Latar Belakang
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, kita akan dihadapkan pada perubahan dan
perkembangan IPTEK yang sangat cepat. Demikian juga halnya dengan kebudayaan akan
berkembang seiring dengan perkembangan IPTEK tersebut. Globalisasi adalah masalah kehidupan
modern yang tak terhindarkan. Globalisasi menimbulkan bahaya dan harapan. Proses globalisasi
yang meliputi semua aspek kehidupan modern (ekonomi, politik, dan kultural) tercemin dalam
kesadaran sosial.1.
permasalahan serius, anatara lain adalah kenakalan remaja, mengingat remaja adalah suatu
kelompok usia yang diharapkan menjadi penerus generasi di masa yang akan datang. 2 Kenakalan
remaja merupakan suatu problem sosial, kenakalan remaja dipandang sebagai suatu problem sosial
karena beberapa sebab yaitu, kenakalan remaja dapat mengganggu ketertiban sosial dan hukum,
kenakalan remaja dapat merugikan perkembangan generasi muda itu sendiri, kenakalan remaja
dapat menggangu jalannya perkembangan sosial pedagogis, sosial ekonomi, dan kebudayaan
bangsa.3
Dalam kenyataan, banyak sekali faktor yang menyebabkan kenakalan remaja maupun
kelainan prilaku remaja pada umumnya. Kenakalan remaja yang dimaksud disini adalah prilaku
yang menyimpang dari kebiasaan atau melanggar hukum.4 Dalam hal ini disebutkan jenis
1
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta: PRENADA, 2004), h. 112
2
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2015)h. 366.
3
Ibid., h.368.
4
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 256.
1
kenakalan remaja yaitu kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain
seperti pelacuran, hubungan seks sebelum nikah dan penyalahgunaan obat (narkoba).
Narkoba merupakan kepanjangan dari narkotika, psikotropika dan obat yang berbahaya.
Narkoba dikatakan sebagai bahan berbahaya bukan hanya karena terbuat dari bahan kimia, tetapi
juga karena sifatnya yang dapat membahayakan penggunanya bila digunakan secara bertentangan
atau melawan hukum. Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif merupakan istilah kedokteran untuk
sekelompok zat yang jika masuk kedalam tubuh manusia dapat menyebabkan ketergantungan
(adiktif) dan mempengaruhi sistem kerja otak (psikoaktif).5 Tingkat ketergantungan para pecandu
Seperti diketahui, narkoba dan minuman yang mengandung alkohol mempunyai dampak
terhadap sistem syaraf manusia yang menimbulkan beberapa perasaan. Sebagian narkoba itu
meningkatkan gairah, semangat, dan keberanian, sebagian lagi menimbulkan perasaan mengatuk,
sedangkan yang lain bisa menyebabkan rasa tenang dan nikmat sehingga bisa melupakan segala
kesulitan. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap psikis yaitu lamban kerja, ceroboh kerja,
gelisah, cenderung menyakiti diri, pengkhayal, sulit berkonsentrasi dan hilangnya kepercayaan
diri.6 Pada akhirnya para pecandu narkoba mulai terpengaruh kepribadiannya atau sifatnya dalam
Membicarakan karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Karakter adalah
mustika hidup yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Orang-orang yang
berkarakter kuat dan baik secara individual maupun social ialah mereka yang memiliki akhlak,
5
Setiyawati, et al., Buku Seri Bahaya Narkoba Jilid 1, (Surakarta: PT Tirta Asah Jaya, 2015), h. 2.
6
Paisol Burlian, Patologi Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 197.
