MAKALAH
Oleh Kelompok 9 :
1. M. Adibillah 180541100052
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.
wr. wb.
Rangkaian ucapan syukur kami haturkan kepada Tuhan sekalian alam yang telah
meli
melimp
mpah
ahka
kan
n sega
segala
la ke
keni
nikm
kmat
atan
an ke
kepa
pada
da ha
hamb
mba-
a-Ny
Nyaa di du
duni
niaa seh
sehin
ingg
ggaa ka
kami
mi da
dapa
patt
menyelesaikan penyusunan makalah tentang Konsep
tentang Konsep Belajar J. Bruner yang menjadi bagian
dari amanah kemahasiswaan ini.
Unta
Untaia
ian
n seru
seruan
an shol
sholaw
awat
at se
sert
rtaa sa
sala
lam
m se
semo
moga
ga te
teta
tap
p te
terp
rpac
acu
u ke
kepa
pada
da ba
bagi
gind
ndaa
revolu
revolusio
sioner
ner akb
akbar
ar,, nab
nabii Muh
Muhamm
ammad
ad SA
SAW
W. Yang den
dengan
gan seg
segala
ala pel
peluh
uh per
perjua
juanga
nganny
nnyaa
membaw
membawaa gen
genera
erasi
si isl
islam
am dar
darii bur
burukn
uknya
ya akh
akhlak
lak hin
hingga
gga ters
tersusu
usunny
nnyaa mor
moral
al ban
bangsa
gsa yan
yang
g
sedemikian mulia.
Ucapan
Ucap an trim
trimak
akas
asih
ih,, ka
kami
mi ha
hatu
turk
rkan
an ke
kepa
pada
da sem
semua
ua ya
yang
ng te
tela
lah
h tu
turu
rutt ser
serta
ta da
dala
lam
m
penyelesaian laporan ini.Sadar bahwa laporan ini masih banyak dengan kekurangan.Kami
mohon
mohon kep
kepada
ada par
paraa pem
pembac
bacaa unt
untuk
uk bis
bisaa mem
member
berika
ikan
n mas
masuka
ukan-m
n-masu
asukan
kan yan
yang
g ber
bersifa
sifatt
memban
membangun
gun.. Seh
Sehing
ingga
ga un
untuk
tuk ked
kedepa
epanny
nnya,
a, aka
akan
n men
menjad
jadii pem
pembel
belajar
ajaran
an bag
bagii kam
kamii aga
agar
r
mampu menghasilkan laporan yang lebih baik.
Wassalamualaikumwr.wb.
Penulis
DAFTAR
DAFTAR ISI
I SI
i
KATA PENGANTAR
…..
.. . i
DAFTAR ISI
. .. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang. 1
BAB II ISI
2.1 3 Tahapan Pembelajaran Menurut J Bruner 3
Pembelajaran . 4
2.2 Penerapan Model Kognitif J Bruner dalam Pembelajaran
2.3 Langka
Langkah-l
h-lang
angkah
kah Pembel
Pembelaja
ajaran
ran
... . 5
3.2 Saran. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Latar Belakan
Belakang
g
Tujuan belajar yang paling utama adalah apa yang dipelajari itu berguna dikemudian hari,
yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah. Hal ini dikenal
sebagai transfer belajar. Apa yang kita pelajari dalam situasi tertentu memungkinkan kita
untuk memahami hal-hal lain. Transfer inilah yang menjadi inti dalam proses belajar.
Demikian pula dengan tujuan pelajaran bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip yang
fundamental, melainkan juga mengembangkan sikap yang positif terhadap belajar, penelitian,
penemuan, serta pemecahan masalah atas kemampuan sendiri. Menyajikan konsep-konsep
yang fundamental saja tidak dengan sendirinya menimbulkan sikap demikian. Masih perlu
penelitian dalam soal ini. Namun dianggap proses menemukan sendiri akan menimbulkan
sikap demikian.
Kegiat
Kegiatan
an atak
ataktivi
tivitas
tas pem
pembel
belajar
ajaran
an did
didesai
esain
n den
dengan
gan tuj
tujuan
uan unt
untuk
uk mem
memfasi
fasilit
litasi
asi sis
siswa
wa
mencapai
mencapai komp
kompetensi
etensi atau tujua
tujuan
n pemb
pembelajaran
elajaran.. Komp
Kompetensi
etensi mencer
mencerminka
minkan
n penge
pengetahua
tahuan,
n,
keterampilan dan sikap yang dapat diperlihatkan oleh seseorang setelah menempuh proses
pembelajaran oleh karena itu kegiatan pembelajaran harus berlandaskan peda teori-terori dan
prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa mencapai tujuan pembelajaran. Ratna Wilis Dahar
(1
(199
996:
6: 10
108)
8) me
meny
nyat
atak
akan
an ba
bahw
hwaa da
dala
lam
m be
bela
laja
jarr ki
kimi
mia,
a, te
teor
orii be
belaj
lajar
ar ya
yang
ng se
sesu
suai
ai un
untu
tuk
k
pembelajaran kimia adlah teori belajar penemuan (Bruner) dan teori belajar bermakna
(Ausubel). Namun penuls hanya akan memba
(Ausubel). membahas
has salah satu dari teori belajar tersebut, yaitu
teori belajar penemuan (Bruner).
Oleh karena itu, dalam melak
melaksanaka
sanakan
n pembe
pembelajaran
lajaran kimia harus direncan
direncanakan
akan desain
sistem pembelajaran yang sesuai dengan karakteristi
karakteristikk pembelajaran ilmu kimia yang cara
mem
emp
perolehnya ber
eraasa
sall dari su
suaatu prose
sess dan melalui suatu metode ilmia
iah
h.
1.2 Rumusan
Rumusan Masalah
Masalah
c) Apa sa
saja
ja lan
langkah-l
gkah-langka
angkah
h pem
pembelajar
belajaran
an persp
perspektif
ektif oleh J Brun
Bruner
er ?
1
d) Apa P
Prin
rinsip
sip-pr
-prins
insip
ip be
belaja
lajarr Kog
Kognit
nitif
if ?
e) Apa sa
saja
ja Pro
Prosedur
sedur perkem
perkembanga
bangan
n belaj
belajar
ar kog
kognitif
nitif J Brun
Bruner
er ?
a) Untuk menge
mengetahui
tahui 3 Tahapan pembe
pembelajaran
lajaran menur
menurut
ut JJ.. B
Bruner
runer
c) Untuk menge
mengetahui
tahui la
langkah
ngkah-langk
-langkah
ah pemb
pembelajara
elajaran
n perspek
perspektif
tif oleh J B
Bruner
runer
d) Untuk menge
mengetahui
tahui Prinsi
Prinsip-prin
p-prinsip
sip b
belajar
elajar kogn
kognitif
itif
e) Untuk menge
mengetahui
tahui p
prosedu
rosedurr perk
perkemban
embangan
gan bel
belajar
ajar ko
kogniti
gnitiff Brune
Bruner
r
f) Untuk menge
mengetahui
tahui keleb
kelebihan
ihan dan kekur
kekurangan
angan teori belaja
belajarr Brun
Brunee
BAB II
2
PEMBAHASAN
Bruner
Bruner men
mengat
gataka
akan
n bah
bahwa
wa bel
belaja
ajarr ter
terjad
jadii leb
lebih
ih dit
ditent
entuka
ukan
n ole
oleh
h car
caraa sese
seseora
orang
ng
mengatur pesan atau informasi dan bukan ditentukan oleh umur. Asumsi teori ini adalah
bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam
bentuk struktur kognitif yang telah dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika
materi pelajaran atau infor
informasi
masi baru beradapta
beradaptasi
si denga
dengan
n strukt
struktur
ur kogn
kognitif
itif yang dimil
dimilikinya
ikinya..
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki dan telah terbentuk didalam pikiran seseorang
berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya.
Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan
antara stimulus dan respon. Namun lebih dari itu, belajar melibatkan proses berfikir yang
sangat kompleks. Model belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering
disebut sebagai model perceptual. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku
seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai
tingkah laku yang nampak.
Bruner berpendapat bahwa dalam proses belajar dapat dibedakan menjadi 3 tahap,
yaitu :
1). Tahap informasi, bahwa dalam tiap pelajaran kita memperoleh sejumlah informasi, ada
yang
yang me
mena
namb
mbah
ah peng
penget
etah
ahua
uan
n yang
yang tela
telah
h ki
kita
ta mi
mili
liki
ki,, ad
adaa ya
yang
ng me
memp
mper
erha
halu
luss da
dan
n
memper
memperdal
dalamn
amnya,
ya, ada
adapul
pulaa inf
inform
ormasi
asi itu yan
yang
g ber
berten
tentan
tangan
gan den
dengan
gan apa yan
yang
g tela
telah
h kit
kitaa
ketahui sebelumnya.
2). Tahap
ahap transformasi, kita menganalisa berbagai informasi yang kita pelajari itu dan
mengubah atau mentransformasikannya kedalam bentuk-
bentuk-bentuk
bentuk informasi yang lebih abstrak
atau konseptual, agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas.
3). Taha
ahap
p eva
evalua
luasi,
si, kit
kitaa men
menilai
ilai hin
hingga
gga man
manaka
akah
h pen
penget
getahu
ahuan
an yan
yang
g kit
kitaa per
perole
oleh
h dan
transformasikan itu dapat digunakan untuk memahami gejalagejala lain atau memecahkan
permasalahan yang kita hadapi.
2.2 Penerapan Model Kognitif J Bruner Dalam Pembela
Pembelajaran
jaran
3
Implikasi teori belajar discovery dalam proses pembelajaran Teori belajar discovery yang
dihasilkan oleh Bruner dapat memberikan masukan yang sangat besar bagi perkembangan
ranah kognitif siswa. Ranah kognitif siswa memilki ketergantungan terhadap informasi yang
dipero
diperoleh
leh mel
melalu
aluii pro
proses
ses yan
yang
g dij
dijalan
alaniny
inya,
a, sem
semaki
akin
n ban
banyak
yak inf
inform
ormasi
asi yan
yang
g dis
diserap
erap lal
lalu
u
mampu dianalisa dengan baik, maka semakin besar pula ranah kognitif yang ditemukan,
sebaliknya semakin kecil ruang lingkup informasi yang ditemukan maka sungguh semakin
kecil kemungkinan ranah kognitif ini berproses pada diri seseorang (peserta didik). Secara
garis besar proses pengembangan ranah kognitif seseorang dapat diperoleh melalui banyak
strategi, baik secara drill, pemecahan masalah, penugasan sampai pada strategi inkuiri. Walau
staregi inkuiri dikatakan berbeda pada inti tujuannya, namun menurut penulis strategi inkuiri
adalah salah satu cara untuk memperkaya dan memenuhi perkembangan kognitif seseorang.
Zama
Zaman
n ya
yang
ng sem
semak
akin
in can
cangg
ggih
ih de
dewa
wasa
sa ini
ini me
memb
mberi
erika
kan
n pe
pelu
luan
ang
g ya
yang
ng lu
luas
as un
untu
tuk
k
pengembangan ranah kognitif tersebut, selain alat teknologi yang telah mendunia, dari
wilaya
wilayah
h ibu kot
kota,
a, masy
masyarak
arakat
at men
meneng
engah
ah hin
hingga
gga mas
masyar
yaraka
akatt pesi
pesisir
sir telah
telah dap
dapat
at dia
diakses
kses
kapanpun
kapanpun merek
merekaa ingin
inginkan.
kan. Tingg
Tinggal
al lagi kemam
kemampuan
puan,, motiv
motivasi
asi serta pembe
pemberdayaa
rdayaan
n alat
te
terse
rsebu
butt ma
mamp
mpu
u ata
atau
u tida
tidak
k di
digu
guna
naka
kan
n se
sesu
suai
ai de
deng
ngan
an tu
tuju
juan
an da
dan
n ma
manf
nfaa
aatt da
dari
ri ya
yang
ng
sesungguhnya. Bagai teori Bruner misalkan, jika siswa ingin lebih terbuka untuk mencari
melalui dunia maya sah-sah saja, atau melalui bertanya kepada siapa yang lebih tahu, dan
dapat pula dicari melalui buku-buku klasik (pustaka) untuk memperkaya pengetahuannya
dahulu hingga perkembangan dunia sekarang.
Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bruner tentang pembelajaran sains
misalkan, kita bukan akan menghasilkan perpustakaanperpustakaan hidup kecil tentang sains,
melainkan
melainkan kita ingin memb
membuat
uat anak-an
anak-anak
ak Implik
Implikasi
asi Teori Pembe
Pembelajaran
lajaran Jerome Brune
Brunerr kita
berpikir secara matematika bagi dirinya sindiri, berperan serta dalam proses perolehan
pengetahuan. Pengetahuan itu adalah proses bukan suatu produk yang lahir begitu saja dari
diri seseorang. Ungkapan di atas bertujuan untuk menjelaskan
njelaskan tujuan-tujuan mengajar hanya
dapat diuraikan secar garis besar
besar,, dan dapat dicapai dengan cara-cara yang tidak per
perlu
lu sam
samaa
oleh par
oleh paraa sisw
siswaa yan
yang
g men
mengik
gikuti
uti pel
pelaja
ajaran
ran yan
yang
g sama
sama.. Terli
erlihat
hat jela
jelass dar
darii pro
proses
ses bel
belajar
ajar
discovery Brune
discovery Brunerr membe
memberikan
rikan kebeb
kebebasan
asan sampai batas-batas tertentu untu
untuk
k meny
menyelidik
elidiki,
i,
secara perorangan atau kelompok, dalam suatu Tanya jawab dengan guru, atau oleh guru,
atau oleh siswa-siswa lain untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.
4
Dengan demikian proses belajar discovery jelas, bahwa peranan guru lain sekali bila
dibanding
dibandingkan
kan dengan perana
peranan
n guru yang mengajar secara klasikal dengan metod
metodee cerama
ceramah.
h.
Dalam proses belajar ini guru tidak begitu mengendalikan proses belajar mengajar.
Hal ini dapat terlihat dari peranan seorang guru dalam belajar discovery berikut:
1. Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu berpusat pada masalah-
masalah
masalah yan
yang
g tep
tepat
at unt
untuk
uk dik
diketa
etahui
hui ole
oleh
h sisw
siswa,
a, bai
baik
k seca
secara
ra kel
kelomp
ompok
ok mau
maupun
pun secara
individu.
2. Men
Menyaj
yajika
ikan
n mat
materi
eri pel
pelajar
ajaran
an yan
yang
g dip
diperl
erluka
ukan
n seb
sebaga
agaii das
dasar
ar bag
bagii par
paraa sis
siswa
wa unt
untuk
uk
memecahkan masalah. Berupa:
c) Siswa akan merasa sanggsi dengan jawab sehingga lahirlah hipotesis siswa.
3. Memperhatikan tiga hal, berupa cara enaktik (berifat manupulatif), ikonik (bersifat latar
belakang kemampuan internal siswa), dan cara simbolik (berdasarkan media berpikir).
4. Jik
Jikaa dil
dilaku
akukan
kan di Lab
Labola
olator
torium
ium,, mak
makaa gur
guru
u ada
adalah
lah seb
sebaga
agaii pem
pembim
bimbin
bing
g (tu
(tutor
tor)) atau
fasilitator siswa.
5. Men
Menila
ilaii has
hasil
il bel
belaja
ajar,
r, sete
setelah
lah ada
adanya
nya pro
proses
ses pen
penari
arikan
kan kesi
kesimpu
mpulan
lan dar
darii gur
guru
u seca
secara
ra
keseluruhan
keseluruhan.. Member
Memberikan
ikan motivasi kepada siswa untu
untuk
k terus mencari dan berpikir terhadap
materi-materi yang dipandang belum diketahui. Membe
Memberi
ri penghargaan yang berhasil dan
memotivasi bagi yang kurang beruntung.
2.3 Langkah-Langkah
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pembelajaran Perspektif Oleh J. Bruner
Bruner
5
4. Menentukan topic-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh
ke generalisasi).
5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan
sebagainya untuk dipelajari siswa.
6. Mengatur topic-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke
abstrak, atau dari tahap enaklit, ikonik sampai ke simbolik.
7. Mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa.
Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat diperhitungkan,
ag
agar
ar be
bela
lajar
jar leb
lebih
ih be
berm
rmak
akna
na ba
bagi
gi si
siswa
swa,, sed
sedan
angk
gkan
an ke
kegi
giata
atan
n be
bela
lajar
jarny
nyaa me
meng
ngik
ikut
utii
pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Sisw
Siswaa buk
bukan
an seb
sebaga
agaii ora
orang
ng dew
dewasa
asa yan
yang
g mud
mudah
ah dal
dalam
am pro
proses
ses ber
berpik
pikirn
irnya,
ya, mer
mereka
eka
mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.
2. Anak usia sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika
menggunakan benda-benda kognitif.
3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan
mengaktifkan
mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomo
akomodasi
dasi pengetahu
pengetahuan
an dan pengalama
pengalaman
n
dapat terjadi dengan baik.
5. Pe
Pema
maha
hama
man
n dan
dan re
rete
tens
nsii ak
akan
an me
meni
ning
ngka
katt ji
jika
ka ma
mate
teri
ri pe
pela
laja
jara
ran
n di
disu
susu
sun
n de
deng
ngan
an
menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederha
sederhana
na ke kompleks.
6
siswa. Tugas guru adalah menunjukkan hubungan antara apa yang sedang dipelajari dengan
apa yang telah diketahui siswa.
7. Adanya
Adanya perbed
perbedaan
aan individua
individuall pada diri siswa perlu diperh
diperhatikan
atikan,, karen
karenaa factor ini sangat
mempen
mempengar
garuhi
uhi keb
keberh
erhasil
asilan
an bel
belaja
ajarr sisw
siswa.
a. Per
Perbed
bedaan
aan ter
terseb
sebut
ut mis
misaln
alnya,
ya, pad
padaa mot
motiva
ivasi,
si,
berlaku dalam waktu tertentu sampai ada pembaharuan atau hasil penemuan yang baru dan
8
teruji kebenarannya secara ilmiah pula. Teori yang dihasilkan juga tentu ada sisi kelebihan
dan kelemahan tersendiri.
Teori ini relative sulit karena akan memakan waktu yang relative lama, dikarenakan
siswa kurang terbiasa untuk melakukan proses berpik
berpikir
ir individu juga kelompok.
BAB III
PENUTUP
9
3.1 Kesimpulan
Pembahasan terhadap teori Bruner dapat disimpulkan sebagai berikut: Teori belajar
Discovery menurut Bruner adalah proses memperoleh informasi baru, transformasi informasi,
dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan, teori belajar penemuan yang ditemukan
oleh
oleh Bru
Bruner
ner ada
adalah
lah mem
memaha
ahami
mi kon
konsep
sep,, arti
arti,, dan hub
hubung
ungan
an mel
melalu
aluii pro
proses
ses int
intuit
uitif
if (ya
(yang
ng
disesuiakan
disesuiakan deng
dengan
an kemam
kemampuan
puan masing-masin
masing-masing)
g) untu
untuk
k akhir
akhirnya
nya sampai kepada sesuat
sesuatu
u
kesimpulan yang disebut dengan istilah discovery learning.
Prinsi
Prinsip-p
p-prin
rinsip
sip yan
yang
g dim
dimilik
ilikii ole
oleh
h teo
teori
ri ini dia
dianta
ntaran
ranya
ya sem
semaki
akin
n tin
tinggi
ggi tin
tingka
gkatt
perkembangan intelektual seseorang,
ses eorang, Pertumbuhan seseorang tergantung
te rgantung pada perkembangan
kemampuan internal untuk menyimpan dan memproses informasi, Perkembangan intelektual
meliputi peningkatan kemampuan untuk mengutarakan pendapat dan gagasan melalui simbol,
mengembangkan kognitif seseorang diperlukan interaksi yang sistematik antara pengajar dan
peserta didik, dan perkembangan kognitif meningkatkan kemampuan seseorang untuk
memikirkan beberapa alternative secara serentak, memberikan perhatian kepada beberapa
stimulus dan situasi serta melakukan kegiatan-kegiatan.
Kelebihan dari teori ini adalah Pengetahuan itu akan bertahan lebih lama atau lama
dapat
dapat dii
diinga
ngat,
t, mud
mudah
ah dii
diinga
ngat,
t, Sel
Selain
ain itu bel
belaja
ajarr pen
penemu
emuan
an mem
memili
iliki
ki hasi
hasill bel
belaja
ajarr yan
yang
g
mempunyai efek transfer yang lebih baik dari hasil belajar lainnya, dan disisi lainnya secara
meny
menyel
elur
uruh
uh be
bela
laja
jarr pe
pene
nemu
muan
an da
dapa
patt me
meni
ning
ngka
katk
tkan
an pe
pena
nala
lara
ran
n be
bela
lajar
jar suat
suatu
u to
topi
pik,
k,
meningkatkan kemampuan untuk berpikir secara bebas dan sistematis.
Sedang
Sedangkan
kan kel
kelema
emahan
hannya
nya ada
adalah
lah dar
darii sek
sekian
ian bid
bidang
ang stu
studi
di yan
yang
g ada tid
tidak
ak semu
semuaa
bidang studi atau sub judul bidang studi dapat dilakukan dengan teori belajar penemuan,
sedang
sedangkan
kan kel
kelema
emahan
hannya
nya ada
adalah
lah tid
tidak
ak sem
semua
ua pes
peserta
erta did
didik
ik mam
mampu
pu dia
diajak
jak ker
kerja
ja sama
melakukan
melakukan proses berpi
berpikir
kir sebaga
sebagaimana
imana yang dihar
diharapkan
apkan,, sulitn
sulitnya
ya teori ini ditera
diterapkan
pkan pada
budaya masyarakat yang berlainan antara satu daerah dengan daerah yang lain, teori ini
relative sulit karena akan memakan waktu yang relat
relative
ive lama, dikarenakan siswa kurang
terbiasa untuk melakukan proses berpikir individu jjuga
uga kelompok.
3.2 Saran
Dengan
Dengan tela
telah
h di
dibu
buat
atny
nyaa ma
maka
kala
lah
h ini,
ini, se
semo
moga
ga ma
maka
kala
lah
h in
inii da
dapa
patt me
memb
mban
antu
tu
menyelesaikan atau menjadi salah satu solusi yang dapat
dapat digunakan untuk dapat menerapkan
10
dan mengaplikasikan sistem pembelajaran yang tepat dan menambah wawasan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Zulkar, A.B, (2010). Implikasi teori pembelajaran Jerome Bruner dalam Nuansa Pendidikan
Modern, Jurnal Psikologi
Psikologi Belajar , 24(2), 64-66.
Gus, A.
A .Y. ((2012).
2012). Teori Belajar Bruner
Bruner.. Jurnal Psikologi,
Psikologi, 9(3), 56-68.
11
Perwitasari, Indah. (2008). Konsep Pembelajaran Menurut Jerome Brunner. Jurnal Psikologi
Psikologi ,
2(7), 120-125.
12