Anda di halaman 1dari 19

A.

Latar Belakang

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, kita akan dihadapkan pada perubahan dan

perkembangan IPTEK yang sangat cepat. Demikian juga halnya dengan kebudayaan akan

berkembang seiring dengan perkembangan IPTEK tersebut. Globalisasi adalah masalah kehidupan

modern yang tak terhindarkan. Globalisasi menimbulkan bahaya dan harapan. Proses globalisasi

yang meliputi semua aspek kehidupan modern (ekonomi, politik, dan kultural) tercemin dalam

kesadaran sosial.1.

Problematika yang timbul di kalangan remaja yang bisa dikategorikan sebagai

permasalahan serius, anatara lain adalah kenakalan remaja, mengingat remaja adalah suatu

kelompok usia yang diharapkan menjadi penerus generasi di masa yang akan datang. 2 Kenakalan

remaja merupakan suatu problem sosial, kenakalan remaja dipandang sebagai suatu problem sosial

karena beberapa sebab yaitu, kenakalan remaja dapat mengganggu ketertiban sosial dan hukum,

kenakalan remaja dapat merugikan perkembangan generasi muda itu sendiri, kenakalan remaja

dapat menggangu jalannya perkembangan sosial pedagogis, sosial ekonomi, dan kebudayaan

bangsa.3

Dalam kenyataan, banyak sekali faktor yang menyebabkan kenakalan remaja maupun

kelainan prilaku remaja pada umumnya. Kenakalan remaja yang dimaksud disini adalah prilaku

yang menyimpang dari kebiasaan atau melanggar hukum.4 Dalam hal ini disebutkan jenis

1
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta: PRENADA, 2004), h. 112
2
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2015)h. 366.
3
Ibid., h.368.
4
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 256.
1
kenakalan remaja yaitu kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain

seperti pelacuran, hubungan seks sebelum nikah dan penyalahgunaan obat (narkoba).

Narkoba merupakan kepanjangan dari narkotika, psikotropika dan obat yang berbahaya.

Narkoba dikatakan sebagai bahan berbahaya bukan hanya karena terbuat dari bahan kimia, tetapi

juga karena sifatnya yang dapat membahayakan penggunanya bila digunakan secara bertentangan

atau melawan hukum. Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif merupakan istilah kedokteran untuk

sekelompok zat yang jika masuk kedalam tubuh manusia dapat menyebabkan ketergantungan

(adiktif) dan mempengaruhi sistem kerja otak (psikoaktif).5 Tingkat ketergantungan para pecandu

narkoba semakin hari semakin terus meningkat di masyarakat.

Seperti diketahui, narkoba dan minuman yang mengandung alkohol mempunyai dampak

terhadap sistem syaraf manusia yang menimbulkan beberapa perasaan. Sebagian narkoba itu

meningkatkan gairah, semangat, dan keberanian, sebagian lagi menimbulkan perasaan mengatuk,

sedangkan yang lain bisa menyebabkan rasa tenang dan nikmat sehingga bisa melupakan segala

kesulitan. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap psikis yaitu lamban kerja, ceroboh kerja,

gelisah, cenderung menyakiti diri, pengkhayal, sulit berkonsentrasi dan hilangnya kepercayaan

diri.6 Pada akhirnya para pecandu narkoba mulai terpengaruh kepribadiannya atau sifatnya dalam

bertindak dam membutuhkan bimbingan agar karakternya terbentuk Kembali.

Membicarakan karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Karakter adalah

mustika hidup yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Orang-orang yang

berkarakter kuat dan baik secara individual maupun social ialah mereka yang memiliki akhlak,

5
Setiyawati, et al., Buku Seri Bahaya Narkoba Jilid 1, (Surakarta: PT Tirta Asah Jaya, 2015), h. 2.
6
Paisol Burlian, Patologi Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 197.
2
moral dan budi pekerti yang baik. Mengingat begitu urgennya karakter, maka institusi pendidikam

memiliki tanggung jawab untuk menanamkannya melalui proses pembelajaran.7

Urgensinya Pendidikan Agama Islam merupakan proses bimbingan perkembangan jasmani

dan rohani manusia melalui ajaran Islam dengan memperhatikan fitrah manusia yang ada pada diri

manusia dimana manusia mampu malaksanakan tugas-tugas hidupnya sesuai dengan tujuan

pencipta-Nya.8

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta

didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak

mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan

Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.9

Pendidikan Agama Islam secara terminologis pendidikan Agama Islam berorientasi tidak

hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan agama yang sifatnya Islamologi, melainkan lebih

menekankan aspek mendidik dengan arah pembentukan pribadi Muslim yang ta’at, berilmu dan

beramal shalih.10

Dengan demikian Pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan individu atau

pembentukan kepribadian muslim berdasarkan ajaran-ajaranIslam yang diwahyukan Allah SWT

Kepada Muhammad SAW. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal saleh. Oleh

karena itu, pendidikan Islam merupakan pendidikan iman dan pendidikan amal. Karena ajaran

Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadimasyarakat menuju kesejahteraan hidup

7
Zubaedi, Desain Pendidikan karakter, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet.1, h, 1
8
Akmal Hawi, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2005), h.159
9
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 21
10
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 25
3
perorangan dan bersama, maka pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan

masyarakat.11

Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam menjadi salah satu solusi penting dan tepat

dalam merehabilitasi pengguna narkoba untuk membimbing, melatih dan mengembalikan mental

mantan pengguna narkoba. Sebagian masyarakat baik di tingkat lokal maupun nasional masih

banyak yang memandang penggunaan narkoba sebagai masalah moral dan hukum. Bahkan,

pemenjaraan terhadap pengguna narkoba juga makin mempertegas pandangan itu, sehingga di

mata masyarakat, para pecandu perlu "dihindari" dan "disingkirkan". 12 Stigma dan diskriminasi

sudah barang tentu menghambat pengguna narkoba untuk mencari pengobatan, bahkan kelompok

itu menutup diri kemudian bersembunyi. Padahal gangguan penggunaan narkoba adalah penyakit

otak dan perilaku yang dapat dicegah dan dapat diterapi, sedangkan hukuman penjara bagi

penyalah guna narkoba terbukti tidak dapat menurunkan jumlahnya.

Berdasarkan hasil observasi awal dilapangan peneliti menemukan masalah yang timbul

dari pasien narkoba yang tinggal di Panti Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman bahwasannya karakter

yang dimiliki oleh setiap pecandu narkoba berbeda-beda khusunya bagi pasien remaja, dan

karakter ini dilahat dari permulaan pasien melaksanakan rehabilitasi, peneliti lebih memfokuskam

bagaimana Implementasi Pendidikan Agama islam dalam membentuk kembali karakter yang

dimiliki oleh pasien menjadi karakter yang islami dengan melalui pendidikan agama islam yang

diterapkan di Panti Rehabilitasi Narkoba Ar Rahman Plaju Darat Palembang. Berdasarkan uraian

latar belakang diatas maka peneliti tertarik ingin meneliti lebih lanjut dan menjadikan objek

11
Ibid, h. 28
12
Dwi Putro AA, Terapi Religi Jadi Salah Satu Cara Rehabilitasi Korban Narkoba, (Jakarta: Suara Karya, 2013),
20 september 2022

4
penelitian dalam skripsi ini dengan judul “IMPLEMENTASI PENDIDIDKAN AGAMA ISLAM

SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI BAGI PENGGUNA NARKOBA DI

YAYASAN REHABILITASI NARKOBA AR RAHMAN PLAJU DARAT PALEMBANG.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah dalam

penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana karakter pengguna narkoba sebelum mengikuti proses rehabilitasi di Yayasan

Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman Plaju Darat Palembang/

2. Bagaimana proses pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter

pengguna narkoba di Yayasan Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman Plaju Darat Palembang?

3. Bagaimana implementasi Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter bagi

pengguna narkoba di Panti Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman Plaju Darat Palembang?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

a. Karakter pada pengguna narkoba sebelum mengikuti proses rehabilitasi di Yayasan

Rehabilitasi narkoba Ar-Rahman.

b. Proses Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter bagi pengguna narkoba.

c. Implementasi Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter islami bagi

pengguna narkoba.

