Penanggung Jawab
.........................
.........................
.........................
Penyusun
.........................
.........................
.........................
Anggota
.........................
.........................
.........................
.........................
.........................
KATA PENGANTAR
Puja dan puji kami panjatkan hanya kepada Allah, Tuhan seru sekalian Alam, Sang Maha Benar, Sang
Maha Baik dan Sang Maha Indah. Shalawat salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad, sang pembawa risalah kebenaran, kebaikan dan kedamaian.
Alhamdulillah atas seizin Allah, naskah Pedoman Pengembangan Pesantren Ramah Anak telah selesai
disusun. Ucapan terima kasih disampaikan kepada para pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan naskah ini karena pedoman ini tidak akan maksimal bila tidak akan bisa maksimal bila
tidak dapat masukan, tanggapan, dan dukungan dari berbagai pihak .
Pengembangan Pesantren Ramah Anak ini disusun dalam rangka memenuhi Hak Anak dan Perlindungan
Khusus Anak sebagaimana yang dijamin oleh Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak dan Undang Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Pemenuhan Hak Anak di Pesantren terutama terkait dengan hak Anak Santri untuk memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya,
hak Anak Santri untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang , bergaul dengan sesama Anak
Santri, bermain, berekreasi dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi
Untuk memenuhi hak dan memberikan perlindungan kepada Anak Santri tersebut diperlukan layanan
pendidikan, kesehatan, rekreasional, perpustakaan, beribadah, kebutuhan dasar berupa makan dan
minum, dan layanan pengaduan. Dan untuk memberikan layanan tersebut maka perlu disiapkan
adanya kebijakan internal Pesantren yang mendukung terwujudnya Pesantren Ramah Anak, seperti
kebijakan organisasi dan tata kerja Pesantren, kebijakan standar layanan dan tata tertib di Pesantren.
selain itu perlu disiapkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memberikan layanan di
Pesantren yang memahami hak Anak sebagaimana dijamin oleh Undang Undang Perlindungan Anak
dan sarana Pesantren berupa gedung, kantor, ruang belajar mengajar, dan fasilitas pendukung belajar
seperti pondok atau asrama, perpustakaan, masjid/musala, gedung rekreasional klinik, ruang pengaduan,
ruang makan dan ruang dapur .
Dengan dikembangkannya Pesantren menjadi Ramah Anak yang menyiapkan kebijakan, tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, diharapkan Anak Santri
dapat betah tinggal di Pesantren, dan Anak Santri lebih siap belajar, dapat memperkaya pengalaman
belajar, meningkatkan prestasi belajar, menyalurkan bakat minat dan hobi secara optimal, melakukan
aktualisasi potensi diri dengan leluasa, terpenuhinya kebutuhan gizi, bersosialisasi dengan masyarakat
luas dengan lebih baik, terbebas dari ketakutan, tekanan dan ancaman serta dapat menyalurkan
aspirasi, suara, pendapat, keinginan, dan kebutuhan Anak Santri
Salam hormat
INDARA GUNAWAN
Plt. Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat
Dalam Pasal 28B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD Tahun 1945) dicantumkan bahwa negara menjamin hak atas kelangsungan
hidup, tumbuh dan berkembang serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Komitmen Negara terhadap anak dengan pertimbangan bahwa anak adalah masa
depan bangsa dan generasi penerus cita - cita bangsa sehingga anak perlu dilindungi
dan dipenuhi hak asasinya. Kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang Anak harus
diberikan baik di rumah, di masyarakat maupun di satuan pendidikan termasuk di
Pesantren. Selanjutnya dalam Pasal 28C UUD Tahun 1945 dijelaskan bahwa setiap orang
termasuk anak berhak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasar, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia".
Hak Anak untuk tumbuh berkembang, dan memperoleh jaminan pendidikan serta
perlindungan dari kekerasan di satuan pendidikan selanjutnya dijelaskan dalam Pasal
9 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menjelaskan
hak Anak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat, serta mendapatkan
perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan yang dilakukan
pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain.
Upaya untuk melindungi Anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan memberikan
pendidikan dan pengajaran serta melindungi Anak dari kekerasan di lembaga pendidikan
juga menjadi tanggungjawab masyarakat yang dalam hal ini satuan pendidikan, serta
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di lembaga pendidikan. Selanjutnya
Selain itu Indonesia yang telah meratifikasi Kovensi Hak Anak melalui Keputusan
Presiden Nomor 36 Tahun 1990 yang memberikan jaminan kepada Anak untuk
mendapatkan pendidikan, dan Negara berkewajiban untuk memenuhi hak Anak atas
pendidikan yang diwujudkan secara bertahap dengan mengambil langkah untuk
mendorong adanya sekolah atau yang sejenisnya dalam penurunan angka putus
sekolah, serta mengambil langkah yang tepat untuk memastikan disiplin sekolah
dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan martabat Anak.
Hal yang penting dan perlu diupayakan dalam hak Anak di bidang Pendidikan
sebagaimana dirumuskan dalam Konvensi Hak Anak adalah:
1. pendidikan berpusat pada Anak, penegakan disiplin dengan memperhatikan
martabat dan harga diri anak atau nonkekerasan, dan pengembangan kapasitas
Anak;
2. pengembangan keterampilan, pembelajaran, kemampuan lainnya, martabat
manusia, harga diri, dan kepercayaan diri;
3. pengembangan kepribadian, bakat, dan kemampuan untuk hidup dalam
kehidupan di masyarakat;
4. hak Anak untuk pendidikan tidak hanya masalah akses, tetapi konten; dan
5. hak Anak untuk pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya.
Dengan kata lain Pesantren yang memiliki kekhasan yang hidup dan berkembang di
tengah masyarakat dan telah berkontribusi penting dalam memajukan pendidikan
dengan melahirkan insan beriman yang berkarakter, cinta tanah air dan berkemajuan,serta
terbukti memiliki peran nyata baik dalam pergerakan dan perjuangan meraih
kemerdekaan maupun pembangunan nasional dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Pesantren sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal Undang Undang Nomor 18 Tahun
2019 tentang Pesantren dijelaskan bahwa Pesantren adalah lembaga yang berbasis
masyarakat dan didirikan oleh perseorangan, yayasan, organisasi masyarakat
Islam, dan/atau masyarakat mempunyai fungsi pendidikan, dakwah dan fungsi
pemberdayaan masyarakat, dan bertujuan untuk:
a. membentuk individu yang unggul di berbagai bidang yang memahami dan
mengamalkan nilai ajaran agamanya dan atau menjadi ahli ilmu agama yang
beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, mandiri, tolong-menolong, seimbang,
dan moderat;
b. membentuk pemahaman agama dan keberagamaan yang moderat dan cinta
tanah air serta membentuk perilaku yang mendorong terciptanya kerukunan
hidup beragama; dan
c. meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berdaya dalam memenuhi
kebutuhan pendidikan warga negara dan kesejahteraan sosial masyarakat.
Permasalahan yang dihadapi, walaupun ada jaminan Anak untuk tumbuh dan
berkembang di satuan pendidikan sebagaimana yang dijamin oleh Undang Undang
Permasalahan lain yang ditemukan bahwa dalam Undang Undang Pesantren hanya
menjelaskan prosedur pendirian Pesantren seperti yang dijelaskan dalam Pasal 5 ayat
(2) dijelaskan bahwa Pesantren harus memenuhi unsur paling sedikit Kiai, Santri yang
bermukim di Pesantren, pondok atau asrama, masjid atau musala, dan kajian Kitab
Kuning atau Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan Muallimin. Prosedur ini diperkuat
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2020 tentang Pendirian dan
Penyelenggaraan Pesantren untuk mendirikan Pesantren seperti harus didaftarkan ke
Kanwil Agama setempat dengan melampirkan surat pernyataan komitmen setia untuk
mengamalkan nilai Islam Rahmatan Lil Alamin dan berdasarkan Pancasila dan UUD
1945, foto copy kartu tanda penduduk Kiai Pengasuh Pesantren, kurikulum dan dokumen
pembelajaran, daftar nama santri mukim di Pesantren,Keputusan Pengesahan badan
hukum bagi yayasan atau organisasi masyarakat Islam, daftar nama pendidik dan tenaga
kependidikan, foto gedung papan nama dan denah Pesantren, surat keterangan domisili
dari kelurahan/desa dan foto copi dokumen kepemilikan tanah. Dalam Undang Undang
Pesantren maupun dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 30 tahun 2020 tidak
menjelaskan tentang standar layanan yang diberikan di Pesantren. Padahal Anak Santri
Maksud
Tujuan
R u a n g L i n g k u p Pe n g e m b a n g a n Pe s a n t re n R a m a h A n a k m e l i p u t i :
1. kebijakan internal Pesantren yang mendukung terwujudnya Pesantren Ramah
Anak.
2. sarana prasarana dan menciptakan suasana kondusif bagi Anak ;
3. tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang memberikan layanan bagi Anak
Santri; dan
4. layanan yang dibutuhkan Anak Santri seperti pendidikan, kesehatan, rekreasional,
beribadah, makan minum dan layanan pengaduan selama di Pesantren.
D. Sasaran
Adalah Anak Santri yang mendapat perlindungan dan pemenuhan haknya berupa
pendidikan, kesehatan, berekreasi; dan kebutuhan dasarnya;
E. Prinsip
F. Landasan Hukum
G. Pengertian
Sasaran atau target atau output dari Pengembangan Pesantren Ramah Anak adalah
terinternalisasi nilai:
a. Mahabbah yang artinya cinta dan kasih sayang;
b. Mujahadah yang artinya rajin, ulet, kerja keras, motékar;
c. Amanah yang berarti tanggung jawab, jujur, dapat dipercaya;
d. Ta'awun artinya tolong menolong, saling peduli; dan
e. Tawadhu artinya artinya kerendahan hati, sederhana.
Nilai atau value yang perlu dilakukan oleh Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidingan
merupakan moralitas kehidupan dari sifat baik sehingga nantinya akan melakukan
tindakan dan karakter positif yang selalu dikaitkan dengan spiritual atau keimanan
ahlak mulia dan mempunyai harga diri yang cemerlang. Nilai diatas harus dapat
terinternalisasi dalam kehidupan seharihari. Nilai-nilai tersebut akan sangat mempengaruhi
hidup dan kehidupan anak setiap saat. Nilai-nilai tersebut merupakan semangat dar
yang positif dan memiliki kekuatan untuk membimbing dalam segala tindakan-tindakan
yang ingin kita capai.
Selain itu program Pengembangan Pesantren Ramah Anak perlu dilakukan dengan:
a. ragam aktivitas Anak Pesantren secara individu maupun kelompok dalam
menggiatkan Gerakan Anak Pesantren Bersatu Mewujudkan Pesantren Ramah
Anak;
b. menghapus pungutan untuk penyelenggaraan pendidikan yang memberatkan
orang tua dari Anak Pesantren;
c. melaksanakan afirmasi pendidikan bagi anak dari keluarga miskin sekurang-
kurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah daya tampung;
Fungsi lain dari Pesantren adalah Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan dengan
pemberdayaan Anak Santri dalam pelibatan di masyarakat. Tujuannya adalah membantu
Anak Santri untuk meningkatkan keterampilan dalam menjalin relasi-relasi dengan
orang lain di lingkungan masyarakat. Kemampuan softskill, khususnya interpersonal
skill yang berupa kepemimpinan diri, motivasi, komunikasi, dan organizing skill dapat
berkembang melalui pembiasaan berorganisasi dan menjalin hubungan dengan pihak
lain.
Untuk mewujudkan Anak Santri dalam pelibatan masyarakat maka yang perlu
diperhatikan adalah :
a. adanya kegiatan agenda home-visit terhadap Anak Santri yang bermasalah baik
dari segi prestasi, akhlak dan emosional;
b. Adanya pelibatan orang tua dan masyarakat sekitar Pesantren sebagai wahana
sosialisasi dan komunikasi dengan pihak orang tua dan masyarakat tentang visi-
Pengembangan Pesantren Ramah Anak sebenarnya sesuai dengan nilai nilai ajaran
Islam yaitu:
1. prinsip Pesantren Ramah Anak yang mengamanatkan kasih sayang antara Tenaga
Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan Anak Santri, dan Anak Santri harus
menghormati Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang lebih tua sesuai
5. Selain itu Pengembangan Pesantren Ramah Anak yang tidak menginginkan ada
kekerasan di dalam Pesantren :
a. sesuai dengan ajaran Islam karena menurut Oemar Hamalik,1980; 76
menjelaskan bahwa:
"Ciri-ciri hukuman dalam perspektif pendidikan Islam yakni, (1) hukuman
diberikan untuk memperoleh perbaikan dan pengarahan, (2) memberikan
kesempatan kepada anak memperbaiki kesalahannya sebelum dipikul. Anak
yang belum berusia sepuluh tahun tidak boleh dipikul, kalaupun tidak boleh
dari tiga kali, (3) pendidik harus tegas dalam melaksanakan hukuman, artinya
apabila sikap keras pendidik telah dianggap perlu maka harus dilaksanakan
dari sikap lunak dan kasih sayang (Oemar Hamalik, 1980; 76).
b. Dari makalah Al Manaf tentang pemikiran Ibnu Khaldun tentang pendidikan
dan relevansinya dengan dunia modern dijelaskan bahwa ibnu khaldun
mengemukakan pendidik harus mempunyai sikap dan perilaku yang penuh
kasih sayang kepada peserta didik, mengejar dengan lembut dan pengertian
dan tidak menerapkan perilaku yang keras dan kasar sebab sikap keras dan
kasar berdampak negatif dan membahayakan mental peserta didik.
6. Pesantren Ramah Anak yang mengajarkan kepada Anak Santri untuk bertoleransi
terhadap agama lain, tidak mengganggu agama lain dalam menjalankan ibadah,
dan tidak mengajarkan fanatik, eksklusif, dan radikal kepada Anak Santri. hal ini
sesuai dengan prinsip dalam Islam, yaitu:
Untuk mengembangan Pesantren menjadi Ramah Anak yang memenuhi Hak Anak
dan Perlindungan Khusus Anak perlu menyediakan:
a. kebijakan internal di Pesantren
b. penyediaan gedung dan ruang untuk belajar mengajar, rekreasional, beribadah,
mencari informasi, asrama, ruang makan dan kantin yang nyaman bagi Anak
Santri;
c. penyediaan prasarana yang mendukung layanan kepada Anak Santri; dan
d. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang memberikan pendidikan kepada
Anak Santri
Pesantren juga harus menerapkan 4 prinsip pembangunan anak, yang salah satunya
adalah prinsip "kepentingan terbaik bagi anak".
1. Pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai kekhasan
tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Banyak pesantren
yang di dalamnya terdapat satuan pendidikan, misalnya dalam bentuk madrasah.
Di dalam satuan pendidikan ini juga harus dipastikan proses pendidikan sesuai
dengan kaidah perlindungan anak.
Pencapaian Pesantren Ramah Anak dapat dilihat dari aspek Bersih, Aman, Rapih,
Indah, Inklusif, Sehat, Asri dan Nyaman.
2. Ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan dalam Pesantren Ramah Anak, yaitu:
a. Proses pengasuhan yang tadinya berada di keluarga anak tersebut berpindah
ke pesantren, sehingga seluruh orang dewasa di pesantren berperan sebagai
orang tua pengganti atau pengasuh dari seluruh anak yang ada di pesantren.
Pesantren berperan sebagai Lembaga Pengasuhan Alternatif/Pengganti;
b. Ruang Pengaduan
Pengemban Pesantren Ramah Anak perlu menyediakan Ruang
Pengaduan yang berfungsi agar Anak Santri dapat mengadukan
segala permasalahan yang dialami selama di Pesantren serta masyarakat
untuk menyampaikan laporan tentang keberadaan atau permasalahan
yang terjadi di Pesantren serta memberikan jaminan kerahasiaan atas
laporan pengaduan tersebut;
f. Perpustakaan
Pengembangan Pesantren Ramah Anak perlu menyediakan
Perpustakaan yang bertujuan untuk memberikan meningkatkan
kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi Anak Santri. Perpustakaan
Pesantren memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan
sebagai buku teks wajib pada Pesantren yang bersangkutan
dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua Anak Santri
dan Tenaga Pendidik.
Untuk mendukung kelancaran layanan di perpustakaan yang perlu
perlu didukung oleh adanya petugas atau Pustakawan yang melayani
Anak Santri yang datang ke Perpustakaan, serta didukung sarana
yang sesuai dengan standar Perpustakaan, atau sarana dimanfaatkan
g. Gedung Rekreasional.
Pengembangan Pesantren Ramah Anak perlu menyediakan ruang
atau Gedung rekreasional yang dibuat agar Anak Santri dapat mengisi
waktu luang untuk kegiatan hiburan, kesenian atau pengembangan
keterampilan. Gedung rekreasional meliputi gedung atau tempat
h. Klinik
Pengembangan Pesantren Ramah anak perlu menyediakan Klinik yang
memberikan pelayanan medik dasar bagi Anak Santri dengan
memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan
dalam pemberian pelayanan serta perlindungan keselamatan dan
i. Ruang Makan
Pengembangan Pesantren Ramah perlu menyediakan Ruang makan
untuk menampung kegiatan makan bagi Santri makan. Agar ruang
makan lebih nyaman perlu memperhatian hal sebagai berikut:
a. ruang makan terbuka atau tertutup. Bila tertutup harus ada
ventilasi;
b. ruang makan berada dekat dapur untuk memudahkan penyajian;
c. bersih dan nyaman;
d. Penerangan yang cukup;
e. Tembok didominasi warna putih sehingga terlihat terang dan
bersih;
f. untuk mempercantik tampilan ruang makan, ada tanaman dan
hiasan dinding;
g. tersedia perabotan penunjang lainnya seperti meja dan kursi
makan yang memadai, alat perlengkapan makan, dispencer
dengan air minum yang telah tersedia, tempat cuci tangan dan
lain lain
j. Ruang Dapur
Pengembangan Pesantren Ramah Anak perlu menyiapkan dapur yaitu
tempat aktivitas juru masak dalam mengolah, menyediakan bahan
makanan dan minuman serta penyimpanan barang kebutuhan makan
minum Anak Santri selama di Pesantren.
k. Ruang Kantin.
Pengembangan Pesantren Ramah Anak perlu menyediakan Kantin
Sehat, yaitu suatu ruang atau bangunan di Pesantren yang berfungsi
sebagai:
a. sarana penyediaan makanan untuk menjaga kesehatan anak
santri atau kebutuhan Anak Santri lainnya;
Daftar Verikasi Indikator Pesantren Ramah Anak dijabarkan untuk masing masing
indikator sebagai berikut:
No INDIKATOR YA / TIDAK
1. kebijakan internal Pesantren yang mendukung terwujudnya
Pesantren Ramah Anak
a. Kiai, Tuan Guru, Syekh, Ajengan, Buya, Nyai atau yang sejenis
rendah hati
bijaksana
santun
a. Tenaga Kesehatan
b. Konselor,
d. pustakawan,
e. penjaga keamanan
f. Penjaga asrama
g. petugas kebersihan,
h. juru masak
2. Sarana Prasana
1) Yang gegrafisnys
3) ruang rapat
4) ruang arsip
5) menyediakan peralatan :
f. plafon kuat
7. Musala/MASJID
Tersedia Musala/Mesjid :
kamar mandir
a) seni lukis
d) pertanian
e) perikanan
10. KLINIK
a. tenaga kesehatan
c. ruang administrasi
d. ruang konsultasi
10) lemari besar dan laci untuk penyimpanan file Anak Santri
yang berkunjung ke Klinik;
meja
kursi makan
1) pelatihan
Pesantren sebagai lembaga yang berbasis masyarakat dan didirikan oleh perseorangan,
yayasan, organisasi masyarakat Islam dan/atau masyarakat yang ingin membentuk Anak
yang unggul di berbagai bidang demi terwujudnya Anak yang berkualitas, berakhlak
mulia dan sejahtera perlu memperhatikan pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan
Khusus Anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di Pesantren .
Untuk mengembangkan Pesantren Ramah Anak maka perlu ada kebijakan internal
Pesantren seperti organisasi dan tata kerja Pesantren, Standar layanan, tata tertib
Pesantren, selain itu Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidingan dalam memberikan
layanan terhadap Anak Santri harus memperhatikan hak Anak, serta didukung sarana
prasarana yang dibutuhkan dalam layanan tersebut serta kebutuhan lain Anak Santri
seperti kantor ruang pengaduan, ruang belajar mengajar beserta alat atau medianya,
ruang rekreasional, klinik, pondok atau asrama, perpustakaan, Masjid atau Musala, ruang
makan, dapur; dan kantin.
Untuk mengembangkan Pesantren Ramah Anak memang tidak mudah, perlu ada
komitmen dan kesadaran, dukungan dana, kesabaran, namun demikian perlu
B. Saran
Andi Budi Cahyono, 2020 " Atiyah Al Abrasi dan Pemikiran Pendidikan Islam, Makalah
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2014 "Panduan dan Pedoman
Simulasi Pencegahan Kejahatan Seksual terhadap Anak".
Malik (ed). 2005. Pemberdayaan Pesantren Menuju Kemandirian dan Profesionalisme Santri
dengan Metode Daurah Kebudayaan. Penerbit : Pustak a Pesantren.
Sekretariat Jenderal MPR RI, 2002 "Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia".