitik minyak nabati dengan katalis
heterogen selektif merupakan kandidat potensial untuk industrialisasi berbasis proses
terbarukan untuk meningkatkan hasil.
dan menurunkan biaya bahan bakar cair (Huber dan Corma, 2007; Mohanty
et al., 2014). Selain itu, katalis ini mudah dibuat ulang, didaur ulang
dan ramah lingkungan (Li et al., 2016). Produk yang diperoleh dari
perengkahan katalitik minyak nabati termasuk produk cair organik, gas,
kokas dan air (Abnisa et al., 2014a; Mohanty et al., 2014)