Anda di halaman 1dari 1

Cerita tentang seorang anak bernama ISHAAN. Dia masih duduk di Sekolah Dasar.

Dia pernah tinggal kelas karena masih kesulitan dalam membaca, menulis dan berhitung.
Dia lebih suka belajar hal lain daripada mengikuti pelajaran di kelas. Di kelas, dia selalu
mendapatkan nilai yang paling rendah.
Ishaan mempunyai seorang kakak kandung bernama YOHAN. Dia adalah anak yang paling pintar.
Hampir di semua mata pelajaran, Yohan mendapatkan nilai yang terbaik.
Berbeda dengan Ishaan yang nilainya selalu paling rendah. Dia memang tak tertarik mengikuti
pelajaran di sekolah. Dia lebih tertarik untuk bermain dan menemukan sesuatu yang baru di luar
sekolah.

Suatu ketika Ishaan berkelahi dengan tetangganya yang bernama Rajid. Rajid kesal karena Ishaan
melempar bola ke arah yang salah. Sehingga, permainan Rajid dan teman-temannya berhenti.
Tidak hanya memarahin Ishaan, Rajid juga memanggil Ishaan dengan kata “Idiot”. Keadaan pun
semakin tegang, sampai mereka berkelahi. Ishaan mendapatkan luka di kepala, sedangkan Rajid
mendapat luka gigitan Ishaan. Hal ini membuat Ishaan kesal. Di sekolah, di lingkungan tetangga,
dia mendapat perlakuan yang sama.

Ketika pulang ke rumah, ternyata ibunya si Rajid, sudah datang ke rumahnya, meminta orangtua
Ishaan bertanggung jawab, karena si Rajid luka-luka. Padahal situasinya pada saat itu, Ishaan
mengalami luka yang sama. Bapaknya Ishaan tidak membela anaknya, malahan dia menampar
Ishaan, karena bukan kali itu saja, Ishaan sering membuat masalah. Lalu si Bapak mengancam
Ishaan, jika berbuat lagi, Ishaan akan dimasukkan di sebuah asrama.

Di sekolah, Ishaan sering dimarahin oleh guru-gurunya, karena tidak bisa belajar dengan baik.
Pernah sekali, Ishaan disuruh membaca satu kalimat, tetapi dia tidak bisa membacanya. Karena
menurutnya, huruf-huruf di buku tersebut, terlihat seperti menari-nari. Ishaan mengatakan yang
sejujurnya. Tetapi malahan ditertawain oleh teman-temannya. Maka si guru menyuruh Ishaan
keluar dari kelas.
Di sekolah, karena berbeda dengan teman-temannya, maka Ishaan sering dibully oleh teman-
temannya. Maka suatu ketika, dia lebih memilih membolos dari sekolah, dan pergi berkeliaran di
jalan, melihat-lihat sesuatu yang dia suka.

Di rumah, dia lebih tertarik dengan dunia seni dan hewan. Dia juga suka melukis, menggambar,
dan bermain.

Suatu hari, karena ketahuan membolos, orangtua Ishaan dipanggil ke sekolah. Guru-gurunya
mengatakan kepada orangtua Ishaan, betapa bodohnya Ishaan di kelas. Kepala sekolahnya pun
menyarankan untuk memindahkan Ishaan di sekolah lain, karena pastinya akan tinggal kelas lagi.
Akhirnya bapaknya Ishaan memindahkan Ishaan ke sekolah asrama. Meskipun berkali-kali Ishaan
menolak dan berjanji akan belajar lebih giat lagi, tetapi sia-sia saja. Bapaknya bersikeras untuk
memindahkan Ishaan ke sekolah asrama. Dengan berat hati, ibunya Ishaan terpaksa merelakan
Ishaan untuk hidup mandiri di sekolah asrama.

Di sekolah asrama, Ishaan sering menyendiri, melamun, dan menangis. Dia

Anda mungkin juga menyukai