Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

ANALISIS BUFFER
Dosen Pengampu : Purwanto, S.Pd, M.Si

Oleh:

Nama Mahasiswa : Cholifatul Rofiah Syah Lingga


NIM : 170721636575
Offering/Angkatan : A-2017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2019
ANALISIS BUFFER
I. TUJUAN
1) Mahasiswa membuat peta zona rawan bencana erupsi gunung raung
2) Mahasiswa dapat melakukan analisis buffer pada peta zona rawan bencana erupsi
gunung raung
II. ALAT dan BAHAN
Alat :
1) Softwrae ARCGIS 10 x dengan menu toolboks
2) Laptop
Bahan :
1) Peta digital Shapefile Titik Kawah Gunung Raung
2) Peta digital sungai gunung raung
3) Peta administrasi kabupaten bondowoso
4) Base maps ArcGIS  Imagery
III. DASAR TEORI
Buffer merupakan suatu fasilitas dalam aplikasi SIG yaitu ArcGIS.
Fasilitas ini sering digunakan dalam pekerjaan analisis yang berkaitan dengan
“regulasi” lingkungan (Prahasta, 2002). Buffer adalah bentuk lain dari teknik analisis
yang dapat mengidentifikasi hubungan pada suatu titik dengan area disekitar titik
tersebut. Menurut Prahasta (2002) secara anatomis buffer merupakan bentuk zona
yang mengarah keluar dari sebuah objek pemetaan apakah itu sebuah titik, garis atau
area. Maka dari itu zona-zona yang terbentuk secara grafis akan digunakan untuk
mengidentifikasi kedekatan-kedekatan spasial suatu objek peta terhadap objek yang
ada disekitarnya.

Gambar 1. Bentuk buffer dari elemen titik, garid dan area


Menutut pendapat dari DeMers (2009) bentuk buffer yang berangkat dari
elemen titik peta maka dapat berhierarki dalam skala tertentu untuk menunjukkan
pengaruh suatu nilai terhadap area yang dilingkupnya. Untuk buffer yang berangkat
dari elemen garis atau unsur path yaitu menggambarkan nilai yang terkandung dalam
garis tersebut sebagai kondisi tertmpung sebagai contoh adalah sungai atau kanal.
Sedangakan bentuk buffer yang terbuat dari unsur polygon contohnya adalah
mempresentasikan dampak keberadaan danau di suatu kawasan.

Pada dasarnya metode buffering dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Single Buffer, yaitu metode buffer tunggal yang menghasilkan suatu unsur spasial
berupa poligon tunggal dengan jarak tertentu dari suatu obyek. Jarak antara area
ditentukan dari unsur-unsur spasial yang menjadi masukannya.
2) Multiple Ring Buffer, merupakan metode buffer yang berfungsi untuk membuat
lebih dari satu buffer dengan jarak interval tertentu dari suatu objek. Misalnya
jarak pertama 500 meter, kedua 1000 meter, dan ketiga 1500 meter. Dengan
adanya buffer ini maka akan menghasilkan layer spasial baru yang berbentuk
poligon dengan jarak tertentu dari unsur-unsur spasial yang menjadi masukannya
(Prahasta, 2009).

IV. LANGKAH KERJA


1. Single Buffer
1) Buka aplikasi Arcgis
2) Tampilkan data terlebih dahulu untuk melakukan analisis data titik. Misalnya add
data titik Gunung Raung yaitu dengan add data  Gunung Raung  tekan add

3) Maka data akan tampil seperti gambar dibawah

4) Kemudian aktifkan ArcToolbox

5) Maka akan muncul tampilan seperti ini. Maka pilih Analysis Tools  Proximity
 Buffer
6) Klik dua kali pada Buffer maka akan kluar tampilan untuk penyimpanan buffer.
Pada input feature klik Gunung RaungOk dan untuk output feature class pilih
penyimpanan untuk menyimpan buffer.

7) Untuk linier unitnya dapat di ganti dengan satuan yang diinginkan. Pada
praktikum ini di pilih yaitu kilometer lalu tekan Ok

8) Maka tampilan single buffer akan seperti ini


2. MultipleBuffer
1) Untuk multiplebuffer klik ArcToolbox

2) Maka akan kluar tampilan seperti ini. Lalu pilih inputnya yaitu Gunung Raung
dan output feature class pilih penyimpanan untuk menyimpan multiplebuffer

3) Untuk buffer unit diganti dengan satuan kilometer


4) Pada distance diisi dengan jarak radius yang akan ditentukan. Misalnya jarak
5 km, 10km, 15km, 20km dan 25kmklik Ok

5) Setelah itu hasil dari multiplebuffer akan seperti ini.

V. HASIL DAN ANALISIS


Hasil :
1. Peta kawasan rawan bencana Gunung Raung multiplebuffer dari kawah
(terlampir)
2. Peta kawasan rawan bencana Gunung Raung multiplebuffer sungai (terlampir)

Analisis :

Pada peta kawasan rawan bencana Gunung Raung dengan multiplebuffer


kawah gunung yang memiliki radius 5km, 10km, 15km, 20km, dan 25km yaitu
kawasan yang terdapak pada Kecamatan Tlogosari, Sumber Wringin, Ijen, Pujer,
Sukosari dan Botolinggo. Sedangkan untuk peta kawasan rawan bencana Gunung
Raung dengan multiplebuffer sungai dengan radius 500m, 1000m, 1500m, 2000m,
dan 2500m kawasan yang terdampak yaitu Kecamatan Tlogosari, Sumber Wringin,
Wonosari, Tapen dan Tegalampel.

