Dosen Pengampu
Prof. Dr. H. Murtadlo, M.Pd.
Oleh
PLB 2017 A
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rachmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun modul ini dengan baik dan tepat waktu. Meskipun
demikian, kami tidak ingin jumawa. Karena tak bisa dipungkiri, keterbatasan kemampuan
kami menyebabkan beberapa kekurangan masih kerap ditemui.
Modul ini adalah cerminan pikiran, kerja keras, serta semangat kami dalam menuntut
ilmu. Di dalamnya kami curahkan segenap keringat dan asa demi terciptanya suatu referensi
yang berguna bagi keberlangsungan Mata Kuliah Ortodidaktik di kemudian hari, khususnya
bagi para mahasiswa yang ingin memperluas khasanah keilmuan mereka. Isi modul ini pun
telah semaksimal mungkin disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa yang sehari – harinya
berkutat dengan ilmu pendidikan. Sehingga ilmu ortodidaktik yang bersifat universal, kami
hubungkan dengan ilmu pendidikan yang bersifat khusus.
Dengan adanya modul ini, kami harap rekan – rekan mahasiswa dapat membuka mata
terhadap keberadaan ilmu manaj sebagai aspek penting dalam dunia pendidikan. Karena
sejatinya, pendidikan dan manajemen adalah dua ilmu yang saling terhubung dan melengkapi.
Tim Penyusun
Halaman
Halaman Judul I ................................................................................................................ i
Halaman Judul II ............................................................................................................... ii
Kata Pengantar .................................................................................................................. iii
Daftar Isi ........................................................................................................................... iv
BAB I ORTODIDAKTIK DAN LAYANAN KOMPENSATORIS ............................... 1
A. Pengertian Ortodidaktik .................................................................................. 1
B. Pengertian Layanan Kompensatoris ............................................................... 2
BAB II LAYANAN KOMPENSATORIS TUNANETRA .............................................. 4
A. Pengenalan Diri, Lingkungan dan Mobilitas .................................................. 4
B. Keterampilan Sosialisasi dan Komunikasi...................................................... 4
C. Kompensatori Pendidikan untuk Anak Tuna Netra ........................................ 4
BAB III LAYANAN KOMPENSATORIS TUNARUNGU ............................................ 8
A. Pengertian Tunarungu ..................................................................................... 8
B. Karakteristik Tunarungu ................................................................................. 8
C. Layanan Kompensatoris Anak Tunarungu ..................................................... 10
D. Contoh Layanan Kompensatoris Anak Tunarungu......................................... 13
BAB IV LAYANAN KOMPENSATORI TUNAGRAHITA .......................................... 17
A. Pengertian Layanan Kompensatoris Tunagrahita ........................................... 17
B. Program Untuk Tunagrahita ........................................................................... 18
BAB V LAYANAN KOMPENSATORIS TUNADAKSA ............................................. 20
A. Pengertian Pendidikan .................................................................................... 20
B. Pengertian Tunadaksa ..................................................................................... 20
C. Layanan Kompensatoris Anak Tunadaksa...................................................... 20
BAB VI LAYANAN KOMPENSATORIS TUNALARAS............................................. 27
A. Karakteristik Anak Tunalaras ......................................................................... 27
B. Layanan Kompensatoris Anak Tunalaras ....................................................... 27
BAB VII LAYANAN KOMPENSATORIS AUTIS ........................................................ 30
A. Pengertian Anak Autis .................................................................................... 30
B. Layanan Kompensatoris Autis ....................................................................... 31
BAB VIII LAYANAN KOMPENSATORIS LAMBAN BELAJAR .............................. 33
A. Definisi Anak Lamban Belajar ....................................................................... 33
A. Pengertian Ortodidaktik
Kata orto berasal dari kata Yunani “orthos”yang berarti lurus, benar, normal, dan
sembuh. Didaktik juga berasal dari bahasa Yunani didaskein yang berarti
pengajaran/pembelajaran; atau didaktikos yang berarti pandai mengajar. Jadi didaktik
adalah ilmu mengajar, yaitu ilmu yang memberikan prinsip-prinsip tentang cara-cara
menyampaikan bahan pengajaran yang berisi berbagai pengetahuan dan kecakapan
sehingga dikuasai dan dimiliki oleh siswa.
Tindakan didaktik yang secara umum diberikan kepada anak dengan kebutuhan khusus,
dalam proses belajar mengajar mereka; dengan maksud mencapai kesesuaian dengan
kondisi anak. Tindakan didaktik yang secara khusus diberikan kepada anak berkelainan
atau anak dengan kebutuhan pendidikan khusus tertentu, misalnya anak-anak tunanetra
dalam mengajarkan mata pelajaran tertentu; agar mencapai kesesuaian dengan kondisi
anak bersangkutan.
Ortodidaktik dapat dibagi menjadi dua, ortodidaktik umum dan ortodidaktik khusus.
Ortodidaktik umum adalah tindakan didaktik yang secara umum diberikan kepada anak
berkelainan atau anak dengan kebutuhan pendidikan khusus, termasuk anak-anak tunanetra
dalam proses belajar mengajar mereka; dengan maksud mencapai kesesuaian dengan
kondisi anak bersangkutan. Ortodidaktik umum menggunakan prinsip - prinsip umum yang
berhubungan dengan penyajian bahan (motivasi, peragaan, dll.) agar anak berkelainan
dapat menguasainya. Prinsip-prinsip ini berlaku bagi semua mata pelajaran. Sedangkan,
dengan Ortodidaktik khusus adalah tindakan didaktik yang secara khusus diberikan kepada
anak berkelainan atau anak dengan kebutuhan pendidikan khusus tertentu, misalnya anak-
anak tunanetra dalam mengajarkan mata pelajaran tertentu; agar mencapai kesesuaian
dengan kondisi anak bersangkutan. Ortodidaktik khusus dapat dikatakan sebagai cara
mengajarkan mata pelajaran tertentu kepada anak-anak berkelainan tertentu, misalnya anak
tunanetra, dimana prinsip ortodidaktik umum digunakan. Ortodidaktik khusus yang disebut
juga dengan metodik. Metodik berasal dari bahasa Yunani methodos artinya suatu proses,
prosedur, cara atau langkah beraturan/tata laksana yang harus ditempuh, untuk mencapai
tujuan tertentu; seperti untuk mengajar, menyelidiki; dll. Misalnya saja metodik berhitung.
Ortodidaktik khusus/metodik terdiri dari :
A. Pengertian Tunarungu
Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” dan “rungu”, tuna artinya kurang dan rungu
artinya pendengaran. Orang dikatakan tunarungu apabila tidak mampu mendengar atau
kurang mampu mendengar suara. Apabila dilihat secara fisik, anak tunarungu tidak berbeda
dengan anak dengar pada umumnya. Pada saat berkomunikasi barulah diketahui bahwa
anak tersebut mengalami tunarunguan.
Murni Winarsih (2007: 22) mengemukakan bahwa tunarungu adalah suatu istilah
umum yang menunjukkan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai berat, digolongkan
ke dalam tuli dan kurang dengar. Orang tuli adalah yang kehilangan kemampuan
mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik
memakai ataupun tidak memakai alat bantu dengar dimana batas pendengaran yang
dimilikinya cukup memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa melalui
pendengaran. Tin Suharmini (2009: 35) mengemukakan tunarungu dapat diartikan sebagai
keadaan dari seorang individu yang mengalami kerusakan pada indera pendengaran
sehingga menyebabkan tidak bisa menangkap berbagai rangsang suara, atau rangsang lain
melalui pendengaran.
