Anda di halaman 1dari 50

§

\p

MENTERI PERINDUSTRIAN
MENTERI REPUBLIK INDONESIA
PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN


PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK
REPUBLIK INDONESIA
INDONESIA
NOMOR 45 TAHUN 2022
NOMOR 45 TAHUN 2022
TENTANG
TENTANG
STANDARDISASIINDUSTRI
STANDARDISASI INDUSTRI

DENGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
RAHMAT TUHAN YANG MAHA
MAHA ESA
ESA

MENTERI
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,
PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang
Menimbang :: bahwa
bahwa untuk
untukmeningkatkan
meningkatkan mutu mutu dan
dan daya
daya saing industri
saing industri
dalam negeri
dalam negeri serta
sertauntuk
untuk melaksanakan ketentuanPasal
melaksanakan ketentuan Pasal7
7
ayat (3), Pasal 10 ayat (11), Pasal 21 ayat (6), danPasal 23
ayat (3), Pasal 10 ayat (11), Pasal 21 ayat (6), dan Pasal 23
ayat (5)
ayat (5) Peraturan
Peraturan Pemerintah
Pemerintah NomorNomor 22 TahunTahun 2017
2017
tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri dan
tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri dan
ketentuan
ketentuan Pasal 35 ayat
Pasal 35 ayat (5),
(5), Pasal
Pasal3737ayat
ayat(2),
(2),Pasal
Pasal38
38 ayat
ayat
(13), Pasal 54 ayat (3), dan Pasal 55 ayat (2) Peraturan
(13), Pasal 54 ayat (3), dan Pasal 55 ayat (2) Peraturan
Pemerintah
Pemerintah Nomor
Nomor 28
28 Tahun
Tahun 2021
202 1 tentang
tentang
Penyelenggaraan Bidang Perindustrian, perlu menetapkan
Penyelenggaraan Bidang Perindustrian, perlu menetapkan
Peraturan
Peraturan Menteri
Menteri Perindustrian
Perindustrian tentang
tentang Standardisasi
Standardisasi
Industri;
Industri;

Mengingat
Mengingat :: 1.
1. Pasal 17
Pasal 17 ayat
ayat (3)
(3)Undang-Undang
Undang-Undang Dasar Dasar Negara
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
Republik Indonesia Tahun 1945;
2.
2. Undang-Undang
Undang-Undang Nomor Nomor3939 Tahun
Tahun 2008
2008 tentang
tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun
Indonesia Tahun 20082008 Nomor
Nomor 166,
166, Tambahan
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3.
3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian
Perindustrian (Lembaran
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 4,
Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan
Tambahan Lembaran
Lembaran Negara
Negara
Republik Indonesia
Republik Indonesia Nomor
Nomor 5492);
5492);
4.
4. Undang-Undang Nomor20
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
Tahun 2014
2014 tentang
tentang
Standardisasi dan
Standardisasi dan Penilaian
Penilaian Kesesuaian
Kesesuaian (Lembaran
(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216,
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216,
Tambahan
Tambahan Lembaran
Lembaran Negara
Negara Republik
Republik Indonesia
Indonesia
Nomor 5584);
Nomor 5584);
5. Undang-Undang Nomor 11
Undang-Undang Nomor 11 Tahun
Tahun 2020
2020 tentang
tentang Cipta
Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Keija (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor
2020 Nomor 245,
245, Tambahan
Tambahan Lembaran
Lembaran Negara
Negara
Republik Indonesia
Republik Indonesia Nomor
Nomor 6573);
6573);
6.
6. Peraturan Pemerintah Nomor
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
Tahun 2017
2017 tentang
tentang
Pembangunan Sarana dan
Pembangunan Sarana dan Prasarana
Prasarana Industri
Industri
(Lembaran Negara
(Lembaran Negara Republik
Republik Indonesia
Indonesia Tahun
Tahun 2017
2017
Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik
Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia
Indonesia Nomor
Nomor 6016);
6016);

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


--22 --

7. Peraturan
7. PeraturanPemerintah
PemerintahNomor
Nomor 3434 Tahun
Tahun 2018
2018 tentang
tentang
Sistem Standardisasi
Sistem Standardisasi dan dan Penilaian
Penilaian Kesesuaian
Kesesuaian
Nasional
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara
2018 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara
Republik
Republik Indonesia
Indonesia Nomor
Nomor 6225);
6225);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 28
8. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
Tahun 2021
2021 tentang
tentang
Penyelenggaraan
Penyelenggaraan BidangBidang Perindustrian
Perindustrian (Lembaran
(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 38,
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 38,
Tambahan
Tambahan Lembaran
Lembaran Negara
Negara Republik
Republik Indonesia
Indonesia
Nomor 6640);
Nomor 6640);
9. Peraturan
9. PeraturanPresiden
Ptesiden Nomor
Nomor 107
107 Tahun
Tahun 2020
2020 tentang
tentang
Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara
Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara
Republik
Republik Indonesia Tahun 2020
Indonesia Tahun 2020 Nomor
Nomor 254);
254);
10. Peraturan
10. Peraturan Menteri
Menteri Perindustrian
Perindustrian Nomor 7
Nomor 7 Tahun
Tahun 2021
2021
tentang
tentang Organisasi dan Tata
Organisasi dan Tata Kerja
KerjaKementerian
Kementerian
Perindustrian
Perindustrian (Berita
(Berita Negara
Negara Republik
Republik Indonesia
Indonesia
Tahun 2021
Tahun 2021 Nomor
Nomor 170);
170);

MEMUTUSKAN:
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
Menetapkan :: PERATURAN
PERATURAN MENTERI
MENTERI PERINDUSTRIAN
PERINDUSTRIAN TENTANG
TENTANG
STANDARDISASI INDUSTRL
STANDARDISASI INDUSTRI.

BAB
BAB II
KETENTUAN
KETENTUAN UMUM
UMUM

Pasal
Pasal 11
Dalam
Dalam Peraturan
Peraturan Menteri
Menteri ini
ini yang
yang dimaksud
dimaksud dengan:
dengan:
1. Standar
1. Standaradalah
adalahpersyaratan
persyaratan teknis
teknis atau
atau sesuatu
sesuatu yang
yang
dibakukan, termasuk
dibakukan, termasuk tata tata cara
cara dan
dan metode
metode yangyang
disusun
disusun berdasarkan
berdasarkan konsensus
konsensus semuasemua pihak/
pihak/
pemerintah/kepu tusan intemasional
pemerintah /keputusan internasional yang
yang terkait
terkait
dengan
dengan memperhatikan
memperhatikan syarat keselamatan,
syarat keselamatan,
keamanan,
keamanan, kesehatan,
kesehatan, lingkungan
lingkungan hidup,
hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pengalaman, serta perkembangan
pengalaman, serta perkembangan masa masa kini
kini dan
dan masa
masa
depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-
depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-
besarnya.
besamya.
2.
2. Standardisasi
Standardisasi Industri
Industriadalah
adalahproses
prosesmerumuskan,
merumuskan,
menetapkan,
menetapkan, menerapkan,
menerapkan, memelihara,
memelihara,
memberlakukan,
memberlakukan, dan dan mengawasi Standar bidang
mengawasi Standar bidang
industri yang
industri yang dilaksanakan
dilaksanakan secara tertib dan
secara tertib dan bekerja
bekerja
sama dengan
sama dengan semua
semua pemangku
pemangku kepentingan.
kepentingan.
3.
3. Standar Nasional
Standar Indonesia yang
Nasional Indonesia yangselanjutnya
selanjutnya disingkat
disingkat
SNI adalah
SNI adalah Standar
Standar yang
yang ditetapkan
ditetapkan oleholeh lembaga
lembaga
pemerintah
pemerintah nonkementerian
nonkementerian yang yang bertugas
bertugas dan dan
bertanggung
bertanggung jawab jawab didi bidang
bidang standardisasi
standardisasi dan dan
penilaian kesesuaian.
penilaian kesesuaian.
4.
4. Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis yang
yang selanjutnya
selanjutnya disingkat
disingkat STST
adalah dokumen persyaratan teknis yang mengacu
adalah dokumen persyaratan teknis yang mengacu
pada
pada sebagian
sebagian parameter
parameter SNI SNI dan/atau
dan/ atau standar
standar
internasional.
intemasional.
5.
5. Pedoman
Pedoman Tata Tata Cara
Cara yang
yang selanjutnya
selanjutnya disingkat
disingkat PTC
PTC
adalah dokumen yang berisi tata cara atau prosedur
adalah dokumen yang berisi tata cara atau prosedur
untuk
untuk desain,
desain, manufaktur,
manufaktur, instalasi,
instalasi, pemeliharaan
pemeliharaan
atau utilisasi
atau utilisasi dari peralatan, struktur, atau produk.
dari peralatan, struktur, atau produk.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


-3-
-3-

6. Industri
6. Industriadalah
adalahseluruh
seluruh bentuk
bentuk kegiatan ekonomiyang
kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan baku dan/atau
mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan
memanfaatkan
sumber daya
sumber daya industri
industri sehingga
sehingga menghasilkan
menghasilkan barang
barang
yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih
yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih
tinggi, termasuk
tinggi, termasukjasa industri.
jasa industri.
7. Sistem
7. SistemInformasi
InformasiIndustri
IndustriNasional
Nasional yang
yang selanjutnya
selanjutnya
disebut SIINas
disebut SIINas adalah
adalah tatanan
tatanan prosedur
prosedur dan dan
mekanismekeija
mekanisme kerja yang
yang terintegrasi
terintegrasi meliputi
meliputi unsur
unsur
institusi, sumber daya manusia, basis data, perangkat
institusi, sumber daya manusia, basis data, perangkat
keras dan
keras dan lunak,
lunak, serta
serta jaringan
jaringan komunikasi
komunikasi data
data yang
yang
terkait satu sama
terkait satu sama lain dengan
lain dengan
tujuan
tujuan
untuk
untuk
penyampaian, pengelolaan,
penyampaian, pengelolaan, penyajian,
penyajian, pelayanan,
pelayanan,
serta penyebarluasan
serta penyebarluasan data data dan/atau
dan/atau informasi
informasi
Industri.
Industri.
8. Pelaku
8. PelakuUsaha
Usahaadalah
adalahSetiap
Setiap Orang
Orang atau
atau badan usaha,
badan usaha,
baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan
baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan
badan hukum
badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik
Kesatuan Republik Indonesia,
Indonesia,baik baik sendiri
sendiri maupun
maupun
bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan
bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan
kegiatan usaha
kegiatan usaha dalam
dalam berbagai
berbagai bidang
bidang ekonomi.
ekonomi.
9. Perusahaan Industri adalah Setiap Orang
9. Perusahaan Industri adalah Setiap Orang yangyang
melakukan kegiatan
melakukan kegiatandi di bidang usaha Industri
bidang usaha Industri yang
yang
berkedudukan di Indonesia.
berkedudukan di Indonesia.
10. Setiap Orang
10. Setiap Orang adalahadalah orangorang perseorangan
perseorangan atau atau
Korporasi.
Korporasi.
11. Korporasi adalah
11. Korporasi kumpulan orang
adalah kumpulan orang dan/atau
dan/atau kekayaan
kekayaan
yang terorganisasi,
yang terorganisasi, baik baik merupakan
merupakan badan badan hukum
hukum
maupun bukan badan hukum.
maupun bukan badan hukum.
12. Kawasan
12. Kawasan Pabean adalah kawasan
Pabean adalah kawasan dengan
dengan batas-batas
batas-batas
tertentu di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat
tertentu di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat
lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang
lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang
sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat
sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat
Jenderal Bea
Jenderal Bea dandan Cukai.
Cukai.
13. Sertifikasi adalah rangkaian
13. Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan
kegiatan penilaian
penilaian
kesesuaian yang
kesesuaian yang berkaitan
berkaitan dengan
dengan pemberian
pemberian jaminan
jaminan
tertulis bahwa barang, jasa, sistem, proses, atau
tertulis bahwa barang, jasa, sistem, proses, atau
personal telah memenuhi Standardan/
personal telah memenuhi Standar dan/atau regulasi.
atau regulasi.
14. Surveilen
14. Surveilen adalah
adalah pengulangan
pengulangan sistematik
sistematik penilaian
penilaian
kesesuaian sebagai dasar untuk memelihara validitas
kesesuaian sebagai dasar untuk memelihara validitas
pernyataan kesesuaian.
pernyataan kesesuaian.
15. Tanda
15. Tanda SNISNI adalah
adalah tanda
tanda Sertifikasi
Sertifikasi yang
yang ditetapkan
ditetapkan
oleh lembaga
oleh lembaga pemerintah
pemerintah nonkementerian
nonkementerian yang yang
bertugas dandan
bertugas dan bertanggung
bertanggung
jawab di bidang
jawab di bidang
standardisasi dan penilaian
standardisasi penilaian kesesuaian
kesesuaian untuk untuk
menyatakan telah terpenuhinya persyaratan SNI.
menyatakan telah terpenuhinya persyaratan SNI.
16. Tanda Kesesuaian
16. Tanda Kesesuaian adalah adalah tanda
tanda Sertifikasi
Sertifikasi yang
yang
ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian untuk
ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian untuk
menyatakan telah
menyatakan telah terpenuhinya
terpenuhinya persyaratan
persyaratan ST ST
dan/atau PTC.
dan/atau PTC.
17. Lembaga Penilaian
17. Lembaga Penilaian Kesesuaian
Kesesuaian yang yang selanjutnya
selanjutnya
disingkat LPK
disingkat LPK adalah
adalah lembaga
lembaga yang
yang melakukan
melakukan
kegiatan penilaian
kegiatan penilaian kesesuaian.
kesesuaian.
18. Lembaga Sertifikasi Produk
18. Lembaga Sertifikasi Produk yang
yang selanjutnya
selanjutnya disebut
disebut
LSPro adalah
LSPro adalah lembaga
lembaga terakreditasi
terala*editasiyang
yang melakukan
melakukan

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


-- 44 --

Sertifikasi produk
Sertifikasi produk barang
barang dan/atau
dan/atau jasa jasa Industri
Industri dan dan
menerbitkan sertifikat SNI/sertifikat
menerbitkan sertifikat SNI/sertifikat kesesuaian
kesesuaian
sesuai persyaratan SNI, ST,
sesuai persyaratan SNI, ST, dan/atau
dan/atau PTC PTC yang yang
diberlakukan secara
diberlakukan secara wajib.
wajib.
19. Laboratorium Uji adalah lembaga
19. Laboratorium Uji adalah lembaga terakreditasi
terakreditasi yang yang
melakukan kegiatan
melakukan kegiatan pengujian
pengujian kesesuaian
kesesuaian mutu mutu
terhadap contoh barang sesuai persyaratan SNI, ST,
terhadap contoh barang sesuai persyaratan SNI, ST,
dan/atau PTC
dan/atau PTC yang diberlakukan secara
yang diberlakukan wajib.
secara wajib.
20. Lembaga Inspeksi adalah lembaga terakreditasi yang
20. Lembaga Inspeksi adalah lembaga terakreditasi yang
melakukan
melakukan kegiatan
kegiatan inspeksi
inspeksi kesesuaian
kesesuaian terhadap
terhadap
Perusahaan Industri dan produsen di luar negeri
Perusahaan Industri dan produsen di luar negeri
sesuai persyaratan
sesuai persyaratan SNI, SNI, ST,
ST, dan/atau
dan/atau PTC PTC yang yang
diberlakukan secara
diberlakukan secara wajib.
wajib.
21. Petugas Pengawas Standar Industri
21. Petugas Pengawas Standar Industri yangyang selanjutnya
selanjutnya
disingkat PPSI
disingkat adalah Pegawai
PPSI adalah Pegawai Negeri Sipil pusat
Negeri Sipil pusat atauatau
daerah yang ditugaskan untuk melakukan
daerah yang ditugaskan untuk melakukan
pengawasan
pengawasan terhadapterhadap pelaksanaan
pelaksanaan penerapan
penerapan dan dan
pemberlakuan Standar bidang Industri.
pemberlakuan Standar bidang Industri.
22. Penyidik
22. Penyidik Pegawai
Pegawai Negeri Sipil Bidang
Negeri Sipil Bidang Perindustrian
Perindustrian
yang selanjutnya disebut PPNS Bidang Perindustrian
yang selanjutnya disebut PPNS Bidang Perindustrian
adalah pejabat
adalah PegawaiNegeri
pejabat Pegawai NegeriSipil
Sipiltertentu
tertentudi di instansi
instansi
pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung
pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya
jawabnya di di bidang
bidang perindustrian,
perindustrian, yang diberi
yang diberi
wewenang sebagai penyidik
wewenang sebagai penyidik sesuai
sesuai dengan
dengan ketentuan
ketentuan
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor Nomor33 Tahun Tahun 2014 2014 tentang
tentang
Perindustrian
Perindustrian beserta
beserta perubahannya.
perubahannya.
23. Asesor Manajemen Mutu Industri
23. Asesor Manajemen Mutu Industri yang yang selanjutnya
selanjutnya
disingkat AMMI
disingkat AMMI adalah
adalah Pegawai
Pegawai Negeri Sipil yang
Negeri Sipil yang
diberikan tugas, tanggung jawab, dan wewenang
diberikan tugas, tanggung jawab, dan wewenang
untuk
untuk melaksanakan
melaksanakan asesmen asesmen sistemsistem manajemen
manajemen
mutu Industri.
mutu Industri.
24. Badan
24. Badan Standardisasi
Standardisasi Nasional Nasional yang yang selanjutnya
selanjutnya
disingkat BSN
disingkat BSN adalah lembaga pemerintah
adalah lembaga pemerintah
nonkementerian
nonkementerian yang yang bertugas
bertugas dan dan bertanggung
bertanggung jawab jawab
di bidang
di bidang standardisasi
standardisasi dan dan penilaian
penilaian kesesuaian.
kesesuaian.
25. Komite
25. Komite Akreditasi
Akreditasi Nasional
Nasional yang selanjutnya disingkat
yang selanjutnya disingkat
KAN adalah lembaga
KAN adalah lembaganonstruktural
nonstruktural yang yang bertugas
bertugas dan dan
bertanggung jawab di bidang akreditasi LPK.
bertanggung jawab di bidang akreditasi LPK.
26. Pemerintah
26. Pemerintah Pusat yang
Pusat yang selanjutnya
selanjutnya disebut disebut
Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang
Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan
memegang kekuasaan pemerintahan Negara Negara Republik
Republik
Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
menteri
menteri sebagaimana
sebagaimana dimaksud dimaksud dalam dalam Undang-
Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
1945.
27. Pemerintah
27. Pemerintah DaerahDaerah adalah
adalah kepala
kepala daerah
daerah sebagai
sebagai
unsur
unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang yang
memimpin pelaksanaan
memimpin pelaksanaan urusan urusan pemerintahan yang
pemerintahan yang
menjadi
menjadi kewenangan
kewenangan daerah otonom.
daerah otonom.
28. Menteri
28. Menteri adalah
adalah menteri
menteriyang yangmenyelenggaraka
menyelenggarakan n
urusan
urusan pemerintahan
pemerintahan di di bidang
bidang perindustrian.
perindustrian.
29.
29. Direktorat
DirektoratJenderal
Jenderal Pembina
Pembina Industri
Industri yangyang selanjutnya
selanjutnya
disebut Ditjen
disebut Ditjen Pembina Industri adalah
Pembina Industri adalah unitunit keija
keija
pimpinan tinggi madya di lingkungan Kementerian
pimpinan tinggi madya di lingkungan Kementerian
Perindustrian yang
Perindustrian yang mempunyai
mempunyai tugas tugas melakukan
melakukan

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


-- 55--

pembinaan terhadap jenis


pembinaan terhadap jenis Industri
Industri sesuai
sesuai dengan
dengan
ketentuan
ketentuan peraturan
peraturan perundang-undangan.
perundang-undangan.
30. Direktur
30. DirekturJenderal
Jenderal Pembina
Pembina Industri
Industri yang
yang selanjutnya
selanjutnya
disebut Dirjen
disebut Dirjen Pembina
Pembina Industri adalah pejabat
Industri adalah pejabat
pimpinan
pimpinan tinggi
tinggi madya
madya didi lingkungan
lingkungan Kementerian
Kementerian
Perindustrian
Perindustrian yangyang mempunyai
mempunyai tugas tugas melakukan
melakukan
pembinaan terhadap jenis Industri sesuai dengan
pembinaan terhadap jenis Industri sesuai dengan
ketentuan peraturan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
perundang-undangan.
31. Badan adalah unit kerja pimpinan
31. Badan adalah unit keija pimpinan tinggi
tinggi madya
madya di di
lingkungan Kementerian
lingkungan Kementerian Perindustrian
Perindustrian yang yang
mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi,
mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi,
perumusan,
perumusan, penerapan,
penerapan, pemberlakuan,
pemberlakuan, dan
dan
pengawasan Standardisasi Industri.
pengawasan Standardisasi Industri.
32. Kepala
32. Kepala Badan
Badan adalah
adalah pejabat
pejabat pimpinan
pimpinan tinggi
tinggi madya
madya
di lingkungan Kementerian Perindustrian yang
di lingkungan Kementerian Perindustrian yang
mempunyai tugas
mempunyai tugas menyelenggarakan
menyelenggarakan koordinasi,
koordinasi,
perumusan,
perumusan, penerapan,
penerapan, pemberlakuan, dan
pemberlakuan, dan
pengawasan Standardisasi Industri.
pengawasan Standardisasi Industri.
33. Pusat
33. Pusat Data
Data dan
dan Informasi
Informasi yang
yang selanjutnya
selanjutnya disebut
disebut
Pusdatin adalah unit kerja pimpinan tinggi pratamadi
Pusdatin adalah unit kerja pimpinan tinggi pratama di
lingkungan Kementerian Perindustrian yang
lingkungan Kementerian Perindustrian yang
mempunyai
mempunyai tugas tugas melaksanakan
melaksanakan penyusunanpenyusunan
kebijakan
kebijakan teknis,
teknis, pelaksanaan,
pelaksanaan, pemantauan,
pemantauan, evaluasi,
evaluasi,
dan pelaporan di bidang data, informasi, dan sistem
dan pelaporan di bidang data, informasi, dan sistem
informasi.
informasi.

Pasal 2
Pasal 2
Standardisasi Industri
Standardisasi Industri bertujuan
bertujuan untuk:
untuk:
a. meningkatkan jaminan mutu, efisiensi
a. meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produksi,
produksi, daya
daya
saing nasional,
saing nasional, mewujudkan
mewujudkan persaingan
persaingan usahausaha yang
yang
sehat dan
sehat dan transparan
transparan dalam
dalam perdagangan,
perdagangan, kepastian
kepastian
usaha
usaha dan
dan kemampuan
kemampuan Pelaku
Pelaku Usaha,
Usaha, serta
serta memacu
memacu
kemampuan inovasi dan teknologi;
kemampuan inovasi dan teknologi;
b. meningkatkan
b. meningkatkan perlindungan
perlindungan kepadakepada konsumen,
konsumen,
Pelaku Usaha, tenaga kerja, masyarakat, dan negara
Pelaku Usaha, tenaga kerja, masyarakat, dan negara
dari aspek
dari aspek keamanan,
keamanan, kesehatan,
kesehatan, keselamatan,
keselamatan,
pelestarian fungsi lingkungan hidup; dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup; dan
c, meningkatkan
c. meningkatkan kepastian,
kepastian, kelancaran,
kelancaran, dan dan efisiensi
efisiensi
transaksi perdagangan di dalam negeri dan
transaksi perdagangan di dalam negeri dan
internasional.
internasional.

Pasal 3
Pasal 3
(1) Menteri
(1) Menteri melakukan
melakukan perencanaan,
perencanaan, pembinaan,
pembinaan,
pengembangan
pengembangan, dan dan pengawasan
pengawasan Standardisasi
Standardisasi
Industri.
Industri.
(2) Standardisasi Industri
(2) Standardisasi Industri sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada
pada
ayat (1)
ayat (1) diselenggarakan dalam wujud
diselenggarakan dalam wujud SNI, ST,
SNI, ST,
dan/atau PTC.
dan/atau PTC.
(3) SNI,
(3) SNI,ST,
ST, dan/atau
dan/atauPTCPTCsebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada
pada
ayat (2)
ayat (2) berlaku
berlaku di
di seluruh
seluruh wilayah
wilayahNegara
Negara Kesatuan
Kesatuan
Republik Indonesia.
Republik Indonesia.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


--6-6 -

BAB II
BAB II
PERENCANAAN STANDARDISASIINDUSTRI
PERENCANAAN STANDARDISASI INDUSTRI

Pasal
Pasal 44
(1) Perencanaan StandardisasiIndustri
Perencanaan Standardisasi Industri ditetapkan
ditetapkan oleh
oleh
Menteri dalam rencana strategis Kementerian
Menteri dalam rencana strategis Kementerian
Perindustrian.
Perindustrian.
(2) Perencanaan Standardisasi
Perencanaan Standardisasi Industri
Industri sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1) mengacu
mengacu kepada:
kepada:
a. kebijakan
a. kebijakannasional
nasionalstandardisasi; dan
standardisasi; dan
b. kebijakan industri nasional.
b. kebijakan industri nasional.

Pasal 5
Pasal 5
Penyusunan
Penyusunan perencanaan
perencanaan Standardisasi Industri
Standardisasi Industri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dikoordinasikanoleh
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dikoordinasikan oleh
Kepala
Kepala Badan.
Badan.

BAB III
BAB III
PERUMUSAN STANDAR BIDANG
PERUMUSAN STANDAR BIDANG INDUSTRI
INDUSTRI

Pasal 6
Pasal 6
Perumusan Standar bidang Industri meliputi
Perumusan Standar bidang Industri meliputi perumusan:
perumusan:
a.
a. SNI;
SNI;
ST; dan
b. ST; dan
c.
c. PTC.
PTC.

Pasal 7
Pasal 7
(1) Perumusan SNI sebagaimana dimaksud
Perumusan SNI sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal
Pasal 6
6
huruf
huruf aa dilakukan
dilakukan berdasarkan
berdasarkan ketentuan
ketentuan peraturan
peraturan
perundang-undangan.
perundang-undangan.
(2) Perumusan
Perumusan ST sebagaimana dimaksud
ST sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal 6
Pasal 6
huruf
huruf bbdilakukan
dilakukanbersamaan
bersamaan dengan penyusunan
dengan penyusunan
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri mengenai
mengenai pemberlakuan
pemberlakuan ST
ST secara
secara
wajib.
wajib.

Pasal 8
Pasal 8
(1) Perumusan PTC sebagaimanadimaksud
Perumusan PTC sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal
Pasal 66
huruf
huruf cc dilakukan
dilakukan dengan
dengan tahapan:
tahapan:
a. penyusunan dan penetapan program
a. penyusunan dan penetapan program perumusan
perumusan
PTC;
PTC;
b. pelaksanaan perumusan
b. pelaksanaan perumusanPTC; PTC; dan
dan
c. penetapan
c. penetapanPTC.PTC.
(2) Penyusunan
Penyusunan dan dan penetapan
penetapan program
program perumusan
perumusan PTCPTC
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksud padaayat
pada ayat(1)(1) huruf
huruf aa
dilaksanakan oleh Kepala Badan berdasarkan usulan
dilaksanakan oleh Kepala Badan berdasarkan usulan
dari Dirjen
dari Dirjen Pembina Industri.
Pembina Industri.
Pelaksanaan perumusan
(3) Pelaksanaan perumusan PTC PTC sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dilakukan melalui:
pada ayat (1) huruf b dilakukan melalui:
a. penyusunan
a. penyusunankonsep;
konsep; dan
dan
b.
b. rapat
rapatpembahasan.
pembahasan.
(4) Penetapan
Penetapan PTC PTC sebagaimana
sebagaimanadimaksud
dimaksud pada
pada ayat
ayat (1)
(1)
huruf cc dilakukan
huruf dilakukan oleh
oleh Menteri.
Menteri.
(5) Penetapan
Penetapan PTC PTC sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksud pada
pada ayat
ayat (4)
(4)
dapat dilakukan
dapat dilakukan bersamaan
bersamaan dengan
dengan pemberlakuan
pemberlakuan
PTC secara wajib.
PTC secara wajib.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 77 -

(6) Ketentuan
(6) Ketentuan lebih
lebih lanjut
lanjutmengenai
mengenai perumusan
perumusan PTC PTC
dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang tercantum
dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang tercantum
dalam Lampiran
dalam Lam pi ran II yang
yang merupakan
merupakan bagian
bagian tidak
tidak
terpisahkan
terpisahkan dari
dari Peraturan
Peraturan Menteri ini.
Menteri ini.

BAB
BAB IV
IV
PENERAPAN DAN PEMBERLAKUAN
PENERAPAN DAN PEMBERLAKUAN
STANDAR BIDANG
STANDAR BIDANG INDUSTRI
INDUSTRI

Bagian
Bagian Kesatu
Kesatu
Penerapan
Penerapan

Pasal 9
Pasal 9
(1) Penerapan
(1) SNI secara
Penerapan SNI secara sukarela
sukarela dilakukan
dilakukan oleh
oleh
Perusahaan Industri terhadap barang dan/atau jasa
Perusahaan Industri terhadap barang jasa
Industri.
Industri.
(2) Penerapan
(2) Penerapan SNISNI secara
secara sukarela
sukarelasebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1) dilakukan
dilakukan sesuai
sesuai dengan
dengan
ketentuan
ketentuan peraturan
peraturan perundang-undang
perundang-undangan. an.