2
moral dan budi pekerti yang baik. Mengingat begitu urgennya karakter, maka institusi pendidikam
dan rohani manusia melalui ajaran Islam dengan memperhatikan fitrah manusia yang ada pada diri
manusia dimana manusia mampu malaksanakan tugas-tugas hidupnya sesuai dengan tujuan
pencipta-Nya.8
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak
mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan
Pendidikan Agama Islam secara terminologis pendidikan Agama Islam berorientasi tidak
hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan agama yang sifatnya Islamologi, melainkan lebih
menekankan aspek mendidik dengan arah pembentukan pribadi Muslim yang ta’at, berilmu dan
beramal shalih.10
Dengan demikian Pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan individu atau
Kepada Muhammad SAW. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal saleh. Oleh
karena itu, pendidikan Islam merupakan pendidikan iman dan pendidikan amal. Karena ajaran
Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadimasyarakat menuju kesejahteraan hidup
7
Zubaedi, Desain Pendidikan karakter, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet.1, h, 1
8
Akmal Hawi, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2005), h.159
9
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 21
10
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 25
3
perorangan dan bersama, maka pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan
masyarakat.11
Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam menjadi salah satu solusi penting dan tepat
dalam merehabilitasi pengguna narkoba untuk membimbing, melatih dan mengembalikan mental
mantan pengguna narkoba. Sebagian masyarakat baik di tingkat lokal maupun nasional masih
banyak yang memandang penggunaan narkoba sebagai masalah moral dan hukum. Bahkan,
pemenjaraan terhadap pengguna narkoba juga makin mempertegas pandangan itu, sehingga di
mata masyarakat, para pecandu perlu "dihindari" dan "disingkirkan". 12 Stigma dan diskriminasi
sudah barang tentu menghambat pengguna narkoba untuk mencari pengobatan, bahkan kelompok
itu menutup diri kemudian bersembunyi. Padahal gangguan penggunaan narkoba adalah penyakit
otak dan perilaku yang dapat dicegah dan dapat diterapi, sedangkan hukuman penjara bagi
Berdasarkan hasil observasi awal dilapangan peneliti menemukan masalah yang timbul
dari pasien narkoba yang tinggal di Panti Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman bahwasannya karakter
yang dimiliki oleh setiap pecandu narkoba berbeda-beda khusunya bagi pasien remaja, dan
karakter ini dilahat dari permulaan pasien melaksanakan rehabilitasi, peneliti lebih memfokuskam
bagaimana Implementasi Pendidikan Agama islam dalam membentuk kembali karakter yang
dimiliki oleh pasien menjadi karakter yang islami dengan melalui pendidikan agama islam yang
diterapkan di Panti Rehabilitasi Narkoba Ar Rahman Plaju Darat Palembang. Berdasarkan uraian
latar belakang diatas maka peneliti tertarik ingin meneliti lebih lanjut dan menjadikan objek
11
Ibid, h. 28
12
Dwi Putro AA, Terapi Religi Jadi Salah Satu Cara Rehabilitasi Korban Narkoba, (Jakarta: Suara Karya, 2013),
20 september 2022
4
penelitian dalam skripsi ini dengan judul “IMPLEMENTASI PENDIDIDKAN AGAMA ISLAM
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah dalam
1. Tujuan Penelitian
b. Proses Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter bagi pengguna narkoba.
pengguna narkoba.
5
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
1. Bagi pengurus memperoleh informasi tentang pentingnnya cara yang tepat dalam
2. bagi pengguna narkoba agar dapat menumbuhkan motivasi dan kepercayaan diri.
3. bagi orang tua pengguna dan masyarakat khususnya orang tua agar dapat
mempengaruhi tingkah laku anak dengan menciptakan situasi dan kondisi yang
D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan kajian singkat tentang hasil penelitian tertentu, baik yang
dilakukan oleh mahasiswa maupun masyarakat umum yang berkaitan dengan penelitian yang
penulis rencanakan disini. Dan sebagai hasil pengetahuan yang lebih luas, berdasarkan hasil
pengecekan penelitian terdahulu maka diketahui belum ada yang membahas tentang judul dan
6
pembahasan yang akan penulis bahas disini, akan tetapi dari segi tema hampir mendekati seperti
2. Penelitian yang dilakukan oleh Aqilatul Muwaroh, mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, skripsi tahun 2014 dengan judul “Peranan Pendidikan Agama
Islam dalam Rehabilitasi Pecandu Narkoba di Madani Mental Health Care. Hasil
narkoba dan pada umumnya mempunyai pengetahuan agama yang kurang. Adapun materi
Pendidikan Agama Islam yang diterapkan secara umum adalah pendidikan keimanan,
pendidikan akhlak, dan pendidikan ibadah dengan metode yang bervariasi diantaranya
ceramah, simulasi, diskusi. Sedangkan teknik penerapan Pendidikan Agama Islam dengan
keteladanan, nasehat, kisah, hadiah dan hukuman, menjadikan santri narkoba memahami
13
Sandi Maulana dalam skripsinya, Peningkatan Kegiatan Pendidikan Agama Islam dalam Menanggulangi Bahaya Narkoba Era
Modern di Yayasan Sosial Asyifa Palembang, Dalam Skripsi, (Palembang: Fak. Tarbiyah IAIN Raden Fatah, 2009),
14
Aqilatul Munawaroh, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Proses Rehabilitasi Pecandu Narkoba di Madani
Mental Healt Care (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).
7
3. Hermawan dalam skripsinya “Upaya Mengatasi Penggunaan Narkoba Pada
4.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan landasan pemikiran berdasarkan yang telah dikemukakan oleh
para ahli yang berkaitan dengan Pendidkan Agama islam dan pembentukan karakter Islami pada
remaja.
Pendidikan agama Islam (PAI) merupakan upaya sadar dan terencana untuk
menyiapkan siswa dalam mengenal, meyakini, memahami, menerima, menghayati dan bertakwa
berakhalak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an
dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan serta penggunaan
pengalaman.16
rohani manusia melalui ajaran Islam dengan memperhatikan fitrah manusia yang ada pada diri
15
Hermawan, Upaya Mengtasi Penggunaan Narkoba Pada Masyarakat di Desa Gelumbang Kecamatan Gelumbang Kabupaten
Muara Enim, Dalam Skripsi, (Palembang: Fak. Tarbiyah IAIN Raden Fatah, 2009), hal. 236
16
Zuhairini, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 27
8
manusia dimana manusia mampu malaksanakan tugas-tugas hidupnya sesuai dengan tujuan
pencipta-Nya.17 Pendidikan Agama Islam memiliki tujuan utama adalah untuk membentuk
kepribadian muslim yang sesuai dengan nilai-nilai norma yang ada dalam ajaran agama Islam.
Dari segi lainnya, Pendidikan Islam tidak bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran
islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh. Oleh karena itu, pendidikan islam adalah
sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal dan juga karena ajaran islam berisi tentang
ajaran sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan
bersama, maka pendidikan islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semula
yang bertugas mendidik adalah para Nabi dan Rasul selanjutnya para ulama, dan cerdik pandailah
sebagai penerus tugas, dan kewajiban mereka. 18 Maka dalam penelitian ini yang menjadi fokus
pendidikan agama islam yaitu yang berupa bentuk perbuatannya diantaranya sholat, dzikir dan
mengaji
Kata “Pembentukan” dalam kamus Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu proses, cara,
perbuatan membentuk.19 Sedangkan menurut istilah kata Pembentukan diartikan sebagai usaha
luar yang terarah kepada tujuan tertentu guna membimbing faktorfaktor pembawaan hingga
terwujud dalam suatu aktifitas rohani atau jasmani. Dalam hal ini adalah bagaimana seluruh
komponen yang ada didalam sekolah menjadikan para siswa-siwinya berperilaku keagamaan
17
Akmal Hawi, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2005),h. 159
18
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 25
19
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), 136.
9
Sedangkan karakter secara etimologi berasal dari bahasa latin character, yang antara
lain watak, tabiat, sifat, kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak.20 Secara menurut
terminologi karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas
sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai yang berhubngan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam
Dalam konsep islam karakter itu sama dengan akhlak. Mustofa dalam bukunya
“Akhlak Tasawuf” menjelaskan bahwa yang dimaksud akhlak menurut bahasa adalah bentuk
jamak dari khuluq (khuluqun) yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at. 22
karakter berdasarkan kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagaimana yang dikutip oleh
Zainal dan Sujak, bahwa karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Adapun berkarakter adalah mempunyai
hasil usaha dalam mendidik dan melatih dengan sungguh terhadap berbagai potensi rohaniah
yang terdapat dalam diri manusia. Dalam islam karakter adalah perilaku dan akhlak sesuai
dengan apa yang di ajarkan dalam pelajaran PAI. Bahwa karakter religius adalah watak, tabiat,
akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari internalisasi berbagai kebijakan yang
20
Agus Zaenal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika Sekolah (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 20-
21.
21
Ibid,. H. 20-21.
22
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 11
23
Zainal Aqib & Sujak. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter (Bandung: Yrama Widya, 2011), h. 2.
10
Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrasyi tujuan dari pembentukan karakter atau
akhlak dalam islam ialah ” untk membentuk orang-orang yang bermoral baik, keras kemauan,
sopan dalam berbicara dan perbuatan mulia dalam tingkah laku dan perangai, bersifat
Jadi, pembentukan karakter religius merupakan hasil usaha dalam mendidik dan
melatih dengan sungguh terhadap berbagai potensi rohaniah yang terdapat dalam diri manusia.
Dalam islam karakter adalah perilaku dan akhlak sesuai dengan apa yang di ajarkan dalam
pelajaran PAI. Bahwa karakter religius adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang
yang terbentuk dari internalisasi berbagai kebijakan yang berlandasakan ajaranajaran agama.
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Ditinjau dari jenis penelitian ini dilihat berdasarkan tempatnya, penelitian ini termasuk
2. Desain Penelitian
Adapaun ditinjau dari desain penelitian, penelitian ini berupa penelitian deskriptif untuk
membei gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial. 25 Dalam hal ini peneliti
24
Indrayanto, Metodologi Penelitian Suatu Pengantar Teori dan Praktik, (Palembang: CV.Amanah, 2017), h. 24.
25
Nasution, Metode Research, (Jakrta: PT Bumi Aksara, 2014), h. 24.
11
karakter religi bagi pengguna narkoba Yayasan Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman Plaju Darat
palembang.
3. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian ini adalah berupa 5 orang pecandu
narkoba yang semuanya laki-laki. Adapun kriteria dalam pemilihan subyek penelitian adalah
remaja yang berumur 15-21 tahun, masuk panti rehabilitasi pada tahun 2021 dan sedang
menjalani proses rehabilitasi narkoba di Panti Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman Plaju Darat
Palembang.
4. Sumber Data
Sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan skunder.
a. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber
pertama atau subjek penelitian. Subjek penelitian dalam hal ini adalah remaja pecandu
b. Data sekunder merupakan data yang bersumber dari para konselor, psikolog, dokter,
peksos adiksi dan staf yang setiap hari menangani berbagai masalah yang timbul dari
para pecandu. Selain itu juga diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia) antara
lain: buku, jurnal, artikel yang terkait tentang penelitian yang diteliti.
a. Observasi
12
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan
mengamati langsung sikap, prilaku dan karakter yang terjadi pada para pengguna narkoba.
Sedangkan Pendidikan agama Islam yang dilakukan oleh konselor dan para pembimbing
sehari-hari sebagai pendukung kegiatan penelitian sehingga didapat gambaran secara jelas
b. Wawancara
Wawancara adalah merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
karakter yang dialami pengguna narkoba dan proses Pendidikan agama islam yang
dilakukan pembimbing dan konselor dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara
wawancara.
c. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang deskripsi lembaga penelitian.
Sebagaimana dikemukakan Miles dan Huberman (1994), analisis data kualitatif terdiri
atas empat tahap, yaitu: 1) reduksi data (data reduction); 2) penyajian data (data display); 3)
26
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: KENCANA, 2016),
h. 372.
27
Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: KENCANA, 2012), h. 27.
13
Dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut. Yang pertama yaitu, reduksi data
(data reduction) adalah proses peneliti melakukan pemilihan dan pemusatan perhatian untuk
penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi dari data kasar yang diperoleh. Mereduksi data
Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih sfesifik
dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data. Kedua, penyajian data (display
data) setelah data direduksi langkah selanjutnya dalah penyajian data (display data). Dalam
proses penyajian data yang telah direduksi data diarahkan agar terorganisasikan. Tersususun
dalam pola hubungan, sehingga semakin mudah dipahami, penyajian data bisa dilakukan
dalam uraian naratif seperti bagan, diagram alaur (flow diagram), tabel dan lain-lain.
dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan
melakukan verifikasi data dengan mencari makna seiap gejala yang diperoleh dari lapangan,
mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, dan proposisi. Kesimpulan yang
dikemukakan tahap awal yang diperoleh bersifat sementara dan akan berubah, jika bukti-bukti
pendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Proses menemukan bukti inilah disebut
tahap verivikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan tahap awal didukung oleh bukti-
bukti yang kuat pada saat peneliti kembali kelapangan (pengumpulan data selanjutnya), maka
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulis dalam penelitian dan guna untuk mendapatkan gambara utuh
tentang objek, skripsi ini disusun kedalam lima bab yang mana antara bab suatu rangkaian yang
14
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini terdiri dari pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
Dalam bab ini berisiskan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam, Pembentuukkan
Pada bab ini dijelaskan tentang deskripsi wilayah penelitian yaitu yang meliputi: sejarah
dan letak geografis Panti Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman Plaju Darat Palembang, keadaan
struktur lembaga Panti Rehabilitasi narkoba Ar-Rahman, pegawai dan staf Panti Rehabilitasi
Narkoba Ar-rahman dan jumlah pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi.
Pada bab ini akan menguraikan tentang karakter para pengguna sebelum mengikuti
proses rehabilitasi, proses Pendidikan islam yang dilakukan di rehabilitasi dan implementasi
Pendidikan Agama Islam sebagai pembentuuka karakter religi pada pengguna narkoba di
panti Rehabilitasi Narkoba Ar-rahman Plaju Darat Palembang serta analisa data dan
15
Kesimpulan dan saran, bab ini akan menguraikan sebagai jawaban permasalahan yang
diungkapkan berdasarkan hasil penelitian, kemudian selanjutnya daftar pustaka dan lampiran-
lampiran.
DAFTAR PUSTAKA
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2015
Setiyawati, et al., Buku Seri Bahaya Narkoba Jilid 1, Surakarta: PT Tirta Asah Jaya, 2015
Akmal Hawi, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2005
Dwi Putro AA, Terapi Religi Jadi Salah Satu Cara Rehabilitasi Korban Narkoba, Jakarta:
Sandi Maulana dalam skripsinya, Peningkatan Kegiatan Pendidikan Agama Islam dalam Menanggulangi
Bahaya Narkoba Era Modern di Yayasan Sosial Asyifa Palembang, Dalam Skripsi, Palembang: Fak.
Agus Zaenal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika Sekolah , Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2012
Zainal Aqib & Sujak. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, Bandung: Yrama Widya, 2011
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta: KENCANA,
2016
17
18
19