Anda di halaman 1dari 31

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

R
Nomor 1332 K/PID.SUS/2017

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara pidana khusus dalam tingkat kasasi telah memutuskan

do
gu sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:
Nama Lengkap : PHANG HOON CHING alias ACONG;
Tempat lahir : Johor;

In
A
Umur/tanggal lahir : 52 tahun / 19 Oktober 1963;
Jenis kelamin : Laki-laki;
ah

lik
Kebangsaan : Malaysia;
Tempat tinggal : Nomor 3, Jalan Kurnia 3, Taman Kurnia 86000,
Kluang Johor Malaysia / Jalan Molek, Taman
am

ub
Molek 81100, Johor Baru Malaysia;
Agama : Budha;
ep
k

Pekerjaan : Penjual minyak kelapa sawit di Malaysia;


Terdakwa ditahan dalam Rumah Tahanan Negara oleh :
ah

R
1. Penyidik sejak tanggal 01 Januari 2016 sampai dengan tanggal 20

si
Januari 2016 ;

ne
2. Perpanjangan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 21 Januari 2016 sampai
ng

dengan tanggal 29 Februari 2016 ;


3. Perpanjangan penahanan pertama oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak

do
gu

tanggal 01 Maret 2016 sampai dengan tanggal 30 Maret 2016 ;


4. Perpanjangan penahanan kedua oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak
In
tanggal 31 Maret 2016 sampai dengan tanggal 27 April 2016 ;
A

5. Penuntut Umum sejak tanggal 28 April 2016 sampai dengan tanggal 11


Mei 2016 ;
ah

lik

6. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 12 Mei 2016 sampai dengan


tanggal 10 Juni 2016 ;
m

ub

7. Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 11


Juni 2016 sampai dengan tanggal 09 Agustus 2016 ;
ka

8. Perpanjangan penahanan pertama oleh Ketua Pengadilan Tinggi sejak


ep

tanggal 10 Agustus 2016 sampai dengan 08 September 2016 ;


ah

9. Perpanjangan penahanan kedua oleh Ketua Pengadilan Tinggi sejak


R

tanggal 09 September 2016 sampai dengan 28 September 2016;


es
M

ng

on
gu

Hal. 1 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10. Hakim Pengadilan Tinggi sejak tanggal 29 September 2016 sampai

R
dengan 28 Oktober 2016;

si
11. Perpanjangan penahanan oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi sejak

ne
ng
tanggal 29 Oktober 2016 sampai dengan 27 Desember 2016;
12. Perpanjangan penahanan oleh Mahkamah Agung sejak tanggal 28
Desember 2016 sampai dengan tanggal 26 Januari 2017;

do
gu 13. Berdasarkan Penetapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia u.b
Ketua Kamar Pidana Nomor 1836/2017/S.537.Tah.Sus/PP/2017/MA

In
A
tanggal 12 April 2017 Terdakwa diperintahkan untuk ditahan selama 50
(lima puluh) hari, terhitung sejak tanggal 06 Maret 2017 ;
ah

14. Perpanjangan berdasarkan Penetapan Ketua Mahkamah Agung Republik

lik
Indonesia u.b Ketua Kamar Pidana Nomor
1837/2017/S.537.Tah.Sus/PP/2017/MA tanggal 12 April 2017, Terdakwa
am

ub
diperintahkan untuk ditahan selama 60 (enam puluh) hari, terhitung sejak
tanggal 25 April 2017 ;
ep
15. Perpanjangan pertama berdasarkan Penetapan Ketua Mahkamah Agung
k

Republik Indonesia u.b Ketua Kamar Pidana Nomor


ah

3734/2017/S.537.Tah.Sus/PP/2017/MA tanggal 02 Agustus 2017,


R

si
Terdakwa diperintahkan untuk ditahan selama 30 (tiga puluh) hari,
terhitung sejak tanggal 24 Juni 2017 ;

ne
ng

16. Perpanjangan kedua berdasarkan Penetapan Ketua Mahkamah Agung


Republik Indonesia u.b Ketua Kamar Pidana Nomor

do
gu

3735/2017/S.537.Tah.Sus/PP/2017/MA tanggal 02 Agustus 2017,


Terdakwa diperintahkan untuk ditahan selama 30 (tiga puluh) hari,
terhitung sejak tanggal 24 Juli 2017;
In
A

Terdakwa diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Barat


karena didakwa dengan dakwaan sebagai berikut:
ah

lik

DAKWAAN
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 2 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Primair

R
Bahwa ia Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong, pada hari Minggu

si
tanggal 27 Desember 2015 sekira pukul 05.00 WIB atau setidak-tidaknya pada

ne
ng
waktu lain dalam bulan Desember 2015 bertempat di Hotel Red Planet Kamar
Nomor 422 Kecamatan Sawah Besar, Pasar Baru Jakarta Pusat, berdasarkan
ketentuan Pasal 84 ayat (2) KUHAP Pengadilan Negeri Jakarta Barat

do
gu berwenang memeriksa dan mengadilinya karena tempat kediaman sebagian
besar saksi lebih dekat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Barat,

In
A
Percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika
dan Prekursor Narkotika, tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk
ah

dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli,

lik
menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I yang beratnya meliebihi 5
(lima) gram, perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
am

ub
- Berawal pada hari Senin tanggal 21 Desember 2015 sekira pukul 15.00 WIB
saksi Beny S Pandiangan bersama dengan saksi Prima Gunawan, saksi Azis
ep
Al Rais dan saksi Rudi Setyo Wardoyo selaku Sat. Narkoba Polres Metro
k

Jakarta Barat sedang melaksanakan observasi wilayah di Lokasari Kecamatan


ah

Tamansari Jakarta Barat, dimana pada saat itu saksi Beny S Pandiangan dan
R

si
tim mendapat informasi dari masyarakat yang tidak mau disebutkan
identitasnya, menginformasikan bahwa ada 2 (dua) 0rang laki-laki

ne
ng

berkwarganegaraan Malasyia sebagai pengedar narkotika jenis ekstasy di


daerah Lokasari Kecamatan Tamansari Jakarta Barat dengan ciri-ciri umur +

do
gu

43 tahun, tinggi badan 167 cm, berat badan + 85 kg dan berkulit putih yang
diketahui bernama Tor Eng Tart alias Gendut dan Phang Hoon Ching alias
Acong, atas informasi tersebut selanjutnya saksi Beny S Pandiangan dan tim
In
A

melakukan penyelidikan.
- Selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 26 Desember 2015 sekira
ah

lik

pukul 14.00 Wib saksi Beny S Pandiangan dan tim mendapat informasi lagi
bahwa Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong yang menjadi target operasi
m

ub

(TO) sedang berada di hotel ZEST kamar 601 Jalan Husein Sastranegara Kav. 1
Tangerang, selanjutnya saksi Beny S Pandiangan dan tim langsung menuju
ka

Hotel Zest kamar 601 Jalan Husein Sastra Negara Kav. 1 Tangerang, sekira
ep

pukul 16.00 Wib saksi Beny S Pandiangan dan tim sampai di Hotel Zest dan
ah

berhasil bertemu dengan Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong di kamar
R

Nomor 601 dan saat itu juga saksi Beny S Pandiangan dan tim memperlihatkan
es

surat tugas dari kepolisian dan langsung mengamankan Terdakwa Phang Hoon
M

ng

on
gu

Hal. 3 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ching alias Acong, setelah dilakukan introgasi terkait dengan keberadaan

R
narkotika jenis ekstasy yang akan diedarkan, Terdakwa mengatakan bahwa

si
narkotika jenis ekstasy tersebut disimpan oleh saksi Tor Eng Tart alias Gendut

ne
ng
sebanyak 140.000 butir untuk diedarkan di Lokasari Kecamatan Tamansari
Jakarta Barat dan Terdakwa juga mengakui bahwa ikut dalam mengedarkan
ekstasy tersebut dan ekstasy tersebut rencananya akan disimpan di Apartemen

do
gu Mediterani Kemayoran oleh saksi Tor Eng Tart alias Gendut, namun Terdakwa
tidak tahu keberadaan saksi Tor Eng Tart alias Gendut dan Terdakwa terakhir

In
A
kali bertemu dengan saksi Tor Eng Tart alias Gendut di Resotran Baku Teh
Lokasari Jakarta Barat.
ah

- Kemudian pada hari Minggu tanggal 27 Desember 2015 sekira

lik
pukul 02.00 Wib, informan kemabli menginformasikan kepada saksi Beny S
Pandiangan dan tim bahwa saksi Tor Eng Tart alias Gendut menginap di Hotel
am

ub
Red Planet Kamar Nomor 42 Kecamatan Sawah Besar Pasar Baru Jakarta
Pusat, atas informasi tersebut selanjutnya saksi Beny S Pandiangan dan tim
ep
langsung menuju hotel yang dimaksud dan tidak lama kemudian saksi Beny S
k

Pandiangan berhasil bertemu dengan saksi Tor Eng Tart alias Gendut dan
ah

seorang perempuan bernama Ooi Swee Liew alias Asoh (berkas perkara
R

si
terpisah) dan saat itu juga saksi Beny S Pandiangan memperlihatkan Suart
penangkapan terhadap saksi Tor Eng Tart alias Gendut, selanjutnya saksi Beny

ne
ng

S Pandiangan dan tim melakukan penggeledahan di kamar Hotel red Planet


Kamar Nomor 422, dari hasil penggeledahan tersebut saksi Beny S Pandiangan

do
gu

dan tim berhasil menemukan dan menyita barang bukti berupa: 72 bungkus
aluminium foil masing-masing berisikan plastik pembungkus yang seluruhnya
bersikan 72.000 butir narkotika jenis ekstasy yang berlogo LV warna merah
In
A

dalam koper besar warna hitam biru merk Polo Milano, 68 bungkus aluminium foil
masing-masing berisikan plastik pembungkus yang seluruhnya bersikan 68.000
ah

lik

butir narkotika jenis ekstasy yang berlogo Channel warna cokelat muda dalam
koper besar warna merah merk Polo, Keseluruhan barang bukti narkotika
m

ub

jenisekstasy tersebut sebanyak 140.000 butir dengan berat brutto 51,842 gram,
selain itu saksi Beny S pandiangan juga berhasil menyita barang bukti berupa: 2
ka

buah Handphone yakni 1 buah Nokia 1280 warna ungu dan 1 buah Samsung
ep

GTE1200t warna putih milik saksi Tor Eng Tart alias Gendut, 1 buah handphone
ah

Samsung SM-N9005 warna putih, 1 buah handphone Nokia RM-872 warna hitam
R

milik saksi Ooi Swee Liew Alias ASOH, 1 buah kartu ATM Maybank dengan
es
M

ng

on
gu

Hal. 4 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nomor Kartu 5491 8610 0850 3559, 1 buah ATM Hongleong Bank dengan

