Anda di halaman 1dari 1

Nama : Dzaky Faqihul Izza

Nim : 2285210073
Kelas: 3 A
Mata kuliah : pendidikan inklusi
Analisis film “Taare Zemeen par”
Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak bernama Ishaan. Ishaan mengalami Kesulitan
dalam belajar. Ishaan masih belum bisa membaca, menghitung, dan menulis ejaan kata. Awalnya
Ishaan disekolahkan di sekolah umum, tetapi Ishaan selalu membuat masalah. Ia sering Tidak focus
dalam kelas, tidak bisa mengikuti pelajaran, sering izin ke toilet saat jam pelajaran, Dan banyak lagi
yang membuat guru-guru di sekolah tersebut menjadi kesal. Karena, sebelumnya Ishaan pun tidak
dinaikkan kelas dan tidak ada perubahan apapun. Keluarga Ishaan tidak sadar Jika Ishaan itu
merupakan anak berkebutuhan khusus, jadinya sang ayah tetap menuntut Ishaan Untuk mendapatkan
nilai yang bagus. Suatu ketika Ishaan bolos kelas dengan berjalan-jalan sendirian karena Ishaan tidak
membawa Hasil ujian matematika yang di tanda tangani oleh orangtua. Ishaan mempunyai kakak
yang Bernama Yohaan. Yohaan memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan Ishaan. Yohaan
Merupakan anak yang pintar, disiplin, rapih, dan penurut. Ishaan meminta tolong kepada sang Kakak
untuk menuliskannya surat izin tidak masuk kelas karena ia bolos. Awalnya, sang kakak Tidak mau
tetapi akhirnya Yohaan pun tetap menuliskan surat izin untuk adiknya. Namun, hal itu Ketahuan oleh
sang ayah dan membuat sang ayah marah, hingga akhirnya memutuskan untuk Menaruh Ishaan di
sekolah asrama.
Ishaan semakin sering melamun, tetap tidak bisa konsentrasi didalam kelas, dan sering menangis.
Lalu, datanglah seorang guru baru yang menggantikan guru sebelumnya yang pindah. Guru tersebut
bernama Ram Shankar Nikumbh. Awal Pak Nikumbh datang, disaat murid lain ikut menari dan
bernyanyi bersama Ishaan hanya terduduk melamun. Lalu, saat diberikan tugas untuk melukis dengan
bebas Ishaan pun masih tetap melamun yang membuat Pak Nikumbh melihatnya merasa kasihan. Pak
Nikumbh melihat Ishaan seperti tertekan dan ketakutan. Karena itu lah Pak Nikumbh mendatangi
rumah Ishaan dan bertemu kedua orang tuanya. Di rumah Ishaan Pak Nikumbh melihat buku-buku
dari sekolah Ishaan yang lama, juga Pak Nikumbh baru menyadari jika Ishaan ini tertarik dan gemar
melukis. Pak Nikumbh ini tidak melihat Ishaan itu bodoh, malas, dan sulit diatur. Tetapi, dia
menyadari bahwa Ishaan ini mengalami kesulitan membaca dan menulis atau biasa disebut dengan
disleksia.
Pak Nikumbh pun menjelaskan disleksia kepada keluarga Ishaan. dan Pak Nukambh pun ingin
membantu Ishaan dalam belajar membaca dan menulis. Selain itu ingin Ishaan kembali seperti sedia
kala yang ceria dan ekspresif. Pak Nikumbh pun menemui kepala sekolah, tetapi lagi-lagi mereka
menganggap rendah Ishaan. Pak Nikumbh meminta izin kepada kepala sekolah untuk membimbing
Ishaan. Akhirnya, Ishaan pun didampingi Pak Nikumbh untuk belajar mengenal huruf, membaca, dan
menulis. Pak Nikumbh mengajarinya dengan penuh kesabaran. Lambat laun, Ishan pun menunjukkan
perkembangan. Ishaan mulai bisa mengenal huruf, membaca, juga menulis. Pak Nikumbh
mengadakan kompetisi melukis untuk semua orang termasuk murid dan guru. Banyak sekali yang
mengikuti kompetisi itu, mulai dari yang muda sampai sudah dewasa. Pak Nikumbh tercengang
melihat hasil lukisan dari Ishaan. Dan akhirnya, Ishan pun memenang kompetisi itu. Orang tua Ishaan
dan guru-guru bangga melihat k emajuan dari Ishaan. Pesan yang dapat diambil dari film ini adalah
sebagai orang tua kita harus peka terhadap perkembangan anak kita, jangan terlalu menuntut anak
untuk menjadi nomor satu dalam akademik karena semua anak memiliki bakat dan minat masing-
masing. Dan kita sebagai pendidik juga orang tua juga harus peka terhadap pendidikan anaknya,
supaya pendidikan anaknya lebih baik

Anda mungkin juga menyukai