Anda di halaman 1dari 8

Penerapan Sistem Zonasi dan Pengaturan Pola Arus Lalu Lintas di

Pelabuhan Tobaku Provinsi Sulawesi Tenggara


Sri Kelana1, Broto Priyono2 dan Radetya Putri3

Abstrak

Pelabuhan Penyeberangan Tobaku adalah pelabuhan yang terdapat di Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara. Pelabuhan ini berfungsi sebagai akses penyeberangan antar provinsi
Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Pada saat ini di Pelabuhan Penyeberangan Tobaku belum
diterapkannya sistem zona sesuai dengan aturan yang berlaku yang menyebabkan penumpang dan
kendaraan maupun masyarakat yang bebas masuk ke area dermaga, serta belum adanya tanda
zona wilayah hal ini membuat penerapan sterilisasi pada pelabuhan belum diterapkan. Di Pelabuhan
Penyeberangan Tobaku sendiri penumpang dan kendaraan membeli tiket di loket yang sama,
sehingga membuat pengguna kendaraan harus terlebih dahulu turun dari kendaraan untuk menuju
loket tiket sedangkan untuk penempatan loket tiket kendaraan barang sebelum jembatan timbang
hal ini belum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Untuk menganalisa hal tersebut maka
digunakanlah analisa yang berpedoman pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 91 Tahun
2021 Tentang Zonasi di Kawasan Pelabuhan yang diguanakan Untuk Melayani Angkutan
Penyeberangan untuk menganalisis sistem zona dan Surat Keputusan Direktur Jendral Perhubungan
Darat Nomor SK,242/HK.104/DRJD/2010 tentang Pedoman Teknis Manajemen Lalu lintas
Penyeberangan untuk analisa pola lalu lintas kendaraan. Agar terciptanya pelabuhan
penyeberangan yang tertib dan aman maka hasil dari analisa tersebut adalah dengan melakukan
penetapan sistem zonasi dan pengaturan pola arus penumpang dan kendaraan yang ada di
Pelabuhan Penyeberangan Tobaku serta untuk menunjang sistem zonasi dan pengaturan pola arus
penumpang dan kendaraan diperlukannya pengoptimalisasian fasilitas seperti : penambahan
gangway, penetapan area parkir antar/jemput penumpang, penetapan area parkir kendaraan siap
muat untuk kendaraan roda dua, penambahan tollgate kendaraan, dan juga penambahan rambu.

Kata Kunci: lalu lintas, zonasi, kendaraan, penumpang.

1. Pendahuluan

Sulawesi Tenggara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tenggara
pulau Sulawesi dengan ibu kota Kendari. Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah
Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis Khatulistiwa
diantara 02°45' – 06°15' Lintang Selatan dan 120°45' – 124°30' Bujur Timur serta memiliki
wilayah daratan seluas 38.140 km2 (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km²
(11.000.000 ha). Di sebelah Utara berbatasan dengan sebelah Utara dengan Provinsi
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, sebelah Timur dengan Provinsi Maluku, sebelah
Selatan berbatasan dengan Nusa Tenggara Timur dan sebelah Barat berbatasan dengan
Sulawesi Selatan.

Pelabuhan Tobaku merupakan Pelabuhan Penyeberangan komersial yang dikelola oleh Balai
Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XVIII Sulawesi Tenggara. Pelabuhan ini
melayani lintas penyeberangan antar Provinsi yaitu Tobaku – Siwa, yang menguhubungkan
antara Kabupaten Kolaka Utara dan Kabupaten Wajo. Kapal yang beroperasi di Pelabuhan ini
ada tiga kapal, diantaranya KMP. Merak milik PT ASDP, KMP New Rose milik PT. Afta Trans
Mandiri dan juga KMP. Camellia milik PT. Afta Trans Mandiri.

Saat ini kondisi di Pelabuhan Penyeberangan Tobaku masih belum menerapkan sistem
zonasi sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 91 Tahun 2021 dan
pengaturan pola arus lalu lintas sesuai Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
Darat Nomor : SK.242/HK.104/DRJD/2010 Tentang Manajemen Lalu lintas Penyeberangan.
Sehingga kondisi tersebut menimbulkan beberapa persoalan diantaranya belum
diterapkannya sterilisasi pelabuhan yang menyebabkan baik penumpang dan kendaraan
maupun masyarakat yang bebas masuk ke area dermaga, serta tidak adanya tanda zona
wilayah. Hal ini membuat penerapan sterilisasi pada pelabuhan belum diterapkan serta
penempatan loket penumpang dan kendaraan masih tergabung sehingga membuat
kendaraan yang akan meyeberang langsung masuk ke dalam parkiran siap muat dan harus
terlebih dahulu turun dari kendaraan serta menuju tempat loket tiket.

2. Metode Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif. Sumber data
yang didapatkan terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama dan
tempat objek penelitian dilakukan berupa observasi dan survey lapangan. Sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung misalnya lewat dokumen atau
pihak lain berupa data dari institusional dan kepustakaan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode observasi, pengukuran dan dokumentasi. Observasi dimana
peneliti mengamati secara visual terhadap situasi yang akan diteliti, berupa pengamatan
sistem zonasi, pola arus lalu lintas dan melakukan dokumentasi terkait situasi yang ada,
serta melakukan analisa rambu lalu lintas di pelabuhan.

3. Hasil dan Pembahasan


Penulis menggunakan Peraturan Menteri Perhubungan No 91 Tahun 2021 2021 tentang
Zonasi di Kawasan Pelabuhan yang digunakan untuk Melayani Angkutan Penyeberangan dan
Standar Prosedur dari Pola Lalu Lintas Kendaraan dan Penumpang masuk dan keluar kapal
sesuai dengan SK.242/HK.104/DRJD/2010:

a. Kondisi Eksisting
1) Sistem Zonasi
Pada saat ini kondisi sistem zonasi di Pelabuhan Penyeberangan Tobaku masih
belum menggunakan PM 91 Tahun 2021 tentang Zonasi di Kawasan Pelabuhan
yang digunakan untuk Melayani Angkutan Penyeberangan, sehingga menimbulkan
beberapa permasalahan. Contohnya seperti masih bergabungnya antara loket
kendaraan dengan loket penumpang. Lalu pada saat pengecekan tiket di Pelabuhan
Penyeberangan Tobaku juga kurang efektif dikarenakan kurang ketatnya penjagaan
pada saat pengecekan tiket, sehingga sering terjadi kecurangan seperti adanya
beberapa penumpang yang beralasan mengantar tetapi malah ikut menyeberang.
Lalu area yang seharusnya hanya bisa dimasuki oleh petugas malah dimasuki oleh
masyarakat bebas, banyak masyarakat sekitar yang memancing bahkan berjualan
di area dermaga. Dan juga banyak penumpang yang lebih memilih menunggu
diluar ruang tunggu yang telah disediakan. Beberapa hal tersebut mengakibatkan
area Pelabuhan menjadi tidak steril. Berikut merupakan dokumentasi kondisi di
Pelabuhan Penyeberangan Tobaku saat ini :

Gambar 3.1 Masyarakat yang Bebas Masuk ke Zona C

Gambar 3.2 Masyarakat Menunggu di Luar Ruang Tunggu yang Telah Disediakan

2) Pola Arus Lalu Lintas Peumpang dan Kendaraan


Untuk saat ini pola arus lalu lintas di Pelabuhan Penyeberangan Tobaku masih
belum sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya
pemisah jalur antara penumpang dengan kendaraan, sehingga seringnya terjadi
crossing di Pelabuhan Tobaku. Lalu dikarenakan masih tergabungnya loket
kendaraan dan penumpang mengakibatkan pengendara harus memarkirkan
terlebih dahulu kendaraannya lalu berjalan ke loket untuk membeli tiket, baru
setelah itu menaiki kendaraan Kembali.

Gambar 3.3 Loket Penumpang dan Kendaraan yang masih menyatu


b. Kondisi Perencanaan

1.) Sistem Zonasi


Dari hasil analisa yang telah dilakukan maka dapat dilakukan pemecahan masalah
dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Perhubungan No 91 Tahun 2021
tentang Zonasi Di Kawasan Pelabuhan Yang Digunakan Untuk Melayani Angkutan
Penyeberangan, dengan keterangan sebagai berikut :
1. Zona A meliputi :
a. Zona A1 berada pada wilayah pintu gerbang Pelabuhan sampai dengan loket
pembelian tiket yang berfungsi untuk penempatan loket dan parkir
Kendaraan serta pengantar/penjemput;
b. Zona A2 berada pada wilayah ruang tunggu penumpang yang berfungsi
sebagai ruang tunggu calon penumpang yang telah memiliki tiket; dan
c. Zona A3 berada pada wilayah akses penumpang untuk masuk ke dalam kapal
yang berfungsi untuk pemeriksaan tiket penumpang.
2. Zonasi B meliputi:
a. Zona B1 berada pada wilayah pintu gerbang Pelabuhan sampai dengan toll
gate yang berfungsi untuk penempatan jembatan timbang dan toll gate bagi
Kendaraan yang akan menyeberang;
b. Zona B2 berada pada wilayah area parkir siap muat yang berfungsi untuk
antrian Kendaraan yang sudah memiliki tiket; dan
c. zona B3 berada pada wilayah akses Kendaraan untuk masuk ke dalam kapal
yang berfungsi untuk pemeriksaan tiket Kendaraan.
3. Zonasi C berada pada wilayah Pelabuhan Penyeberangan yang sifatnya terbatas
dan berfungsi untuk fasilitas vital yang hanya dapat dimasuki oleh petugas dan
pihak lain yang mendapatkan izin dari Operator Pelabuhan Penyeberangan.
Fasilitas vital sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas:
a. dermaga dan fasilitasnya;
b. bunker bahan bakar minyak;
c. fasilitas air tawar; dan/atau
d. fasilitas lain yang ditetapkan sebagai fasilitas vital.
4. Zonasi D meliputi:
a. Zona D1 berada pada wilayah khusus terbatas yang berfungsi sebagai
perkantoran; dan
b. Zona D2 berada pada area komersial dalam kawasan Pelabuhan
Penyeberangan.
5. Zonasi E merupakan area parkir untuk antrian Kendaraan yang sudah memiliki
tiket namun belum waktunya untuk masuk Pelabuhan Penyeberangan.
Gambar 3.4 Layout Rencana Sistem Zonasi

Gambar diatas merupakan layout rencana sistem zonasi di Pelabuhan


Penyeberangan Tobaku sesuai dengan PM 91 Tahun 2021 tentang Zonasi di
Kawasan Pelabuhan yang digunakan untuk Melayani Angkutan Penyeberangan.

2.) Pola Arus


Berikut adalah penerapan pola lalu lintas penumpang dan kendaran yang
direncanakan untuk Pelabuhan Penyeberangan Tobaku setelah menerapkan
Standar Prosedur dari Pola Lalu Lintas Kendaraan dan Penumpang masuk dan
keluar kapal sesuai dengan SK.242/HK.104/DRJD/2010:

Gambar 3.5 Rencana Pola Arus Penumpang


Keterangan gambar naik dan turun penumpang :
1. Naik ke kapal
a. Semua penumpang dan pengantar atau penjemput masuk melalui pintu
gerbang utama pelabuhan dan menurunkan penumpang di tempat
parkir kendaraan pengantar/penjemput, lalu menuju loket tiket
penumpang yang terletak di dalam gedung terminal penumpang
sedangkan untuk kendaraan yang mengantar dapat memparkirkan
kendaraannya dilapangan parkir pengantar dan penjemput (zona A1).
b. Penumpang (memiliki tiket) menunggu di ruang tunggu (zona A2).
c. Penumpang yang akan naik ke kapal, keluar terlebih dahulu dari ruang
tunggu dan menuju gangway, disini akan dilakukan pemeriksaaan tiket,
dan hanya satu kali saja dilakukan pengecekan tiket melalui smartgate
(zona A3)
d. Penumpang masuk ke kapal melaui pintu rampa dengan mengikuti
instruksi operator kapal (zona C).

1. Turun dari kapal


a. Semua penumpang turun dari kapal masuk ke lajur khusus penumpang
(gangway)(zona A3).
b. Setelah sampai di depan ruang tunggu, penumpang keluar menuju
lapangan parkir bagi penumpang yang dijemput dan bagi penumpang
yang jalan kaki menuju zebracross
c. Semua penumpang baik yang dijemput maupun pejalan kaki keluar dari
pelabuhan (zona A).

Gambar 3.6 Rencana Pola Lalu Lintas Kendaraan

Keterangan gambar naik dan turun kendaraan :

1. Naik ke kapal
a. Semua jenis kendaraan masuk melalui gerbang utama pelabuhan menuju
tollgate kendaraan (zona B1)
b. kendaraan pribadi dan kendaraan roda dua membeli tiket pada Tollgate
kemudian menuju tempat parkir antrian sedangkan Kendaraan barang
menuju jembatan timbang dan membeli tiket pada ruangan jembatan
timbang kemudian menuju masuk ke parkir kendaraan siap muat sesuai
dengan instruksi petugas dilapangan dan melakukan pengecekan tiket
sebelum masuk ke areal trestle (zona B2).
c. Kendaraan menunggu di areal trestle sebelum masuk ke dalam kapal
(zona B3)
d. Kendaraan masuk kapal melaui dermaga movible bridge (MB) dengan
teratur sesuai instruksi operator kapal (zona C).
2. Turun dari kapal
a. Semua jenis kendaraan keluar melalui pintu rampa kapal dan dermaga
(zona C) menuju zona B3
b. Setelah sampai di zona B3, kendaraan menuju keluar
c. Semua Kendaraan keluar melalui pintu gerbang pelabuhan (zona B1)

4. Penutup
a. Kesimpulan
1. Kondisi saat ini pada Penerapan Sistem Zonasi di Pelabuhan Penyeberangan Tobaku
belum sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 91 Tahun 2021
Tentang Zonasi di Kawasan Pelabuhan yang Melayani Angkutan Penyeberangan yang
dimana pada Peraturan tersebut pelabuhan harus dilakukan pembagian wilayah
zona. Dimana pada kondisi eksistingnya di Pelabuhan Penyeberangan Tobaku masih
belum menerapkan Sistem Zonasi.
2. Pola Arus Lalu Lintas di Pelabuhan Tobaku belum sesuai dengan Surat Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.242/HK.104/DRDJ/2010 Tentang
Pedoman Teknis Manajemen Lalu Lintas Penyeberangan dikarenakan pada
Pelabuhan Penyeberangan Tobaku pengaturan pola arus lalu lintas penumpang dan
kendaraan masih belum berjalan dengan baik, sehingga masih adanya crossing baik
antara penumpang maupun dengan kendaraan.
a. Untuk menghindari terjadinya crossing lagi di Pelabuhan Penyeberangan
Tobaku,
maka yang semula pintu masuk dan keluar manjadi satu, dibuatkan pintu keluar
agar tidak terjadi crossing pada saat kendaraan keluar masuk pelabuhan.
b. Pentingnya penambahan gangway untuk keamanan para pejalan kaki agar
terpisah antara jalur penumpang dengan jalur kendaraan.
c. Di pos pengecekan kendaraan diperlukan petugas sebagai pengecek tiket, serta
mengatur kendaraan yang masuk kekapal sehingga proses bongkar muat dapat
teratur.

b. Saran
1. Pada Pelabuhan Penyeberangan Tobaku harus menyesuaikan sistem zona wilayah
yang sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 91 Tahun 2021 Tentang
Zonasi di Kawasan Pelabuhan yang Melayani Angkutan Penyeberangan. Dimana
pada peraturan tersebut Pelabuhan tebagi menjadi lima zona, yaitu Zona A untuk
Penumpang, Zona B untuk Kendaraan, Zona C untuk Aktifitas Vital, Zona D untuk
perkantoran dan wilayah komersial, dan Zona E untuk kantung parkir di luar
Pelabuhan.
2. Untuk memperlancar arus lalu lintas baik penumpang maupun kendaraan yang
masuk dan keluar area pelabuhan, serta kendaraan pengantar atau penjemput, perlu
diterapkannya pola arus lalu lintas yang baru sesuai dengan urutan penumpang dan
kendaraan datang hingga naik kekapal atau sebaliknya harus berpedoman pada
Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.242/HK.104/DRDJ/2010 Tentang Pedoman Teknis Manajemen Lalu Lintas
Penyeberangan. Maka dari itu, agar tidak terjadinya crossing lagi, maka di Pelabuhan
Penyeberangan Tobaku perlu ditambahkan zebracross dan gangway untuk para
pejalan kaki. Lalu perlunya sosialiasi kepada petugas agar lebih ketat dalam
pengawasannya, sehingga proses bongkar muat dapat teratur dan tidak terjadi
penumpukan pada saat kendaraan akan masuk dan keluar kapal.

5. Referensi
1. 2008, Undang-undang No. 17 Tentang Pelayaran. Presiden Republik Indonesia, Jakarta
2. 2021, Peraturan Menteri Perhubungan No. 91 Tentang Zonasi di Kawasan Pelabuhan
yang Melayani Angkutan Penyeberangan. Menteri Perhubungan Republik Indonesia,
Jakarta.
3. 2004, Keputusan Menteri Perhubungan No. 52 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan
Penyeberangan. Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta.
4. 2010, Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No.SK. 242 Tentang
Pedoman Teknis Manajemen Lalu Lintas Penyeberangan. Direktorat Jendral
Perhubungan Darat, Jakarta.
5. Abu Bakar, Iskandar, 2010, Suatu Pengantar Transportasi Penyeberangan, Transindo
Gastama Media, Jakarta.
6. Chaidirrozi, 2012, Manajemen Operasional Transportasi Sungai, Danau dan
Penyeberangan. Palembang: Sekolah Tinggi Transportasi Darat.
7. Nasution, H.M.N, 2008, Manajemen Transportasi Edisi keTiga, Ghalia Indonesia, Jakarta.
8. Triatmodjo, Bambang, 2010, Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai