kau membuatku hujan Dikala purnama diatas menara Mengingatkan masyayikh yang sudah menghadap-Nya
Wahai bahrul ‘ulum
Kau membuatku semi Dikala jiwa mulai letih Bangkitlah wasiat-wasiat masyayikh
Wahai bahrul ‘ulum
Kau memberiku aurora Dikala senja akan berjumpa Saat santri-santri saling bertegur sapa
Wahai bahrul ‘ulum
Kau menghadirkan pelangi Dikala fajar jumat pergi Lalu terdengar gesekan langkah kaki menuju makam para kyai
Wahai bahrul ‘ulum
Kau memaksaku meminum ilmu Lalu tertanam rasa candu Yang menjagat raya dalam kalbu
Wahai bahrul ‘ulum
Kau menciprati sejumlah kata bijak Yang berlayar dalam sajak Dengan berjuta contoh akhlak Lalu mendarah daging menjadi watak Wahai bahrul ‘ulum Bagiku... Menjadi santri tidak hanya sampai muwada’ah Tidak cukup hanya sampai akad nikah Bahkan sampai bersatu dengan tanah Tapi sampai bertemu dengan dzat yang maha pemurah