Anda di halaman 1dari 50

PT INSANI MENARA M EDIKA

Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas


Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

PEDOMAN
PELAYANAN ANESTESI DAN SEDASI

ALIA HOSPITAL DEPOK


PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

PERATURAN DIREKTUR
ALIA HOSPITAL DEPOK
NOMOR 005/PER-DIR/AH-D/XI/2022

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN ANESTESI DAN SEDASI
ALIA HOSPITAL DEPOK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit


diperlukan Pedoman Pelayanan Anestesi dan Sedasi di Alia
Hospital Depok
b. Bahwa sesuai dalam huruf a tersebut perlu ditetapkan dalam
Peraturan Direktur Alia Hospital Depok tentang Kebijakan
Pedoman Pelayanan Anestesi dan Sedasi di Alia Hospital
Depok.
Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004,
tentang Praktik kedokteran.
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
3. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 779 / Menkes / SK / VIII
/ 2008 tentang Standar Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi
di Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 519 / Menkes / Per / III /
2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Anestesiologi dan
Terapi Intensif Rumah Sakit.

-1-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

6. Peraturan Mentri Kesahatan Republik Indonesia Nomor 18


Tahun 2016 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Penata
Anestesi.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
10. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan
Terpadu satu Pintu Kota Depok No 12970001323840002
Tanggal 24 November 2022, Tentang Pemberian Izin
Operasional Alia Hospital Depok;

11. Surat Keputusan Direktur PT. Bunda Aliyah Healthcare No.


006a/DIR/SK/BAHC/XI/2022 Tentang Struktur Organisasi Alia
Hospital Depok;

12. Keputusan Direktur PT. Bunda Aliyah Healthcare Nomor


007/DIR/SK/BAHC/XI/2022 tentang pengangkatan Direktur Alia
Hospital Depok;

-2-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG PEDOMAN


PELAYANAN ANESTESI DAN SEDASI DI ALIA HOSPITAL
DEPOK

Pasal 1
a. Pengaturan Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesi dan Sedasi di
Alia Hospital Depok untuk memberi acuan bagi pelaksanaan dan
pengembangan serta meningkatkan mutu pelayanan anestesi dan Sedasi.
Tim pengelola pelayanan anestesi adalah tim Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) yang dipimpin oleh dokter spesialis anestesi dengan anggota penata
anestesi dan/atau perawat. Dokter spesialis anestesi adalah dokter yang telah
menyelesaikan pendidikan program studi dokter spesialis anestesi di
institusi pendidikan yang diakui atau lulusan luar negeri dan telah mendapat
Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP) yang masih
berlaku di Alia Hospital Depok.
b. Pelayanan anestesi adalah tindakan medis yang dilakukan oleh dokter
spesialis anastesiologi dalam kerjasama tim meliputi penilaian para operatif
(pra anastesia), intra anastesia dan pasca anastesia serta pelayanan lain terapi
intensif, gawat darurat dan penatalaksanaan nyeri.
c. Pelayanan Perioperatif pelayanan anestesia yang mengevaluasi, memantau
dan mengelola pasien pra, intra dan pasca anestesi.
d. Penanggulangan nyeri akut adalah pelayanan penangulangan nyeri (rasa
tidak nyaman yang berlangsung dalam periode tertentu). Pada nyeri akut,
rasa nyeri timbul secara tiba-tiba yang terjadi akibat pembedahan, trauma,
persalinan dan umumnya dapat diobati.
e. Penanggulangan nyeri kronis adalah pelayanan penangulangan nyeri (rasa
tidak nyaman yang berlangsung dalam periode tertentu). Pada nyeri kronis,

-3-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

nyeri berlangsung menetap dalam waktu tertentu dan seringkali tidak


responsif terhadap pengobatan.
f. Resusitasi jantung paru adalah Pelayanan tindakan resusitasi meliputi
bantuan hidup dasar, lanjut dan jangka panjang

Pasal 2
Ruang lingkup peraturan Direktur ini meliputi pelaksanaan pelayanan kepadapasien
dimulai saat diterimanya pasien diruang persiapan operasi dilanjutkan ketikapasien
mendapat pelayanan medis atau tindakan pembedahan, dan sampai dengan
penanganan pasca operasi di ruang pulih sadar/recovery room di Alia Hospital
Depok di Unit Kamar Bedah.

Pasal 3
(1) Setiap Unit/ instalasi harus melaksanakan pedoman anestesi dan sedasi di Alia
Hospital Depok.
(2) Pedoman pelayanan anestesi dan sedasi di Alia Hospital Depok sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui penerapan :
a) Pedoman Pelayanan Anestesi dan Sedasi Alia Hospital Depok dimaksud
dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
ini.
b) Pedoman Pelayanan Anestesi dan Sedasi Alia Hospital Depok
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan dalam
memberikan pelayanan di Alia Hospital Depok.
c) Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila kemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
d) Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila kemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

-4-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

Pasal 4
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pedoman Pelayanan Anestesi dan
Sedasi Alia Hospital Depok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Rumah Sakit ini.

Pasal 5
(1) Pedoman Pelayanan Anastesi dan Srdasi yang dibentuk oleh Direktur Alia
Hospital Depok mempunyai tugas dan tanggung jawab diantaranya:
a) Sebagai Panduan (guidelines) dalam meningkatkan mutu pelayanan
pembedahan di kamar bedah, menurunkan angka kematian dan
kecacatan pada pasien yang menjalani pembedahan.
b) Memberikan pelayanan kamar bedah yang aman, memuaskan, dan
menghilangkan kecemasan dan stress psikis lain.
c) Mengurangi dan menurunkan angka kematian, kecacatan, dan infeksi
seminimal mungkin.
d) Meningkatkan mutu pelayanan dengan evaluasi pelayanan yang
diberikan secara terus menerus dan berkesinambungan.
(2) Pelayanan Anastesi dibentuk untuk menyelanggarakan tata kelola yang baik
agar mutu pelayanan serta keselamatan pasien dan petugas dapat terjamin
dan terlindungin.

Pasal 6
Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi Pedoman Pelayanan anestesi dan Sedasi
Alia Hospital Depok Komite dan Tim Pelayanan Anastesi Bedah (PAB) Alia
Hospital Depok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 tercantum dalam lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Rumah Sakit ini.

-5-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

Pasal 7
Setiap Unit/Instalasi di Alia Hospital Depok harus melakukan pencatatan dan
pelaporan penyelenggaraan Pedoman Pelayanan anestesi dan Sedasi Alia Hospital
Depok (2) Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit secara berkala setiap 3 (tiga) bulan
sekali, 6 (enam) bulan sekali, dan tahunan atau sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 8
Pada saat Peraturan Direktur Rumah Sakit ini mulai berlaku:
1. Peraturan Direktur Alia Hospital Depok Nomor 005/PER-DIR/AH-
D/XI/2022 Tentang Pedoman Pelayanan Anestesi dan Sedasi.
2. Keputusan Direktur Rumah Sakit / Peraturan Direktur Rumah Sakit Nomor
032/SK-DIR/RSIA-BA/II di Rumah Sakit Bunda Aliyah Depok, Tentang
Pedoman Pelayanan Anestesi dan Sedasi dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 9
Peraturan Direktur Rumah Sakit ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap karyawan orang mengetahuimya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Direktur Rumah Sakit ini.

Ditetapkan : di Depok
Pada tanggal : 25 November 2022
Alia Hospital Depok

dr. Dyan Andriaty, MARS, FISQUA


Direktur

-6-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
berkat dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku
Pedoman Pelayanan Anestesi dan Sedasi di Alia Hospital Depok ini dapat selesai
disusun.
Pelayanan anestesi merupakan suatu tindakan pemberian anestesi
sebagai salah satu tindakan kedokteran yang berisiko tinggi, yang tujuannya
adalah pasien dapat bebas dari rasa nyeri dan stres psikis serta pasien dapat pulih
kembali pasca-operasi sesuai dengan derajat berat ringannya kerusakan yang
dialami pasien.
Unit kamar bedah adalah salah satu unit yang ada di Alia Hospital Depok
yang keberadaannya dibawah pelayanan medik dan bidang keperawatan.
Sebagai salah satu unit yang memberikan pelayanan anestesi, selayaknya
memiliki sebuah pedoman yang dapat memandu atau sebagai acuan dalam
seluruh kegiatan pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja
untuk mencegah terjadinya bahaya yang dihadapi tim anestesi dan pasien yang
menjalani operasi.
Buku Pedoman Pelayanan Anestesi dan Sedasi ini merupakan panduan
kerja bagi semua pihak yang terkait dalam memberikan pelayanan di Alia Hospital
Depok. Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam –
dalamnya atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
Pedoman Pelayanan Anestesi dan Sedasi di Alia Hospital Depok.