Pasal
Pasal 10
10
(1) Penerapan PTC secara sukarela
(1) Penerapan PTC secara sukarela dilakukan
dilakukan oleh
oleh
Perusahaan Industri.
Perusahaan Industri.
(2) Penerapan
(2) Penerapan PTC PTC secara
secara sukarela
sukarela sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1) dilaksanakan
dilaksanakan sesuai
sesuai dengan
dengan
ketentuan mengenai penetapan PTC yang ditetapkan
ketentuan mengenai penetapan PTC yang ditetapkan
oleh Menteri.
oleh Menteri.

Bagian
Bagian Kedua
Kedua
Pemberlakuan
Pemberlakuan

Pasal
Pasal 11
11
(1) Pemberlakuan SNI, ST, dan/atau
(1) Pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTCPTC secara
secara wajib
wajib
ditetapkan
ditetapkan oleh
oleh Menteri.
Menteri.
(2) Penetapan pemberlakuanSNI,
(2) Penetapan pemberlakuan SNI, ST,
ST, dan/atau
dan/atau PTCPTC
secara wajib
secara wajib sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1)
dilakukan untuk:
dilakukan untuk:
a. keamanan,
a. keamanan,kesehatan,
kesehatan,dandankeselamatan
keselamatan manusia,
manusia,
hewan, dan tumbuhan;
he wan, dan tumbuhan;
b.
b. pelestarian
pelestarianfungsi
fungsilingkungan
lingkungan hidup;
hidup;
c. persaingan usaha yang sehat;
c. persaingan usaha yang sehat;
d. peningkatan
d. peningkatandayadaya saing;
saing; dan/atau
e. peningkatan efisiensi dan
e. peningkatan efisiensi dan kinerja Industri.
kineija Industri.
(3) Pemberlakuan
(3) Pemberlakuan SNI, SNI, ST,
ST, dan/atau
dan/atau PTC secara
PTC secara wajib
wajib
sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku terhadap
pada ayat (1) berlaku terhadap
barang dan/atau
barang dan/atau jasa
jasa Industri
Industri hasil
hasil produksi
produksi dalam
dalam
negeri dan/atau impor
negeri dan/atau impor yang
yang dipasarkan
dipasarkan di di dalam
dalam
wilayah
wilayah Negara
Negara Kesatuan
Kesatuan Republik
Republik Indonesia
Indonesia
dan/atau jasa
dan/atau jasa Industri
Industri yang
yangproses
proses kegiatannya
kegiatannya
dilakukan di
dilakukan di dalam
dalam wilayah
wilayah Negara Kesatuan Republik
Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Indonesia.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


--8-8 -

Pasal 12
Pasal 12
(1) Usulan pemberlakuan SNI, ST,
(1) Usulan pemberlakuan SNI, ST, dan/atau
dan/atauPTC PTC secara
secara
wajib
wajib disampaikan
disampaikan oleh oleh Dirjen
Diijen Pembina
Pembina Industri
Industri
kepada
kepada Kepala
Kepala Badan.
Badan.
(2) Usulan
(2) Usulansebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada pada ayat
ayat (1)
(1) paling
paling
sedikit memuat:
sedikit memuat:
a. tujuan dari
a. tujuan pemberlakuan
dari pemberlakuanSNI, SNI,ST,ST, dan/atau
dan/atauPTC PTC
secara wajib;
secara wajib;
b. analisis dampak
b. analisis dampakregulasi
regulasi teknis;
teknis; dan
dan
c.
c. peraturan
peraturan perundang-un
perundang-undangan dangan dan/atau
dan/atau
perjanjian internasional di bidang Standardisasi
perjanjian intemasional di bidang Standardisasi
Industri terkait
Industri terkait yang
yang telah
telah diratifikasi
diratifikasi oleh
oleh
Pemerintah, apabila ada.
Pemerintah, apabila ada.
(3) Analisis dampak
(3) Analisis dampak regulasi
regulasi teknis
teknissebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud ayat (2)
pada ayat (2) huruf
huruf bb paling sedikit meliputi:
paling sedikit meliputi:
a. ketersediaan
a. ketersediaandan danvaliditas
validitasSNI,
SNI,ST,
ST, dan/atau
dan/atauPTC;
PTC;
b.
b. analisis
analisiskesiapan
kesiapanPerusahaan
Perusahaan Industri;
Industri;
c. ketersediaan sarana dan
c. ketersediaan sarana dan prasarana
prasarana LPK LPK yang
yang
diperlukan;
diperlukan;
d. antisipasi dampak
d. antisipasi dampak pemberlakuan
pemberlakuan SNI, SNI, ST,
dan/atau PTC
dan/atau PTC secara
secara wajib
wajib bagi
bagi Pelaku
Pelaku Usaha
Usaha
khususnya industri kecil dan industri menengah;
khususnya industri kecil dan industri menengah;
e.
e. keterkaitan
keterkaitan dengan
dengan kebijakan
kebijakan atau atau peraturan
peraturan
perundang-undangan lain; dan
perundang-undangan lain; dan
f. tenggang
f. tenggangwaktu
waktupemberlakuan
pemberlakuan SNI, SNI, ST,
ST, dan/atau
PTC secara wajib.
PTC secara wajib.

Pasal
Pasal 1313
(1) Kepala Badan melakukan evaluasi
(1) Kepala Badan melakukan evaluasi atas
atas usulan
usulan
pemberlakuan
pemberlakuan SNI, SNI, ST,
ST, dan/atau PTC PTC secara
secara wajib
wajib
yang disampaikan oleh Dirjen Pembina Industri.
yang disampaikan oleh Diijen Pembina Industri.
(2) Dalam
(2) Dalam halhalberdasarkan
berdasarkan hasil hasilevaluasi
evaluasisebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), usulan pemberlakuan SNI,
dimaksud pada ayat (1), usulan pemberlakuan SNI,
ST, dan/atau
ST, dan/atau PTC PTC secara
secara wajib
wajib dinyatakan
dinyatakan telah
telah
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12, Kepala
Pasal 12, Badan:
Kepala Badan:
a. menyampaikan surat
a. menyampaikan suratpersetujuan
persetujuan kepada
kepada Dirjen
Diijen
Pembina Industri;
Pembina Industri;
b. menyampaikan usulan
b. menyampaikan usulan rencana
rencana pemberlakuan
pemberlakuan
SNI secara
SNI secara wajib
wajib kepada
kepada BSNBSN untuk
untuk ditetapkan
ditetapkan
dalam program nasional regulasi teknis sesuai
dalam program nasional regulasi teknis sesuai
dengan ketentuan
dengan ketentuan peraturan
peraturan perundang-
perundang-
undangan, apabila Standar
undangan, apabila Standar bidang Industri yang
bidang Industri yang
akan diberlakukan
akan diberlakukan secara
secara wajib
wajib berupa
berupa SNI; dan
SNI; dan
c. menyiapkan rancangan Peraturan Menteri
c. menyiapkan rancangan Peraturan Menteri
mengenai pemberlakuan
mengenai pemberlakuan SNI, SNI, ST,
ST, dan/atau PTC PTC
secara wajib.
secara wajib.
(3) Dalam hal berdasarkan
(3) Dalam hal berdasarkan hasilhasilevaluasi
evaluasisebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (1),
(1), usulan
usulan pemberlakuan
pemberlakuan SNI, SNI,
ST, dan/atau
ST, dan/atau PTC secara wajib dinyatakan berpotensi
PTC secara wajib dinyatakan berpotensi
kurang baik,
kurang baik, menimbulkan
menimbulkan dampak dampak negatif,
negatif,
menimbulkan pelanggaran dalam perjanjian bilateral,
menimbulkan pelanggaran dalam perjanjian bilateral,
regional,
regional, dan/atau
dan/atau internasional
intemasional
yang
yang telah
telah
diratifikasi,
diratifikasi, dan/atau
dan/atau tidak
tidak memungkinkan
memungkinkan untuk untuk
dilanjutkan, Kepala Badan menyampaikan surat
dilanjutkan, Kepala Badan menyampaikan surat

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


--9-9 -

pembatalan,
pembatalan, penundaan,
penundaan, dan/atau
dan/atau permintaan
permintaan
pengkajian ulang kepada
pengkajian ulang kepada Diijen
Diijen Pembina
Pembina Industri.
Industri.

Pasal 14
Pasal 14
Dalam hal rancangan Peraturan Menteri
Dalam hal rancangan Peraturan Menteri mengenai
mengenai
pemberlakuan SNI,
pemberlakuan SNI, ST,
ST, dan/atau
dan/atau PTC
PTC secara wajib telah
secara wajib telah
disusun, Kepala Badan:
disusun, Kepala Badan:
a. melakukan
a. melakukan notifikasi
notifikasirancangan
rancangan Peraturan
Peraturan Menteri
Menteri
dimaksud ke Sekretariat Technical Barrier to Trade
dimaksud ke Sekretariat Technical Barrier to Trade
World Trade
World Trade Organization
Organization (TBT-WTO)
(TBT-WTO)melalui
melalui BSN;
BSN; dan
dan
b. mengajukan penetapan rancangan Peraturan Menteri
b. mengajukan penetapan rancangan Peraturan Menteri
dimaksud kepada
dimaksud kepada Menteri
Menteri sesuai
sesuai dengan
dengan ketentuan
ketentuan
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri mengenai pedoman penyusunan
mengenai pedoman penyusunan
peraturan perundang-undangan
peraturan perundang-undangan di
di lingkungan
lingkungan
Kementerian Perindustrian.
Kementerian Perindustrian.

Pasal 15
Pasal 15
Dalam hal Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan
Dalam hal Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan SNI,
SNI,
ST, dan/atau
ST, dan/atau PTC
PTC secara
secara wajib
wajib telah
telah ditetapkan
ditetapkan oleh
oleh
Menteri dan diundangkan, Kepala Badan melakukan
Menteri dan diundangkan, Kepala Badan melakukan
notifikasi
notifikasi adendum
adendum ke Sekretariat Technical
ke Sekretariat TechnicalBarrier
Barrierto
to Trade
Trade
World Trade Organization (TBT-WTO) melalui BSN.
World Trade Organization (TBT-WTO) melalui BSN.

BAB
BAB V
V
PENUNJUKAN
PENUNJUKAN LPK
LPK

Pasal 16
Pasal 16
(1) Penilaian
(1) Penilaian kesesuaian terhadapSNI,
kesesuaian terhadap SNI,ST,ST,dan/atau
dan/atauPTC
yang diberlakukan secara wajib dilakukan oleh
yang diberlakukan secara wajib dilakukan oleh LPK
LPK
yang
yang telahtelah terakreditasi
terakreditasi sesuai
sesuai dengan
dengan ruang ruang
lingkupnya dan ditunjuk oleh Menteri.
lingkupnya dan ditunjuk oleh Menteri.
(2) LPK
(2) LPK yang
yang ditunjuk
ditunjuksebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada pada ayat
ayat
(1) terdiri atas:
(1) terdiri atas:
a. LSPro;
a. LSPro;
b. Laboratorium Uji;
b. Laboratorium Uji; dan/atau
dan/atau
c. Lembaga Inspeksi.
c. Lembaga Inspeksi.
(3) LSPro
(3) LSPro sebagaimana dimaksudpada
sebagaimana dimaksud padaayat
ayat(2)(2)huruf
hurufaa
hams
harus memenuhi kriteria:
memenuhi kriteria:
a. memiliki perizinan bemsaha
a. memiliki perizinan berusaha di di bidang
bidang Industri
Industri
jasa
jasa Sertifikasi
Sertifikasi yang
yang efektif
efektif atau
atau penetapan
penetapan tugastugas
dan fungsi kelembagaan bagi LSPro yang dimiliki
dan fungsi kelembagaan bagi LSPro yang dimiliki
oleh Pemerintah
oleh Pemerintah atauatau Pemerintah
Pemerintah Daerah
Daerah sesuai
sesuai
dengan ketentuan peraturan pemndang-
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
undangan;
b.
b. memiliki:
memiliki:
1. Laboratorium
1. Laboratorium
Uji
Uji
yangyang
terakreditasi
terakreditasi
berdasarkan
berdasarkan SNI SNI ISO/IEC
ISO/IEC 17025 17025 dan dan
memiliki lingkup yang sesuai; atau
memiliki lingkup yang sesuai; atau
2. Lembaga
2. Lembaga Inspeksi
Inspeksi yang yang terakreditasi
terakreditasi
berdasarkan SNI ISO/IEC
berdasarkan SNI ISO/IEC 17020 dan
17020 dan
memiliki
memiliki lingkup
lingkupyang
yang sesuai;
sesuai;
c. telah terakreditasi oleh KAN untuk
c. telah terakreditasi oleh KAN untuk lingkup
lingkup yang
yang
sesuai; dan
sesuai; dan
d. berdomisili atau
d. berdomisili atauberkedudukan
berkedudukan di di wilayah
wilayah hukum
hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


-- 10
10 --

(4) Laboratorium
(4) LaboratoriumUji Ujisebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud padaayat
ayat(2)
huruf b hams memenuhi kriteria;
huruf b harus memenuhi kriteria:
a. memiliki
a. memilikiperizinan
perizinan bemsaha
berusaha di di bidang
bidang Industri
Industri
jasa pengujian laboratorium yang efektif atau
jasa pengujian laboratorium yang efektif atau
penetapan
penetapan tugastugas dan
dan fungsi
fungsi kelembagaan
kelembagaan bagibagi
Laboratorium Uji yang dimiliki oleh Pemerintah
Laboratorium Uji yang dimiliki oleh Pemerintah
atau Pemerintah
atau Pemerintah Daerah
Daerah sesuai dengan ketentuan
sesuai dengan ketentuan
peraturan pemndang-undangan;
peraturan perundang-undangan;
b.
b. telah
telahterakreditasi
terakreditasi berdasarkan
berdasarkan SNI SNI ISO/IEC
ISO/IEC
17025;
17025;
c. telah
c. telahterakreditasi
terakreditasioleh
oleh KAN
KAN untuk
untuk lingkup
lingkup yang
yang
sesuai; dan
sesuai; dan
d. berdomisili atau
d. berdomisili atauberkedudukan
berkedudukan di di wilayah hukum
wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Indonesia.
(5) Lembaga
(5) Lembaga Inspeksi
Inspeksi sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat
(2) huruf
(2) humf cc hams
harus memenuhi kriteria:
memenuhi kriteria:
a. memiliki perizinan berusaha
a. memiliki perizinan berusaha di di bidang
bidang Industri
Industri
jasa
jasa inspeksi
inspeksi periodik
periodik yang
yang efektif
efektif atau
atau penetapan
penetapan
tugas dan
tugas dan fungsi
fungsi kelembagaan bagi Lembaga
kelembagaan bagi Lembaga
Inspeksi
Inspeksi yangyang dimiliki
dimiliki oleh
oleh Pemerintah
Pemerintah atau
atau
Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah sesuai
sesuai dengan
dengan ketentuan
ketentuan
peraturan
peraturan pemndang-undangan;
perundang-undangan;
b.
b. telah
telahterakreditasi
terakreditasi berdasarkan
berdasarkan SNI
SNI ISO/IEC
ISO/IEC
17020;
17020;
c. telah terakreditasi
c. telah terakreditasioleh oleh KAN
KAN untuk
untuk lingkup
lingkup yang
yang
sesuai; dan
sesuai; dan
d. berdomisili atau
d. berdomisili atauberkedudukan
berkedudukan di di wilayah hukum
wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(6) Menteri
(6) Menteridapat
dapat menunjuk:
menunjuk:
a. LSPro
a. LSPro
yang
terakreditasi
yang
terakreditasi oleh
belum
belum
memenuhi
memenuhi
kriteria
kriteria
KAN untuk
oleh KAN untuk lingkup
lingkup yang
yang sesuai;
sesuai;
b.
b. Laboratorium
LaboratoriumUji Ujiyang
yangbelum
belum memenuhi
memenuhi kriteria
kriteria
terakreditasi oleh KAN untuk lingkup yang sesuai;
terakreditasi oleh KAN untuk lingkup yang sesuai;
dan/atau
dan/ atau
c. Lembaga Inspeksi
c. Lembaga Inspeksiyang yang belum
belum memenuhi kriteria
memenuhi kriteria
terakreditasi oleh
terakreditasi KAN untuk
oleh KAN untuk lingkup
lingkup yang
yang sesuai.
sesuai.
(7) Penunjukan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
(7) Penunjukan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
dilakukan dengan
dilakukan dengan ketentuan:
ketentuan:
a. belum tersedia LSPro,
a. belum tersedia LSPro, Laboratorium
Laboratorium Uji, Uji, dan/atau
dan/atau
Lembaga Inspeksi yang telah terakreditasi oleh
Lembaga Inspeksi yang telah terakreditasi oleh
KAN untuk
KAN untuk lingkup
lingkup yang sesuai tetapi sudah
yang sesuai tetapi sudah
terakreditasi dengan ruang
terakreditasi dengan mang lingkup
lingkup yang
yang sejenis;
sejenis;
atau
atau
b. telah
b. telahtersedia
tersediaLSPro,
LSPro, Laboratorium
Laboratorium Uji, Uji, dan/atau
dan/atau
Lembaga Inspeksi
Lembaga Inspeksi yang
yang telah
telah terakreditasi
terakreditasi oleh
oleh
KAN untuk lingkup
KAN untuk lingkup yang
yang sesuai
sesuai tetapi
tetapi jumlahnya
jumlahnya
belum
belum memadai.
memadai.
(8) Penunjukan LPK
(8) Penunjukan LPK yang yang belum
belum memenuhi
memenuhi kriteria
kriteria
terakreditasi oleh
terakreditasi oleh KAN KAN sebagaimana
sebagaimana dimaksuddimaksud pada
pada
ayat (7) berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.
ayat (7) berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.
(9) Apabila
(9) Apabila LSPro,
LSPro, Laboratorium
Laboratorium Uji, Uji, dan/atau
dan/atau Lembaga
Lembaga
Inspeksi belum terakreditasi oleh KAN untuk ruang
Inspeksi belum terakreditasi oleh KAN untuk ruang
lingkup yang
lingkup yang sesuai
sesuai dalam
dalam jangka
jangka waktu
waktu sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (8), Menteri dapat
dimaksud pada ayat (8), Menteri dapat mencabut
mencabut

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


11 -
--11

penury ukannyasebagai
penunjukannya sebagaiLPK
LPKuntuk
untuk ruang
ruang lingkup
lingkup
dimaksud.
dimaksud.

Pasal 17
Pasal 17
Dalam hal
Dalam hal LSPro, Laboratorium
LSPro, Laboratorium Uji,Uji, dan/atau
dan/atau Lembaga
Lembaga
Inspeksi berdomisili atau berkedudukan di luar wilayah
Inspeksi berdomisili atau berkedudukan di luar wilayah
hukum Negara
hukum Negara Kesatuan
Kesatuan Republik
Republik Indonesia,
Indonesia, basil
hasil
Sertifikasi produk, basil pengujian, dan/atau
Sertifikasi produk, hasil pengujian, dan/atau basil
hasil
inspeksinya dapat
inspeksinya dapat diakui
diakui sepanjang terdapat peijanjian
sepanjang terdapat peijanjian
saling pengakuan antarnegara di bidang regulasi teknis
saling pengakuan antarnegara di bidang regulasi teknis
sesuai dengan
sesuai denganketentuan
ketentuan peraturan
peraturan perundang-undangan.
perundang-undangan.

Pasal 18
Pasal 18
(1) LPK yang telab ditunjuk oleb Menteri
(1) LPK yang telah ditunjuk oleh wajib:
Menteri wajib:
a.
a. melakukan penilaian kesesuaian bagi
melakukan penilaian kesesuaian bagi barang,
barang,
jasa, sistem,
jasa, sistem, dan/atau proses yang diberlakukan
proses yang diberlakukan
secara wajib sesuai dengan Peraturan Menteri
secara wajib sesuai dengan Peraturan Menteri
mengenai pemberlakuan
mengenai pemberlakuanSNI, SNI,ST,
ST,dan/atau
dan/atau PTC PTC
secara wajib;
secara wajib;
melaksanakan penilaian
b. melaksanakan
b. penilaian kesesuaian secara benar
kesesuaian secara benar
berdasarkan fakta dan tidak memibak kepada
berdasarkan fakta dan tidak memihak kepada
kepentingan pihak
kepentingan pibak yang
yang dinilai,
dinilai, serta
serta bebas dari
bebas dari
tekanan pibak lain termasuk tekanan dari
tekanan pihak lain termasuk tekanan dari
organisasi
organisasi yang
yang berkaitan
berkaitan atau
atau yang
yang
membawabinya;
membawahinya;
c.
c. melaporkan hasil
melaporkan basil penilaian
penilaian kesesuaian yang telah
kesesuaian yang telab
diterbitkan, diperpanjang, dibekukan untuk
diterbitkan, diperpanjang, dibekukan untuk
sementaraatau
sementara atau yang
yang telabtelah dicabut
dicabut kepada
kepada
Menteri melalui
Menteri melalui Kepala
Kepala BadanBadan paling
paling lambat
lambat 77
(tujub)
(tujuh) bari
hari kerja
keija terbitung
terhitung sejak
sejak tanggal
tanggal
penerbitan, perpanjangan,
penerbitan, perpanjangan, dan/atau
dan/atau pembekuan
pembekuan
untuk sementara atau pencabutan;
untuk sementara atau pencabutan;
melakukan surveilen
d. melakukan surveilen secara
secara berkala
berkala sesuai
sesuai
dengan skema
dengan skema Sertifikasi
Sertifikasi yang ditetapkan
yang ditetapkan
dan/atau berdasarkan pengaduan
berdasarkan pengaduanatau atauinstruksi
instruksi
dari Menteri serta melaporkan basil surveilen
dari Menteri serta melaporkan hasil surveilen
kepada Menteri
kepada Menteri melalui
melalui Kepala
Kepala Badan
Badan paling
paling
lambat 77 (tujuh)
lambat (tujub) hari
bari kerja
kerja terbitung
terhitung sejak tanggal
sejak tanggal
penetapan basil surveilen bagi LSPro;
penetapan hasil surveilen bagi LSPro;
e. menggunakan
e. menggunakan
personel
personel yang yang kompeten,
kompeten,
berkewarganegaraan Indonesia, berdomisili di
berkewarganegaraan Indonesia, berdomisili di
Indonesia,peraturan
Indonesia, lancar berbabasa
lancar berbahasa Indonesia,
Indonesia,
memabami peraturan perundang-undangan,
memahami perundang-undangan, dan dan
telab diregistrasi oleb Menteri; dan
telah diregistrasi oleh Menteri; dan
f. melaksanakan kewajiban
f. melaksanakan kewajiban lain lain sesuai
sesuai dengan
dengan
ketentuan peraturan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
perundang-undangan.
(2) Pelaporan sebagaimanadimaksud
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada padaayat
ayat(1)(1)huruf
buruf
cc dan
dan registrasi personel sebagaimana dimaksud pada
registrasi personel sebagaimana dimaksud pada
ayat (1)
ayat (1) huruf
buruf ee dilakukan
dilakukan melalui
melalui SIINas.
SIINas.

Pasal 19
Pasal 19
Penunjukan LPK
Penunjukan dilakukan dengan
LPK dilakukan tabapan:
dengan tahapan:
a.
a. pengumuman;
pengumuman;
b.
b. pendaftaran;
pendaftaran;
c.
c. evaluasi administratif;
evaluasi administratif;

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 12
12 -

d.
d. evaluasi kompetensi;
evaluasi kompetensi; dan
dan
e.
e. penetapan.
penetapan.

Pasal 20
Pasal 20
(1) Pengumuman sebagaimana
Pengumuman sebagaimanadimaksud
dimaksud dalam
dalam Pasal
Pasal 19
19
huruf a dilakukan oleh Kepala Badan.
huruf a dilakukan oleh Kepala Badan.
(2) Pengumuman sebagaimana
Pengumuman sebagaimanadimaksud
dimaksud pada
pada ayat
ayat (1)
(1)
paling sedikit memuat informasi:
paling sedikit memuat informasi:
a.
a. SNl, ST,
SNI, ST, dan/atau PTC yang diberlakukan
PTC yang diberlakukan atau
atau
akan diberlakukan secara wajib; dan
akan diberlakukan secara wajib; dan
persyaratan LPK
b. persyaratan LPKyang
yangakan
akanditunjuk.
ditunjuk.
(3) Pengumuman sebagaimanadimaksud
Pengumuman sebagaimana dimaksud pada
pada ayat
ayat (2)
(2)
dilakukan secara
dilakukan elektronik paling
secara elektronik paling sedikit
sedikit melalui
melalui
laman SIlNas.
laman SIINas.

Pasal 21
Pasal 21
(1) Pendaftaran sebagaimanadimaksud
Pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam dalam Pasal
Pasal 1919
huruf bb dilakukan
huruf dilakukan oleholeh LPK melalui SIINas.
LPK melalui SlINas.
(2) Dalam melaksanakan
Dalam melaksanakan pendaftaran
pendaftaran sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (1),
(1), LPK
LPK mengunggah
mengunggah surat surat
permohonan sesuai formulir F.Ol disertai dokumen:
permohonan sesuai formulir F.01 disertai dokumen:
a. untuk
a. untukLSPro:
LSPro:
1. perizinan berusaha
perizinan berusahadidi bidang
bidang Industri
Industri jasa
jasa
Sertifikasi yang
Sertifikasi yang efektif
efektif atau
atau peraturan
peraturan
perundang-undangan mengenai penetapan
perundang-undangan mengenai penetapan
struktur organisasi
struktur organisasi dandan tata
tata kerja
keija bagi
bagi LSPro
LSPro
yang dimiliki oleh
yang dimiliki oleh Pemerintah
Pemerintah atau atau
Pemerintah Daerah;
Pemerintah Daerah;
2. sertifikat
2. sertifikatakreditasi
akreditasiKAN KAN dandan lampirannya;
lampirannya;
3. profil LSPro sesuai dengan formulir F.02;
3. profil LSPro sesuai dengan formulir F.02;
4. surat pemyataan memenuhi kewajiban
4. surat pernyataan memenuhi kewajiban
setelah ditunjuk
setelah ditunjuk sebagai
sebagai LSPro LSPro sesuai
sesuai
dengan formulir
dengan formulir F.03;
F.03;
5. daftar auditor sesuai
5. daftar auditor sesuaidengan
dengan formulir
formulir F.04;
F.04;
6. daftar
6. daftarpetugas
petugas pengambil
pengambil contoh contoh sesuai
sesuai
dengan formulir F.05;
dengan formulir F.05;
7. daftar personel
7. daftar personelpengambil
pengambil keputusan
keputusan sesuai
sesuai
dengan formulir
dengan formulir F.06;
F.06;
8. bukti kepemilikan Laboratorium
8. bukti kepemilikan Laboratorium Uji Uji atau
atau
Lembaga Inspeksi;
Lembaga Inspeksi;
9. struktur organisasi dan
9. struktur organisasi dannama
nama pejabat; dan
pejabat; dan
10. surat
10. surat keterangan
keterangan domisili
domisili atau
atau
berkedudukan di wilayah hukum Negara
berkedudukan di wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik
Kesatuan Republik Indonesia;
Indonesia;
b. untuk Laboratorium Uji/Lembaga
b. untuk Laboratorium Uji/ Lembaga Inspeksi:
Inspeksi:
1. perizinan
1. perizinan berusaha
berusaha di di bidang
bidang Industri
Industri jasa
jasa
pengujian
pengujian laboratorium / j asa
laboratorium /jasa inspeksi
inspeksi
periodik yang efektif atau peraturan
periodik yang efektif atau peraturan
perundang-undangan mengenai
perundang-undangan mengenai penetapan
penetapan
struktur organisasi
struktur organisasi dan dan tata
tata keija
kerja bagi
bagi
Laboratorium Uji/
Laboratorium Uji/Lembaga
Lembaga InspeksiInspeksi yang
yang
dimiliki oleh
dimiliki oleh Pemerintah
Pemerintah atau
atau Pemerintah
Pemerintah
Daerah;
Daerah;
2. sertifikat akreditasi
sertifikat akreditasi KAN dan lampirannya;
KAN dan lampirannya;

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 13-
13-

3. profil
profil Laboratorium
Laboratorium Uji/Lembaga
Uji/Lembaga Inspeksi
Inspeksi
sesuai dengan
sesuai dengan formulir
formulir F.07;
F.07;
4.
4. daftar lingkup pengujian/inspeksi
daftar lingkup pengujian/ inspeksi sesuai
sesuai
dengan formulir
dengan formulir F.08;
F.08;
daftar peralatan
5. daftar peralatan utamautama pengujian/inspeksi
pengujian/ inspeksi
sesuai dengan
sesuai denganformulir
formulir F.09;
F.09;
daftar personel
6. daftar
6. personel penguji/inspektor
penguji/inspektor sesuaisesuai
dengan formulir F.IO;
dengan formulir F.10;
7.
7. salinan
salinan laporan
laporan basil
hasil uji/inspeksi
uji/inspeksi
sebelumnya;
sebelumnya;
struktur organisasi
8. struktur organisasi dandan nama
nama pejabat; dan
pejabat; dan
9.
9. surat
surat keterangan
keterangan domisili
domisili atau
atau
berkedudukan di wilayah hukum Negara
berkedudukan di wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Kesatuan Republik Indonesia.
(3) Bukti kepemilikan Laboratorium Uji
(3) Bukti kepemilikan Laboratorium Uji atau
atauLembaga
Lembaga
Inspeksi sebagaimana
Inspeksi dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (2)
(2) huruf
huruf aa
angka 8:
angka 8:
a.
a. untuk
untuk LSPro LSPro milik
milik instansi
instansi Pemerintah
Pemerintah atau atau
Pemerintah Daerah dibuktikan dengan peraturan
Pemerintah Daerah dibuktikan dengan peraturan
perundang-undangan mengenai
perundang-undangan mengenai organisasi
organisasi dan dan
surat keterangan
surat bahwa Laboratorium
keterangan bahwa Laboratorium Uji atau
Uji atau
Lembaga Inspeksi merupakan milik
Lembaga Inspeksi merupakan milik instansi
instansi
Pemerintah
Pemerintah atau atau Pemerintah
Pemerintah Daerah
Daerah yang
yang sama;
sama;
dan
dan
b. untuk
b. untuk LSProLSPro milik
milik badanbadan usaha
usaha dibuktikan
dibuktikan
dengan:
dengan:
1.
1. akta notaris
akta notaris atau
atau dokumen
dokumen legal
legal lain
lain yang
yang
menyatakan
menyatakan LSPro
LSPro dan Laboratorium
dan Laboratorium
Uji/Lembaga Inspeksi dimiliki oleh
Uji/Lembaga Inspeksi dimiliki oleh orang,
orang,
badan hukum, atau entitas yang sama; atau
badan hukum, atau entitas yang sama; atau
2.
2. akta notaris atau dokumen legal Iain yang
akta notaris atau dokumen legal lain yang
menyatakan
menyatakan LSPro
LSPro dan Laboratorium
dan Laboratorium
Uji/Lembaga Inspeksi dimiliki
Uji/Lembaga Inspeksi dimiliki mayoritas
mayoritas oleh
oleh
orang, badan
orang, badan hukum, atau
hukum, atau entitas
entitas yang
yang
sama.
sama.

Pasal 22
Pasal 22
(1) Evaluasi administratif sebagaimana dimaksud
(1) Evaluasi administratif sebagaimana dimaksud dalam
dalam
Pasal 19 huruf c dilakukan
Pasal 19 huruf c dilakukan untuk menilai
untuk menilai
kelengkapan dokumen sebagaimana
kelengkapan dokumen dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21.
Pasal 21.
(2) Evaluasi
(2) Evaluasi administratif
administratif sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada
pada
ayat (1) dilakukan
ayat (1) dilakukan oleh
oleh petugas yang ditunjuk oleh
petugas yang ditunjuk oleh
Kepala Badan.
Kepala Badan.
(3) Petugas
(3) Petugas yang
yang ditunjuk
ditunjuk
oleh
oleh
Kepala
Kepala
Badan
Badan
sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud pada
pada ayat
ayat (2)
(2) harus
harus memenuhi
memenuhi
kriteria:
kriteria:
a. bagi
a. bagipejabat
pejabatfungsional
fungsional AMMI,
AMMI, telah
telah mengikuti
mengikuti
dan lulus
dan lulus pelatihan
pelatihan auditor
auditor SNI
SNI ISO
ISO 9001,
9001, SNI
SNI
ISO 22000, SNI ISO/IEC
ISO 22000, SNI ISO/IEC 17025, atau SNI
17025, atau SNI
ISO/IEC 17065
ISO/IEC 17065 yangyang dibuktikan
dibuktikan dengan
dengan
sertifikat; dan/
sertiflkat; dan/atau
atau
b.
b. bagi
bagipejabat
pejabatfungsional
fungsional lainnya,
lainnya, telah
telah mengikuti
mengikuti
dan lulus
dan lulus pelatihan
pelatihan auditor
auditor SNI
SNI ISO
ISO 9001,
9001, SNI
SNI
ISO
ISO 22000,
22000, SNI
SNI ISO/IEC
ISO/IEC 17025,
17025, atau
atau SNI
SNI

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 14
14 -

ISO/IEC 17065
ISO/IEC 17065 yang
yang dibuktikan
dibuktikan dengan
dengan
sertifikat.
sertifikat.
(4) Dalam
(4) Dalammelaksanakan
melaksanakan evaluasi
evaluasi administrasi,
administrasi, petugas
petugas
yang
yang ditunjuk
ditunjuk oleholehKepala
KepalaBadanBadansebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mengisi daftar periksa
dimaksud pada ayat (2) mengisi daftar periksa
penilaian
penilaian kelengkapan
kelengkapan datadata permohonan
permohonan LSProLSPro sesuai
sesuai
dengan formulir
dengan formulir F. 11 dan
F. 11 dan daftar
daftar periksa
periksa penilaian
penilaian
kelengkapan data permohonan Laboratorium
kelengkapan data permohonan Laboratorium
Uji/Lembaga Inspeksi
Uji/Lembaga Inspeksi sesuai
sesuai dengan formulir F.
dengan formulir 12.
F.12.
(5) Dalam hal;
(5) Dalam hal:
a. hasil
a. hasil pemeriksaan
pemeriksaan kelengkapan
kelengkapan
dokumen
dokumen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan
tidak
tidak lengkap, dalam jangka
lengkap, dalam jangka waktu
waktu paling lambat
paling lambat
3 (tiga) hari kerja terhitung sejak selesainya
3 (tiga) hari kerja terhitung sejak selesainya
evaluasi administrasi,
evaluasi administrasi, petugas yang ditunjuk
petugas yang ditunjuk oleh
oleh
Kepala Badan sebagaimana dimaksud pada ayat
Kepala Badan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) menyampaikan
menyampaikan pemberitahuan
pemberitahuan secara secara
elektronik kepada LPK untuk melengkapi
elektronik kepada LPK untuk melengkapi
dokumen; atau
dokumen; atau
b. hasil
b. hasil
pemeriksaan
pemeriksaan
kelengkapan
kelengkapan
dokumen
dokumen
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksud padapada ayat
ayat (1) dinyatakan
(1) dinyatakan
lengkap, petugas yang ditunjuk oleh Kepala
lengkap, petugas yang ditunjuk oleh Kepala
Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menyampaikan
menyampaikan laporan
laporan hasil
hasil pemeriksaan
pemeriksaan
kelengkapan dokumen pengajuan LPK
kelengkapan dokumen pengajuan LPK sesuai
sesuai
dengan formulir
dengan formulir F. 13.
F.13.
(6) Dalam hal LPK sebagaimana dimaksud
(6) Dalam hal LPK sebagaimana dimaksud pada pada ayat
ayat (5)
(5)
huruf
huruf aa tidak
tidak melengkapi
melengkapi kekurangan
kekurangan dokumen
dokumen dalamdalam
waktu 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal
waktu 5 (lima) hari keija terhitung sejak tanggal
pemberitahuan, pendaftaran dianggap
pemberitahuan, pendaftaran dianggap batal batal dan
dan
ditarik kembali.
ditarik kembali.

Pasal 23
Pasal 23
Evaluasi kompetensi sebagaimana dimaksud
Evaluasi kompetensi sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal
Pasal
19 huruf
19 huruf dd dilakukan
dilakukan melalui:
melalui:
a.
a. verifikasi; dan
verifikasi; dan
penilaian kemampuan.
b. penilaian
b. kemampuan.

Pasal 24
Pasal 24
(1) Verifikasi sebagaimana dimaksud
(1) Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal 23
Pasal 23
huruf
huruf aa dilakukan
dilakukan oleholeh tim
tim verifikasi yang dibentuk
verifikasi yang dibentuk
oleh Kepala
oleh Kepala Badan.
Badan.
(2) Anggota
(2) Anggota timtim verifikasi
verifikasisebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada
pada
ayat (1) harus kriteria:
ayat (1) hams memenuhi kriteria:
memenuhi
a. bagi
a. bagipejabat
pejabatfungsional
fungsional AMMI, telah mengikuti
AMMI, telah mengikuti
dan lulus pelatihan auditor SNI ISO 9001,
dan lulus pelatihan auditor SNI ISO 9001, SNI
SNI
ISO 22000, SNI ISO/IEC 17025, atau SNI
ISO 22000, SNI ISO/IEC 17025, atau SNI
ISO/IEC
ISO/IEC 17065
sertifikat; dan/ atau yang dibuktikan dengan
17065 yang dibuktikan dengan
sertifikat; dan/atau
b.
b. bagi
bagipejabat
pejabatfungsional
fungsional lainnya, telah mengikuti
lainnya, telah mengikuti
dan lulus
dan lulus pelatihan
pelatihan auditor SNI ISO 9001, SNI
auditor SNI ISO 9001, SNI
ISO 22000, SNI ISO/IEC
17025, atau SNI
ISO/IEC 17025,
17065 yang dibuktikanatau SNI
ISO 22000, SNI
ISO/IEC 17065 yang dibuktikan dengan
ISO/IEC dengan
sertifikat.
sertifikat.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 15-
15 -

Pasal
Pasal 2525
(1) Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam
(1) Verifikasi sebagaimana dimaksud dalamPasal
Pasal2424ayat
ayat
(1) dilaksanakan
(1) dilaksanakan dengan
dengan ketentuan:
ketentuan:
a. bagi
a. bagiLSPro,
LSPro,melalui
melaluipemeriksaan
pemeriksaan kesesuaian
kesesuaian
kompetensi sumber daya
kompetensi sumber daya manusia
manusia LSPro
LSPro yang
yang
meliputi auditor, petugas pengambil contoh, dan
meliputi auditor, petugas pengambil contoh, dan
personel pengambil keputusan
personel pengambil keputusan dengan
dengan dokumen
dokumen
yang diajukan, sesuai dengan daftar periksa
yang diajukan, sesuai dengan daftar periksa
verifikasi dalam formulir
verifikasi dalam formulir F.14;
F.14; dan
dan
b. bagi Laboratorium Uji/Lembaga Inspeksi,
b. bagi Laboratorium Uji/Lembaga Inspeksi, melalui
melalui
pemeriksaan kesesuaian
pemeriksaan kesesuaian lingkup
lingkup kompetensi,
kompetensi,
peralatan
peralatan utama, dan
utama, dan personel inspektor atau
personel inspektor atau
penguji
penguji dengan dokumen yang
dengan dokumen yang diajukan,
diajukan, sesuai
sesuai
dengan daftar
dengan daftar periksa verifikasi dalam
periksa verifikasi dalam formulir
formulir
F.15.
F.15.
(2) Dalam
(2) Dalamhal halverifikasi
verifikasi sebagaimana dimaksudpada
sebagaimana dimaksud padaayat
ayat
(1) telah dilaksanakan, tim menyusun berita acara
(1) telah dilaksanakan, tim menyusun berita acara
verifikasi LPK
verifikasi LPK sesuai dengan formulir
sesuai dengan formulir F.16
F.16 dandan
menyampaikan laporan basil verifikasi kepada Kepala
menyampaikan laporan hasil verifikasi kepada Kepala
Badan sesuai
Badan sesuai dengan
dengan formulir
formulir F.17.
F.17.

Pasal 26
Pasal 26
(1) Penilaian kemampuan
(1) Penilaian kemampuan sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam
dalam
Pasal
Pasal 2323 huruf
huruf bb dilakukan
dilakukan oleh
oleh timtim penilai
penilai
kemampuan
kemampuan yang dibentuk oleh
yang dibentuk oleh Kepala
Kepala Badan.
Badan.
(2) Anggota tim penilai kemampuan sebagaimana
(2) Anggota tim penilai kemampuan sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1) paling
paling sedikit
sedikit terdiri
terdiri atas
atas
unsur:
unsur:

a. Badan;
a. Badan;dan
dan
b.
b. Ditjen
DitjenPembina
Pembina Industri.
Industri.
(3) Dalam
(3) Dalam hal hal LPKLPK belumbelumterakreditasi,
terakreditasi, evaluasi
evaluasi
kompetensi melalui penilaian kemampuan dapat
kompetensi melalui penilaian kemampuan dapat
melibatkan BSN/KAN.
melibatkan BSN/KAN.
(4) Penilaian
(4) Penilaian kemampuan
kemampuan sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1)
ayat dilakukan terhadap
(1) dilakukan terhadap aspek:
aspek:
a. legalitas;
a. legalitas;
b. kepatuhan
b. kepatuhanterhadap
terhadapregulasi;
regulasi;
c. kompetensi;
c. kompetensi;
d. infrastruktur; dan
d. infrastruktur; dan
e. kinerja
e. kinerjaterakhir.
terakhir.
(5) Dalam melakukan penilaian
(5) Dalam melakukan penilaiankemampuan
kemampuan sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud ayat (4),
pada ayat (4), tim
tim penilai
penilai kemampuan harus
kemampuan harus
memperhatikan:
memperhatikan:
a. laporan
a. laporanhasil
hasilpemeriksaan
pemeriksaankelengkapan
kelengkapan dokumen
dokumen
pengajuan LPK;
pengajuan LPK;
b. laporan hasil
b. laporan hasilverifikasi
verifikasiLPK;
LPK; dan
dan
c. pertimbangan hasil pengawasan LPK,
c. pertimbangan hasil pengawasan LPK,apabila
apabila ada.
ada.
(6) Tim
(6) Timpenilai
penilaikemampuan
kemampuan menyampaikan laporan hasil
menyampaikan laporan hasil
penilaian
penilaian kemampuan kepada Kepala Badan sesuai
kemampuan kepada Kepala Badan sesuai
dengan formulir
dengan formulir F.18.
F. 18.
(7) Penilaian
(7) Penilaian kemampuan
kemampuan terhadap
terhadap aspek
aspek sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (4)
(4) dilaksanakan
dilaksanakan sesuai
sesuai dengan
dengan
ketentuan keberterimaan LPK sebagaimana tercantum
ketentuan keberterimaan LPK sebagaimana tercantum
dalam Lampiran
dalam Lampiran II II yang
yang merupakan
merupakan bagian
bagian tidak
tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


-- 16-
16-

Pasal 27
Pasal 27
Kepala Badan menyampaikan
Kepala Badan menyampaikan laporan:
laporan:
a. hasil
a. evaluasi
hasil evaluasiadministrasi;
administrasi; dan
dan
b. hasil evaluasi kompetensi,
b. hasil evaluasi kompetensi,
kepada Menteri
kepada Menteri paling
paling lambat
lambat 1010 (sepuluh) hari kerja
(sepuluh) hari kerja
terhitung sejak selesai pelaksanaan evaluasi kompetensi.
terhitung sejak selesai pelaksanaan evaluasi kompetensi.

Pasal 28
Pasal 28
(1) Penetapan penunjukan LPK sebagaimana
(1) Penetapan penunjukan LPK sebagaimana dimaksud
dimaksud
dalam Pasal 19 huruf e dilakukan oleh Menteri.
dalam Pasal 19 huruf e dilakukan oleh Menteri.
(2) Penetapan
(2) Penetapan penunjukan
penunjukan LPK LPK sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada
pada ayat
ayat (1) (1)dilakukan
dilakukansetelah
setelahmemperoleh
memperoleh
pertimbangan dari Kepala Badan.
pertimbangan dari Kepala Badan.
(3) Penetapan
(3) Penetapan penunjukan
penunjukan LPK LPK sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan bersamaan dengan
pada ayat (1) dapat dilakukan bersamaan dengan
penetapan pemberlakuanSNI,
penetapan pemberlakuan SNI, ST,
ST, dan/atau
dan/atau PTCPTC
secara wajib.
secara wajib.

Pasal
Pasal 29
29
Formulir sebagaimana dimaksud dalam
Formulir sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Pasal21,
21,Pasal
Pasal22,
22,
Pasal 25,
Pasal 25, dan
dan Pasal
Pasal26
26tercantum
tercantumdalam
dalamLampiran
LampiranIIIIIIyang
yang
merupakan bagian tidak
merupakan bagian tidak terpisahkan
terpisahkan dari
dari Peraturan
Peraturan
Menteri ini.
Menteri ini.

BAB
BAB VI
VI
PENILAIAN KESESUAIAN
PENILAIAN KESESUAIAN

Bagian
Bagian Kesatu
Kesatu
Umum
Umum

Pasal 30
Pasal 30
(1) Pemenuhan terhadap penerapan
(1) Pemenuhan terhadap penerapan SNI SNI atau
atau PTC
PTC secara
secara
sukarela dan
sukarela dan pemberlakuan
pemberlakuan SNI, SNI, ST,
ST, dan/atau PTC PTC
secara wajib
secara wajib dibuktikan
dibuktikan melalui
melalui kegiatan
kegiatan penilaian
penilaian
kesesuaian.
kesesuaian.
(2) Kegiatan
(2) Kegiatanpenilaian
penilaiankesesuaian
kesesuaian sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan melalui:
pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. pengujian,
a. pengujian,inspeksi,
inspeksi, dan/atau
dan/atau Sertifikasi,
Sertifikasi, untuk
untuk
pemenuhan terhadap penerapan SNI secara
pemenuhan terhadap penerapan SNI secara
sukarela;
sukarela;
b. pengujian,
b. pengujian,inspeksi,
inspeksi, dan/atau
dan/atau Sertifikasi,
Sertifikasi, untuk
untuk
pemenuhan terhadap pemberlakuan
pemenuhan terhadap pemberlakuan SNI, SNI, ST,ST,
dan/atau PTC secara wajib; dan
dan/atau PTC secara wajib; dan
c. verifikasi pihak
c. verifikasi pihakpertama,
pertama, untuk
untukpemenuhan
pemenuhan
terhadap penerapan PTC secara sukarela.
terhadap penerapan PTC secara sukarela.
(3) Kegiatan penilaian
(3) Kegiatan penilaian kesesuaian
kesesuaian untuk
untuk pemenuhan
pemenuhan
terhadap penerapan SNI secara sukarela sebagaimana
terhadap penerapan SNI secara sukarela sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1) dilakukan
dilakukan oleholeh LPK
LPK sesuai
sesuai
dengan ketentuan
dengan ketentuan peraturan
peraturan perundang-undangan.
perundang-undangan.
(4) Kegiatan penilaian kesesuaian
(4) Kegiatan penilaian kesesuaian untuk
untuk pemenuhan
pemenuhan
terhadap
terhadap pemberlakuan
pemberlakuan SNI, ST, dan/atau
SNI, ST, dan/atau PTCPTC secara
secara
wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh LPK
oleh yang telah
LPK yang telah terakreditasi KAN untuk
terakreditasi KAN untuk ruang
ruang
lingkup yang
lingkup sesuai dan
yang sesuai dan ditunjuk
ditunjuk oleh
oleh Menteri.
Menteri.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 17
17 -

Pasal
Pasal 31
31
(1) Pengujian sebagaimana dimaksud
Pengujian sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal 30 ayat
Pasal 30 ayat
(2) huruf
(2) huruf bb merupakan
merupakan kegiatan untuk menetapkan
kegiatan untuk menetapkan 1 1
(satu) atau lebih karakteristik bahan atau proses
(satu) atau lebih karakteristik bahan atau proses
berdasarkan
berdasarkan SNI dan/atau
SNI dan /atau ST.
ST.
(2) Pengujian sebagaimana dimaksudpada
Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1)
dilakukan oleh
dilakukan oleh Laboratorium
Laboratorium Uji.
Uji.
(3) Hasil pengujian yang dilakukan oleh
Hasil pengujian yang dilakukan oleh Laboratorium
Laboratorium UjiUji
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan
dalam bentuk
dalam bentuk laporan
laporan hasil
hasil uji
uji atau
atau sertifikat
sertifikat
pengujian.
pengujian.

Pasal 32
Pasal 32
(1) Inspeksi
Inspeksi sebagaimana dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat
Pasal 30 ayat
(2) huruf
(2) huruf b bmerupakan
merupakankegiatan
kegiatanpemeriksaan
pemeriksaan
dan/atau verifikasi
verifikasi terhadap
terhadap jasa,
jasa, proses,
proses, dan/atau
instalasi serta penentuan kesesuaian terhadap
instalasi serta penentuan kesesuaian terhadap
persyaratan tertentu yang
persyaratan tertentu yang didasarkan
didasarkan padapada SNI,
SNI, ST,
ST,
dan/atau PTC.
dan/atau PTC.
(2) Inspeksi sebagaimana
Inspeksi dimaksudpada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1)
dilakukan oleh Lembaga Inspeksi.
dilakukan oleh Lembaga Inspeksi.
(3) Hasil inspeksi
Hasil inspeksi yang
yang dilakukan
dilakukan oleholeh Lembaga
Lembaga Inspeksi
Inspeksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan
dalam bentuk
dalam bentuk laporan
laporan hasil
hasil inspeksi
inspeksi atau
atau sertifikat
sertifikat
inspeksi.
inspeksi.

Pasal 33
Pasal 33
(1) Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam
Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat
Pasal 30 ayat
(2) huruf
(2) huruf bb dilakukan
dilakukan oleh
oleh LSPro.
LSPro.
(2) Hasil Sertifikasi yang
Hasil Sertifikasi dilakukan oleh
yang dilakukan oleh LSPro
LSPro
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksud pada pada ayat
ayat (1)
(1) dinyatakan
dinyatakan
dalam bentuk sertifikat SNI atau sertifikat kesesuaian.
dalam bentuk sertifikat SNI atau sertifikat kesesuaian.

Pasal 34
Pasal 34
Sertifikat SNI
(1) Sertifikat SNI sebagaimana dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
Pasal 33
ayat (2)
ayat (2) diberikan
diberikan kepada
kepada Perusahaan Industri atau
Perusahaan Industri atau
produsen
produsen di di luar
luar negeri
negeri yang:
yang:
a. telah
a. telah memenuhi
memenuhipemberlakuan
pemberlakuanSNI SNI secara
secara wajib;
wajib;
dan
dan
b.
b. menggunakan
menggunakanmerek merek milik
milik sendiri.
sendiri.
Sertifikat kesesuaian sebagaimana dimaksud
(2) Sertifikat kesesuaian sebagaimana dimaksud dalam
dalam
Pasal 33
Pasal 33 ayat
ayat (2)
(2)diberikan
diberikankepada
kepadaPerusahaan
Perusahaan
Industri atau produsen di luar negeri yang;
Industri atau produsen di luar negeri yang:
a. telah
a. telahmemenuhi
memenuhipemberlakuan
pemberlakuan ST ST dan/atau
dan/atauPTC PTC
secara wajib; dan
secara wajib; dan
b. menggunakan
b. menggunakanmerek merek milik
milik sendiri.
sendiri.
Dalam hal terdapat kerja sama merek
(3) Dalam hal terdapat keija sama merek dan/atau
dan/atau
maklun, Perusahaan Industri atau produsendidi luar
maklun, Perusahaan Industri atau produsen luar
negeri dapat diberikan
negeri dapat diberikan sertifikat
sertifikat SNI
SNI atau
atau sertifikat
sertifikat
kesesuaian apabila:
kesesuaian apabila:
a. merek
a. merekyangyangdigunakan
digunakanoleh oleh Perusahaan Industri
Perusahaan Industri
atau produsen
atau di luar
produsen di luar negeri
negeri merupakan
merupakan merek
merek
milik
milik pemberi
pemberi kerja
kerja sama atau pemberi
sama atau maklun;
pemberi maklun;
b. pemberi kerja sama atau pemberi maklun hams
b. pemberi kerja sama atau pemberi maklun harus
berdomisili di Indonesia
berdomisili di atau dalam
Indonesia atau dalam hal
hal tidak
tidak

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


18--
-- 18

berdomisili di
berdomisili di Indonesia, pemberi kerja
Indonesia, pemberi kerja sama
sama atauatau
pemberi maklun hams memiliki perwakilan resmi
pemberi maklun harus memiliki perwakilan resmi
dan/atau pemegang
dan/atau lisensi di
pemegang lisensi di wilayah
wilayah Negara
Negara
Kesatuan Republik
Kesatuan Republik Indonesia;
Indonesia; dan
dan
c.
c. Pemsahaan
Perusahaan Industri
Industri atau
atau produsen
produsen di luar
di luar negeri
negeri
sudah memiliki sertifikat SNI atau sertifikat
sudah memiliki sertifikat SNI atau sertifikat
kesesuaian untuk
kesesuaian untuk mereknya
mereknya sendiri.
sendiri.
(4) Produsen di luar negeri sebagaimana dimaksud
(4) Produsen di luar negeri sebagaimana dimaksud pada pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) wajib memiliki
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) wajib memiliki
perwakilan resmi
perwakilan resmi dan/atau
dan/atau pemegang lisensi di
pemegang lisensi di
wilayah Negara
wilayah Kesatuan Republik
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia sesuai
sesuai
dengan ketentuan
dengan ketentuan peraturan
peraturan perundang-undangan.
pemndang-undangan.

Bagian Kedua
Bagian Kedua
Tata Cara MemperolehSertifikat
Tata Cara Memperoleh Sertifikat SNI
SNI atau
atau
Sertifikat Kesesuaian
Sertifikat Kesesuaian

Pasal 35
Pasal 35
Untuk memperoleh sertifikat SNI atau
Untuk memperoleh sertifikat SNI atau sertifikat
sertifikat kesesuaian
kesesuaian
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksuddalam dalam Pasal
Pasal 34,
34, Pemsahaan
Perusahaan
Industri atau produsen di luar negeri mengajukan
Industri atau produsen di luar negeri mengajukan
permohonan penilaian
permohonan penilaian kesesuaian
kesesuaian melalui
melalui SIINas.
SIINas.

Pasal 36
Pasal 36
(1) Pemsahaan
(1) Industri atau
Perusahaan Industri atau produsen
produsendidiluar
luarnegeri
negeriyang
yang
mengajukan permohonan
mengajukan permohonan penilaian
penilaian kesesuaian
kesesuaian
melalui SIINas
melalui sebagaimanadimaksud
SIINas sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal
Pasal 3535
hams:
harus:
a. menginput
a. menginput data data dengan
dengan mengisi
mengisi formulir
formulir isian
isian
pada laman SIINas;
pada laman SIINas;
b. memilih SNI,
b. memilih SNI, ST,
ST, dan/atau
dan/atau PTC PTC yang
yang akan
akan
diajukan untuk dilakukan penilaian kesesuaian;
diajukan untuk dilakukan penilaian kesesuaian;
c. memilih LSPro
c. memilih LSProyang
yang akan
akan melakukan
melakukan penilaian
penilaian
kesesuaian;
kesesuaian;
d. mengunggah
d. mengunggahbukti buktikepemilikan
kepemilikan merek atau tanda
merek atau tanda
daftar merek; dan
daftar merek; dan
e. mengunggah
e. mengunggah dokumen
dokumen pendukungpendukung
yang
yang
dipersyaratkan terkait pengajuan penilaian
dipersyaratkan terkait pengajuan penilaian
kesesuaian sesuai
kesesuaian sesuai dengan
dengan Peraturan
Peraturan Menteri
Menteri
mengenai pemberlakuan
mengenai pemberlakuan SNI, ST, dan/atau
SNI, ST, dan/atau PTC
PTC
secara wajib.
secara wajib.
(2) Dalam
(2) Dalamhalhal permohonan diajukan oleh
permohonan diajukan oleh produsen
produsendidiluar
luar
negeri, selain mengunggah dokumen sebagaimana
negeri, selain mengunggah dokumen sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud ayat (1)
pada ayat (1) juga
juga harus
hams mengunggah:
mengunggah:
a. bukti
a. bukti memiliki
memiliki perwakilan
perwakilan resmi resmi dan/atau
dan/atau
pemegang lisensi di wilayah Negara Kesatuan
pemegang lisensi di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia; dan
Republik Indonesia; dan
b. persetujuan/legalisasi terhadap
b. persetujuan/legalisasi terhadap perizinan
perizinan
bemsaha dari Kedutaan atau Konsulat Jenderal
berusaha dari Kedutaan atau Konsulat Jenderal
Republik Indonesia
Republik Indonesia yangyang menangani
menanganiIndustri
Industri didi
negara asal.
negara asal.
(3) Dalam
(3) Dalam halhal terdapat
terdapat kerja
kerja sama
sama merek
merek dan/atau
dan/atau
maklun, Pemsahaan Industri atau produsendi
maklun, Perusahaan Industri atau produsen di luar
luar
negeri harus
negeri hams mengunggah
mengunggah bukti bukti kerja sama merek
kerja sama merek

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 19
19 -

dan/atau maklun
maklun serta
serta bukti
buktipencatatan
pencatatan pendaftaran
pendaftaran
perjanjian
peijanjian lisensi
lisensi dari
dari instansi
instansiyang
yang berwenang.
berwenang.

Pasal 37
Pasal 37
(1) Kepala Badan melakukan verifikasi
Kepala Badan melakukan verifikasi atas
atas kebenaran
kebenaran
isian formulir dan kelengkapan dokumen
isian formulir dan kelengkapan dokumen yang yang
diunggah.
diunggah.
(2) Verifikasi
Verifikasi atas
atas kebenaran
kebenaran isian isian formulir
formulir dan dan
kelengkapan dokumen yang diunggah sebagaimana
kelengkapan dokumen yang diunggah sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1) dilakukan
dilakukan paling lambat 3
paling lambat 3
(tiga) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima.
(tiga) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima.
(3) Dalam hal
Dalam hal berdasarkan
berdasarkan hasil
hasil verifikasi
verifikasi atas
atas kebenaran
kebenaran
isian formulir dan kelengkapan dokumen yang
isian formulir dan kelengkapan dokumen yang
diunggah ditemukan
diunggah ditemukan ketidaksesuaian,
ketidaksesuaian, Kepala
Kepala Badan
Badan
melalui SIINas meminta Perusahaan Industri atau
melalui SIINas meminta Perusahaan Industri atau
produsen
produsen di di luar
luar negeri untuk melakukan
negeri untuk melakukan klarifikasi
klarifikasi
dan/atau melengkapi dokumen.
dan/atau melengkapi dokumen.
(4) PerusahaanIndustri
Perusahaan Industriatau
atau produsen
produsen di di luar
luar negeri
negeri
harus melakukan
harus melakukan klarifikasi
klarifikasi dan/atau
dan/atau melengkapi
melengkapi
dokumen sebagaimana dimaksud pada
dokumen sebagaimana dimaksud ayat (3)
pada ayat (3) paling
paling
lambat 5
lambat 5 (lima)
(lima) hari
hari kerja
keija terhitung
terhitung sejak
sejak tanggal
tanggal
permintaan dari Kepala Badan.
permintaan dari Kepala Badan.
(5) Dalam hal
Dalam hal Perusahaan
PerusahaanIndustri
Industri atau
atau produsen
produsendi di luar
luar
negeri tidak menyampaikan klarifikasi dan/atau
negeri tidak menyampaikan klarifikasi dan/atau
melengkapi dokumen
melengkapi dokumen sampai
sampai dengan
dengan batasbatas waktu
waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), permohonan
dinyatakan batal.
dinyatakan batal.

Pasal 38
Pasal 38
(1) Dalam hal permohonan penilaian
Dalam hal permohonan penilaian kesesuaian
kesesuaian
dinyatakan telah
dinyatakan telah sesuai
sesuai dan
dan lengkap,
lengkap, Kepala
Kepala Badan
Badan
melalui SIINas meneruskan
melalui SIINas meneruskan kepada LSPro.
kepada LSPro.
(2) LSPro sebagaimanadimaksud
LSPro sebagaimana dimaksudpada pada ayat
ayat (1)
(1)
melakukan
melakukan penilaian
penilaian kesesuaian
kesesuaian sesuai
sesuai dengan
dengan
Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan SNI, ST,
Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan SNI, ST,
dan/atau PTC
dan/atau PTC secara wajib.
secara wajib.
(3) Dalam hal LSPro sebagaimana dimaksud
Dalam hal LSPro sebagaimana dimaksud pada
pada ayat
ayat (2)
(2)
membutuhkan dokumen tambahan
membutuhkan dokumen tambahan terkait
terkait penilaian
penilaian
kesesuaian, Perusahaan Industri atau produsen di
kesesuaian, Perusahaan Industri atau produsen di
luar negeri
luar negeri harus
harus melengkapi
melengkapi dan
dan menyampaikannya
menyampaikannya
kepada LSPro.
kepada LSPro.

Pasal 39
Pasal 39
(1) Jika penilaian kesesuaian telah
Jika penilaian kesesuaian telah selesai,
selesai, LSPro
LSPro
menyampaikan hasil penilaian kesesuaian kepada
menyampaikan hasil penilaian kesesuaian kepada
Kepala Badan
Kepala Badan melalui
melalui SIINas.
SIINas.
(2) Hasil penilaian
Hasil penilaian kesesuaian
kesesuaian sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada ayat (1)
pada ayat (1) paling
paling sedikit
sedikit berisi:
berisi:
a. tanggal
a. tanggalpelaksanaan
pelaksanaan audit
audit kecukupan;
kecukupan;
b.
b. skema
skemaSertifikasi
Sertifikasidandantanggal
tanggalpeleiksanaan audit
pelaksanaan audit
kesesuaian;
kesesuaian;
c. nama
c. namaauditor;
auditor;
d. nama petugas
d. nama petugaspengambil
pengambil contoh;
contoh;
e. hasil pelaksanaan audit kecukupan dan
e. hasil pelaksanaan audit kecukupan dan
kesesuaian;
kesesuaian;

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 20
20 -

f. tipe
f. dan
tipe danjenis
jenisproduk;
produk;
g. Laboratorium
g. Laboratorium Uji Ujidan/atau
dan/atauLembaga
Lembaga Inspeksi
Inspeksi
yang digunakan;
yang digunakan;
h. konsep
h. konsepsertifikat
sertifikatSNI SNIatau
atausertifikat
sertiflkatkesesuaian
kesesuaian
yang akan
yang akan diterbitkan
diterbitkan beserta lampirannya; dan
beserta lampirannya; dan
i. laporan
i. laporanbasil
hasilujiujidan/atau
dan/atauinspeksi
inspeksiyang
yang meliputi:
meliputi:
1. nomor
1. nomordan danjuduljudulSNI, ST, dan/atau
SNI, ST, dan/atauPTC;
PTC;
2. tanggal penerimaan sampel uji/pelaksanaan
2. tanggal penerimaan sampel uji/pelaksanaan
pengujian/inspeksi;
pengujian/ dan
inspeksi; dan
3. nomor, tanggal,
3. nomor, tanggal, dan
dan laporan basil
laporan hasil uji
uji
dan/atau basilhasil inspeksi.
inspeksi.
(3) Kepala Badan melakukan evaluasi
(3) Kepala Badan melakukan evaluasi atas
atas basil
hasil penilaian
penilaian
kesesuaian.
kesesuaian.

Pasal 40
Pasal 40
(1) Dalam bal berdasarkan basil evaluasi
(1) Dalam hal berdasarkan hasil evaluasisebagaimana
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39 ayat (3) ditemukan adanya
dimaksud dalam Pasal 39 ayat (3) ditemukan adanya
ketidaksesuaian, Kepala Badan
ketidaksesuaian, Kepala Badan meminta
meminta LSPro
LSPro untuk
untuk
memberikan klarifikasi.
memberikan klarifikasi.
(2) LSPro sebagaimana
(2) LSPro dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1) barus
harus
memberikan klarifikasi paling lambat 5 (lima) bari
memberikan klarifikasi paling lambat 5 (lima) hari
kerja
keija terbitung
terhitung sejak
sejak tanggal permintaan klarifikasi.
tanggal permintaan klarifikasi.
(3) Dalam bal LSPro:
(3) Dalam hal LSPro:
a. tidak
a. tidakmemberikan
memberikan klarifikasi
klarifikasi sampai
sampai dengan
dengan
batas waktu yang
batas waktu yang ditentukan; atau
ditentukan; atau
b. telab memberikan klarifikasi namun
b. telah memberikan klarifikasi namun tetap
tetap tidak
tidak
dapat memenuhi
dapat memenuhi ketentuan
ketentuan penilaian
penilaian kesesuaian
kesesuaian
yang dipersyaratkan sesuai Peraturan Menteri
yang dipersyaratkan sesuai Peraturan Menteri
mengenai pemberlakuan SNI,
mengenai pemberlakuan SNI, ST,
ST, dan/atau PTC PTC
secara wajib,
secara wajib,
Kepala Badan
Kepala Badan tidak
tidak memberikan
memberikan validasi
validasi terbadap
terhadap
pelaksanaan penilaian kesesuaian
pelaksanaan penilaian kesesuaian dan permobonan
dan permohonan
penilaian kesesuaian dinyatakan gagal.
penilaian kesesuaian dinyatakan gagal.

Pasal
Pasal 41
41
(1) Dalam
(1) Dalam bal:
hal:
a.
a. berdasarkan laporan
berdasarkan laporan hasil
basil evaluasi
evaluasi dinyatakan
dinyatakan
proses penilaian kesesuaian
proses penilaian telab dilaksanakan
kesesuaian telah dilaksanakan
sesuai
sesuai
Peraturan
Peraturan Menteri
Menteri mengenai
mengenai
pemberlakuan
pemberlakuan SNI, SNI, ST,
ST, dan/atau
dan/atau PTC PTC secara
secara
wajib; atau
wajib; atau
b. LSPro
b. LSPro
telab
telah
melakukan
melakukan
perbaikan
perbaikan
atas
atas
ketidaksesuaian,
ketidaksesuaian ,
Kepala Badan
Kepala Badan memberikan
memberikan validasi
validasi terbadap
terhadap
pelaksanaan
pelaksanaan penilaian
penilaian kesesuaian oleb LSPro.
kesesuaian oleh LSPro.
(2) Bukti validasi terbadap
(2) Bukti validasi terhadap pelaksanaan
pelaksanaan penilaian
penilaian
kesesuaian sebagaimana
kesesuaian sebagaimanadimaksud
dimaksud padapada ayat
ayat (1)
(1)
berupa tanda elektronik.
berupa tanda elektronik.
(3) Tanda elektronik
(3) Tanda elektroniksebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud padaayat
ayat(2)
memuat tautan elektronik ke informasi sertifikat yang
memuat tautan elektronik ke informasi sertifikat yang
terdapat dalam
terdapat dalam SIINas.
SIINas.
(4) Tanda elektronik sebagaimana
(4) Tanda elektronik dimaksud pada
sebagaimana dimaksud padaayat
ayat(3)
disampaikan kepada LSPro
disampaikan kepada LSPro melalui SIINas.
melalui SIINas.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 21
21 -

Pasal 42
Pasal 42
(1) LSPro membubuhkan tanda elektronik
(1) LSPro membubuhkan tanda elektroniksebagaimana
sebagaimana
dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal
Pasal 4141 ayat
ayat (4)
(4) pada
pada sertifikat
sertifikat SNI
SNI
atau sertifikat kesesuaian.
atau sertifikat kesesuaian.
(2) LSPro
(2) LSProsebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud padapada ayat
ayat (1):
(1):
a. menyampaikan sertifikat SNI atau sertifikat
a. menyampaikan sertifikat SNI atau sertifikat
kesesuaian
kesesuaian yangyangtelah
telahdibubuhi
dibubuhi tanda
tanda elektronik
elektronik
kepada Perusahaan Industri atau
kepada Perusahaan Industri atau produsen
produsen di di
luar negeri; dan
luar negeri; dan
b. mengunggah
b. sertifikat SNI
mengunggah sertifikat SNI atau
atau sertifikat
sertifikat
kesesuaian yang telah dibubuhi tanda elektronik
kesesuaian yang telah dibubuhi tanda elektronik
ke dalam
ke dalam SIINas.
SIINas.

Bagian Ketiga
Bagian Ketiga
Persetujuan Penggunaan Tanda
Persetujuan Penggunaan Tanda SNI
SNI atau
atau
Tanda Kesesuaian
Tanda Kesesuaian

Pasal 43
Pasal 43
(1) Persetujuan
(1) Persetujuan penggunaan
penggunaan Tanda Tanda SNISNI atau
atau Tanda
Tanda
Kesesuaian diberikan oleh Menteri kepada:
Kesesuaian diberikan oleh Menteri kepada:
a. Perusahaan
a. Perusahaan Industri;
Industri;
b. perwakilan resmi dan/atau
b. perwakilan resmi dan/ ataupemegang
pemegang lisensi
lisensi didi
wilayah Negara
wilayah Kesatuan Republik
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia dari
dari
produsen
produsen didi luar
luar negeri; atau
negeri; atau
c. pemilik merek dalam hal terdapat
c. pemilik merek dalam hal terdapat kerja
kerja sama
sama
merek atau maklun,
merek atau maklun,
yang telah memiliki
yang telah memiliki sertifikat
sertifikat SNI
SNI atau
atau sertifikat
sertifikat
kesesuaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34.
kesesuaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34.
(2) Persetujuan penggunaan Tanda SNI atau Tanda
(2) Persetujuan penggunaan Tanda SNI atau Tanda
Kesesuaian sebagaimana
Kesesuaian sebagaimanadimaksud
dimaksud padapada ayat (1)
ayat (1)
diberikan untuk
diberikan untuk jangka
jangka waktu
waktu dan/atau
dan/ atau jumlah
jumlah
barang tertentu.
barang tertentu.
(3) Pemberian persetujuan
(3) Pemberian persetujuan penggunaan Tanda SNI
penggunaan Tanda SNI atau
atau
Tanda Kesesuaian
Tanda sebagaimanadimaksud
Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada
pada ayat
ayat
(1) didelegasikan kepada Kepala Badan.
(1) didelegasikan kepada Kepala Badan.

Pasal 44
Pasal 44
(1) Untuk
(1) Untukmendapatkan
mendapatkanpersetujuan
persetujuanpenggunaan
penggunaan TandaTanda
SNI atau Tanda Kesesuaian, Perusahaan Industri,
SNI atau Tanda Kesesuaian, Perusahaan Industri,
perwakilan resmi
perwakilan resmi dan/atau
dan/ atau pemegang lisensi di
pemegang lisensi di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
produsen
produsen didi luar
luar negeri, atau pemilik
negeri, atau pemilik merek dalam hal
merek dalam hal
terdapat
terdapat kerja
kerja sama
sama merek atau maklun sebagaimana
merek atau maklun sebagaimana
dimaksud dalam
dimaksud dalam PasalPasal 43 43 hams
harusmengajukan
mengajukan
permohonan
permohonan persetujuan
persetujuan penggunaan
penggunaan Tanda
Tanda SNI
SNI atau
atau
Tanda Kesesuaian kepada Kepala Badan melalui
Tanda Kesesuaian kepada Kepala Badan melalui
SIINas.
SIINas.
(2) Dalam
(2) Dalam mengajukan permohonan
mengajukan permohonan persetujuan
persetujuan
penggunaan Tanda
penggunaan Tanda SNI SNI atau
atau Tanda
TandaKesesuaian,
Kesesuaian,
Pemsahaan Industri, perwakilan resmi dan/atau
Perusahaan Industri, perwakilan resmi dan/ atau
pemegang lisensi di
pemegang lisensi di wilayah
wilayah Negara
Negara Kesatuan
Kesatuan Republik
Republik
Indonesia dari produsen di luar negeri, atau pemilik
Indonesia dari produsen di luar negeri, atau pemilik
merek dalam hal
merek dalam hal terdapat
terdapat kerja
kerja sama
sama merek
merek atau
atau
maklun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hams:
maklun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus:

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


22 -
- 22

a. menginput
a. menginputdata datadengan
dengan mengisi
mengisi formulir
formulir isian;
isian;
dan
dan
b. mengunggah
b. mengunggah dokumen
dokumen pendukung
pendukung
yang
yang
diperlukan:
diperlukan:
11.. untuk
untuk pabrik
pabrikyang
yangberlokasi
berlokasidididalam
dalam negeri,
negeri,
berupa bukti
berupa bukti kapasitas produksi, tingkat
kapasitas produksi, tingkat
utilisasi, rencana
utilisasi, rencana produksi,
produksi, dan dan realisasi
realisasi
produksi; atau
produksi; atau
2. untuk pabrik yang
2. untuk pabrik yangberlokasi
berlokasi didiluar
luarnegeri,
negeri,
berupa
berupa bukti
bukti kapasitas
kapasitas produksi,
produksi, rencana
rencana
importasi, dan realisasi importasi.
importasi, dan realisasi importasi.
(3) Dokumen
(3) Dokumen realisasi
realisasi produksi
produksisebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada ayat (2) huruf b angka 1 atau realisasi importasi
pada ayat (2) huruf b angka 1 atau realisasi importasi
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksud pada
pada ayat (2) huruf b angka
ayat (2) huruf b angka 22
dikecualikan bagi Perusahaan Industri, perwakilan
dikecualikan bagi Perusahaan Industri, perwakilan
resmi
resmi dan/atau
dan/atau pemegang
pemegang lisensi
lisensi di
di wilayah
wilayah Negara
Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Kesatuan Republik Indonesiadaridari produsen
produsendidi luar
luar
negeri, atau pemilik merek dalam hal terdapat
negeri, atau pemilik merek dalam hal terdapat kerja
kerja
sama merek
sama atau maklun
merek atau maklun yang
yang baru
barn mengajukan
mengajukan
permohonan persetujuan penggunaan Tanda SNI
permohonan persetujuan penggunaan Tanda SNI atau
atau
Tanda Kesesuaian
Tanda Kesesuaianuntukuntuk pertama kali.
pertama kali.

Pasal 45
Pasal 45
(1) Kepala Badan melakukan evaluasi
(1) Kepala Badan melakukan evaluasi atas
atas permohonan
permohonan
persetujuan penggunaanTanda
persetujuan penggunaan TandaSNISNI atau
atau Tanda
Tanda
Kesesuaian sebagaimanadimaksud
Kesesuaian sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal 44.
Pasal 44.
(2) Dalam melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud
(2) Dalam melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1),
pada ayat Kepala Badan
(1), Kepala Badan membentuk
membentuk tim.
tim.
(3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
(3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling
paling
sedikit terdiri
sedikit terdiri atas unsur:
atas unsur:
a. Badan; dan
a. Badan; dan
b.
b. Ditjen
DitjenPembina
Pembina Industri.
Industri.

Pasal 46
Pasal 46
(1) Dalam
(1) Dalam melakukan
melakukan evaluasi sebagaimana
evaluasi sebagaimana dimaksud
dimaksud
dalam Pasal
dalam Pasal 45,45, tim
tim melakukan:
melakukan:
a.
a. pemeriksaan
pemeriksaan atas atas kebenaran
kebenaran isianisian formulir
formulir
dengan dokumen pendukung; dan
dengan dokumen pendukung; dan
b.
b. penilaian
penilaiankelayakan
kelayakan permintaan
permintaan jangka
jangka waktu
waktu
dan/atau jumlah barang yang diajukan.
dan/atau jumlah barang yang diajukan.
(2) Dalam hal:
(2) Dalam hal:
a.
a. ditemukan ketidaksesuaian
ditemukan antara isian
ketidaksesuaian antara isian formulir
formulir
dengan dokumen
dengan dokumenpendukung;
pendukung;dan/atau
dan/atau
b.
b. ketidaklayakan
ketidaklayakanantara antarapermintaaan
permintaaan jangka
jangka waktu
waktu
dan/atau jumlah
dan/atau jumlah barang
barang yang
yang diajukan
diajukan dengan
dengan
dokumen pendukung,
dokumen pendukung,
tim
tim meminta
meminta Perusahaan Industri, perwakilan
Perusahaan Industri, perwakilan resmi
resmi
dan/atau pemegang
dan/atau pemegang lisensi di wilayah Negara
lisensi di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Kesatuan Republik Indonesiadari dari produsen
produsendidi luar
luar
negeri, atau pemilik
negeri, atau pemilik merek
merek dalam hal terdapat
dalam hal terdapat kerja
kerja
sama merek
sama merek atau atau maklun
maklun pemohon
pemohon persetujuan
persetujuan
penggunaan
penggunaan TandaTanda SNI atau
SNI atau Tanda Kesesuaianuntuk
Tanda Kesesuaian untuk
memberikan klarifikasi.
memberikan klarifikasi.
(3) Perusahaan
(3) Industri, perwakilan
Perusahaan Industri, perwakilan resmiresmi dan/atau
dan/atau
pemegang lisensi di
pemegang lisensi di wilayah
wilayah Negara
Negara Kesatuan
Kesatuan Republik
Republik

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 23
23 -

Indonesia dari
Indonesia dari produsen
produsendi di luar
luar negeri, atau pemilik
negeri, atau pemilik
merek dalam hal terdapat kerja sama merek atau
merek dalam hal terdapat keija sama merek atau
maklun
maklun pemohon
pemohon persetujuan
persetujuan penggunaan
penggunaan TandaTanda SNISNI
atau Tanda Kesesuaian hams memberikan klarifikasi
atau Tanda Kesesuaian harus memberikan klarifikasi
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksud pada pada ayat
ayat (2)
(2) dalam
dalam jangka
jangka
waktu paling lambat
waktu paling lambat 3 3 (tiga) hari
(tiga) hari kerja terhitung sejak
kerja terhitung sejak
disampaikannya permintaan
disampaikannya permintaan klarifikasi.
klarifikasi.
(4) Tim
(4) Tim menyampaikan
menyampaikan laporan
laporan basil
hasil evaluasi
evaluasi kepada
kepada
Kepala Badan paling lambat 5 (lima) hari kerja
Kepala Badan paling lambat 5 (lima) hari kerja
terhitung
terhitung sejak
sejak diterimanya
diterimanya permohonan
permohonan persetujuan
persetujuan
penggunaan Tanda SNI atau Tanda Kesesuaian.
penggunaan Tanda SNI atau Tanda Kesesuaian.

Pasal 47
Pasal 47
(1) Dalam hal berdasarkan laporan
(1) Dalam hal berdasarkan laporan hasil
hasil evaluasi
evaluasi
dinyatakan Pemsahaan
dinyatakan Perusahaan Industri, penvakilan resmi
Industri, perwakilan resmi
dan/atau
dan/ atau pemegang lisensi di
pemegang lisensi di wilayah
wilayah Negara
Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Kesatuan Republik Indonesiadaridari produsen
produsendidi luar
luar
negeri, atau pemilik merek dalam hal terdapat
negeri, atau pemilik merek dalam hal terdapat kerja
keija
sama merek
sama merek atauatau maklun
maklun pemohon
pemohon persetujuan
persetujuan
penggunaan Tanda SNI atau Tanda Kesesuaian:
penggunaan Tanda SNI atau Tanda Kesesuaian:
a. tidak
a. tidakmemberikan
memberikan klarifikasi
klarifikasi sampai
sampai dengan
dengan
batas waktu yang ditentukan; atau
batas waktu yang ditentukan; atau
b. tidak
b. tidak dapat
dapat melakukan
melakukan
perbaikan
perbaikan
atas
atas
ketidaksesuaian
ketidaksesuaian dan/atau
dan/ atau ketidaklayakan
ketidaklayakan
permohonan
permohonan persetujuan
persetujuan penggunaan
penggunaan Tanda
Tanda SNI
SNI
atau Tanda
atau Tanda Kesesuaian,
Kesesuaian,
Kepala Badan menolak
Kepala Badan menolak permohonan
permohonan persetujuan
persetujuan
penggunaan
penggunaan Tanda
Tanda SNI
SNI atau
atau Tanda
Tanda Kesesuaian.
Kesesuaian.
(2) Penolakan permohonan persetujuan penggunaan
(2) Penolakan permohonan persetujuan penggunaan
Tanda SNI
Tanda SNI atau
atau Tanda
TandaKesesuaian
Kesesuaian sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan melalui SIINas.
dimaksud pada ayat (1) disampaikan melalui SIINas.

Pasal 48
Pasal 48
(1) Dalam
(1) Dalamhal halberdasarkan
berdasarkanlaporan
laporan hasil
hasil evaluasi:
evaluasi:
a. permohonan
a. permohonanpersetujuan
persetujuanpenggunaan Tanda
penggunaan Tanda SNI
SNI
atau Tanda
atau Tanda Kesesuaian dinyatakan telah
Kesesuaian dinyatakan telah sesuai,
sesuai,
lengkap, dan
lengkap, dan benar;
benar; atau
atau
b. Pemsahaan Industri, penvakilan
b. Perusahaan Industri, perwakilan resmi
resmi dan/atau
dan/ atau
pemegang
pemegang lisensilisensi di
di wilayah
wilayah Negara
Negara Kesatuan
Kesatuan
Republik Indonesia dari produsen di luar negeri,
Republik Indonesia dari produsen di luar negeri,
atau pemilik
atau pemilik merek
merek dalam
dalam halhal terdapat
terdapat keija
keija
sama merek atau maklun pemohon persetujuan
sama merek atau maklun pemohon persetujuan
penggunaan Tanda
penggunaan Tanda SNISNI atau
atau Tanda
Tanda Kesesuaian
Kesesuaian
telah melakukan perbaikan atas ketidaksesuaian
telah melakukan perbaikan atas ketidaksesuaian
dan/atau
dan /atau ketidaklayakan,
ketidaklayakan,
Kepala Badan menerbitkan
Kepala Badan menerbitkan surat surat persetujuan
persetujuan
penggunaan
penggunaan Tanda Tanda SNISNI atau
atau Tanda
Tanda Kesesuaian
Kesesuaian paling
paling
lambat 5
lambat 5 (lima) hari kerja
(lima) hari keija terhitung sejak diterimanya
terhitung sejak diterimanya
laporan hasil evaluasi dari
laporan hasil evaluasi dari tim.
tim.
(2) Penerbitan
(2) Penerbitansurat suratpersetujuan
persetujuanpenggunaan
penggunaan TandaTanda SNI
SNI
atau Tanda
atau Tanda Kesesuaian
Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1)
ayat disertai dengan
(1) disertai dengan tanda
tanda elektronik.
elektronik.
(3) Tanda
(3) Tandaelektronik
elektroniksebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat(2)
memuat tautan
memuat tautan elektronik yang berisi:
elektronik yang berisi:
a. informasi
a. informasi sertifikat
sertifikatSNI
SNIatau
atausertifikat
sertifikatkesesuaian;
kesesuaian;

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


-- 24
24 -

b.
b. informasi
informasiproduk;
produk; dan
dan
c. jangka
c. jangkawaktu
waktudan/atau
dan/ataujumlah
jumlahbarang
barang sesuai
sesuai
surat persetujuan penggunaan
surat persetujuan Tanda SNI
penggunaan Tanda SNI atau
atau
Tanda Kesesuaian
Tanda yang telah
Kesesuaian yang telah ditetapkan.
ditetapkan.
(4) Surat persetujuan
(4) Surat persetujuanpenggunaan
penggunaan Tanda
Tanda SNI
SNI atau
atau Tanda
Tanda
Kesesuaian dan tanda elektronik sebagaimana
Kesesuaian dan tanda elektronik sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (2) disampaikan melalui
(2) disampaikan melalui SIINas.
SIINas.

Pasal
Pasal 4949
(1) Perusahaan Industri, perwakilan resmi
(1) Perusahaan Industri, perwakilan resmi dan/atau
dan/atau
pemegang lisensi di wilayah Negara Kesatuan Republik
pemegang lisensi di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dari
Indonesia dari produsen
produsen di di luar
luar negeri,
negeri, atau
atau pemilik
pemilik
merek dalam hal terdapat keija sama merek atau
merek dalam hal terdapat keija sama merek atau
maklun yang
maklun yang telah
telah mendapatkan
mendapatkan surat surat persetujuan
persetujuan
penggunaan Tanda SNI atau Tanda Kesesuaian, wajib:
penggunaan Tanda SNI atau Tanda Kesesuaian, wajib:
a. membubuhkan Tanda SNI dan tanda elektronik;
a. membubuhkan Tanda SNI dan tanda elektronik;
atau
atau
b. membubuhkan
b. membubuhkan Tanda Tanda Kesesuaian
Kesesuaian dan dan tanda
tanda
elektronik.
elektronik.
(2) Tanda SNI
(2) Tanda SNI atau
atauTanda TandaKesesuaian
Kesesuaiansebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada ayat
dimaksud pada ayat (1) digunakan pada
(1) digunakan pada barang
barang dan/
atau jasa Industri:
atau jasa Industri:
a. yang
a. yangdiproduksi
diproduksidalam dalamjangka
jangka waktu
waktu berlakunya
berlakunya
surat persetujuan penggunaan Tanda SNI
surat persetujuan penggunaan Tanda SNI atau
atau
Tanda Kesesuaian;
Tanda Kesesuaian;dan/atau
dan/atau
b. sejumlah yang ditetapkan
b. sejumlah yang
ditetapkan dalam
dalam
surat
surat
persetujuan
persetujuan penggunaan
penggunaan Tanda Tanda SNI SNI atau
atau Tanda
Tanda
Kesesuaian,
Kesesuaian,
sesuai dengan
sesuai dengan skemaskema Sertifikasi
Sertifikasi yangyang tercantum
tercantum
dalam Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan SNI,
dalam Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan SNI,
ST dan/atau
ST dan/atau PTC PTC secara
secara wajib.
wajib.
(3) Bentuk Tanda SNI
(3) Bentuk Tanda SNIsebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud ayat
pada ayat
(1) huruf a dan Tanda Kesesuaian sebagaimana
(1) huruf a dan Tanda Kesesuaian sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayatayat (1)(1) huruf
huruf bb tercantum
tercantum dalam dalam
Lampiran IV yang merupakan
Lampiran IV yang merupakan bagian tidak
bagian tidak
terpisahkan
terpisahkan daridari Peraturan Menteri ini.
Peraturan Menteri ini.
(4) Pembubuhan
(4) Pembubuhan Tanda Tanda SNI SNI dan
dan tanda
tanda elektronik
elektronik atau
atau
Tanda Kesesuaian
Tanda Kesesuaian dan dan tanda
tanda elektronik
elektronik padapada barang
barang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
dengan contoh
dengan contoh yangyang tercantum
tercantum dalam
dalam Lampiran
Lampiran IV IV
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Peraturan Menteri ini.
(5) Setiap barang dan/atau jasa
(5) Setiap barang dan/atau jasa Industri
Industri yangyang kondisi
kondisi
fisiknya tidak
fisiknya tidak dapat
dapat dibubuhkan
dibubuhkan tanda tanda SNI SNI wajib
wajib
dibuktikan dengan
dibuktikan sertifikat SNI
dengan sertifikat SNI atau
atau tidak dapat
tidak dapat
dibubuhkan Tanda Kesesuaian wajib
dibubuhkan Tanda Kesesuaian wajib dibuktikan
dibuktikan
dengan sertifikat
dengan sertifikat kesesuaian.
kesesuaian.

Pasal 50
Pasal 50
(1) Perusahaan Industri, perwakilan resmi
(1) Perusahaan Industri, perwakilan resmi dan/atau
dan/atau
pemegang lisensi di
pemegang lisensi di wilayah
wilayah Negara
Negara Kesatuan
Kesatuan Republik
Republik
Indonesia dari
Indonesia dari produsen
produsendi
di luar
luar negeri, atau pemilik
negeri, atau pemilik
merek dalam
merek dalam hal
hal terdapat
terdapat keija
keija sama
sama merek
merek atau
atau
maklun
maklun yang
yang telah
telah mendapatkan
mendapatkan surat
surat persetujuan
persetujuan
penggunaan Tanda SNI
penggunaan Tanda SNI atau Tanda Kesesuaian yang
atau Tanda Kesesuaian yang

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 25 -
-25-

digunakan dalam
digunakan dalam rangka
rangka produksi
produksi atau
atau impor,
impor, wajib
wajib
menyampaikan laporan realisasi produksi atau impor
menyampaikan laporan realisasi produksi atau impor
kepada Kepala Badan
kepada Kepala Badan dalamdalam jangka
jangka waktu
waktu 33 (tiga)
(tiga)
bulan terhitung sejak diterbitkan surat persetujuan
bulan terhitung sejak diterbitkan surat persetujuan
penggunaan Tanda SNI
penggunaan Tanda SNI atau
atau Tanda
Tanda Kesesuaian.
Kesesuaian.
(2) Penyampaian laporan realisasi produksi atau
(2) Penyampaian laporan realisasi produksi atau impor
impor
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksudpada pada ayat
ayat (1)(1) dilakukan
dilakukan
melalui
melalui SIlNas.
SIINas.
(3) Laporan realisasi
(3) Laporan realisasi produksi
produksi atau atau impor
imporsebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (2)
(2) divalidasi
divalidasi oleh
oleh Kepala
Kepala Badan
Badan
dan Dirjen Pembina Industri melalui SIINas.
dan Dirjen Pembina Industri melalui SIINas.
(4) Perusahaan Industri,
(4) Perusahaan Industri, perwakilan
perwakilan resmiresmi dan/atau
dan/ atau
pemegang lisensi di wilayah Negara Kesatuan Republik
pemegang lisensi di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dari
Indonesia dari produsen
produsen di luar negeri, atau pemilik
di luar negeri, atau pemilik
merek dalam hal terdapat kerja sama merek atau
merek dalam hal terdapat kerja sama merek atau
maklun
maklun yang
yang tidak
tidak menyampaikan
menyampaikan laporan laporan realisasi
realisasi
produksi
produksi atau
atau impor sebagaimana dimaksud pada ayat
impor sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak dapat mengajukan permohonan persetujuan
(1) tidak dapat mengajukan permohonan persetujuan
penggunaan Tanda SNI
penggunaan Tanda SNI atau
atau Tanda
Tanda Kesesuaian
Kesesuaian secara
secara
elektronik sampai dengan yang bersangkutan
elektronik sampai dengan yang bersangkutan
melengkapi laporan sebelumnya.
melengkapi laporan sebelumnya.

Bagian Kempat
Bagian Kempat
Surveilen
Surveilen

Pasal 51
Pasal 51
(1) Dalam
(1) Dalam hal hal tahapan
tahapan Sertifikasi
Sertifikasi yang
yang diatur
diatur dalam
dalam
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri mengenai
mengenai pemberlakuan
pemberlakuan SNI, SNI, ST,
ST,
dan/atau
dan /atau PTC PTC secara
secara wajib
wajibmempersyaratkan
mempersyaratkan
surveilen, LSPro
surveilen, LSPro yang
yang menerbitkan
menerbitkan sertifikat
sertifikat SNI
SNI atau
atau
sertifikat kesesuaian wajib melakukan surveilen.
sertifikat kesesuaian wajib melakukan surveilen.
(2) Surveilen sebagaimana
(2) Surveilen dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)(1)
dilakukan secara:
dilakukan secara:
a. berkala;
a. berkala;dan/atau
dan/atau
b. khusus.
b. khusus.
(3) Surveilen
(3) Surveilensecara
secara berkala
berkala sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2)
ayat (2) huruf
huruf aadilakukan
dilakukansecara periodik sesuai
secara periodik sesuai
dengan Peraturan Menteri
dengan Peraturan Menteri mengenai
mengenai pemberlakuan
pemberlakuan
SNI, ST,
SNI, ST, dan/atau
dan/atau PTCPTC secara wajib.
secara wajib.
(4) Surveilen secara khusus sebagaimana dimaksud
(4) Surveilen secara khusus sebagaimana dimaksud padapada
ayat (2)
ayat huruf bb dilakukan
(2) huruf dilakukan sewaktu-waktu
sewaktu-waktu dalamdalam hal
hal
terdapat:
terdapat:
a. pengaduan
a. pengaduan dari dariorang-perorangan/masya
orang-perorangan/masyarakat/ rakat/
instansi/lembaga; atau
instansi/lembaga; atau
b.
b. instruksi
instruksidaridariMenteri.
Menteri.
(5) Dalam hal LSPro melaksanakan
(5) Dalam hal LSPro melaksanakan surveilen
surveilen secara
secara
berkala
berkala sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (3),
(3), LSPro
LSPro
memberitahukan
memberitahukan jadwal jadwal pelaksanaan surveilen kepada
pelaksanaan surveilen kepada
Perusahaan Industri
Perusahaan Industri atau
atau produsen
produsen didi luar
luar negeri.
negeri.

Pasal 52
Pasal 52
(1) LSPro
(1) LSProharus
harusmelaporkan
melaporkan hasil
hasil surveilen
surveilen secara berkala
secara berkala
dan hasil
dan hasil surveilen
surveilen secara
secara khusus
khusus kepada
kepada Kepala
Kepala
Badan melalui SIINas.
Badan melalui SIINas.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


--26-
26 -

(2) Pelaporan
(2) Pelaporansebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1) paling
(1) paling
sedikit terdiri atas:
sedikit terdiri atas:
a. tanggal
a. tanggalpelaksanaan
pelaksanaan surveilen;
surveilen;
b. nama auditor;
b. nama auditor;
c. nama
c. nama petugas
petugaspengambil
pengambil contoh;
contoh;
d. basil
d. pelaksanaan surveilen; dan
hasil pelaksanaan surveilen; dan
e. nomor dan tanggal laporan basil
e. nomor dan tanggal laporan hasil uji
uji dan/atau
dan/atau
basil inspeksi.
hasil inspeksi.
(3) Kepala
(3) Kepala Badan
Badan sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada
pada ayat
ayat (1)
(1)
melakukan
melakukan evaluasi
evaluasi atas atas laporan
laporan pelaksanaan
pelaksanaan
surveilen.
surveilen.
(4) Dalam
(4) Dalam melakukan
melakukan evaluasi
evaluasi sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada ayat (3), Kepala Badan membentuk tim.
pada ayat (3), Kepala Badan membentuk tim.
(5) Tim sebagaimana
(5) Tim dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (4)
(4) paling
paling
sedikit terdiri atas unsur:
sedikit terdiri atas unsur:
a. pejabat
a. pejabatdidilingkungan
lingkunganBadan;
Badan; dan
dan
b.
b. PPSI.
PPSI.
(6) Deilam melakukan
(6) Dalam melakukan evaluasi,evaluasi, timtimsebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (4):
(4):
a. memeriksa kelengkapan dan
a. memeriksa kelengkapan dan kebenaran
kebenaran dokumen
dokumen
laporan yang
laporan disampaikan oleb
yang disampaikan oleh LSPro; dan
LSPro; dan
b. memastikan proses surveilen telab dilaksanakan
b. memastikan proses surveilen telah dilaksanakan
sesuai dengan
sesuai dengan Peraturan
Peraturan Menteri
Menteri mengenai
mengenai
pemberlakuan SNI, ST, dan/atau
pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara
PTC secara
wajib.
wajib.
(7) Tim
(7) Tim menyampaikan
menyampaikan laporan laporan basil
hasil evaluasi
evaluasi kepada
kepada
Kepala
Kepala Badan.
Badan.

Pasal 53
Pasal 53
(1) Dalam bal berdasarkan laporan
(1) Dalam hal berdasarkan laporan basil
hasil evaluasi
evaluasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (7)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (7)
dinyatakan dokumen
dinyatakan dokumen dan dan proses
proses surveilen
surveilen belum
belum
sesuai dengan Peraturan Menteri mengenai
sesuai dengan Peraturan Menteri mengenai
pemberlakuan SNI,
pemberlakuan SNI, ST,
ST, dan/atau PTC PTC secara
secara wajib,
wajib,
Kepala Badan menerbitkan surat pemberitabuan
Kepala Badan menerbitkan surat pemberitahuan
kepada
kepada LSPro LSPro untuk untuk memperbaiki
memperbaiki dan/atau
dan/atau
melengkapi dokumen.
melengkapi dokumen.
(2) Surat
(2) Suratpemberitabuan
pemberitahuan sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada pada
ayat (1) disampaikan secara elektronik melalui SIINas.
ayat (1) disampaikan secara elektronik melalui SIINas.
(3) LSPro sebagaimana
(3) LSPro dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1) wajib
wajib
memperbaiki dan/atau melengkapi dokumen dalam
memperbaiki dan/atau melengkapi dokumen dalam
waktu paling lambat
waktu paling lambat 30 30 (tiga
(tiga pulub)
puluh) bari
hari kalender
kalender
terbitung
terhitung sejak
sejak surat
surat pemberitabuan
pemberitahuan disampaikan.
disampaikan.
(4) Dalam bal:
(4) Dalam hal:
a.
a. LSPro tidak
LSPro tidak memberikan
memberikan klarifikasi
klarifikasi sampai
sampai
dengan batas waktu yang ditentukan; atau
dengan batas waktu yang ditentukan; atau
b. tidak
b. tidak dapatdapat melakukan
melakukan
perbaikan
perbaikan
atas
atas
pemenuban sesuai
pemenuhan penilaian
penilaian kesesuaianMenteri
kesesuaian
yang
yang
dipersyaratkan sesuai
dipersyaratkan dengan Peraturan Menteri
dengan Peraturan
mengenai pemberlakuan SNI,
mengenai pemberlakuan SNI, ST,
ST, dan/atau PTC PTC
secara wajib,
secara wajib,
Kepala Badan
Kepala Badan memerintabkan
memerintahkan LSPro
LSPro untuk
untuk
membekukan sertifikat SNI
membekukan sertifikat atau sertifikat
SNI atau sertifikat kesesuaian.
kesesuaian.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


--27-
27 -

Pasal 54
Pasal 54
(1) Dalam hal berdasarkan laporan
(1) Dalam hal berdasarkan laporan basil
hasil evaluasi
evaluasi
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksuddalam
dalamPasal
Pasal5252 ayat
ayat (7)
(7)
dinyatakan telah memenuhi persyaratan sesuai
dinyatakan telah memenuhi persyaratan sesuai
dengan Peraturan
dengan Peraturan Menteri
Menteri mengenai
mengenai pemberlakuan
pemberlakuan
SNI, ST, dan/atau
SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib, Kepala Badan
PTC secara wajib, Kepala Badan
melakukan validasi
melakukan validasi atas
atas pelaksanaan
pelaksanaan penilaian
penilaian
kesesuaian dalam rangka surveilen.
kesesuaian dalam rangka surveilen.
(2) Validasi sebagaimana
(2) Validasi dimaksudpada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1)
dilakukan secara elektronik melalui SIINas.
dilakukan secara elektronik melalui SIINas.

BAB VII
BAB VII
PEMBINAAN
PEMBINAAN

Pasal 55
Pasal 55
(1) Dalam
(1) Dalam rangka
rangka pelaksanaan
pelaksanaan penerapan
penerapan SNISNI secara
secara
sukarela dan pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC
sukarela dan pemberlakuan SNI, ST, PTC
secara wajib,
secara wajib, Menteri
Menteri melakukan
melakukan pembinaan
pembinaan kepada
kepada
Perusahaan Industri, LPK, sumber daya manusia di
Perusahaan Industri, LPK, sumber daya manusia di
bidang Standardisasi
bidang StandardisasiIndustri,
Industri, dan/atau
dan/atau masyarakat.
masyarakat.
(2) Pembinaan
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1)
dapat berupa
dapat bantuan teknis,
berupa bantuan teknis, konsultasi,
konsultasi, pendidikan
pendidikan
dan pelatihan,
dan pelatihan, promosi dan pemasyarakatan SNI,
promosi dan pemasyarakatan SNI, ST,
ST,
dan/atau PTC,
dan/atau PTC, pemberian fasilitas fiskal
pemberian fasilitas fiskalbudaya
atau
atau
nonfiskal, serta
nonfiskal, serta menumbuhkembangkan budaya
menumbuhkembangkan
Standar.
Standar.

Pasal 56
Pasal 56
(1) Pembinaan
(1) Pembinaan kepada
kepada Perusahaan Industri oleh
Perusahaan Industri oleh Menteri
Menteri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 dapat berupa:
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 dapat berupa:
a.
a. bantuan teknis,
bantuan teknis, konsultasi,
konsultasi, pendidikan
pendidikan dan
dan
pelatihan, promosi
pelatihan, promosi dan
dan pemasyarakatan
pemasyarakatan
Standardisasi
Standardisasi Industri
Industri serta
serta
menumbuhkembangkan budaya Standar; dan
menumbuhkembangkan budaya Standar; dan
b.
b. pembiayaan
pembiayaan dalam
dalam proses
proses penilaian
penilaian kesesuaian
kesesuaian
dan / atau pemberian
dan/atau pemberianfasilitas
fasilitas fiskal sesuai dengan
fiskal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan bagi
ketentuan peraturan perundang-undangan bagi
PerusahaanIndustri
Perusahaan Industri skala
skala kecil dan menengah
kecil dan menengah
yang menerapkan SNI, ST,
yang menerapkan SNI, ST, dan/atau
dan/atau PTC yang
PTC yang
diberlakukan secara
diberlakukan wajib.
secara wajib.
(2) Pelaksanaan
(2) Pelaksanaan pembinaan
pembinaan sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada
pada
ayat (1)
ayat dapat didelegasikan
(1) dapat didelegasikan kepada
kepada pejabat
pejabat pimpinan
pimpinan
tinggi madya di
tinggi madya di lingkungan
lingkungan Kementerian
Kementerian
Perindustrian.
Perindustrian.
(3) Pembinaan
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1)
dapat dilakukan
dapat dilakukan oleh oleh
gubernur
gubernur
dan/atau
dan/atau
bupati/walikota sesuai tugas, fungsi, dan wewenang
bupati/walikota sesuai tugas, fungsi, dan wewenang
masing-masing.
masing-masing.

Pasal 57
Pasal 57
(1) Pembinaan
(1) Pembinaan kepada LPK
kepada LPK oleh
oleh Menteri
Menteri sebagaimana
sebagaimana
dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal
Pasal 55
55 dilakukan
dilakukan dalam
dalam bentuk
bentuk
bantuan teknis, konsultasi, pendidikan, dan pelatihan.
bantuan teknis, konsultasi, pendidikan, dan pelatihan.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


-- 28
28 -

(2) Pelaksanaan
(2) Pelaksanaan pembinaan
pembinaan oleholeh Menteri
Menteri sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1) didelegasikan
didelegasikan kepada
kepada Kepala
Kepala
Badan.
Badan.

Pasal 58
Pasal 58
(1) Kepala Badan menyediakan, meningkatkan,
(1) Kepala Badan menyediakan, meningkatkan, dan dan
mengembangkan sarana
mengembangkan sarana dan
dan prasarana
prasarana laboratorium
laboratorium
pengujian Standar bidang Industri pada wilayah pusat
pengujian Standar bidang Industri pada wilayah pusat
pertumbuhan
pertumbuhan Industri
Industri untuk
untuk kelancaran
kelancaran
pemberlakuan SNI, ST, dan/atau
pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib.
PTC secara wajib.
(2) Dalam
(2) Dalam menyediakan,
menyediakan, meningkatkan,
meningkatkan, dan
dan
mengembangkan sarana dan prasarana laboratorium
mengembangkan sarana dan prasarana laboratorium
pengujian Standar bidang
pengujian Standar bidang Industri
Industri pada wilayah pusat
pada wilayah pusat
pertumbuhan Industri sebagaimana dimaksud pada
pertumbuhan Industri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1),
ayat (1), Kepala
Kepala Badan
Badan dapat
dapat bekerja
bekeija sama
sama dengan
dengan
perangkat daerah yang
perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan di
menyelenggarakan urusan di
bidang perindustrian.
bidang perindustrian.

Pasal 59
Pasal 59
(1) Dalam
(1) Dalamrangka
rangkapengembangan
pengembangan LPK, Menteri melakukan
LPK, Menteri melakukan
kerja sama penilaian kesesuaian:
keija sama penilaian kesesuaian:
a. didi
a. tingkat
tingkatnasional;
nasional; dan
dan
b.
b. didi
tingkat
tingkatinternasional
intemasional
(2) Keija
(2) Kerjasama
sama penilaian
penilaian kesesuaian
kesesuaian di
di tingkat
tingkat nasional
nasional
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksud padaayat
pada ayat(1)(1)huruf
huruf aa
dilakukan dengan
dilakukan dengan pemangku
pemangku kepentingan.
kepentingan.
(3) Kerja sama sebagaimana
penilaian kesesuaian
(3) Keija sama penilaian kesesuaian di tingkat
di tingkat
internasional sebagaimana
intemasional dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1)
huruf b dilakukan dengan negara mitra.
huruf b dilakukan dengan negara mitra.
(4) Bentuk
(4) Bentuk kerja
keija sama
sama penilaian
penilaian kesesuaian
kesesuaian didi tingkat
tingkat
internasional sebagaimana
intemasional dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (3)
(3)
dapat berupa:
dapat berupa:
a. kerja sama perjanjian saling pengakuan
a. keija sama peijanjian saling pengakuan
antarnegara di
antarnegara di bidang regulasi teknis;
bidang regulasi teknis;
b. kerja samaskema
b. keija sama harmonisasi
harmonisasi sistem
sistem penilaian
penilaian
kesesuaian/skema
kesesuaian/ Sertifikasi;
Sertifikasi;
c. kerja sama harmonisasi syarat
c. keija sama harmonisasi syarat mutu
mutu penilaian
penilaian
kesesuaian; dan/atau
kesesuaian; dan/atau
d. berpartisipasi
d. berpartisipasi
aktif
aktif
dalam
dalam
kerja
kerja
sama
sama
multilateral/regional
multilateral/ regional di bidang standardisasi.
di bidang standardisasi.

Pasal 60
Pasal 60
(1) Pembinaan oleh Menteri kepada sumber
(1) Pembinaan oleh Menteri kepada sumber daya manusia
daya manusia
di bidang Standardisasi Industri sebagaimana
di bidang Standardisasi Industri sebagaimana
dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal 55 dapat
Pasal 55 dapat berupa
berupa bantuan
bantuan
teknis, pendidikan, dan
teknis, pendidikan, dan pelatihan.
pelatihan.
(2) Sumber daya manusia didibidang
(2) Sumber daya manusia bidangStandardisasi
Standardisasi
Industri sebagaimana
Industri dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1) terdiri
terdiri
atas:
atas:
a.
a. auditor;
auditor;
b. petugas
b. petugaspengambil
pengambil contoh;
contoh;
c.
c. petugas
petugaspenguji;
penguji;
d.
d. petugas inspeksi atau
petugas inspeksi atau inspektor;
inspektor;
e. pejabat fungsional AMMI;
e. pejabat fungsional AMMI;
f. pejabat fungsional Pembina
pejabat fungsional PembinaIndustri;
Industri;

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 29
29 -

g.
g- PPSI; dan
PPSI; dan
h. PPNSBidang
h. PPNS Bidang Perindustrian.
Perindustrian.
(3) Pelaksanaan pembinaan oleh
(3) Pelaksanaan pembinaan oleh Menteri
Menteri sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat didelegasikan kepada
dimaksud pada ayat (1) dapat didelegasikan kepada
Kepala
Kepala Badan.
Badan.

Pasal
Pasal 61
61
(1) Menteri
(1) Menterimelaksanakan
melaksanakanpembinaan
pembinaan kepada
kepada masyarakat
masyarakat
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksuddalamdalam Pasal
Pasal 5555 berupa
berupa
pemasyarakatan
pemasyarakatan StandardisasiIndustri
Standardisasi Industri dandan
menumbuhkembangkan budaya Standar.
menumbuhkembangkan budaya Standar.
(2) Pelaksanaan
(2) Pelaksanaan pembinaan
pembinaan sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh Dirjen Pembina Industri atau
ayat (1) dilakukan oleh Diijen Pembina Industri atau
Kepala
Kepala Badan
Badan sesuai
sesuai tugas,
tugas, fungsi,
fungsi, dan
dan wewenang
wewenang
untuk melakukan pembinaan jenis-jenis Industri
untuk melakukan pembinaan jenis-jenis Industri
sesuai dengan
sesuai dengan ketentuan
ketentuan peraturan
peraturan perundang-
perundang-
undangan.
undangan.
(3) Pembinaan
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1)
dapat
dapat
dilakukan
dilakukan
oleh
oleh
gubemur
gubemur
dan/atau
dan/ atau
bupati/walikota sesuai tugas, fungsi, dan weweneing
bupati/walikota sesuai tugas, fungsi, dan wewenang
masing-masing.
masing-masing.

BAB VIII
BAB VIII
PENGEMBANGAN STANDARDISASI INDUSTRI
PENGEMBANGAN STANDARDISASI INDUSTRI

Pasal 62
Pasal 62
(1) Pengembangan
(1) Standardisasi Industri
Pengembangan Standardisasi Industri dilakukan
dilakukan
dalam rangka
dalam rangka perencanaan, perumusan, penetapan,
perencanaan, perumusan, penetapan,
dan pemeliharaan
dan Standardisasi Industri.
pemeliharaan Standardisasi Industri.
(2) Pengembangan
(2) Pengembangan Standardisasi
Standardisasi Industri
Industri sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud ayat (1)
pada ayat (1) paling
paling sedikit
sedikit meliputi:
meliputi:
a. teknologi pengujian dan standar mutu
a. teknologi pengujian dan standar mutu barang
barang
dan/atau jasa Industri;
dan/ atau jasa Industri;
b.
b. penerapan
penerapanstandar
standarbidang
bidang Industri;
Industri; dan
dan
c. standar internasional untuk disesuaikan dengan
c. standar internasional untuk disesuaikan dengan
tingkat
tingkat perlindungan,
perlindungan, perbedaan
perbedaan iklim,
iklim,
lingkungan, geologi, geografis, atau kemampuan
lingkungan, geologi, geografis, atau kemampuan
teknologi.
teknologi.
(3) Dalam rangka
(3) Dalam rangkapengembangan
pengembangan Standardisasi Industri
Standardisasi Industri
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri dapat
pada ayat (1), Menteri dapat
melakukan kerja sama Standardisasi Industri.
melakukan kerja sama Standardisasi Industri.
(4) Kerja
(4) Keija sama
sama sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (3)
(3)
meliputi kerja
meliputi kerja sama Standardisasi Industri pada
sama Standardisasi Industri pada
tingkat nasional maupun
tingkat nasional maupun internasional.
internasional.

Pasal 63
Pasal 63
(1) Kerja
(1) Kerjasama
sama Standardisasi Industri di
Standardisasi Industri di tingkat
tingkat nasional
nasional
dilakukan dengan Pelaku Usaha, instansi teknis
dilakukan dengan Pelaku Usaha, instansi teknis
terkait,
terkait, dan
dan para
para pemangku
pemangku kepentingan.
kepentingan.
(2) Kerja sama StandardisasiIndustri
(2) Keija sama Standardisasi Industri di
di tingkat
tingkat
internasional dilakukan
internasional dilakukan dengan negara mitra,
dengan negara mitra, baik
baik
secara bilateral, regional, maupun multilateral.
secara bilateral, regional, maupun multilateral.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 30
30 -

Pasal 64
Pasal 64
(1) Kerja
(1) Keija sama
sama Standardisas
Standardisasii Industri
Industri di
di tingkat
tingkat nasional
nasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1)
dilakukan untuk:
dilakukan untuk:
a. menyinergika
a. menyinergikan n kebutuhan
kebutuhan Standardisas
Standardisasii Industri
Industri
dengan program
dengan program kerja
kerja pemerintah;
pemerintah;
b. memetakan
b. memetakan kemampuan
kemampuan Laboratoriu
Laboratorium m Uji Uji
nasional; dan/atau
nasional; dan/atau
c. meningkatka
c. meningkatkan n harmonisasi
harmonisasi dan dan keberterimaa
keberterimaann
regulasi teknis.
regulasi teknis.
(2) Kerja sama
(2) Kerja sama Standardis
StandardisasiasiIndustri
Industri didi tingkat
tingkat
intemasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
ayat (2) dilakukan untuk:
ayat (2) dilakukan untuk:
a. memperjuan
a. gkan kepentingan
memperjuangkan kepentingan Indonesia
Indonesia dalam
dalam
pengembanganStandar
pengembangan Standar internasional;
intemasional;
b.
b. memfasilita
memfasilitasisi keberterima
keberterimaanan basilhasil penilaian
penilaian
kesesuaian di pasar intemasional;
kesesuaian di pasar internasional;
c. memfasilitas
c. memfasilitasii pencegahan
pencegahan terhadap
terhadap masuknya
masuknya
barang dan/atau
barang dan/atau jasa Industri yang tidak
jasa Industri yang tidak
memenuhi ketentuan
memenuhi ketentuan pemberlakua
pemberlakuann SNI, SNI, ST,
ST,
dan/atau PTC secara wajib;
dan/atau PTC secara wajib;
d. pengembangan Standardisasi
d. pengembangan StandardisasiIndustri Industri dandan
penilaian kesesuaian;
penilaian kesesuaian;dan/atau
dan/atau
e. peningkatan kompetensi sumber
e. peningkatan kompetensi sumber daya
daya manusia
manusia di di
bidang Standardisasi Industri dan penilaian
bidang Standardisasi Industri dan penilaian
kesesuaian.
kesesuaian.

Pasal 65
Pasal 65
Pelaksanaan
Pelaksanaan kerja
kerja sama Standardisa
sama Standardisasisi Industri
Industri
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal
Pasal 64
64 didelegasikan
didelegasikan
kepada pejabat pimpinan tinggi madya di
kepada pejabat pimpinan tinggi madya di lingkungan
lingkungan
Kementerian Perindustrian
Kementerian Perindustrian sesuai
sesuai dengan
dengan lingkup
lingkup tugas
tugas
dan kewenangannya masing-masing.
dan kewenangannya masing-masing.

BAB IX
BAB IX
PENGAWASAN

Bagian Kesatu
Bagian Kesatu
Umum
Umum

Pasal 66
Pasal 66
(1) Menteri melaksanakan pengawasa
Menteri melaksanakan pengawasan n seluruh
seluruh
rangkaian:
rangkaian:
a. penerapan
a. penerapanSNISNIsecara
secara sukarela; dan
sukarela; dan
b. pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC
b. pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara
secara
wajib.
wajib.
(2) Menteri mendelegasi
Menteri mendelegasikankan pelaksanaan
pelaksanaan pengawasan
pengawasan
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksud pada
pada ayat (1) kepada Kepala
ayat (1) kepada Kepala
Badan.
Badan.
(3) Dalam hal
Dalam hal diperlukan,
diperlukan, Menteri
Menteri dapat
dapat menunjuk
menunjuk
lembaga terakreditasi untuk melakukan pengawasan
lembaga terakreditasi untuk melakukan pengawasan
sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
pada ayat (1).
(4) Kriteria dan
Kriteria dan tata
tata cara
carapenunjuka
penunjukann lembaga
lembaga
terakreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
terakreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan oleh
ditetapkan Menteri.
oleh Menteri.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


31 -
-- 31

Pasal 67
Pasal 67
(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud
(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalamdalam Pasal 66
Pasal 66
ayat (1) meliputi:
ayat (1) meliputi:
a. pengawasan
a. pengawasan di di pabrik;
pabrik; dan
dan
b.
b. koordinasi
koordinasi pengawasan
pengawasan di di pasar
pasar dengan
dengan
kementerian
kementerian dan/atau dan/atau lembagalembaga pemerintah
pemerintah
nonkementerian terkait.
nonkementerian terkait.
(2) Pengawasan
(2) Pengawasan di di pabrik
pabrik sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada pada
ayat (1) huruf a mencakup pabrik Perusahaan Industri
ayat (1) huruf a mencakup pabrik Perusahaan Industri
dan pabrik
dan pabrik produsen
produsen di di luar
luar negeri,
negeri, termasuk
termasuk gudang
gudang
perwakilan resmi dan/atau
perwakilan resmi dan/atau pemegang lisensi dari
pemegang lisensi dari
produsen
produsen luarluar negeri
negeri yang
yang berada
berada didi wilayah
wilayah Negara
Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Kesatuan Republik Indonesia.
(3) Koordinasi pengawasan di
(3) Koordinasi pengawasan di pasar
pasarsebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (1) huruf bb dilaksanakan
(1) huruf dilaksanakan secara
secara
bersama-sama
bersama-sama dengan
dengan menteri
menteri yang
yang
menyelenggarakanurusan
menyelenggarakan urusan pemerintahan
pemerintahan di di bidang
bidang
perdagangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perdagangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undang
perundang-undangan. an.
(4) Dalam melaksanakan
(4) Dalam melaksanakan pengawasanpengawasan sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (1),
(1), Kepala
Kepala Badan
Badan menugaskan
menugaskan
PPSIdi
PPSI di lingkungan
lingkungan Kementerian
Kementerian Perindustrian.
Perindustrian.
(5) Dalam
(5) Dalammenugaskan
menugaskanPPSI PPSIsebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud padapada
ayat (4),
ayat (4), Kepala
Kepala Badan
Badan berkoordinasi
berkoordinasi dengan
dengan Dirjen
Diijen
Pembina Industri.
Pembina Industri.
(6) Pelaksanaan
(6) Pelaksanaan pengawasan
pengawasan oleh oleh PPSI
PPSI dapat
dapat melibatkan
melibatkan
PPSI
PPSI
didi
lingkungan
lingkungan
pemerintah
pemerintah
daerah
daerah
provinsi/kabupaten
provinsi/kabupaten/kota /kota yang
yang bersangkutan.
bersangkutan.

Pasal 68
Pasal 68
Pengawasansebagaimana
Pengawasan sebagaimanadimaksud
dimaksuddalam
dalam Pasal
Pasal 66
66
dilakukan secara
dilakukan berkala dan/atau
secara berkala dan/atau secara khusus.
secara khusus.

Pasal 69
Pasal 69
(1) Pengawasan
(1) Pengawasan secara
secara berkala
berkala sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
dalam Pasal 68 dilakukan berdasarkan rencana
dalam Pasal 68 dilakukan berdasarkan rencana
pengawasan.
pengawasan.
(2) Rencana pengawasan
(2) Rencana pengawasan sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1)
ayat (1) disusun
disusun untuk
untuk setiap tahun.
setiap tahun.
(3) Penyusunan
(3) Penyusunan rencana
rencana pengawasan
pengawasan sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (2)(2) dilakukan
dilakukan berkoordinasi
berkoordinasi
dengan Diijen
dengan Dirjen Pembina
Pembina Industri.
Industri.
(4) Rencana pengawasan sebagaimana
(4) Rencana pengawasan dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2)
ayat (2) paling
paling sedikit
sedikit berisi:
berisi:
a.
a. nama SNI, ST dan/atau
nama SNI, ST dan/atau PTC;
PTC;
b.
b. jenis
jenisproduk;
produk;
c. lokasi;
c. lokasi;
d. waktu;
d. waktu;dandan
e. anggaran.
e. anggaran.
(5) Rencana
(5) Rencana pengawasan
pengawasan sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada
pada
ayat (2) disusun dan ditetapkan oleh Kepala Badan.
ayat (2) disusun dan ditetapkan oleh Kepala Badan.

Pasal 70
Pasal 70
(1) Pengawasan
(1) Pengawasan secara
secara khusus
khusus sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
dalam Pasal
dalam 68 dilakukan
Pasal 68 dilakukan berdasarkan:
berdasarkan:

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 32 --
-32

a.
a. laporan
laporan dari
darimasyarakat,
masyarakat, Pelaku
Usaha,
Pelaku Usaha,
dan/atau instansi terkait; dan/atau
instansi terkait;
b.
b. hasil
hasilevaluasi
evaluasi data
data importasi
importasi dan/atau
dan/atau basil
hasil
evaluasi data
evaluasi data neraca
neraca komoditas.
komoditas.
(2) Laporan
(2) Laporan dari
dari masyarakat,
masyarakat, Pelaku
Pelaku Usaha,
Usaha, dan/atau
dan/atau
instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat
instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(1)
huruf
huruf aa dapat
dapat disampaikan
disampaikan secara
secara elektronik
elektronik melalui
melalui
menu
menu pengaduan
pengaduan masyarakat
masyarakat
pada
pada
laman
laman
WWW. kemenperin. go. id.
www.kemenperin.go.id.

Pasal
Pasal 71
71
(1) Data
(1) Data importasi
importasi dan/atau
dan/atau datadata neraca
neraca komoditas
komoditas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1)huruf
huruf
b
b diperoleh
diperoleh dari
dari SIINas yang terintegrasi
SIINas yang terintegrasi dengan
dengan portal
portal
Indonesia
Indonesia National
National Single
Single Window
Window (INSW).
(INSW).
(2) Dalam
(2) Dalam hal
hal SIINas
SIINas tidak
tidak menerima
menerima data
data importasi
importasi
dan/atau data neraca komoditas dari portal INSW,
data neraca komoditas dari portal INSW,
Kepala Badan melalui
Kepala Badan melalui Pusdatin
Pusdatin meminta
meminta datadata
importasi dan/atau
importasi dan/atau datadata neraca
neraca komoditas secara
komoditas secara
manual kepada Kepala Lembaga National
manual kepada Kepala Lembaga National Single
Single
Window.
Window.

Pasal 72
Pasal 72
(1) Kepala Badan melakukan evaluasi terhadap:
(1) Kepala Badan melakukan evaluasi terhadap:
a. laporan
a. laporan dari darimasyarakat,
masyarakat, Pelaku
Pelaku Usaha,
Usaha,
dan/atau instansi terkait sebagaimana dimaksud
dan/atau instansi terkait sebagaimana dimaksud
dalam Pasal
dalam Pasal 7070 ayat
ayat (1)
(1) huruf
huruf a;
a; dan
dan
b. data importasi
b. data importasidan/atau
dan/ataudata neraca
data neracakomoditas
komoditas
sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal
Pasal 71.
71.
(2) Berdasarkan
(2) Berdasarkan evaluasi
evaluasi sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1),
ayat (1), Kepala
Kepala Badan
Badan dapat
dapat melakukan
melakukan pengawasan
pengawasan
secara khusus
secara khusus dengan
dengan menugaskan
menugaskan PPSI.PPSI.
(3) Dalam
(3) Dalammenugaskan
menugaskanPPSI PPSI sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada
pada
ayat (2),
ayat (2), Kepala
Kepala Badan
Badan berkoordinasi
berkoordinasi dengan Diijen
dengan Diijen
Pembina Industri.
Pembina Industri.

Pasal 73
Pasal 73
(1) Terhadap
(1) Terhadap produk
produk tertentu
tertentu yang
yang telah
telah ditetapkan
ditetapkan
pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib
pemberlakuan SN1, ST, PTC secara wajib
dapat dilakukan
dapat dilakukanpengawasan
pengawasan di diKawasan
KawasanPabean.
Pabean.
(2) Pengawasan di Kawasan Pabean sebagaimana
(2) Pengawasan di Kawasan Pabean sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud ayat (1)
pada ayat (1) dilakukan
dilakukan oleh
oleh instansi
instansi yang
yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kepabeanan sesuai
kepabeanan sesuai dengan
dengan ketentuan
ketentuan peraturan
peraturan
perundang-undangan.
perundang-undangan .
(3) Produk
(3) Produktertentu
tertentusebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
ditetapkan oleh
ditetapkan oleh Menteri.
Menteri.

Bagian
Bagian Kedua
Kedua
Pengawasan Penerapan SNI
Pengawasan Penerapan SNI secara
secara Sukarela
Sukarela

Pasal 74
Pasal 74
(1) Dalam melakukan pengawasan penerapan
(1) Dalam melakukan pengawasan penerapan SNI
SNI secara
secara
sukarela, Kepala
sukarela, Kepala Badan
Badan dapat
dapat meminta
meminta LPK
LPK untuk
untuk

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 33
33 -

menyampaikan laporan mengenai


menyampaikan laporan sertifikat kesesuaian
mengenai sertifikat kesesuaian
yang tel^ diterbitkan.
yang telah diterbitkan.
(2) Kepala Badan melakukan
Kepala Badan terhadap laporan
evaluasi terhadap
melakukan evaluasi laporan
sebagaimana dimaksud
sebagaimana ayat (1).
pada ayat
dimaksud pada (1).
(3) Berdasarkan basil evaluasi sebagaimana dimaksud
Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud
pada (2), Kepala
ayat (2),
pada ayat Badan melakukan
Kepala Badan uji petik
melakukan uji petik
kesesuaian di pabrik terhadap penerapan SNI secara
kesesuaian di pabrik terhadap penerapan SNI secara
sukarela.
sukarela.

Pasal 75
Pasal 75
(1) Dalam melaksanakan
Dalam melaksanakan uji petik sebagaimana
uji petik dimaksud
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 74 ayat (3), Kepala Badan melaksanakan
dalam Pasal 74 ayat (3), Kepala Badan melaksanakan
pemeriksaan terhadap:
pemeriksaan terhadap:
a. dokumen legalitas
a. dokumen paling sedikit:
perusahaan paling
legalitasperusahaan sedikit:
perizinanberusaha;
11.. perizinan berusaha;
2. akta pendirian atau dokumen
perusahaan atau
2. akta pendirian perusahaan dokumen
sejenis;
sejenis;
3. sertifikat SNI;
3. sertifikat SNI; dan
dan
4. suratpersetujuan
4. surat Tanda SNI;
penggunaan Tanda
persetujuanpenggunaan SNI;
dan
dan
b. penandaan SNI
b. penandaan pada produk.
SNIpada produk.
(2) Dalam hal
Dalam diperlukan, berdasarkan
hal diperlukan, hasil pemeriksaan
berdasarkan hasil pemeriksaan
dokumen legalitas perusahaan dan penandaan SNI
dokumen legalitas perusahaan dan penandaan SNI
produk sebagaimana
pada produk
pada dimaksud pada
sebagaimana dimaksud ayat (1),
pada ayat (1),
Kepala Badan melakukan pengujian kesesuaian SNI
Kepala Badan melakukan pengujian kesesuaian SNI
yang diterapkan ke Laboratorium Uji yang
yang diterapkan ke Laboratorium Uji yang
terakreditasi.
terakreditasi.

Pasal 76
Pasal 76
(1) Kepala Badan melaporkan hasil
Kepala Badan melaporkan hasilpengawasan
pengawasan
penerapan
penerapan SNI secara sukarela
SNI secara Menteri.
kepada Menteri.
sukarela kepada
(2) Laporan hasil pengawasan penerapan SNI
Laporan hasil pengawasan penerapan SNI seceira
secara
sukarela sebagaimana
sukarela sebagaimana dimaksud pada ayat
dimaksud pada (1) paling
ayat (1) paling
sedikit memuat informasi:
sedikit memuat informasi:
a, waktu
a. waktudan
dantempat pelaksanaanpengawasan;
tempatpelaksanaan pengawasan;
b. identitas Pelaku Usaha;
b. identitas Pelaku Usaha;
c. uraian
c. produk; dan
uraianproduk; dan
d. kesimpulan
d. hasilpengawasan.
kesimpulanhasil pengawasan.

Pasal 77
Pasal 77
Dalam hal hasil pengawasan menyatakan barang
Dalam hal hasil pengawasan menyatakan dan/atau
barang dan/ atau
Industri di
jasa Industri
jasa di pabrik memenuhi SNI
tidakmemenuhi
pabrik tidak SNI yang
yang
diterapkan secaira sukarela, Pelaku Usaha dikenakan
diterapkan secara sukarela, Pelaku Usaha dikenakan
sanksi sesuai dengan
sanksi sesuai peraturan perundang-
ketentuan peraturan
dengan ketentuan perundang-
undangan mengenai standardisasi dan penilaian
undangan mengenai standardisasi dan penilaian
kesesuaian.
kesesuaian.

Bagian Ketiga
Bagian Ketiga
Pengawasan Pemberlakuan SNI,
Pengawasan Pemberlakuan dan/atau PTC
ST,dan/atau
SNI, ST, secara
PTC secara
Wajib
Wajib

78
Pasal 78
Pasal
Dalam melakukan
Dalam pengawasan SNI, ST,
pemberlakuan SNI,
melakukan pengawasan pemberlakuan ST,
dan/atau PTC secara
dan/atau PTC secara wajib pabrik, PPSI
di pabrik,
wajib di melakukan:
PPSI melakukan:
a.
a. pemeriksaan dokumen; dan
pemeriksaan dokumen; dan

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


-- 34
34 -

b.
b. pemeriksaan
pemeriksaanproses
prosesproduksi
produksidan
danpengendalian
pengendalian mutu.
mutu.

Pasal
Pasal 7979
Pemeriksaan dokumen
Pemeriksaan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Pasal
78 huruf a dilakukan terhadap dokumen legalitas
78 huruf a dilakukan terhadap dokumen legalitas
perusahaan, paling sedikit:
perusahaan, paling sedikit:
a. perizinan berusaha;
a. perizinan berusaha;
b.
b. akta
aktapendirian
pendirian perusahaan
perusahaanatau ataudokumen
dokumensejenis;
sejenis;
c. sertifikat
c. SNI
sertilikat SNIatau
atausertifikat
sertifikatkesesuaian;
kesesuaian;
d. surat persetujuan penggunaan Tanda
d. surat persetujuan penggunaan Tanda SNISNI dan/atau
dan/ atau
surat persetujuan
surat persetujuan penggunaan
penggunaan Tanda
Tanda Kesesuaian;
Kesesuaian;
e. bukti kepemilikan merek atau tanda daftar merek;
e. bukti kepemilikan merek atau tanda daftar merek;
f. laporan
f. laporan pemeriksaan / audit.
pemeriksaan /audit, laporan
laporan hasil
hasil
inspeksi/sertifikat inspeksi, laporan hasil uji/sertifikat
inspeksi/ sertifikat inspeksi, laporan hasil uji/ sertifikat
pengujian;
pengujian;
g. perjanjian
g. peijanjian lisensi
lisensi dan
dan bukti
buktipencatatannya
pencatatannya dari dari
instansi yang
instansi yang
berwenang
berwenang
dalam hal
dalam hal tidak
tidak
menggunakan merek sendiri;
menggunakan merek sendiri;
h. bukti
h. buktipengecualian
pengecualianketentuan
ketentuanpemberlakuan
pemberlakuan SNI,SNI, ST,
ST,
dan/atau PTC secara
dan/ atau PTC wajib dalam
secara wajib dalam halhal memproduksi
memproduksi
barang yang dikecualikan dari pemberlakuan SNI,
barang yang dikecualikan dari pemberlakuan SNI, ST,
ST,
dan/atau
dan/ atauPTCPTC secara wajib; dan
secara wajib; dan
i. sertifikat SNI ISO 9001 atau pemyataan
i. sertifikat SNI ISO 9001 atau pemyataan diri diri untuk
untuk
skema Sertifikasi
skema Sertifikasi yang
yang mempersyaratkan.
mempersyaratkan.

Pasal 80
Pasal 80
(1) Pemeriksaan proses produksi dan
(1) Pemeriksaan proses produksi dan pengendalian mutu
pengendalian mutu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf b, paling
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf b, paling
sedikit dilakukan
sedikit dilakukan terhadap:
terhadap:
a. fasilitas
a. fasilitasproduksi
produksiutama;
utama;
b. sarana dan prasarana pengendalian
b. sarana dan prasarana mutu; dan
pengendalian mutu; dan
c. mutu produk.
c. mutu produk.
(2) Pemeriksaan mutu
(2) Pemeriksaan mutu produk
produk sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada ayat (1) huruf c meliputi pemeriksaan penandaan
pada ayat (1) huruf c meliputi pemeriksaan penandaan
produk
produk dan
dan pengujian
pengujian kesesuaian mutu produk
kesesuaian mutu produk sesuai
sesuai
SNI, ST, dan/atau
SNI, ST, dan/atau PTC.
PTC.
(3) Dalam hal pengujian
(3) Dalam hal pengujian kesesuaian
kesesuaian mutu
mutu produk
produk sesuai
sesuai
SNI, ST, dan/atau
SNI, ST, dan/atau PTC sebagaimana dimaksud pada
PTC sebagaimana dimaksud pada
ayat (2),
ayat (2), PPSI melakukan pengujian
PPSI melakukan pengujian ke
ke Laboratorium
Laboratorium
Uji yang terakreditasidan/atau
Uji yang terakreditasi dan/atau ditunjuk Menteri.
ditunjuk Menteri.

Pasal 81
Pasal 81
(1) Dalam
(1) Dalam melakukan
melakukan pengawasan
pengawasan atas
atas pemberlakuan
pemberlakuan
SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib di pasar,
SNI, ST, PTC secara wajib di pasar, Kepala
Kepala
Badan
Badan melakukan
melakukan koordinasi
koordinasi dengan
dengan kementerian/
kementerian/
lembaga pemerintah nonkementerian
lembaga pemerintah nonkementerian terkait.
terkait.
(2) Koordinasi
(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1)
dilakukan melalui
dilakukan melalui penyampaian
penyampaian surat
surat pemberitahuan
pemberitahuan
pengawasan atas pemberlakuan SNI, ST,
pengawasan atas pemberlakuan SNI, ST, dan/atau
PTC secara
PTC secarawajib
wajibdi
di pasar
pasaryang
yangpaling
palingsedikit
sedikit berisi:
berisi:
a.
a. waktu dan tempat pelaksanaan pengawasan; dan
waktu dan tempat pelaksanaan pengawasan; dan
b.
b. permintaan nama petugas/pegawai yang akan
permintaan nama petugas/ pegawai yang akan
disertakan dalam
disertakan dalam pengawasan.
pengawasan.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 35
35 --

Pasal 82
Pasal 82
(1) Dalam
(1) Dalammelaksanakan
melaksanakanpengawasan
pengawasan atas
atas pemberlakuan
pemberlakuan
SNI, ST,
SNI, ST, dan/atau
dan/atau PTC PTC secara wajib di
secara wajib di pasar
pasar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81, PPSI
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81,
melakukan
melakukan pemeriksaan
pemeriksaan mutumutu produk.
produk.
(2) Pemeriksaan mutu produk sebagaimana
(2) Pemeriksaan mutu produk sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada
pada ayat
ayat (1) (1) dilakukan
dilakukan melalui
melaluipemeriksaan
pemeriksaan
penandaan produk dan pengujian kesesuaian mutu
penandaan produk dan pengujian kesesuaian mutu
produk
produk sesuai
sesuai SNI, ST, dan/atau
SNI, ST, dan/atau PTC.
PTC.
(3) PPSI
(3) PPSI melakukan
melakukan pengujian
pengujian kesesuaian mutu produk
kesesuaian mutu produk
sesuai SNI,
sesuai SNI, ST, dan/atau
ST, dan/atau PTC sebagaimana dimaksud
PTC sebagaimana dimaksud
pada ayat (2)
pada ayat (2) ke
ke Laboratorium
Laboratorium UjiUji yang
yang terakreditasi
terakreditasi
dan/atau ditunjuk Menteri.
ditunjuk Menteri.

Pasal 83
Pasal 83
(1) PPSI menyampaikan laporan basil
(1) PPSI menyampaikan laporan hasilpengawasan
pengawasan
pemberlakuan SNI, ST, dan/atau
pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib
PTC secara wajib
kepada
kepada Kepala
Kepala Badan.
Badan.
(2) Laporan
(2) Laporan basil
hasilpengawasan
pengawasan pemberlakuan
pemberlakuan SNI,
SNI, ST,
ST,
dan/atau PTC
dan/atau PTC secara
secara wajib
wajib sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada ayat (1)
pada ayat (1) paling
paling sedikit
sedikit memuat
memuat informasi:
informasi:
a. waktu dan tempat pelaksanaan pengawasan;
a. waktu dan tempat pelaksanaan pengawasan;
b.
b. identitas
identitasPelaku
PelakuUsaba;
Usaha;
c. uraian
c. uraianproduk;
produk;
d. kesimpulan
d. kesimpulanbasil
hasilpengawasan;
pengawasan; dan
dan
e. rekomendasi tindak lanjut basil pengawasan.
e. rekomendasi tindak lanjut hasil pengawasan.
(3) Laporan
(3) Laporan basil
hasilpengawasan
pengawasan sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada ayat (1)
pada ayat disampaikan paling lambat 10 (sepulub
(1) disampaikan paling lambat 10 (sepuluh
bari)
hari) bari
hari kerja
kerja terbitung
terhitung sejak
sejak laporan basil uji
laporan hasil uji
diterbitkan.
diterbitkan.

Pasal 84
Pasal 84
(1) Kepala Badan melaporkan basil
(1) Kepala Badan melaporkan hasilpengawasan
pengawasan
pemberlakuan
pemberlakuan SNI, SNI, ST,ST, dan/atau
dan/atau PTC PTC secara
secara wajib
wajib
kepada Menteri.
kepada Menteri.
(2) Laporan
(2) Laporan basil
hasilpengawasan
pengawasan pemberlakuan
pemberlakuan SNI, SNI, ST,
ST,
dan/atau PTC secara wajib sebagaimana dimaksud
dan/atau PTC secara wajib sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
pada ayat (1) paling
paling sedikit
sedikit memuat
memuat informasi:
informasi:
a.
a. waktu dan tempat pelaksanaan pengawasan;
waktu dan tempat pelaksanaan pengawasan;
b.
b. identitas
identitasPelaku
PelakuUsaba;
Usaha;
c. uraian
c. uraianproduk;
produk;
d. kesimpulan basil
d. kesimpulan hasilpengawasan;
pengawasan; dandan
e.
e. rekomendasi tindak lanjut
rekomendasi tindak lanjut basil pengawasan.
hasil pengawasan.
(3) Laporan
(3) Laporan basil
hasilpengawasan
pengawasan sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada ayat (1)
pada ayat disampaikan secara
(1) disampaikan berkala 11 (satu) kali
secara berkala (satu) kali
dalam 1
dalam 1 (satu)
(satu) tabun
tahun dandansewaktu-waktu
sewaktu-waktu apabila
apabila
diperlukan.
diperlukan.

Pasal 85
Pasal 85
(1) Menteri
(1) Menterimelalui
melaluiKepala Badan memberitabukan
Kepala Badan memberitahukan basil
hasil
pengawasan pemberlakuan SNI,
pengawasan pemberlakuan SNI, ST,
ST, dan/atau
dan/atau PTC
PTC
secara wajib kepada Pelaku Usaba.
secara wajib kepada Pelaku Usaha.
(2) Pemberitabuan
(2) Pemberitahuan sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada
pada ayat
ayat (1)
(1)
dapat disampaikan secara elektronik.
dapat disampaikan secara elektronik.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


-36-
- 36 -

(3) Dalam
(3) Dalamhal
halhasil
hasilpengawasan
pengawasan sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada
pada ayat
ayat (1)
(1) dinyatakan
dinyatakan tidak
tidak memenuhi
memenuhi SNI,
SNI, ST,
ST,
dan/atau PTC
dan/atau PTC yang
yang diberlakukan
diberlakukan secara
secara wajib,
wajib,
pemberitahuan hasil pengawasan disampaikan juga
pemberitahuan hasil pengawasan disampaikan juga
kepada
kepada kementerian/lembaga
kementerian/ lembaga pemerintah
pemerintah
nonkementerian terkait.
nonkementerian terkait.

Pasal 86
Pasal 86
Dalam hal laporan hasil pengawasan
Dalam hal laporan hasil pengawasansebagaimana
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 83 ditemukan dugaan tindak
dimaksud dalam Pasal 83 ditemukan dugaan tindak
pidana,
pidana, PPSI
PPSI berkoordinasi
berkoordinasi dengan
dengan PPNS
PPNS Bidang
Bidang
Perindustrian untuk
Perindustrian untuk ditindaklanjuti.
ditindaklanjuti.
Pasal
Pasal 8787
(1) Dalam hal hasil pengawasan di
(1) Dalam hal hasil pengawasan di pabrik
pabrik menyatakan
menyatakan
barang dan/atau jasa
barang dan/atau jasa Industri
Industri tidak
tidak memenuhi
memenuhi SNI,SNI,
ST, dan/atau PTC yang diberlakukan secara wajib,
ST, PTC yang diberlakukan secara wajib,
Pelaku Usaha
Pelaku wajib menghentikan
Usaha wajib menghentikan kegiatan
kegiatan produksi
produksi
barang dan/atau
barang dan/atau jasa Industri paling lama 3 (tiga)hari
jasa Industri paling lama 3 (tiga) hari
terhitung
terhitung sejak
sejak pemberitahuan
pemberitahuan diterima.
diterima.
(2) Pelaku Usaha melakukan perbaikan atas
(2) Pelaku Usaha melakukan perbaikan atas barang
barang
dan/atau jasa
dan/atau jasa Industri
Industriyang
yang tidak
tidakmemenuhi
memenuhi SNI, SNI, ST,
ST,
dan/atau PTC
dan/atau PTC yangyang diberlakukan
diberlakukan secarasecara wajib
wajib
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam
(3) Dalam hal halperbaikan
perbaikansebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada pada
ayat (2) telah dilakukan, Pelaku Usaha meminta
ayat (2) telah dilakukan, Pelaku Usaha meminta
kepada LSPro yang
kepada LSPro yang telah
telah menerbitkan
menerbitkan sertifikat
sertifikat SNI
SNI
atau sertifikat kesesuaian untuk melakukan surveilen.
atau sertifikat kesesuaian untuk melakukan surveilen.
(4) Dalam
(4) Dalam halhalberdasarkan
berdasarkan hasil hasilsurveilen
surveilensebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud ayat (3)
pada ayat (3) barangdan/atau
barang dan/atau jasa
jasa Industri
Industri
telah memenuhi SNI, ST, dan/atau
telah memenuhi SNI, ST, dan/atau PTC yang
PTC yang
diberlakukan secara
diberlakukan secara wajib,
wajib, LSPro
LSPro menyampaikan
menyampaikan
laporan kepada Menteri melalui Kepala Badan.
laporan kepada Menteri melalui Kepala Badan.
(5) Berdasarkan
(5) Berdasarkan laporan
laporan sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada pada
ayat (4), Kepala Badan atas nama Menteri menerbitkan
ayat (4), Kepala Badan atas nama Menteri menerbitkan
surat pemberitahuan
surat pemberitahuan kepada kepada Pelaku
Pelaku Usaha
Usaha untuk
untuk
melanjutkan kegiatan produksi barang dan/atau jasa
melanjutkan kegiatan produksi barang jasa
Industri.
Industri.
(6) Pelaku
(6) Pelaku Usaha
Usaha yangyang tidak
tidak melakukan
melakukan penghentian
penghentian
kegiatan
kegiatan produksi
produksi sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat
(1) dikenakan sanksi
(1) dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
peraturan perundang-undangan.

Pasal 88
Pasal 88
Dalam
Dalam hal
hal hasil
hasil pengawasan
pengawasan di di pasar
pasar menyatakan
menyatakan barang
barang
tidak memenuhi SNI, ST, dan/atau PTC yang diberlakukan
tidak memenuhi SNI, ST, PTC yang diberlakukan
secara wajib,
secara wajib, Pelaku Usaha wajib:
Pelaku Usaha wajib:
a. menarik
a. menarik seluruh
seluruh barang
barang Industri
Industri yang
yang tidak
tidak
memenuhi SNI,
memenuhi SNI, ST,
ST, dan/atau
dan/atau PTC yang diberlakukan
PTC yang diberlakukan
secara wajib tersebut paling lama 11 (satu)
secara wajib tersebut paling lama (satu) bulan
bulan
terhitung
terhitung sejak
sejak tanggal
tanggal pemberitahuan
pemberitahuan hasil hasil
pengawasan sebagaimanadimaksud
pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal 85
Pasal 85
ayat (1); dan/atau
ayat ( 1) ; dan / atau
b.
b. menghentikan
menghentikan kegiatan
kegiatan impor
impor barang
barang Industri
Industri yang
yang
tidak
tidak memenuhi
memenuhi SNI, SNI, ST,
ST, dan/atau
dan/atau PTC yang
PTC yang

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


-37-
- 37 -

diberlakukan secara
diberlakukan wajib tersebut
secara wajib tersebut paling
paling lama
lama 3
3 (tiga)
(tiga)
hari
hari terhitung
terhitung sejak
sejak tanggal
tanggal pemberitahuan
pemberitahuan basil
hasil
pengawasan.
pengawasan.

Pasal 89
Pasal 89
(1) Dalam melakukan penarikan barang
(1) Dalam melakukan penarikan barangsebagaimana
sebagaimana
dimaksud dalam
dimaksud dalam PasalPasal88 88 huruf
huruf a,
a, Pelaku
Pelaku Usaha
Usaha
men3aisun rencana penarikan barang.
menyusun rencana penarikan barang.
(2) Rencana
(2) Rencana penarikan
penarikan barang barang sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit memuat informasi:
pada ayat (1) paling sedikit memuat informasi:
a. waktu
a. waktu dan
danlokasi
lokasipenarikan
penarikan barang;
barang;
b.
b. identitas
identitas dandanjumlah
jumlahbarang
barangyang
yang ditarik;
ditarik; dan
dan
c. rencana tindak lanjut barang yang ditarik.
c. rencana tindak lanjut barang yang ditarik.
(3) Waktu
(3) Waktupenarikan
penarikanbarang
barangsebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada
pada
ayat (2) huruf a hams memperhitungkan batas waktu
ayat (2) huruf a harus memperhitungkan batas waktu
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksud dalamdalam Pasal
Pasal8888 huruf
humf a.
a.
(4) Pelaku Usaha menyampaikan rencana penarikan
(4) Pelaku Usaha menyampaikan rencana penarikan
barang
barang sebagaimana
sebagaimana dimaksuddimaksud pada
pada ayat
ayat (2)
(2) kepada
kepada
Kepala Badan
Kepala Badanpaling palinglambat
lambat 5 (lima) hari keija
5 (lima) hari kerja
terhitung
terhitung sejak sejak tanggal
tanggal pemberitahuan
pemberitahuan hasil hasil
pengawasan sebagaimanadimaksud
pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal
Pasal 85
85
ayat (1).
ayat (1).

Pasal 90
Pasal 90
(1) Penarikan
(1) Penarikan barang
barang Industri
Industrisebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
dalam Pasal 89 dilakukan oleh Pelaku Usaha.
dalam Pasal 89 dilakukan oleh Pelaku Usaha.
(2) Pelaku
(2) Pelaku Usaha
Usaha sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1)
wajib melakukan penarikan barang dari:
wajib melakukan penarikan barang dari:
a. distributor;
a. distributor;
b.
b. agen;
agen;
c.
c. grosir;
grosir;
d. pengecer;
d. pengecer; dan/atau
e. konsumen.
e. konsumen.
(3) Biaya
(3) Biayapenarikan
penarikanbarang
barangsebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada
pada
ayat (1)
ayat dibebankan kepada
(1) dibebankan kepada Pelaku
Pelaku Usaha.
Usaha.

Pasal 9
Pasal 911
(1) Kepala
(1) Kepala Badan
Badan melakukan
melakukan pemantauan
pemantauan pelaksanaan
pelaksanaan
penarikan barang sebagaimana dimaksud dalam
penarikan barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Pasal
90.
90.
(2) Pelaku
(2) PelakuUsaha
Usaha yang
yang telah
telah selesai melakukan penarikan
selesai melakukan penarikan
barang wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
barang wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
penarikan
penarikan barang
barang kepada
kepada Kepala
Kepala Badan
Badan dengan
dengan
ditembuskan kepada
ditembuskan Dirjen Pembina
kepada Dirjen Pembina Industri.
Industri.
(3) Kepala
(3) Kepala Badan
Badan melaporkan
melaporkan seluruh
seluruh proses
proses peneirikan
penarikan
barang kepada Menteri
barang kepada Menteri paling
paling sedikit
sedikit memuat:
memuat:
a. waktu dan tempat penarikan barang;
a. waktu dan tempat penarikan barang;
b.
b. identitas
identitasdan
danjumlah
jumlahbarang
barangyang
yang ditarik;
ditarik; dan
dan
c. tindak
c. lanjut
tindak lanjutbarang
barangyang
yang ditarik.
ditarik.

Pasal 92
Pasal 92
Pelaku Usaha yang tidak melakukan penarikan
Pelaku Usaha yang tidak melakukan penarikan barang
barang
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksuddalam
dalamPasal
Pasal88
88huruf
huruf aa dikenakan
dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
undangan.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


--38-
38 -

Pasal 93
Pasal 93
Penghentian kegiatan impor sebagaimana dimaksud
Penghentian kegiatan impor sebagaimana dimaksud dalam
dalam
Pasal 88 huruf b dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Pasal 88 huruf b dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan
peraturan perundang-undangan.
perundang-undangan.

Pasal 94
Pasal 94
(1) Menteri menyebarluaskan
Menteri menyebarluaskan informasi
informasi kepada kepada
masyarakat berkenaan dengan barang Industri yang
masyarakat berkenaan dengan barang Industri yang
wajib ditarik dari
wajib ditarik dari peredarannya dan/atau jasa
peredarannya dan/atau jasa Industri
Industri
yang wajib dihentikan kegiatannya oleh Pelaku Usaha.
yang wajib dihentikan kegiatannya oleh Pelaku Usaha.
(2) Penyebaran informasi oleh
Penyebaran informasi oleh Menteri
Menteri sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara
dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara
elektronik melalui
elektronik melalui laman
laman www.kemenperin.go.id.
www.kemenperin.go.id.

Bagian
Bagian Keempat
Keempat
Pengawasan Lembaga Penilaian
Pengawasan Lembaga Penilaian Kesesuaian
Kesesuaian

Pasal 95
Pasal 95
(1) Menteri melakukan pengawasan kepada
Menteri melakukan pengawasan kepada LPKLPK yang
yang
melakukan
melakukan penilaian
penilaian kesesuaian
kesesuaian terhadap
terhadap penerapan
penerapan
SNI secara sukarela dan pemberlakuan SNI,
SNI secara sukarela dan pemberlakuan SNI, ST,
ST,
dan/atau PTC
dan/atau PTC secara wajib.
secara wajib.
(2) Pengawasan LPK sebagaimanadimaksud
Pengawasan LPK sebagaimana dimaksud pada
pada ayat
ayat (1)
(1)
meliputi
meliputi pengawasan
pengawasan terhadap:
terhadap:
a. lingkup kompetensi LPK;
a. lingkup kompetensi LPK; dan
dan
b.
b. pelaksanaan
pelaksanaanpenilaian
penilaiankesesuaian
kesesuaianoleh
oleh LPK.
LPK.
(3) Menteri mendelegasikan pengawasan terhadap LPK
Menteri mendelegasikan pengawasan terhadap LPK
sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud pada
pada ayat
ayat (1)
(1) kepada
kepada Kepala
Kepala
Badan.
Badan.

Pasal 96
Pasal 96
(1) Lingkup kompetensi LPK sebagaimana
Lingkup kompetensi LPK sebagaimana dimaksud
dimaksud
dalam
dalam Pasal
Pasal 9595 ayat
ayat(2)
(2)huruf
huruf aa paling sedikit meliputi:
paling sedikit meliputi:
a. akreditasi LPK;
a. akreditasi LPK;
b.
b. kompetensi
kompetensi AMMI/auditor,
AMMI/auditor, petugas
petugas pengambil
pengambil
contoh, petugas penguji, petugas inspeksi, dan
contoh, petugas penguji, petugas inspeksi, dan
tenaga ahli apabila
tenaga ahli apabila ada;
ada;
c. sarana LPK;
c. sarana LPK;
d. skema
d. skemaSertifikasi
Sertifikasibagi
bagiLSPro;
LSPro;
e. metode inspeksi bagi Lembaga Inspeksi;
e. metode inspeksi bagi Lembaga Inspeksi;
f. metode
f. metode pengujian
pengujianbagibagiLaboratorium
Laboratorium Uji;
Uji; dan
dan
g. kebenaran antara pelaporan kinerja dengan
g. kebenaran antara pelaporan kineija dengan
dokumen
dokumen terkait
terkait penerbitan
penerbitan laporan
laporan hasil
hasil
inspeksi/laporan hasil uji.
inspeksi/ laporan hasil uji.
(2) Pengawasan pelaksanaan
Pengawasan pelaksanaan penilaian
penilaian kesesuaian
kesesuaian oleh
oleh
LPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (2)
LPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (2)
huruf
huruf bb dilakukan
dilakukan melalui:
melalui:
a.
a. pemantauan
pemantauan
dan/atau
dan/ atau penyaksian
penyaksian
atas
atas
pelaksanaan penilaian kesesuaian; dan
pelaksanaan penilaian kesesuaian; dan
b. peninjauan
b. peninjauanatas
atastahapan
tahapanpelaksanaan
pelaksanaan penilaian
penilaian
kesesuaian yang
kesesuaian yang telah
telah dilakukan.
dilakukan.
Pasal 97
Pasal 97
(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95
Pasal 95
dilakukan secara berkala atau secara khusus.
dilakukan secara berkala atau secara khusus.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 39
39 -

(2) Pengawasan
(2) Pengawasan secara
secara berkala
berkala sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada ayat (1)
pada ayat (1) dilakukan
dilakukan paling
paling sedikit
sedikit 1
1 (satu)
(satu) kali
kali
dalam 1
dalam 1 (satu)
(satu) tahun.
tahun.
(3) Pengawasan secara khusus
(3) Pengawasan secara khusus sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada
pada ayat
ayat (1)
(1) dilakukan
dilakukan sewaktu-waktu
sewaktu-waktu berdasarkan
berdasarkan
laporan dari masyarakat, Pelaku Usaha, dan/atau
laporan dari masyarakat, Pelaku Usaha, dan/atau
instansi terkait.
instansi terkait.
(4) Pengawasan
(4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1)
dapat dilakukan
dapat dilakukan melalui
melalui pemeriksaan
pemeriksaan dokumen
dokumen
dan/atau pemeriksaan lapangan.
dan/atau pemeriksaan lapangan.

Pasal 98
Pasal 98
(1) Pengawasan secara berkala sebagaimana
(1) Pengawasan secara berkala sebagaimana dimaksud
dimaksud
dalam Pasal
dalam Pasal 9797 ayat
ayat (2)
(2) dilakukan
dilakukanberdasarkan
berdasarkan
rencana pengawasan.
rencana pengawasan.
(2) Rencana
(2) Rencana pengawasan
pengawasan sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun untuk setiap tahun.
ayat (1) disusun untuk setiap tahun.
(3) Penyusunan
(3) Penyusunan rencanarencana pengawasan
pengawasan sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan berkoordinasi
dimaksud pada ayat (2) dilakukan berkoordinasi
dengan Dirjen
dengan Diijen Pembina Industri.
Pembina Industri.
(4) Rencana
(4) Rencana pengawasan
pengawasan sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2)
ayat paling sedikit
(2) paling sedikit berisi:
berisi:
a. jadwal
a. jadwalpelaksanaan
pelaksanaanpengawasan;
pengawasan;
b. metode pengawasan;
b. metode pengawasan;
c. lokasi
c. lokasipengawasan;
pengawasan; dandan
d. ruang lingkup penunjukan LPK.
d. ruang lingkup penunjukan LPK.
(5) Rencana
(5) Rencana pengawasan disusun dan
pengawasan disusun dan ditetapkan
ditetapkan oleh
oleh
Kepala Badan.
Kepala Badan.

Pasal 99
Pasal 99
(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud
(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal
Pasal 9797
ayat (1)
ayat (1) dilakukan
dilakukan oleholeh unit
unit kerja
kerja di
di lingkungan
lingkungan Badan
Badan
yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
LPK.
LPK.
(2) Unit
(2) Unit kerja
kerjasebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada pada ayat
ayat (1)(1)
menyusun laporan
menyusun laporan hasilhasil pengawasan
pengawasan LPK LPK secara
secara
berkala setiap 3 (tiga) bulan.
berkala setiap 3 (tiga) bulan.
(3) Laporan
(3) Laporan hasil
hasilpengawasan
pengawasan sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada ayat (2) paling sedikit memuat informasi:
pada ayat (2) paling sedikit memuat informasi:
a. waktu
a. waktu dandantempat
tempatpelaksanaan
pelaksanaanpengawasan;
pengawasan;
b. identitas
b. identitasLPK;LPK;
c. kesimpulan
c. kesimpulanhasil hasilpengawasan;
pengawasan; dan dan
d. identitas
d. identitas personel
personelpengawas.
pengawas.
(4) Kepala Badan melakukan evaluasi
(4) Kepala Badan melakukan evaluasi atas
atas laporan
laporan hasil
hasil
pengawasan sebagaimana dimaksud
pengawasan sebagaimana dimaksud padapada ayat
ayat (2).
(2).
(5) Dalam melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud
(5) Dalam melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (4),
pada ayat (4), Kepala
KepalaBadan
Badandapat
dapat membentuk
membentuk tim. tim.
(6) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (5) paling
(6) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (5) paling
sedikit terdiri
sedikit terdiri atas
atas unsur
unsur unit
unit kerja
kerja pimpinan
pimpinan tinggi
tinggi
pratama yang memiliki tugas:
pratama yang memiliki tugas:
a. pengawasan
a. pengawasanLPK; LPK;
b. pelaksanaan,
b. pelaksanaan,
pemantauan,
pemantauan ,
evaluasi,
evaluasi,
dan
dan
pelaporan
pelaporan di di bidang
bidang perumusan,
perumusan, penerapan,
penerapan,
pemberlakuan, dein pengembangan Standardisasi
pemberlakuan, dan pengembangan Standardisasi
Industri;
Industri;

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


--40-
40 -

c.
c. pembinaan industri; dan
pembinaan industri; dan
d.
d. evaluasi dan advokasi hukum.
evaluasi dan advokasi hukum.

Pasal 100
Pasal 100
(1) Kepala
(1) Kepala Badankepada
Badan menyampaikan
menyampaikan laporan
laporan basil
hasil
pengawasan LPK kepada Menteri.
pengawasan LPK Menteri.
(2) Laporan
(2) Laporan basilhasil pengawasan
pengawasan LPK LPKsebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (1)(1) paling sedikit memuat
paling sedikit memuat
informasi:
informasi:
a, waktu
a. waktudan tempat
dan tempatpelaksanaan
pelaksanaanpengawasan;
pengawasan;
b.
b. identitas
identitasLPK;
LPK;
c. kesimpulan
c. kesimpulanbasilhasilpengawasan;
pengawasan; dandan
d. rekomendasi.
d. rekomendasi.
(3) Laporan
(3) Laporan basilhasil pengawasan
pengawasan LPK LPKsebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara berkala
dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara berkala 11
(satu) kali
(satu) kali dalam
dalam satu
satu tabun
tahun dan
dansewaktu-waktu
sewaktu-waktu
apabila diperlukan.
apabila diperlukan.

Pasal
Pasal 101
101
(1) Dalam bal berdasarkan basil
(1) Dalam hal berdasarkan hasilpengawasan
pengawasan LPK LPK
dinyatakan telab
dinyatakan telah melanggar
melanggar ketentuan
ketentuan peraturan
peraturan
perundang-undangan tentang penerapan SNI
perundang-undangan tentang penerapan SNI secara
secara
sukarela dan
sukarela dan pemberlakuan
pemberlakuan SNI, SNI, ST,
ST, dan/atau PTC PTC
secara wajib,
secara wajib, Menteri
Menteri mengenakan sanksi
mengenakan sanksi
administratif kepada
administratif kepada LPK.LPK.
(2) Sanksi
(2) Sanksiadministratif
administratif sebagaimana dimaksudpada
sebagaimana dimaksud padaayat
ayat
(1) berupa:
(1) berupa:
a. peringatan
a. peringatantertulis;
tertulis; dan/atau
dan/atau
b. pencabutan penunjukan disertai
b. pencabutan penunjukan disertai pencantuman
pencantuman
dalam daftar
dalam daftar hitam.
bitam.
(3) Peringatan tertulis sebagaimana
(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud
dimaksud padapada ayat
ayat
(2) buruf
(2) huruf aa diberikan
diberikan paling
paling banyak
banyak 1 1 (satu)
(satu) kali
kali
dengan jangka waktu 15 (lima belas) bari.
dengan jangka waktu 15 (lima belas) hari.
(4) LPK
(4) LPK yang
yang telab
telah dikenai
dikenai sanksi
sanksi administratif
administratif berupa
berupa
peringatan tertulis dan tidak melakukan perbaikan
peringatan tertulis dan tidak melakukan perbaikan
dalam jangka
dalam jangka waktu
waktu sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud ayat
pada ayat
(3) dikenai sanksi administratif berupa pencabutan
(3) dikenai sanksi administratif berupa pencabutan
penunjukan sebagai
penunjukan sebagai LPK.
LPK.
(5) Pencabutan penunjukan sebagai
(5) Pencabutan penunjukan sebagai LPK
LPK sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (4)
(4) disertai
disertai dengan
dengan pencantuman
pencantuman
ke dalam daftar
ke dalam daftar bitam.
hitam.
(6) Menteri mendelegasikan pemberian
(6) Menteri mendelegasikan pemberian sanksi
sanksi berupa
berupa
peringatan
peringatan tertulis
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf
(2) buruf aa kepada
kepada Kepala
Kepala Badan.
Badan.

BABX
BAB X
PETUGAS PENGAWAS STANDAR
PETUGAS PENGAWAS STANDAR INDUSTRI
INDUSTRI

Bagian
Bagian Kesatu
Kesatu
Umum
Umum

Pasal 102
Pasal 102
(1) PPSI
(1) PPS1 terdiri
terdiri atas:
atas:
a. PPSI Kementerian Perindustrian;
a. PPSI Kementerian Perindustrian; dan
dan

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


- 41
41 -

b.
b. PPSI
PPSI pada
pada perangkat
perangkat daerah
daerah
provinsi/kabupaten/kota yang menyelenggarakan
provinsi/kabupaten/kota yang menyelenggarakan
urusan
urusan pemerintahan di bidang
pemerintahan di bidang perindustrian.
perindustrian.
(2) PPSI sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) PPSI sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(1)
dikoordinasikan oleh
dikoordinasikan oleh Kepala
Kepala Badan.
Badan.

Pasal 103
Pasal 103
PPSI
PPSI mempunyai
mempunyai tugas
tugas melaksanakan
melaksanakan pengawasan
pengawasan
terhadap
terhadap penerapan
penerapan SNI
SNI secara
secara sukarela
sukarela
dan
dan
pemberlakuan SNI,ST,
pemberlakuan SNI, ST, dan/atau
dan/atau PTC secara wajib
PTC secara wajib di
di
pabrik dan/atau
pabrik dan/atau di pasar.
di pasar.

Bagian
Bagian Kedua
Kedua
Pengangkatan dan Pemberhentian
Pengangkatan dan Pemberhentian

Pasal 104
Pasal 104
(1) PPSI
(1) PPSI diangkat dan
diangkat dan diberhentikan
diberhentikan oleh
oleh Menteri.
Menteri.
(2) Menteri mendelegasikan kewenangan pengangkatan
(2) Menteri mendelegasikan kewenangan pengangkatan
dein pemberhentian
dan pemberhentian PPSI
PPSI kepada
kepada Kepala
Kepala Badan.
Badan.

Pasal 105
Pasal 105
Untuk dapat diangkat menjadi PPSI,
Untuk dapat diangkat menjadi PPSI, calon
calon PPSI
PPSI harus
harus
memenuhi persyaratan:
memenuhi persyaratan:
a. berstatus Pegawai
a. berstatus PegawaiNegeri
Negeri Sipil
Sipil aktif
aktif pada
pada Kementerian
Kementerian
Perindustrian
Perindustrian atau
atau perangkat
perangkat daerah
daerah
provinsi/kabupate
provinsi/kabupaten/kota n/kota yang menyelenggarakan
yang menyelenggarakan
urusan
urusan pemerintahan
pemerintahan di di bidang
bidang perindustrian
perindustrian dengan
dengan
masa kerja paling
masa keija paling sedikit
sedikit 2
2 (dua) tahun;
(dua) tahun;
b. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan
b. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang
ruang
Ill/a;
HI/ a;
c. berpendidikan paling
c. berpendidikan palingrendah
rendah sarjana
sarjana (SI);
(SI);
d. setiap
d. setiapunsur
unsurpenilaian
penilaianprestasi
prestasikerja
kerjapegawai
pegawai paling
paling
rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
e. sehat jasmani
e. sehat jasmanidandan rohani;
rohani;
f. bebas narkotika; dan
f. bebas narkotika; dan
g.
g- mengikuti
mengikuti dandan dinyatakan lulus pembinaan
dinyatakan lulus pembinaan di di bidang
bidang
pengawasan Standardisasi Industri.
pengawasan Standardisasi Industri.

Pasal 106
Pasal 106
(1) Usulan pengangkatan PPSI disampaikan
(1) Usulan pengangkatan PPSI disampaikan secara secara
tertulis
tertuliskepada
kepada Kepala
Kepala Badan
Badan oleh:
oleh:
a. pejabat pimpinan tinggi madya bagi
a. pejabat pimpinan tinggi madya bagicalon
calon PPSI di
PPSI di
lingkungan Kementerian
lingkungan Perindustrian;
Kementerian Perindustrian;
b.
b. pejabat
pejabatpimpinan
pimpinantinggi
tinggimadya
madyayang
yangmembidangi
membidangi
kesekretariatan
kesekretariatan bagibagi calon
calon PPSI
PPSI didi lingkungan
lingkungan
pemerintah provinsi; atau
pemerintah provinsi; atau
c. pejabat
c. pejabat
pimpinan
pimpinan
tinggi
tinggi
pratama
pratama
yang
yang
membidangi kesekretariatan bagi calon PPSI di
membidangi kesekretariatan bagi calon PPSI di
lingkungan pemerintah kabupaten/kota.
lingkungan pemerintah kabupaten/kota.
(2) Usulan
(2) Usulansebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada
pada ayat
ayat (1)
(1) disertai
disertai
dengan dokumen:
dengan dokumen:
a. fotokopi keputusan
a. fotokopi keputusan pengangkatan
pengangkatan PNS yang
PNS yang
dilegalisir pejabat
dilegalisir pejabat yang
yang berwenang;
berwenang;
b.
b. fotokopi
fotokopi keputusan
keputusan pangkat
pangkat terakhir
terakhir yangyang
dilegalisir pejabat
dilegalisir pejabat yang
yang berwenang;
berwenang;

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


--42
42 -

c. fotokopi
c. fotokopiijazah
ijazahterakhir
terakhiryang yangdilegalisir
dilegalisir pejabat
pejabat
yang
yang berwenang;
berwenang;
d. fotokopi
d. fotokopipenilaian
penilaianprestasi
prestasi kerja
kerja PNS
PNS selama
selama 22
(dua) tahun
(dua) tahun terakhir
terakhir yangyang dilegalisir
dilegalisir pejabat
pejabat yang
yang
berwenang;
berwenang;
e. surat keterangan
e. surat keterangan sehatsehat jasmani
jasmani dan
dan rohani
rohani dari
dari
dokter pemerintah;
dokter pemerintah;
f. surat keterangan bebas
f. surat keterangan bebas narkotika
narkotika dari
dari instansi
instansi
yang
yang berwenang;
berwenang;
g.
g- sertifikat tanda
sertifikat tanda telahtelah mengikuti
mengikuti dan dan lulus
lulus
pembinaan
pembinaan di di bidang
bidang pengawasan
pengawasan Standardisasi
Standardisasi
Industri;
Industri;
h. daftar riwayat
h. daftar riwayathidup;
hidup; dandan
i.i. paspas
foto terbaru
foto terbaruberwarna
berwamadengan dengan latar
latar belakang
belakang
merah ukuran 3x4 (tiga kali empat) cm.
merah ukuran 3x4 (tiga kali empat) cm.
(3) Kepala
(3) Kepala Badan
Badan melakukan
melakukan verifikasi
verifikasi atas
atas kelengkapan
kelengkapan
dan kebenaran dokumen usulan sebagaimana
dan kebenaran dokumen usulan sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (2).
(2).
(4) Dalam melakukan verifikasi sebagaimana
(4) Dalam melakukan verifikasi sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada
pada ayat ayat (3),
(3), Kepala
Kepala BadanBadan menugaskan
menugaskan pejabat
pejabat
pimpinan tinggi pratama yang mempunyai tugas
pimpinan tinggi pratama yang mempunyai tugas
melakukan
melakukan pembinaan
pembinaan PPSI.
PPSI.

Pasal 107
Pasal 107
(1) Dalam
(1) Dalam halhalberdasarkan
berdasarkan basil
hasilverifikasi
verifikasisebagaimana
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) dinyatakan masih
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) dinyatakan masih
terdapat kekurangan dokumen, pejabat pimpinan
terdapat kekurangan dokumen, pejabat pimpinan
tinggi
tinggi pratama
pratama sebagaimana dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Pasal
106 ayat
106 ayat (4)
(4) menyampaikan
menyampaikan surat surat pemberitahuan
pemberitahuan
untuk melengkapi kepada calon PPSI
untuk melengkapi kepada calon PPSI dengan
dengan
ditembuskan kepada
ditembuskan kepada pejabat pengusul.
pejabat pengusul.
(2) Calon
(2) Calon PPSI
PPSI sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1)
harus
harus melengkapi kekurangan dokumen paling lambat
melengkapi kekurangan dokumen paling lambat
5
5 (lima)
(lima) hari
hari kerja
kerjaterhitung sejak tanggal
terhitung sejak tanggal
disampaikannya surat
disampaikannya surat pemberitahuan.
pemberitahuan.
(3) Dalam
(3) Dalam halhalcalon
calonPPSI
PPSI tidak
tidakmelengkapi
melengkapi kekurangan
kekurangan
dokumen sampai dengan batas waktu sebagaimana
dokumen sampai dengan batas waktu sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (2),
(2), usulan
usulan dianggap
dianggap ditarik
ditarik
kembali.
kembali.

Pasal 108
Pasal 108
(1) Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi
(1) Dalam hal berdasarkan hasil verifikasisebagaimana
sebagaimana
dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) usulan dinyatakan
Pasal 106 ayat (3) usulan dinyatakan
telah lengkap dan benar, pejabat pimpinan tinggi
telah lengkap dan benar, pejabat pimpinan tinggi
pratama
pratama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat
(4) membuat
(4) membuat usulan
usulan pengangkatan
pengangkatan calon
calon PPSI
PPSI menjadi
menjadi
PPSI.
(2) Usulan
(2) Usulan pengangkatan
pengangkatan calon
calon PPSI
PPSI menjadi
menjadi PPSI
PPSI
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksud pada
pada ayat
ayat (1)
(1) disampaikan
disampaikan
kepada Kepala Badan.
kepada Kepala Badan.
(3) Kepala
(3) KepalaBadan
Badanmenetapkan
menetapkan pengangkatan
pengangkatan calon
calon PPSI
PPSI
menjadi PPSI dan menerbitkan kartu tanda pengenal
menjadi PPSI dan menerbitkan kartu tanda pengenal
PPSI.
PPSI.
(4) Keputusan
(4) Keputusan pengangkatan
pengangkatan PPSI PPSIdan dan kartu
kartu tanda
tanda
pengenal PPSI disampaikan
pengenal PPSI disampaikan oleh
oleh Kepala Badan kepada
Kepala Badan kepada

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


-43 --
-43

pejabat
pejabat sebagaimana dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat
Pasal 106 ayat
(1).

Pasal 109
Pasal 109
PPSI dapat diberhentikan
PPSI dapat diberhentikan dalam
dalam hal:
hal:
a. diberhentikan sebagai Pegawai
a. diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil;
Negeri Sipil;
b. tidak lagi bertugas di Kementerian Perindustrianatau
b. tidak lagi bertugas di Kementerian Perindustrian atau
perangkat
perangkat daerah
daerah provinsi/kabupaten/kot
provinsi/kabupaten/kotaa yang yang
menyelenggarakanurusan
menyelenggarakan urusan pemerintahan
pemerintahan di di bidang
bidang
perindustrian;
perindustrian;
c. mendapatkan
c. mendapatkanhukuman
hukumandisiplin
disiplinsedang
sedang atau
atau berat;
berat;
d. atas
d. permintaan
atas permintaansendiri
sendirisecara
secara tertulis;
tertulis; atau
atau
e. tidak berkinerja baik berdasarkan evaluasi kineija
e. tidak berkineija baik berdasarkan evaluasi kinerja
PPSI oleh
PPSI oleh pejabat
pejabat pimpinan
pimpinan tinggi
tinggi madya/pratama
madya/pratama
yang membawahi PPSI.
yang membawahi PPSI.

Pasal 110
Pasal 110
(1) Dalam hal PPSI diberhentikan karena
(1) Dalam hal PPSI diberhentikan karena alasan
alasan
sebagaimana
sebagaimana
dimaksud
dimaksud dalam
dalam
Pasal
Pasal
109,
109,
pemberhentian PPSI diusulkan
pemberhentian PPSI diusulkan oleh
oleh pejabat
pejabat pimpinan
pimpinan
tinggi
tinggi madya/pratama
madya/pratama yang yang membawahi
membawahi PPSI PPSI kepada
kepada
Kepala Badan.
Kepala Badan.
(2) Usulan sebagaimana
(2) Usulan dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1)
disampaikan dengan melampirkan:
disampaikan dengan melampirkan:
a. surat
a. usulan
surat usulan pemberhentian
pemberhentianyang yang ditandatangani
ditandatangani
pejabat pimpinan tinggi madya/pratama yang
pejabat pimpinan tinggi madya/pratama yang
membawahi
membawahi PPSI PPSIyang
yang paling
paling sedikit
sedikit memuat
memuat
alasan pemberhentian; dan
alasan pemberhentian; dan
b. dokumen pendukung
b. dokumen pendukungberupa:
berupa:
1. salinan
1. salinan keputusan pejabat
keputusan pejabat
pembina
pembina
kepegawaian
kepegawaian mengenai
mengenai pemberhentian/
pemberhentian/
pengangkatan pemindahan;;
pengangkatan / pemindahan
2. salinan
2. salinan keputusan
keputusan pejabat
pejabat
pembina
pembina
kepegawaian
kepegawaian atau atau pejabat
pejabat yang
yang berwenang
berwenang
memberikan hukuman disiplin sedang atau
memberikan hukuman disiplin sedang atau
berat
berat mengenai
mengenai penjatuhan
penjatuhan hukuman
hukuman
disiplin sedang atau berat;
disiplin sedang atau berat;
3. surat pengunduran
3. surat pengundurandiri sebagai
diri sebagaiPPSI;
PPSI; atau
atau
4. hasil evaluasi kinerja PPSI; dan
4. hasil evaluasi kineija PPSI; dan
c. kartu
c. tanda
kartu tandapengenal
pengenalPPSI.
PPSI.

Pasal 111
Pasal 111
(1) Kepala
(1) Kepala Badan
Badan melakukan
melakukan verifikasi
verifikasi atas
atas usulan
usulan
pemberhentian
pemberhentian PPSI
PPSI sebagaimana dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 110.
Pasal 110.
(2) Dalam melakukan
(2) Dalam melakukan verifikasi
verifikasisebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada
pada ayat
ayat (1),
(1), Kepala
Kepala Badan
Badan menugaskan
menugaskan pejabat
pejabat
pimpinan tinggi pratama yang mempunyai tugas
pimpinan tinggi pratama yang mempunyai tugas
melakukan pembinaan
melakukan pembinaan PPSI.
PPSI.

Pasal 112
Pasal 112
(1) Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi
(1) Dalam hal berdasarkan hasil verifikasisebagaimana
sebagaimana
dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal 111 ayat
Pasal 111 ayat (1)
(1) dinyatakan masih
dinyatakan masih
terdapat
terdapat kekurangan
kekurangan dokumen,
dokumen, pejabat
pejabat pimpinan
pimpinan
tinggi
tinggi pratama
pratama sebagaimana dimaksud dalam Pasal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


--44-
44 -

111 ayat
111 ayat (2)
(2) menyampaikan
menyampaikan surat surat pemberitahuan
pemberitahuan
untuk
untuk melengkapi
melengkapi kepada
kepada pejabat
pejabat pimpinan
pimpinan tinggi
tinggi
madya/pratama yang membawahi PPSI.
madya/pratama yang membawahi PPSI.
(2) Pejabat
(2) Pejabat pimpinan
pimpinan tinggi
tinggi madya/pratama
madya/pratama yang yang
membawahi
membawahi PPSI sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
PPSI sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus melengkapi
harus kekurangan dokumen
melengkapi kekurangan dokumen paling lambat
paling lambat
55 (lima) hari kerjapemberitahuan.
(lima) hari kerja
terhitung sejak tanggal
terhitung sejak tanggal
disampaikannya surat
disampaikannya surat pemberitahuan.
(3) Dalam
(3) Dalam hal
hal pejabat
pejabat pimpinan
pimpinan tinggi
tinggi madya/pratama
madya/pratama
yang membawahi PPSI tidak melengkapi kekurangan
yang membawahi PPSI tidak melengkapi kekurangan
dokumen sampai
dokumen sampai dengan
dengan jangka
jangka waktu
waktu sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), pemberhentian PPSI
dimaksud pada ayat (2), pemberhentian PPSI
ditangguhkan.
ditangguhkan.

Pasal 113
Pasal 113
(1) Dalam
(1) Dalam halhalberdasarkan
berdasarkan hasil
hasilverifikasi
verifikasisebagaimana
sebagaimana
dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal 111 ayat
Pasal 111 ayat (1)
(1) usulan
usulan dinyatakan
dinyatakan
telah lengkap
telah dan benar
lengkap dan benar atau
atau pejabat
pejabat pimpinan
pimpinan tinggi
tinggi
madya/pratama yang membawahi PPSI telah
madya/pratama yang membawahi PPSI telah
melengkapi kekurangan
melengkapi kekurangan dokumen
dokumen sebagaimana
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 112 ayat (1), pejabat pimpinan
dimaksud dalam Pasal 112 ayat (1), pejabat pimpinan
tinggi
tinggi pratama
pratama sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam
dalam Pasal
Pasal
111 ayat (2) membuat usulan pemberhentian PPSI.
111 ayat (2) membuat usulan pemberhentian PPSI.
(2) Usulan
(2) Usulanpemberhentian
pemberhentian PPSI
PPSI sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud
pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala Badan.
pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala Badan.
(3) Kepala
(3) KepalaBadan
Badanmenetapkan
menetapkanpemberhentian
pemberhentianPPSI. PPSI.
(4) Keputusan pemberhentian PPSI disampaikan oleh
(4) Keputusan pemberhentian PPSI disampaikan oleh
Kepala
Kepala Badan
Badan ke
ke pejabat
pejabat pimpinan
pimpinan
tinggi
tinggi
madya/pratama yang membawahi PPSI.
madya/pratama yang membawahi PPSI.

Pasal 114
Pasal 114
(1) Usulan pengangkatan PPSI sebagaimana
(1) Usulan pengangkatan PPSI sebagaimana dimaksud
dimaksud
dalam Pasal
dalam Pasal 108
108 atau
atau usulan
usulan pemberhentian
pemberhentian PPSIPPSI
sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113 ayat (1) dapat
dalam Pasal 113 ayat (1) dapat
disampaikan secara
disampaikan elektronik.
secara elektronik.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyampaian
penyampaian usulan
usulan
pengangkatan
pengangkatan atau
atau pemberhentian
pemberhentian PPSI PPSI sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Badan.
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Badan.

Bagian Ketiga
Bagian Ketiga
Kartu
Kartu Tanda
Tanda Pengenal
Pengenal PPSI
PPSI

Pasal 115
Pasal 115
Kartu tanda pengenal PPSI berlaku
Kartu tanda pengenal PPSI berlaku selama
selama yang
yang
bersangkutan
bersangkutan aktif
aktifsebagai
sebagai PPSI.
PPSI.

Pasal 116
Pasal 116
(1) Dalam
(1) Dalam hal
hal kartu
kartutanda
tandapengenal
pengenal PPSI
PPSI hilang
hilang atau
atau
rusak,
rusak, usulan
usulan penggantian
penggantian kartu
kartutanda
tandapengenal
pengenal PPSI
PPSI
diajukan oleh
diajukan oleh paling
paling rendah
rendah pejabat
pejabat pimpinan
pimpinan tinggi
tinggi
pratama asal PPSI kepada Kepala Badan.
pratama asal PPSI kepada Kepala Badan.
(2) Usulan
(2) Usulanpengajuan
pengajuan penggantian
penggantian kartu
kartu tanda
tanda pengenal
pengenal
PPSI sebagaimana
PPSI sebagaimanadimaksud
dimaksudpada
padaayat
ayat (1)
(1) harus
harus
melampirkan:
melampirkan:
a.
a. saiinan keputusan
salinan keputusan mengenai
mengenai pengangkatan
pengangkatan PPSI;
PPSI;

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


-45-
- 45 -

b.
b. dalam hal:
dalam hal:
1. kartu
1. kartu tanda
tanda pengenal
pengenal
PPSI
PPSI
rusak,
rusak,
melampirkan asli kartu tanda pengenal PPSI;
melampirkan asli kartu tanda pengenal PPSI;
atau
atau
2. kartu
2. kartu tanda
tanda pengenal
pengenal
PPSI
PPSI
hilang,
hilang,
melampirkan
melampirkan surat
surat pernyataan
pernyataan
diri
diri
bermeterai yang
bermeterai yang menyatakan
menyatakan kehilangan
kehilangan
kartu tanda pengenal; dan
kartu tanda pengenal; dan
c.
c. pas foto
pas foto terbaru
terbaru berwarna dengan latar
berwama dengan latar belakang
belakang
merah ukuran
merah ukuran 3x4
3x4 (tiga
(tiga kali
kali empat) cm.
empat) cm.

Pasal 117
Pasal 117
(1) Usulan permohonan penggantian kartu
(1) Usulan permohonan penggantian kartu tanda
tanda
pengenal PPSI yang rusak atau hilang sebagaimana
pengenal PPSI yang rusak atau hilang sebagaimana
dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal 116 ayat
Pasal 116 ayat (1)
(1) dapat
dapat disampaikan
disampaikan
secara elektronik.
secara elektronik.
(2) Ketentuan lebih
(2) Ketentuan lebih lanjut
lanjut mengenai
mengenai penggantian kartu
penggantian kartu
tanda pengenal
tanda PPSI sebagaimana dimaksud pada
pengenal PPSI sebagaimana dimaksud padaayat
ayat
(1) ditetapkan oleh Kepala Badan.
(1) ditetapkan oleh Kepala Badan.

Pasal 118
Pasal 118
Bentuk dan
Bentuk dan format
format kartu
kartu tanda
tandapengenal
pengenal PPSI ditetapkan
PPSI ditetapkan
oleh Kepala Badan.
oleh Kepala Badan.

Bagian Keempat
Bagian Keempat
Pembinaan di
Pembinaan di Bidang
Bidang Pengawasan
PengawasanStandardisasi
StandardisasiIndustri
Industri

Pasal 119
Pasal 119
(1) Pembinaan di bidang pengawasan
(1) Pembinaan di bidang pengawasan Standardisasi
Standardisasi
Industri diberikan
Industri diberikan untuk
untukcalon
calonPPSI
PPSI dan
dan PPSI.
PPSI.
(2) Pembinaan di bidang pengawasan Standardisasi
(2) Pembinaan di bidang pengawasan Standardisasi
Industri sebagaimana
Industri sebagaimana dimaksuddimaksudpada pada ayat
ayat (1)
(1)
diselenggarakan oleh
diselenggarakan oleh Kepala
Kepala Badan.
Badan.
(3) Pembinaan di bidang pengawasan
(3) Pembinaan di bidang pengawasan Standardisasi
Standardisasi
Industri sebagaimana
Industri sebagaimana dimaksuddimaksudpada pada ayat
ayat (2)
(2)
merupakan syarat
merupakan syarat untuk
untuk dapat
dapat diangkat
diangkat menjadi
menjadi PPSI.
PPSI.
(4) Untuk
(4) Untuk dapat
dapat mengikuti
mengikuti pembinaan
pembinaan di di bidang
bidang
Standardisasi Industri, calon PPSI paling sedikit harus
Standardisasi Industri, calon PPSI paling sedikit hams
memenuhi persyaratan:
memenuhi persyaratan:
a. berstatus
a. berstatus Pegawai NegeriSipil
Pegawai Negeri Sipil aktif
aktif pada
pada
Kementerian Perindustrian
Kementerian Perindustrian atauatau perangkat
perangkat
daerah
daerah provinsi / kabupaten / kota
provinsi/kabupaten/kota yang
yang
menyelenggarakan urusan
menyelenggarakan pemerintahan di
umsan pemerintahan di
bidang perindustrian;
bidang perindustrian;
b. pangkat
b. pangkatpaling
palingrendah
rendahPenata
Penata Muda
Muda golongan
golongan
mang III/a;
ruang Ill/a;
c. berpendidikan
c. berpendidikanpaling
palingrendah
rendah sarjana (SI); dan
sarjana (SI); dan
d. sehat
d. sehatjasmani
jasmanidan dan rohani.
rohani.

Pasal 120
Pasal 120
Penyelenggaraan pembinaandidi bidang
Penyelenggaraan pembinaan bidang pengawasan
pengawasan
Standardisasi Industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Standardisasi Industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
119 dilaksanakan
119 dilaksanakan dengan
dengan tahapan:
tahapan:
a. pengumuman;
a. pengumuman;
b. pengusulan
b. pengusulancalon
calonpeserta;
peserta;

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


--46-
46 -

c. pelaksanaan;
c. pelaksanaan; dan
dan
d. pelaporan.
d. pelaporan.

Pasal 121
Pasal 121
(1) Pengumuman sebagaimana dimaksud
(1) Pengumuman sebagaimana dimaksud dalam
dalam Pasal
Pasal
120 huruf
120 huruf a dilakukan oleh
a dilakukan oleh Kepala Badan.
Kepala Badan.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada
pada ayat
ayat (1)
(1)
paling sedikit
paling sedikit memuat:
memuat:
a. jadwal waktu
a. jadwal waktupelaksanaan
pelaksanaanpembinaan; dan
pembinaan; dan
b. syarat calon peserta pembinaan.
b. syarat calon peserta pembinaan.
(3) Pengumuman
(3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (2)
(2)
dapat disampaikan secara elektronik melalui laman
dapat disampaikan secara elektronik melalui laman
www.kemenperin.go.id.
www. kemenperin .go.id.

Pasal 122
Pasal 122
(1) Pengusulan calon peserta sebagaimana
(1) Pengusulan calon peserta sebagaimana dimaksud
dimaksud
dalam Pasal
dalam Pasal120 120huruf
hurufbbdilakukan
dilakukan oleh
olehpimpinan
pimpinanunit unit
kerja paling rendah pimpinan tinggi pratama pada unit
kerja paling rendah pimpinan tinggi pratama pada unit
kerja di
kerja di lingkungan
lingkungan Kementerian Perindustrian atau
Kementerian Perindustrian atau
perangkat daerah provinsi/kabupaten/kota yang
perangkat daerah provinsi/kabupaten/kota yang
menyelenggarakanurusan
menyelenggarakan urusan pemerintahan
pemerintahandidi bidang
bidang
perindustrian kepada
perindustrian kepada Kepala Badan.
Kepala Badan.
(2) Usulan sebagaimana dimaksud
(2) Usulan sebagaimana dimaksud padapada ayat
ayat (1)
(1) paling
paling
sedikit memuat:
sedikit memuat:
a. fotokopi keputusan
a. fotokopi keputusanpengangkatan
pengangkatanPegawai
Pegawai Negeri
Negeri
Sipil yang
Sipil yang dilegalisir
dilegalisir oleh
oleh pejabat
pejabat yang
yang berwenang;
berwenang;
b. fotokopi keputusan pangkat terakhir yang
b. fotokopi keputusan pangkat terakhir yang
dilegalisir oleh
dilegalisir oleh pejabat
pejabat yang
yang berwenang;
berwenang;
c. fotokopi ijazah terakhir yang dilegalisir
c. fotokopi ijazah terakhir yang dilegalisir oleh
oleh
pejabat yang
pejabat yang berwenang;
berwenang;
d. surat keterangan sehat
d. surat keterangan sehat jasmani dan rohani
jasmani dan rohani daridari
dokter pemerintah;
dokter pemerintah;
e. daftar
e. daftarriwayat
riwayathidup;
hidup; dan
dan
f. paspas
f. foto terbaru
foto terbaruberwama
berwamadengandengan latar
latar belakang
belakang
merah ukuran 3x4 sebanyak 4 (empat) buah.
merah ukuran 3x4 sebanyak 4 (empat) buah.
(3) Kepala Badan
(3) Kepala Badan menugaskan
menugaskan pejabatpejabat pimpinan
pimpinan tinggi
tinggi
pratama yang mempunyai tugas di bidang pembinaan
pratama yang mempunyai tugas di bidang pembinaan
PPSI untuk
PPS1 untuk melakukan
melakukan pemeriksaan
pemeriksaan administratif
administratif
terhadap usulan
terhadap usulan yang diterima.
yang diterima.

Pasal 123
Pasal 123
(1) Berdasarkan hasil pemeriksaan administratif
(1) Berdasarkan hasil pemeriksaan administratif
sebagaimanadimaksud
sebagaimana dimaksuddalam dalamPasal
Pasal122
122 ayat
ayat (3),
(3),
Kepala Badan mengumumkan calon peserta
Kepala Badan mengumumkan calon peserta
pembinaan di
pembinaan di bidang
bidang pengawasan
pengawasan Standardisasi
Standardisasi
Industri.
Industri.
(2) Pengumuman
(2) Pengumuman caloncalon peserta pembinaandidi bidang
peserta pembinaan bidang
pengawasan Standardisasi Industri sebagaimana
pengawasan Standardisasi Industri sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (!)
(1) dapat
dapat disampaikan
disampaikan secara
secara
elektronik
elektronik
paling
paling
www.kemenperin.go.id.
www. kemenperin.go.id . sedikit
sedikit
melalui
melalui
laman
laman

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


-- 47
47 --

Pasal 124
Pasal 124
Pelaksanaan pembinaan di
Pelaksanaan pembinaan di bidang
bidangpengawasan
pengawasan
Standardisasi Industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Standardisasi Industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
120 huruf
120 huruf cc dilakukan
dilakukandengan
dengan metode:
metode:
a. penyampaian materi paling sedikit
a. penyampaian materi paling sedikit berupa:
berupa:
1. program,
1. program,tugas,
tugas,dan
danfungsi
fungsiPPSI;
PPSI;
2. dasar hukum pemberlakuan SNI,
2. dasar hukum pemberlakuan SNI, ST,
ST, dan/atau
dan/atau
PTC secara wajib;
PTC secara wajib;
3. proses
3. proses produksi
produksi dan dan pengendalian
pengendalian mutu mutu
produksi;
produksi;
4. sistem manajemen
4. sistem manajemen mutu;
mutu;
5. tata cara pengambilan contoh
5. tata cara pengambilan contoh padat,
padat, semi
semi padat,
padat,
dan cair;
dan cair; dan
dan
6. tata cara pengawasan;
6. tata cara pengawasan;
b.
b. praktik
praktikpengawasan;
pengawasan; dan
dan
c. ujian dan evaluasi.
c. ujian dan evaluasi.

Pasal 125
Pasal 125
(1) Peserta yang telah mengikutidan
(1) Peserta yang telah mengikuti danlulus
lulus pembinaan
pembinaandi di
bidang
bidang pengawasan Standardisasi Industri diberikan
pengawasan Standardisasi Industri diberikan
sertifikat.
sertifikat.
(2) Sertifikat sebagaimana
(2) Sertifikat dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1)
(1)
diterbitkan dan
diterbitkan dan ditandatangani
ditandatangani oleh
oleh Kepala
Kepala Badan.
Badan.

Pasal 126
Pasal 126
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
pembinaan di bidang pengawasan Standardisasi Industri
pembinaan di bidang pengawasan Standardisasi Industri
ditetapkan oleh Kepala Badan.
ditetapkan oleh Kepala Badan.

BAB XI
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 127
Pasal 127
(1) Sertifikat produk penggunaan Tanda
(1) Sertifikat produk penggunaan Tanda SNI
SNI yang
yang telah
telah
diterbitkan sebelum
diterbitkan Peraturan Menteri ini berlaku,
sebelum Peraturan Menteri ini berlaku,
berlaku sebagai sertifikat
berlaku sebagai sertifikat SNI
SNI dan
dan surat
surat persetujuan
persetujuan
penggunaan Tanda
penggunaan Tanda SNI.
SNI.
(2) Produk atau barang yang
(2) Produk atau barang yang telah
telah memperoleh sertifikat
memperoleh sertifikat
produk penggunaan Tanda SNI dikecualikan dari
produk penggunaan Tanda SNI dikecualikan dari
kewajiban
kewajiban dibubuhi
dibubuhi tanda
tanda elektronik
elektronik sebagaimana
sebagaimana
dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal
Pasal49 49 hingga
hinggadiatur
diatur lebih
lebih lanjut
lanjut
dalam Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan SNI
dalam Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan SNI
secara wajib
secara wajib untuk
untuk produk
produk atauatau barang yang
barang yang
bersangkutan.
bersangkutan.

Pasal 128
Pasal 128
(1) LPK yang telah ditunjuk oleh
(1) LPK yang telah ditunjuk oleh Menteri
Menteri sebelum
sebelum
berlakunya Peraturan
berlakunya Peraturan Menteri
Menteri ini, dievaluasi dalam
ini, dievaluasi dalam
jangka
jangka waktu
waktu paling
paling lambat
lambat 12 12 (dua
(dua belas)
belas) bulan
bulan
terhitung sejak
terhitung sejak Peraturan
Peraturan Menteri ini berlaku.
Menteri ini berlaku.
(2) LPK yang masih dalam
(2) LPK yang masih dalam proses
proses penunjukan,
penunjukan, proses
proses
penunjukannya dilakukan sesuai dengan ketentuan
penunjukannya dilakukan sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Menteri
dalam Peraturan Menteri ini.
ini.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


--48-
48 -

(3) Evaluasi sebagaimana


Evaluasi sebagaimana dimaksuddimaksudpada pada ayat
ayat (1)
(1)
dilakukan untuk menilai pemenuhan persyaratan atau
dilakukan untuk menilai pemenuhan persyaratan atau
kriteria
kriteria LPK
LPK sebagaimana dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16.
Pasal 16.
(4) Dalam hal berdasarkan basil evaluasi sebagaimana
Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat (2);
(2):
a. LPK
a. LPK yang
yang telah
telah ditunjuk
ditunjuk tidak
tidakmemenuhi
memenuhi
persyaratan atau
persyaratan atau kriteria
kriteria LPK
LPKsebagaimana
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16, Menteri mencabut
dimaksud dalam Pasal 16, Menteri mencabut
penunjukannya;
penunjukannya; dan dan
b. LPK yang telah ditunjuk memenuhi
b. LPK yang telah ditunjuk memenuhipersyaratan
persyaratan
atau kriteria
atau kriteria LPK
LPK sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam
dalam
Pasal
Pasal 16, LPK.
16, Menteri menetapkan kembali
Menteri menetapkan kembali
penunjukan
penunjukan LPK.
(5) Evaluasi sebagaimana
Evaluasi dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (3)
(3) dapat
dapat
dilakukan melalui evaluasi kompetensi sebagaimana
dilakukan melalui evaluasi kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal
Pasal 23.
23.

Pasal 129
Pasal 129
Proses penilaian kesesuaian yang
Proses penilaian kesesuaian yang dilakukan
dilakukan sebelum
sebelum
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri ini
ini berlaloa
berlaku dan
dan masih
masih berjalan,
beijalan,
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri mengenai
mengenai pemberlakuan SNI, ST,
pemberlakuan SNI, ST,
dan/atau PTC secara wajib.
dan/ atau PTC secarawajib.

Pasal 130
Pasal 130
Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan
Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan SNI,
SNI, ST,
dan/atau
dan /atau PTC
PTC secara
secara wajib
wajib yang
yang telah
telah diberlakukan
diberlakukan
sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, tetap berlaku
sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, tetap berlaku
sampai dengan
sampai dengan dilakukan
dilakukan penyesuaian
penyesuaian berdasarkan
berdasarkan
Peraturan Menteri ini.
Peraturan Menteri ini.

Pasal 131
Pasal 131
Pegawai Negeri
(1) Pegawai Negeri Sipil
Sipil di
di lingkungan
lingkungan Kementerian
Kementerian
Perindustrian
Perindustrian atau
atau pada
pada perangkat
perangkat
daerah
daerah
provinsi/kabupaten/kota
provinsi/kabupaten/kota yang yang menyelenggarakan
menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang
urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang
telah diangkat
telah diangkat dan dan ditetapkan
ditetapkan sebagai
sebagai Petugas
Petugas
Pengawas Standar Barangdan/atau
Pengawas Standar Barang dan/atau Jasa di Pabrik
Jasa di Pabrik
sesuai dengan
sesuai dengan Peraturan
Peraturan Menteri
Menteri Perindustrian
Perindustrian Nomor
Nomor
86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang
Indonesia Bidang Industri
Industri dapat
dapat langsung diusulkan
langsung diusulkan
untuk
untukditetapkan
ditetapkansebagai
sebagaiPPSI.
PPSI.
(2) Usulan
Usulan penetapan
penetapan Petugas
Petugas Pengawas Standar Barang
Pengawas Standar Barang
dan/atau Jasa
dan/atau Jasa didiPabrik
Pabriksebagai
sebagaiPPSI
PPSIsebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pimpinanunit
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pimpinan unit
kerja
keija asal
asal Petugas PengawasStandar
Petugas Pengawas StandarBarang
Barangdan/atau
dan/atau
Jasa di
Jasa di Pabrik
Pabrik kepada
kepada Kepala Badan paling
Kepala Badan paling lambat
lambat 3 3
(tiga) bulan terhitung sejak Peraturan Menteri ini
(tiga) bulan terhitung sejak Peraturan Menteri ini
berlaku.
berlaku.
(3) Usulan
Usulan peralihan
peralihan Petugas
Petugas Pengawas Standar Barang
Pengawas Standar Barang
dan/atau Jasa di Pabrik menjadi PPSI sebagaimana
dan/atau Jasa di Pabrik menjadi PPSI sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat
ayat {2}
(2) harus
harus dilengkapi
dilengkapi dengan
dengan
sertifikat pelatihan Petugas Pengawas Standar Barang
sertifikat pelatihan Petugas Pengawas Standar Barang
dan/atau Jasa
dan/atau Jasa di
di Pabrik.
Pabrik.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


49 -
--49-

BAB XII
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 132
Pasal 132

Pada
Pada saat Peraturan Menteri
saat Peraturan ini mulai
Menteriini berlaku, ketentuan
mulai berlaku, ketentuan
pelaksanaan dari:
pelaksanaan dari:
a. Peraturan Menteri
a. Peraturan Nomor 86/M-IND/
Perindustrian Nomor
Menteri Perindustrian 86/M-IND/
PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia
PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia
Bidang Industri (Berita Negara Republik Indonesia
Bidang Industri (Berita Negara Republik Indonesia
tahun 2009
tahun Nomor 308);
2009 Nomor dan
308); dan
b. Peraturan
Peraturan Menteri Perindustrian Tahun 2018
Nomor 44 Tahun
Menteri Perindustrian Nomor 2018
tentang Tata Cara Pengawasan Pemberlakuan
tentang Tata Cara Pengawasan Pemberlakuan
Standardisasi Industri secara
Standardisasi Industri (Berita Negara
Wajib (Berita
secara Wajib Negara
Republik Indonesia
Republik Indonesia Tahun Nomor 196),
2018 Nomor
Tahun 2018 196),
dinyatakan
dinyatakan masih tetap berlaku
masih tetap sepanjang tidak
berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
ini.
ini.

Pasal 133
Pasal 133
Pada saat Peraturan
Pada saat Menteriini
Peraturan Menteri mulai berlaku:
ini mulai berlaku:
a. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
a. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/
86/M-IND/
PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia
PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia
Bidang Industri (Berita Negara Republik Indonesia
Bidang Industri (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2009
Tahun Nomor 308);
2009 Nomor dan
308); dan
b. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
b. Peraturan Menteri Perindustrian Tahun 2018
Nomor 44 Tahun 2018
tentang Tata
tentang Pengawasan Pemberlakuan
CaraPengawasan
Tata Cara Pemberlakuan
Standardisasi Industri secara Wajib (Berita Negara
Standardisasi Industri secara Wajib (Berita Negara
Republik Indonesia
Republik Indonesia Tahun Nomor 196),
2018 Nomor
Tahun 2018 196),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 134
Pasal 134
Peraturan Menteri mengenai SNI, ST,
pemberlakuan SNI,
Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan ST,
dan/atau PTC
dan/atau PTC secara wajib yang
secara wajib telah diberlakukan
yang telah diberlakukan
sebelum PeraturanMenteri
sebelum Peraturan ini berlaku, wajib dilakukan
Menteriini berlaku, wajib dilakukan
penyesuaian paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan
penyesuaian paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan
Menteri ini berlaku.
Menteri ini berlaku.

Pasal 135
Pasal 135
Peraturan
Peraturan Menteri ini mulai berlaku
Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
pada tanggal
diundangkan.
diundangkan.

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022


--50-
50 -

Agar setiap
Agar setiap orang
orangmengetahuinya,
mengetahuinya, memerintahkan
memerintahkan
pengundangan
pengundangan
Peraturan
Peraturan Menteri
Menteri
ini
ini dengan
dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
Ditetapkan di Jakarta
pada
pada tanggal
tanggal 1
1 November
November 2022
2022

MENTERI PERINDUSTRIAN
MENTERI PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA,
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.
ttd.

AGUS GUMIWANG KARTASASMITA


AGUS GUMIWANG KARTASASMITA

Diundangkan di
Diundangkan di Jakarta
Jakarta
pada tanggal 4 November 2022
pada tanggal 4 November 2022

MENTERI HUKUM DAN


MENTERI HUKUM DAN HAK
HAK ASASI
ASASI MANUSIA
MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.
ttd.

YASONNA H. LAOLY
YASONNA H. LAOLY

BERITA NEGARA
BERITA NEGARA REPUBLIK
REPUBLIK INDONESIA
INDONESIATAHUN
TAHUN2022
2022 NOMOR
NOMOR 11120
120

Salinan sesuai
Salinan dengan aslinya
sesuai dengan aslinya
^^i=:=^Sekretariat Jenderal
rÿSelsxetariat Jenderal
■^.t'^^JJJgmenterian Perindustrian
terian Perindustrian
>ala Bk-o Hukum,
k/ic/
ic /

*■k In / 0
Q
v 4rYQSsyeArdiamngsih
Ardianmgsih
A/S’51
vI

PUGUH A. SUWIDYANTO | DIUNDUH PADA 24 NOVEMBER 2022

Anda mungkin juga menyukai