Anda di halaman 1dari 5

Nama: Lusi Queenthree Liestiadi

Kelas: 9E

Absen: 21

Tema: Belajar daring, belajar tanpa batas, bukan tanpa disaring.

PERPUSTAKAAN MENJELANG SORE

Erisha sedang berada di Perpustakaan Nasional, ia berkutat sambil menggerutu karena tugas
Matematika yang diberikan oleh gurunya sangat susah untuk dia berpikir. Seorang laki-laki seusianya
menghampiri Erisha seraya berkata, “Kalau mau ngitung persamaan kuadrat pakai rumus ABC lebih
gampang, kamu paham rumusnya kan?” kata si lelaki itu sambil duduk di kursi yang ada di hadapan
Erisha. Erisha menengok sambil menatapnya bingung, “Kenalin aku Jae Aksa” katanya si lelaki

“Oh iya hai aku Erisha, makasih ya sarannya aku paham kok rumus abc” kata Erisha, lalu ia melanjutkan
tugasnya segera. Suasana hening membuat mereka berdua menjadi canggung

Jae Aksa berdiri dan berkata “Eh aku pulang dulu ya, sampai jumpa nanti”

Erisha mengangguk dan tersenyum “Iya dadah, hati-hati dijalan.”

Erisha ke Perpustakaan Nasional lagi untuk mencatat materi-materi IPA yang ia tak pahami saat
pembelajaran jarak jauh. “Bentar lagi ujian keburu gak ya kalo ngejar materi sebanyak ini” kata Erisha
dengan nada pasrah

“Keburu kok” Jae Aksa lelaki itu ada di hadapannya setelah seminggu mereka bertemu. “Keburu Rish,
semangat daripada mikirin keburu atau nggaknya kataku mendingan belajar sih, kalau mau nanya apa-
apa sama aku aja mungkin aku bisa bantu” kata Jae Aksa panjang lebar

“Makasih ya, Jae” kata Erisha singkat.

“Kebetulan aku ada grup belajar bareng gitu di Twitter kamu mau ikut? Isinya sepantaran kita juga, kita
belajarnya lewat zoom kita juga ngebahas soal-soal ujian atau gak materi-materi” kata Jae Aksa

“Eh serius? Aku boleh ikut? Mau dongggg ikutan hehehe” kata Erisha dengan nada semangat 45
“Hahaha, bolehh Twitter mu apa nanti aku masukkin ke grupnya?”

“Twitter ku namanya erishadanurdara, itu akun ku”

“Oke, sudah ya.”


Sesampainya Erisha dirumah, ia mengecek ponsel dan membuka Twitternya mengecek pesan grup
belajarnya, “HALOOO ERISHAA KENALIN AKU AMARA” Amara menyapanya di grup belajarnya Erisha
membalas “Halo Amara salam kenal ya” dan masih banyak lagi anggota grup disana yang menyapanya.
Jae Aksa mengirim pesan digrup “Nanti malam aku kirim ya link zoomnya hari ini kita mau bahas materi
IPA listrik statis”

“Baik bapak guru” Amara membalas pesan Jae Aksa meledeknya.

Jae Aksa mengirimi pesan ke Erisha “Rish, nanti malem kita zoom belajar materi IPA listrik statis ya”

“Iya jae, makasih ya nanti aku join kok.”

“Ini link zoomnya teman-teman silahkan join” pesan dari Jae Aksa di grup.

“Rish, mau jawab soal nomor dua gak itu?” kata Jae Aksa di zoom

“Gak dulu Jae, males mikir”

“EH EH EH SIAPAPUN FOTOIN AKU DONGG LAGI CAKEP INI” kata Amara

“Siapapun tolong fotoin Amara dah biar diem” kata Abel kesal.

“Jae kata aku mending kamu buka tempat les aja deh” kata Nathan sebab ia bingung mengapa Jae Aksa
begitu pintar

“Eh iya deh Jae kamu makan nasi merk apa deh” kata Erisha bercanda Jae Aksa hanya bisa mendengus
sebal mendengar ocehan teman-temannya.

Setelah selesai belajar Erisha keluar kamarnya dan menemui abangnya “Jadi gimana Rish? Menang gak
olimpiade kemarin?” kata abang Erisha namanya Dikta

“Ah gatau aku, nangis aja kali ya ga menang mulu padahal udah usaha juga”

“Gapapa Rish, santai aja jangan terlalu di forsir belajarnya” kata Dikta menenangkan adiknya

“Iya bang, kan masih banyak olimpiade yang lain.” Erisha memasuki kamarnya dan menggerutu kesal
“Beneran ini mah gak menang mulu gimana mau masuk SMA negeri coba, nilai juga gak tinggi banget
gak jelek juga sertifikat lomba cuman ada satu, kayaknya emang gak seharusnya berharap” katanya
dengan nada sedih dan khawatir.

Siang hari ini Erisha mau mengunjungi Perpustakaan Nasional lagi, Erisha sangat menyukai buku apapun
seperti novel, sejarah, komik ia selalu membeli dan membacanya hingga kamarnya penuh dengan rak
buku. Erisha mengajak Jae Aksa untuk pergi bersamanya ke Perpustakaan Nasional, lalu Jae Aksa
mengiyakan ajakannya itu kebetulan juga ia sedang bosan dirumah.

Sesampainya Erisha di Perpustakaan Nasional ia langsung menemui Jae Aksa, Erisha menyapanya
dengan senyuman yang lebar “Halo Jae hehehe”

“Halo juga Rish”


“Mau baca buku Jakarta Sebelum Pagi, suntuk banget aku dirumah jadi aku kesini aja biar gak stress”
“Oh, kenapa kamu ada masalah?” tanya Jae Aksa dengan penuh pengertian

“Ya sepele sih sebenernya, aku sedih kalah mulu di olimpiade padahal aku udah belajar semaksimal
mungkin aku juga udah berdoa tapi kenapa Tuhan gak ngabulin permintaan aku ya?” kata Erisha

“Sabar Rish, bisa coba olimpiade yang lain yang mungkin kamu lebih bisa. Kenapa Tuhan gak
mengabulkan seluruh permintaan hambanya? Karena manusia itu egois, semakin dikabulkan
permintaan merkea semakin besar. Kita Cuma hamba-Nya, kenapa memerintah Tuhan?” Erisha
bungkam, nasihat Jae Aksa sangat menampar Erisha kencang, Erisha menjadi sangat bersalah kepada
Tuhan.

“Rish” “Rish” “Rish” Jae Aksa mengirim pesan kepada Erisha sangat banyak hingga ponsel Erisha penuh
dengan notifnya.

“IYAAA?!!?!?! Kenaapaa?” balas Erisha

“Belajar yuk” kata Jae Aksa.

Erisha dan Jae Aksa sudah berada di dalam zoom mereka sibuk membahas soal-soal yang tidak mereka
pahami, “Kusut amat mukanya, semangat Jae Aksaaa” celetuk Erisha

“Hahahahahaha iya Erisha Danurdara”

“Jae, pilihan 1 SMA 68 IPA pilihan 2 SMA 1 IPA pilihan 3 SMA 1 IPS, bisa gak ya?” tanya Erisha

“Nggak kok kamu bisa, rata-rata kamu tinggi peringkat 3 pararel, bisa kata aku mah” jawab Jae

“KOK KAMU TAU, AKU KAN GAK PERNAH KASIH TAU ITU” kata Erisha kaget

“Tau aja, kamu mau Ujian Sekolah aja aku tau”

“Wah keren ya, aku mau Ujian Sekolah Bahasa Indonesia kalo gitu belajar yuk.”

“Jae, tau gak tadi aku ngerjain latihan soal listrik statis dapet 100 biasanya dapet 70 soalnya aku kurang
paham sama materi ini, keren kan!” Erisha mengirimi Jae pesan dengan sangat antusias

“Iya kereeen” balas Jae

“Makasih banyak Jae emang kamu paling keren. Gila ini testimoni belajar bersama Jae Aksa besoknya
langsung jadi Isaac Newton” kata Erisha mendramatisir

“Hahaha Rish, apa deh” jawab Jae Aksa malu-malu.

Erisha mendapat notifikasi pesan dari Amara yang berisi “Belajar di caffe sambil dengerin lagu seru
banget deh, Rish” “Rish, mau kesini gak?”

Erisha membalas “Nanti siang, jangan pulang duluan ya”

“Oke” kata Amara.


Sudah jam 8 malam tetapi Erisha masih berada di caffe, walaupun Amara dan Erisha masing-masing
sibuk belajar tetapi Erisha masih betah di caffe dari siang sampai malam.

“Eh tapi emang enak belajar sama Amara soalnya 100% kondusif nggak ke ganggu sama sekali” kata
Erisha dalam hati.

Diliriknya jam tangan yang melingkar manis di tangan kanan, pukul setengah sembilan malam.
Sepertinya sudah saatnya pulang. “Eh, ra-“ kalimat Erisha dipotong oleh Amara

“Oh, kamu mau pulang?” “Iya nih, aku pulang ya dadah” “Iya Rish, hati-hati.”

“Rish, besok kamu Ujian kan?” tanya Jae Aksa lewat pesan “Iya Jae, aku degdegan banget deh takut
jelek” jawab Erisha

“Aku yakin kamu bisa kok, kamu pinter soalnya, semangat ya” jawab Jae Aksa meyakinkan Erisha
“Makasih ya Jae, kamu juga semangat ya” balas Erisha

Erisha sudah melewati 1 minggu ini, yang berarti ia sudah menyelesaikan Ujian Sekolah. Sekarang ia
hanya menunggu pendaftaran sekolah dan hasil nilainya.

Setelah beberapa bulan ini memikirkan dari pagi sampai malam tentang nilainya bagus atau tidak, Erisha
berhasil menjadi murid peringkat 1 nilai tertinggi, dan memasuki SMA yang ia inginkan. Erisha sangat
bahagia dan dia berterima kasih dengan teman-teman belajarnya yang membuat ilmu Erisha
bertambah. Jae Aksa, anak yang berpengaruh sekali di hiudp Erisha selama kelas akhir ini.

“Jae, aku masuk SMA yang aku inginkan dan aku dapat peringkat 1 murid nilai tertinggi! Kamu gimana
Jae?” tanya Erisha. Mereka saat ini sedang bertemu di Perpustakaan Nasional. Tempat favorite mereka,
yang juga menjadi awal mereka bertemu dan berteman sejauh ini.

“Keren kamu, aku juga sama kayak kamu hehe kita satu sekolah loh” jawab Jae

“SERIUSAN?! ASIK KITA JADI BISA BELAJAR BARENG TERUS DONG” kata Erisha dengan nada yang sangat
senang.

“Hahaha, iya Rish nanti kita belajar bareng-bareng lagi, ya?”


Kita nggak bisa memberikan sisi terbaik kita setiap harinya dalam suatu hal. Sifat manusia itu dinamis,
tapi ketika kita ingat tujuan kita untuk mengejar ilmu dan kita ingat awal dari pertama kali kenapa kita
bisa di tahap ini, semua memang layak sesuai porsinya. -Erisha Danurdara

Ketika cuaca dan langit tak selalu dalam keadaan cantik setiap harinya, kenapa kita harus berekspetasi
setiap orang harus memberikan versi dirinya yang terbaik setiap hari? Hidup ini tentang kita dan diri kita.
Dan kita sudah bertahan sejauh ini adalah pencapaian yang hebat. Semangat, mengejar ilmu itu seru
bisa dimana saja dan kapan saja. -Jae Aksa Anuradha

END

Anda mungkin juga menyukai