R
Nomor Kartu 4678 51383002 0215 milik Ooi Swee Liew alias Asoh;

si
- Kemudian saksi Tor Eng Tart alias Gendut dan Ooi Swee Liew alias

ne
ng
Asoh mengatakan bahwa Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong akan ikut
membantu dalam mengedarkan 140.000 butir narkotika jenis ekstasy tersebut
atas perintah dari Akau alias Ahong (DPO) dan saksi Ooi Swee Liew alias Asoh

do
gu mengakui mendapatkan uang akomodasi untuk membeli tiket pesawat dari
Malaysia ke Jakarta, serta penginapan dan makan dari Akau alias Ahong (DPO)

In
A
melalui rekeni milik saksi Ooi Swee Liew alias Asoh dan yang mengambil uang
akomodasi dari ATM saksi Ooi Swee Liew alias Asoh adalah saksi Tor Eng
ah

TART alias Gendut, selanjutnya saksi Prima Gunawan memperlihatkan Surat

lik
Perintah Penangkapan dan Penggeledahan terhadap Terdakwa Phang Hoon
Ching alias Acong, dalam penggeledahan tersebut saksi Prima Gunawan
am

ub
berhasil menyita barang bukti dari Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong
berupa 3 buah Handphone yakni 1 buah Nokia N8 warna silver, 1 buah Samsung
ep
SMG318HZ warna putih dan 1 buah Oppo R 830 warna hitam, setelah diintrogasi
k

kembali Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong dan saksi Tor Eng Tart alias
ah

Gendut mengakui bahwa tugasnya hanya mengantarkan narkotika jenis ekstasy


R

si
tersebut kepada pembeli apabila sudah ada perintah dari Akau alias Ahong
(DPO) dan saksi Tor Eng Tart alias Gendut mengakui akan mendapatkan upah

ne
ng

sebesar Ringgit Malaysia 40.000, sedangkan Terdakwa Phang Hoon Ching alias
Acong akan mendapatkan upah sebesar Ringgit Malaysia 3.000 dan saksi Ooi

do
gu

Swee Liew alias Asoh mengakui juga bahwa narkotika jenis ekstasy tersebut
diterima pada saat di Bandara Malaysia sebelum datang ke Jakarta dan Ooi
Swee Liew alias Asoh telah mendapatkan uang akomodasi sebesar Ringgit
In
A

Malaysia 5.000 dari Akau alias Ahong (DPO) yang telah masuk kedalam
rekening, atas kejadian tersebut selanjutnya Terdakwa Phang Hoon Ching alias
ah

lik

Acong bersama dengan saksi Tor Eng Tart alias Gendut dan saksi Ooi Swee
Liew alias Asoh berikut barang bukti dibawa ke Polres Metro Jakarta Barat guna
m

ub

pemeriksaan lebih lanjut;


- Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris
ka

Kriminalistik, dengan Nomor Lab 113/NNF/2016, tanggal 03 Februari 2016


ep

yang ditandatangani oleh Pemeriksa Vita Lunarti, S.Si, Dkk diperoleh


ah

kesimpulan bahwa barang bukti dengan Nomor 0044/2016/PF berupa 68


R

(enam puluh delapan) bungkus plastic klip masing-masing berisikan 1 (satu)


es

tablet warna cokelat muda (logo chanel) berdiameter 1,0 cm dan tebal 0,5 cm
M

ng

on
gu

Hal. 5 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan berat netto seluruhnya 24,6459 gram dan sisa barang bukti setelah

R
dilakukan pemeriksaan berjumlah 63 (enam puluh tiga) tablet dengan berat

si
netto 22,8337 gram dan barang bukti dengan nomor 0054/2016/PF berupa 72

ne
ng
(tujuh puluh dua) bungkus plastic klip masing-masing berisikan 1 (satu) tablet
warna merah (logo LV) berdiameter 1,0 cm dan tebal 0,5 cm dengan berat
netto seluruhnya 26,6314 gram dan sisa barang bukti setelah dilakukan

do
gu pemeriksaan berjumlah 67 (enam puluh tujuh) tablet dengan berat netto
24,7820 gram adalah benar mengandung MDMA, Caffeine dan Ketamine,

In
A
terdaftar dalam golongan I (satu) Nomor Urut 37 Lampiran Undang-Undang
RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
ah

- Bahwa dalam hal menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,

lik
menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan
Narkotika Golongan I yang beratnya melebihi 5 (lima) gram, para Terdakwa
am

ub
tidak mempunyai ijin dari pihak yang berwenang serta tidak ada kaitannya
dengan pekerjaan para Terdakwa;
ep
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
k

pasal 114 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang
ah

Narkotika;
R

si
Subsidiair
Bahwa ia Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong, pada hari Minggu

ne
ng

tanggal 27 Desember 2015 sekira pukul 05.00 WIB atau setidak-tidaknya pada
waktu lain dalam bulan Desember 2015 bertempat di Hotel Red Planet Kamar

do
gu

Nomor 422 Kecamatan Sawah Besar Pasar Baru Jakarta Pusat, berdasarkan
ketentuan Pasal 84 ayat (2) KUHAP Pengadilan Negeri Jakarta Barat
berwenang memeriksa dan mengadilinya karena tempat kediaman sebagian
In
A

besar saksi lebih dekat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Barat,
Percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika
ah

lik

dan Prekursor Narkotika, tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan,
menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman yang
m

ub

beratnya melebihi 5 (lima) gram, perbuatan para Terdakwa dilakukan dengan


cara sebagai berikut :
ka

- Berawal pada hari Senin tanggal 21 Desember 2015 sekira pukul 15.00 Wib
ep

saksi Beny S Pandiangan bersama dengan saksi Prima Gunawan, saksi


ah

Azis Al Rais dan saksi Rudi Setyo Wardoyo selaku Sat. Narkoba Polres
R

Metro Jakarta Barat sedang melaksanakan observasi wilayah di Lokasari


es

Kecamatan Tamansari Jakarta Barat, dimana pada saat itu saksi Beny S
M

ng

on
gu

Hal. 6 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pandiangan dan tim mendapat informasi dari masyarakat yang tidak mau

R
disebutkan identitasnya, menginformasikan bahwa ada 2 (dua) orang laki-

si
laki berkewarganegaraan Malasyia sebagai pengedar narkotika jenis ekstasy

ne
ng
di daerah Lokasari Kecamatan Tamansari Jakarta Barat dengan ciri-ciri umur
+ 43 tahun, tinggi badan 167 cm, berat badan + 85 kg dan berkulit putih yang
diketahui bernama Tor Eng Tart alias Gendut dan Phang Hoon Ching alias

do
gu Acong, atas informasi tersebut selanjutnya saksi Beny S Pandiangan dan tim
melakukan penyelidikan.

In
A
- Selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 26 Desember 2015 sekira
pukul 14.00 WIB saksi Beny S Pandiangan dan tim mendapat informasi lagi
ah

bahwa Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong yang menjadi target operasi

lik
(TO) sedang berada di hotel Zest kamar 601 Jalan Husein Sastranegara Kav. 1
Tangerang, selanjutnya saksi Beny S Pandiangan dan tim langsung menuju
am

ub
hotel Zest kamar 601 Jalan Husein Sastra Negara Kav. 1 Tangerang, sekira
pukul 16.00 Wib saksi Beny S Pandiangan dan tim sampai di Hotel ZEST dan
ep
berhasil bertemu dengan Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong di kamar
k

Nomor 601 dan saat itu juga saksi Beny S Pandiangan dan tim memperlihatkan
ah

surat tugas dari kepolisian dan langsung mengamankan Terdakwa Phang Hoon
R

si
Ching alias Acong, setelah dilakukan introgasi terkait dengan keberadaan
narkotika jenis ekstasy yang akan diedarkan, Terdakwa mengatakan bahwa

ne
ng

narkotika jenis ekstasy tersebut disimpan oleh saksi Tor Eng Tart Alias Gendut
sebanyak 140.000 butir untuk diedarkan di Lokasari Kecamatan Tamansari

do
gu

Jakarta Barat dan Terdakwa juga mengakui bahwa ikut dalam mengedarkan
ekstasy tersebut dan ekstasy tersebut rencananya akan disimpan di Apartemen
Mediterani Kemayoran oleh saksi Tor Eng Tart Alias Gendut, namun Terdakwa
In
A

tidak tahu keberadaan saksi Tor Eng Tart alias Gendut dan Terdakwa terakhir
kali bertemu dengan saksi Tor Eng Tart alias Gendut di Resotran Baku Teh
ah

lik

Lokasari Jakarta Barat;


- Kemudian pada hari Minggu tanggal 27 Desember 2015 sekira
m

ub

pukul 02.00 WIB, informan kemabli menginformasikan kepada saksi Beny S


Pandiangan dan tim bahwa saksi Tor Eng Tart alias Gendut menginap i Hotel
ka

Red Planet Kamar Nomor 42 Kecmatan Sawah Besar pasar Baru Jakarta Pusat,
ep

atas informasi tersebut selanjutnya saksi Beny S Pandiangan dan tim langsung
ah

menuju hotel yang dimaksud dan tidak lama kemudian saksi Beny S
R

Pandiangan berhasil bertemu dengan saksi Tor Eng Tart alias Gendut dan
es

seorang perempuan bernama Ooi Swee Liew alias Asoh (berkas perkara
M

ng

on
gu

Hal. 7 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terpisah) dan saat itu juga saksi Beny S Pandiangan memperlihatkan Suart

R
penangkapan terhadap saksi Tor Eng Tart alias Gendut, selanjutnya saksi Beny

si
S Pandiangan dan tim melakukan penggeledahan di kamar Hotel red Planet

ne
ng
Kamar Nomor 422, dari hasil penggeledahan tersebut saksi Beny S Pandiangan
dan tim berhasil menemukan dan menyita barang bukti berupa: 72 bungkus
aluminium foil masing-masing berisikan plastik pembungkus yang seluruhnya

do
gu bersikan 72.000 butir narkotika jenis ekstasy yang berlogo LV warna merah
dalam koper besar warna hitam biru merk Polo Milano, 68 bungkus aluminium