5
2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pemikiran bagi

pendidik dalam melaksanakan bimbingan dan untuk menambah cakrawala keilmuwan,

bahan informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan Islam dibidang Pendidikan.

b. Secara Praktis

1. Bagi pengurus memperoleh informasi tentang pentingnnya cara yang tepat dalam

rehabilitas pengguna narkoba.

2. bagi pengguna narkoba agar dapat menumbuhkan motivasi dan kepercayaan diri.

3. bagi orang tua pengguna dan masyarakat khususnya orang tua agar dapat

mempengaruhi tingkah laku anak dengan menciptakan situasi dan kondisi yang

baik dalam keluarga.

4. Sebagai wawasan yang menambah pengalaman bagi peneliti selanjutnya dalam

melakukan penelitian tentang Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter

sehingga penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi nantinya.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan kajian singkat tentang hasil penelitian tertentu, baik yang

dilakukan oleh mahasiswa maupun masyarakat umum yang berkaitan dengan penelitian yang

penulis rencanakan disini. Dan sebagai hasil pengetahuan yang lebih luas, berdasarkan hasil

pengecekan penelitian terdahulu maka diketahui belum ada yang membahas tentang judul dan

6
pembahasan yang akan penulis bahas disini, akan tetapi dari segi tema hampir mendekati seperti

beberapa penelitian berikut ini:

1. Sandi Maulana dalam skripsinya “Peningkatan Kegiatan Pendidikan Agama Islam

dalam Menanggulangi Bahaya Narkoba Era Modern di Yayasan Sosial Asyifa

Palembang”. Dengan memperbanyak kegiatan-kegiatan keagamaan khususnya

Pendidikan Agama Islam seperti melatih anak-anak melakukan shalat, membaca

al-Qur’an, tausiyah, penyuluhan agama serta membuat kaligrafi. Kegiatan semacam

ini dapat mempercepat normalisasi mental korban narkoba dan meningkatkan

keimanan korban narkoba.13

2. Penelitian yang dilakukan oleh Aqilatul Muwaroh, mahasiswa Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, skripsi tahun 2014 dengan judul “Peranan Pendidikan Agama

Islam dalam Rehabilitasi Pecandu Narkoba di Madani Mental Health Care. Hasil

Penelitian ini menunjukkan bahwa keadaan santri madani mengalami ketergantungan

narkoba dan pada umumnya mempunyai pengetahuan agama yang kurang. Adapun materi

Pendidikan Agama Islam yang diterapkan secara umum adalah pendidikan keimanan,

pendidikan akhlak, dan pendidikan ibadah dengan metode yang bervariasi diantaranya

ceramah, simulasi, diskusi. Sedangkan teknik penerapan Pendidikan Agama Islam dengan

keteladanan, nasehat, kisah, hadiah dan hukuman, menjadikan santri narkoba memahami

dan menghayati pendidikan keagamaan. Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan

yang sangat penting dalam proses rehabilitasi.14

13
Sandi Maulana dalam skripsinya, Peningkatan Kegiatan Pendidikan Agama Islam dalam Menanggulangi Bahaya Narkoba Era
Modern di Yayasan Sosial Asyifa Palembang, Dalam Skripsi, (Palembang: Fak. Tarbiyah IAIN Raden Fatah, 2009),
14
Aqilatul Munawaroh, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Proses Rehabilitasi Pecandu Narkoba di Madani
Mental Healt Care (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).
7
3. Hermawan dalam skripsinya “Upaya Mengatasi Penggunaan Narkoba Pada

Masyarakat di Desa Gelumbang Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim

Melalui Pendidikan Agama Islam”.15Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

peningkatan intensitas Pendidikan Agama Islam di Masjid-masjid, musholla dan

organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan serta penyuluhan kepada masyarakat

tentang bahaya narkoba. Upaya tersebut yaitu membentuk pengajian Al-Qur’an,

diskusi-diskusi remaja masjid, karang taruna dan penyuluhan agama Islam.

4.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan landasan pemikiran berdasarkan yang telah dikemukakan oleh

para ahli yang berkaitan dengan Pendidkan Agama islam dan pembentukan karakter Islami pada

remaja.

1. Pendidikan Agama islam

Pendidikan agama Islam (PAI) merupakan upaya sadar dan terencana untuk

menyiapkan siswa dalam mengenal, meyakini, memahami, menerima, menghayati dan bertakwa

berakhalak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an

dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan serta penggunaan

pengalaman.16

Pendidikan Agama Islam merupakan proses bimbingan perkembangan jasmani dan

rohani manusia melalui ajaran Islam dengan memperhatikan fitrah manusia yang ada pada diri

15
Hermawan, Upaya Mengtasi Penggunaan Narkoba Pada Masyarakat di Desa Gelumbang Kecamatan Gelumbang Kabupaten
Muara Enim, Dalam Skripsi, (Palembang: Fak. Tarbiyah IAIN Raden Fatah, 2009), hal. 236
16
Zuhairini, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 27
8
manusia dimana manusia mampu malaksanakan tugas-tugas hidupnya sesuai dengan tujuan

pencipta-Nya.17 Pendidikan Agama Islam memiliki tujuan utama adalah untuk membentuk

kepribadian muslim yang sesuai dengan nilai-nilai norma yang ada dalam ajaran agama Islam.

Dari segi lainnya, Pendidikan Islam tidak bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran

islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh. Oleh karena itu, pendidikan islam adalah

sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal dan juga karena ajaran islam berisi tentang

ajaran sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan

bersama, maka pendidikan islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semula

yang bertugas mendidik adalah para Nabi dan Rasul selanjutnya para ulama, dan cerdik pandailah

sebagai penerus tugas, dan kewajiban mereka. 18 Maka dalam penelitian ini yang menjadi fokus

pendidikan agama islam yaitu yang berupa bentuk perbuatannya diantaranya sholat, dzikir dan

mengaji

2. Pembentukan Karakter Islami

Kata “Pembentukan” dalam kamus Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu proses, cara,

perbuatan membentuk.19 Sedangkan menurut istilah kata Pembentukan diartikan sebagai usaha

luar yang terarah kepada tujuan tertentu guna membimbing faktorfaktor pembawaan hingga

terwujud dalam suatu aktifitas rohani atau jasmani. Dalam hal ini adalah bagaimana seluruh

komponen yang ada didalam sekolah menjadikan para siswa-siwinya berperilaku keagamaan

sesuai dengan dengan yang diharapkan oleh sekolah.

17
Akmal Hawi, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2005),h. 159
18
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 25
19
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), 136.
9
Sedangkan karakter secara etimologi berasal dari bahasa latin character, yang antara

lain watak, tabiat, sifat, kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak.20 Secara menurut

terminologi karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas

sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai yang berhubngan dengan Tuhan Yang

Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam

pikiran, sikap, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.21

Dalam konsep islam karakter itu sama dengan akhlak. Mustofa dalam bukunya

“Akhlak Tasawuf” menjelaskan bahwa yang dimaksud akhlak menurut bahasa adalah bentuk

jamak dari khuluq (khuluqun) yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at. 22

karakter berdasarkan kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagaimana yang dikutip oleh

Zainal dan Sujak, bahwa karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Adapun berkarakter adalah mempunyai

tabiat, mempunyai kepribadian berwatak.23 Jadi, pembentukan karakter religius merupakan

hasil usaha dalam mendidik dan melatih dengan sungguh terhadap berbagai potensi rohaniah

yang terdapat dalam diri manusia. Dalam islam karakter adalah perilaku dan akhlak sesuai

dengan apa yang di ajarkan dalam pelajaran PAI. Bahwa karakter religius adalah watak, tabiat,

akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari internalisasi berbagai kebijakan yang

berlandasakan ajaranajaran agama.

