Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 3, No. 10, Oktober 2019, hlm. 9450-9458 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengembangan Sistem Informasi Geografis Penanganan Bencana berbasis


Website di Kota Malang
Galih Alhakim1, Fatwa Ramdani2, Welly Purnomo3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1galihalhakim52@gmail.com, 2fatwaramdani@ub.ac.id, 3wepe@ub.ac.id

Abstrak
Sepanjang tahun 2019 ini hingga akhir oktober BPBD Kota Malang sudah mencatat lebih dari 184
kejadian bencana, dimana bencana yang paling banyak terjadi yaitu kebakaran, tanah longsor, pohon
tumbang, genangan air, gempa bumi, dan angin kencang. BPBD kota Malang juga melansir jika
sepanjang Januari – Oktober total kerusakan dan kerugian dari bencana tersebut tidak kurang hingga
Rp.10,695 miliar. Kurangnya akan kesadaran warga tentang managemen pra bencana serta terlambatnya
pelaporan bencana saat terjadinya bencana menyebabkan kerusakan dan kerugian yang di timbulkan
menjadi sangat besar. Berdasarkan permasalahan tersebut dibutuhkan aplikasi penanganan dan
pelaporan bencana sehingga masyarakat bisa melaporkan kejadian bencana lebih dini sehingga bisa
mengurangi resiko hilangnya korban jiwa dan kerusakan harta benda. Aplikasi yang dikembangkan pun
haruslah mudah di akses dan memiliki antarmuka yang memudahkan masyarakat umum saat
mengaksesnya. Dalam pengembangan aplikasi ini penulis menggunakan metodologi Waterfall tujuan
digunakannya metodologi ini untuk mengerjakan aplikasi yang akan dibuat didasarkan dari tahapan –
tahapan yang sudah dirancang sebelumnya. Untuk mempermudah mengakomodasi pemodelan
kebutuhan, pada perancangan aplikasi ini akan dibuat dengan cara berorientasi secara objek dan
menggunakan library peta online untuk mempermudah pemetaan data bencana. Dalam proses
implementasi, penulis mengembangkan website dengan menggunakan framework Codeigniter dan
library peta online berbasis javascript yaitu leafletjs dan juga google maps. Selanjutnya penulis akan
melakukan pengujian terhadap aplikasi menggunakan White-Box Basis-Path-Testing, dan Black-Box
Testing untuk mengetahui tingkat keberhasilan implementasi serta pengujian akurasi untuk mengetahui
berapa persamaan akurasi sebuah lokasi dari peta online dibandingan dengan peralatan GPS komersial
standar. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengembangan aplikasi sistem informasi
geografis penanganan bencana berbasis website dapat mengakomodasi rekayasa kebutuhan yang ada.
Dan hasil dari akurasi GPS peta online dengan GPS komersial menghasilkan rata - rata margin error
sebesar 39.7860457. Hasil dari perancangan dan implementasi yang telah dilakukan terbukti memiliki
pengaruh mempermudah masyarakat dalam menyampaikan pelaporan kejadian bencana.
Kata Kunci : Aplikasi Sistem Informasi Geografis, Penanganan Bencana, Pengembangan Website, Waterfall,
Codeigniter, LeafletJS, Google Maps
Abstract
Throughout 2019, until the end of October, BPBD of Malang City had recorded more than 184 disaster
events, where the most frequent disasters were fires, landslides, fallen trees, puddles, earthquakes, and
strong winds. The BPBD of the city of Malang also reported that during January - October the total
damage and losses from the disaster were not less than Rp.10,695 billion. Lack of awareness of citizens
about pre-disaster management and late reporting of disasters when disasters occur cause damage and
losses that are caused to be very large. Based on these problems, the application of disaster management
and reporting is needed so that people can report disaster events early so that they can reduce the risk
of loss of life and property damage. The developed application must be easy to access and have an
interface that makes it easy for the general public when accessing it. In developing this application, the
writer uses the Waterfall methodology, the purpose is to use this methodology to work on applications
that will be made based on the stages that have been previously designed. To make it easier to
accommodate the modeling needs, the design of this application will be made in an object oriented
manner and using an online map library to facilitate mapping of disaster data. In the process of

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 9450
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 9451

implementation, the authors develop a website using the Codeigniter framework and a javascript-based
online map library that is leafletjs and also google maps. Furthermore, the authors will test the
application using White-Box Base-Path-Testing, and Black-Box Testing to determine the level of success
of the implementation as well as testing the accuracy to find out how much the accuracy of a location
from online maps compared with standard commercial GPS equipment. Based on the results of the
study, it is known that the development of a geographic information system application based on website
disaster management can accommodate existing engineering needs. And the results of the accuracy of
GPS maps online with commercial GPS produces an average error margin of 39.7860457. The results
of the design and implementation that have been carried out are proven to have an effect on making it
easier for the community to submit disaster reporting.
Keywords: Geographic Information System Applications, Disaster Management, Website Development,
Waterfall, Codeigniter, LeafletsJS, Google Maps

pada tahun 2019. Dalam penelitian ini peneliti


1. PENDAHULUAN menyajikan aplikasi untuk berbagi informasi
Saat sedang terjadi bencana, terutama tentang bahaya geologis di Asia Timur dan Asia
bencana dalam sekala kecil dan menengah, Tenggara. Selain itu peneliti memasukkan unsur
pelaporan terkait bencana dilakukan secara mitigasi bencana kedalam aplikasi mereka
manual, hal tersebut membuat informasi yang dengan memasukkan lokasi GPS perangkat
harus disampaikan menjadi lebih lambat. Selain dengan data bahaya geologis pada area tersebut.
itu petugas yang bertugas untuk melakukan Penelitian lainnya tentang sistem informasi
penyisiran lokasi dan mengamankan lokasi geografis sebelumnya juga sudah pernah
bencana tidak dibekali dengan alat GPS dilakukan oleh Rizki Wahyudi dan Tri Astuti
sehingga jika terjadi bencana susulan ataupun dengan judul “Sistem Informasi Geografis (SIG)
wilayah yang terkena dampak bencana luas dan Pemetaan Bencana Alam Kabupaten Banyumas
banyak halangan akan sangat berbahaya bagi Berbasis Web”. Pada penelitian ini selain
para petugas tersebut, dikarenakan tidak bisa melakukan mitigasi daerah rawan bencana
mengetahui lokasi yang tepat masing-masing peneliti juga menampilkan data statistik
petugas atau relawan yang mencari korban perbandingan jumlah bencana yang ada di
bencana. kabupaten banyumas berdasarkan data BNPB
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi tahun 2016.
masalah yang telah dijelaskan harapan dari Pada penelitian lain, untuk melakukan
penulis berencana untuk mengembangkan pengujian akurasi data GPS, penulis mengambil
sebuah sistem infomasi geografis berbasis web referensi dari jurnal penelitian sebelumnya yang
dimana kemampuan sistem infomasi geografis, berjudul “Akurasi Pembacaan GPS pada
bisa dimanfaatkan untuk melakukan pelaporan Android Untuk Location Based Service (Studi
jika terjadinya sebuah kasus bencana, Kasus: Informasi Lokasi SMA di Palembang)”
melakukan visualisasi data bencana, mengirim yang dilakukan oleh Ahmad Fali Oklilasm Sri
anggota petugas lapangan ke lokasi bencana, dan Desy Siswanti, dan M. Dieka Rachman. Dimana
menentukan wilayah pencarian bencana. didalam jurnal ini mereka melakukan
perbandingan uji akurasi lokasi SMA
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN berdasarkan data GPS google maps dengan
peralatan GPS komersial standar.
Penelitian ini meninjau beberapa kajian
literatur dari penelitian yang telah dilakukan 2.2 Sistem Informasi Geografis
sebelumnya serta mengkaji teori – teori yang
telah ada sebagai referensi. Secara harfiah Sistem Informasi Geografis
Pada penelitian sebelumnya tentang sistem merupakan sistem yang terdiri dari beberapa
informasi geografis sudah pernah sebelumnya komponen berupa Sumber Daya Manusia
dilakukan dengan judul “Mobile Application (SDM), perangkat lunak, perangkat keras, dan
and a Web-Based Geographic Information data spasial geografis yang saling berkaitan,
System for Sharing Geological Hazards sehingga dapat melakukan masukkan,
Information in East and Southeast Asia” yang menyimpan, mengelola, memperbaharui,
dilakukan oleh Joel Bandias dan Shinji Takarada memperbaiki, mengintegrasikan, menganalisa,