In
A
foil masing-masing berisikan plastik pembungkus yang seluruhnya bersikan
68.000 butir narkotika jenis ekstasy yang berlogo CHANNEL warna cokelat
ah

muda dalam koper besar warna merah merk Polo. Keseluruhan barang bukti

lik
narkotika jenisekstasy tersebut sebanyak 140.000 butir dengan berat
brutto51,842 gram, selain itu saksi Beny S pandiangan juga berhasil menyita
am

ub
barang bukti berupa: 2 buah Handphone yakni 1 buah Nokia 1280 warna ungu
dan 1 buah Samsung GTE1200t warna putih milik saksi Tor Eng Tart alias
ep
Gendut, 1 buah handphone Samsung SM-N9005 warna putih, 1 buah
k

handphone Nokia RM-872 warna hitam milik saksi Ooi Swee Liew alias Asoh, 1
ah

buah kartu ATM Maybank dengan Nomor Kartu 5491 8610 0850 3559, 1 buah
R

si
ATM Hongleong Bank dengan Nomor Kartu 4678 51383002 0215 milik Ooi
Swee Liew alias Asoh;

ne
ng

- Kemudian saksi Tor Eng Tart alias Gendut dan Ooi Swee Liew alias
Asoh mengatakan bahwa Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong akan ikut

do
gu

membantu dalam mengedarkan 140.000 butir narkotika jenis ekstasy tersebut


atas perintah dari Akau alias Ahong (DPO) dan saksi Ooi Swee Liew alias
ASOH mengakui mendapatkan uang akomodasi untuk membeli tiket pesawat
In
A

dari Malaysia ke Jakarta, serta penginapan dan makan dari Akau alias Ahong
(DPO) melalui rekeni milik saksi Ooi Swee Liew alias Asoh dan yang mengambil
ah

lik

uang akomodasi dari ATM saksi Ooi Swee Liew alias Asoh adalah saksi Tor Eng
Tart alias Gendut, selanjutnya saksi Prima Gunawan memperlihatkan Surat
m

ub

Perintah Penangkapan dan Penggeledahan terhadap Terdakwa Phang Hoon


Ching alias Acong, dalam penggeledahan tersebut saksi Prima Gunawan
ka

berhasil menyita barang bukti dari Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong
ep

berupa 3 buah Handphone yakni 1 buah Nokia N8 warmna silver, 1 buah


ah

Samsung SMG318HZ warna putih dan 1 buah Oppo R 830 warna hitam,
R

setelah diintrogasi kembali Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong dan saksi
es

Tor Eng Tart alias Gendut mengakui bahwa tugasnya hanya mengantarkan
M

ng

on
gu

Hal. 8 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
narkotika jenis ekstasy tersebut kepada pembeli apabila sudah ada perintah dari

R
Akau alias Ahong (DPO) dan saksi Tor Eng Tart alias Gendut mengakui akan

si
mendapatkan upah sebesar Ringgit Malaysia 40.000, sedangkan Terdakwa

ne
ng
Phang Hoon Ching alias Acong akan mendapatkan upah sebesar Ringgit
Malaysia 3.000 dan saksi Ooi Swee Liew alias Asoh mengakui juga bahwa
narkotika jenis ekstasy tersebut diterima pada saat di Bandara Malaysia

do
gu sebelum datang ke Jakarta dan Ooi Swee Liew alias Asoh telah mendapatkan
uang akomodasi sebesar Ringgit Malaysia 5.000 dari Akau alias Ahong (DPO)

In
A
yang telah masuk kedalam rekening, atas kejadian tersebut selanjutnya
Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong bersama dengan saksi Tor Eng Tart
ah

alias Gendut dan saksi Ooi Swee Liew alias Asoh berikut barang bukti dibawa

lik
ke Polres Metro Jakarta Barat guna pemeriksaan lebih lanjut;
- Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris
am

ub
Kriminalistik, dengan Nomor Lab 113/NNF/2016, tanggal 03 Februari 2016
yang ditandatangani oleh Pemeriksa Vita Lunarti, S.Si, Dkk diperoleh
ep
kesimpulan bahwa barang bukti dengan nomor 0044/2016/PF berupa 68
k

(enam puluh delapan) bungkus plastic klip masing-masing berisikan 1 (satu)


ah

tablet warna cokelat muda (logo chanel) berdiameter 1,0 cm dan tebal 0,5 cm
R

si
dengan berat netto seluruhnya 24,6459 gram dan sisa barang bukti setelah
dilakukan pemeriksaan berjumlah 63 (enam puluh tiga) tablet dengan berat

ne
ng

netto 22,8337 gram dan barang bukti dengan nomor 0054/2016/PF berupa 72
(tujuh puluh dua) bungkus plastic klip masing-masing berisikan 1 (satu) tablet

do
gu

warna merah (logo LV) berdiameter 1,0 cm dan tebal 0,5 cm dengan berat
netto seluruhnya 26,6314 gram dan sisa barang bukti setelah dilakukan
pemeriksaan berjumlah 67 (enam puluh tujuh) tablet dengan berat netto
In
A

24,7820 gram adalah benar mengandung MDMA, Caffeine dan Ketamine ,


terdaftar dalam golongan I (satu) nomor urut 37 Lampiran Undang-Undang RI
ah

lik

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;


- Bahwa dalam hal memiliki, menyimpan, menguasai, atau
m

ub

menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman yang beratnya melebihi 5


(lima) gram, para Terdakwa tidak mempunyai ijin dari pihak yang berwenang
ka

serta tidak ada kaitannya dengan pekerjaan para Terdakwa;


ep

Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam


ah

pasal 112 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang
R

Narkotika;
es

Mahkamah Agung tersebut ;


M

ng

on
gu

Hal. 9 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Membaca tuntutan pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

R
Jakarta Barat tanggal 15 September 2016 sebagai berikut :

si
1. Menyatakan Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong terbukti bersalah

ne
ng
melakukan tindak pidana “percobaan atau permufakatan jahat untuk tindak
pidana narkotika, yaitu tanpa hak atau melawan hukum, menawarkan untuk
dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli,

do
gu menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I dalam bentuk bukan
tanaman yang beratnya melebihi 5 gram sebagaimana diatur dan diancam

In
A
dalam Pasal 114 ayat (2) Jo Pasal 132 ayat (1) UURI Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika dalam dakwaan Primair;
ah

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong

lik
dengan pidana mati;
3. Menyatakan barang bukti berupa :
am

ub
 3 (tiga) buah handphone yaitu 1 (satu) buah Nokia N8 warna Silver, 1
(satu) buah Samsung SMG 318HZ warna putih dan 1 (satu) buah oppo
ep
R830 warna hitam, Dirampas untuk dimusnahkan;
k

4. Membebankan biaya perkara kepada Negara sebesar Rp5.000,00 (lima ribu


ah

rupiah);
R

si
Membaca putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor
771/Pid.Sus/2016/PN Jkt Brt tanggal 29 September 2016 yang amar

ne
ng

lengkapnya sebagai berikut :


1. Menyatakan Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong, telah terbukti secara

do
gu

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Permufakatan jahat


Tanpa Hak atau Melawan hukum menerima dan menjadi perantara
Narkotika Golongan I dalam bentuk bukan Tanaman yang beratnya melebihi
In
A

5 (lima) gram”;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana mati;
ah

lik

3. Memerintahkan agar Terdakwa tetap ditahan;


4. Memerintahkan barang bukti berupa 3 (tiga) buah handphone yang terdiri
m

ub

dari 1 (satu) buah Nokia N8 warna Silver, 1 (satu) buah Samsung SMG
318HZ warna putih dan 1 (satu) buah oppo R830 warna hitam, dirampas
ka

untuk dimusnahkan;
ep

5. Membebankan Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp5.000,00 (lima


ah

ribu rupiah);
R

es
M

ng

on
gu

Hal. 10 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Membaca putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor

R
376/PID.SUS/2016/PT.DKI tanggal 12 Januari 2017 yang amar lengkapnya

si
sebagai berikut :

ne
ng
- Menerima permintaan banding yang diajukan oleh Penuntut Umum dan
Terdakwa ;
- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 29

do
gu September 2016 Nomor : 771/Pid.Sus/2016/PN.Jkt.Brt yang dimintakan
banding tersebut;

In
A
- Memerintahkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
- Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam
ah

kedua tingkat pengadilan yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar

lik
Rp2.000,00 (dua ribu rupiah);
Mengingat Akta Permohonan Kasasi Nomor 7/Akta Pid/2017/PN.Jkt.Brt
am

ub
yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Jakarta Barat
yang menerangkan, bahwa pada tanggal 06 Maret 2017 Terdakwa mengajukan
ep
permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut ;
k

Memperhatikan memori kasasi tanpa tanggal dan memori kasasi


ah

tambahan tanggal 21 Maret 2017 dari Terdakwa sebagai Pemohon Kasasi


R

si
melalui Penasehat Hukumnya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 02
Maret 2017 yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Barat

ne
ng

pada tanggal 06 Maret 2017 ;


Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

do
gu

Menimbang bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah


diberitahukan kepada Terdakwa pada tanggal 22 Februari 2017 dan Terdakwa
mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 06 Maret 2017 serta memori
In
A

kasasinya telah diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada


tanggal 06 Maret 2017 dengan demikian permohonan kasasi beserta dengan
ah

lik

alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara


menurut undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal
m

ub

dapat diterima ;
Menimbang bahwa alasan-alasan permohonan kasasi yang diajukan
ka

oleh Pemohon Kasasi/Terdakwa pada pokoknya sebagai berikut :


ep

Bahwa Pengadilan telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang


ah

berlaku. Hakim (Judex Facti) tidak menerapkan sebagaimana mestinya


R

ketentuan Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
es

Narkotika yang dijatuhkan kepada Pemohon Kasasi.


M

ng

on
gu

Hal. 11 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2.1. Bahwa Hakim (Judex Facti) pada tingkat pertama yang dikuatkan pada

R
tingkat banding memutuskan telah terbukti secara sah dan meyakinkan

si
bersalah melakukan tindak pidana "melakukan permupakatan jahat

ne
ng
tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli narkotika
golongan I jenis bukan tanaman beratnya melebihi 5 (lima) gram";

do
gu 2.2. Bahwa putusan Majelis Hakim tersebut didasarkan pada Pasal 114 ayat
(2) Undang-Undang Narkotika yang menyatakan "Dalam hal perbuatan

In
A
menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara dalam
jual beli, menukar, menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I
ah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalam bentuk tanaman

lik
beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon
atau dalam bentuk bukan anaman beratnya 5 (lima) Gram, pelaku
am

ub
dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau
pidana penjara paling singkat 6 (enam) tahundan paling lama 20 tahun
ep
dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
k

ditambah 1/3 (sepertiga);


ah

2.3. Bahwa dalam amar putusannya Pengadilan Negeri Jakarta Barat yang
R

si
dikuatkan oleh Putusan Pengadila Tinggi DKI, dinyatakan "Terdakwa
Phang Hoon Ching alias Acong terbukti secara sah dan meyakinkan

ne
ng

bersalah melakukan tindak pidana "Permupakatan jahat tanpa hak atau


melawan hukum menerima dan menjadi perantara dalam jual beli

do
gu

Narkotika Golongan I bukan tanaman yang beratnya melebihi 5 (lima)


gram;
Padahal kenyataannya, sesuai fakta persidangan, Terdakwa / pemohon
In
A

Kasasi sama sekali tidak pernah menerima dan menjadi perantara


dalam jual beli Narkotika Golongan I yang dituduhkan kepadanya;
ah

lik

Yang menerima barang bukti tersebut adalah Tor Eng Tart alias Gendut
dari seseorang di kawasan Kapuk, Jakarta Barat dan menjadi perantara
m

ub

dalam jual beli Narkotika tersebut antara pemilik sesungguhnya adalah


Sdr Akau Alias Ahong di Kuala Lumpur Malaysia dengan upah RM.
ka

40.000 berikut biaya transfortasi, akomodasi dan konsumsi selama


ep

melaksanakan perintah tersebut. Setelah diterima barang bukti tersebut


ah

dibawa dan disimpan di kamar tempatnya menginap di kamar Nomor


R

422 Hotel Red Planet di Kecamatan Sawah Besar, Pasar Baru, Jakarta
es

Pusat. Atas perbuatan tersebut Tor Eng Tart alias Gendut telah dijatuhi
M

ng

on
gu

Hal. 12 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat dalam perkara

R
nomor 770/Pid.Sus/2016/PN.Jkt.Brt;

si
2.4. Bahwa sedangkan Terdakwa/Pemohon Kasasi menginap di Hotel Zest

ne
ng
kamar 601 Jalan Husen Sastranegara Kav. 1 Tangerang, Banten yang
pada saat ditangkap tidak ditemukan barang bukti narkotika sama
sekali;

do
gu 2.5. Bahwa Terdakwa/Pemohon Kasasi sama sekali tidak mengenal dan
tidak pernah bertemu serta tidak pernah dijanjikan upah apapun oleh

In
A
Sdr Akau alias Ahong selaku Bandar atau Pemilik barang bukti yang
ditemukan di kamar hotel tempat Tor Eng Tart alias Gendut menginap;
ah

2.6. Bahwa Terdakwa memang benar bersahabat dengan Tor Eng Tart Alias

lik
Gendut dan sama-sama berkewarganegaraan Malaysia. Namun
keberadaan Terdakwa/Pemohon Kasasi dan Tor Eng Tart di Jakarta
am

ub
adalah dengan maksud dan tujuan yang berbeda;
- Terdakwa/Pemohon Kasasi datang ke Jakarta dengan tujuan
ep
menemui ahli pengobatan sinshe untuk mengobati kakinya serta
k

berusaha mencari familinya yang ada di Indonesia;


ah

- Sedangkan Tor Eng Tart alias Gendut datang ke Jakarta atas


R

si
perintah Akau alias Ahong menemui seseorang di suatu tempat yang
kemudian diketahui di kawasan Kapuk dengan maksud menerima

ne
ng

barang bukti narkotika untuk diserahkan kepada seseorang yang


belum disebutkan oleh Akau alias Ahong karena keburu tertangkap

do
gu

oleh petugas;
2.7. Bahwa meskipun sama-sama berada di Jakarta, namun
Terdakwa/Pemohon Kasasi sama sekali tidak tau dimana Tor Eng Tart
In
A

alias Gendut menginap dan juga sama sekali tidak tau bahwa Tor Eng
Tart alias Gendut menjadi "Perantara Jual beli Narkotika", hanya karena
ah

lik

Tor Eng Tart alias Gendut kehabisan uang dan mau meminjam kepada
Terdakwa/Pemohon Kasasi, maka Terdakwa/Pemohon Kasasi pun
m

ub

meminjamkan uang sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah); Oleh


karena itu ketika digrebek di hotel tempatnya menginap, disamping tidak
ka

ditemukan sebutir pun narkotika jenis ekstasy, Terdakwa/Pemohon


ep

Kasasi juga tidak dapat menunjukkan dimana tempat Tor Eng Tart alias
ah

Gendut;
R

2.8. Bahwa sesuai pengakuannya di persidangan, Terdakwa/Pemohon


es

Kasasi telah mengalami siksaan pisik dan mental dengan cara dipukul,
M

ng

on
gu

Hal. 13 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diseterum kemaluannya, serta dimasukkan moncong pistol ke mulutnya

R
agar mengakui bahwa ia terlibat dalam bisnis narkotika tersebut

si
bersama-sama dengan Tor Eng Tart alias Gendut, berkenaan dengan

ne
ng
ini Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat berkenan
memerintahkan Jaksa Penuntut Umum untuk menghadapkan Saksi
Verbalisan. Dan tentu saja Saksi Verbal menyangkal seraya

do
gu mengatakan bahwa pemeriksaan dijalankan sesuai prosedur dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;

In
A
2.9. Bahwa kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa/Pemohon Kasasi telah
pula didatangi oleh Pengacara dari Kuala Lumpur Malaysia serta telah
ah

pula menemui Terdakwa/Pemohon Kasasi bersama kami di Penjara

lik
Cipinang selanjutnya mereka mendatangi Kedutaan Besar Malaysia di
Jakarta untuk mohon perlindungan atas persoalan hukum yang
am

ub
menimpa warganegara mereka. Namun sepertinya pihak kedutaan
Besar Malaysia sangat menghargai kebebasan hakim dan percaya
ep
bahwa keadilan pasti akan ditegakkan sehingga tidak mau melakukan
k

intervensi dan mempercayakan sepenuhnya pada sistim peradilan di


ah

Indonesia yang pasti akan memberikan keputusan yang seadil-adilnya.


R

si
Menurut para Pengacara dari Kuala Lumpur tersebut, berita ini telah
pula tersebar di media Malaysia;

ne
ng

3. Bahwa Majelis Hakim (Judex Facti) salah menerapkan atau melanggar


hukum yang berlaku dengan memutus perkara tanpa melihat keabsahan alat

do
gu

bukti yang telah disampaikan oleh Penuntut Umum;


Pasal 183 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana menyatakan "Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada
In
A

sesorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang


sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi
ah

lik

dan bahwa Terdakwalah yang bersalah melakukannya".


3.1. Bahwa untuk memperoleh keyakinan dalam memberikan putusan,
m

ub

Hakim harus memperhatikan barang bukti yang menjadi alat bukti


"surat" yang diajukan dalam persidangan sehingga dalam mengambil
ka

keputusan berdasarkan keyakinan yang diperoleh dari alat bukti yang


ep

diajukan;
ah

a. Dalam perkara ini barang bukti berupa Narkotika jenis ekstasy


R

sebanyak 140.000 dengan berat brutto 51.842 kilogram, yang


es

ditemukan di kamar Saksi Tor Eng Tart yang telah dijatuhi hukuman
M

ng

on
gu

Hal. 14 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mati dalam perkara Nomor 770/Pid.sus/ Jkt. Brt. Sementara barang

R
bukti yang telah dijadikan alat bukti "Surat" tersebut sama sekali

si
tidak ada hubungannya dengan Terdakwa / Pemohon Kasasi;

ne
ng
b. Para Saksi penangkap dari petugas kepolisian Subnit 1 Unit 1 Sat
Res Narkoba Polres Metro Jakarta Barat yang terdiri dari Saksi
Benny S. Pandiangan bersama Saksi Prima Gunawan, Saksi Azis

do
gu AI Rais, dan Saksi Rudy Setyo Wardoyo, SH. yang dipimpin oleh
IPTU Noviar Anindhita selaku Kasubnit I Unit I Sat Res Narkotika

In
A
Polres Metro Jakarta Barat mengakui bahwa tidak menemukan
barang bukti narkotika sama sekali ketika melakukan
ah

penggerebekan dan penangkapan terhadap Terdakwa/Pemohon

lik
Kasasi di Hotel Zest kamar 601 Jalan Husen Sastranegara Kav. 1
Tangerang, Banten. Namun setelah memperoleh informasi dari
am

ub
masyarakat tentang keberadaan Tor Eng Tart alias Gendut di hotel
Red Planet kamar nomor 422 di Kecamatan Sawah Besar Pasar
ep
Baru Jakarta Pusat, Terdakwa/Pemohon Kasasi juga dibawa oleh
k

petugas ke alamat tersebut;


ah

3.2. Bahwa Majelis Hakim (Judex Facti) tidak memperhatikan keterangan


R

si
saksi, dan keterangan Terdakwa yang menyatakan :
a. Bahwa Saksi Penangkap sama sekali tidak menemukan barang

ne
ng

bukti narkotika jenis ekstasy pada saat melakukan penangkapan


terhadap Terdakwa/Pemohon Kasasi.