VI. PEMBAHASAN
Gunung Raung adalah gunung api berbentuk kerucut yang terletak di
antara Kabupaten Bondowoso, Jember dan Banyuwangi. Dimana gunung raung ini
adalah gunung yang terdapat pada komplek Gunung Ijen, Gunung Rante dan Gunung
Pande. Gunung raung merupakan gunung berapi yang masih aktif dan selalu
mengeluarkan asap bahkan menyemburkan bila meletus. Potensi terjadinya gunung
meletus sangatlah tinggi di Indoensia. Bencana merupakan suatu aspek penting dalam
pembangunan suatu wilayah, semakin tinggi potensi suatu bencana maka akan
semakin tinggi pula potensi ganggun terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Maka dari itu pembuatan peta kawasan rawan bencana di Gunung Raung dilakukan
agar dapat meminimalisir korban dan mengurangi kerugian pada saat terjadi bencana
gunung meletus.
Dapat terlihat pada peta Kabupaten Bondowoso bahwa daerah yang
terkena atau terdampak terlebih dahulu dari letusan Gunung Raung adalah Kecamatan
Tlogosari, Sumber Wringin dan Ijen yang berada pada radius 1-20 km. Dimana
kecamatan-kecamatan tersebut terdapat pada lereng dari Gunung Raung. Selanjutnya
untuk radius 21-25 km daerah yang terdampak adalah Kecamatan Pujer, Sukosari dan
Botolinggo. Dalam pengevakuasian penduduk setempat dapat dilakukan secara cepat
dan masih mudah dilakukan, hal tersebut dikarenakan kepadatan penduduk yang
masih tergolong rendah. Dengan adanya peta kawasan rawan bencana dapat
memudahkan penduduk dalam pengevakuasian dengan melihat jalur dan juga adanya
upaya penduduk dalam tanggap akan bencana. Khususnya pada penduduk yang
tinggal di lereng Gunung Raung yang harus benar-benar mengerti tentang mitigasi
bencana dan daerah-daerah yang rawan saat Gunung Raung benar-benar meletus.
Saat pasca erupsi gunung berapi akan meninggalkan material-material
vulakanik. Jika terjadi hujan yang intensitasnya tinggi maka material tersebut akan
terbawa oleh arus air dan akan menjadi lahar dingin. Lahar akan melewati sungai-
sungai yang menuju dan melewati pemukiman penduduk hinga ratusan kilometer. Hal
tersebut juga akan mengakibatkan bencana yang cukup berbahaya dan merusak
bangunan penduduk Kabupaten Bondowoso khsususnya Kecamatan Tlogosari dan
Kecamatan Sumber Wringin. Dimana aliran sungai dari Gunung Raung mengalir
menuju Kecamatan tersebut yang merupakan daerah yang terdampak dan beresiko
lebih tenggi dari kecamatan lain. Pada peda aliran lahar memiliki radius dari 500 m,
1000 m, 1500 m, 2000 m dan 2500 m dari sungai. Aliran sungai ini mengalir dari
hulu ke hilir menuju Kabupaten Bondowoso yaitu melewati Kecamatan Sukosari,
Wonosari, Tapen dan Tegalampel.
Peta kawasan rawan bencana Gunung Raung pada aliran sungai yang akan
dilewati oleh lahar ini di butuhkan agar sebisa mungkin penduduk dapat mengetahui
dampak yang di akibatkan dari erupsi Gunung Raung dan waspada jika lahar
melewati sungai tersebut. Penarikan batas tingkat rawan bencana dan juga
memperhatikan sifat letusan saat Gunung Raung erupsi sangat penting diketahui
penduduk. Agar dari situ dapat mengurangi adanya korban dan juga kerusakan pada
bangunan tempat tinggal. Dari hasil peta kawasan rawan bencana ini terlihat bahwa
daerah yang terkena dampak dari lahar Gunung Raung yaitu di wilayah yang
kepadatan penduduknya masih rendah. Dapat diketahui dari situ jika kepadatan
penduduk yang masih rendah maka luas lahan masih tergolong tinggi. Para penduduk
banyak yang memiliki sawah atau pertanian, dengan begitu maka lahar dari Gunung
Raung dapat merusak sejumlah pertanian di wilayah-wilayah tersebut. Maka akan
berdampak pada perekonomian masyarakat setempat.
VII. KESIMPULAN

Pada analisis buffer yang memiliki fungsi sebagai identifikasi kedekatan-


kedekatan spasial suatu objek peta terhadap objek yang ada disekitarnya yang
diterapkan dalam praktikum ini untuk menganalisis peta kawasan rawan bencana
Gunung Raung. Dimana daerah-daerah yang terdampak dengan resiko yang tinggi
baik dalam segi radius Gunung Raung dan juga dari radius sunngai yang mengalir
dari Gunung Raung adalah Kecamatan Tlogosari dan Kecamatan Sumber Wringin.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Aql Wafirul. 2010. Analisa Buffer Dalam Sistem Informasi Geografis Untuk
Perencanaan Ruang Kawasan. (Oline),
http://journal.uny.ac.id/index.php/inersia/article/viewFile/10547/8063

Purwanto, S.Pd., M.Si. 2017. Modul Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas


Negeri Malang
Stevany Demi, dkk. 2016. Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Letusan Gunung
Raung
Dengan Metode Network Anilisis. (Online)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/13887
IX. LAMPIRAN

1. Peta kawasan rawan bencana Gunung Raung buffer dari kawah

2. Peta kawasan rawan bencana Gunung Raung buffer sungai

Anda mungkin juga menyukai