Anda di halaman 1dari 25

BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Jaringan Internet
1. Pengertian Jaringan Internet
Menurut Sibero (2011: 3) menarik kesimpulan bahwa:
Internet atau yang merupakan kependekan dari Interconnected Network
merupakan sebuah jaringan komputer yang menghubungkan antar
komputer secara global. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa internet dapat
juga disebut sebagai jaringan alam, yaitu suatu jaringan yang sangat luas.
Internet juga dapat bekerja sama seperti jaringan komputer pada
umumnya, seperti jarnigan komputer lokal maupun jaringan komputer area
luas, internet juga menggunakan sebuah protokol komunikasi yang sama
yaitu TCP/IP (Tranmission Control Protol / Internet Protocol).

Sedangkan menurut Allan (2013: 5) menjelaskan bahwa:


Jaringan internet merupakan sekumpulan jaringan komputer yang saling
terhubung satu sama lain secara fisik dan juga memiliki kemampuan untuk
membaca dan menguraikan berbagai protokol komunikasi tertentu yang
sering kita kenal dengan istilah Internet Protocol (IP) serta Transmission
Control Protocol (TCP).

2. Jenis-jenis Jaringan Komputer


Sofana (2013: 4) ”jaringan komputer terbagi beberapa jenis jaringan, yang
memisahkan berdasarkan area atau skala dan terbagi menjadi tiga bagan”. yaitu
berdasarkan area atau skala, berdasarkan media penghantar dan berdasarkan
fungsinya:
a. Berdasarkan Area atau Skala
1) LAN (Local Area Network)
LAN merupkanan “jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup
wilayah kecil, seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, sekolah atau
yang lebih kecil” (Varianto dan Badrul, 2015: 24).

Gambar 1. Local Area Network (Sumber: Putra, 2020: 2)

7
8

2) MAN (Metropolitan Area Network)


Sesuai dengan namanya, jenis jaringan ini menyediakan layanan dalam
area yang luas dan kemampuan transfer data yang sangat cepat. Jangkauan area
bisa mencapai 50 Km. MAN ini adalah rangkaian LAN yang berukuran dan berjarak
lebih besar (Anggraeni dan Irviani, 2017: 42).

Gambar 2. Metropolitan Area Netrowrk (Sumber: Putra, 2020: 2)

3) WAN (Wide Area Netrwork)


Sofana (2013: 5) menyatakan:
Wide Area Network cakupannya lebih luas daripada MAN. Cakupan WAN
meliputi satu kawasan, satu negara, satu pulau, bahkan satu dunia. Metode
yang digunakan WAN hampir sama dengan LAN dan MAN. Umumnya
WAN dihubungkan dengan jaringan telepon digital. Namun media transmisi
lain pun dapat digunakan.

Gambar 3. Wide Area Network (Sumber: Putra, 2020: 2)

b. Berdasarkan Media Penghantar


1) Jaringan Berkabel (Wire Network)
Wire Network merupakan “jaringan ini menggunakan media kabel dalam
menghubungkan setiap komputer dalam jaringan” (Anggraeni & Irviani, 2017: 43).
9

Gambar 4. Wire Network (Sumber: Putra, 2020: 2)

2) Jaringan Tanpa Kabel (Wireless Network)


Wireless Network merupakan “jaringan ini tidak menggunakan media kabel
sebagai alat hubungnya, tetapi menggunakan gelombang elektromagnetik dalam
setiap kiriman sinyal informasinya” (Anggraeni & Irviani, 2017: 44).

Gambar 5. Wireless Network (Sumber: Putra, 2020: 2)

c. Berdasarkan Fungsinya
1) Peer to Peer
Sofana (2013: 7) menjelaskan bahwa:
Peer to Peer adalah jaringan komputer dimana setiap komputer bisa
menjadi server sekaligus client. Jadi tidak ada komputer yang “lebih utama”
dibandingkan komputer lain. Setiap komputer dapat menerima dan
memberikan access dari atau ke komputer lain. Peer to Peer banyak
diimplementasikan pada Local Area Network (LAN)

Gambar 6. Peer to Peer (Sumber: Putra, 2020: 2)


10

2) Client Server
Sofana (2013: 8) menjelaskan bahwa:
Client Server adalah jaringan komputer yang mengharuskan salah satu
atau lebih komputer difungsikan sebagai server atau central. Server
melayani komputer lain yang disebut client. Layanan yang diberikan bisa
berupa akses Web, e-Mail, file, atau yang lain. Client Server banyak
dijumpai pada jaringan Internet. Namun LAN atau jaringan lain pun bisa
mengimplementasikan client server.

Gambar 7. Client Server (Sumber: Putra, 2020: 2)

3. Topologi Jaringan Komputer

Madcoms (2015: 6) topologi jaringan merupakan “gambaran pola


hubungan antara komponen-komponen jaringan, yang meliputi komputer server,
komputer client/workserver, hub/switch, pengkabelan, dan komponen jaringan
lainnya”. Topologi jaringan komputer merupakan “memiliki pengertian yaitu sebuah
sistem yang saling terhubung atas beberapa komputer yang dapat berbagi sumber
daya, berkomunikasi dan berbagi informasi” (Jafar N. Y., 2016: 47).
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa topologi
jaringan komputer adalah metode atau cara yang digunakan agar bisa
menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya. Struktur atau jaringan
yang digunakan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya
bisa dengan menggunakan kabel atau pun nirkabel (tanpa kabel).
Topologi ini dapat di kategorikan dalam beberapa jenis atau bentuk yaitu:
a. Topologi Bus (Linier)
Yuliandoko (2018: 8) menyimpulkan bahwa:
Topologi ini memiliki ciri utama yaitu menggunakan kabel backbone (kabel
utama) yang menghubungkan semua peralatan jaringan. Sehingga kabel
utama memiliki nilai yang sangat penting pada suatu jaringan dengan
topologi bus. Karena kabel backbone menjadi satu-satunya jalan bagi lalu
lintas data maka apabila kabel backbone rusak atau terputus akan
menyebabkan jaringan terputus total.
11

Gambar 8. Topologi Bus (Sumber: Putra, 2019: 1)

b. Topologi Ring (Cincin)


Sofana (2013: 22) topologi “ring berbeda sekali dengan topologi bus sesuai
dengan namanya. Jaringan yang menggunakan jaringan ini dapat dikenali dari
kabel backbone yang membentuk cincin”.

Gambar 9. Topologi Ring (Sumber: Putra, 2019: 1)

c. Topologi Star (Bintang)


Sofana (2011: 12) mendefinisikan “topologi star menghubungkan semua
komputer pada sentral atau kosentrator. Biasanya kosentrator berupa perangkat
hub atau switch”. Kabel yang sering digunakan pada topologi ini adalah UTP
kategori 5.

Gambar 10. Topologi Star (Sumber: Putra, 2019: 2)


12

d. Topologi Tree (Pohon)


Yuliandoko (2018: 15), topologi tree merupakan “kombinasi karakteristik
antara topologi star dan topologi bus”. Topologi ini terdiri dari kumpulan topologi
star yang dihubungkan dalam sebuah topologi bus sebagai jalur tulang punggung
atau backbone sehingga menyerupai suatu tingkatan.

Gambar 11. Topologi Tree (Sumber: Putra, 2019: 2)

e. Topologi Mesh
Sofana (2011: 13) me nyimpulkan “topologi mesh menghubungkan setiap
komputer secara point-to-point. Artinya semua komputer akan saling terhubung
satu-satu sehingga tidak dijumpai ada link yang terputus”. Topologi Mesh
merupakan jenis topologi yang digunakan internet, setiap link menghubungkan
suatu router dengan router yang lain.

Gambar 12. Topologi Mesh (Sumber: Putra, 2019: 3)

B. Perangkat Keras Jaringan (Hardware)


Sutono (2014: 1) menyimpulkan bahwa:
Perangkat keras komputer (hardware) adalah komponen-komponen fisik
yang membentuk satu kesatuan sistem Personal Computer (PC). Biasanya
perangkat-perangkat ini dirakit dan sebagian besar dimasukkan ke dalam
sebuah casing komputer dan sebagian lain berada di luar casing.
13

1. Server
O’brien (2011: 190) Server merupakan “komputer yang mendukung
aplikasi dan telekomunikasi dalam jaringan, serta pembagian peralatan software,
dan database di antara berbagai terminal kerja dalam jaringan”.
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa server
merupakan sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan (service)
tertentu dalam sebuah jaringan komputer.

2. Acces Point
Firmansyah (2016:5) menyatakan bahwa:
Access Point merupakan titik akses nirkabel (Wireless Access Point) yang
memungkinkan piranti nirkabel terhubung ke jaringan dengan Wi-Fi,
Bluetooth, atau standar lain, dapat pula dikatakan sebagai sebuah
perangkat jaringan yang berisi sebuah transceiver dan antena untuk
transmisi dan menerima sinyal ke dan dari clients remote. Dengan access
points (AP) clients wireless bisa dengan cepat dan mudah untuk terhubung
kepada jaringan LAN kabel secara wireless.

Gambar 13. Acces Point (Sumber: Choiri, 2020:1)

3. Switch
Irawati, dkk., (2018: 150), menyimpulkan bahwa:
Switch adalah perangkat keras komputer yang berfungsi untuk melakukan
penjembatanan transparan atau menghubungkan beberapa segmentasi
jaringan dan meneruskan frame berdasarkan alamat fisik perangkat atau
alamat MAC. Switch identik dengan hub tetapi switch lebih cerdas.

Gambar 14. Swicth (Sumber: Choiri, 2020:2)


14

4. Hub
Irawati, dkk., (2018: 147) menyimpulkan bahwa:
Hub merupakan multiport repeater yang berfungsi untuk menghubungkan
beberapa perangkat yang menggunakan ethernet 10 Base-T atau 10 Base-
F untuk dijadikan satu segmen jaringan. Hub juga disebut konsentrator dan
bekerja pada lapisan fisik (layer 1) pada model OSI.

Gambar 15. Hub (Sumber: Choiri, 2020:2)

5. Router
Sofana (2013:70) mendefinisikan:
Router adalah peralatan jaringan yang dapat menghubungkan jaringan
dengan jaringan yang lain. Sepintas router mirip dengan bridge, namun
router lebih cerdas di bandingkan bridge. Roueter bekerja menggunakan
routing tabel yang disimpan di memorinya untuk membuat keputusan
kemana dan bagai mana paket dikirimkan. Router dapat memutuskan rute
terbaik yang akan di tempuh oleh paket data.

Gambar 16. Router (Sumber: Choiri, 2020:4)

6. Modem
Firmansyah (2016: 3) menyimpulkan bahwa:
Modem merupakan singkatan dari Modulator Demodulator. Dimana kedua
kata ini memiliki arti yaitu Modulator merupakan bagian yang berfungsi
untuk mengubah sinyal informasi menjadi sinyal pembawa yang siap
dikirimkan, sedangkan arti dari Demodulator merupakan bagian untuk
memisahkan antara sinyal informasi dari sinyal pembawa yang diterima
15

dengan baik. Dengan kata lain, modem adalah jenis alat komunikasi dua
arah.

Gambar 17. Modem Portable (Sumber: Choiri, 2020:5)

7. Kabel Jaringan
a. Jenis Kabel Jaringan
1) Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)
Kurniawan (2014: 101) menyimpulkan bahwa:
UTP (unshilded twisted pair) merupakan kabel yang di gunakan untuk
koneksi jaringan berbentuk kabel yang berwarna-warni. Kabel ini berjumlah
4 (empat) pasang kabel yang di pilin (twisted) dan di bungkus pelindung
(unshielded) menjadi satu. Konektor yang di gunakan untuk UTP adalah
RJ45 yang berbentuk kotak 8 (delapan) pin. Jenis kabel ini paling sering di
gunakan dalam jaringan LAN.

Gambar 18. Kabel UTP (Sumber: Choiri, 2020:7)

2) Kabel STP
Kurniawan (2014: 101) menyimpulkan bahwa:
STP (Shieled Twister Pair) merupakan kabel yang digunakan untuk
jaringan, terutama jaringan token ring. Kabel ini berisi dua pair kabel (4
kabel), yang masing-masing pair dipilin (twisted) kabel STP ini konektor
DB9 sebagai konektornya.
16

Gambar 19. Kabel STP (Sumber: Choiri, 2020:7)

b. Susunan Kabel Jaringan


Choiri (2020: 1) menarik kesimpulan bahwa:
Dalam jaringan, salah satu kabel yang menjadi favorit untuk dalam jaringan
adalah Twisted pair model UTP (Unshielded Twisted Pair). Kabel UTP
merupakan kabel yang digunakan untuk menghubungkan berbagai
perangkat keras jaringan kepada komputer. elain itu kabel UTP juga biasa
digunakan dalam membangun jaringan LAN, ini dipilih karena kabel UTP
memiliki harga yang murah dengan kemampuan transfer data hingga 100
Mbps. Adapun susunan urutan warna pada kabel UTP seperti berikut: Putih
orange, Orange, Putih biru, Biru, Putih hijau, Hijau, Putih coklat, Coklat

Choiri (2020: 2) menyimpulkan bahwa “pemasangan kabel UTP terdapat


dua jenis pemasangan kabel yang sering digunakan dalam jaringan internet, yaitu
Straight Through Cable dan Cross Over Cable”.
1) Kabel Straight Through
Choiri (2020: 3) mendefinisikan bahwa “kabel straight merupakan jenis
kabel yang memiliki cara pemasangan yang sama antara ujung satu dengan ujung
lainnya”. Susunan warna kabel straight ujung satu dengan ujung lainnya sama,
seperti berikut: Putih Orange, Orange, Putih Hijau, Biru, Putih Biru, Hijau, Putih
Coklat, Coklat. Susunan kabel straight dapat dilihat pada gambar 20.

Gambar 20. Susunan kabel straight (Sumber: Choiri, 2020:8)


17

2) Kabel Cross Over


Choiri (2020: 3) menarik kesimpulan bahwa:
Kabel cross merupakan kabel dengan susunan warna yang berbeda setiap
ujungnya. Fungsi kabel cross ini digunakan untuk menghubungkan device
yang sama”. Kabel cross memiliki warna yang berbeda pada setiap
ujungnya. Susunan warna pada kabel cross ujung A seperti berikut: Putih
orange, Orange, Putih hijau, Biru, Putih biru, Hijau, Putih coklat, Coklat.
Sedangkan susunan warna pada kabel cross ujung B seperti berikut: Putih
hijau, Hijau, Putih orange, Biru, Putih biru, Orange, Putih coklat, Coklat.
Susunan kabel cross dapat dilihat pada gambar 21.

Gambar 21. Susunan Kabel Cross (Sumber: Choiri, 2020:9)

8. Conector RJ45
Kurniawan (2014:106) menjelaskan bahwa:
Konektor RJ45 biasanya di gunakan berpasangan dengan port tujuanya.
Misalnya NIC, HUB, atau modem untuk memasankan ke RJ45 pada kabel,
di butuhkan alat penjempit mata kabel dengan pin RJ45. Alat ini sering di
sebut tang krimping.

Gambar 22. Conector RJ45 (Sumber: Choiri, 2020:8)


18

C. Perangkat Lunak Jaringan (Software)


Winarno (2015:11) menyimpulkan bahwa:
Perangkat lunak adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi
memberikan fungsi dan petunjuk kerja seperti yang diinginkan”. Jaringan
komputer pertama di rancang dengan perangkat keras yang menjadi
pertimbangan utamanya, dan perangkat lunak menjadi pertimbangan
selanjutnya. Sekarang setrategi ini tidak berlaku lagi, karena perangkat
lunak jaringan sekarang ini sangat terstruktur.

Berikut beberapa perangkat lunak jaringan ataupun aplikasi simulasi untuk


membuat jaringan:
1. Winbox
Menurut Abrianingsih (2017: 59) menyatakan bahwa:
Winbox merupakan perangkat lunak untuk me-remote mikrotik dalam GUI
(Graphic User Interface) sehingga user dengan mudah dapat mengakses
dan mengkonfigurasi router sesuai kebutuhan dengan mudah, efektif, dan
efisien Selain itu instalasi dapat dilakukan pada standard PC (Personal
Computer).

Gambar 23. Winbox (Sumber: Abrianingsih, 2017: 59)

2. Cisco Packet Tracer


Cisco Packet Tracer merupakan “software simulator yang di luncurkan oleh
Cisco Sistem yang di fungsikan sebagai media pembelajaran, pelatihan, dan juga
penelitian simulasi jaringan computer” (Dian A dan Onno W. P. 2016: 3). Sofana
(2015: 3) menyimpulkan “Cisco Packet Tracer adalah software simulasi yang di
gunakan membuat jaringan computer”.

3. Sistem Operasi Windows


Rusyamsi (2017: 3) mendefinisakan bahwa “sistem operasi adalah
perangkat lunak (software) yang dapat melakukan tugas mengontrol dan mengatur
perangkat keras sekaligus operasi dasar sistem lainnya dan juga bisa untuk
menjalankan program aplikasi”.
19

Sedangkan menurut Suyanto (2017: 10) menarik kesimpulan “sistem


operasi adalah suatu sistem yang terdiri atas beberapa komponen perangkat lunak
atau software yang memiliki fungsi untuk mengontrol seluruh aktivitas yang sudah
dilakukan komputer”. Sistem operasi windows dapat dilihat pada gambar 24.

Gambar 24. Sistem Operasi Windows 10 (Sumber: Sutiono, 2017: 11)

4. Sistem Operasi pada Smartphone


Nasruddin (2012: 1) menarik kesimpulan “android adalah sebuah sistem
operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi,
middleware dan aplikasi”. “Android adalah sebuah sistem operasi telepon seluler
dan komputer tablet layar sentuh (touchscreen) yang berbasis linux” (Khasman, D.
2016: 8).

Gambar 25. Sistem Operasi Smartphone (Sumber: Sutiono, 2017: 6)

D. Mikrotik
1. Pengertian Mikrotik
Mikrotik merupakan “sistem operasi dan perangkat lunak yang digunakan
untuk memfungsikan komputer sebagai router. Mikrotik saat ini banyak digunakan
oleh ISP, penyedia hotspot, ataupun oleh pemilik warnet” (Harmawati, dkk., 2012:
3). Amarudin (2018:73) menyimpulkan bahwa “mikrotik adalah perangkat jaringan
20

komputer berupa hardware dan software yang dapat berfungsi sebagai router,
sebagai filtering, switching atau alat lainnya”.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan mikrotik adalah
perangkat jaringan komputer yang terdiri dari hardware berupa Routerboard yang
didalamnya sudah terinstall sistem operasi mikrotik RouterOS yang sudah di
bangun langsung dari perusahaan mikrotik dan mikrotik dalam bentuk software
yang di install pada personal computer melalui Compact Disc (CD).

2. Jenis-Jenis Mikrotik
a. Mikrotik RouterOS
Firdaus (2014: 12) mendefinisikan “mikrotik menggunakan sebuah sistem
operasi khusus yang digunakan untuk mengoperasikan serta mengakses fitur-fitur
router yang bernama MikroTik RouterOS dan memiliki lisensi hirarkis”. Mikrotik
RouterOS merupakan “versi mikrotik berupa perangkat lunak yang dapat di instal
di Personal Computer (PC) melalui CD” (Fitria dan Prihanto, 2018: 20).
Dalam praktiknya, penulis menggunakan mikrotik routerOS sebagai
perangkat lunak jaringan.

Gambar 26. Mikrotik RouterOS (Sumber: Sutiono, 2017: 22)

b. Mikrotik Routerboard
Mikrotik RouterBoard merupakan “hardware (router) yang didesain oleh
mikrotik yang memiliki beragam seri dan interface yang disesuaikan dengan
kebutuhan. RouterBoard sendiri menggunakan RouterOS sebagai software /
sistem operasinya” (Towidjojo, 2016: 9). Dalam praktiknya penulis menggunakan
mikrotik routerboard sebagai perangkat keras jaringan.
21

Gambar 27. Mikrotik Routerboard (Sumber: Choiri, 2020: 12)

E. Hotspot
Yuliansyah (2018: 10) mendefinisikan bahwa:
Hotspot adalah tempat khusus yang disediakan untuk mengakses internet
mengunakan peralatan Wi-fi. Umumnya layanan hotspot bersifat gratis.
Dengan berbekal laptop atau PDA maka koneksi internet dapat dilakukan
secara cuma-cuma. Biasanya pengguna terlebih dulu harus melakukan
registrasi kepenyedia layanan hotspot untuk mendapatkan login dan
password. Kemudian pengguna dapat mencari area hotspot, seperti pusat
perbelanjaan, kafe, hotel, kampus, sekolahan, bandara udara, dan tempat-
tempat umum lainnya.

F. Bandwidth
Aliansyah (2013: 33) menyatakan bahwa:
Bandwidth merupakan kapasitas atau daya tampung kabel Ethernet agar
dapat dilewati trafik paket data dalam jumlah tertentu. Bandwidth juga bisa
berarti jumlah konsumsi paket data per satuan waktu dinyatakan dengan
satuan bit persecond (bps). Satuan dasar dari bandwidth adalah bits per
second (bps). Walaupun satuan dasar yang dipakai bps, unit satuan yang
lebih besar lebih umum dipakai. Network bandwidth biasanya dihitung
dalam satuan thousands bits per second (Kbps), millions bits per second
(Mbps), billions bits persecond (Gbps), dan trillions bits per second (Tbps).
Satuan ini umum digunakan dalam pemakaian sehari-hari, terutama karena
semakin meningkatnya kebutuhan bandwidth dan perkembangan teknologi
informasi.

G. TCP/IP
1. Pengertian TCP/IP
Anji (2011:22) menyimpulkan bahwa “TCP/IP merupakan singkatan dari
Transmission Control Protocol/Internet Protocol”.
22

Menurut Sugeng (2014: 63) menyatakan bahwa:


Pada prinsip dasarnya, suatu komunikasi data merupakan proses
pengiriman data dari satu komputer ke komputer yang lain, untuk
terselenggaranya proses pengiriman paket data tersebut, terdapat
beberapa permasalahan yang sangat rumit di antaranya adalah harus
adanya kesamaan bahasa antara satu komputer dengan komputer yang
lain agar dapat berkomunikasi, selain itu adalah bagaimana paket data
tersebut dapat dikirim ke komputer yang lain sesuai tujuanya, terlebih lagi
bila hubungan komputer tersebut tidak berada pada lokasi jaringan yang
sama. Untuk kebutuhan ini komputer harus ditambahkan alat khusus yang
dikenal selanjutnya sebagai NIC (Network Interface Card), Jenisnya
bermacam macam tergantung media fisik yang digunakan untuk
mentransfer data. Contohnya Interface Ethernet yang baik digunakan pada
jaringan LAN yang menggunakan kabel UTP.

2. Format Penulisan IP Address


Sofana (2013: 105) menyatakan bahwa:
IP Address merupakan kumpulan bilangan 32 bit, Yang dibagi atas 4
segmen dan setiap segmen terdiri dari 8 bit. IP Address merupakan
identifikasi setiap host atau lebih yang tergabung ke internet menggunakan
IP Address yang sama. IP Address telah di representasikan dalam bentuk
desimal yang dipisahkan oleh titik atau disebut dotted-decimal format.
Apabila setiap segmen dikonfersikan ke bilangan desimal berarti nilai yang
mungkin antara 0 hingga 255. Contoh IP Address sebagai berikut:
01000100 10000001 11111111 00000001
Jika dikonfersikan ke bilangan desimal menjadi:
68.129.255.1
Jangkauan alamat (Range Address) yang bisa digunakan adalah dari
00000000 00000000 00000000 00000000
Atau
0.0.0.0
Sampai dengan
11111111 11111111 11111111 11111111
Atau
255.255.255.255

Selain itu ada beberapa IP address yang tidak bisa digunakan untuk host-
host internet. IP address ini hanya digunakan untuk host-host LAN. Bebas
menggunakan IP address diatas untuk keperluan jaringan lokal. Inilah yang
disebut dengan private IP address (non rautable IP address). Daftar IP
address private dapat dilihat pada tabel.

Tabel 1. IP Private Jaringan Lokal


Kelas Range IP Subnet Jumlah IP
A 10.0.0.0 – 10.255.255.255 255.0.0.0 16.777.212
B 172.16.0.0 – 172.16.31.255 255.255.0.0 8.190
C 192.168.0.0 – 192.168.255.255 255.255.255.0 65.354
(Choiri, 2020)
23

3. Kelas IP Address
Sofana (2014: 108) memberikan kesimpulan bahwa:
Untuk memudahkan pengaturan IP address seluruh komputer penggunaan
jaringan internet, dibentuklah suatu badan yang mengatur pembagian IP
address. Badan tersebut bernama InterNIC (Internet Network Information
center). InterNIC membagi bagi IP address menjadi beberapa kelas, kelas-
kelas tersebut meliputi:

a. Kelas A
Sofana (2014: 108) IP address kelas A memiliki struktur sebagai berikut.
Jika bit pertama dari IP address adalah 0 maka IP address termasuk dalam
network kelas A. Bit ini dan 7 bit berikutnya (8 bit pertama) merupakan bit-bit
network (network bit) dan boleh bernilai berapa saja (kombinasi angka 1 dan 0),
sedangkan 24 bit terakhir merupakan bit host. IP address harus di konversikan dari
bentuk biner ke bentuk desimal. Dengan demikian, hanya ada 128 network kelas
A, yakni nomor 0,xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx.setiap network dapat
menampung lebih dari 16 juta (2563) host (xxx adalah variable, nilainya dari 0
sampai dengan 255). Ilustrasi IP address kelas A dapat dilihat pada gambar 28.

Gambar 28. Ilustrasi IP Address Kelas A (Sumber: Sofana, 2014: 108)

b. Kelas B
Sofana (2014:108) ip adress kelas B mempunyai struktur sebagai berikut:
Jika 2 bit pertama dari ip addrees tersebut 10, maka ip address termasuk
dalam kelas b. Dua bit ini dan 14 bit berikutnya (16 bit pertama) merupakan bit
network dan boleh bernilai berapa saja (kombinasi angka 1 dan 0), sedangkan 16
bit terakhir merupakan bit host. Jika bentuk biner di kompersikan ke bentuk desimal
maka akan terdapat lebih 16 ribu network kelas b, yakni dari network 128.0.xxx.xxx
hingga 191.255.xxx.xxx setiap network kelas b mampu menampung lebih dari 65
ribu host (2562). Ilustrasi IP address kelas B dapat dilihat pada gambar 29.
24

Gambar 29. Ilustrasi IP Address Kelas B (Sumber: Sofana, 2014: 109)

c. Kelas C
Sofana (2014: 109) ip address kelas c memiliki struktur sebagai berikut:
Jika 3 bit pertama dari ip address adalah 110, maka ip address termasuk dalam
network kelas c. Tiga bit ini dan 21 bit berikutnya (24 bit prtama) merupakan bit
network dan boleh bernilai berapa saja (kombinasi 1 dan 0), sedangkan 8 bit
terakhir adalah bit host. Jika bentuk biner di ubah ke desimal maka akan terdapat
lebih dari 2 juta host network kelas c, yakni dari nomor 192.0.0.xxx hingga
255.255.255.xxx setiap network kelas c hanya mampu menampung 256 host.
Ilustrasi IP address kelas C dapat dilihat pada gambar 30.

Gambar 30. Ilustrasi IP Address Kelas C (Sumber: Sofana, 2014: 109)

d. Kelas D
Sofana (2014: 109) menjelaskan bahwa:
Selain kelas ketiga di atas, ada 2 lagi yang di tunjuk untuk pemakain
khusus, yakni kelas d dan kelas e. Jika 4 bit pertama adalah 1110, maka ip
address termasuk dalam kelas d. Ip address kelas d digunakan untuk
multicast address, yakni sejumlah komputer yang memakai bersama satu
aplikasi (bedakan dengan pengertian network address yang mengacu ke
sejumlah komputer yang memakai bersama satu network).

Gambar 31. Ilustrasi IP Address Kelas D (Sumber: Sofana, 2014: 110)


25

e. Kelas E
Sofana (2014: 110) mendefinisiskan “kelas terakhir adalah kelas e masih
bersifat percobaan. Jika 4 bit pertama adalah 1111. (sisa dari selulruh kelas) maka
ip address termasuk dalam katagori kelas e pemakaian ip address kelas e di
cadangkan untuk kegiatan eksperimenta”.

Gambar 32. Ilustrasi IP Address Kelas E (Sumber: Sofana, 2014: 110)

4. Network Address
Sofana (2014: 110) menyimpulkan bahwa
IP address kelas A, B dan C selalu dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
network dan host. Dalam prakteknya, sebuah host tidak pernah berdiri
sendiri namun menemukan host lain dan bergabung membentuk sebuah
network. Setiap network yang terhubung di internet haruslah memiliki ID
yang unik, yang disebut alamat network atau network address. Network
address ini di dapat dengan membuat seluruh bit host menjadi 0. Ingat
kembali, pada IP address kelas B panjang bit network dan bit host masing-
masing adalah 16 bit. Misalkan untuk host dengan IP address kelas B,
contoh 167.205.9.35, maka network address dari host ini adalah
167 . 205 . 9 . 35

10100111 11001101 00001001 00000101

Selanjutnya ikuti aturan pembagian panjang network bit dan host bit, sesuai
dengan masing-masing kelas. IP address yang kita gunakan adalah kelas
B. Maka bit network dan bit host masing-masing adalah 16 bit. Kemudian,
ubah semua bit host semua menjadi 0, sehingga bentuk binernya menjadi
sebagai berikut:
10100111 11001101 00001001 00000101

10100111 11001101 00000000 00000000

167 . 205 . 0 . 0

Jika bilangan biner terakhir diubah kembali ke bentuk desimal maka


hasilnya adalah 167.205.0.0. Inilah network address dari IP address
167.205.9.35.

5. Broadcase Address
Sofana (2014: 113) menyatakan:
Broadcast address merupakan IP address khusuh yang digunakan untuk
mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host pada
26

suatu network. Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit host


menjadi satu. Hal ini berkebalikan dengan network address, dimana
seluruh bit host menjadi 0. Sebagai contoh, untuk host dengan IP address
167.205.9.35, broadcast addressnya adalah 167.205.255.255. Proses
konversi dapat diilustrasikan sebagai berikut:
167 . 205 . 9 . 35

10100111 11001101 00001001 00000101

10100111 11001101 11111111 11111111

167 . 205 . 255 . 255

6. Unicast Address
Menurut Sofana (2014: 114) menyatakan bahwa:
IP address kelas A, B dan C merupakan IP address yang digunakan untuk
komunikasi antar host. IP address ini hanya digunakan oleh sebuah host.
Apabila datagram dikirim ke host menggunakan IP address kelas A, B dan
C maka datagram tersebut tidak akan di duplikasi. IP address yang hanya
memiliki satu tujuan disebut IP address unicast atau unicast address.

7. Multicast Address
Sofana (2014: 114)
Broadcast address dapat digunakan untuk pengiriman datagram satu kali
dan diterima oleh seluruh host yang ada pada network yang sama. Apabila
host-host berada pada network yang berbedabeda maka broadcast
address tidak dapat digunakan. Disinilah multicast address akan
bermanfaat. Struktur IP address untuk multicast address mengikuti bentuk
1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (224.0.0.0 sampai
239.255.255.255) Alokasi multicast address ini ditunjukan untuk group.
Bukan untuk host seperti pada kelas A, B dan C. Anggota group adalah
tidak terbatas pada jaringan di beberapa network, namun bisa mencapai
seluruh dunia. Karena mempunyai suatu backbone, maka jaringan
multicast ini dikenal pula sebagai multicast backbone (Mbone).

8. Netmast Address
Sofana (2014: 115) menyatakan bahwa:
Netmask address merupakan IP address khusus yang digunakan untuk
menentukan 'pembagian' panjang bit network dengan bit host. Netmask
juga digunakan untuk mencari network address. Netmask address dibentuk
dengan cara mengganti semua bit network dengan 1 dan mengganti semua
bit host dengan 0. Sebagai contoh, IP address 167.205.9.35 akan
menghasilkan netmask address 255.255.0.0.
167 . 205 . 9 . 35

10100111 11001101 00001001 00000101


27

11111111 11111111 00000000 00000000

255 . 255 . 0 . 0

Dalam praktiknya, penulis jarang berurusan dengan multicast address, network


address, bit address dan bit host. Jika menggunakan windows, penulis akan
mengetahui IP address dan netmask. Pada windows, netmask disebut sebagai
subnet mask. Jika menggunakan Linux, penulis juga perlumengetahui broadcast
address.

A. Subnetting
Nugroho (2016: 51) mendefiniskan bahwa:
Subnetting artinya proses untuk membagi wilayah besar menjadi bebrapa
wilayah kecil. Seperti kata “sub-net” artinya adalah bagian kecil (sub) dari
sebuah network (alamat network) dalam membagi wilayah jaringan kecil,
cara yang di lakukan adalah dengan mengubah-ubah parameter pada niali
subnet mask yang di gunakan.

Feriyanto (2019: 23) menyatakan bahwa:


Setiap jaringan selalu memerlukan subnet yang biasa disebut subnet mask.
Subnet merupakan bagian dari jaringan yang di maksudkan untuk
memecah network ID menjadi beberpa bagian kecil. Subnet mask
merupakan angka biner 32bit yang digunakan untuk membedakan Network
ID dan Host ID. Subnet mask menunjukan letak suatu host, apakah berada
di jaringan lokal atau berada di jaringan luar. Subnet mask dalam bentuk
binernya: 11111111.11111111.11111111.00000000, sedangkan dalam
bentuk desimalnya: 255.255.255.0

Subnetmask selalu berpasangan dengan IP Address, setiap kelas memiliki


subnetmask default ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2. Subnetmask Default

Kelas Subnetmask Default Dalam Binner


A 255.0.0.0 11111111.00000000.00000000.00000000
B 255.255.0.0 11111111.11111111.00000000.00000000
C 255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000
(Madcoms, 2014)

B. Otentikasi Pengguna
Hassel (2012: 32) menjelaskan bahwa:
Otentikasi adalah proses pengesahan identitas pengguna (end user) untuk
mengakses jaringan. Proses ini diawali dengan pengiriman kode unik
misalnya, username, password, pin, sidik jari oleh pengguna kepada
server. Di sisi server, sistem akan menerima kode unik tersebut,
28

selanjutnya membandingkan dengan kode unik yang disimpan dalam


database server. Jika hasilnya sama, maka server akan mengirimkan hak
akses kepada pengguna. Namun jika hasilnya tidak sama, maka server
akan mengirimkan pesan kegagalan dan menolak hak akses pengguna.

C. Sistem Keamanan Jaringan


“Kehandalan jaringan menjadi tujuan utama dari proses awal sebuah
perencanaan jaringan. Pengguna jaringan akan merasa lebih ‘nyaman’ jika
menggunakan jaringan handal (reliable)” (Nugroho, 2016: 16).
Sedangkan menurut Riska (2018: 23) menyatakan bahwa:
Keamanan jaringan komputer adalah tugas untuk melindungi dan
mengamankan jaringan komputer yang dibangun. Keamanan jaringan
merupakan salah satu hal terpenting dalam membangun jaringan
komputer. Satu hal yang perlu diingat adalah tidak ada jaringan yang anti
sadap, atau tidak ada jaringan komputer yang sepenuhnya aman. Ada lima
definisi dari segi keamanan yaitu:
a. “Confidentiality memiliki arti bahwa informasi (data) hanya dapat
diakses oleh pihak yang memiliki wewenang.
b. Integrity memiliki arti bahwa informasi hanya dapat diubah oleh pihak
yang memiliki wewenang.
c. Availability memiliki arti bahwa informasi tersedia untuk pihak yang
memiliki wewenang ketika dibutuhkan.
d. Authentication memiliki arti bahwa pengirim suatu informasi dapat
diidentifikasi dengan benar dan ada jaminan bahwa identitas yang
didapat tidak palsu.
e. Nonrepudiation memiliki arti bahwa baik pengirim maupun penerima
informasi tidak dapat menyangkal pengiriman dan penerimaan pesan.”

D. Network Development Life Cycle (NDLC)


Menurut Kosasi (2011: 126) Network Development Life Cycle (NDLC)
merupakan “suatu metode yang digunakan dalam mengembangkan atau
merancang jaringan infrastruktur yang memungkinkan terjadinya pemantauan
jaringan untuk mengetahui statistik dan kinerja jaringan”.
Kosasi (2011: 127) juga menjelaskan bahwa:
NDLC dijadikan metode yang digunakan sebagai acuan (secara
keseluruhan atau secara garis besar) pada proses pengembangan dan
perancangan sistem jaringan komputer Metode Perancangan yang penulis
gunakan adalah Network Development Life Cycle (NDLC) yang merupakan
suatu pendekatan proses dalam komunikasi data yang menggambarkan
siklus yang awal dan akhirnya dalam membangun sebuah jaringan
komputer. Tahapan dalam metode ini, yaitu: 1). Analisis (Analysis). Tahap
ini dibutuhkan analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan user
serta kebutuhan hardware yang akan digunakan dan analisa topologi
jaringan yang sudah ada saat ini. 2). Perancangan (Design). Tahap Design
ini akan membuat gambar design topologi jaringan interkoneksi dan design
konfigurasi mikrotik beserta bandwidth yang akan dibangun. Design bisa
berupa desain struktur topologi, desain akses data, desain tata layout
29

perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas


tentang proyek yang akan dibangun. 3). Simulasi (Simulation Prototyping).
Melakukan penerapan sistem dalam sekala kecil atau tahap uji coba pada
sistem jaringan yang akan dibangun. Tahap simulasi prototype
menggunakan software Winbox RouterOS V3.0 dan Sistem Operasi
Mikrotik. 4). Implementasi (Implementation). Dalam implementasi penulis
akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan di design
sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan
dari berhasil / gagalnya proyek yang akan dibangun. Proses implementasi
yang akan dilakukan adalah instalasi dan konfigurasi mikrotik. 5).
Monitoring, merupakan kegiatan memonitor aktifitas pengoperasian dan
pengamatan uji coba koneksi jaringan. 6). Management, aktifitas
management meliputi aktifitas perawatan dan pemeliharaan dari
keseluruhan sistem yang sudah dibangun.

Gambar 33. Model Pengembangan NDLC (Sumber: Kosasi, 2011:127)

E. Blackbox Testing
Black-box testing merupakan “sebuah metode pengujian dimana penguji
tidak mengetahui bagian dalam dari sebuah sistem, dan hanya melakukan
pengujian pada bagian luar dari sistem” (Hidayat dan Rizki, 2020: 2).
Hidayat dan Muttaqim (2018:27) menyimpulkan bahwa:
Black-Box Testing yaitu pengujian sebuah yang berfokus pada spesifikasi
fungsional dari perangkat lunak, tester dapat mendefinisikan kumpulan
kondisi input serta melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional
program. Pada prinsipnya, uji kasus dirancang untuk menutupi setiap
partisi minimal sekali. Teknik ini mencoba mendefinisikan kasus uji yang
mengungkap kelas kesalahan, sehingga mengurangi jumlah kasus uji yang
harus di kembangkan.

F. Flowchart
1. Pengertian Flowchart
Mardi (2014: 21) menarik kesimpulan bahwa:
Flowchart merupakan kumpulan dari notasi diagram simbolik yang
menunjukkan aliran data dan urutan operasi dalam sistem. Bagan alir
(flowchart) merupakan metode teknik analisis yang dipergunakan untuk
mendeskripsikan sejumlah aspek dari sistem informasi secara jelas,
ringkas, dan logis.
30

Wibawanto (2017: 20) mendefinisikan bahwa “flowchart merupakan suatu


bagan dengan simbol-simbol tertentu dengan menggambarkan urutan proses
secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (intruksi) dengan proses
lainnya dalam suatu program”.

2. Simbol-Simbol Bagan Alir Flowchart


Table 3. Simbol Bagan Alir Flowchart

No. Simbol Keterangan


1. Terminator merupakan symbol yang
menyatakan awal atau akhir suatu
program/proses.

2. Flow merupakan symbol yang digunakan untuk


menghubungkan antara symbol yang satu
dengan symbol yang lain (connecting line).

3. Input/Output merupakan symbol yang


menyatakan proses input atau output tanpa
tergantung peralatan.

4. On-Page Reference merupakan symbol keluar


masuk atau penyambungan proses dalam
lembar kerja yang sama.

5. Off-Page Reference merupakan symbol keluar


masuk atau penyambungan proses dalam
lembar kerja yang berbeda.

6. Process merupakan symbol yang menyatakan


suatu proses yang dilakukan komputer.

7. Decision merupakan symbol yang menunjukan


kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua
kemungkinan jawaban ya atau tidak.

8. Manual Operation merupakan symbol yang


menyatakan suatu proses yang tidak dilakukan
oleh komputer.

9. Dokumen merupakan symbol yang


menyatakan input berasal dari dokumen dalam
bentuk fisik atau output yang perlu di cetak.
31

No. Simbol Keterangan


10. Predefined Process merupakan symbol
pelaksanaan suatu bagian (sub-program) atau
prosedur.

11. Preparation merupakan symbol yang


menyatakan penyediaan tempat penyimpanan
suatu pengolahan untuk memberikan nilai awal.

12. Display merupakan symbol yang menyatakan


peralatan output yang digunakan.

(Setiawan, 2021)

Anda mungkin juga menyukai