do
gu

b. Bahwa Saksi pelaku utama Tor Eng Tart dan Istrinya yang ikut satu
kamar dengannya, 001 Swee Liew alias Asoh juga telah
membantah keterlibatan Terdakwa/Pemohon Kasasi atas Bisnis
In
A

narkotika yang dilakukan oleh Tor Eng Tart sebagai orang suruhan
dari Akau alias Ahong di Malaysia;
ah

lik

c. Bahwa Terdakwa/Pemohon Banding telah menyatakan bahwa ia


sama sekali tidak mengenal dan tidak pernah bertemu serta tidak
m

ub

pernah diperintahkan baik dengan atau tanpa diupah oleh Akau


alias Ahong selaku Bandar atau Pemilik Barang Bukti yang
ka

berada di Malaysia. Serta tidak terlibat dan tidak mengetahui bisnis


ep

narkotika yang dilakukan oleh Tor Eng Tart;


ah

3.3. Bahwa Judex Facti telah mengabaikan fakta bahwa selama masa
R

persidangan tidak seorang pun saksi yang melihat sendiri, mendengar


es

sendiri, dan mengalami sendiri sehingga dapat dijadikan alat bukti saksi
M

ng

on
gu

Hal. 15 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang membenarkan adanya perbuatan Terdakwa/pemohon

R
kasasi;

si
a. Yang dijadikan saksi dalam perkara ini adalah Petugas yang

ne
ng
menangkap Terdakwa/pemohon kasasi yang pada saat melakukan
penangkapan justru tidak menemukan sebutir pun barang bukti
narkotika jenis ekstasi, apalagi menyaksikan perbuatan Terdakwa

do
gu melakukan perbuatan yang dituduhkan, sehingga kesaksian para
petugas yang menangkap Terdakwa/pemohon kasasi sangat jelas

In
A
terlalu dipaksakan dan tidak sesuai dengan ketentuan persyaratan
saksi yang sah menurut KUHAP;
ah

b. Saksi yang terlibat langsung dalam perkara ini yaitu Tor Eng Tart

lik
dan istrinya 001 Swee Liew alias Asoh justru dalam persidangan
telah menyangkal keterlibatan Terdakwa/pemohon kasasi dalam
am

ub
perkara ini karena memang sesungguhnya Terdakwa/pemohon
kasasi sama sekali tidak tau dan tidak terlibat sama sekali dengan
ep
bisnis narkotika yang dilakukan oleh saksi Tor Eng Tart yang telah
k

dijatuhi hukuman Mati;


ah

3.4. Bahwa kesimpulan Judex Facti yang menyatakan bahwa


R

si
Terdakwa/Pemohon Kasasi telah terbukti secara sah dan meyakinkan
melakukan perbuatan permupakatan jahat dan seterusnya terlihat

ne
ng

dengan jelas sangat dipaksakan. Karena disamping tidak ada satu pun
saksi yang melihat sendiri Terdakwa/pemohon Kasasi melakukan

do
gu

perbuatan tersebut, Terdakwa/pemohon kasasi sama sekali tidak


mengenal dan tidak pernah berjumpa dengan pemilik barang bukti
narkotika jenis ekstasy di Malaysia yang memerintahkan Saksi Tor Eng
In
A

Tart untuk melaksanakan bisnis narkotikanya di Jakarta. Sehingga


permufakatan jahat tersebut sesungguhnya tidak pernah ada antara
ah

lik

pihak yang terlibat dengan tindak pidana narkotika aquo dengan


Terdakwa/Pemohon Kasasi
m

ub

I. Latar belakang diajukan Kasasi oleh Terdakwa Phang Hoon Ching alias
Acong;
ka

Bahwa, dahulu kala kekaisaran Romawi St. Agustinus dan St. Thomas
ep

Aquinas menganggap bahwa Negara dapat melakukan hukuman mati demi


ah

untuk tercapainya kesejahteraan rakyat bersama dengan pertimbangan


R

hukuman mati sebagai sebuah jalan untuk mencegah kejahatan dan


es

penilaian melindungi pihak-pihak yang tidak bersalah (innocence), namun


M

ng

on
gu

Hal. 16 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kemudian dalam buku Ensiklik Evangelium Vitae (EV) 56 terbitan tahun

R
1995 menjelaskan Bahwa kondrat dan tingkat hukuman (The Nature and

si
Extent of the Punishment) harus dengan hati–hati dievaluasi dan

ne
ng
diputuskan dan tidak boleh dilaksanakan sampai ekstrem dengan
pembunuhan narapidana kecuali dalam kasus-kasus keharusan yang
absolut dengan kata lain ketika sudah tidak mungkin lagi untuk

do
gu melaksanakan hal lain untuk membela masyarakat luas;
Bahwa, sejak zaman Nabi Muhammad S.A.W. telah mempropagandakan

In
A
hak azasi manusia untuk kehidupan umat manusia sampai dengan adanya
Magna Carta 1215 yang dibuat oleh Raja Inggris pada tahun 1215 sebagai
ah

sumber dari pada segala sumber hukum yang menjunjung tinggi hak azasi

lik
manusia diatas segalanya dan kemudian sebagai pedoman Deklarasi
Universal Hak Azasi Manusia (Universal Declarations of Human Rights)
am

ub
yang menegaskan bahwa penerapan hukuman mati digolongkan sebagai
bentuk hukuman yang kejam dan tidak manusiawi disamping melanggar
ep
pasal 3 Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia, yang berbunyi ”Setiap
k

orang mempunyai hak atas penghidupan, kemerdekaan dan keselamatan


ah

seseorang”, sesuai dengan Pasal 4 Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999


R

si
tentang Hak Azasi Manusia. Jaminan ini dipertegas pula dengan Pasal 6
ayat (1) dan Pasal 7 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik

ne
ng

(International Covenant on Civil and Political Rihgts/ICCPR), sekaligus


dikuatkan lagi oleh Protokol Opsional Kedua (Second Optional Protocol)

do
gu

atas Perjanjian Internasional mengenai hak-hak Sipil dan Politik Tahun 1989
tentang Penghapusan Hukuman Mati, demikian pula oleh Paus Paulus VI
pada Tahun 1969 hukuman mati secara resmi dihapus !;
In
A

Bahwa, hingga kini ada 148 (seratus empat puluh delapan) Negara yang
sudah menghapus hukuman mati dan secara perincian 97 (Sembilan puluh
ah

lik

tujuh) Negara menghapus hukuman mati untuk seluruh kejahatan dan 8


(delapan) Negara menghapus hukuman mati untuk kejahatan biasa serta
m

ub

yang melakukan moratorium (de facto) tidak menerapkan sebanyak 43


(empat puluh tiga) Negara, antara lain sejak kampanye global untuk
ka

melenyapkan hukuman mati yang dimulai di Italia pada 15 (lima belas)


ep

tahun yang lalu, separoh Negara di dunia telah menerapkannya hari ini;
ah

Gerakan ini mengampanyekan “welas asih” terhadap hidup manusia dengan


R

mengedarkan sebuah larangan total yang universal. Italia telah meminta


es

dukungan dari Negara-negara lain untuk mendukung proposal ini ditingkat


M

ng

on
gu

Hal. 17 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam Kongres Dunia Ketiga yang

R
menentang hukuman mati pada tanggal 1 - 3 Februari 2007 di Paris;

si
Dengan demikian jelas senyatanya semua ajaran agama yang berpedoman

ne
ng
kepada Tuhan Yang maha Esa menjunjung tinggi hak penghidupan,
kemerdekaan dan keselamatan setiap manusia dimuka bumi ini;
Apalagi jika harus menghukum mati seseorang yang senyatanya tidak

do
gu bersalah (innocence), betapa sesatnya akal dan fikiran orang yang telah
merampas dengan paksa nyawa seseorang yang tidak bersalah

In
A
(innocence), ini tidak ada bedanya dengan pembunuhan kejam, demikian
pula halnya dengan hukuman mati terhadap pemohon Kasasi atas nama
ah

Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong;

lik
Bahwa, fakta hukum Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
am

ub
1. Bahwa, Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong, warga negara
Malaysia adalah seorang yang berkelakuan baik, yang mempunyai
ep
pekerjaan dan penghasilan tetap di negaranya, yaitu sebagai suplier
k

minyak sawit ke Negara China;


ah

2. Bahwa, Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong selama hidupnya


R

si
belum pernah bersentuhan dengan Narkoba dan/atau melakukan
pelanggaran hukum apapun dan belum pernah dihukum;

ne
ng

3. Bahwa, pada tahun 2014 Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong
menderita sakit kelainan tulang pada kaki kiri sebagaimana Medical

do
gu

Record (terlampir);
4. Bahwa, Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong pertama kali
datang ke Indonesia pada tahun 2014 yaitu berobat kaki kiri yang
In
A

menderita cacat, dengan metode terapi pijat untuk beberapa hari, dan
hasil terapi pijat tersebut sakit kaki kiri berangsur sembuh;
ah

lik

5. Bahwa, pada tahun 2015 Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong
menderita sakit tulang pada kaki kanannya, sehingga berencana untuk
m

ub

melakukan pengobatan lagi di Indonesia; Terdakwa datang pada


tanggal 23 Desember 2015 datang di Indonesia dengan menumpang
ka

pesawat Malaysian Airline, selanjutnya menginap di Hotel Zets kamar


ep

601 Jalan Husen Sastranegara Kav. 1 Tangerang;


ah

6. Bahwa, pada tanggal 25 Desember 2015 sekitar jam 15.30 WIB.,


R

Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong menerima telephon dari


es

seorang temannya yang bernama Go Inda pada HP yang bernomer


M

ng

on
gu

Hal. 18 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Malaysia yang dikira Terdakwa berada di Malaysia; Selanjutnya

R
setelah dijelaskan bahwa Terdakwa berada di Indonesia, penelepon

si
tersebut mengatakan juga berada di Indonesia, dan mengatakan ingin

ne
ng
meminjam uang sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah);
7. Bahwa, pada tanggal 26 Desember 2015, Terdakwa Phang Hoon
Ching alias Acong ditangkap oleh Polisi Satuan Resese Narkoba

do
gu Polda Metro Jaya, yang sebelumnya telah menangkap Go Inda yang
kemudian diketahui bernama Tor Eng Tart alias Gendut yang

In
A
menginap di Hotel Red Planet di Kecamatan Sawah Besar kamar 422,
bersama isterinya yang bernama Ooi Swee Liew alias Asoh, yang
ah

didalam kamarnya tersebut diketemukan Narkoba jenis ekstasi seberat

lik
52, 842 Kg = 140.000 butir, yang menurut keterangan Tor Eng Tart
alias Gendut adalah milik dari Bos-nya yang bernama Akkau alias
am

ub
Ahong yang berada di Malaysia;
8. Bahwa, selama 2 (hari) Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong di
ep
Hotel tempat menginap disekap oleh Polisi yang menangkapnya, diikat
k

pada kursi, lalu disiksa dengan cara dipukui mukanya dan badannya,
ah

ditodong pistol, pucuk pistol dimasukkan kedalam mulut dan ditodong


R

si
pistol dipelipisnya, dilakban matanya, dan siksaan yang membuat
menderita, yang tujuannya agar Terdakwa Phang Hoon Ching alias

ne
ng

Acong mengakui bahwa Narkoba jenis ekstasi seberat 52, 842 Kg =


140.000 butir yang disita dari Tor Eng Tart alias Gendut adalah milik

do
gu

Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong;


9. Bahwa, karena tidak kuat mengalami siksaan fisik maka Terdakwa
Phang Hoon Ching alias Acong dengan terpaksa mengakui bahwa
In
A

barang Narkoba jenis ekstasi seberat 52, 842 Kg = 140.000 butir


yang disita dari Tor Eng Tart alias Gendut adalah milik Terdakwa
ah

lik

Phang Hoon Ching Alias Acong yang padahal fakta sebenarnya


adalah milik Akau alias Ahong yang berada di Malaysia;
m

ub

10. Bahwa, selanjutnya pada tanggal 28 Desember 2015 Terdakwa Phang


Hoon Ching alias Acong, dibawa ke Polda Metro Jaya untuk di lakukan
ka

pemeriksaan (Berita Acara Pemeriksaan), selanjutnya diserahkan


ep

kepada Kejaksaan Negeri Jakarta Barat, kemudian disidangkan pada


ah

Pengadilan Negeri Jakarta Barat;


R

11. Bahwa, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat yang


es

memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa Phang Hoon Ching alias


M

ng

on
gu

Hal. 19 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Acong telah menjatuhkan hukuman “mati”, putusan mana telah

R
dikuatkan oleh Majelis Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi DKI Jakarta,

si
yang menguatkan putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta

ne
ng
Barat, yang dengan demikian juga menghukum dengan hukuman
pidana “mati” terhadap Terdakwa Phang Hoon Ching Alias Acong,
sebagaimana putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tanggal 12

do
gu Januari 2017 Nomor 376/Pid.Sus/2016/PT.DKI Jo. putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor 771/Pid.Sus/

In
A
2016/PN.Jkt.Brt., tanggal 29 September 2016;
12. Bahwa, fakta hukum perkara a quo yang menempatkan Terdakwa
ah

Phang Hoon Ching Alias Acong, hanya dengan keterangan Tor Eng

lik
Tart alias Gendut yang tidak konsisten, dilain pihak menerangkan
bahwa Narkoba jenis ekstasi seberat 52, 842 Kg = 140.000 butir yang
am

ub
disita dari Tor Eng Tart alias Gendut adalah milik Bosnya yang
bernama Akau alias Ahong, tetapai dipihak lain menerangkan bahwa
ep
Narkoba jenis ekstasi seberat 52, 842 Kg = 140.000 butir yang disita
k

dari Tor Eng Tart alias Gendut adalah milik milik Terdakwa Phang
ah

Hoon Ching alias Acong, yang berarti tidak ada kepastian hukum;
R

si
13. Bahwa, Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong, telah mengalami
siksaan yang hebat dan menyakitkan yang dilakukan oleh Polisi yang

ne
ng

menangkapnya dan dipaksa untuk mengakui bahwa telah memiliki


Narkoba jenis ekstasi seberat 52, 842 Kg = 140.000 butir yang disita

do
gu

dari Tor Eng Tart alias Gendut;

II. Keberatan–keberatan terhadap penerapan hukum putusan Pengadilan


In
A

Tinggi DKI Jakarta tanggal 12 Januari 2017 Nomor 376/


Pid.Sus/2016/PT.DKI Jo. putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor
ah

771/Pid.Sus/2016/PN.Jkt.Brt., tanggal 29 September 2016;


lik

1. Bahwa sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Mr. M. Trapman, sebagai


berikut “Het standput van de verdachte karateriseerde hij alls
m

ub

subjectieve beoordeling van een subjectieve positie, datdat van de


raadsman als de objectieve beoordeling van een subjectieve positie,
ka

ep

dan van de openbare ministerie als de subjectieve beoordeling van


een objectieve positie, dat van de rechter als de objectieve beoordeling
ah

van een objectieve beoordeling van een objectieve positie” Yang dapat
R

diterjemahkan “Bahwa Terdakwa mempunyai pertimbangan yang


es
M

subyektif dalam posisi yang subyektif, Penasehat Hukum mempunyai


ng

on
gu

Hal. 20 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pertimbangan yang obyektif dalam posisi yang subyektif, Penuntut

R
Umum mempunyai pertimbangan yang subyektif dalam posisi yang

si
obyektif, sedangkan hakim mempunyai pertimbangan yang obyektif

ne
ng
dalam posisi yang obyektif pula” (Prof. Mr. Van Bemmelen, “Leerboek
van het Ned. Strafprocesrecht”, hal. 132, 6 e herziene druk). Bahwa
dengan demikian, sudah sewajarnya apabila kami mempunyai

do
gu perbedaan pendapat dan perbedaan pertimbangan dengan saudara
Jaksa/Penuntut Umum maupun Majelis Hakim, dalam memandang

In
A
perbuatan materiil dalam perkara ini;
2. Bahwa, mohon dipertimbangkan pula bahwa pidana hukuman mati
ah

adalah bertentangan dengan UUD R.I. 1945; bahwa hukuman mati

lik
bertentangan dengan filosofi pemidanaan di Indonesia; bahwa
hukuman mati merupakan suatu bentuk penghukuman yang kejam
am

ub
dan merendahkan martabat manusia, serta penambahan hukuman
bertentangan dengan fungsi Mahkamah Agung RI yang hanya
ep
bertugas mengoreksi penerapan hukum oleh Pengadilan Pertama dan
k

Kedua, sebagai berikut :


ah

(1). Hukuman Mati Bertentangan dengan UUD RI 1945. Hukuman


R

si
mati bertentangan dengan Pasal 281 ayat (4) UUD 1945 yang
berbunyi sebagai berikut (4) “Perlindungan, pemajuan,

ne
ng

penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah


tanggung jawab Negara, terutama pemerintah”. “1. Sudah

do
gu

menjadi pengetahuan di kalangan para ahli hukum bahwa


Criminal Justice System is not infallible. Sistem peradilan pidana
tidaklah sempurna. Peradilan pidana dapat saja keliru dalam
In
A

menghukum orang-orang yang tidak bersalah. Polisi, jaksa


penuntut umum, maupun hakim adalah juga manusia yang bisa
ah

lik

saja keliru ketika menjalankan tugasnya. Berkaitan dengan


hukuman mati maka kekeliruan tersebut dapat berakibat fatal
m

ub

karena penerapan hukuman mati bersifat irreversible. Orang


yang telah dieksekusi mati tidak dapat dihidupkan lagi walaupun
ka

di kemudian hari diketahui bahwa yang bersangkutan tidak


ep

bersalah; 2. Ketidaksempurnaan system peradilan pidana


ah

merupakan suatu keniscayaan karena ia merupakan “hasil


R

karya manusia”. Bahkan di Negara maju sekalipun seperti


es

Amerika, kegagalan system pidana, untuk tidak menghukum


M

ng

on
gu

Hal. 21 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
orang yang tidak bersalah, cukup sering terjadi. Menurut Staff

R
Report, House Judiciary Subcommitte on Civil & Constitutional

si
Right, Oct 1993 (dengan update dari Death Penalty Information

ne
ng
Centre), sejak tahun 1973, lebih dari 120 (seratus dua puluh)
orang yang menunggu eksekusi hukuman mati dibebaskan
karena ditemukan bukti bahwa ternyata mereka sama sekali

do
gu tidak bersalah. 3. Kegagalan system hukum pidana untuk tidak
menghukum orang yang tidak bersalah juga terjadi di Indonesia,

In
A
misalnya pada kasus Sengkon dan Karta di tahun 1974. Pada
kasus ini Sengkon dan Karta masing-masing telah divonis
ah

bersalah atas tindak pidana perampokan disertai pembunuhan.

lik
Ketika sedang menjalani hukumannya, pembunuh yang
sebenarnya mengakui perbuatannya. Sengkon dan Karta
am

ub
kemudian mengajukan Peninjauan Kembali dan dikabulkan oleh
Mahkamah Agung. Apa yang terjadi misalnya kalau Sengkon
ep
dan Karta divonis dengan hukuman mati dan hukuman tersebut
k

telah dieksekusi ? Apa yang terjadi seandainya pembunuh yang


ah

sebenarnya tidak mengakui perbuatannya ? 4. Peristiwa yang


R

si
serupa dengan kasus Sengkon dan Karta terulang kembali di
Bekasi. Peristiwa tersebut digambarkan oleh Tajuk Rencana

ne
ng

Harian Kompas, tanggal 7 Juli 2006 sebagai berikut Tragedi


kehidupan yang dialami Sengkon dan karta pada tahun 1974

do
gu

begitu menyentuh hati. Siapa nyana 32 tahun kemudian


peristiwa serupa terulang lagi. Pada tahun 2002 Budi Hardjono
dipaksa aparat Kepolisian Resort Metropolitan Bekasi untuk
In
A

mengaku bahwa dirinyalah yang membunuh ayahnya, Ali Harta


Winata, menyusul adanya kasus pembunuhan terhadap pemilik
ah

lik

Toko Material Trubus itu. Ibunya, Sri Eni, dan pembantu rumah
tangga, Ningsih, dipaksa juga untuk membenarkan skenario
m

ub

yang dibuat oleh polisi. Enam bulan Budi harus mendekam di


dalam penjara dengan segala perlakuan buruk yang harus ia
ka

terima. Beruntung kebenaran akhirnya tiba juga. Pembunuh


ep

yang sebenarnya tertangkap oleh polisi sehingga berakhirlah


ah

penderitaan Budi. 5. Peristiwa yang menimpa Sengkon – Karta


R

dan Budi Hardjono merupakan suatu contoh bahwa sistem


es

peradilan pidana tidaklah immune terhadap kesalahan. Pada


M

ng

on
gu

Hal. 22 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kedua kasus tersebut, mereka kemudian dibebaskan. Namun,

R
pada kasus hukuman mati yang telah dieksekusi, kelemahan ini

si
menjadi fatal, karena hukuman mati bersifat irreversibel. Orang

ne
ng
yang telah dieksekusi tidak dapat dihidupkan kembali. 6.
Pemerintah yang walaupun mengetahui tentang kelemahan
system hukum pidana dan irreversibilitas dari hukuman mati,

do
gu namun tidak mengambil tindakan untuk menghapus hukuman
mati (dan misalnya menggantikannya dengan hukuman seumur

In
A
hidup) dapat dianggap melanggar Pasal 281 Ayat (4) UUD
1945, yang menyatakan ”Perlindungan, pemajuan, penegakan,
ah

dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab

lik
negara, terutama pemerintah”. 7. Ketentuan ini mewajibkan
Negara (terutama pemerintah) untuk secara aktif melindungi
am

ub
hak asasi manusia. Fakta bahwa system peradilan pidana
tidaklah sempurna, yang mana dapat (dan telah terjadi)
ep
menghukum orang yang tidak bersalah, sudah merupakan bukti
k

yang tidak dapat dibantah bahwa penerapan hukuman mati


ah

merupakan tindakan yang bertentangan dengan kewajiban


R

si
Pemerintah berdasarkan Pasal 28I ayat (4) UUD 1945 untuk
melindungi hak asasi manusia, termasuk di dalamnya hak untuk

ne
ng

hidup sebagaimana diatur dalam Pasal 28A dan Pasal 28I ayat
(1) UUD 1945”. *) Kontroversi hukuman mati, Penyusun

do
gu

Todung Mulya Lubis dan Alexander Lay, Penerbit Kompas,


Jakarta 2009, Halaman 43 – 45.
(2). Hukuman Mati Bertentangan dengan Filosofi Pemidanaan
In
A

Indonesia; “1. Bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi hak


asasi manusia, termasuk di dalamnya adalah hak-hak para
ah

lik

terpidana. Berkaitan dengan hak-hak terpidana, timbul


pemikiran-pemikiran baru mengenai fungsi pemidanaan yang
m

ub

tidak lagi sekedar menekankan pada aspek pembalasan


(retributive), tetapi juga merupakan suatu usaha rehabilitasi dan
ka

reintergrasi sosial bagi pelaku tindak pidana; 2. Sistem


ep

pemidanaan yang sangat menekankan pada unsur “balas


ah

dendam” secara berangsur-angsur dipandang sebagai suatu


R

system dan sarana yang tidak sejalan dengan konsep


es

rehabilitasi dan reintegrasi sosial. Konsep ini bertujuan agar


M

ng

on
gu

Hal. 23 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
narapidana menyadari kesalahannya, tidak lagi berkehendak

R
untuk melakukan tindak pidana dan kembali menjadi warga

si
masyarakat yang bertanggung jawab bagi diri, keluarga, dan

ne
ng
lingkungannya; 3.Filosofi pemidanaan atas dasar pembalasan
tersebut tidak lagi menjadi acuan utama di Indonesia. Hal ini
ditegaskan oleh MK (Mahkamah Konstitusi) dalam Putusan

do
gu 013/PUU-I/2003 Bahwa asas non retroaktif lebih mengacu
kepada filosofi pemidanaan atas dasar pembalasan (retributive),

In
A
padahal asas ini tidak lagi merupakan acuan utama dari system
pemidanaan di Negara kita yang lebih merujuk kepada asas
ah

preventif dan edukatif; 4. Hal ini juga sejalan dengan Undang –

lik
Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
yang menekankan bahwa narapidana bukan saja obyek
am

ub
melainkan juga subyek yang tidak berbeda dari manusia lainnya
yang sewaktu-waktu dapat melakukan kesalahan atau
ep
kekhilafan yang dapat dikenakan pidana, sehingga tidak harus
k

diberantas. Yang harus dibrantas adalah faktor-faktor yang


ah

menyebabkan terpidana berbuat hal-hal yang bertentangan


R

si
dengan hukum, kesusilaan, agama atau kewajiban-kewajiban
sosial lainnya yang dapat dikenakan pidana; 5. Pemidanaan

ne
ng

adalah upaya untuk menyadarkan narapidana agar menyesali


perbuatannya, dan mengembalikannya menjadi warga

do
gu

masyarakat yang baik, taat kepada hukum, menjunjung tinggi


nilai-nilai moral, sosial dan keagamaan, sehingga tercapai
kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan damai; 6. Menurut
In
A

pendapat Prof. Dr. Andi Hamzah, SH didalam bukunya Sistem


Pidana dan Pemidanaan Indonesia (dari Retribusi ke
ah

lik

Reformasi), halaman 15 – 16, “Tujuan pidana yang berkembang


dari dahulu sampai kini telah menjurus kearah yang lebih
m

ub

rasional. Yang paling tua ialah pembalasan (revenge) atau


untuk tujuan memuaskan pihak yang dendam baik masyarakat
ka

sendiri maupun pihak yang dirugikan atau menjadi korban


ep

kejahatan… Tujuan yang juga dipandang kuno ialah


ah

penghapusan dosa (expiation) atau retribusi (retribution),…Yang


R

dipandang tujuan yang berlaku sekarang ialah variasi dari


es

bentuk-bentuk : penjeraan (deterrent),.. perlindungan kepada


M

ng

on
gu

Hal. 24 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
masyarakat dari perbuatan jahat; perbaikan (reformasi) kepada

R
penjahat. Yang tersebut terakhir yang paling modern dan

si
popular dewasa ini. Bukan saja bertujuan memperbaiki kondisi

ne
ng
pemenjaraan tetapi juga mencari alternative lain yang bukan
bersifat pidana dalam membina pelanggar hukum”, 7. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa : a. Filosofi pemidanaan

do
gu yang menekankan pada aspek balas dendam (retributive) telah
ditinggalkan oleh system hukum di Indonesia; Filosofi

In
A
pemidanaan di Indonesia lebih dititik beratkan pada usaha
rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi pelaku tindak pidana; b.
ah

Pemidanaan adalah upaya untuk menyadarkan narapidana

lik
agar menyesali perbuatannya, dan mengembalikannya menjadi
warga masyarakat yang baik, taat kepada hukum, menjunjung
am

ub
tinggi nilai-nilai moral, sosial dan keagamaan, sehingga tercapai
kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan damai; c. Yang
ep
harus diberantas adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan
k

narapidana melakukan tindak pidana, bukan Narapidana yang


ah

bersangkutan; 8. Oleh karena itu, sangat jelas terlihat bahwa


R

si
penerapan hukuman mati tidak sesuai dengan filosofi
pemidanaan di Indonesia. Hukuman mati lebih menekankan

ne
ng

pada aspek balas dendam. Tidak terbuka kesempatan bagi


yang bersangkutan untuk bertobat dan kembali ke masyarakat”.

do
gu

**) Kontroversi hukuman mati, Penyusun : Todung Mulya Lubis


dan Alexander Lay, Penerbit : Kompas, Jakarta 2009, Halaman
63 – 65;
In
A

(3). Hukuman Mati Merupakan suatu Bentuk Penghukuman yang


Kejam dan Merendahkan Martabat manusia; “ (1)…..salah satu
ah

lik

sebab hukuman mati dihapuskan di berbagai Negara di dunia


adalah kenyataan bahwa hukuman mati dianggap merupakan
m

ub

suatu bentuk hukuman atau perlakuan yang kejam, tidak


manusiawi, dan merendahkan martabat manusia (cruel,
ka

inhuman, or degrading treatment or punishment). Kejamnya


ep

hukuman mati dilukiskan oleh Mahkamah Konstitusi Afrika


ah

Selatan ketika menghapus hukuman mati dari system hukum


R

Afrika Selatan dalam kasus S.v. Makwanyane (1995). Dalam


es

kasus ini (paragraph 26) Ketua Mahkamah Konstitusi Afrika


M

ng

on
gu

Hal. 25 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Selatan, Hakim Chaskalson, mendiskripsikan hukuman mati

R
sebagai berikut :”… yang terjemahannya adalah sebagai berikut

si
: Kematian adalah hukuman yang kejam, dan proses-proses

ne
ng
hukum untuk menentukan dibatalkan atau dilaksanakannya
hukuman, yang membuat si terpidana menunggu dalam ketidak
pastian, semakin menambah kekejaman tersebut. Hukuman

do
gu mati juga diluar batas perikemanusiaan, karena :”…. Dengan
sendirinya merupakan pengingkaran terhadap kemanusiaan

In
A
yang bersangkutan”. Hukuman mati juga merendahkan harkat
yang bersangkutan karena hukuman mati menghapus segala
ah

harkat dan martabat apapun yang dimiliki si terpidana. Ia

lik
diperlakukan sebagai obyek yang harus dieliminasi oleh
Negara. (2). Kekejaman hukuman mati juga diutarakan oleh ahli
am

ub
hukum Prof. Dr. B. Arief Sidharta, SH (2007), sebagai
berikut ;”Antara saat dijatuhkan dan saat dilaksanakannya
ep
hukuman mati (biasanya) terdapat jangka waktu yang harus
k

dijalani oleh terhukum (kadang-kadang lama). Saat menunggu


ah

dilaksanakannya hukuman mati itu menimbulkan rasa takut dan


R

si
siksaan (batin) yang luar biasa bagi terhukum, karena ia
mengetahui dengan cara bagaimana dan kapan ia akan

ne
ng

“dibunuh” (mengakhiri atau diakhiri hidupnya). Terhukum


mengetahui bahwa his death will be in a ritualized killing by

do
gu

other people, symbolizing his ultimate rejection by the member


of his community (Jonathan Glover). Kesadaran, perasan dan
pengetahuan itu mewujudkan suatu additional horror bagi
In
A

terhukum. Karena itu hukuman mati dirasakan sebagai horrible


business of a long premeditated killing.***) Kontroversi hukuman
ah

lik

mati, Penyusun Todung Mulya Lubis dan Alexander Lay,


Penerbit Kompas, Jakarta 2009, Halaman 337 – 339;
m

ub

3. Bahwa, kami berpendapat Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta


Barat dan Pengadilan Tinggi Jakarta, telah salah menerapkan hukum
ka

dalam perkara a quo; sehingga tercermin dari pertimbangan-


ep

pertimbangan hukum dalam putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta


ah

tanggal 12 Januari 2017 Nomor 376/Pid.Sus/2016/PT.DKI Jo. putusan


R

Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor 771/Pid.Sus/2016/PN.Jkt.Brt.,


es

tanggal 29 September 2016, perkara a quo, yang harus diperiksa dan


M

ng

on
gu

Hal. 26 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diadili, serta dibatalkan oleh Yang Mulia Ketua Mahkamah Agung

R
R.I/YM. Majelis Hakim Agung Mahkamah Agung R.I., sebagai Judex

si
Juris;

ne
ng
4. Bahwa, dari fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan Terdakwa Phang Hoon Ching
alias Acong melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dan

do
gu diancam pidana dalam Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

In
A
5. Bahwa, Judex Facti tidak mempertimbangkan sama sekali bahwa
Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong disebut-sebut sebagai
ah

pemilik Narkoba jenis ekstasi seberat 52, 842 Kg = 140.000 butir yang

lik
disita dari Tor Eng Tart alias Gendut adalah hanya keterangan
sepihak dari Tor Eng Tart alias Gendut;
am

ub
6. Bahwa, Judex Facti tidak mempertimbangkan sama sekali bahwa
Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong disebut-sebut sebagai
ep
pemilik Narkoba jenis ekstasi seberat 52, 842 Kg = 140.000 butir yang
k

disita dari Tor Eng Tart alias Gendut adalah karena sebelumnya telah
ah

dilakukan penyiksaan yang hebat dan berat oleh Polisi yang


R

si
menangkapnya, sehingga pengakuan Terdakwa Phang Hoon Ching
alias Acong memiliki Narkoba jenis ekstasi seberat 52, 842 Kg =

ne
ng

140.000 butir yang disita dari Tor Eng Tart alias Gendut adalah
rekayasa dan dibawah tekanan/paksaan dan siksaan, yang tidak sah

do
gu

menurut hukum;
7. Bahwa, metode cara pemeriksaan oleh penyidik terhadap Terdakwa
dengan intimidasi dan kekerasan seperti pengakuan Terdakwa Phang
In
A

Hoon Ching alias Acong tersebut adalah sangat keji, tidak manusiawi
dan bertentangan dengan ketentuan Pasal 117 Undang-Undang
ah

lik

Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang


Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), sehingga hasil daripada
m

ub

pemeriksaan dengan cara kekerasan dan penyiksaan tersebut bukan


murni dari penerapan undang-undang yang baik dan benar dan tidak
ka

bisa dipertanggung jawabkan kepastian hukumnya, serta pelanggaran


ep

berat Hak Azasi Manusia sebagaimana Pasal 18 Undang-Undang


ah

Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi


R

Manusia;
es
M

ng

on
gu

Hal. 27 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Bahwa, berdasarkan Surat Edara Jaksa Agung RI tentang Tolok Ukur

R
Penuntutan Nomor SE-013/A/JA/12/2011, Tanggal 29 Desember 2011

si
Pasal 114 (2) barang bukti narkotika golongan I bukan tanaman yang

ne
ng
melebihi 40 Kg, dituntut hukuman mati; Bahwa Majelis Hakim yang
mengadili perkara dengan tuntutan sebagaimana tersebut di atas,
dapat menentukan 2/3 dari tuntutan hukuman mati, dengan memvonis

do
gu hukuman pidana seumur hidup atau hukuman penjara selama 20
Tahun; Dengan terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal yang

In
A
meringankan dan hal-hal yang memberatkan dalam perkaranya;
9. Bahwa, dalam amar ke-5, putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat
ah

tanggal 29 September 2016 Nomor 771/ Pid.Sus/2016/PN.Jkt.Brt,

lik
disebutkan“ 5. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar
biaya perkara sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah); Dan dalam amar
am

ub
putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor
376/Pid.Sus/2016/PT.DKI., tanggal 12 Januari 2017, pada ke-5
ep
“membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara
k

dalam kedua tingkat pengadilan yang dalam tingkat banding


ah

ditetapkan sebesar Rp2.000,00 (dua ribu rupiah); Bahwa, bagaimana


R

si
mungkin jika telah dilaksanakan hukuman pidana “mati” kepada
terpidana masih harus dibebani untuk membayar biaya perkara ?; Bagi

ne
ng

narapidana yang telah dihukum mati, maka biaya-biaya yang berkaitan


dengan pelaksanaan hukuman mati, maka semua biaya ditanggung

do
gu

oleh Negara; Dengan demikian amar yang demikian adalah keliru,


maka harus dibatalkan oleh Judex Juris;
Bahwa, berdasarkan keberatan – keberatan dalam penerapan hukum tersebut
In
A

diatas, Pemohon Kasasi Terdakwa Phang Hoon Ching alias Acong, mohon
agar putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tanggal 12 Januari 2017 Nomor
ah

lik

376/Pid.Sus/2016/PT.DKI Jo. putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor


771/Pid.Sus/2016/ PN.Jkt. Brt., tanggal 29 September 2016, dibatalkan oleh
m

ub

YM. Ketua Mahkamah Agung R.I./YM. Majelis Hakim Agung Mahkamah Agung
RI dan mengadili sendiri, serta membebaskan Terdakwa Phang Hoon Ching
ka

alias Acong atau setidak- tidaknya menyatakan dakwaan Jaksa Penuntut Umum
ep

tidak dapat diterima;


ah

Menimbang bahwa terhadap alasan-alasan permohonan kasasi


R

Pemohon Kasasi/Terdakwa tersebut Mahkamah Agung berpendapat :


es
M

ng

on
gu

Hal. 28 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa alasan-alasan keberatan kasasi Pemohon Kasasi/Terdakwa tidak

R
dapat dibenarkan dengan pertimbangan sebagai berikut :

si
- Bahwa Judex Facti tidak salah menerapkan hukum karena telah

ne
ng
mempertimbangkan dengan benar mengenai fakta hukum yang terungkap di
persidangan setelah dihubungkan dengan dakwaan Penuntut Umum maka
Terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana “permufakatan jahat

do
gu tanpa hak atau melawan hukum menerima dan menjadi perantara Narkotika
golongan I bentuk bukan tanaman yang beratnya melebihi 5 (lima) gram;

In
A
- Bahwa perbuatan Terdakwa ketika bertemu dengan Saksi Tor Eng Tort yang
mengatakan bahwa ekstacy sebanyak 140.000 (seratus empat puluh ribu)
ah

butir dengan berat 51.842 (lima puluh satu ribu delapan ratus empat puluh

lik
dua) gram sudah ada dan akan disimpan di Apartemen Mediterania
Kemayoran, Jakarta Pusat atas suruhan Akau alias Ahong;
am

ub
- Bahwa kemudian pada tanggal 26 Desember 2015 sekitar pukul 12.00 WIB,
Saksi Tor Eng Tort dan Saksi Ooi Swee Tien bersama Terdakwa menuju
ep
Apartemen Mediterania Kemayoran, Jakarta Pusat untuk menyewa kamar
k

dan Terdakwa membayar uang muka sewa kamar sebesar Rp1.000.000,00


ah

(satu juta rupiah), kemudian Terdakwa ditangkap oleh anggota Kepolisian


R

si
sehingga dari rangkaian perbuatan Terdakwa tersebut adalah perbuatan
tindak pidana Narkotika melanggar Pasal 114 Ayat (2) juncto Pasal 132 Ayat

ne
ng

(1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009;


- Bahwa meskipun Terdakwa menurut keterangannya bahwa ia masuk ke

do
gu

Indonesia dengan tujuan untuk berdagang, akan tetapi terungkap di


persidangan Terdakwa ternyata masuk dalam jaringan peredaran gelap
Narkotika, sehingga perbuatan Terdakwa merupakan permufakatan jahat
In
A

untuk melakukan tindak pidana Narkotika;


- Bahwa memperhatikan jumlah ekstacy sebagai barang bukti yang cukup
ah

lik

signifikan banyaknya maka pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa sudah


memenuhi rasa keadilan masyarakat;
m

ub

- Bahwa dengan demikian putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi Jakarta


yang menguatkan putusan Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Barat
ka

sudah tepat dan benar dalam pertimbangan dan putusannya;


ep

Bahwa lagipula alasan selebihnya mengenai penilaian hasil pembuktian


ah

yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan. Alasan semacam itu tidak
R

dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena


es

pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak diterapkannya


M

ng

on
gu

Hal. 29 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
suatu peraturan hukum atau peraturan hukum diterapkan tidak sebagaimana

R
mestinya, atau apakah cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan

si
undang-undang, dan apakah Pengadilan telah melampaui batas wewenangnya,

ne
ng
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 253 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata

do
gu putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum
dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi tersebut harus ditolak ;

In
A
Menimbang bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon
Kasasi/Terdakwa ditolak dan Terdakwa dipidana, maka harus dibebani untuk
ah

membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini ;

lik
Memperhatikan Pasal 114 Ayat (2) juncto Pasal 132 Ayat (1) Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981,
am

ub
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1985 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor
ep
5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
k

2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;


ah

MENGADILI
R

si
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/TERDAKWA PHANG
HOON CHING alias ACONG tersebut ;

ne
ng

Membebankan kepada Terdakwa tersebut untuk membayar biaya


perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus

do
gu

rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Rabu tanggal 16 Agustus 2017 oleh Dr. Artidjo Alkostar,
In
A

S.H., LL.M. Ketua Kamar Pidana yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung
sebagai Ketua Majelis, Dr. H. Andi Samsan Nganro, S.H., M.H., dan Dr.
ah

lik

Suhadi, S.H., M.H. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota dan diucapkan dalam
sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga oleh Ketua Majelis
m

ub

beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Maruli Tumpal


Sirait, S.H., M.H. Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Penuntut Umum
ka

dan Terdakwa.
ep

Hakim-Hakim Anggota Ketua Majelis


ah

Ttd. Ttd.
Dr. H. Andi Samsan Nganro, S.H. Dr. Artidjo Alkostar, SH., LLM,
R

Ttd.
es

Dr. H. Suhadi, S.H., M.H.


M

Panitera Pengganti
ng

on
gu

Hal. 30 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ttd
Maruli Tumpal Sirait, S.H., M.H.

si
Untuk salinan
Mahkamah Agung RI

ne
ng
a.n. Panitera.
Panitera Muda Pidana Khusus

do
gu Roki Panjaitan, S.H.
NIP.195904301985121001

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 31 dari 30 hal. Put. Nomor 1332 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Anda mungkin juga menyukai