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 9452

manipulasi, maupun dapat menampilkan data 3. METODOLOGI PENELITIAN


objek berupa bentuk geografis (GIS Consortium,
Setelah menentukan topik dan permasalah
2007).
apa yang telah ditentukan, langkah selanjutnya
adalah mengumpulkan kajian studi pustaka
2.3 Manajemen Bencana
berdasarkan penelitian terdahulu, setelah itu
Berdasarkan isi dalam UU No. 24 Tahun penulis melakukan pengumpulan data
2007 menjelaskan bahwa manajemen bencana berdasarkan permasalahan yang ada dan data
adalah sebuah proses yang berkelanjutan untuk bencana yang diambil dari website bnpb.
meningkatkan langkah – langkah dalam Tahap selanjutnya adalah rekayasa
observasi bencana, serta untuk melakukan kebutuhan, pada tahap ini penulis menentukan
pencegahan, kesiapsiagaan, melakukan mitigasi, spesifikasi, aktor, dan pemodelan proses bisnis
dan peringatan dini, penanganan darurat apa saja yang terdapat dalam aplikasi yang
bencana, melakukan rehabilitasi dan konstruksi dikembangkan. Jika rekayasa kebutuhan telah
pasca bencana. terpenuhi maka dibuatlah perancangan
berdasarkan rekayasa kebutuhan yang ada,
2.4 Waterfall dimana di perancangan ini terdapat perancangan
Menurut Pressman (2015:42), model sistem yaitu use case diagram, dan sequence
waterfall merupakan sebuah model diagram, sedangkan perancangan database
pengembangan yang bersifat sistematis, dan menggunakan class diagram, dan melakukan
berurutan dalam membangun sebuah software. perancangan terhadap interface atau antarmuka
Nama lain dari model ini adalah “Linear sistem. Sesudah perancangan telah dilakukan
Sequential Model”. Waterfall sering juga maka tahap selanjutnya masuk proses
disebebut sebagai sebuah “classic life cycle”. implementasi. Implementasi dilakukan sesuai
Model ini merupakan sebuah model generic berdasarkan perancangan yang ada.
dalam rekayasa perangkat lunak dan dikenalkan Setelah selesai dilakukan implementasi
pertama kali oleh Winston Royce pada tahun langkah selanjutnya dilakukanlah pengujian
1970 dan merupakan model yang paling banyak terhadap sistem yang telah dibuat. Pengujian
dipakai dalam Software Engineering(SE). sistem menggunakan white-box dan black-box
disebut dengan waterfall karena tahap demi testing, selain itu dilakukan pula pengujian
tahap yang dilalui harus menunggu selesainya terhadap perbedaan nilai akurasi antara GPS
tahap sebelumnya dan harus berjalan berurutan. online dengan GPS komersial.
Setelah semua langkah diatas selesai
2.5 BPMN dilaksanakan, maka langkah terakhir yang
diambil adalah menarik kesimpulan dan
BPMN yaitu sebuah notasi proses bisnis membuat saran untuk pengembangan
yang memiliki tujuan untuk memudahkan dibaca selanjutnya terhadap aplikasi yang telah dibuat.
dan dimengerti oleh para pemangku kepentingan
dan dibuat oleh para ahli analisis bisnis untuk 4. REKAYASA KEBUTUHAN
menciptakan sebuah konsep awal dari proses
bisnis, dan kemudian nantinya akan diberikan 4.1 Pernyataan Masalah
kepada teknisi untuk mengerjakan proses bisnis
tersebut, sehingga para pemangku kepentingan Dalam penanganan bencana seringkali
dapat memantau sendiri proses apa saja yang ditemukannya kendala masalah yaitu sering
telah selesai dikerjakan dan untuk memantau terlambatnya mengirimkan laporan untuk
proses yang sedang terjadi (Object Management pengiriman bantuan. Hal tersebut akan
Group, 2011). menyebabkan terhambatnya informasi dan
menunda tim evakuasi untuk sampai di lokasi
2.6 Model-View-Controller (MVC) bencana. Saat melakukan evakuasi, petugas
evakuasi mencatat jumlah korban jiwa, rumah
MVC adalah sebuah arsitektur yang hancur, infrastruktur yang rusak dan lain
pengembangan aplikasi yang memiliki basis web lain hanyalah dilakukan secara manual dalam
dan dipisahkan berdasarkan unsur yang menghitung total kerusakan. Jika seandainya ada
membangunnya, yaitu antarmuka, fungsi, dan korban yang terjebak petugas tidak di lengkapi
konten informasi (Pressman, 2009). dengan alat GPS sehingga jika terjadi penemuan
korban petugas melaporkan hal tersebut dan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 9453