20
Agus Zaenal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika Sekolah (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 20-
21.
21
Ibid,. H. 20-21.
22
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 11
23
Zainal Aqib & Sujak. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter (Bandung: Yrama Widya, 2011), h. 2.
10
Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrasyi tujuan dari pembentukan karakter atau

akhlak dalam islam ialah ” untk membentuk orang-orang yang bermoral baik, keras kemauan,

sopan dalam berbicara dan perbuatan mulia dalam tingkah laku dan perangai, bersifat

bijaksana, sempurna, ikhlas, jujur dan suci.

Jadi, pembentukan karakter religius merupakan hasil usaha dalam mendidik dan

melatih dengan sungguh terhadap berbagai potensi rohaniah yang terdapat dalam diri manusia.

Dalam islam karakter adalah perilaku dan akhlak sesuai dengan apa yang di ajarkan dalam

pelajaran PAI. Bahwa karakter religius adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang

yang terbentuk dari internalisasi berbagai kebijakan yang berlandasakan ajaranajaran agama.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Ditinjau dari jenis penelitian ini dilihat berdasarkan tempatnya, penelitian ini termasuk

penelitian field research (penelitian lapangan). Yaitu secara langsung mengadakan

pengamatan, peneliti terjun langsung untuk memperoleh informasi yang diperlukan.24

2. Desain Penelitian

Adapaun ditinjau dari desain penelitian, penelitian ini berupa penelitian deskriptif untuk

membei gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial. 25 Dalam hal ini peneliti

meneliti tentang bagaimana implementasi Pendidikan Agama Islam Sebagai pembentukkan

24
Indrayanto, Metodologi Penelitian Suatu Pengantar Teori dan Praktik, (Palembang: CV.Amanah, 2017), h. 24.
25
Nasution, Metode Research, (Jakrta: PT Bumi Aksara, 2014), h. 24.

11
karakter religi bagi pengguna narkoba Yayasan Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman Plaju Darat

palembang.

3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian ini adalah berupa 5 orang pecandu

narkoba yang semuanya laki-laki. Adapun kriteria dalam pemilihan subyek penelitian adalah

remaja yang berumur 15-21 tahun, masuk panti rehabilitasi pada tahun 2021 dan sedang

menjalani proses rehabilitasi narkoba di Panti Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman Plaju Darat

Palembang.

4. Sumber Data

Sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan skunder.

a. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber

pertama atau subjek penelitian. Subjek penelitian dalam hal ini adalah remaja pecandu

narkoba yang berada di Pusat Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman.

b. Data sekunder merupakan data yang bersumber dari para konselor, psikolog, dokter,

peksos adiksi dan staf yang setiap hari menangani berbagai masalah yang timbul dari

para pecandu. Selain itu juga diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia) antara

lain: buku, jurnal, artikel yang terkait tentang penelitian yang diteliti.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa teknik

antara lain yaitu:

a. Observasi

12
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi lingkungan subjek penelitian yaitu

mengamati langsung sikap, prilaku dan karakter yang terjadi pada para pengguna narkoba.

Sedangkan Pendidikan agama Islam yang dilakukan oleh konselor dan para pembimbing

sehari-hari sebagai pendukung kegiatan penelitian sehingga didapat gambaran secara jelas

tentang kondisi objek penelitian tersebut.

b. Wawancara

Wawancara adalah merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian.26 tujuan dari penelitian mendapat keterangan tentang

karakter yang dialami pengguna narkoba dan proses Pendidikan agama islam yang

dilakukan pembimbing dan konselor dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan

wawancara.

c. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang deskripsi lembaga penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Sebagaimana dikemukakan Miles dan Huberman (1994), analisis data kualitatif terdiri

atas empat tahap, yaitu: 1) reduksi data (data reduction); 2) penyajian data (data display); 3)

penarikan kesimpulan (conclusion drawing); dan 4) verifikasi.27

26
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: KENCANA, 2016),
h. 372.
27
Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: KENCANA, 2012), h. 27.
13
Dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut. Yang pertama yaitu, reduksi data

(data reduction) adalah proses peneliti melakukan pemilihan dan pemusatan perhatian untuk

penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi dari data kasar yang diperoleh. Mereduksi data

berarti membut rangkuman, memilih hal-hal yang pokok dan penting.

Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih sfesifik

dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data. Kedua, penyajian data (display

data) setelah data direduksi langkah selanjutnya dalah penyajian data (display data). Dalam

proses penyajian data yang telah direduksi data diarahkan agar terorganisasikan. Tersususun

dalam pola hubungan, sehingga semakin mudah dipahami, penyajian data bisa dilakukan

dalam uraian naratif seperti bagan, diagram alaur (flow diagram), tabel dan lain-lain.

Selanjutnya yang ketiga yaitu, penarikan kesimpulan (conclusion), langkah berikutnya

dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan

melakukan verifikasi data dengan mencari makna seiap gejala yang diperoleh dari lapangan,

mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, dan proposisi. Kesimpulan yang

dikemukakan tahap awal yang diperoleh bersifat sementara dan akan berubah, jika bukti-bukti

pendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Proses menemukan bukti inilah disebut

tahap verivikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan tahap awal didukung oleh bukti-

bukti yang kuat pada saat peneliti kembali kelapangan (pengumpulan data selanjutnya), maka

kesimpulan tersebut sudah kredibel.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulis dalam penelitian dan guna untuk mendapatkan gambara utuh

tentang objek, skripsi ini disusun kedalam lima bab yang mana antara bab suatu rangkaian yang

tidak dapat dipisahkan, sistematika sebagai berikut:

14
1. Bab I Pendahuluan

Pada bab ini terdiri dari pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

2. Bab II landasan Teori

Dalam bab ini berisiskan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam, Pembentuukkan

karakter Islami, proses pembentuukan karakter, factor-faktor pembentukkan karakter, nilai-

nilai pembentukan karakter.

3. Bab III Deskripsi Wilayah Penelitian

Pada bab ini dijelaskan tentang deskripsi wilayah penelitian yaitu yang meliputi: sejarah

dan letak geografis Panti Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman Plaju Darat Palembang, keadaan

struktur lembaga Panti Rehabilitasi narkoba Ar-Rahman, pegawai dan staf Panti Rehabilitasi

Narkoba Ar-rahman dan jumlah pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi.

4. Bab IV Hasil penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini akan menguraikan tentang karakter para pengguna sebelum mengikuti

proses rehabilitasi, proses Pendidikan islam yang dilakukan di rehabilitasi dan implementasi

Pendidikan Agama Islam sebagai pembentuuka karakter religi pada pengguna narkoba di

panti Rehabilitasi Narkoba Ar-rahman Plaju Darat Palembang serta analisa data dan

pembahasan yang dikaitkan dengan teori yang ada.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

15
Kesimpulan dan saran, bab ini akan menguraikan sebagai jawaban permasalahan yang

diungkapkan berdasarkan hasil penelitian, kemudian selanjutnya daftar pustaka dan lampiran-

lampiran.

DAFTAR PUSTAKA

Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta: PRENADA, 2004

Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2015

Setiyawati, et al., Buku Seri Bahaya Narkoba Jilid 1, Surakarta: PT Tirta Asah Jaya, 2015

Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: Rajawali Pers, 2013

Paisol Burlian, Patologi Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2016

Zubaedi, Desain Pendidikan karakter, Jakarta: Kencana, 2011

Akmal Hawi, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2005

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996

Dwi Putro AA, Terapi Religi Jadi Salah Satu Cara Rehabilitasi Korban Narkoba, Jakarta:

Suara Karya, 2013

Sandi Maulana dalam skripsinya, Peningkatan Kegiatan Pendidikan Agama Islam dalam Menanggulangi

Bahaya Narkoba Era Modern di Yayasan Sosial Asyifa Palembang, Dalam Skripsi, Palembang: Fak.

Tarbiyah IAIN Raden Fatah, 2009

Zuhairini, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2001


16
Akmal Hawi, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2005

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007

Agus Zaenal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika Sekolah , Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2012

A. Mustofa, Akhlak Tasawuf Bandung: Pustaka Setia, 2000

Zainal Aqib & Sujak. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, Bandung: Yrama Widya, 2011

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta: KENCANA,

2016

Morissan, Metode Penelitian Survei, Jakarta: KENCANA,

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai