Anda di halaman 1dari 16

Nama : Muhammad Fathan

NIM : 2020573010039
Kelas : TI 3A
Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital
Tanggal : 16 November 2022
1. Coding :
 baca = imread ('IMG-20220208-WA0033.jpg');
abu = rgb2gray (baca);
th = abu > 60 & abu < 115;

 %morfologi
se = strel ('rectangle',[3 3]);
se1 = strel ('rectangle',[5 5]);
se2 = strel ('diamond',3);
se3 = strel ('diamond',5);
se4 = strel ('square',3);
se5 = strel ('square',5);
se6 = strel ('disk',3);
se7 = strel ('disk',5);
se8 = strel ('line',3,9);
se9 = strel ('line',5,15);
se10 = strel ('octagon',3);
se11 = strel ('octagon',9);
se12 = strel ('pair',[3 3]);
se13 = strel ('pair',[5 5]);
se14 = strel ('periodicline',2,[1 2]);
se15 = strel ('periodicline',5,[1 5]);
se16 = strel ('arbitrary', [1 0 0; 1 0 0; 1 0 1]);
se17 = strel ('arbitrary', [1 0 1; 1 0 0; 1 0 0]);
se18 = strel ('arbitrary', [1 0 0; 1 0 0; 1 0 1], [1 0 0; 1 0
0;1 0 1]);
se19 = strel ('arbitrary', [1 0 1; 1 0 0; 1 0 0], [1 0 1; 1 0
0; 1 0 0]);

 %dilation
dil = imdilate(th,se);
dil1 = imdilate(th,se1);
dil2 = imdilate(th,se2);
dil3 = imdilate(th,se3);
dil4 = imdilate(th,se4);
dil5 = imdilate(th,se5);
dil6 = imdilate(th,se6);
dil7 = imdilate(th,se7);
dil8 = imdilate(th,se8);
dil9 = imdilate(th,se9);
dil10 = imdilate(th,se10);
dil11 = imdilate(th,se11);
dil12 = imdilate(th,se12);
dil13 = imdilate(th,se13);
dil14 = imdilate(th,se14);
dil15 = imdilate(th,se15);
dil16 = imdilate(th,se16);
dil17 = imdilate(th,se17);

 imtool(dil);
imtool(dil1);
imtool(dil2);
imtool(dil3);
imtool(dil4);
imtool(dil5);
imtool(dil6);
imtool(dil7);
imtool(dil8);
imtool(dil9);
imtool(dil10);
imtool(dil11);
imtool(dil12);
imtool(dil13);
imtool(dil14);
imtool(dil15);
imtool(dil16);
imtool(dil17);

2. Rectangle
TH :

Perbandingan [3 3] dan [5 5] Rectangle :

[3 3] [5 5]
Analasis :
Morfologi rectangle memiliki perubahan bentuk pixel seperti persegi panjang.untuk
morfologi citra rectangle,mula nya di awali dengan TH pada citra.contoh TH saya
adalah 60 > 115 yang artinya adalah jika ada nilai di bawah 60 dan diatas 115 maka
nilainya adalah 0,namun jika nilainya 60 sampai 115 makanya nilainya adalah 1.Putih
bernilai 1 dan hitam bernilai 0.awal nya citra RGB akan dirubah dulu menajadi TH
baru nanti nya akan diubah menjadi rectangle.untuk mengubah menjadi rectangle,kita
perlu memberi nilai pada rectangle nya yaitu [3 3],[5 5],dan [9 9].nantinya morfologi
rectangle akan merubah banyak nilai pixel yang awalnya 0 menjadi 1.semakin besar
nilainya maka semakin banyak angka 1 yang muncul atau warna putih.pada gambar
diatas,saya membuat morfologi rectangle pada koordinat (291,641). Nilai yg saya
gunakan untuk morfologi rectangle adalah [3 3] dan [5 5].

3. Diamond
TH :

Perbandingan [3 3] dan [5 5] Diamond :

[3 3] [5 5]
Analisis :
Seperti nama nya diamond,morfologi diamond memiliki perubahan bentuk pixel
seperti Diamond. mula nya di awali dengan TH pada citra.contoh TH saya adalah 60
> 115 yang artinya adalah jika ada nilai di bawah 60 dan diatas 115 maka nilainya
adalah 0,namun jika nilainya 60 sampai 115 makanya nilainya adalah 1.Putih bernilai
1 dan hitam bernilai 0.awal nya citra RGB akan dirubah dulu menajadi TH baru nanti
nya akan diubah menjadi morfologi diamond. untuk mengubah menjadi diamond,kita
perlu memberi nilai pada diamond nya yaitu 3,5,dan 9.nantinya morfologi diamond
akan merubah banyak nilai pixel yang awalnya 0 menjadi 1.semakin besar nilainya
maka semakin banyak angka 1 yang muncul atau warna putih.pada gambar
diatas,saya membuat morfologi diamond pada koordinat (291,641).Nilai yg saya
gunakan untuk morfologi diamond adalah 3 dan 5.dapat dilihat bahwa pada bagian
diamond yang bernilai 3 masi ada nilai 0 nya,namun pada diamond nilai 5 nilai 0 nya
tidak ada lagi karna pada citra saya banyak nilai yang melewati nilai TH 115 atau
kurang nilai TH 60.

4. Square
TH :
Perbandingan 3 dan 5 Square :

3 5
Analisis :
Mirip seperti morfologi rectangle, morfologi square memiliki perubahan bentuk pixel
seperti persegi panjang.untuk morfologi citra square,mula nya di awali dengan TH
pada citra.contoh TH saya adalah 60 > 115 yang artinya adalah jika ada nilai di bawah
60 dan diatas 115 maka nilainya adalah 0,namun jika nilainya 60 sampai 115
makanya nilainya adalah 1.Putih bernilai 1 dan hitam bernilai 0.awal nya citra RGB
akan dirubah dulu menajadi TH baru nanti nya akan diubah menjadi square.untuk
mengubah menjadi square,kita perlu memberi nilai pada square nya yaitu 3,5,dan
9.nantinya morfologi square akan merubah banyak nilai pixel yang awalnya 0 menjadi
1.semakin besar nilainya maka semakin banyak angka 1 yang muncul atau warna
putih.pada gambar diatas,saya membuat morfologi square pada koordinat (291,641).
Nilai yg saya gunakan untuk morfologi rectangle adalah 3 dan 5.
5. Disk
TH :

Perbandingan 3 dan 5 Disk :

3 5
Analisis :
untuk morfologi citra disk,mula nya di awali dengan TH pada citra.contoh TH saya
adalah 60 > 115 yang artinya adalah jika ada nilai di bawah 60 dan diatas 115 maka
nilainya adalah 0,namun jika nilainya 60 sampai 115 makanya nilainya adalah 1.Putih
bernilai 1 dan hitam bernilai 0.awal nya citra RGB akan dirubah dulu menajadi TH
baru nanti nya akan diubah menjadi disk.untuk mengubah menjadi disk,kita perlu
memberi nilai pada disk nya yaitu 3,5,9,dan lain lain.nantinya morfologi disk akan
merubah banyak nilai pixel yang awalnya 0 menjadi 1.semakin besar nilainya maka
semakin banyak angka 1 yang muncul atau warna putih.pada gambar diatas,saya
membuat morfologi disk pada koordinat (291,641). Nilai yg saya gunakan untuk
morfologi disk adalah 3 dan 5. dapat dilihat bahwa pada bagian disk yang bernilai 3
masi ada nilai 0 nya,namun pada disk nilai 5 nilai 0 nya tidak ada lagi karna pada citra
saya banyak nilai yang melewati nilai TH 115 atau kurang nilai TH 60.

6. Line
TH :

Perbandingan 3,9 dan 5,15 Line :

3,9 5,15
Analisis :
Morfologi line memiliki perubahan bentuk pixel seperti garis. morfologi citra
line,mula nya di awali dengan TH pada citra.contoh TH saya adalah 60 > 115 yang
artinya adalah jika ada nilai di bawah 60 dan diatas 115 maka nilainya adalah
0,namun jika nilainya 60 sampai 115 makanya nilainya adalah 1.Putih bernilai 1 dan
hitam bernilai 0.awal nya citra RGB akan dirubah dulu menajadi TH baru nanti nya
akan diubah menjadi line.untuk mengubah menjadi line,kita perlu memberi nilai pada
line nya yaitu (3,9),(5,15),(5,90) dan lain lain.nantinya morfologi line akan merubah
banyak nilai pixel yang awalnya 0 menjadi 1.semakin besar nilainya maka semakin
banyak angka 1 yang muncul atau warna putih.pada gambar diatas,saya membuat
morfologi line pada koordinat (291,641). Nilai yg saya gunakan untuk morfologi line
adalah 3,9 dan 5,15.

7. Octagon
TH :
Perbandingan 3 dan 5 Octagon :

3 5
Analisis :
Morfologi octagon memiliki perubahan bentuk pixel seperti segi delapan.Morfologi
citra octagon,mula nya di awali dengan TH pada citra.contoh TH saya adalah 60 >
115 yang artinya adalah jika ada nilai di bawah 60 dan diatas 115 maka nilainya
adalah 0,namun jika nilainya 60 sampai 115 makanya nilainya adalah 1.Putih bernilai
1 dan hitam bernilai 0.awal nya citra RGB akan dirubah dulu menajadi TH baru nanti
nya akan diubah menjadi octagon.untuk mengubah menjadi octagon,kita perlu
memberi nilai pada octagon nya yaitu 3,5,9,dan lain lain.nantinya morfologi octagon
akan merubah banyak nilai pixel yang awalnya 0 menjadi 1.semakin besar nilainya
maka semakin banyak angka 1 yang muncul atau warna putih.pada gambar
diatas,saya membuat morfologi octagon pada koordinat (291,641). Nilai yg saya
gunakan untuk morfologi octagon adalah 3 dan 5. dapat dilihat bahwa pada bagian
octagon yang bernilai 3 masi ada nilai 0 nya,namun pada disk nilai 5 nilai 0 nya tidak
ada lagi karna pada citra saya banyak nilai yang melewati nilai TH 115 atau kurang
nilai TH 60.
8. Pair
TH :

Perbandingan [3 3] dan [5 5] Pair :

[3 3] [5 5]
Analisis :
Morfologi citra pair,mula nya di awali dengan TH pada citra.contoh TH saya adalah
60 > 115 yang artinya adalah jika ada nilai di bawah 60 dan diatas 115 maka nilainya
adalah 0,namun jika nilainya 60 sampai 115 makanya nilainya adalah 1.Putih bernilai
1 dan hitam bernilai 0.awal nya citra RGB akan dirubah dulu menajadi TH baru nanti
nya akan diubah menjadi pair.untuk mengubah menjadi pair,kita perlu memberi nilai
pada pair nya yaitu [3 3],[5 5],[9 9] dan lain lain.nantinya morfologi pair akan
merubah banyak nilai pixel yang awalnya 0 menjadi 1.semakin besar nilainya maka
semakin banyak angka 1 yang muncul atau warna putih.pada gambar diatas,saya
membuat morfologi pair pada koordinat (291,641). Nilai yg saya gunakan untuk
morfologi line adalah [3 3] dan [5 5].

9. Periodicline
TH :

Perbandingan 2,[1 2] dan 5,[1 5] Periodicline :

2,[1 2] 5,[1 5]
Analisis
Morfologi citra periodicline,mula nya di awali dengan TH pada citra.contoh TH saya
adalah 60 > 115 yang artinya adalah jika ada nilai di bawah 60 dan diatas 115 maka
nilainya adalah 0,namun jika nilainya 60 sampai 115 makanya nilainya adalah 1.Putih
bernilai 1 dan hitam bernilai 0.awal nya citra RGB akan dirubah dulu menajadi TH
baru nanti nya akan diubah menjadi periodicline.untuk mengubah menjadi
periodicline,kita perlu memberi nilai pada periodicline nya yaitu 2,[1 2], 5,[1 5] dan
lain lain.nantinya morfologi periodicline akan merubah banyak nilai pixel yang
awalnya 0 menjadi 1.semakin besar nilainya maka semakin banyak angka 1 yang
muncul atau warna putih.pada gambar diatas,saya membuat morfologi periodicline
pada koordinat (291,641). Nilai yg saya gunakan untuk morfologi line adalah 2,[1
2]dan 5,[1 5]
dapat dilihat bahwa pada bagian periodicline yang bernilai 2,[1 2] masi ada nilai 0
nya,namun pada periodicline nilai 5,[1 5] nilai 0 nya tidak ada lagi karna pada citra
saya banyak nilai yang melewati nilai TH 115 atau kurang nilai TH 60.

10. Arbitrary (NHOOD)


TH :
Perbandingan [1 0 0; 1 0 0; 1 0 1] dan [1 0 1; 1 0 0; 1 0 0] Arbitrary (NHOOD)

[1 0 0; 1 0 0; 1 0 1] [1 0 1; 1 0 0; 1 0 0]
Analisis :
Morfologi arbitrary (nhood) mempunyai sintaks structure element ‘strel (‘arbitrary’,
NHOOD);’. NHOOD merupakan nilai matriks yang berisi 1 dan 0. Morfologi citra
arbitrary (nhood),mula nya di awali dengan TH pada citra.contoh TH saya adalah 60
> 115 yang artinya adalah jika ada nilai di bawah 60 dan diatas 115 maka nilainya
adalah 0,namun jika nilainya 60 sampai 115 makanya nilainya adalah 1.Putih bernilai
1 dan hitam bernilai 0.awal nya citra RGB akan dirubah dulu menajadi TH baru nanti
nya akan diubah menjadi arbitrary (nhood).untuk mengubah menjadi arbitrary
(nhood),kita perlu memberi nilai pada arbitrary (nhood) nya yaitu [1 0 0; 1 0 0; 1 0 1],
[1 0 1; 1 0 0; 1 0 0] dan lain lain.nantinya morfologi arbitrary (nhood) akan merubah
banyak nilai pixel yang awalnya 0 menjadi 1.semakin besar nilainya maka semakin
banyak angka 1 yang muncul atau warna putih.pada gambar diatas,saya membuat
morfologi arbitrary (nhood) pada koordinat (291,641). Nilai yg saya gunakan untuk
morfologi line adalah [1 0 0; 1 0 0; 1 0 1] dan [1 0 1; 1 0 0; 1 0 0].
11. Arbitrary (NHOOD, HEIGHT)

RGB [1 0 0; 1 0 0; 1 0 1], [1 0 0; 1 0 0; 1 0 1] [1 0 1; 1 0 0; 1 0 0], [1 0 1; 1 0 0; 1 0


0]

Analisis :
Morfologi arbitrary (nhood, height) mempunyai sintaks structure element ‘strel
(‘arbitrary’, NHOOD, HEIGHT);’. NHOOD merupakan nilai matriks yang berisi 1
dan 0 sedangkan HEIGHT merupakan nilai yang sama seperti yang ada pada
NHOOD.hal ini membuat morfologi citra arbitrary (nhood, height), tidak ada proses
thresholding karena morfologi arbitrary (NHOOD, HEIGHT) termasuk morfologi
non-flat yang hanya dapat melakukan proses dilatasi terhadap citra RGB dan
Grayscale saja, tidak bisa melakukan proses dilatasi pada citra biner. pada gambar
diatas,saya membuat morfologi arbitrary (nhood, height) pada koordinat (291,641).
Nilai yg saya gunakan untuk morfologi arbitrary (nhood, height) adalah [1 0 0; 1 0 0; 1 0

1], [1 0 0; 1 0 0; 1 0 1] dan [1 0 1; 1 0 0; 1 0 0], [1 0 1; 1 0 0; 1 0 0].


12. Ball
Perbandingan 1, 1, 0 dan 3, 3, 0 Ball

RGB 1, 1, 0 3, 3, 0
Analisis :
Morfologi ball mempunyai sintaks structure element ‘strel(‘ball’, R, H, N);’. R
merupakan nilai radius, H merupakan nilai tinggi(height), dan N merupakan nilai
periodik. hal ini membuat morfologi citra ball, tidak ada proses thresholding karena
morfologi ball termasuk morfologi non-flat yang hanya dapat melakukan proses
dilatasi terhadap citra RGB dan Grayscale saja, tidak bisa melakukan proses dilatasi
pada citra biner. pada gambar diatas,saya membuat morfologi ball pada koordinat
(291,641). Nilai yg saya gunakan untuk morfologi ball adalah 1,1,0 dan 3,3,0.

Anda mungkin juga menyukai