kembali ke area dimana korban terjebak. Selain Gambar 1. Pemodelan Proses Bisnis Penanganan
itu dengan tanpa adanya alat GPS untuk Bencana
memantau lokasi para petugas pencari, jika
seandainya ada terjadi hal yang tidak diinginkan
dan adanya bencana susulan admin tidak bisa 4.2 Use Case Diagram
memantau lokasi para petugas secara langsung. Use Case Diagram adalah gambaran dari
aktor dan fungsionalitas yang terdapat didalam
4.2 Identifikasi Stakeholder dan Aktor Sistem
aplikasi. Dengan adanya use case diagram
Pada tahap ini akan dijelaskan siapa saja sehingga kita bisa mengetahui aktor dan fungsi
pengguna dan user yang terdapat pada aplikasi. apa saja yang ada pada aplikasi yang dibangun.
Pengguna dari aplikasi ini yaitu masyarakat Gambar 2 Merupakan Use Case Diagram dari
umum, idmana masyarakat tersebutlah yang aplikasi
akan mengkases aplikasi untuk melakukan
pelaporan bencana. Pada aplikasi ini terdapat 3
aktor yaitu :
1. Aktor Admin
Dimana aktor ini memungkinkan untuk
dapat melakukan konfirmasi pelaporan
bencana, mengirim anggota petugas
lapangan ke lokasi bencana, menambahkan
data bencana, menentukan wilayah
pencarian bencana.Aktor Petugas Lapangan
2. Aktor Petugas Lapangan
Dimana aktor ini memungkinkan untuk
melakukan verifikasi lokasi bencana,
melakukan evakuasi di lokasi bencana, dan
menambahkan data bencana. Gambar 2. Use Case Diagram Aplikasi
3. Aktor Umum
Dimana aktor ini memungkinkan untuk
dapat melaporkan kejadian bencana dengan 4.2 Class Diagram
mengisi form data yang tersedia. Class Diagram adalah sekumpulan objek
yang memiliki peran controller dan model yang
4.3 Pemodelan Proses Bisnis telah dimodelkan pada pemodelan sebelumnya.
Pada tahap ini akan dilakukan pemodelan Dikarenakan pengembangan aplikasi
dari aplikasi yang akan dibangun dan akan menggunakan framework Codeigniter sehingga
didasarkan kepada proses bisnis yang akan class yang berperan sebagai controller akan
terjadi, yang menyebabkan pemodelan tersebut melakukan extends terhadap kelas
dapat dianalisis dan ditingkatkan. Gambar 1 CI_Controller, dan class yang diperankan
Adalah Pemodelan Proses Bisnis Penanganan sebagai model akan melakukan extend terhadap
Bencana. kelas CI_Model. Gambar 3 Adalah Class
Diagram dari Aplikasi.

Gambar 3. Class Diagram dari Aplikasi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 9454

5. PERANCANGAN DAN 5.
IMPLEMENTASI 6 $bencana = $this->input-
7 >post('bencana');
Perancangan dan Implementasi ini
8
mengacu kepada fungsionalitas dari objek yang $tanggal_kejadian = $this-
9
berperan sebagai view pada sequence diagram. >input-
10
Fungsi – fungsi yang telah di buat diantara >post('tanggal_kejadian');
lain, fungsi login, fungsi tambah data bencana, 11
fungsi grafik data bencana, fungsi lihat data 12 $jumlah_korban = $this->input-
bencana, fungsi menentukan wilayah pencarian, 13 >post('jumlah_korban');
dan fungsi menambah petugas lapangan. 14
15 $jumlah_kerusakan = $this-
5.1 Perancangan Antarmuka data bencana 16 >input-
>post('jumlah_kerusakan');
17
Perancangan antarmuka ini akan menampilkan
18
antarmuka untuk memasukkan data bencana $data = array ('kecamatan' =>
19
serta dapat melihat data bencana yang ada. $kecamatan,
Gambar 4 merupakan rancangan antarmuka 20
'bencana' => $bencana,
tambah data bencana. 21
'tanggal_kejadian' =>
22 $tanggal_kejadian,
23 'jumlah_korban' =>
24 $jumlah_korban,
25 'jumlah_kerusakan' =>
26 $jumlah_kerusakan
27 );
28
29 $this->M_data-
>input_data($data,
30 'data_bencana');
31
32 redirect(base_url('data-
bencana'));
}

Gambar 4 merupakan rancangan Tambah Data Gambar 5 merupakan implementasi dari


Bencana rancangan tambah data bencana.

5.2 Implementasi Antarmuka Tambah Data


Bencana
Proses implementasi antarmuka ini
dilakukan berdasarkan perancangan yang telah
dilakukan pada bagian sebelumnya.
Implementrasi dilakukan dengan menggunakan
bahasa pemrograman PHP dengan 1
menggunakan framework Codeigniter. Tabel 1
merupakan implementasi fungsi dari tambah
data bencana.
Tabel 1. Implementasi fungsi tambah data bencana
No Source Code
1. public function
2. input_data_bencana()
Gambar 5. Implementasi Tambah Data Bencana
3. {
$kecamatan = $this->input- Pada gambar pertama diperlihatkan sebuah
4.
>post('kecamatan'); tabel yang menunjukkan data – data bencana

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 9455

yang diambil langsung dari website resmi bnpb = 18 – 17 + 2


untuk wilayah kota malang. Sedangkan pada =3
gambar kedua ditunjukkan sebuah form, dimana
form tersebut berfungsi untuk menambahkan Berdasarkan perhitungan cyclomatic
data bencana terbaru. complexcity tersebut diketahuilah bahwa
terdapat 3 buah jalur independen. Jalur tersebut
6. PENGUJIAN yaitu :
Tujuan umum dari pengujian yaitu untuk 1. 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12,13,14,17
menguji kesesuaian implementasi dengan 2. 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,14,17
perancangan yang sudah terlebih dahulu 3. 1,2,3,4,5,15,16,17
dilakukan sebelumnya, serta untuk mengetahui
akurasi dari GPS peta online terhadap GPS Dari jalur tersebut dapat dibuat skenario test
komersial. case dan dapan dilaksanan pengujian seperti
yang tertera pada tabel 3 berikut.
6.1 Pengujian White-box Basis-Path
Tabel 3. Merupakan tabel hasil pengujian
Pada tabel 2 menunjukkan seluruh butir
No Test Hasil yang Hasil Status
fungsi yang diuji dengan menggunakan metode Case Diharapkan yang
pengujian White-Box Basis-Path. didapat
1. Mengisi Menampilka Menampi Valid
Tabel 2. Hasil Uji semua fungsi dengan White-box usernam n view lkan view
Basis-Path e= tambah data tambah
No Test Case Status “personi personil data
l” dan personil
1. Fungsi Login Valid passwor
2. Fungsi Data Bencana Valid d=
3. Fungsi Edit Data Petugas Valid “personi
Lapangan l”
2. Mengisi Menampilka Menampi Valid
Pengujian ini diawali mulai dari usernam n view lkan view
e= dashboard dashboar
menggambarkan flow algoritma program “admin d
didasari dari kode program yang telah dibuat. ” dan
Setelah itu flow tersebut akan dihitung dengan passwor
menggunaan perhitungan cyclomatic complexity d=
“admin
sehingga dapat diketahui seberapa banyak jalur ”
independen (jalur unik dari sebuah algoritma) 3. Mengisi Menampilka Menampi Valid
dari algoritma yang akan diuji. Kemudian jalur usernam n pesan lkan
independen tersebut akan dibuatkan sebuah test e= “username pesan
case dan kemudian akan dicatat hasilnya “admin dan “usernam
kedalam sebuah tabel pengujian. Gambar 6 ” dan password e dan
passwor salah” dan password
merupakah contoh graph flow dari salah satu d= melakukan salah”
fungsi yang telah dibuat, yaitu fungsi login. “111” reload dan
halaman melakuka
login n reload
halaman
login