Depok, 25 November 2022

Penyusun

Hal | 1
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

DAFTAR ISI

PERATURAN DIREKTUR .....................................................................................


KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
BAB I .....................................................................................................................
PENDAHULUAN....................................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................ 4
B. Tujuan Pedoman ........................................................................................ 4
C. Ruang Lingkup ........................................................................................... 5
D. Batasan Operasional .................................................................................. 6
E. Landasan Hukum........................................................................................ 8
BAB II ....................................................................................................................
STANDAR KETENAGAAN ....................................................................................
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ............................................................. 10
B. Distribusi Ketenagaan ............................................................................... 10
BAB III ...................................................................................................................
STANDAR FASILITAS...........................................................................................
A. Denah Ruangan........................................................................................ 12
B. Standar Fasilitas ....................................................................................... 13
BAB IV...................................................................................................................
TATA LAKSANA PELAYANAN..............................................................................
A. Pelayanan Anestesi Perioperatif ............................................................... 15
B. Pelayanan Sedasi ..................................................................................... 21
C. Kriteria Pemindahan Pasien...................................................................... 25
D. Pelayanan Tindakan Resusitasi ................................................................ 29
E. Pelayanan Anestesi Regional .................................................................... 29
F. Pelayanan Anestesi Regional dalam Obstetrik ........................................... 30
BAB V....................................................................................................................
LOGISTIK ..............................................................................................................
A. Tujuan ...................................................................................................... 31
B. Tatalaksana Logistik ................................................................................. 31
C. Jenis Barang Yang DIbutuhkan .................................................................31

2
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

BAB VI...................................................................................................................
KESELAMATAN PASIEN ......................................................................................
A. Pengertian ................................................................................................ 34
B. Tujuan ...................................................................................................... 34
C. Tatalaksana Keselamatan Pasien ............................................................. 37
D. Prinsip Kerja di Kamar Bedah ................................................................... 38

BAB VII..................................................................................................................
KESELAMATAN KERJA........................................................................................
A. Tujuan ....................................................................................................... 39
B. Faktor-faktor risiko terjadinya kecelakaan kerja di unit dan cara
penanganannya ........................................................................................ 39
C. Tindakan Yang Beresiko Terpajan ............................................................ 40
D. Prinsip Keselamatan Kerja ........................................................................ 40
E. Hal – hal yang Perlu Diketahui Petugas yang Terpapar............................. 41

BAB VIII .................................................................................................................


PENGENDALIAN MUTU ................................................................................... 42
BAB IX...............................................................................................................
PENUTUP ......................................................................................................... 43

3
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR
ALIA HOSPITAL DEPOK
NOMOR 005/PER-DIR/AH-D/VI/2022
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN ANESTESI DAN SEDASI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan anestesi merupakan suatu tindakan kedokteran yang pada
awalnya dibutuhkan untuk memungkinkan suatu tindakan operasi oleh ahli
bedah dapat dilakukan. Oleh karenanya tindakan pemberian anestesi
termasuk sebagai salah satu tindakan kedokteran yang berisiko tinggi, karena
tujuannya adalah pasien dapat bebas dari rasa nyeri dan stres psikis serta
pasien dapat pulih kembali pasca-operasi sesuai dengan derajat berat
ringannya kerusakan yang dialami pasien. Adanya risiko yang tinggi tersebut
menuntut adanya manajemen terhadap risiko tersebut agar pelayanan
anestesi dapat berjalan aman, lancar dan sukses.
Manajemen mengatasi kegawatdaruratan tersebut menyebabkan dalam
perkembangannya pelayanan anestesi bisa diberikan di Instalasi Gawat
Darurat, Instalasi Pelayanan Intensif, radiologi serta di ruangan yang
memerlukan sehingga kini disebut sebagai anestesi dan reanimasi.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum :
Sebagai acuan untuk pemberian pelayanan pada pasien yang akan
menjalani prosedur di IGD, radiologi, kedokteran gigi, laboratorium, kamar
bersalin. Agar pelayanan anestesi dapat secara seragam pada seluruh
pelayanan di ALIA HOSPITAL DEPOK, serta adekuat, regular dan nyaman,
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan pelayanan

4
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

tersebut memenuhi peraturan perundang-undangan dan standar profesi


selama 24 jam.
2. Tujuan Khusus :
Ada beberapa tujuan daripada anestesi :
a. Keselamatan pasien.
b. Meminimalkan rasa sakit dan kecemasan terkait dengan prosedur.
c. Meminimalkan gerakan pasien selama prosedur.
d. Memaksimalkan kemungkinan keberhasilan dari prosedur dan pasien
kembali sadar secepat mungkin.
e. Menunjang fungsi vital tubuh terutama jalan nafas, kardiovaskuler dan
kesadaran pasien yang mengalami gangguan atau ancaman nyawa
karena menjalani pembedahan, prosedur medis, trauma, atau penyakit
lain.
f. Menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa dan metabolism
tubuh pasien yang mengalami gangguan atau ancaman nyawa pada
pembedahan, prosedur medis, trauma atau penyakit lain.
g. Memberikan bantuan terapi nafas.
h. Melakukan reanimasi/resusitasi (basic, advanced, prolonged life
support), pada kegawatan mengancam nyawa dimanapun pasien
berada (ruang gawat darurat, kamar bedah, ruang pulih, ruang terapi
intensif/ICU)

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan anestesi meliputi:
1. Pelayanan Tindakan anestesi
 Pelayanan pra-anestesia
 Pelayanan intra-operatif
 Pelayanan pasca-anestesia
Untuk pelayanan local bedah boleh di lakukan oleh tenaga medis lain sesuai
kompetensinya.
2. Pelayanan anestesi instalasi bedah
Pelayanan anestesi diberikan pada pasien yang akan menjalani operasi
dikamar operasi Instalasi Bedah. Pelayanan anestesi dapat berupa

5
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

general anestesi, regional anestesi, anestesi blok saraf perifer dan


kombinasi. Pelayanan anestesi ini dimulai dari pelayanan pra anestesi,
durante anestesi dan pasca anestesi.
3. Pelayanan manajemen nyeri
Pelayanan manejemen nyeri dilakukan pada pasien yang menderita nyeri
akut pasca operasi maupun nyeri kronis, dapat dilakukan di ruang
perawatan maupun poliklinik.
4. Pelayanan poliklinik anestesi
Pelayanan poliklinik anestesi diberikan untuk mempersiapkan pasien
dalam menjalani operasi yang direncanakan dan untuk memberikan
pelayanan manajemen nyeri bagi pasien rawat jalan.
5. Pelayanan terapi intensif diruang Intensif Care Unit (ICU).
Pasien yang mendapatkan perawatan Intensif di ICU sesuai dengankriteria
yang ditetapkan oleh rumah sakit. Pelayanan terapi intensif diberikan oleh
dokter spesialis anestesi sub intensif.
6. Pelayanan kedaruratan resusitasi
Pelayanan resusitasi diberikan berupa tata laksana air way, breathing, dan
sirkulation terhadap pasien yang menderita kedaruratan di IGD maupun
diruang perawatan.

D. Batasan Operasional
Untuk membantu lebih mengarahkan pemahaman tentang isi bahasa buku ini,
perlu kami buatkan batasan istilah penting yang terkait dengan kerangka
pelayanan anestesi. Batasan operasional berikut ini merupakan batasan
istilah, yang bersumber dari buku Standar Pelayanan Kedokteran 2010.
1. Pengertian Anestesi
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani: an-"tidak, tanpa" dan
aesthētos"persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti
suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan
dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr
pada tahun 1846. Anestesi atau pembiusan adalah pengurangan atau
penghilangan sensasi untuk sementara, sehingga operasi atau prosedur
lain yang menyakitkan dapat dilakukan.

6
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

2. Jenis anestesi
1) Anestesi Lokal
Anestesi lokal adalah teknik untuk menghilangkan atau mengurangi
sensasi di bagian tubuh tertentu. Hal ini memungkinkan pasien untuk
menjalani prosedur pembedahan dan gigi tanpa rasa sakit yang
mengganggu.
Anestesi lokal dilakukan dengan cara menginfiltrasi pada ujung saraf
di lokasi yang akan diincisi.
2) Anestesi Regional
Anestesi regional adalah hambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh
sementara pada impuls saraf sensorik sehingga impuls nyeri dari satu
bagian tubuh diblokir untuk sementara (reversibel). Fungsi motorik
dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya, tetapi pasien tetap
sadar. Anestesi regional dilakukan pada berkas saraf dekat medula
spinalis (plexus block) atau pada medula spinalis (epidural block dan
subarachnoid block).
3) Anestesi Umum
Anestesi umum atau pembiusan umum adalah kondisi atau prosedur
ketika pasien menerima obat untuk amnesia, analgesia, melumpuhkan
otot, dan sedasi. Anestesi umum memungkinkan pasien untuk
mentoleransi prosedur bedah yang dalam kondisi normal akan
menimbulkan sakit yang tak tertahankan, berisiko eksaserbasifisiologis
yang ekstrim, dan menghasilkan kenangan yang tidak menyenangkan.
Anestesi umum dapat menggunakan agen intravena (injeksi) atau
hirup.
Kombinasi dari agen anestesi yang digunakan untuk anestesi umum
membuat pasien tidak merespon rangsangan yang menyakitkan, tidak
dapat mengingat apa yang terjadi (amnesia), tidak dapat
mempertahankan proteksi jalan napas yang memadai dan/atau
pernapasan spontan sebagai akibat dari kelumpuhan otot dan
perubahan kardiovaskuler.

7
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

4) Anestesiologis
Anestesiologis adalah dokter spesialis yang melakukan anestesi.
Dokter spesialis anestesiologi selama pembedahan berperan
memantau tanda-tanda vital pasien karena sewaktu-waktu dapat
terjadi perubahan yang memerlukan penanganan secepatnya.
Rangkaian kegiatan yang merupakan kegiatan sehari-hari dokter
anestesi adalah:
a. Mempertahankan jalan napas
b. Memberi napas bantu.
c. Membantu kompresi jantung bila berhenti.
d. Membantu peredaran darah.
e. Mempertahankan kerja otak
pasien.Pelayanan anestesi diperlukan
untuk:
a. Menghilangkan nyeri pembedahan dan trauma
b. Menghilangkan nyeri akut lain: proses persalinan dan
prosesdiagnostik medik tertentu
c. Menghilangkan nyeri kanker
d. Menghilangkan nyeri kronis (iskemia)
e. Menghilangkan rasa cemas pada anak

E. Landasan Hukum
Sebagai acuan dasar pertimbangan dalam penyelengaraan Pelayanan
instalasi kamar operasi suatu bagian dari rumah sakit yaitu suatu Instalasi
yang menpunyai staf khusus dengan peralatan yang khusus pula. Oleh
sebabitu penyelenggaraan instalasi kamar operasi ini sesuai dengan :

1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004,


tentang Praktik kedokteran.

2. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan

3. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 779 / Menkes / SK / VIII/ 2008
tentang Standar Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi di Rumah
Sakit.
-1-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 519 / Menkes / Per / III /2011
tentang Pedoman Penyelenggaraan Anestesiologi danTerapi Intensif
Rumah Sakit.
6. Peraturan Mentri Kesahatan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2016 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Penata Anestesi.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
10. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal Dan PelayananTerpadu
satu Pintu Kota Depok No 12970001323840002 Tanggal 24
November 2022, Tentang Pemberian Izin Operasional Alia Hospital
Depok;
11. Surat Keputusan Direktur PT. Bunda Aliyah Healthcare No.
006a/DIR/SK/BAHC/XI/2022 Tentang Struktur Organisasi Alia
Hospital Depok;
12. Keputusan Direktur PT. Bunda Aliyah Healthcare Nomor
007/DIR/SK/BAHC/XI/2022 tentang pengangkatan Direktur Alia
Hospital Depok

-2-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi Sumber Daya Manusia di Instalasi Kamar Operasi Alia Hospital
Depok Pelayanan Anestesi di Alia Hospital Depok di pimpin oleh seorang
dokter Anestesi yang bertanggung jawab langsung ke Direktur Pelayanan
Medik.
1. Dokter Anestesi merupakan lulusan dokter spesialis anestesi yang
memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan surat izin praktik (SIP) sebagai
Dokter spesialis anestesi di Alia Hospital Depok.
2. Perawat Anestesi memiliki pengalaman pelatihan asisten anestesi dan
memiliki sertifikat Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD),
BasicCardiac Life Support (BCLS).
3. Perawat Ruang Sadar Pulih memiliki sertifikat Penanggulangan Penderita
Gawat Darurat (PPGD) dan Basic Cardiac Life Support (BCLS).

B. Distribusi Ketenagaan
1. Dokter Anestesi
Instalasi Kamar Operasi Alia Hospital Depok memiliki Dokter Spesialis
Anestesi Purna Waktu. Distribusi ketenagaan di kamar operasi untuk dokter
anestesi dan di poli anestesi yang melayani konsultasi anestesi. Staf medis
anestesiologi dan terapi intensif yang bertanggung jawab terhadap
pelayanan anestesi di Alia Hospital Depok saat ini berjumlah 3 orang dan
telah mendapat Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
yang masih berlaku di Alia Hospital Depok. Dokter anestesi full timer
berjumlah 1 orang dan dokter anestesi oncall berjumlah 2 orang. Dokter full
timer anestesi terjadwal dari pukul 06:00-15:00 sedangkan untuk dokter
oncall anestesi terjadwal dari pukul 15:000-06:00 WIB. Jadwal dinas
tersebut sudah termasuk dengan poli anestesi.

-3-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

Apabila dalam kondisi emergency, pelayanan anestesi dan sedasi Alia


Hospital Depok tetap dilakukan oleh dokter spesialis anestesi yang memiliki
SIP di Alia Hospital Depok dan tidak mendatangkan dokter spesialis dari
luar atau dokter spesialis anestesi yang tidak memiliki SIP di Alia Hospital
Depok. Apabila dokter spesialis anestesi yang terjadwal tidak dapat
dihubungi atau tidak dapat segera datang saat kondisi emergency, maka
dapat di backup/ dialihkan kepada dokter anestesi lainnya.

2. Penata atau Perawat Anestesi


Instalasi kamar operasi memiliki perawat ahli anestesi 1 (satu) orang.
Kewenangan perawat ahli anestesi:
a. Melakukan edukasi anestesi, asesmen pra anestesi/sedasi.
b. Melakukan persiapan alat untuk tindakan pembiusan.
c. Membantu dokter anestesi melakukan tindakan pembiusan.
d. Melakukan pencatatan (monitoring) selama tindakan pembedahan,
post anestesi dan post pembedahan.
e. Mendampingi transfer pasien dari meja operasi ke ruang pulih sadar

-4-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

-5-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

B. Standar Fasilitas
No Nama Alat Jumlah Keterangan

1 Mesin Anestesi 3 Set • 3 (tiga) buah mesin anestesi memiliki fasilitas


pembuangan gas dimesi dan memiliki fasilitas
ventilator.

2 N20 Sentral
3 Oksigen Sentral
4 Ventilator Buah

5 Monitor Pasien 8 Set • 6 (enam) buah di ruang sadar pulih.


• 2 (dua) buah kamar operasi.

6 Meja Mayo 7 Buah Masing-masing kamar operasi 3-4 buah.


7 Oxymetri 8 Buah • Anak-anak 1 (satu) buah
• Masing-masing monitor memiliki oxymetri.

8 Suction Pump Sentral


9 Ambubag 2 Set • Penyimpanan di troli Emergensi
• Dewasa 1, Anak 1

10 Endoctracheal 72 Buah Penyimpanan di tiap-tiap kamar operasi dan troli


Emergensi

11 LMA Penyimpanan di tiap-tiap kamar operasi dan troli


Emergensi

12 Orofaringeal 21 Buah Penyimpanan di tiap-tiap kamar operasi. Dan troli


Tube Emergensi

13 Magill 2 Buah Penyimpanan di tiap-tiap kamar operasi.


14 Stylet 2 Buah Penyimpanan di tiap-tiap kamar operasi.
15 Blood Warmer 1 Set

16 Pressure Infusion 1 Set


17 Stetoskop 2 Buah Penyimpanan di tiap –tiap kamar operasi dan di Ruang
Sadar Pulih.

-6-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

18 Manometer 8 Buah Pemakaian di Ruang Sadar Pulih (oksigen sentral) dan


Oksigen ruang penerimaan pasien.
(Humidifier)

19 Troli Emergensi 1 Buah

20 Laringoscope 2 set Dewasa 1, Anak 1


Intubation Fibes
Scape

21 Warmer airway 1 Buah

-7-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pelayanan Anestesi Perioperatif


1) Pre anestesi
Tujuan:
Mengusahakan kondisi optimal dari pasien agar dapat menjalani
pembedahan dengan hasil sebaik-baiknya.
Kegiatan :
a) Evaluasi pre anestesi atau pra bedah dikerjakan dalam periode 24 jam
sebelum Tindakan anestesi atau pembedahan. Agar terapi atau
pemeriksaan yang dilakukan mencapai kasil yang optimal, hendaknya
diberikan waktu yang cukup untuk evaluasi tersebut. Jika evaluasi dini
tidak dapat dilakukan (misalnya pembedahan darurat), penilaian
dilakukan sebelum memulai anestesi dan pembedahan. Dari evaluasi
ini maka persiapan menjelang operasi, baik pasien, alat, maupun obat
dapat optimal. Evaluasi pre anestesi mencakup :
1) Identifikasi pasien. Anamnese awal dengan menanyakan nama,
umur, alamat, pekerjaan dan lain sebagainya yang menyangkut
identitas pasien
2) Riwayat anestesi dan operasi sebelumnya
3) Pemakaian obat tertentu yang sedang dijalani
4) Identifikasi adanya penyulit, dengan melakukan penilaian
terhadap :
(a) B1 (jalan nafas dan fungsi pernafasan)
(b) B2 (fungsi kardiovaskuler)
(c) B3 (fungsi kesadaran)
(d) B4 (fungsi ginjal)
(e) B5 (fungsi pencernaan)
(f) B6 (tulang panjang)
5) Pemahaman prosedur bedah / medik yang akan dilaksanakan
6) Riwayat adanya penyakit terdahulu, riwayat alergi obat, riwayat
pasien dan keluarganya terhadap tindakan anestesi bila ada dan
hasil laboratorium serta pemeriksaan khusus bila diperlukan.

-8-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

7) Pengaturan terapi dan pemeriksaan lain yang diperlukan untuk


mencapai kondisi pasien yang optimal misalnya terapi cairan,
transfusi, fisioterapi nafas 8) Konsultasi dengan dokter spesialis
lain bila diperlukan.
9) Memberikan penjelasan tentang persiapan menjelang operasi
termasuk puasa, penjelasan tentang tindakan anestesi yang akan
dilakukan, penjelasan tentang periode pasca operasi serta
penanganan nyeri pasca bedah.
10) Pada kasus berat dan risiko tinggi maka perlu diberikan
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terhadap pasien dan
keluarganya.
11) Memastikan informed consent.

b. Pra Induksi
Persiapan terhadap pasien. Dilakukan penilaian ulang terhadap pasien
terhadap :
 B1 (airway dan fungsi pernafasan)
 B2 (fungsi cardiovasculer)
 B3 (fungsi kesadaran)
 B4 (fungsi ginjal)
 B5 (fungsi pencernaan)
 B6 (tulang panjang )
a) Puasa
b) Obat yang digunakan
Bila ditemukan masalah segera diambil tindakan.
c) Persiapan alat
Sebelum operasi dimulai selalu dicek persiapan alat yang meliputi:
1) Sumber oksigen, cek tekanannya antara 4-5 barr. Alat untuk
membebaskan jalan nafas.
2) Orofaring airway, nasofaring airway
3) Laringoskop dengan 2 ukuran, dicek lampu menyala terang
berwarna putih.
4) Endotrakeal tube dengan 3 ukuran, dicek tidak ada kebocoran cuff

-9-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

5) Magyl tang
6) Stylet
d) Mesin anestesi meliputi:
1) Sambungkan dengan sumber oksigen
2) Sambungkan dengan sumber listrik bila dilengkapi dengan
ventilator
3) Tes kebocoran
4) Cek isi gas inhalasi
5) Cek perubahan warna soda lime
6) Cek fungsi ventilator
e) Alat bantuan nafas cadangan, dicek adakah ambubag dan berfungsi.
f) Suction dicek apakah berfungsi beserta kateter suction yang sesuai
untuk pasien
g) Monitor: EKG, Saturasi, Tensimeter, Suhu
h) Alat untuk anestesi regional
i) Defibrilator
j) Meja operasi dicek fungsinya untuk berbagai posisi

2. Persiapan Obat, meliputi :


1) Obat induksi :
a) Midazolam : Disiapkan dalam spuit 5 cc dengan sediaan 1 mg/cc
b) Propofol : Disiapkan dalam spuit 10 cc dengan sediaan 10 mg/cc
c) Ketamin : Disiapkan dalam spuit 10 cc dengan sediaan 10 mg/cc
2) Golongan Narcotika :
a) Morfin : disiapkan dalam spuit 10 cc dengan sediaan 1 mg/cc
b) Pethidine : disiapkan dalam spuit 2,5 cc dengan sediaan 50 mg/cc.
Biasanya perlu diencerkan lagi dalam spuit 5 cc dengan sediaan 5
mg/cc
c) Fentanyl : disiapkan dalam spuit 2,5 cc dengan sediaan 50 mcg/cc
d) Gas

- 10
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

3) Inhalasi :
a) Isoflurane : vaporizer diberi label berwarna ungu, dicek isinya
b) Sevoflurane : vaporizer diberi label berwarna kuning, dicek isinya
6) Obat
4) Pelumpuh otot :
a) Vecuronium : disiapkan dalam spuit 3 cc dengan sediaan 4 mg/cc
b) Atracurium : disiapkan dalam spuit 3 cc dengan sediaan 10 mg/cc
Untuk keamanan, obat-obatan tersebut dimasukkan dalam spuit yang
berbeda ukurannya serta diberi label dan tanggal.
5) Obat Emergensi
a) Epineprine
b) Nor Epineprine
c) Sulfas Atropin
d) Ephedrine
e) Dopamine
f) Lidokaine
g) Furosemide
h) Amiodaron bila diperlukan
6) Cairan Infus : Kristaloid dan koloid

c. Induksi
Pada tahap ini pasien sudah siap dan akan segera dilakukan pembiusan
baik general maupun regional.
1. Anestesi Umum
Diberikan loading dose obat anestesi agar pasien mulai tidur serta
dilanjutkan dengan maintenance untuk memelihara kadar obat
anestesi. Pada tahap ini gas inhalasi dapat diberikan lewat face mask
maupun intubasi. Dalam melakukan intubasi, dokter dibantu perawat
anestesi. Tahapannya adalah:
a) Siapkan dan pilih ukuran serta macamnya sesuai dengan yang
dikehendaki.
b) Pasang stylet atur panjang dan bentuk lengkungnya.
c) Tes kemudahan stylet dapat keluar masuk pipa.

- 11
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

d) Tes cuff dengan meniupkan udara memakai spuit, biarkan sesaat,


lihat kembali adakah kebocoran cuff atau tidak.
e) Posisikan pasien pada kondisi normal, pada pasien dewasa
berikan bantal setebal 10 - 12 cm padat di bawah kepalanya.
f) Pemberian obat tidur sesuai advis dokter anestesi (obat induksi
intravena) setelah obat bekerja akan nampak vasikulasi pada otot
kerangka tubuh yang kadang-kadang hebat, bila vasikulasi mulai
berkurang berikan oksigen selama kurang lebih 30 detik.
g) Setelah obat bekerja buka mulut pasien, dokter akan memasukkan
laringoskop ke mulut pasien, tariklah bibir untuk gambaran lebih
baik.
h) Ambil pipa ETT, arah lengkungan ke depan.
i) Pipa ETT sudah pada tempatnya cabut stylet hati-hati, pegang pipa
erat-erat agar tidak bergeser.
j) Hubungkan konektor pipa ETT pada mesin napas atau mesin
anestesi. Berikan oksigenasi sambil lakukan penilaian apakah pipa
ETT sudah tepat kedudukannya, yaitu di dalam trakea tidak
endobronkial. Lihat apakah rongga dada dapat mengembang
besar dan simetris. Dengarkan suara napas dengan stetoskop
pada dinding dada sepanjang garis tengah clavivula kiri dan kanan,
apakah sama suara kerasnya.
k) Bila terjadi intubasi endotrakeal, tarik pipa ETT pelan-pelan sambil
lakukan penilaian di atas.
l) Bila letak pipa ETT sudah tepat, masukkan pipa orofaring sebagai
bite blok dan selanjutnya lakukan fiksasi pipa dengan memasang
plester melingkari pangkal pipa dan menempelkan ujung-ujung
plester pada kedua pipi.

2. Anestesi Regional
Set SAB atau peridural disiapkan secara steril di atas meja, lokasi
injeksi regional didesinfeksi lebih dulu dengan betadine, ahli anestesi
mengenakan sarung tangan steril. Prosedur melakukan anestesi juga
harus secara steril. Tahapannya yaitu :
a) Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.

- 12
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

b) Posisi pasien duduk atau berbaring lateral dengan punggung fleksi


maksimal untuk analgesi spinal.
c) Identifikasi Lumbal 3-4
d) Desinfeksi dengan menggunakan Isodine dan alkohol 70 %.
e) Pasang doek lubang.
f) Infiltrasi menggunakan lidocain 2 %.
g) Insersi Spinocan sesuai ukuran sampai keluar liquor
cerebrospinalis.
h) Dilakukan barbotage , bila positif diinjeksikan obat spinal anestesi.
i) Pasien diposisikan terlentang kembali.
j) Cek ketinggian blok.
Setelah dilakukan induksi, pasien akan disiapkan posisi operasi sesuai
kebutuhan operasinya. Pada masa operasi ini selalu dilakukan
penilaian ulang yang terus-menerus terhadap fungsi vital pasien (B1-
B6) agar tetap dalam batas normal, oleh dokter ahli anestesi yang
dibantu dengan perawat anestesi. Dalam hal ini tugas perawat
anestesi tersebut yaitu:
a) Membebaskan jalan napas dengan cara mempertahankan posisi
kepala tetap ekstensi, mempertahankan posisi tabung endotrakeal.
b) Memenuhi keseimbangan oksigen dan karbondioksida dengan
cara memantau flowmeter pada mesin pembiusan.
c) Mempertahankan keseimbangan cairan dengan cara mengukur
dan memantau cairan tubuh yang hilang selama pembedahan.
d) Mengukur tanda-tanda vital.
e) Memberi obat-obat sesuai program pengobatan.
f) Melaporkan hasil pemantauan kepada dokter anestesi.
g) Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh.
h) Menilai efek hilangnya obat anestesi pada pasien.
i) Membebaskan jalan napas dengan cara mempertahankan posisi
kepala tetap ekstensi, mempertahankan posisi tabung endotrakeal.
j) Memenuhi keseimbangan oksigen dan karbondioksida dengan
cara memantau flowmeter pada mesin pembiusan.

- 13
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

k) Mempertahankan keseimbangan cairan dengan cara mengukur


dan memantau cairan tubuh yang hilang selama pembedahan.
l) Mengukur tanda-tanda vital.
m) Memberi obat-obat sesuai program pengobatan.
n) Melaporkan hasil pemantauan kepada dokter anestesi.
o) Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh.
p) Menilai efek hilangnya obat anestesi pada pasien
Semua monitoring fungsi vital dan tindakan anesthesi dicatat pada
status anestesi. Dalam melakukan observasi fungsi vital selama
operasi, perawat anestesi harus berespon dan mendokumentasikan
semua perubahan fungsi vital pasien selama anestesi / pembedahan.
Adanya perdarahan serta kegawatan fungsi vital pasien harus segera
dilaporkan pada dokter ahli anestesi agar segera mendapat tindakan
penanganan.
Setelah operasi berakhir maka ahli anestesi akan mengakhiri anestesi,
dan selanjutnya pasien akan dibawa ke ruang pulih sadar dimana
pasien akan dilakukan pengawasan selama periode pasca operasi
selama kira-kira 2 jam.

d. Pasca Operasi
Pasien diobservasi di ruang pulih sadar dengan dipasang monitor. Di
ruangan pulih sadar dilakukan pengawasan terhadap fungsi vital pasien
(B1-B6), adanya perdarahan yang mungkin masih terjadi, evaluasi derajat
nyeri pasca operasi. Adanya mual muntah pasca operasi juga harus
diperhatikan. Adanya kegawatan terhadap fungsi vital pasien harus segera
dilaporkan kepada dokter ahli anestesi. Setelah pasien stabil bisa
dikembalikan ke ruangan atau ke Instalasi Pelayanan Intesif biladiperlukan.

B. Pelayanan Sedasi
Sedasi adalah suatu proses yang berkelanjutan/kontinu, sehingga tidak
selalu mungkin untuk memprediksi bagaimana respons setiap pasien yang
mendapat sedasi. Oleh karena itu, petugas anestesi yang memberikan sedasi
harus dapat melakukan penanganan segera terhadap pasien yang efek

- 14
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

sedasinya lebih dalam/berat dari pada efek yang seharusnya terjadi (misalnya:
petugas anestesi yang memberikan anestesi sedang harus dapat melakukan
penanganan terhadap pasien yang jatuh kedalam kondisi sedasi berat).
a. Kategori/Tingkatan Anestesi/Sedasi
a) Sedasi ringan/minimal (anxiolysis) :kondisi di mana pasien masihdapat
merespons dengan normal terhadap stimulus verbal. Meskipunfungsi
kognitif dan koordinasi dapat terganggu, ventilasi dan fungsi
kardiovaskular tidak terpengaruh. Contoh tindakan yang memerlukan
sedasi minimal adalah :
1) Blok saraf perifer.
2) Anestesi local atau topical.
3) Pemberian 1 jenis obat sedative/analgesic oral dengan dosis
yang sesuai untuk penanganan insomnia, ansietas, atau nyeri.
b) Sedasi sedang (pasien sadar) : suatu kondisi depresi tingkat
kesadaran dimana pasien memberikan respons terhadap stimulus
sentuhan. Tidak diperlukan intervensi untuk mempertahankan patensi
jalan napas, dan ventilasi spontan masih adekuat. Fungsi
kardiovaskular biasanya terjaga dengan baik.
c) Sedasi berat/dalam: suatu kondisi depresi tingkat kesadaran di mana
pasien memberikan respons terhadap stimulus berulang/nyeri. Fungsi
ventilasi spontan dapat terganggu/tidak adekuat. Pasien munkin
membutuhkan bantuan untuk mempertahankan patensi jalan napas.
Fungsi kardio vascular biasanya terjaga dengan baik.
d) Anestesi umum : hilangnya kesadaran di mana pasien tidak sadar,
bahkan dengan pemberian stimulus nyeri. Pasien sering
membutuhkan bantuan untuk mempertahankan patensi jalan napas,
dan mungkin membutuhkan ventilasi tekanan positif karena tidak
adekuatnyaventilasi spontan/fungsi kardiovaskular dapat terganggu.

- 15
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

b. Indikasi penggunaan obat-obat sedatif


a) Premedikasi
Obat-obat sedatif dapat diberikan pada masa preoperatif untuk
mengurangi kecemasan sebelum dilakukan anestesi dan pembedahan.
Sedasi dapat digunakan pada anak-anak kecil, pasien dengan
kesulitan belajar, dan orang yang sangat cemas. Obat-obat sedatif
diberikan untuk menambah aksi agen-agen anestetik. Pemilihan obat
tergantung pada pasien, pembedahan yang akan dilakukan, dan
keadaankeadaan tertentu: misalnya kebutuhan pasien dengan
pembedahan darurat berbeda dibandingkan pasien dengan
pembedahan terencana atau pembedahan mayor. Penggunaan oral
lebih dipilih dan benzodiazepin adalah obat yang paling banyak
digunakan untuk premedikasi.

b) Terapi intensif
Kebanyakan pasien dalam masa kritis membutuhkan sedasi untuk
memfasilitasi penggunaan ventilasi mekanik dan intervensi terapetik
lain dalam Unit Terapi Intensif (ITU). Dengan meningkatnya
penggunaan ventilator mekanik, pendekatan modern yaitu dengan
kombinasi analgesia yang adekuat dengan sedasi yang cukup untuk
mempertahankan pasien pada keadaan tenang tapi dapat
dibangunkan. Farmakokinetik dari tiap-tiap obat harus
dipertimbangkan, di mana sedatif terpaksa diberikan lewat infus untuk
waktu yang lama pada pasien dengan disfungsi organ serta
kemampuan metabolisme dan ekskresi obnat yang terganggu.
Beberapa obat yang berbeda digunakan untuk menghasilkan sedasi
jangka pendek dan jangka panjang di ITU, termasuk benzodiazepin,
obat anestetik seperti propofol, opioid, dan agoni α 2-adrenergik. Nilai
skor sedasi selama perawatan masa kritis telah dibuat sejak bertahun-
tahun, tapi perhatian lebih terfokus akhir-akhir ini pada pentingnya
sedasi harian ‘holds’; strategi interupsi harian dengan obat-obat sedasi
menyebabkan lebih sensitifnya kebutuhan untuk sedasi. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi insiden terjadinya komplikasi terkait

- 16
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

penggunaan ventilasi mekanik selama masa kritis dan untuk


mengurangi lama perawatan.
c) Suplementasi terhadap anestesi umum
Penggunaannya yaitu dari sinergi antara obat-obat sedatif dan agen
induksi intravena dengan teknik ko-induksi. Penggunaan sedatif dalam
dosis rendah dapat menghasilkan reduksi signifikan dari dosis agen
induksi yang dibutuhkan, dan dengan demikian mengurangi frekuensi
dan beratnya efek samping.
Sedasi Sedasi Sedasi berat / Anestesi
ringan/ sedang dalam umum
minimal (pasien
(anxiolysis) sadar)
Respons Respons Merespons Merespons Tidak sadar,
normal terhadap setelah meskipun
terhadap stimulus diberikan dengan
stimulus sentuhan. stimulus stimulus nyeri.
verbal berulang
/ stimulus nyeri.
Jalan Tidak Tidak perlu Mungkin perlu Sering
Napas terpengaruh intervensi Intervensi memerlukan
intervensi
Ventilasi Tidak Adekuat Dapat tidak Sering tidak
spontan terpengaruh adekuat adekuat

Fungsi Tidak Biasanya Biasanya dapat Dapat


Kardiovaskular terpengaruh dapat dipertahankan terganggu
dipertahankan dengan baik
dengan baik

- 17
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

c. Pelaksanaan Prosedur Sedasi


a. Tim anestesi melibatkan dokter dan non dokter
b. Setiap anggota tim memiliki kewajiban untuk mengidentifikasi mereka
sendiri dan anggota tim lainnya secara akurat kepada pasien dan
keluarganya.
c. Tindakan pelayanan anestesi dilakukan oleh tim anestesi, termasuk
pemantauan dan pelaksanaan tindakan anestesi.
d. Instruksi diberikan oleh anestesiologis dan harus sejalan dengan
kebijakan dan regulasi pemerintah serta kebijakan rumah sakit.
e. Tanggung jawab keseluruhan terhadap kinerja tim anestesi dan
keselamatan pasien terletak pada anestesiologis.
f. Anestesiologis harus mewujudkan keselamatan pasien yang
optimal dan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada setiap
pasien yang menjalani tindakan anestesi
g. Berikut adalah anggota tim anestesi:
a) Dokter
Anestesiologis (spesialis anestesi) – ketua tim sedasi – anestesi.
Merupakan seorang dokter yang memiliki SIP dan telah
menyelesaikan program studi spesialis di bidang anestesi yang
terakreditasi 2) Praktisi Medis Lain
b) Perawat Anestesi
Merupakan perawat dengan SIP yang telah menyelesaikan
program studi Perawat Anestesi terakreditasi.

C. Kriteria Pemindahan Pasien


a) Kriteria discharge pasien yang dipakai adalah score Post Anesthetic
Discharge Scoring System dan diisi dan ditandatangani oleh DPJP atau
perawat yang bertugas di ruang pulih.
b) Kriteria pemindahan ke ruang menggunakan Skor Modified Aldrette ≥9
atau ≥5 pada Steward score atau sama dengan skor pre prosedur.
c) Pemantauan terhadap skor Aldrette dan skot Steward dilakukan secara
periodic setiap 15 menit.
d) Monitoring pasien sampai skor Aldrette mencapai ≥9 atau ≥5 pada
Steward score sama dengan skor pre prosedur.

- 18
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

e) Rasio antara perawat ruang pulih dengan pasien disesuaikan dengan


kondisi pasien:
1. Pasien belum sadar = 1:1
2. Pasien sudah sadar = 1:2
3. Pasien sudah ke tahap persiapan pulang pu = 1:4
f) Beritahukan DPJP Anestesi bila skor pasien tidak mencapai kriteria
discharge sampai 2 jam.
g) Semua kondisi pasien pasca operasi harus diinformasikan kepada
keluarga pasien.

- 19
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

MODIFIED ALDRETTE SCORE

NO KRITERIA SCORE

1 Warna Kulit Merah / Normal 2


Pucat 1
Sianosis 0
2 Aktifitas Monitorik Gerak empat anggota tubuh 2
Gerak dua anggota tubuh 1
Tidak ada gerak 0
3 Pernapasan Nafas dalam, batuk dan tangis kuat 2

Nafas dangkal dan adekuat 1


Nafas apnea / nafas tidak adekuat 0

4 Tekanan Darah TD berbeda ± 20 mmHg dari Pre-op 2

TD berbeda 20-50 mmHg dari Pre-op 1


TD berbeda ± 50 mmHg dari Pre-op 0

5 Kesadaran Sadar penuh mudah di panggil 2


Bangun jika di panggil 1

Tidak ada respon 0

6 Mual muntah 1-2x muntah dapat di therapy 2

3-5x muntah perlu therapy parenteral 1

Berat : perlu pengawasan khusus 0

7 Perdarahan Minimal : tidak perlu ganti balut 2


Sedang : perlu 1x ganti balut 1
Berat>3x ganti balut 0

- 20
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

STEWARD SCORE
NO KRITERIA SCORE
1 Kesadaran Bangun 2
Respon terhadap
1
rangsangan
Tidak ada respon 0
2 Pernafasan Batuk/ Menangis 2
Pertahankan jalan nafas 1
Perlu bantuan nafas 0
3 Motorik Gerak bertujuan 2
Gerak tidak bertujuan 1
Tidak gerak 0
Score ≥ 5, pasien pindah ke ruangan

BROMAGE SCORE

SKOR KRITERIA

0 Dapat mengangkat tungkai bawah

1 Tidak dapat menekuk lutut, tetapi dapat mengangkat kaki

2 Tidak dapat mengangkat tungkai bawah, tetapi dapat penekuk

3 Tidak dapat mengangkat kaki sama sekali

Score ≤ 2 pasien boleh pindah ke ruangan

Pada regional anestesi, pemindahan pasien ke ruang berdasarkan


Bromage score.

- 21
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

D. Pelayanan Tindakan Resusitasi


a. Pelayanan tindakan resusitasi meliputi bantuan hidup dasar, lanjut dan
jangka panjang.
b. Dokter spesialis anestesi atau dokter lain yang memiliki kompetensi
memainkan peranan penting sebagai tim resusitasi dan dalam melatih
dokter, perawat serta paramedic.
c. Standar Internasional serta pedoman praktis untuk resusitasi jantung paru
mengikuti American Heart Association (AHA) danatau European
Resuscitation Council.
d. Semua upaya resusitasi harus dimasukkan ke dalam audit yang
berkelanjutan.

E. Pelayanan Anestesi Regional


a. Pelayanan anestesi regional adalah tindakan pemberian anestetik untuk
memblok saraf sehingga tercapai anestesi dilokasi operasi sesuai dengan
yang diharapkan.
b. Anestesi regional dilakukan oleh dokter spesialis anestesi yang kompeten
ditempat yang tersedia sarana dan perlengkapan untuk tindakan anestesi
umum sehingga bila diperlukan dapat dilanjutkan atau digabung dengan
anestesi umum.
c. Sumber gas oksigen diutamakan dan sumber gas oksigen sentral agar
tersedia calam jumlah yang cukup untuk operasi yang lama atau bila
dilanjutkan dengan anestesi umum.
d. Anestesi regional dimulai oleh dokter spesialis anestesi dan dapat dirumat
oleh dokter atau perawat anestesi/perawat yang mendapat pelatihan
anestesi dibawahsupervisi dokter spesialis anestesi.
e. Pemantauan fungsi vital selama tindakan anestesi regional
dilakukansesuai standar pemantauan anestesi.
f. Anestesi regional dapat dilanjutkan untuk penanggulangan nyeri pasca
bedah atau nyeri kronik.
g. Pemantauan di luar tindakan pembedahandi luar kamar
bedahdapat dilakukan oleh dokter atau perawat anestesi/perawat yang
mendapat pelatihan anestesi dibawah supervisi dokter spesialis anestesi.

- 22
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

F. Pelayanan Anestesi Regional dalam Obstetrik


a. Pelayanan anestesi regional dalam obstetrik adalah tindakan
pemberiananestetik lokal kepada wanita dalam persalinan.
b. Anestesi regional hendaknya dimulai dan di rumat hanya di tempat
dengan perlengkapan resusitasi serta obat-obatan yang tepat dandapat
segera tersedia untuk menangani kendala yang berkaitan dengan
prosedur.
c. Anestesi regional diberikan oleh dokter spesialis anestesi setelah pasien
diperiksa dan diminta oleh seorang dokter spesialis kebidanan dan
kandungan atau dokter yang merawat.
d. Anestesi regional dimulai oleh dokter spesialis anestesiologi dan dapat
dirumat oleh dokter spesialis anestesiologi atau dokter/bidan/perawat
anestesi/perawat di bawah supervise dokter spesialis anetesiologi.

- 23
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

BAB V
LOGISTIK

A. Tujuan
Prosedur permintaan obat dan alat kesehatan ke logistik dan farmasi adalah
suatu permintaan obat dan alat kesehatan yang sudah digunakan oleh pasien
dan dibuat oleh perawat kamar bedah yang sedang bertugas, serta diserahkan
kebagian logistik dan farmasi untuk didapatkan penggantinya. Agar stok obat
dan alkes yang ada di kamar bedah tetap terpenuhi.

B. Tatalaksana Logistik
Perawat mencatat obat dan alat kesehatan yang sudah digunakan oleh pasien
pada formulir pemakaian obat dan alat kesehatan, kemudian dibuatkan
permintaan kepada bagian logistik dan farmasi untuk pengambilan barang
yang sudah digunakan dan slip yang berwarna merah disimpan sebagai arsip
di ruang bedah.

C. Jenis Barang Yang Dibutuhkan


No Jenis Alat Standar
Rumah Sakit
Rujukan
Tertinggi
1. Mesin anestesi yang mempunyai anti hipoksik device dengan +
circle system dengan O2 dan N2O, dan udara tekan (air),
dengan vapozier untuk volatile agent

2. Set anesthesia pediatric +


3. Ventilator yang digerakkan dengan O2 tekan atau udara tekan, +
ventilator ini harus dapat dihubungkan dengan mesin anestesi.

- 24
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

4. Nasopharyngeal airway ukuran dewasa (semua ukuran), +


oropharyngeal airway, resusitasi set, defebrilator unit, sarana
krikotirotomi.

5. Laringoskop dewasa dengan daun lengkang ukuran 1-4. +


Bougie dan LMA

6. Laringoskop bayi +
7. Konektor dari pipa oro dan nasotracheal dengan mesin +
anestesi

8. Pipa trachea oral/nasal dengan cuff (plain endotracheal tube) +


no. 21/2,3,31/2,4,41/2,5

9. Pipa orotrakhea spirak no. 5, 51/2, 6, 61/2, 7, 71/2, 8, 81/2, 9, +


9 1/2

10. Pipa nasotrakhea dengan 9cuff orotracheal tube no. 5, 51/2, 6, +


61/2, 7, 7/12, 8, 81/2, 9, 91/2

11. Pipa nasotrakhea dengan cuff no. 5, 51/2, 6, 61/2, 7, 71/2, 8, +


81/2, 9, 91/2

12. Magill forceps ukuran dewasa +


13. Magill forceps ukuran anak +

14. Stetoskop +
15. Tensimeter non invasive +
16. Timbangan berat badan +

17. Thermometer +
18. Infusion standard +
19. Sikat pembersih pipa trachea, ukuran kecil dan besar +

20. Pulse oximeter sederhana +


21. EKG +
22. Perlengkapan anesthesia regional +

23. Suction pump +


24. Medicine cabinet +

- 25
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

25. Double bowel stand +

26. Patient trolley +


27. Scrub up +
28. Medicine trolley +

29. Resusitasi set +


30. Intubation set +
31. Oxygen concentrate +

32. Defribilator with monitor +


33. Ventilator +
34. Respirator +
35. CVP Set +

36. Monitor EKG +


37. Tabung N2O +
38. ICU bed +

39. Examination Lamp +


40. Mobile sphygmomanometer +
41. Oxygen apparatus + flowmeter +
42. Alat Trakeatomi set +
43. Bronkoskop pipa kaku (segala ukuran) +

- 26
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) Adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
a. Assemen resiko
b. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjut
e. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
a) Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
b) Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program- program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
a) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah suatu kejadian yang tidak
diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Cedera dapat di akibatkan oleh kesalahan medis atau bukan
kesalahan medis karena tidak dapat dicegah. KTD yang tidak dapat
dicegah adalah Unpreventable Adverse Event : Suatu KTD yangterjadi
akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
mutakhir.

- 27
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

1. Identifikasi Pasien.
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk memastikan
ketepatan identitas pasien dan ketepatan jenis layanan.
Dilakukan pada saat serah terima pasien:
1) Mengecek identitas pasien yang tercantum di gelang identitas
dengan rekam medis pasien. Memastikan ketepatan
identitas pasien dengan cara:
 Pada pasien yang kompeten dalam berkomunikasi :
tanyakan langsung kepada pasien ; nama lengkap,
tanggal lahir / umur.
 Pada pasien yang tidak kompeten dalam berkomunikasi :
tanyakan identitas pasien kepada keluarga dan atau
petugas yang mengantar pasien.
 Mencocokkan jawaban pasien / keluarga / petugas yang
mengantar dengan identitas yang tertera pada gelang
yang akan dipakai (nama lengkap, tanggal lahir/umur).
2) Komunikasi yang efektif
Untuk menyampaikan informasi mengenai suatu kondisi baik
kondisi pasien dari dan kepada seseorang (dokter, perawat,
kepala bagian,Penanggungjawab, atasan, bawahan,unit
terkait, keluarga pasien) melalui komunikasi yang dilakukan
secara akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi dan tepat
kepada penerima informasi sehingga dapat mengurangi
kesalahan dan untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Komunikasi dilakukan memakai teknik SBAR sesuai dengan
Kebijakan Komunikasi Efektif yang diberlakukan di RS.
3) Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu
diwaspadai
Obat-obat anastesi yang termasuk dalam Hight Alert dan
NORUM di kelompokkan, disimpan maupun penyiapan dan
pengeluarannya sesuai dengan ketentuan dari Panduan Obat
Kewaspadaan Tinggi Dan NORUM.

- 28
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

4) Kepastian tepat prosedur-tepat pasien operasi


Pasien yang akan dilakukan tindakan anastesi sebelumnya
harus dilakukan visit pra anastesi, sebelum dilakukan
pembiusan dilakukan sign in, sebelum dilakukan insisi
dilakukan time out dan sebelum penutupan area operasi
dilakukan sign out. Diperhatikan juga resiko-resiko yang akan
menjadi kegawatan yang berujung pada kematian.
5) Resiko Infeksi.
Dalam Five Momment for Hand Hygiene semua Petugasharus
melakukan prosedur cuci tangan Asepstik sesuai Kebijakan
Kebersihan Tangan RS.
6) Resiko Pasien Jatuh
Suatu langkah-langkah atau cara yang harus dilakukan oleh
petugas untuk mengidentifikasi kemungkinan pasien tersebut
mempunyai risiko atau kemungkinan yang besar atau tidak
untuk terjadinya jatuh sehingga dapat diambil tindakan
pencegahan.
- Mengunci roda tempat tidur
- Menutup pengaman tempat tidur
- Selama pasien berada dalam pengaruh anastesi, ada
petugas yang mendampingi
b) Standar Keselamatan Pasien
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda – metoda peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien
5. Mendidik staff tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien

- 29
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

c) Kejadian Nyaris Cedera (KNC)


Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) ataun tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (ommision), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera
serius tidak terjadi :
1. Karena “keberuntungan”
2. Karena “pencegahan”
3. Karena “peringatan”
d) Kesalahan Madis
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
e) Kejadian Sentinel
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius, dan biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak
diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada bagian
tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang
terjadi (seperti, amputansi pada kaki yang salah) sehingga pencarian
fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang
serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


a. Pra Operasi
1. Serah terima perawat ruangan yang mengirim pasien antara lain : status
medis, hasil pemeriksaan penunjang, obat- obatan (bila perlu) dengan
menggunakan formulir yaang tersedia.
2. Perawat kamar kamar bedah melakukan identifikasi dengan memerikas
gelang identitas pasien yang dikenakan dan menanyakan nama pasien
serta tindakan operasi yang akan dilakukan dengan mencocokan status
medis pasien.
3. Data didalam status medis dan hasil pemeriksaan penunjangan dicatat
dalam buku register operasi.
4. Dokter anestesi melakukan komunikasi dengan pasien sebelum
dilakukan tindakan pembiusan.

- 30
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

5. Perawat melakukan pengecekan alat elektromedik terutama pada


elektro counter (tidak mengeluarkan arus listrik yang membahayakan
pasien)
b. Intra Operasi
1. Melakukan perhitungan kasa pre dan post operasi dengan benar
2. Bila tidak ada ketidakcocokan hasil perhitungan kasa antara pre dan
post operasi maka dilakukan penghitungan ulang kembali
3. Bila ada pengambilan jaringan/ spesimen untuk pemeriksaan PA,
segera dilakukan pemeriksaan PA.

D. Prinsip Kerja di Kamar Bedah


a. Membatasi gerakan tubuh agar bagian yang disetril tidak menyentuh
bagian atau alat yang tidak disteril.
b. Kuku petugas harus pendek .
c. Menjaga jarak yang aman dari alat yang onsteril (minimal 30 em)
d. Memperhatikan dan mempertahankan sterilitas bagian bagian depan dan
punggung badan sebatas pinggang keatas.
e. Selalu menghadap ke area steril
f. Posisi tangan paling rendah sebatas pinggang dengan cara melipat kedua
tangan di depan dada
g. Semua petugas terutama yang berada di area steril berbicara seperlunya
h. Mencuci tangan sesuai dengan prosedur
i. Mempertahankan sterilisi tangan, dengan cara posisi tangan yang berada
di dada
j. Sarung tangan digunakan setelah menggunakan/ memakai jas steril
k. Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan ukuran tangan
l. Pada saat dan selama memakai sarung tangan, tidak boleh menyentuh
barang/ benda yang tidak steril
m. Jika bersisipan jalan, posisi badan harus saling membelakangi
n. Petugas lain tidak boleh melintas di depan tim bedah yang sudah memakai
baju steril
o. Setiap pergantian operasi, harus mengganti jas operasi dan sarung tangan

- 31
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Tujuan
a. Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
menlindungi diri sendiri, pasien, dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat
kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus
menerapkan prinsip ‘Universal Precataution’.

B. Faktor-faktor risiko terjadinya kecelakaan kerja di unit dan cara


penanganannya
a. Untuk melakukan pencegahan maupun koreksi terhadap suatu insiden
dilakukan Tindakan pencegahan / koreksi yang meliputi penentuan
masalah/potensial masalah, Tindakan yang dilakukan segera dan mencari
akar masalah, tindak lanjut pencegahan dan data monitoring.
b. Untuk mencegah suatu kejadian yang merugikan atau membahayakan
maka unit/instalasi kamar Rumah Sakit melakukan suatu strategi
manajemen risiko (risk management). Strategi yang dilakukan adalah
dengan menerapkan Sasaran Keselamatan Pasien 1 – 6.
c. Risko terjadinya bahaya (insiden) K3
a) Semua staf harus mengenal risiko terjadinya bahaya (insiden)
keselamatan kerja yaitu tanda-tanda bahaya yang ada dalam kamar
bedah baik alarm mesin, alarm oksigen, alarm smoke detector dan
lain-lain.
b) Semua staf harus mengetahui titik oksigen sentral di unit untuk
dimatikan tuas/tombol oksigen sentral di unit jika terjadi kebakaran.
c) Identifikasi tempat-tempat berbahaya, pencegahan terhadap risiko
keselamatan dan Kesehatan kerja, jenis APD (Alat pelindung Diri) dan
ketentuan penggunaannya.
d. Keselamatan kerja dengan melakukan :
a) Standard Precautions (Kewaspadaan standar) : mencuci tangan dan
penggunaan sarung tangan atau penggunaan APD.

- 32
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

b) Kewaspadaan needle stick injury (tertusuk jarum)


c) Ergonomi bekerja : perawat, staf admin dari K3.
d) Fire Safety Knowledge dari K3 : Jalur evakuasi dan letak dan
penggunaan APAR dan Hidran.
e) Pemeriksaan Kesehatan karyawan
f) Alat Pelindung Tubuh
g) Paparan bahan dan cairan tubuh pasien
h) Ketersediaan APD : masker, sarung tangan, kacamata, face shield,
sepatu booth, apron/gaun/hasmat.
i) Paparan radiasi :
1. TLD (Thermo Luminisence Dosimetry)
2. Apron
3. Tyroid Shield
4. Gonad Shield
5. Mobile Shield

C. Tindakan Yang Beresiko Terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
d. Pembuangan peralatan tajam, secara tidak aman
e. Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

D. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
di kamar bedah adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi
ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dapat dijabarkan
dalam kegaiatn yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diri yaitu pelindung kaki, aprom/gaun
pelindung, topi, masker, kacamata (pelindung wajah) dan sarung tangan
c. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan lainnya

- 33
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan


e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
f. Pengelolaan alat tenun bekas pakai
g. Pemeriksaan kesehatan berkala dan pemberian immunisasi/
profilaksis (immunisasi hepatitis B)

E. Hal – hal yang Perlu Diketahui Petugas yang Terpapar


a. Tindakan sesuai dengan jenis paparan
b. Status kesehatan petugas terpapar
c. Status kesehatan sumber paparan
d. Kebijakan yang ada
e. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh
f. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai

- 34
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di Alia Hospital Depok dalam memberikan


pelayanan di kamar bedah adalah :
a. Angka penudaan operasi
b. Angka keterlambatan dimulainya operasi
c. Angka ketidaklengkapan inform conset
d. Angka ketidaklengkapan laporan operasi
e. Angka ketidaklengkapan laporan anestesi
Indikator tersebut dilaporkan satiap bulan dalam laporan kerja bulanan.
Untuk pengendalian mutu pelayanan kamar operasi dilakukan pemeriksaan swab/
sterilisasi dari udara, air, dan instrumen setiap tahun

- 35
-
PT INSANI MENARA M EDIKA
Jl. Kartini No. 2 Pancoran Mas
Kota Depok – Jawa Barat 16431
Telp. : ( 021 ) 77803600 ( Hunting)
Fax. : ( 021 ) 77803700

BAB IX
PENUTUP

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan dan


kedokteran berdampak pula pada bidang medis dan perawatan.
Instalasi Kamar Operasi merupakan bagian integral dari pelayanan Rumah Sakit
yang salah satunya adalah pelayanan sebelum tindakan anestesi dalam rangka
kesuksesan tindakan pembedahan demi keselamatan dan pemulihan kondisi
pasien post operasi. Pelayanan Instalasi Operasi yang dilakukan di Rumah Sakit
tentunya perlu senantiasa disesuaikan dengan perkembangan tersebut.
Dalam menyongsong era globalisasi dan menghadapi persaingan bebas di bidang
kesehatan, maka pelayanan anestesi juga harus disiapkan secara benar.
Pedoman ini disusun untuk menjadi acuan Pelaksanaan Pelayanan Anestesi di
Alia Hospital Depok, dan tetap terbuka untuk dievaluasi dan disempurnakan dari
waktu ke waktu.

- 36
-

Anda mungkin juga menyukai