Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ASP

Nama : Safira

NIM : C30021017

PERATURAN MENTERI KEUANGAN TERKAIT SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

Menimbang:

a. Bahwa untuk kepastian hukum dan penyesuaian terhadap pengaturan penyelenggaraan akuntansi
dan pelaporan keuangan berdasarkan prinsip, dasar, aturan, dan praktik spesifik yang dipilih dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan di lingkungan pemerintah Pusat, perlu mengganti
Peraturan menteri Keuangan

nomor 225/PMK.05/2019 tentang Kebijakan Akuntansi pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah
dengan peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.05/2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan nomor 225/PMK.05/2019 tentang Kebijakan Akuntansi pemerintah Pusat

b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan


Peraturan Menteri keuangan tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat

Memutuskan:

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.

2. SAP Ber basis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam
pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam
pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan
belanja negara/ anggaran pendapatan dan belanja daerah.

3. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat adalah pnns1pprinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-


aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih dalam penyusunan dan pemerintah pusat.

4. Penyajian laporan keuangan entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau
lebih entitas akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
wajib menyajikan laporan pertanggung jawaban berupa laporan keuangan.
5. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan penggun anggaran dan oleh karenanya wajib
penyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada Entitas
Pelaporan.

6. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban pemerintah atas pelaksanaan anggaran


pendapatan dan belanja negara berupa laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, laporan
operasional, laporan perubahan saldo anggaran lebih, laporan perubahan ekuitas, neraca, dan catatan
atas laporan keuangan.

Pasal 2

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ini disusun
berdasarkan SAP berbasis akrual.

Pasal 3

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat bertujuan untuk:

a. Memberikan pedoman bagi Entitas Akuntansi dan entitas Pelaporan pada pemerintah pusat dalam
menyusun Laporan Keuanga pemerintah Pusat (LKPP), laporan Keuangan Bendahara Umum Negara
(LKBUN), dan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) dalam rangka meningkatkan
keterbandingan Laporan Keuangan baik antar periode maupun antar Entitas Pelaporan.

b. Memberikan pedoman dalam pelaksanaan sistem dan prosedur akuntansi pemerintah pusat.

Pasal 4

1. Ruang lingkup Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat terdiri atas:

a. Pendahuluan;

b. Kebijakan pelaporan keuangan;

c. Kebijakan akuntansi kas dan setara kas;

d. Kebijakan akuntansi investasi;

e. Kebijakan akuntansi piutang;

f. Kebijakan akuntansi persediaan;

g. Kebijakan akuntansi aset tetap;

h. Kebijakan akuntansi aset lainnya;

i. Kebijakan akuntansi kewajiban/utang;


j. Kebijakan akuntansi ekuitas;

k. kebijakan akuntansi pendapatan;

l. kebijakan akuntansi beban, belanja, dan transfer ke daerah;

m. kebijakan akuntansi pembiayaan;

n. kebijakan akuntansi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)/Sisa kurang pembiayaan anggaran
(SiKPA) /Saldo Anggaran Lebih (SAL);

o. kebijakan akuntansi transitoris; dan

p. Kebijakan akuntansi pelaporan penanganan dampak pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
dan program pemulihan ekonomi nasional.

2. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan menteri ini.

Pasal 5

1. Menteri/pimpinan lembaga dapat menyusun petunjuk teknis akuntansi di lingkungan kementerian


negara/lembaga masing-masing dengan mengacu pada Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat dalam
peraturan Menteri ini.

2. Dalam menyusun petunjuk teknis akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kementerian
negara/lembaga dapatbe dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan di bidang keuangan.

Pasal 6

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini mulai
digunakan untuk penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL), Laporan
Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN), dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun
Anggaran 202 L

Pasal 7

Pada saat peraturan menteri ini mulai berlaku, peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2019
tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
1729) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.05/2020
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2019

tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1682), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 8

Peraturan Menteri m1 mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, pemerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

APLIKASI SAKTI (SISTEM APLIKASI KEUANGAN TINGKAT INSTANSI)

Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) adalah aplikasi yang diluncurkan oleh Kementerian
Keuangan R.I sebagai sarana bagi Satuan Kerja dalam mendukung pengelolaan keuangan. Untuk
tersosialisasikannya aplikasi ini hari ini (Senin, 07/02/2022) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM Jawa Barat menyelenggarakan Coaching dan Mentoring penggunaan aplikasi SAKTI bagi para
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) dan
Bendahara Pengeluaran di seluruh Unit Pelaksana Teknis Wilayah Jawa Barat yang dilaksanakan
secara Virtual melalui Aplikasi Zoom. 

Kegiatan diawali dengan Pembahasan Kebijakan Implementasi Aplikasi SAKTI  dan dilanjutkan dengan
Kegiatan Coaching dan Mentoring Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) Modul Pelaksanaan.
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat JL. Jakarta
No. 27 Lt.II Bandung. Kegiatan ini diikuti oleh Kepala Kantor Wilayah Sudjonggo bersama seluruh
Pimpinan Tinggi Pratama Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Kepala Divisi
Pemasyarakatan Taufiqurrakhman, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Heriyanto, Kepala Divisi
Keimigrasian Heru Tjondro. Hadir langsung pada kegiatan Coaching and Mentoring pada siang ini Plt.
Kepala Divisi Administrasi Eva Gantini didampingi Kepala Sub Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara
(BMN) Ferry Ferdiansyah dengan Narasumber Kepala KPPN Bandung I Hermawan Sukoasih dan PTPN
Mahir Asep Suryadi yang hadir secara Virtual.

Eva Gantini mewakili Kepala Kantor Wilayah dalam sambutannya menyampaikan "Untuk memodernisasi


Pengelolaan Keuangan Negara dan Perkembangan Teknologi Informasi diperlukan akselerasi
penggunaan teknologi informasi dan pengembangan proses bisnis pelaksanaan serta
pertanggungjawaban anggaran. Sumber Daya Manusia (SDM) memainkan peranan penting dalam
pengelolaan keuangan negara. Peranan penting tersebut tercermin dari keterlibatan SDM tersebut
dalam fungsi perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pertanggungjawaban keuangan".
Penyelenggaraan kegiatan Coaching dan Mentoring SAKTI ini merupakan salah satu upaya Kantor
Wilayah dalam upaya penguatan elemen SDM pengelola keuangan, dengan harapan bahwa pengelolaan
anggaran pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat dapat dilaksanakan sesuai
kaidah-kaidah yang baik (best practice) dalam pengelolaan keuangan negara yaitu berlandaskan prinsip
profesionalisme, transparansi, dan akuntabilitas, serta berorientasi pada hasil. 

Untuk diketahui bahwa Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) adalah aplikasi yang digunakan
sebagai sarana bagi satker dalam mendukung implementasi SPAN untuk melakukan pengelolaan
keuangan yang meliputi tahapan perencanaan hingga pertanggungjawaban anggaran. SAKTI
mengintegrasikan seluruh aplikasi satker yang ada. Mempunyai fungsi utama dari mulai Perencanaan,
Pelaksanaan hingga Pertanggungjawaban Anggaran. Selain itu, SAKTI menerapkan konsep single
database. Aplikasi SAKTI digunakan oleh entitas akuntansi dan entitas pelaporan Kementerian
Negara/Lembaga. Seluruh Transaksi entitas akuntansi dan entitas pelaporan dilakukan secara sistem
elektronik.

SAKTI terdiri atas SAKTI online dan SAKTI offline, yang menggunakan sistem single entry point, single
database, dan akuntansi berbasis akrual. Adapun periodisasi transaksi dalam SAKTI meliputi Januari
sampai dengan Desember, unaudited, dan audit. Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)
mencakup seluruh proses pengelolaan keuangan negara pada SATKER dimulai dari proses
Penganggaran, Pelaksanaan, sampai dengan Pelaporan. Masing-masing proses pengelolaan keuangan
diperankan oleh modul-modul aplikasi sebagai berikut :

Proses penganggaran diperankan oleh modul Penganggaran.

Proses pelaksanaan diperankan oleh beberapa Modul, yaitu Modul Komitmen (meliputi sub-modul
Manajemen Supplier dan sub-modul Manajemen Komitmen), Modul Bendahara, Modul Aset Tetap,
Modul Persediaan, dan Modul Pembayaran.

Proses pelaporan diperankan oleh modul GL dan Pelaporan.

Adapun Perbedaan SAKTI Dengan Aplikasi Satker Sebelumnya yaitu :

Menggunakan satu database terpusat;

Memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi dengan adanya proses enkripsi/dekripsi Arsip Data
Komputer (ADK);

Dapat di-install di beberapa operating system (misal Windows, Linux);

Lebih mudah digunakan (user friendly);

Dapat dijalankan dalam spesifikasi PC/Laptop yang minimum;

Kinerja aplikasi yang lebih konsisten

Anda mungkin juga menyukai