6.2 Pengujian tingkat Akurasi GPS


Pengujian ini diawali dengan mengambil
data GPS di tempat yang telah di survey oleh
Gambar 6. merupakan contoh graph flow login penulis pengambilan data dilakukan dengan cara
berdiam diri di satu lokasi selama 5 menit dan
Dari graph flow diatas maka dapat mengarahkan masing-masing perangkat ke atas.
dilakukan perhitungan cyclomatic complexcity Untuk perangkat peta online akan dilakukan
sebagai berikut : refresh setiap 1 menit dilakukan selama 5 kali.
V(G) = Jumlah Edge – Jumlah Node + 2 Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 9456

adanya terjadinya pergeseran posisi yang terlalu Depan rumah Latitude : - Latitude : -
jauh dari posisi asli. Setelah data berhasil sakit ibu dan 7.94791 7.9479
anak galeri Longitude : Longitude :
didapat, data tersebut akan dimasukkan kedalam chandra 112.61949 112.6194833333
sebuah tabel yang dapat dilihat pada tabel 4. 3333
Tabel 4. Data GPS antara telepon seluler dengan Depan Cv. Latitude : - Latitude : -
Sarana 7.95554 7.9557
GPS Garmin
Utama Longitude : Longitude :
Lokasi Leaflet Map GPS 60i Solusindo 112.62603 112.6262
dengan GPS Garmin
Dekat Wafe Latitude : - Latitude : -
telepon Seluler
Ceri, Jalan 7.95589 7.955566666666
Dekat MC Donald Latitude : - S: bunga 667
Longitude :
Watu Gong 7.94753 07°56.869` srigading 112.62664 Longitude :
Longitude : E: lowokwaru 112.62655
112.61232 112°36.765`
Sesudah jembatan Latitude : - S: Pada tahap berikutnya untuk mengetahui
susat didepan 7.94854 07°56.891`
masjid polinema
seberapa besar selisih diantara dua GPS tersebut,
Longitude : E: maka terlebih dahulu data tersebut harus diubah
112.61681 112°36.995`
terlebih dahulu kedalam bentuk standar
Depan rumah Latitude : - S:
sakit ibu dan anak 7.94791 07°56.874` Universal Transverse Mercator (UTM). UTM
galeri chandra Longitude : E:
dapat diibaratkan seperti bentuk bumi adalah
112.61949 112°37.169` sebuah jeruk dimana jeruk tersebut kulitnya
Depan Cv. Sarana Latitude : - S: dikupaskan satu persatu sehingga akan
Utama Solusindo 7.95554 07°57.342` membentuk menjadi melintang 2 dimensi.
Longitude : E: Selanjutnya digambarkanlah masing – masing
112.62603 112°37.572` grid dari pusat meridiannya hingga akhir
Dekat Wafe Ceri, Latitude : - S: lintangan untuk mendapatkan masing – masing
Jalan bunga 7.95589 07°57.334` zona UTM, sehingga kita dapat menentukan
srigading Longitude : E: lokasi perhitungan di permukaan bumi. Tabel 5
lowokwaru 112.62664 112°37.593 merupakan data setelah dirubahnya kedalam
bentuk UTM.
Sebelum dilakukan lebih lanjut, terlebih
dahulu data yang diambil dengan GPS garmin Tabel 5. Data GPS antara telepon seluler dengan
diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk desimal GPS Garmin sesudah perubahan ke UTM
dengan rumus pada persamaan 1 yaitu : Lokasi Leaflet Map GPS 60i
𝑀𝑖𝑛𝑢𝑡𝑒 𝑆𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑 dengan GPS Garmin
𝐷𝑒𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 = (𝐷𝑒𝑔𝑟𝑒𝑒) + ( )+( ) (1) telepon Seluler
60 3600