Beberapa pengertian dan definisi tunarungu di atas merupakan definisi yang termasuk
kompleks, sehingga dapat disimpulkan bahwa anak tunarungu adalah anak yang memiliki
gangguan dalam pendengarannya, baik secara keseluruhan ataupun masih memiliki sisa
pendengaran. Meskipun anak tunarungu sudah diberikan alat bantu dengar, tetap saja anak
tunarungu masih memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
B. Karakteristik Tunarungu
Karakteristik anak tunarungu dari segi fisik tidak memiliki karakteristik yang khas,
karena secara fisik anak tunarungu tidak mengalami gangguan yang terlihat. Sebagai
dampak ketunarunguannya, anak tunarungu memiliki karakteristik yang khas dari segi
yang berbeda. Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1995: 35-39) mendeskripsikan
karakteristik ketunarunguan dilihat dari segi: intelegensi, bahasa dan bicara, emosi, dan
sosial.
1. Karakteristik dari segi intelegensi
Intelegensi anak tunarungu tidak berbeda dengan anak normal yaitu tinggi, rata-
rata dan rendah. Pada umumnya anak tunarungu memiliki entelegensi normal dan rata-
A. Tujuan
Siswa mampu mendengarkan ada dan tidak adanya bunyi-bunyi musik dengan memberi
respon gerakan yang diperintahkan oleh guru dengan benar.
B. Baseline
Anak sudah dapat menyadari ada dan tidaknya bunyi
C. Materi
Bunyi-bunyi musik terpilih dengan kekerasan 90 dB atau lebih. Bunyi-bunyi tersebut
diantaranya:
Organ
Rebana
Gong
D. Metode
Percakapan, reaktif, pemberian tugas, dramatis
E. Sarana prasarana
Alat-alat musik terpilih yaitu,
Organ
Rebana
Gong
F. Kegiatan intervensi untuk anak
Kegiatan kedua
- Guru kembali mengatur barisan siswa
- Guru memberi penjelasan bahwa nanti akan dibunyikan suara alat
musik yaitu, gong, organ, dan rebana dan siswa diminta
mengidentifikasi bunyi tersebut dengan cara bergoyang jika
mendengar bunyi gong, bertepuk tangan jika mendengar bunyi
organ, jalan di tempat jika mendengar bunyi rebana
- Guru membunyikan organ sebanyak 3 kali lalu guru mulai bertepuk
tangan sambil bertanya bertanya suara apakah itu?
- Guru membunyikan rebana sebanyak 3 kali lalu guru mulai jalan di
tempat sambil bertanya suara apakah itu?
- Guru membunyikan gong sebanyak 3 kali lalu guru mulai
bergoyang sambil bertanya suara apakah itu?
- Guru membunyikan ketiga alat musik secara acak dan siswa
diminta menebak bunyi tersebut.
G. Penilaian
Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian berikut ini
LEMBAR PENILAIAN
Penguasaan
NO Materi Perintah Respon
Ya Tidak
1 Menyadari bunyi alat musik Ada bunyi Melompat
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dan itu merupakan hak
setiap manusia. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya masyarakat dan
keluarga. Anak berkebutuhan khusus juga mempunyai hak untuk mendapatpendidikan
seperti yang tertuang pada UU No. 8 tahun 2016 pasal 10. Sehingga dengan segala
keterbatasan yang mereka miliki, mereka berhak mendapatkan pendidikan dan pelayanan
sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu setiap tenaga pendidik hendaknnya
mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam menguasai siswa dan mengelola kelas.
B. Pengertian Tunadaksa
Anak Tunadaksa merupakan salah satu Anak berkebutuhan khusus yang sangat
membutuhkan layanan khusus. Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat
yang menetap pada anggota gerak (tulang, sendi, otot). Mereka mengalami gangguan gerak
karena kelayuhan otot atau gangguan fungsi syaraf otak atau disebut Cerebal Palsy / CP.
Layanan pendidikan anak tunadaksa memiliki subtansi-subtansi, diantaranya mengenai
tujuan pendidikan anak tunadaksa, sistem pendidikan, dan pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar bagi anak tunadaksa. Tujuan pendidikan anak tunadaksa mengaju pada peraturan
pemerintah No. 72 tahun 1991 agar pesera didik mampu mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar
serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan
lanjutan.
C. Layanan Kompensatoris Anak Tunadaksa
1. Keterampilan Berkursi Roda
a. Pengertian Mobilitas kursi roda bagi anak tunadaksa
Pengertian mobilitas atau lokomotor menurut makalah Workshop Nasional
APPKhi-UNS-ISAPE tanggal 2-3 Pebruari di Solo,menjelaskan bahwa
“Keterampilan lokomotor merupakan keterampilan gerak dari satu tempat ke
tempat lain”.
a. Kebersihan badan meliputi cuci tangan, cuci muka, cuci kaki, sikat gigi, mandi,
keramas, menggunakan kamar mandi/wc
b. Makan dan minum meliputi makan menggunakan tangan, makan menggunakan
sendok, minum menggunakan cangkir, minum menggunakan sedotan
c. Berpakaian meliputi melepas dan memakai pakaian, mengancingkan baju
d. Berhias meliputi menisir rambut, memakai bedak, memakai aksesoris lain
e. Keselamatan diri meliputi menghindari bahay benda tajam atau runcing, api atau
listrik, binatang buas, bahaya lalu lintas
f. Adaptasi lingkungan meliputi mengenal keluarga terdekat, mengenal guru,
mengenal dan bermain dengan teman sebaya.
Cara mengajar anak yang memiliki cerdas istimewa dan berbakat istimewa.
Ketika anak sudah dapat duduk sendiri, rangsang anak agar mampu menggunakan
tangannya untuk bermain.
a. Dorong anak untuk menggapai kesegala arah dengan kedua lengan dan bertopang
pada tangan.
b. Lipatlah selimut atau handuk, lingkarkan ditubuhnya untuk membantu menjaga
keseimbangan dudiknya dan menahan agar tetap kedepan.
8. Duduk: Duduk sendiri
agar anak dapat duduk dikursi dengan baik, anak harus belajar menahan kakinya
secara datar dilantai.
a. Pilihlah permainan yang membuat anak bertahan pada posisi yang baik dan
melatih keseimbangan.
b. Ketika keseimbangan meningkat bujuk anak agar melepaskan satu tangannya dari
pegangan, kemudian keduanya.
c. Jika anak sudah tidak perlu berpegangan lagi, bantu anak untuk menggapai
keberbagai arah.
9. Berkeliling : Beranjak untuk Berdiri
Ketika beranjak untuk berdiri anak perlu condong ke depan dengan baik. Sering anak
bertahan ke belakang dan ini akan menyebabkan sulit berdiri.
a. Beranjak dari duduk untuk berdiri dengan benar.
1) Ratakan telapak kaki anak dan bawah lututnya.
2) Tekan kebawah kedua lututnya pada waktu anak condong ke depan.
3) Saat anak berdiri, sangga dada dan lututnya.
4) Jangan biarkan anak condong ke belakang.
b. Bergerak dari posisi berlutut ke posisi berdiri.
1) Tekan ke bawah salah satu lutut anak.
2) Biarjan lutut lainnya di belakang ketika anak mendorong ke depan.
3) Sambal anak berdiri pegang dadanya.
Agar anak dapat berjalan lebih stabil anak perlu ditingkatkan keseimbangannya. Anak
juga perlu belajar keterampilan motorik kasar lebih lanjut. Untuk membantu anak
belajar melangkah naik turun, dapat menggunakan alat bantu anak tangga. Agar efektif,
latihan hendaknya diberikan sambil bermain atau pada saat anak melakukan aktivitas
sehari-hari.
PENDIDIKAN INKLUSIF
Siswa Lulusan
Lingkungan
Uraian Definisi:
Pendidikan inklusif dan ramah-anak adalah sebuah pendekatan hak dasar bagi
pendidikan dan dengan demikian sepenuhnya sesuai dengan Undang-Undang
Dasar, Tujuan Pembangunan Milenium Afganistan, Konvensi PBB tentang Hak
Anak, Tujuan bagi PUS, Undang-undang Pendidikan, Rencana Strategis
Pendidikan Nasional II (NESP II) dan Peta Tujuan dari Kebutuhan dan Penilaian
Hak atas Pendidikan inklusif.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan
khusus adalah anak yang memiliki perbedaan-perbedaan baik perbedaan interindividual
maupun intraindividual yang signifikan dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi
dengan lingkungan dan Anak dengan kebutuhan khusus dapat diartikan anak yang secara
signifikan (bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, mental-intelektual,
social, emosional) dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan
anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus dan
untuk mengembangkan potensinya dibutuhkan pendidikan penanganan pendidikan untuk
anak berkebutuhan khusus.
Anak Berkebutuhan Khusus memiliki tingkat kekhususan yang amat beragam, baik dari
segi jenis, sifat, kondisi maupun kebutuhannya, oleh karena itu layanan pendidikannya
tidak dapat dibuat tunggal atau seragam melainkan menyesuaikan diri dengan tingkat
keberagaman karakteristik dan kebutuhan anak. Dengan beragamnya model layanan
pendidikan tersebut, dapat lebih memudahkan anak – anak ABK dan orang tuanya untuk
memilih layanan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya maka
diperlukannya Ortodidaktik.
Pelaksanaan pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus dilaksanakan
berdasarkan prinsip terstruktur, terpola, terprogram, konsisten, dan kontinyu
(berkelanjutan). Keberhasilan pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus ini
haruslah didukung oleh kurikulum yang sesuai, fasilitas yang memadai dan kerjasama
antara berbagai pihak yg terlibat dalam pendidikan inklusi, sehingga program dapat
berjalan dengan baik dan anak berkebutuhan khusus dapat mengembangkan potensinya
secara maksimal.
Konsep layanan memiliki arti yang sama meskipun dalam konteks kegiatan yang
berbeda, yaitu suatu jasa yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain untuk memenuhi
kebutuhannya. Dalam beberapa terminologi, Istilah layanan diartikan sebagai (1) cara
melayani; (2) usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan (uang);
(3) kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli jasa atau barang.
Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang
Setelah membaca modul ini diharapkan kita bisa memberikan layanan bagi Anak
Berkebutuhan Khusus dengan baik dan benar, dan kita bisa memberikan pelayanan terbaik bagi
anak yang berkebutuhan khusus
Assjari Musjafak. (2010). Program Khusus Untuk Tunadaksa (Bina Diri Dan Bina Gerak).
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
Dan Menengah. Disampaikan pada Workshop Pengelolaan Program Kekhususan Bagi
Guru SD/SMP/SMA/SMK penyelenggara Pendidikan Inklusif diselenggarakan oleh
Departemen Pendidikan Nasional Ddirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Tanggal 1 s.d 4 Maret 2010 di Hotel Sahid Kusuma Surakarta Jln.
Sugiyo Pranoto No. 20 Surakarta.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=252463&val=6803&title=Kebij
akan%20Pemerintah%20Terhadap%20Pendidikan%20Inklusif (diakses pada 10
September 2018)
Assjari, Musjafak dan Hidayat.
http://file.upi/Direktori/FIP/JUR_PEND_LUAR_BIASA/195505161981011-
MUSYAFAK-
ASSYARI/Pendidikan_Anak_Berkesulitan_Belajar/KOMPENSATORIS_ANAK_AU
TIF.pdf (diakses pada 28 Agustus 2018)
Mitchel, David. (2016). Inclusive Strategies in New Zealand, a Leader in Inclusive Education.
M. Jelas, Zalizan. (2012). Inclusive Education in Malaysia : Policy and Practice. Universiti
Kebangsaan Malaysia. https://www.researchgate.net/publication/254242626 (diakses
online : 6 april 2018)
Ni’matuzahroh dan Nurhamida, Yuni. (2016). Individu Berkebutuhan Khusus & Pendidikan
Inklusif. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Powell Ed.D, Denise. (2012) . A Review of Inclusive Education in New Zealand. Electronic
journal for inclusice education vol. 2 No. 10
https://corescholar.libraries.wright.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1147&context=ejie
Sousa, David. (2016). How The Special Needs Brain Learns. United State of America: A Sage
Company.