Anda di halaman 1dari 2

Dalam menjalankan suatu usaha, kinerja keuangan menjadi hal penting yang harus

diperhitungkan dengan matang. Karena kunci kelangsungan bisnis salah satunya adalah
keuangan. Darimana pun sumbernya, berapapun jumlahnya, tetap harus diperhitungkan dengan
baik.
Menurut Rudianto (2013:189) kinerja keuangan adalah hasil atau prestasi yang telah dicapai
oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya megelola aset perusahaan secara
efektif selama periode tertentu.
Menurut Jumingan (2006:239) menjelaskan pengertian kinerja keuangan sebagai berikut
:Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode
tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya
diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas.Kondisi keuangan ini
dihadirkan dalam data-data berupa laporan keuangan.
Laporan keuangan perusahaan merupakan sebuah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan dalam satu periode tertentu yang dapat digunakan untuk menggambarkan situasi
kinerja perusahaan tersebut.
Analisis laporan keuangan adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengidentifikasi, menilai,
mengolah hingga membandingkan informasi yang terdapat dalam sebuah laporan keuangan.
Analisis laporan keuangan sangat krusial agar data keuangan bisnis atau perusahaan dapat
dimanfaatkan dalam mendukung keputusan yang akan diambil baik oleh manajemen maupun
pihak eksternal yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan
Untuk menganalisis laporan keuangan, maka salah satu metode pengukuran kinerja
keuangan suatu perusahaan adalah analisis return, residual dan rasio keuangan.
PT. Astra International Tbk yang telah berusia lebih dari 40 tahun didirikan sejak tahun
1957. Memiliki banyak sektor usaha baikdi bidang jasa keuangan maupun otomotif, teknologi,
agribisnis dan lainnya.
Kinerja pendapatan bersih Grup Astra 2019 tercatat turun tipis 0,85% (yoy) menjadi
Rp237,17 triliun dari sebelumnya mencapai Rp239,21 triliun. Penurunan pendapatan ini
terutama disebabkan dari pendapatan divisi otomotif dan agribisnis yang menurun. Kemudian
laba bersih perusahaan juga ikut menurun sebesar 2,74% menjadi Rp26,62 triliun jika
dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp27,37 triliun. Jumlah aset perusahaan masih tumbuh sebesar
2,10% dari tahun 2018 senilai Rp344,71 triliun menjadi Rp351,96 triliun di 2019. Total ekuitas
juga naik menjadi Rp186,76 triliun atau 7,11%
PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan pendapatan bersih pada kuartal pertama
tahun 2022 sebesar Rp 71,9 triliun, meningkat 39% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun
2021 dan pendapatan Astra tumbuh 32,22% dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu sebesar Rp
167,4 triliun.
Berdasarkan hasil pengamatan awal menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Astra
International Tbk tersebut cukup baik dengan peningkatan laba di tiap periode akuntansi.
Dalam konteks inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap laporan keuangan
PT. Astra International Tbk untuk menganalisa kinerja keuangan perusahaan dengan judul :
“Analisis Rasio Liquiditas dan Rasio Ekuitas sebagai penilaian kinerja keuangan.”
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa rasio likuiditas yakni menganalisa keberhasilan
perusahaan dalam menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau
membayar hutang jangka pendeknya dan rasio ekuitas sebuah rasio keuangan yang
membandingkan jumlah hutang dengan ekuitas.

Anda mungkin juga menyukai