Setelah menggunakan persamaan diatas, Dekat MC Easting : 677722 Easting :


Donald Watu Northing : 677769
maka tabel 5 merepresentasikan perubahan yang Gong 9121157 Northing :
telah dilakukan. 9121125
Tabel 5. Data GPS antara telepon seluler dengan Sesudah Easting : 678216 Easting :
jembatan Northing : 678191
GPS Garmin sesudah perubahan
susat didepan 9121043 Northing :
Lokasi Leaflet Map GPS 60i masjid 9121083
dengan GPS Garmin polinema
telepon Seluler Depan rumah Easting : 678512 Easting :
Dekat MC Latitude : - Latitude : - sakit ibu dan Northing : 678511
Donald Watu 7.94753 7.947816666666 anak galeri 9121112 Northing :
Gong 666 chandra 9121113
Longitude :
112.61232 Longitude : Depan Cv. Easting : 679230 Easting :
112.61232 Sarana Utama Northing : 679249
Sesudah Latitude : - Latitude : - Solusindo 9120265 Northing :
jembatan 7.94854 7.948183333333 9120247
susat didepan Longitude : 334 Dekat Wafe Easting : 679297 Easting :
masjid 112.61681 Longitude : Ceri, Jalan 679287
polinema Northing :
112.6165833333 bunga 9120226 Northing :
3334 srigading 9120262

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 9457

lowokwaru Hasil dari perhitungan standar error


tergolong besar yaitu 54.81249503 dan
Langkah selanjutnya setelah data tersebut 39.7860457. Nilai tersebut dikatakan besar
diubah yaitu mencari selisihnya dari masing – dikarenakan standar error yang didapatkan
masing Easting dan Northing. Tabel 6 masih jauh dari mendekati kisaran 0.0 - 1.0.
merupakan data yang telah dilakukan Maka dapat diambil kesimpulan. data lokasi
perhitungan selisihnya. yang terdapat pada GPS telepon seluler dengan
GPS 60i Garmin memiliki jarak margin error
Tabel 6. Selisih 2 data GPS
yang besar, sehingga jika GPS telepon seluler
Lokasi Selisih Easting Selisih ingin diimplementasikan kedalam aplikasi yang
(meter) Northing dikembangkan maka hasilnya akan kurang
(meter)
maksimal. Karena presisi dari akurasi lokasi
Dekat MC 47 32
Donald Watu
GPS sangatlah penting perannya dalam aplikasi
Gong ini.
Sesudah 25 40
jembatan 7. KESIMPULAN
susat didepan
masjid Berdasarkan penelitian yang telah
polinema dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
Depan rumah 1 1 sebagai berikut :
sakit ibu dan 1. Hasil perancangan dari sistem informasi
anak galeri
geografis yang telah di impelementasikan
Chandra
memudahkan untuk membuat laporan jika
Depan Cv. 19 18
Sarana Utama terjadi bencana.
Solusindo 2. Hasil pengujian terhadap pengembangan
Dekat Wafe 10 36 aplikasi Sistem Informasi Geografis
Ceri, Jalan Penanganan Bencana berbasis website
bunga
srigading
dilaksanakan dalam 2 aspek, yaitu
lowokwaru struktural, dan penerimaan aplikasi. Hasil
dari pengujian terhadap pengembangan
Langkah terakhir untuk mengetahui nilai yaitu :
dari selisih masing – masing lokasi dengan cara a. Pada White-Box testing menggunakan
mencari Root Mean Square Error (RMSE) dari basis path testing semua fungsi yang
kedua data tersebut. RMSE memiliki fungsi telah di uji telah sesuai dan lulus uji
untuk mengukur seberapa banyak kesalahan berdasarkan cyclometic complexcity.
yang terdapat pada kedua data GPS. Dengan kata b. Pada Black-Box testing butir butir yang
lain RMSE berfungsi untuk membandingkan di uji telah lulus dari test validasi.
nilai dari kedua data GPS tersebut. Dimana GPS
3. Pada pengujian Akurasi GPS dilakukan
telepon dijadikan sebagai data dasarnya. Yang
pengujian yaitu untuk mengetahui jarak
selanjutnya akan dihitung dengan persamaan 2
diantara 2 data GPS, selisih lokasi dari data
yaitu :
GPS, dan margin error yang terjadi diantara
∑𝑛
𝑖=1(𝑃𝑖 −𝑂𝑖 )
2 kedua data GPS tersebut. Pengujian akurasi
𝑅𝑀𝑆𝐸 = √ (2)
𝑛 data GPS didapatkan kesimpulan yaitu:
Sehingga tabel 7 merupakan nilai akhir dari a. Data yang dikirimkan dari GPS telepon
kedua data tersebut. seluler tidak sama dengan data yang
Tabel 7. Selisih 2 data GPS dengan rumus dikirimkan oleh GPS 60i Garmin.
RMSE b. Ada perselisihan jarak diantara kedua
Lokasi Selisih Easting Selisih Northing GPS tersebut yang terjadi saat
(meter) (meter)
pengambilan data GPS tersebut.
Seluruh 25.67489046 29.13760457
Lokasi c. Margin error dari data yang telah
Total RMSE 54.81249503 diambil di antara kedua GPS tersebut
memperlihatkan nilai yang sangat
besar, yang berarti jarak kedua titik

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 9458

pengambilan data diantara GPS QGIS - The Leading Open Source Desktop GIS.
memiliki selisih puluhan meter. (2019, April 23). Retrieved from QGIS:
https://qgis.org/id/site/about/index.html
DAFTAR PUSTAKA
Ramdani, F. (2017). Pengantar Ilmu
Abrahamsson, P., Salo, O., Ronkainen, J. dan GeoInformatika. Malang: UBPress.
Warsta, J., (2002). Agile software
Roger S. Pressman, P. (2009). Software
development methods.
Engineering A Practitioner's Approach
Budiman, A. (2012). Pengujian Perangkat Lunak Seventh Edition. The McGraw-Hill
dengan Metode Black Box. Pengujian Companies.
Perangkat Lunak dengan Metode Black
Weske, M. (2007). Business Process
Box Pada Proses Pra Registrasi User Via
Management. Springer-Verlag Berlin
Website, 4.
Heidelberg.
Efendi, F. M. (2009). Keperawatan Kesehatan
Komunitas: Teoridan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
GIS Consortium, A. (2007). Modul Pelatihan
ArcGis Tingkat Dasar. Banda Aceh.
Grady Booch, R. A. (2007). Object-Oriented
Analysis and Design with Application.
Chemistry & biodiversity.
How Universal Transverse Mercator (UTM)
Works. (2019, 09 17). Retrieved from
GISGeography:
https://gisgeography.com/utm-universal-
transverse-mercator-projection/
Nirwansyah, A. W. (2016). Dasar Sistem
Informasi Geografis dan Aplikasinya
Menggunakan ARCGIS 9.3. Deepublish.
Object Management Group. (2011). Business
Proses Model and Notation (BPMN).
Pengertian Jenis dan Manajemen Bencana.
(n.d.). Retrieved from Kajian Pustaka:
https://www.kajianpustaka.com/2018/04/
pengertian-jenis-dan-manajemen-
bencana.html
Prahasta, E. (2005). konsep-konsep dasar sistem
informasi geografis. Bandung:
Informatika.
Prahasta, E. (2006). Sistem Informasi
Geografis:Membangun Aplikasi Web-
Base. Bandung: Informatika.
Prahasta, E. (2007). Sistem Informasi Geografis:
Tutorial ArcView. Bandung: Informatika.
Puntudewo A., D. S. (2003). Sisitem Informasi
Geografis untuk Pengelolaan Sumber
Daya Alam. Bogor: Center for
International Forestry Research.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai