Anda di halaman 1dari 43

KETETAPAN

KONGRES XV PEMUDA/KNPI
NOMOR : TAP 06/KONGRES-XIV/PEMUDA-KNPI/2018

Tentang

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONGRES XV PEMUDA/KNPI,

Menimbang : a. bahwa untuk memberi jaminan landasan konstitusional keberadaan


KNPI sebagai wadah berhimpun Organisasi Kemasyarakatan Pemuda,
maka dipandang perlu untuk mengesahkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga KNPI;
b. bahwa oleh karena itu Kongres XV Pemuda/KNPI perlu untuk
menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI;

Mengingat : 1. Undang-undang No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi


Kemasyarakatan;
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI;
3. Peraturan Organisasi KNPI lainnya;
4. Keputusan DPP KNPI Nomor: KEP. 058/DPP-KNPI/XI/2014 tentang
Penyelenggaraan Kongres XV Pemuda/KNPI.

Memperhatikan : Hasil Permusyawaratan dalam Sidang Pleno IV Kongres XV


Pemuda/KNPI yang membahas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga KNPI, pada tanggal 21Desember 2018;.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KETETAPAN KONGRES XV PEMUDA/KNPI TENTANG ANGGARAN


DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KNPI

Pasal 1

Mengesahkan Rancangan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI
sebagaimana terlampir yang merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan dengan ketetapan
ini.
Pasal 2

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bilamana terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bogor, Jawa Barat


Pada Tanggal : 21 Desember 2018
LAMPIRAN :
KETETAPAN
KONGRES XV PEMUDA/KNPI
NOMOR: TAP 06/KONGRES-XV/PEMUDA-KNPI/2018

ANGGARAN DASAR KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA


HASIL KONGRES XV PEMUDA/KNPI BOGOR-JAWA BARAT

PEMBUKAAN

DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA, GENERASI MUDA MEMILIKI PERANAN


YANG SANGAT STRATEGIS DALAM MENCETUSKAN IDE – IDE PEMBAHARUAN YANG DIDASARI
PADA MILITANSI DAN IDEALISME SEBAGAIMANA DIBUKTIKAN PADA TAHUN 1908 DENGAN
MOMENTUM KEBANGKITAN NASIONAL, TAHUN 1928 DENGAN LAHIRNYA SUMPAH PEMUDA,
TAHUN 1945 DENGAN USAHA MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA,
TAHUN 1973 TERBENTUK KNPI MELALUI DEKLARASI PEMUDA, SERTA TAHUN 1998 DENGAN
SEMANGAT KEJUANGAN YANG KRITIS, DINAMIS DAN RASIONAL UNTUK MENEGAKAN
DEMOKRASI, KEADILAN DAN SUPREMASI HUKUM YANG BERAKUMULASI SECARA SINERGIK
DENGAN LAHIRNYA ERA REFORMASI.

KAUM MUDA SEBAGAI SUMBER INSANI DAN AHLI WARIS SERTA PENERUS CITA-CITA BANGSA,
PERLU MEMPERSIAPKAN DAN MEMBINA DIRI MENJADI KADER-KADER BANGSA, AGAR DAPAT
MENJADI GENERASI PENERUS YANG BERPANDANGAN RASIONAL, BERBUDI PEKERTI LUHUR,
DAN MEMILIKI KETERAMPILAN SERTA BERTANGGUNG JAWAB DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH
BAIK.

GENERASI MUDA INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI BANGSA INDONESIA, MEMILIKI


TANGGUNG JAWAB MORAL UNTUK MENUMBUHKAN DAN MENGEMBANGKAN KESADARAN
KAUM MUDA SEBAGAI SUATU BANGSA YANG BERDASARKAN PANCASILA, UNDANG UNDANG
DASAR 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DAN BHINEKA TUNGGAL IKA, IKUT
SERTA MENGISI KEMERDEKAAN DENGAN MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA DAN
MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN NASIONAL DEMI KEMAJUAN DAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT.

UNTUK MELANJUTKAN DAN MELAKSANAKAN CITA–CITA BANGSA SERTA MEMPERSIAPKAN


TUNAS
TUNAS BANGSA DENGAN PANGGILAN SEJARAH DAN MEWUJUDKAN TANGGUNG JAWABNYA,
MAKA ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA DAN SELURUH POTENSI PEMUDA INDONESIA
YANG BERHIMPUN DALAM KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA, DENGAN LANDASAN
SEMANGAT KEBERSAMAAN UNTUK MENUMBUHKAN, MENGGERAKKAN MILITANSI SERTA
IDEALISME, SERTA MENYALURKAN ASPIRASI DAN POTENSI PEMUDA INDONESIA DEMI
TERCAPAINYA MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK.

SADAR SEPENUHNYA AKAN PANGGILAN SEJARAH, POTENSI, PERANAN, DAN TANGGUNG


JAWAB KAUM MUDA, MAKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KAMI GENERASI
MUDA INDONESIA DENGAN INI MENETAPKAN ANGGARAN DASAR KOMITE NASIONAL PEMUDA
INDONESIA SEBAGAI BERIKUT :
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

PASAL 1

1. ORGANISASI INI BERNAMA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA DISINGKAT KNPI.


2. KNPI DIDIRIKAN PADA TANGGAL 23 JULI 1973 DI JAKARTA UNTUK JANGKA WAKTU YANG
TIDAK DITENTUKAN.
3. PUSAT ORGANISASI KNPI BERKEDUDUKAN DI IBUKOTA NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

BAB II
AZAS DAN TUJUAN

PASAL 2
AZAS

KNPI BERAZASKAN PANCASILA DAN UUD 1945.

PASAL 3
TUJUAN

KNPI MEMILIKI TUJUAN SEBAGAI BERIKUT :


1. TERWUJUDNYA PERSATUAN DAN KESATUAN PEMUDA INDONESIA DEMI TEGAKNYA NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA;
2. TERCIPTANYA PEMUDA INDONESIA YANG MEMILIKI KEMAMPUAN INTELEKTUAL,
BERAKHLAK MULIA, DAN MEMILIKI KEAHLIAN PROFESIONAL, DALAM RANGKA MENJAMIN
KESINAMBUNGAN PEMBANGUNAN NASIONAL;
3. TERBERDAYAKANNYA SELURUH POTENSI PEMUDA INDONESIA DALAM BERBAGAI DIMENSI
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DEMI MEMPERCEPAT TERWUJUDNYA
MASYARAKAT INDONESIA YANG ADIL, MAKMUR DAN SEJAHTERA BERDASARKAN PANCASILA
DAN UUD 1945.
BAB III
KEDAULATAN

PASAL 4

KEDAULATAN KNPI BERADA DI TANGAN ANGGOTA DAN DILAKSANAKAN SEPENUHNYA OLEH


KONGRES.
BAB IV
STATUS, SIFAT DAN FUNGSI

PASAL 5
STATUS

KNPI ADALAH SATU-SATUNYA WADAH BERHIMPUN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA


DISINGKAT OKP DI INDONESIA.
PASAL 6
SIFAT

KNPI BERSIFAT TERBUKA DAN INDEPENDEN.

PASAL 7
FUNGSI

KNPI MEMILIKI FUNGSI, SEBAGAI BERIKUT :


1. SEBAGAI WADAH PEREKAT KEMAJEMUKAN PEMUDA INDONESIA DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN KEMASYARAKATAN, BERBANGSA DAN BERNEGARA
GUNA MEMPERCEPAT USAHA PENCAPAIAN TUJUAN NASIONAL;
2. SEBAGAI LABORATORIUM KADER PEMUDA INDONESIA DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN
POTENSI PEMUDA YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN, MANDIRI DAN
BERTANGGUNGJAWAB, GUNA TERJAMINNYA PROSES REGENERASI KESINAMBUNGAN
MASA DEPAN BANGSA;
3. SEBAGAI WADAH PERJUANGAN PEMUDA INDONESIA DALAM RANGKA PENINGKATAN
DERAJAT, TARAF HIDUP, STATUS DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL, GUNA MEMPERCEPAT
TERCIPTANYA MASYARAKAT YANG ADIL, MAKMUR DAN SEJAHTERA.

BAB V
USAHA

PASAL 8

BERDASARKAN AZAS, TUJUAN, STATUS, SIFAT DAN FUNGSINYA MAKA KNPI SEBAGAI WADAH
BERHIMPUN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA DISINGKAT OKP MEMILIKI USAHA
SEBAGAI BERIKUT :

1. MEMBINA DAN MENJALIN KOMUNIKASI DIANTARA BERBAGAI KOMPONEN KEPEMUDAAN


YANG TERGABUNG DALAM ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA DISINGKAT OKP DAN
JENJANG STRUCTURAL KEPENGURUSAN KNPI MELALUI SERANGKAIAN PROGRAM
KOMUNIKASI DAN KERJASAMA;
2. MENGGALANG KERJASAMA ANTAR PEMUDA, BAIK DI TINGKAT LOKAL, NASIONAL,
REGIONAL MAUPUN INTERNASIONAL, MELALUI PROGRAM KEPEDULIAN DAN KEMITRAAN
SECARA AKTIF TERHADAP BERBAGAI DINAMIKA KEMASYARAKATAN DAN KEPEMUDAAN,
BAIK YANG SEDANG BERLANGSUNG MAUPUN YANG AKAN TERJADI DALAM RANGKA
MENCIPTAKAN KETAHANAN NASIONAL DAN PERDAMAIAN DUNIA;
3. MENGEMBANGKAN DAN MENINGKATKAN INTEGRITAS MORAL, JATIDIRI BANGSA DAN
SEMANGAT PATRIOTISME DI KALANGAN PEMUDA DAN MASYARAKAT;
4. MEMELIHARA DAN MEMPERTAHANKAN TEGAKNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA MELALUI USAHA PENGEMBANGAN KUALITAS SUMBERDAYA PEMUDA, TINGKAT
PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN, SERTA KOMUNIKASI DIANTARA SESAMA PEMUDA DAN
POTENSI NASIONAL LAINNYA;
5. MELAKSANAKAN UPAYA-UPAYA AGREGASI DAN ARTIKULASI TERHADAP BERBAGAI
ASPIRASI, DAN KEPENTINGAN PEMUDA;
6. MENGGALANG, MENGEMBANGKAN DAN MEMANTAPKAN KEMAMPUAN SOSIAL, BUDAYA,
EKONOMI, DAN POLITIK PEMUDA DALAM RANGKA MEMPERKOKOH PERSATUAN NASIONAL
DAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT.

BAB VI
KEANGGOTAAN

PASAL 9

1. PADA HAKEKATNYA SELURUH PEMUDA INDONESIA ADALAH ANGGOTA KNPI;


2. ANGGOTA KNPI ADALAH ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA DISINGKAT OKP YANG
MENGAKUI EKSISTENSI KNPI SEBAGAI WADAH BERHIMPUN ORGANISASI KEMASYARAKATAN
PEMUDA SERTA WADAH PEREKAT PERSATUAN DAN KESATUAN PEMUDA INDONESIA;
3. HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA DIATUR DALAM ART KNPI

BAB VII
ORGANISASI DAN KEDUDUKAN

PASAL 10
KEKUASAAN

KEKUASAAN DIPEGANG OLEH KONGRES KNPI, MUSYAWARAH DAERAH KNPI PROVINSI,


MUSYAWARAH DAERAH KNPI KABUPATEN/KOTA, MUSYAWARAH KECAMATAN/DISTRIK KNPI.

PASAL 11
HIRARKI DAN KEDUDUKAN ORGANISASI

1. DITINGKAT NASIONAL TERDIRI DARI; MAJELIS PEMUDA INDONESIA (MPI) DAN DEWAN
PENGURUS PUSAT KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA (DPP KNPI);
2. DITINGKAT PROVINSI TERDIRI DARI; MAJELIS PEMUDA INDONESIA (MPI) PROVINSI DAN
DEWAN PENGURUS DAERAH KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA (DPD KNPI)
PROVINSI;
3. DITINGKAT KABUPATEN/KOTA TERDIRI DARI; MAJELIS PEMUDA INDONESIA (MPI)
KABUPATEN/KOTA DAN DEWAN PENGURUS DAERAH KOMITE NASIONAL PEMUDA
INDONESIA (DPD KNPI) KABUPATEN/KOTA.
4. DITINGKAT KECAMATAN/DISTRIK TERDIRI DARI; MAJELIS PEMUDA INDONESIA (MPI)
KECAMATAN/DISTRIK DAN DEWAN PENGURUS KECAMATAN/DISTRIK KOMITE NASIONAL
PEMUDA INDONESIA (DPK KNPI) KECAMATAN/DISTRIK.

PASAL 12
KEPEMIMPINAN

1. KEPEMIMPINAN ORGANISASI DIPEGANG OLEH DEWAN PENGURUS PUSAT KOMITE


NASIONAL PEMUDA INDONESIA (DPP KNPI), DEWAN PENGURUS DAERAH KOMITE
NASIONAL PEMUDA INDONESIA (DPD) KNPI PROVINSI, DEWAN PENGURUS DAERAH
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA (DPD KNPI) KABUPATEN/KOTA, DEWAN
PENGURUS KECAMATAN/DISTRIK KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA (DPK KNPI)
2. DEWAN PENGURUS KNPI MEMPUNYAI HUBUNGAN HIRARKI DAN VERTIKAL DARI PUSAT
SAMPAI KECAMATAN/DISTRIK
3. UNTUK MEMBANTU TUGAS DEWAN PENGURUS PUSAT KOMITE NASIONAL PEMUDA
INDONESIA (DPP KNPI), DIBENTUK BADAN-BADAN KHUSUS.
4. UNTUK MEMBANTU TUGAS DEWAN PENGURUS PUSAT KOMITE NASIONAL PEMUDA
INDONESIA (DPP KNPI) DI LUAR NEGERI, DIBENTUK BADAN PERWAKILAN KNPI LUAR
NEGERI.
PASAL 13
MAJELIS PEMUDA INDONESIA

1. MAJELIS PEMUDA INDONESIA (MPI) MERUPAKAN FORUM KOORDINASI DAN KONSULTASI


ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA DISINGKAT OKP YANG BERHIMPUN DI KNPI.
2. MAJELIS PEMUDA INDONESIA (MPI) HANYA MEMILIKI SIFAT KOORDINASI DI MASING-
MASING TINGKATAN KNPI.
PASAL 14
BADAN PERWAKILAN KNPI LUAR NEGERI

1. BADAN PERWAKILAN KNPI LUAR NEGERI ADALAH BADAN KOORDINASI DPP KNPI DI LUAR
NEGERI.
2. BADAN PERWAKILAN KNPI LUAR NEGERI DIBENTUK UNTUK MENGKOORDINIR PEMUDA
WARGA NEGARA INDONESIA YANG BERDOMISILI DAN BERAKTIFITAS DI LUAR NEGERI.
3. MASA JABATAN PENGURUS BADAN PERWAKILAN KNPI LUAR NEGERI DISESUAIKAN
DENGAN MASA JABATAN DEWAN PENGURUS PUSAT KNPI.

BAB VIII
PERMUSYAWARATAN

PASAL 15
PERMUSYAWARATAN
1. PERMUSYAWARATAN:
A. KONGRES;
B. KONGRES LUAR BIASA DISINGKAT KLB;
C. RAPAT PIMPINAN PARIPURNA NASIONAL DISINGKAT RAPIMPURNAS;
D. RAPAT KERJA NASIONAL DISINGKAT RAKERNAS;
E. MUSYAWARAH DAERAH KNPI PROVINSI DISINGKAT MUSDA KNPI PROVINSI;
F. MUSYAWARAH DAERAH LUAR BIASA KNPI PROVINSI DISINGKAT MUSDALUB KNPI
PROVINSI;
G. RAPAT PIMPINAN PARIPURNA DAERAH PROVINSI DISINGKAT RAPIMPURDA KNPI
PROVINSI;
H. RAPAT KERJA DAERAH KNPI PROVINSI DISINGKAT RAKERDA KNPI PROVINSI;
I. MUSYAWARAH DAERAH KNPI KABUPATEN/KOTA DISINGKAT MUSDA KNPI
KABUPATEN/KOTA;
J. MUSYAWARAH DAERAH LUAR BIASA KNPI KABUPATEN/KOTA DISINGKAT MUSDALUB
KNPI KABUPATEN/KOTA;
K. RAPAT PIMPINAN PARIPURNA DAERAH KABUPATEN/KOTA DISINGKAT RAPIMPURDA
KNPI KABUPATEN/KOTA;
L. RAPAT KERJA DAERAH KNPI KABUPATEN/KOTA DISINGKAT RAKERDA KNPI
KABUPATEN/KOTA;
M. MUSYAWARAH KECAMATAN/DISTRIK KNPI DISINGKAT MUSCAM/MUSDIS KNPI;
N. MUSYAWARAH KECAMATAN/DISTRIK LUAR BIASA KNPI DISINGKAT
MUSCAMLUB/MUSDISLUB KNPI;
O. RAPAT KERJA KECAMATAN/DISTRIK KNPI DISINGKAT RAKERCAM/RAKERDIS KNPI;
P. RAPAT KERJA BADAN PERWAKILAN KNPI LUAR NEGERI DISINGKAT RAKER BP KNPI LN;
Q. DEWAN PENGURUS DI SEMUA TINGKATAN DAPAT MELAKSANAKAN RAPAT
KOORDINASI/ KONSULTASI.
PASAL 16
RAPAT - RAPAT

1. SELAIN JENIS-JENIS PERMUSYAWARATAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PASAL (15), DEWAN


PENGURUS SESUAI TINGKATAN, DAPAT MENGADAKAN RAPAT-RAPAT YAITU ;
A. RAPAT PLENO DEWAN PENGURUS;
B. RAPAT HARIAN DEWAN PENGURUS;
C. RAPAT BIDANG DEWAN PENGURUS;
D. RAPAT KOORDINASI DAN ATAU KONSULTASI;
E. RAPAT RAPAT KHUSUS LAINNYA.

PASAL 17
K O N G R ES

1. KONGRES MERUPAKAN PEMEGANG KEKUASAAN TERTINGGI ORGANISASI KNPI;


2. KONGRES MERUPAKAN MUSYAWARAH UTUSAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA
DISINGKAT OKP TINGKAT NASIONAL YANG BERHIMPUN DI KNPI DAN DPD KNPI TINGKAT
PROVINSI.
3. KONGRES DIADAKAN SEKALI DALAM 3 (TIGA) TAHUN;
4. KONGRES BERWENANG :
A. MENETAPKAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA;
B. MENILAI LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DEWAN PENGURUS PUSAT DAN LAPORAN
MAJELIS PEMUDA INDONESIA;
c. Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja Nasional dan Organisasi (PPKNO), serta
kebijakan – kebijakan organisasi lainnya;
d. Memilih dan menetapkan Ketua Umum/Ketua Formatur Dewan Pengurus Pusat
KNPI;
e. Memilih dan menetapkan Anggota Formatur;
f. Menetapkan Ketua dan Anggota Majelis Pemuda Indonesia;
g. Merekomendasikan waktu dan tempat tuan rumah kongres.

5. Penyelenggara dan Penanggungjawab Kongres adalah Dewan Pengurus Pusat KNPI;


6. Rancangan Materi Kongres ditetapkan pada Rapat Pimpinan Paripurna Nasional.
Pasal 18
Kongres Luar Biasa

1. Dalam keadaan luar biasa, Kongres dapat diadakan menyimpang dari ketentuan pasal
17 ayat (3) dan dinamakan Kongres Luar Biasa Pemuda/KNPI
2. Kongres Luar Biasa dapat diadakan apabila terjadi pelanggaran terhadap AD/ART oleh
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat KNPI;
3. Kongres Luar Biasa diadakan atas permintaan secara tertulis dari:
a. Lebih dari setengah jumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP
Tingkat Nasional yang berhimpun, dan;
b. Lebih dari setengah jumlah Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi.
4. Kongres Luar Biasa berwenang untuk memilih dan menetapkan Ketua Umum Dewan
Pengurus Pusat KNPI pada periodisasi berjalan serta kebijakan organisasi strategis
lainnya yang dianggap penting dan mendesak.
5. Penyelenggara dan Penanggungjawab Kongres Luar Biasa adalah Dewan Pengurus Pusat
KNPI;
Pasal 19
Rapat Pimpinan Paripurna Nasional

1. Rapat Pimpinan Paripurna Nasional merupakan forum yang kedudukannya setingkat di


bawah Kongres;
2. Rapat Pimpinan Paripurna Nasional diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
satu periodesasi kepengurusan;
3. Rapat Pimpinan Paripurna Nasional berwenang :
a. Menetapkan rancangan materi Kongres KNPI
b. Menetapkan peserta Kongres KNPI;
c. Menetapkan Waktu dan tempat Kongres KNPI
4. Rapat Pimpinan Paripurna Nasional diadakan selambat -lambatnya 6 (enam) bulan
sebelum pelaksanaan Kongres.
5. Rapat Pimpinan Paripurna Nasional diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI.

Pasal 20
Musyawarah Daerah KNPI Provinsi

1. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi adalah pemegang kekuasaan tertinggi KNPI di tingkat
Provinsi;
2. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi merupakan musyawarah yang dihadiri oleh utusan
OKP tingkat Provinsi yang menjadi peserta pada Kongres KNPI; DPP KNPI, serta DPD
KNPI Tingkat Kabupaten/Kota.
3. OKP lokal dapat menjadi peserta pada Musda Provinsi apabila telah memenuhi syarat
keanggotaan KNPI yang akan diatur lebih lanjut dalam ART.
4. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi KNPI diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun;
5. Musyawarah Provinsi berwenang :
a. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi dan
Majelis Pemuda Indonesia Provinsi;
b. Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja KNPI Provinsi dan Organisasi (P2KPO)
dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan Pokok-Pokok Program Kerja Nasional
dan Organisasi (P2KNO);
c. Memilih dan Menetapkan Ketua/Ketua Formatur Dewan Pengurus Daerah KNPI
Provinsi;
d. Memilih dan menetapkan Anggota Formatur
e. Menetapkan Ketua dan Anggota Majelis Pemuda Indonesia ditingkat Provinsi.
f. Merekomendasikan waktu dan tempat tuan rumah Musyawarah Daerah KNPI
Provinsi.
6. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab
sepenuhnya Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
7. Materi Musyawarah Daerah KNPI Provinsi disiapkan melalui Rapat Pimpinan Paripurna
Daerah KNPI Provinsi.
Pasal 21
Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi

1. Musyawarah Daerah Luar Biasa Provinsi adalah permusyawaratan yang diselenggarakan


sebelum berakhirnya masa periodesasi sebagaimana ketentuan pasal 20 Ayat (4);
2. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi dapat diadakan apabila Ketua DPD KNPI
Provinsi melanggar AD/ART KNPI;
3. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi diselenggaran atas permintaan tertulis
dari sekurang - kurangnya:
a. Setengah tambah satu dari jumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat
Provinsi yang menjadi peserta pada Musyawarah Daerah Provinsi sebelumnya, dan;
b. Setengah tambah satu dari jumlah Dewan Pengurus KNPI Kabupaten/Kota;
4. Pelaksanaan Musdalub KNPI Provinsi dapat diselenggarakan atas persetujuan tertulis
dari DPP KNPI.
Pasal 22
Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi

1. Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi merupakan forum yang kedudukannya


setingkat dibawah Musyawarah Daerah KNPI Provinsi;
2. Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam satu periodesasi kepengurusan;
3. Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi berwenang :
a. Menyiapkan rancangan materi Musyawarah Daerah Pemuda/KNPI Provinsi;
b. Menetapkan peserta Musyawarah Daerah Pemuda/KNPI Provinsi;
4. Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi diadakan selambat-lambatnya 6 (enam)
bulan sebelum pelaksanaan Musyawarah Daerah KNPI Provinsi.
5. Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi diselenggarakan oleh Dewan Pengurus
Daerah KNPI Provinsi.

Pasal 23
Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota

1. Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota adalah pemegang kekuasaan tertnggi KNPI


ditingkat Kabupaten/Kota;
2. Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota merupakan musyawarah yang dihadiri oleh
utusan OKP tingkat Kabupaten/Kota yang menjadi peserta pada Musda KNPI Provinsi,
serta KNPI Tingkat Kecamatan/Distrik.
3. OKP lokal dapat menjadi peserta pada Musda Kabupaten/Kota apabila telah memenuhi
syarat keanggotaan KNPI yang akan diatur lebih lanjut dalam ART.
4. Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun;
5. Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota berwenang :
a. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/Kota dan Laporan Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kotamadya;
b. Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja KNPI Kabupaten/Kota dan Organisasi
(P2K2O) dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan Pokok-Pokok Program Kerja
Provinsi dan Organisasi (P2KPO) yang merupakan penjabaran dari Pokok-Pokok
Program Kerja Nasional dan Organisasi (P2KNO);
c. Memilih dan Menetapkan Ketua/Ketua Formatur Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/Kota;
d. Memilih dan menetapkan Anggota Formatur
e. Memilih dan menetapkan Anggota Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota.
6. Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota diselenggarakan dan menjadi tanggung
jawab sepenuhnya Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
7. Materi Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota disiapkan melalui Musyawarah
Pimpinan Paripurna Daerah KNPI Kabupaten/Kota.

Pasal 24
Musyawarah Daerah Luar Biasa Kabupaten/Kota

1. Musyawarah Daerah Luar Biasa Kabupaten/Kota adalah permusyawaratan yang


diselenggarakan sebelum berakhirnya masa periodesasi sebagaimana ketentuan pasal
22 ayat (4);
2. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten/Kota dapat diadakan apabila Ketua
Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota melanggar AD/ART KNPI;
3. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten/Kota diselenggarakan atas permintaan
tertulis dari sekurang - kurangnya:
a. Setengah tambah satu dari jumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat
Kabupaten/Kota yang menjadi peserta pada Musda Kabupaten/Kota sebelumnya,
dan;
b. Setengah tambah satu dari jumlah Dewan Pengurus KNPI Kecamatan/Distrik;
4. Pelaksanaan Musdalub KNPI Kabupaten/Kota dapat diselenggarakan atas persetujuan
tertulis dari DPD KNPI Provinsi.

Pasal 25
Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Kabupaten/Kota

1. Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Kabupaten/Kota merupakan forum yang


kedudukannya setingkat dibawah Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
2. Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Kabupaten/Kota diadakan sekurang-kurangnya 1
(satu) kali dalam satu periodesasi kepengurusan;
3. Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Kabupaten/Kota berwenang :
a. Menyiapkan rancangan materi Musyawarah Daerah Pemuda/KNPI Kabupaten/Kota
b. Menetapkan peserta Musyawarah Daerah Pemuda/KNPI Kabupaten/Kota;
4. Rapat Pimpinan Paripurna Dearah Kabupaten/Kota diadakan selambat-lambatnya 6
(enam) bulan sebelum pelaksanaan Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota.
5. Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh Dewan
Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota.

Pasal 26
Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI

1. Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI adalah pemegang kekuasaan tertinggi KNPI


ditingkat Kecamatan/Distrik;
2. Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun;
3. Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI berwenang:
a. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI;
b. Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja Kecamatan/Distrik dan Organisasi (P2KCO)
dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan Pokok-Pokok Program Kerja
Kabupaten/Kota dan Organisasi (P2KKO) yang merupakan penjabaran dari Pokok-
Pokok Program Kerja Provinsi dan Organisasi (P2KPO) serta Pokok-Pokok Program
Kerja Nasional dan Organisasi (P2KNO);
c. Memilih dan Menetapkan Ketua/Ketua Formatur Dewan Pengurus Kecamatan/
Distrik KNPI
d. Memilih dan menetapkan Anggota Formatur
e. Menetapkan Ketua dan Anggota Majelis Pemuda Indonesia Kecamatan/Distrik

Pasal 27
Musyawarah Kecamatan/ Distrik Luar Biasa KNPI

1. Musyawarah Kecamatan/Distrik Luar Biasa adalah permusyawaratan yang


diselenggarakan sebelum berakhirnya masa periodesasi sebagaimana ketentuan pasal
25 ayat (2);
2. Musyawarah Kecamatan/Distrik Luar Biasa KNPI dapat diadakan apabila Ketua Pengurus
Kecamatan/Distrik melanggar AD/ART KNPI;

3. Musyawarah Kecamatan/Distrik Luar Biasa KNPI diselenggaran atas permintaan tertulis


dari sekurang – kurangnya; Setengah tambah satu dari jumlah Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Tingkat Kabupaten/Kota yang menjadi peserta pada Musda
Kabupaten/Kota sebelumnya, dan;
4. Musyawarah Kecamatan/Distrik Luar Biasa KNPI berwenang untuk memilih Ketua
Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI pada Periodisasi berjalan.
5. Pelaksanaan Musdalub KNPI Kabupaten/Kota dapat diselenggarakan atas persetujuan
tertulis dari DPD KNPI Kabupaten/Kota.
Pasal 28
Rapat Kerja Nasional

1. Rapat Kerja Nasional diadakan untuk menjabarkan hasil-hasil Ketetapan Kongres,


khususnya tentang perumusan arah dan kebijakan serta program kerja yang akan
dilaksanakan dalam satu periode Kepengurusan Dewan Pengurus Pusat KNPI;
2. Rapat Kerja Nasional diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu periodesasi
kepengurusan KNPI;
3. Rapat Kerja Nasional diadakan dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Dewan
Pengurus Pusat KNPI.
Pasal 29
Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi

1. Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi diadakan untuk menjabarkan hasil-hasil Ketetapan
Musyawarah Daerah KNPI Provinsi, khususnya tentang perumusan arah dan kebijakan
serta program kerja yang akan dilaksanakan dalam satu periode masa bakti
kepengurusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
2. Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu
periodesasi kepengurusan KNPI Provinsi;
3. Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah KNPI
Provinsi.
Pasal 30
Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota

1. Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota diadakan untuk menjabarkan hasil-hasil


Ketetapan Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota, khususnya tentang perumusan
arah dan kebijakan serta program kerja yang akan dilaksanakan dalam satu periode
masa bakti kepengurusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
2. Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
satu periodisasi kepengurusan KNPI Kabupaten/Kota;
3. Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota di selenggarakan oleh Dewan Pengurus
Daerah KNPI Kabupaten/Kota.
Pasal 31
Rapat Kerja Kecamatan/Distrik KNPI

1. Rapat Kerja Kecamatan/ Distrik KNPI diadakan untuk menjabarkan hasil–hasil


Ketetapan Musyawarah Kecamatan/ Distrik KNPI khususnya tentang perumusan arah
dan kebijakan serta program kerja yang akan dilaksanakan dalam satu periode masa
bakti kepengurusan Kecamatan KNPI;
2. Rapat Kerja Kecamatan/ Distrik KNPI diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam satu periodisasi kepengurusan Kecamatan/ Distrik KNPI;
3. Rapat Kerja Kecamatan/ Distrik KNPI sepenuhnya diselenggarakan dan menjadi
tanggungjawab Dewan Pengurus Kecamatan KNPI.
BAB IX
KEPENGURUSAN

Pasal 32
Dewan Pengurus Pusat

1. Ketua Umum dipilih dan ditetapkan pada forum Kongres;


2. Dewan Pengurus Pusat KNPI disusun dan ditetapkan oleh Ketua Umum/Ketua Formatur
Kongres dan dibantu oleh anggota formatur;
3. Dewan Pengurus Pusat terdiri dari Pengurus Harian dan Pengurus Pleno
4. Pengurus Harian terdiri dari seorang Ketua Umum, beberapa Ketua, seorang Sekretaris
Jenderal, beberapa Wakil Sekretaris Jenderal, seorang Bendahara Umum dan beberapa
Wakil Bendahara Umum;
5. Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian dan Anggota-anggota Departemen.
6. DPP KNPI dapat membentuk Badan Perwakilan KNPI luar Negeri.
7. Kepengurusan DPP KNPI terdiri dari 60% unsur keterwakilan OKP Tingkat Nasional, 30%
unsur kesinambungan KNPI, dan 10 % unsur potensi pemuda lainnya.

Pasal 33
Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi

1. Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi dipilih oleh Formatur Musyawarah Daerah KNPI
Provinsi;
2. Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI
untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun;
3. Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi terdiri dari Pengurus Harian dan Pengurus Pleno;
4. Pengurus Harian terdiri dari seorang Ketua, beberapa Wakil Ketua, seorang Sekretaris,
beberapa Wakil Sekretaris, seorang Bendahara dan beberapa Wakil Bendahara;
5. Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian dan Anggota-anggota Komisi;
6. Jumlah Pengurus DPD KNPI Provinsi terdiri dari 60% unsur keterwakilan OKP Tingkat
Provinsi secara eksponensial, 30% unsur kesinambungan KNPI, dan 10% unsur potensi
pemuda lainnya.
Pasal 34
Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota

1. Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota dipilih oleh Formatur Musyawarah


Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
2. Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Dewan Pengurus Daerah
KNPI Provinsi untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun;
3. Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota terdiri dari Pengurus Harian dan
Pengurus Pleno;
4. Pengurus Harian terdiri dari seorang Ketua, beberapa Wakil Ketua, seorang Sekretaris,
beberapa Wakil Sekretaris, seorang Bendahara dan beberapa Wakil Bendahara;
5. Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian dan Anggota-anggota Biro;
6. Jumlah Pengurus DPD KNPI Kabupaten/Kota terdiri dari 60% unsur keterwakilan OKP
Tingkat Kabupaten/Kota secara eksponensial, 30% unsur kesinambungan KNPI, dan 10%
unsur potensi pemuda lainnya.
Pasal 35
Dewan Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI

1. Dewan Pengurus Kecamatan/ Distrik atau sebutan KNPI dipilih oleh Formatur
Musyawarah Kecamatan/ Distrik KNPI
2. Dewan Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI ditetapkan oleh Dewan Pengurus Daerah
KNPI Kabupaten/Kota untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun
3. Dewan Pengurus Kecamatan/ Distrik atau sebutan lain KNPI terdiri dari Pengurus
Harian dan Pengurus Pleno
4. Pengurus Harian terdiri dari seorang Ketua, beberapa Wakil Ketua, seorang Sekretaris,
beberapa Wakil Sekretaris, seorang Bendahara dan beberapa Wakil Bendahara;
5. Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian dan Anggota-anggota Bidang;
6. Jumlah Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI disesuaikan menurut potensi wilayah
masing-masing.
BAB XI
MAJELIS PEMUDA INDONESIA

Pasal 36
Majelis Pemuda Indonesia

1. Majelis Pemuda Indonesia bekerja secara kolektif dan bertugas penyelenggarakan


pengawasan, fasilitasi, mediasi dan penilaian terhadap kinerja Dewan Pengurus KNPI
sesuai tingkatannya masing-masing;
2. Pengawasan, fasilitasi, mediasi dan penilaian Majelis Pemuda Indonesia, sebagaimana
dimaksud ayat (1) diselenggarakan secara tertulis, obyektif, rasional dan disampaikan
langsung kepada Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatannya dan atau disampaikan
melalui forum permusyawaratan dan rapat-rapat;
3. Anggota Majelis Pemuda Indonesia mencakup tokoh-tokoh pemuda, mantan Dewan
Pengurus KNPI serta para Ketua Umum OKP (ex-officio) sesuai tingkatannya;
4. Majelis Pemuda Indonesia dibentuk disemua tingkatan Dewan Pengurus KNPI, terdiri
dari:
a. Majelis Pemuda Indonesia ditingkat Nasional;
b. Majelis Pemuda Indonesia Provinsi ditingkat Provinsi;
c. Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota ditingkat Kabupaten/Kota;
d. Majelis Pemuda Indonesia Kecamatan/ Distrik ditingkat Kecamatan/ Distrik

BAB XI
BADAN DAN LEMBAGA

Pasal 37

1. Dewan Pengurus KNPI disemua tingkatan bila dimungkinkan, dapat membentuk Badan
dan Lembaga yang disesuaikan menurut kebutuhan dalam rangka mendukung
pencapaian tujuan organisasi;
2. Badan dan Lembaga adalah alat kelengkapan Dewan Pengurus KNPI di tingkatan Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota yang berorientasi pada pengembangan keahlian,
minat/bakat dan profesi pemuda Indonesia yang tidak bertentangan dengan hakikat
KNPI;
3. Badan dan Lembaga dibentuk serta disahkan oleh Dewan Pengurus KNPI ditingkat
Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota;
4. Tugas dan kewajiban Badan dan Lembaga diatur dalam ART KNPI.

BAB XIII
ATRIBUT

Pasal 38

KNPI memiliki Lambang, Lagu dan atribut-atribut lainnya, yang diatur dalam ART KNPI.

BAB XIV
KEUANGAN DAN HARTA BENDA

Pasal 39

1. Keuangan dan harta benda KNPI di semua tingkatan, dikelola dengan prinsip
transparansi, bertanggungjawab, efektif, efisien dan berkesinambungan.
2. Keuangan dan Harta benda KNPI di semua tingkatan diperoleh dari uang pangkal
anggota, iuran dan sumbangan, Bantuan Perseorangan dan atau Instansi serta usaha-
usaha lain yang halal dan tidak mengikat.

BAB XV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 40

Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan melalui Kongres dan atau Kongres Luar
Biasa yang diadakan khusus untuk itu.

BAB XVI
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 41

1. Pembubaran organisasi KNPI hanya dapat dilakukan melalui Kongres atau Kongres Luar
Biasa yang diadakan khusus untuk maksud itu;
2. Untuk melakukan pembubaran organisasi KNPI, Kongres atau Kongres Luar Biasa harus
disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah OKP Tingkat Nasional
yang berhimpun di KNPI dan 2/3 (dua pertiga) dari Jumlah DPD KNPI Tingkat Provinsi;
3. Pengalihan kekayaan organisasi setelah organisasi dibubarkan, ditentukan lebih lanjut
oleh Kongres atau Kongres Luar Biasa sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini.
BAB XVII
ATURAN PERALIHAN

Pasal 42
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga;
2. Hal-hal yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar ini.
BAB XVIII
PENUTUP

Pasal 43
1. Anggaran Dasar ini merupakan perubahan dan penyempurnaan dari Anggaran Dasar
yang ditetapkan dalam Kongres XV Pemuda/KNPI pada tanggal 18-22 Desember 2018 di
Bogor, Jawa Barat,dan akan disempurnakan kembali pada Kongres XVI
2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bogor, Jawa Barat
Pada Tanggal : 21 Desember 2018
ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
HASIL KONGRES XV PEMUDA/KNPI BOGOR- JAWA BARAT

BAB I
KEANGGOTAAN

Pasal 1
Syarat-Syarat Keanggotaan

1. Yang menjadi Anggota KNPI adalah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP
yang telah mengajukan permohonan untuk berhimpun dan terdaftar secara sah sesuai
persyaratan.
2. Persyaratan Umum OKP untuk menjadi anggota KNPI adalah :
a. Menerima Deklarasi Pemuda Indonesia, Permufakatan Pemuda Indonesia, AD/ART,
Pokok-pokok Program Kerja Nasional Organisasi (PPKNO), dan Peraturan Organisasi
KNPI lainnya;
b. Memiliki AD/ART organisasi, Akta Notaris Organisasi, SK Menkuham RI (Pemerintah
pusat), surat keterangan domisili di Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. Menyerahkan struktur komposisi kepengurusan organisasi kemasyarakatan pemuda
disingkat OKP bersangkutan dari tingkat pusat sampai Kabupaten/Kota;
d. Organisasi kepemudaan yang berorientasi kemasyarakatan untuk tujuan pemberdayaan
pemuda sebagaimana diatur dalam AD/ART OKP bersangkutan dan atau yang mengatur
secara tegas batas usia keanggotaannya maksimal 40 tahun;
e. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP tingkat nasional yang memiliki
jenjang struktur organisasi secara vertikal, serendah-rendahnya sampai tingkat
Kabupaten/Kota;
f. OKP yang akan menjadi anggota KNPI ditetapkan didalam Rapat Pimpinan Paripurna
Nasional untuk OKP tingkat Nasional dan Rapat Pimpinan Paripurna Daerah disetiap
tingkatan untuk OKP Lokal.
3. Persyaratan khusus OKP untuk menjadi anggota keberhimpunan KNPI adalah:
a. Di tingkat Nasional adalah OKP tingkat nasional yang telah memiliki jenjang
kepengurusan lebih dari ½ kepengurusan OKP tingkat Provinsi yang dibuktikan dengan
Surat Keputusan Kepengurusan tingkat provinsi serta terdaftar di DPD KNPI Provinsi;
b. Di tingkat Provinsi adalah OKP Nasional Tingkat Provinsi yang telah terbentuk minimal
3 (Tiga) tahun dan memiliki jenjang kepengurusan ½ tambah satu jumlah
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi yang dibuktikan dengan Surat Keputusan
Kepengurusan Tingkat Kabupaten/Kota Periode berjalan, serta terdaftar di DPD KNPI
Kabupaten/Kota;
c. Di tingkat Kabupaten/Kota adalah OKP Nasional tingkat Kabupaten/Kota yang telah
terbentuk minimal 3 (tiga) tahun di Kabupaten/Kota bersangkutan, yang dibuktikan
dengan Surat Keputusan kepengurusan periode berjalan[
d. Di tingkat Kecamatan/ Distrik adalah OKP Nasional tingkat Kecamatan/ Distrik yang
telah terbentuk minimal 3 (tiga) tahun di Kecamatan/Distrik bersangkutan, yang
dibuktikan dengan Surat Keputusan Kepengurusan OKP Tingkat Kabupaten/Kota; OKP
Tingkat Kabupaten/Kota;
e. Periodesasi masa bakti kepengurusan OKP bersangkutan belum berakhir sesuai dengan
Surat Keputusan yang diatur oleh ketentuan masa bakti kepengurusan organisasi yang
bersangkutan;

4. Persyaratan Khusus OKP Lokal :

a. Memiliki jenjang kepengurusan lebih dari ½ kepengurusan kabupaten/kota untuk


tingkat Provinsi.
b. Memiliki jenjang kepengurusan lebih dari ½ kepengurusan kecamatan/distrik untuk
tingkat kabupaten/ kota.
c. Memiliki AD/ART, Akta Notaris, dan SK Kemenkumham dan atau Surat Keterangan
Terdaftar Pemerintah Daerah setempat sesuai tingkatannya.
d. Jumlah OKP Lokal tidak boleh lebih dari 30% jumlah OKP tingkat Nasional yang
berhimpun disetiap tingkatan.
e. Ketentuan lebih lanjut diatur melalui Peraturan Organisasi.

5. OKP Tingkat Nasional dan OKP Lokal yang tidak tunduk dan patuh terhadap AD/ART
KNPI, maka akan diturunkan status keberhimpunannya dan atau dikeluarkan dari
keberhimpunan KNPI.
6. OKP yang berhimpun dalam KNPI sesuai tingkatannya, wajib dilakukan verifikasi tentang
pemenuhan syarat-syarat keanggotaannya oleh tim khusus yang dibentuk Dewan
Pengurus KNPI sesuai tingkatannya, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum
pelaksanaan Kongres/ Musyawarah Daerah KNPI Provinsi/Musyawarah Daerah
Kabupaten/Kota/ Musyawarah Kecamatan/Distrik;
7. OKP yang berakhir masa bakti kepengurusannya sesuai Surat Keputusan internal
organisasinya, dan sudah melampaui waktu minimal 1 (satu) tahun tetapi tidak
melaksanakan Kongres/Muktamar/Munas dan atau sejenis permusyawaratan lainnya
disemua tingkatan, maka keanggotaannya dicabut untuk sementara waktu oleh Dewan
Pengurus KNPI sesuai tingkatannya, sampai batas waktu syarat-syarat dimaksud
dipenuhi;
8. OKP yang diterima sebagai anggota keberhimpunan KNPI, dalam mengikuti musyawarah,
rapat-rapat dan forum pengambilan keputusan KNPI lainnya, untuk pertama kalinya
berstatus Undangan, dan untuk kedua kalinya sebagai Peninjau dan setelah melalui
verifikasi kelayakan persyaratan dapat menjadi Peserta yang memiliki hak suara dan
hak bicara pada Kongres/Musyawarah Daerah berikutnya;
9. OKP yang tidak memenuhi syarat-syarat keanggotaan keberhimpunan KNPI, hanya
berstatus sebagai Undangan dalam musyawarah, rapat-rapat dan forum pengambilan
keputusan KNPI lainnya.

Pasal 2
Pengesahan Anggota

1. Anggota yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan Pasal 1 (satu) Anggaran
Rumah Tangga dapat untuk disahkan.
2. Pengesahan anggota dilakukan dengan jalan:
a. Bagi calon anggota di Tingkat Pusat, disahkan oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI;
b. Bagi calon anggota di Tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota, disahkan oleh Dewan Pengurus
Daerah KNPI Provinsi;
c. Bagi calon anggota di tingkat Kabupaten/Kota, disahkan oleh Dewan Pengurus Daerah
KNPI Kabupaten/Kota;
d. Bagi calon anggota di Tingkat Kecamatan/ Distrik, disahkan oleh Dewan Pengurus
Kecamatan/ Distrik KNPI.
Pasal 3
Hak dan Kewajiban Anggota

1. OKP sebagai anggota keberhimpunan KNPI yang telah memenuhi persyaratan


keanggotaan sesuai pasal 1 (satu) Anggaran Rumah Tangga KNPI, mempunyai hak :
a. Mendapatkan hak suara (dipilih dan memilih);
b. Mendapatkan hak bicara untuk mengajukan pendapat, saran dan usul;
c. Hak-hak lainnya secara organisatoris, setara dan seimbang sebagai anggota KNPI
lainnya, antara lain terlibat dalam kepengurusan KNPI dan kegiatan-kegiatan KNPI,
serta berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program lainnya.

2. OKP sebagai anggota keberhimpunan KNPI mempunyai kewajiban :


a. Tunduk dan taat terhadap Deklarasi Pemuda Indonesia, Permufakatan Pemuda
Indonesia, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI serta seluruh
perangkat Peraturan Organisasi KNPI lainnya;
b. Menjunjung tinggi nama baik serta misi organisasi KNPI;
c. Berperan aktif dalam program kegiatan keberhimpunan;
d. Mendukung dan mensukseskan seluruh pelaksanaan program KNPI.

Pasal 4
Pembinaan Keanggotaan /OKP

1. KNPI pada setiap tingkatan berkewajiban menfasilitasi pembentukan struktur OKP yang
sudah berhimpun tetapi belum ada kepengurusan di Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
2. KNPI berkewajiban membantu konsolidasi dan regenerasi kepengurusan OKP sesuai
dengan tingkatan Dewan Pengurus KNPI.
3. KNPI bersinergi dengan OKP dalam menjalankan tujuan, fungsi, dan usahanya secara
timbal balik.
4. Pembinaan keanggotaan/OKP diatur lebih lanjut dalam peraturan Organisasi.

Pasal 5
Pemberhentian dan Pembekuan Keanggotaan
1. Organisasi berhenti sebagai anggota KNPI karena :
a. Atas permintaan tertulis Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP
bersangkutan;
b. Diberhentikan karena tidak dapat melaksanakan kewajiban sebagai anggota;
c. Tidak tunduk dan patuh terhadap aturan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga KNPI
2. Keanggotaan OKP dibekukan karena :
a. Tidak lagi memenuhi syarat-syarat keanggotaan keberhimpunan dalam KNPI.
b. Terbukti melakukan pencemaran nama baik KNPI.
BAB II
PERMUSYAWARATAN

Pasal 5
Kongres

1. Kongres dihadiri oleh Peserta dan Peninjau serta Undangan DPP KNPI.
2. Peserta Kongres KNPI adalah :
a. Dewan Pengurus Pusat KNPI;
b. Majelis Pemuda Indonesia Pusat
c. Utusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
d. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Tingkat Nasional yang
telah memenuhi syarat sesuai dengan BAB I, Pasal 1 ART.
3. Peninjau Kongres KNPI terdiri dari :
a. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Tingkat Nasional yang
telah ditetapkan dalam Rapimpurnas;
b. Utusan Badan Perwakilan KNPI Luar Negeri
c. Utusan Badan dan Lembaga DPP KNPI
d. Utusan Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota
4. Undangan Kongres KNPI terdiri dari :
a. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Tingkat Nasional yang
untuk pertama kalinya mengikuti Kongres.
b. Utusan Majelis Pemuda Indonesia Provinsi
c. Undangan lainnya yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI
5. Peserta Kongres memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih, masing-masing secara
kelembagaan mempunyai hak 1 (satu) suara.
6. Peninjau Kongres hanya memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak memilih dan
dipilih;
7. Rancangan Materi Kongres ditetapkan melalui Rapat Pimpinan Paripurna Nasional;
8. Rekomendasi Tuan Rumah Kongres di usulkan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) KNPI
Provinsi.
9. Sidang-sidang Kongres dipandu oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI dan Presidium Sidang
Kongres yang terpilih;
10. Setelah Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat KNPI diterima oleh
Kongres, maka Dewan Pengurus Pusat KNPI dinyatakan demisioner.

Pasal 6
Kongres Luar Biasa

1. Kongres Luar Biasa dapat diadakan apabila dipandang perlu atas permintaan secara
tertulis lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yang
berhimpun serta Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi yang memenuhi pasal 18 ayat 2
dan 3 Anggaran Dasar KNPI;
2. Ketentuan-ketentuan lain tentang Kongres Luar Biasa berlaku sama dengan yang diatur
pada pelaksanaan Kongres sebagaimana diatur pasal 17 Ayat 4 Anggaran Dasar KNPI
Pasal 7
Rapat Pimpinan Paripurna Nasional

1. Peserta Rapat Pimpinan Paripurna Nasional terdiri dari:


a. Dewan Pengurus Pusat KNPI;
b. Majelis Pemuda Indonesia;
c. Utusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
d. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Tingkat Nasional.
2. Peserta Rapat Pimpinan Paripurna Nasional memiliki hak bicara dan hak suara masing-
masing secara kelembagaan mempunyai hak 1 (satu) suara;
3. Peninjau dan Undangan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI dan hanya
memiliki hak bicara;
4. Menetapkan Peserta Kongres berdasarkan hasil verifikasi Dewan Pengurus Pusat KNPI
5. Menetapkan Rancangan materi Kongres KNPI yang disiapkan oleh Dewan Pengurus Pusat
KNPI;
6. Menetapkan tuan rumah Kongres berdasarkan hasil verifikasi Dewan Pengurus Pusat
(DPP) KNPI.
7. Sidang-sidang Rapat Pimpinan Paripurna Nasional dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat
KNPI.
Pasal 8
Musyawarah Daerah KNPI Provinsi

1. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi dihadiri oleh Peserta dan Peninjau serta Undangan
DPD KNPI Provinsi.
2. Peserta Musyawarah Daerah KNPI Provinsi adalah :
a. Utusan Dewan Pengurus Pusat KNPI;
b. Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
c. Utusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota
d. Majelis Pemuda Indonesia Provinsi;
e. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Nasional Tingkat Provinsi
dan OKP lokal .
3. Peninjau Musyawarah Daerah KNPI Provinsi terdiri dari :
a. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Nasional Tingkat Provinsi
dan OKP lokal yang telah ditetapkan dalam Rapimpurda KNPI Provinsi;
b. Utusan Badan dan Lembaga DPD KNPI Provinsi
c. Utusan Dewan Pengurus Kecamatan/Distrik
4. Undangan Musyawarah Daerah KNPI Provinsi KNPI terdiri dari :
a. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Nasional Tingkat Provinsi
dan OKP lokal yang telah ditetapkan didalam Rapimpurda KNPI Provinsi.
b. Utusan Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota
c. Undangan lainnya yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus Daerah KNPI
5. Peserta Musyawarah Daerah KNPI Provinsi memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih,
masing-masing secara kelembagaan mempunyai hak 1 (satu) suara;
6. Peninjau Musyawarah Daerah KNPI Provinsi hanya memiliki hak bicara dan tidak
memiliki hak memilih dan dipilih;
7. Rancangan Materi Musyawarah Daerah KNPI Provinsi ditetapkan melalui Rapat Pimpinan
Paripurna Daerah Provinsi;
8. Rekomendasi Tuan Rumah Musyawarah Daerah KNPI Provinsi di usulkan oleh Dewan
Pengurus Daerah (DPD) KNPI Kabupaten/Kota.
9. Sidang-sidang Musyawarah Daerah KNPI Provinsi dipandu dan dipimpin oleh Dewan
Pengurus Pusat KNPI dan Presidium Sidang Musyawarah Daerah KNPI Provinsi yang
terpilih;
10. Setelah Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi diterima
oleh Musyawarah Daerah KNPI Provinsi, maka Dewan Pengurus Daerah KNPI Provins
dinyatakan demisioner.
Pasal 9
Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi

1. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi dapat diadakan apabila dipandang perlu
atas permintaan secara tertulis lebih dari ½ (setengah) Organisasi kemasyarakatan
Pemuda yang berhimpun ditingkat Provinsi serta Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/Kota;
2. Ketentuan-ketentuan lain tentang Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi,berlaku
sama dengan yang diatur pada pelaksanaan Musyawarah Daerah KNPI Provinsi
sebagaimana diatur pada pasal 8 Anggaran Rumah Tangga ini.

Pasal 10
Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi

1. Peserta Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi terdiri dari:


a. Utusan Dewan Pengurus Pusat KNPI;
b. Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
c. Utusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota
d. Majelis Pemuda Indonesia Provinsi;
e. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Nasional Tingkat Provinsi
dan OKP lokal.
2. Peserta Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi memiliki hak bicara dan hak suara
masing-masing secara kelembagaan mempunyai hak 1 (satu) suara;
3. Peninjau dan undangan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi dan
hanya memiliki hak bicara;
4. Menetapkan Peserta Musyawarah Daerah KNPI Provinsi berdasarkan hasil verifikasi
Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi.
5. Menetapkan Rancangan materi Musyawarah Daerah KNPI Provinsi yang disiapkan oleh
Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
6. Menetapkan tuan rumah Musyawarah Daerah KNPI Provinsi berdasarkan hasil verifikasi
Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
7. Sidang-sidang Rapat Pimpinan Paripurna Daerah KNPI Provinsi dipimpin oleh Dewan
Pengurus Pusat KNPI.
Pasal 11
Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota

1. Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota dihadiri oleh Peserta dan Peninjau serta
Undangan KNPI Kabupaten/Kota.
2. Peserta Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota adalah :
a. Utusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi ;
b. Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
c. Utusan Dewan Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI
d. Majelis Pemuda Indonesia KNPI Kabupaten/Kota;
e. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Nasional Tingkat
Kabupaten/Kota dan OKP lokal.
3. Peninjau Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota terdiri dari :
a. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Nasional Tingkat
Kabupaten/Kota dan OKP lokal yang telah ditetapkan dalam Rapimpurda KNPI
Kabupaten Kota.
b. Utusan Badan dan Lembaga DPD KNPI Kabupaten/Kota.
4. Undangan Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota KNPI terdiri dari :
a. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Nasional Tingkat
Kabupaten/Kota dan OKP lokal yang telah ditetapkan dalam Rapimpurda KNPI
Kabupaten Kota.
5. Peserta Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota memiliki hak bicara, hak memilih
dan dipilih, masing-masing secara kelembagaan mempunyai hak 1 (satu) suara;
6. Peninjau Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota hanya memiliki hak bicara dan
tidak memiliki hak memilih dan dipilih;
7. Rancangan Materi Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota ditetapkan melalui Rapat
Pimpinan Paripurna Daerah Kabupaten/Kota;
8. Sidang-sidang Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota dipandu dan dipimpin oleh
Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi dan Presidium Sidang Musyawarah Daerah KNPI
Kabupaten/Kota yang terpilih;
9. Setelah Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota
diterima oleh Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota, maka Dewan Pengurus Daerah
KNPI Kabupaten/Kota dinyatakan demisioner.

Pasal 12
Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten/Kota

1. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten/Kota dapat diadakan apabila dipandang
perlu atas permintaan secara tertulis lebih ½ (setengah) jumlah Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda yang berhimpun serta lebih ½ (setengah) Dewan Pengurus
KNPI Kecamatan / Distrik;
2. Ketentuan-ketentuan lain tentang Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten/Kota
berlaku sama dengan yang diatur pada pelaksanaan Musyawarah Daerah KNPI
Kabupaten/Kota sebagaimana diatur yang pada pasal 11 Anggaran Rumah Tangga ini.

Pasal 13
Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Kabupaten/Kota

1. Peserta Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Kabupaten/Kota terdiri dari:


a. Utusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
b. Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
c. Utusan Dewan Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI
d. Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota;
e. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Nasional Tingkat
Kabupaten/Kota dan OKP lokal.
2. Peserta Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Kabupaten/Kota memiliki hak bicara dan hak
suara masing-masing secara kelembagaan mempunyai hak 1 (satu) suara;
3. Peninjau dan undangan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/ Kota
dan hanya memiliki hak bicara;
4. Menetapkan Peserta Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota berdasarkan hasil
verifikasi Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota.
5. Menetapkan Rancangan materi Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota yang
disiapkan oleh Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
6. Sidang-sidang Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Kabupaten/Kota dipimpin oleh Dewan
Pengurus Daerah KNPI Provinsi.
Pasal 14
Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI

1. Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI dihadiri oleh Peserta dan Peninjau serta


Undangan KNPI Kabupaten/Kota.
2. Peserta Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI :
a. Utusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
b. Dewan Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI;
c. Majelis Pemuda Indonesia KNPI Kecamatan/ Distrik;
d. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Nasional Tingkat
Kecamatan/Distrik.
3. Peninjau Musyawarah Kecamatan/ Distrik KNPI terdiri dari :
a. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Nasional Tingkat
Kecamatan/Distrik yang ditetapkan dalam rapat pimpinan Paripurna Kecamatan/
Distrik KNPI;
b. Utusan Badan dan Lembaga Dewan Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI.
4. Undangan Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI terdiri dari :
a. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Nasional Tingkat
Kecamatan/Distrik yang ditetapkan dalam rapat pimpinan Paripurna Kecamatan/
Distrik KNPI;
b. Utusan Badan dan Lembaga Dewan Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI.
5. Peserta Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI memiliki hak bicara, hak memilih dan
dipilih, masing-masing secara kelembagaan mempunyai hak 1 (satu) suara;
6. Peninjau Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI hanya memiliki hak bicara dan tidak
memiliki hak memilih dan dipilih;
7. Rancangan Materi Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI ditetapkan melalui Rapat
Pimpinan Paripurna Daerah Kecamatan/Distrik;
8. Sidang-sidang Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI dipandu dan dipimpin oleh Dewan
Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota dan Presidium Sidang Musyawarah
Kecamatan/Distrik KNPI yang terpilih;
9. Setelah Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI
diterima oleh Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI, maka Dewan Pengurus
Kecamatan/Distrik KNPI dinyatakan demisioner.
Pasal 15
Musyawarah Kecamatan/ Distrik Luar Biasa KNPI

1. Musyawarah Kecamatan/ Distrik Luar Biasa KNPI dapat diadakan apabila dipandang
perlu atas permintaan secara tertulis lebih ½ (setengah) jumlah Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda yang berhimpun di tingkat Kecamatan/Distrik.
2. Ketentuan-ketentuan lain tentang Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI berlaku sama
dengan yang diatur pada pelaksanaan Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI
sebagaimana diatur pada pasal 14 Anggaran Rumah Tangga.

BAB III
RAPAT-RAPAT

Pasal 16
Rapat Kerja Nasional

1. Peserta Rapat Kerja Nasional terdiri dari:


a. Dewan Pengurus Pusat KNPI;
b. 2 (dua) orang Utusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
c. 2 (dua) orang Utusan Majelis Pemuda Indonesia Pusat;
d. 1 (satu) orang Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Tingkat Nasional;
e. 1 (satu) orang Utusan Badan Perwakilan KNPI Luar Negeri;
f. 1 (satu) orang Utusan Badan dan Lembaga DPP KNPI.
2. Peserta Rapat Kerja Nasional memiliki hak bicara dan hak suara masing masing secara
perorangan mempunyai hak 1 (satu) suara;
3. Rancangan materi Rapat Kerja Nasional disiapkan oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI;
4. Sidang-sidang Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI.

Pasal 17
Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi

1. Peserta Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi terdiri dari:


a. 2 (dua) orang Utusan Dewan Pengurus Pusat KNPI;
b. Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi
c. 2 (dua) orang Utusan Majelis Pemuda Indonesia Propvinsi;
d. 1 (satu) orang Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Nasional Tingkat
Provinsi dan atau OKP lokal.
e. 2 (dua) orang Utusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota
f. 1 (satu) orang Utusan Badan dan Lembaga DPP KNPI
2. Peserta Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi memiliki hak bicara dan hak suara masing-
masing secara perorangan mempunyai hak 1 (satu) suara;
3. Rancangan materi Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi disiapkan oleh Dewan Pengurus
Daerah KNPI Provinsi;
4. Sidang-sidang Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi dipimpin oleh Dewan Pengurus Daerah
KNPI Provinsi.
Pasal 18
Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota

1. Peserta Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota terdiri dari:


a. 2 (dua) orang Utusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
b. Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota
c. 2 (dua) orang Utusan Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota;
d. 1 (satu) orang Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Nasional Tingkat
Kabupaten/Kota dan atau OKP lokal.
e. 2 (dua) orang Utusan Dewan Pengurus Kecamatan KNPI
f. 1 (orang) Utusan Badan dan Lembaga DPD KNPI Kabupaten/Kota
2. Peserta Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota memiliki hak bicara dan hak suara
masing-masing secara perorangan mempunyai hak 1 (satu) suara;
3. Rancangan materi Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota disiapkan oleh Dewan
Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
4. Sidang-sidang Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota dipimpin oleh Dewan Pengurus
Daerah KNPI Kabupaten/Kota.
Pasal 18
Rapat Kerja Kecamatan/Distrik KNPI

1. Peserta Rapat Kerja Kecamatan/Distrik KNPI:


a. 2 (dua) orang Utusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
b. Dewan Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI
c. 2 (dua) orang Utusan Majelis Pemuda Indonesia Kecamatan;
d. 1 (satu) orang Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Nasional Tingkat
Kecamatan
f. 1 (orang) Utusan Badan dan Lembaga DPD KNPI Kecamatan/Distrik
2. Peserta Rapat Kerja Kecamatan/Distrik KNPI memiliki hak bicara dan hak suara masing-
masing secara perorangan mempunyai hak 1 (satu) suara;
3. Rancangan materi Rapat Kerja Kecamatan/ Distrik KNPI disiapkan oleh Dewan Pengurus
Kecamatan KNPI;
4. Sidang-sidang Rapat Kerja Kecamatan/ Distrik KNPI dipimpin oleh Dewan Pengurus
Kecamatan KNPI.
BAB IV
KEPENGURUSAN

Pasal 19
Dewan Pengurus Pusat

1. Wewenang:
a. Menentukan dan melaksanakan kebijakan Organisasi serta Menetapkan Pedoman
Organisasi yang berlandaskan atas Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
ketetapan Kongres serta kebijakan-kebijakan KNPI lainnya;
b. Membentuk dan mengkoordinir Badan perwakilan KNPI Luar Negeri;
c. Membentuk dan mengkoordinir Badan-Badan Khusus/Lembaga Otonom Dewan
Pengurus Pusat KNPI;
d. Menetapkan dan Mengesahkan susunan personalia Dewan Pengurus Daerah KNPI
Provinsi, dan Anggota Majelis Pemuda Indonesia KNPI Provinsi sesuai dengan hasil
putusan Musyawarah Daerah KNPI Provinsi;
e. Membatalkan/meluruskan/memperbaiki keputusan yang ditempuh Dewan Pengurus
Daerah KNPI Provinsi jika terdapat kekeliruan dalam pelaksanaan kebijakan yang
bertentangan dengan AD/ART dan Pedoman Organisasi KNPI lainnya;
f. Mengambil alih kepengurusan dengan membentuk penjabat/Caretaker Dewan
Pengurus Daerah KNPI Provinsi untuk sementara waktu apabila terjadi Pelanggaran
AD/ART KNPI pada kepengurusan DPD KNPI Provinsi;
g. Melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga serta keputusan organisasi KNPI lainnya.
2. Untuk dapat dipilih menjadi Dewan Pengurus Pusat KNPI, maka calon pengurus harus
memenuhi prosedur dan kriteria sebagai berikut :
a. Diusulkan secara tertulis oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP
Tingkat nasional sebagai unsur keterwakilan OKP, dan atau Dewan Pengurus Pusat
KNPI demisioner dan atau Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi sebagai unsur
kesinambungan, dan atau perseorangan sebagai unsur potensi pemuda serta unsur
kebutuhan organisasi; perseorangan sebagai unsur potensi pemuda serta unsur
kebutuhan organisasi;
b. Tidak menjabat sebagai Ketua Umum Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat
OKP Tingkat Nasional yang dibuktikan dengan Surat Keputusan Kepengurusan
Periode berjalan.
c. Melampirkan daftar riwayat hidup bersamaan dengan Fakta Integritas Calon
Pengurus DPP KNPI kepada formatur Kongres terpilih;
d. Calon Pengurus yang diusulkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1) Berakhlak mulia dan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun;
3) Pernah atau sedang menjabat dalam kepengurusan OKP dan atau Dewan
Pengurus Pusat KNPI dan atau Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi di semua
tingkatan;
4) Memiliki mobilitas, prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap tugas-
tugas organisasi;
5) Tidak tercela, anti narkoba dan atau tidak pernah berbuat hal-hal yang
bertentangan dengan hukum Negara;
6) Menerima deklarasi Pemuda Indonesia, Pemufakatan Pemuda Indonesia,
AD/ART KNPI, dan peraturan organisasi KNPI lainnya;
7) Bersedia berdomisili di Ibukota Negara, serta mempunyai waktu yang cukup dan
bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI.
2. Untuk dapat dipilih menjadi Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat KNPI, maka selain
memenuhi pasal 4 ayat 2 di atas, Calon Ketua Umum harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Tidak melebihi 2 (dua) periode sebagai Ketua Umum DPP KNPI ;
b. Pernah atau Sedang Menjabat Sebagai Unsur Pimpinan Dewan Pengurus Pusat KNPI
dan atau Unsur Pimpinan OKP Tingkat Nasional, dibuktikan dengan menunjukkan
Surat Keputusan Kepengurusan di masing-masing lembaga;
c. Didukung sekurang-kurangnya 20 % suara peserta dalam Kongres;
d. Mendapatkan rekomendasi dukungan tertulis dari 1 (satu) Dewan Pengurus Daerah
KNPI Provinsi serta sekurang-kurangnya 5 (lima) OKP Tingkat Nasional yang
berhimpun dalam KNPI dan berstatus sebagai peserta Kongres KNPI;
e. Menyampaikan Daftar Riwayat Hidup dan Pokok-Pokok Pikiran mengenai Visi dan
Misi serta strategi dan kebijakan dalam memajukan KNPI dihadapan peserta
Kongres KNPI.
4. Komposisi Dewan Pengurus Pusat KNPI terdiri dari Ketua Umum, beberapa Ketua,
Sekretaris Jenderal, beberapa Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, dan
beberapa Wakil Bendahara Umum, serta Komisi-Komisi.

Pasal 20
Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi
1. Wewenang:
a. Menentukan dan melaksanakan kebijakan Organisasi serta Menetapkan Program
Kerja Organisasi di tingkat KNPI Provinsi yang berlandaskan atas Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Pedoman Organisasi KNPI, dan ketetapan Musyawarah
Daerah KNPI Provinsi serta kebijakan-kebijakan KNPI lainnya; arah Daerah KNPI
Provinsi serta kebijakan-kebijakan KNPI lainnya;
b. Membentuk dan mengkoordinir Badan-Badan Khusus ditingkat Dewan Pengurus
Daerah KNPI Provinsi;
c. Menetapkan dan Mengesahkan susunan personalia Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/ Kota, dan Anggota Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/ Kota sesuai
dengan hasil putusan Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
d. Membatalkan/meluruskan/memperbaiki keputusan yang ditempuh Dewan Pengurus
Daerah KNPI Kabupaten/Kota jika terdapat kekeliruan dalam pelaksanaan
kebijakan yang bertentangan dengan AD/ART dan Pedoman Organisasi KNPI
lainnya;
e. Mengambil alih kepengurusan dengan membentuk penjabat / Caretaker Dewan
Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota untuk sementara waktu apabila terjadi
Pelanggaran AD/ART KNPI pada kepengurusan DPD KNPI Kabupaten/Kota;
f. Melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, serta Ketetapan Musyawarah Daerah KNPI Provinsi.
2. Untuk dapat dipilih menjadi Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi, maka calon
pengurus harus memenuhi prosedur dan kriteria sebagai berikut :
a. Diusulkan secara tertulis oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP
Nasional Tingkat Provinsi sebagai unsur keterwakilan OKP, dan atau Dewan
Pengurus Daerah KNPI Provinsi demisioner dan atau Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/Kota sebagai unsur kesinambungan, dan atau perseorangan sebagai
unsur potensi pemuda serta unsur kebutuhan organisasi;
b. Tidak menjabat sebagai Ketua Umum atau jabatan yang setara Ketua Umum pada
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Nasional Tingkat Provinsi yang
dibuktikan dengan SK Kepengurusan Periode berjalan
c. Melampirkan daftar riwayat hidup bersamaan dengan Fakta Integritas Calon
Pengurus DPD KNPI Provinsi kepada formatur Musyawarah Daerah KNPI Provinsi
terpilih;
d. Calon Pengurus yang diusulkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1) Berakhlak mulia dan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun;
3) Pernah atau sedang menjabat dalam kepengurusan OKP dan atau Dewan
Pengurus Daerah KNPI Provinsi dan atau Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/Kota disemua tingkatan;
4) Memiliki mobilitas, prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap tugas-
tugas organisasi;
5) Tidak tercela, anti narkoba dan atau tidak pernah berbuat hal-hal yang
bertentangan dengan hukum Negara;
6) Menerima deklarasi Pemuda Indonesia, Pemufakatan Pemuda Indonesia,
AD/ART KNPI, dan peraturan organisasi KNPI lainnya;
7) Berdomisili di Ibukota Provinsi, serta mempunyai waktu yang cukup dan
bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI Provinsi.
3. Untuk dapat dipilih menjadi Ketua Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi, maka selain
memenuhi pasal 20 ayat 2 di atas, Calon Ketua harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Tidak melebihi 2 (dua) periode sebagai Ketua;
b. Pernah atau Sedang Menjabat Sebagai Unsur Pimpinan Dewan Pengurus Daerah KNPI
Provinsi dan atau Unsur Pimpinan OKP Nasional Tingkat Provinsi, dibuktikan dengan
menunjukkan SK Kepengurusan di masing masing lembaga.
c. Didukung sekurang-kurangnya 20 % suara peserta dalam Musyawarah daerah KNPI
Provinsi;
d. Mendapatkan rekomendasi dukungan tertulis dari 1 (satu) Dewan Pengurus Daerah
KNPI Kabupaten/Kota serta sekurang-kurangnya 5 (lima) OKP Nasional Tingkat
Provinsi dan atau OKP Lokal yang berhimpun dalam KNPI dan berstatus sebagai
peserta Musyawarah Daerah KNPI Provinsi;
e. Menyampaikan Daftar Riwayat Hidup dan Pokok-Pokok Pikiran mengenai Visi dan
Misi serta strategi dan kebijakan dalam memajukan KNPI dihadapan peserta
Musyawarah Daerah KNPI Provinsi.
4. Komposisi Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi terdiri dari Ketua, beberapa Wakil
Ketua, Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara, dan beberapa wakil
Bendahara, serta Komisi-Komisi.
Pasal 21
Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota
1. Wewenang:
a. Menentukan dan melaksanakan kebijakan Organisasi serta Menetapkan Program
Kerja Organisasi di tingkat Kabupaten/Kota yang berlandaskan atas Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketetapan Musyawarah Daerah KNPI
Kabupaten/Kota, serta kebijakan-kebijakan KNPI lainnya;
b. Membentuk dan mengkoordinir Badan-Badan Khusus ditingkat Kabupaten/ Kota ;
c. Menetapkan dan Mengesahkan susunan personalia Dewan Pengurus
Kecamatan/Distrik KNPI, dan Anggota Majelis Pemuda Indonesia Kecamatan/ Distrik
sesuai dengan hasil putusan Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
d. Membatalkan/meluruskan/memperbaiki keputusan yang ditempuh Dewan Pengurus
Kecamatan KNPI jika terdapat kekeliruan dalam pelaksanaan kebijakan yang
bertentangan dengan AD/ART dan Pedoman Organisasi KNPI lainnya;
e. Mengambil alih kepengurusan dengan membentuk penjabat / Caretaker Dewan
Pengurus Daerah KNPI Kecamatan/Distrik untuk sementara waktu apabila terjadi
Pelanggaran AD/ART KNPI pada kepengurusan DPD KNPI Kecamatan/Distrik;
f. Melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga serta Ketetapan Musyawarah Daerah KNPI
Kabupaten/Kota.
2. Untuk dapat dipilih menjadi Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota, maka calon
pengurus harus memenuhi prosedur dan kriteria sebagai berikut :
a. Diusulkan secara tertulis oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP
Nasional Tingkat Kabupaten/Kota sebagai unsur keterwakilan OKP, dan atau Dewan
Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota demisioner dan atau Dewan Pengurus
Kecamatan KNPI sebagai unsur kesinambungan, dan atau perseorangan sebagai
unsur potensi pemuda serta unsur kebutuhan organisasi;
b. Tidak menjabat sebagai Ketua Umum atau jabatan yang setara Ketua Umum pada
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Nasional Tingkat
Kabupaten/Kota yang dibuktikan dengan SK Kepengurusan Periode berjalan
disingkat OKP Nasional Tingkat Kabupaten/Kota yang dibuktikan dengan SK
Kepengurusan Periode berjalan
c. Melampirkan daftar riwayat hidup bersamaan dengan Fakta Integritas Calon
Pengurus DPD KNPI Kabupaten/Kota kepada formatur Musyawarah Daerah KNPI
Kabupaten/Kota terpilih;
d. Calon Pengurus yang diusulkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1) Berakhlak mulia dan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun;
3) Pernah atau sedang menjabat dalam kepengurusan OKP dan atau Dewan
Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota dan atau Dewan Pengurus
Kecamatan/Distrik KNPI disemua tingkatan;
4) Memiliki mobilitas, prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap tugas-
tugas organisasi;
5) Tidak tercela, anti narkoba dan atau tidak pernah berbuat hal-hal yang
bertentangan dengan hukum Negara;
6) Menerima deklarasi Pemuda Indonesia, Pemufakatan Pemuda Indonesia,
AD/ART KNPI, dan peraturan organisasi KNPI lainnya;
7) Berdomisili di Ibukota Kabupaten/Kota, serta mempunyai waktu yang cukup dan
bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI Kabupaten/Kota.
3. Untuk dapat dipilih menjadi Ketua Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota,
maka selain memenuhi pasal 4 ayat 2 di atas, Calon Ketua harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Tidak melebihi 2 (dua) periode sebagai Ketua;
b. Pernah atau Sedang Menjabat Sebagai Unsur Pimpinan Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/Kota dan atau Unsur Pimpinan OKP Nasional Tingkat Kabupaten/Kota,
dibuktikan dengan menunjukkan SK Kepengurusan di masing-masing lembaga.
c. Didukung sekurang-kurangnya 20 % suara peserta dalam Musyawarah Daerah KNPI
Kabupaten/Kota;
d. Mendapatkan rekomendasi dukungan tertulis dari 1 (satu) Dewan Pengurus
Kecamatan/Distrik KNPI serta sekurang-kurangnya 5 (lima) OKP Nasional Tingkat
Provinsi dan atau OKP Lokal yang berhimpun dalam KNPI dan berstatus sebagai
peserta Musyawarah Daerah KNPI Provinsi;
e. Menyampaikan Daftar Riwayat Hidup dan Pokok-Pokok Pikiran mengenai Visi dan
Misi serta strategi dan kebijakan dalam memajukan KNPI dihadapan peserta
Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota.
4. Komposisi Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota terdiri dari Ketua, beberapa
Wakil Ketua, Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara, dan beberapa Wakil
Bendahara, serta beberapa Biro.
Pasal 22
Dewan Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI
1. Wewenang:
a. Menentukan dan melaksanakan kebijakan Organisasi serta Menetapkan Program
Kerja Organisasi di tingkat Kecamatan yang berlandaskan atas Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga dan ketetapan Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI, serta
kebijakan-kebijakan KNPI lainnya; Kecamatan/Distrik KNPI, serta kebijakan-
kebijakan KNPI lainnya;
b. Membentuk dan mengkoordinir Badan-Badan Khusus ditingkat Kecamatan/ Distrik ;
c. Menetapkan dan Mengesahkan susunan personalia Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kecamatan, dan Anggota Majelis Pemuda Indonesia KNPI Kecamatan sesuai dengan
hasil putusan Musyawarah Kecamatan/ Distrik KNPI;
d. Melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga serta keputusan organisasi KNPI lainnya.
2. Untuk dapat dipilih menjadi Dewan Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI, maka calon
pengurus harus memenuhi prosedur dan kriteria sebagai berikut :
a. Diusulkan secara tertulis oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP
Nasional Tingkat Kecamatan/ Distrik sebagai unsur keterwakilan OKP, dan atau
Dewan Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI Demisioner sebagai unsur
kesinambungan, dan atau perseorangan sebagai unsur potensi pemuda serta unsur
kebutuhan organisasi;
b. Tidak menjabat sebagai Ketua Umum atau jabatan yang setara Ketua Umum pada
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP Nasional Tingkat Kecamatan/
Distrik yang dibuktikan dengan SK Kepengurusan Periode berjalan
c. Melampirkan daftar riwayat hidup bersamaan dengan Fakta Integritas Calon
Pengurus Dewan Pengurus Kecamatan KNPI kepada formatur Musyawarah
Kecamatan/Distrik KNPI terpilih;
d. Calon Pengurus yang diusulkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1) Berakhlak mulia dan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun;
3) Pernah atau sedang menjabat dalam kepengurusan OKP dan atau Dewan
Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI disemua tingkatan;
4) Memiliki mobilitas, prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap tugas-
tugas organisasi;
5) Tidak tercela, anti narkoba dan atau tidak pernah berbuat hal-hal yang
bertentangan dengan hukum Negara;
6) Menerima deklarasi Pemuda Indonesia, Pemufakatan Pemuda Indonesia,
AD/ART KNPI, dan peraturan organisasi KNPI lainnya;
7) Berdomisili di Ibukota Kecamatan, serta mempunyai waktu yang cukup dan
bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI Kecamatan/Distrik.
3. Untuk dapat dipilih menjadi Ketua Dewan Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI, maka
selain memenuhi pasal 4 ayat 2 di atas, Calon Ketua harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Tidak melebihi 2 (dua) periode sebagai Ketua;
b. Pernah dan Sedang Menjabat Sebagai Unsur Pimpinan Dewan Pengurus Kecamatan
KNPI dan atau Unsur Pimpinan OKP Nasional Tingkat Kecamatan/ Distrik, dibuktikan
dengan menunjukkan SK Kepengurusan di masing-masing lembaga.
c. Didukung sekurang-kurangnya 20 % suara peserta dalam Musyawarah Kecamatan/
Distrik KNPI;
d. Mendapatkan rekomendasi dukungan tertulis sekurang-kurangnya 3 (tiga) OKP
Nasional Tingkat Kecamatan/ Distrik yang berhimpun dalam KNPI dan berstatus
sebagai peserta Musyawarah Kecamatan/ Distrik KNPI Kabupaten/Kota; Nasional
Tingkat Kecamatan/ Distrik yang berhimpun dalam KNPI dan berstatus sebagai
peserta Musyawarah Kecamatan/ Distrik KNPI Kabupaten/Kota;.
e. Menyampaikan Daftar Riwayat Hidup dan Pokok-Pokok Pikiran mengenai Visi dan
Misi serta strategi dan kebijakan dalam memajukan KNPI dihadapan peserta
Musyawarah Kecamatan/ Distrik KNPI.
4. Komposisi Dewan Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI terdiri dari Ketua, beberapa Wakil
Ketua, Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara, dan beberapa Wakil
Bendahara, serta beberapa Bidang.

BAB V
RAPAT – RAPAT DEWAN PENGURUS

Pasal 23
Rapat Pleno Dewan Pengurus

1. Rapat Pleno Dewan Pengurus adalah institusi pengambilan keputusan tertinggi Dewan
Pengurus pada masing-masing tingkatannya
2. Rapat Pleno Dewan Pengurus diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) bulan
yang dihadiri oleh seluruh Pengurus Harian, Anggota-Anggota Departemen serta
Pimpinan Badan-Badan Khusus/Lembaga Otonom sesuai tingkatannya;
3. Fungsi dan wewenang Rapat Pleno adalah:
a. Mengambil kebijakan dan keputusan yang mendasar bagi organisasi dalam bentuk
Peraturan Organisasi maupun kebijakan-kebijakan strategis lainnya;
b. Membahas, mengevaluasi, dan mengkoordinir pelaksanaan hasil-hasil keputusan
Kongres/Musyawarah Daerah/Musyawarah Kecamatan, serta mengevaluasi
perkembangan pembangunan nasional dan daerah serta dampaknya bagi perkembangan
organisasi.
Pasal 24
Rapat Harian Dewan Pengurus

1. Rapat Harian Dewan Pengurus adalah rapat yang diadakan sekurang kurangnya 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) bulan yang dihadiri oleh seluruh Pengurus Harian menurut
tingkatannya.
2. Fungsi dan wewenang Rapat Harian :
a. Mengambil keputusan-keputusan mendesak organisasi yang berkaitan dengan
kebijakan organisasi;
b. Mengambil keputusan tentang perkembangan internal dan eksternal organisasi.

Pasal 25
Rapat Bidang Dewan Pengurus

1. Rapat Bidang Dewan Pengurus adalah rapat yang diadakan sekurang kurangnya 1 (satu)
bulan sekali yang dihadiri oleh Ketua Bidang, Sekretaris Bidang, Bendahara Bidang
serta Anggota Departemen yang terkait sesuai tingkatannya;
2. Rapat Bidang Dewan Pengurus diselenggarakan untuk membahas dan merencanakan
pelaksanaan program kerja organisasi sesuai bidangnya.

Pasal 26
Rapat Koordinasi/Konsultasi

1. Rapat Koordinasi/Konsultasi adalah rapat yang diadakan sewaktu-waktu jika dianggap


perlu, yang dihadiri oleh seluruh atau sebagian Pengurus Harian dengan Majelis
Pemuda Indonesia dan atau dengan Badan dan Lembaga dan atau dengan Ketua Dewan
Pengurus KNPI sesuai tingkatannya dan atau Badan Perwakilan Luar Negeri untuk
tingkatan DPP KNPI;
2. Rapat Koordinasi/Konsultasi diselenggarakan untuk membahas,hal-hal khusus yang
berkaitan dengan kebijakan internal dan eksternal organisasi maupun hal-hal umum
yang berkaitan dengan dinamika konstelasi pembangunan bangsa disegala bidang.

Pasal 27
Rapat-Rapat Lainnya

Rapat-rapat Khusus lainnya dilaksanakan Dewan Pengurus adalah rapat-rapat lainnya yang
tidak termaktub dalam Bab V Anggaran Rumah Tangga, seperti Rapat Koordinator Bidang
Dewan Pengurus sesuai tingkatannya dan rapat lainnya.

BAB VI
KUORUM DAN PERSYARATAN

Pasal 28

1. Kongres/Kongres Luar Biasa/Musyawarah Daerah KNPI Provinsi/Musyawarah Daerah


Luar Biasa KNPI Provinsi/ Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota/ Musyawarah
Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten/Kota/Musyawarah Kecamatan/ Distrik KNPI
dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) ditambah satu
jumlah utusan peserta;
2. Apabila ketentuan dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat dipenuhi, maka semua jenjang
permusyawaratan di atas dapat ditunda selama dua kali 60 menit, dan jika dalam
tenggang waktu tersebut kuorum belum dapat terpenuhi, maka atas persetujuan
peserta yang hadir sidang-sidang selanjutnya dinyatakan sah;
3. Ketentuan mengenai kuorum dan persyaratan Rapat-Rapat dan Rapat-Rapat Dewan
Pengurus diberlakukan sama dengan yang diatur pada ayat 1 dan 2 pasal ini, terkecuali
khusus untuk Rapat-Rapat Dewan Pengurus, penundaan waktunya selama dua kali 30
menit.
BAB VII
RANGKAP JABATAN, PENDELEGASIAN WEWENANG

Pasal 29
Rangkap Jabatan

1. Dewan Pengurus di setiap tingkatan, tidak diperkenankan merangkap jabatan pada:


a. Majelis Pemuda Indonesia;
b. Dewan Pengurus baik yang lebih rendah maupun lebih tinggi tingkatannya, kecuali
jika yang bersangkutan bersedia mengundurkan diri baik lisan maupun tertulis;
2. Ketentuan lebih lanjut ayat 1 (satu) pasal ini diatur dalam Peraturan Organisasi KNPI.

Pasal 30
Pendelegasian Wewenang

Apabila Ketua Umum/Ketua berhalangan dan atau karena sesuatu sebab tidak dapat
menjalankan kewajibannya untuk sementara waktu, maka salah seorang dari Ketua/Wakil
Ketua yang ditunjuk oleh Ketua Umum/Ketua untuk bertindak untuk dan atas nama Ketua
Umum/Ketua dalam jangka waktu yang ditentukan sebagai Pelaksana Harian (Plh) Ketua
Umum/Ketua.

BAB VIII
Pergantian Antar Waktu Ketua Umum, Ketua dan Personalia Pengurus

Pasal 31
Pergantian Ketua Umum dan Ketua

1. Pemberhentian dan Pengangkatan Plt. Ketua Umum;


a. Ketua Umum dapat diberhentikan apabila memenuhi salah satu hal sebagai berikut:
1) Terbukti Melanggar AD/ART KNPI
2) Mengundurkan diri
3) Meninggal dunia
4) Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab
selama 6 (enam) bulan berturut-turut.
5) Tidak hadir dalam Rapat Pleno dan atau Rapat Harian selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut.
b. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis disertai
alasan, bukti dan sanksi yang disertai tanda tangan pengusul untuk perseorangan
dan atau Tanda Tangan Pimpinan serta Cap Organisasi untuk OKP Nasional yang
terdaftar dan berhimpun di KNPI.
c. Pengangkatan Pelaksana Tetap (Plt) Ketua Umum sebelum penyelenggaraan Kongres
hanya dapat dilakukan melalui :
1) Keputusan Rapat Pleno DPP KNPI, yang dihadiri dan disetujui minimal 50%+1
jumlah suara Pengurus Pleno dan atau;
2) Usulan dari 2/3 Jumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP yang
terdaftar dan berhimpun serta 2/3 dari Jumlah Pengurus DPP KNPI untuk
diputuskan dalam Rapat Pleno DPP KNPI
d. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan dan pembelaan atas
putusan pemberhentiannya dalam Rapat Pleno yang diadakan untuk maksud
tersebut.

2. Pemberhentian dan Pengangkatan Plt. Ketua sesuai tingkatannya;


a. Ketua dapat diberhentikan apabila memenuhi salah satu hal sebagai berikut:
1) Terbukti Melanggar AD/ART KNPI
2) Mengundurkan diri
3) Meninggal dunia
4) Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab
selama 6 (enam) bulan berturut-turut.
5) Tidak hadir dalam Rapat Pleno dan atau Rapat Harian selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut.
b. Usulan pemberhentian Ketua harus disampaikan secara tertulis disertai alasan,
bukti dan sanksi yang disertai tanda tangan pengusul untuk perseorangan dan atau
Tanda Tangan Pimpinan serta Cap Organisasi untuk OKP yang terdaftar dan
berhimpun di KNPI sesuai tingkatannya.
c. Pengangkatan Pelaksana Tetap (Plt) Ketua sebelum penyelenggaraan Musda hanya
dapat dilakukan melalui :
1) Keputusan Rapat Pleno KNPI di semua tingkatan, yang dihadiri dan disetujui
minimal 50%+1 jumlah suara Pengurus Pleno dan atau;
2) Usulan dari 2/3 Jumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP yang
terdaftar dan berhimpun serta 2/3 dari Jumlah Pengurus DPD KNPI untuk
dibahas dalam Rapat Pleno KNPI sesuai tingkatannya.
d. Ketua dapat mengajukan gugatan pembatalan dan pembelaan atas putusan
pemberhentiannya dalam Rapat Pleno yang diadakan untuk maksud tersebut.
e. Pengesahan pengangkatan Pelaksana Tugas Tetap (Plt) Ketua KNPI di semua
tingkatan pengurus KNPI disahkan oleh satu tingkat di atasnya.

Pasal 32
Pergantian Personalia Pengurus

1. Pergantian Antar Waktu Personalia Pengurus KNPI;


a. Ketua Umum/Ketua dapat melakukan pemberhentian atau penggantian antar waktu
personalia Pengurus di setiap tingkatan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Melanggar AD/ART KNPI
2) Mengundurkan Diri
3) Meninggal Dunia
4) Keaktifan yang bersangkutan dalam Rapat-rapat Dewan Pengurus KNPI di setiap
tingkatan
5) Realisasi program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu) tahun
periodesasi
6) Partisipasi yang bersangkutan dalam Program Kerja Dewan Pengurus KNPI di
setiap tingkatan
b. Personalia Dewan Pengurus KNPI di setiap tingkatannya yang terkena sanksi
pemberhentian atau pergantian antar waktu dari unsur OKP, pergantiannya
mempertimbangkan secara sungguh-sungguh saran dan usulan dari Pimpinan OKP
yang mengusulkan.
c. Surat Penetapan Pengisian Personalia Jabatan Lowong Dewan Pengurus KNPI di
setiap tingkatan, ditandatangani oleh Ketua Umum/Ketua.
d. Pengukuhan Personalia Jabatan Lowong Dewan Pengurus KNPI di setiap tingkatan
dilakukan dalam Rapat Pleno.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pasal ini diatur dalam Peraturan Organisasi KNPI

BAB IX
MAJELIS PEMUDA INDONESIA

Pasal 33
Kepemimpinan dan Masa Jabatan

1. Majelis Pemuda Indonesia merupakan lembaga yang bekerja secara kolektif dan
bertugas menyelenggarakan pengawasan, fasilitasi, mediasi dan penilaian terhadap
kinerja Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatannya masing-masing;
2. Kepemimpinan Majelis Pemuda Indonesia terdiri dari Ketua, beberapa Wakil Ketua,
Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris dan sejumlah anggota.
3. Dalam hal menjamin kesinambungan organisasi maka Anggota Majelis Pemuda
Indonesia dipilih oleh Formatur di semua tingkatan.
4. Untuk menjadi Anggota Majelis Pemuda Indonesia di setiap tingkatan, harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
a. Ketua Umum/Ketua Demisioner Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatan;
b. Ketua Umum/Ketua Organisasi Kemasyarakatan Pemuda disingkat OKP yang
terdaftar dan berhimpun di KNPI.
c. Pengurus Demisioner KNPI di semua tingkatan
d. Tidak menjadi Anggota Majelis Pemuda Indonesia sesuai tingkatan untuk yang
ketiga kali.
5. Mantan Ketua Umum/Ketua Dewan Pengurus KNPI di setiap tingkatan secara
langsung ditetapkan menjadi Ketua Majelis Pemuda Indonesia.
6. Apabila mantan Ketua Umum/Ketua Dewan Pengurus KNPI di setiap tingkatan tidak
bersedia menjadi Ketua Majelis Pemuda Indonesia maka dipilih oleh Formatur.
7. Masa Periodesasi Majelis Pemuda Indonesia mengikuti masa Periodesasi Dewan
Pengurus KNPI di setiap tingkatan
Pasal 34
Tugas dan Kewajiban

1. Pengawasan, fasilitasi, mediasi dan penilaian sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal 32
di atas, dilaksanakan secara tertulis, obyektif, rasional dan disampaikan langsung
kepada Dewan Pengurus sesuai tingkatannya dan atau disampaikan melalui forum rapat
konsultasi;
2. Dalam hal Dewan Pengurus Pusat KNPI tidak dapat menyelenggarakan Kongres selama 6
(enam) bulan setelah masa baktinya berakhir, maka Pimpinan Majelis Pemuda
Indonesia dapat mengusulkan penyelenggaraan Kongres, setelah mendapat persetujuan
Rapat Majelis Pemuda Indonesia dan dukungan tertulis sebanyak lebih dari setengah
dari jumlah OKP Nasional dan DPD KNPI Provinsi;
3. Dalam hal Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan/Distrik
tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah Daerah/Musyawarah Kecamatan/ Distrik
dalam jangka waktu sekurang-kurangnya dalam tempo 6 (enam) bulan setelah masa
baktinya berakhir, dan Dewan Pengurus setingkat diatasnya tidak mengambil langkah
organisasi dalam melaksanakan Musyawarah Daerah/Musyawarah Kecamatan/Distrik
maka Majelis Pemuda Indonesia sesuai tingkatannya dapat berinisiatif sebagai
fasilitator/ mediator untuk menyelenggarakan Musyawarah Daerah/Musyawarah
Kecamatan/Distrik setelah mendapat persetujuan Dewan Pengurus Pusat KNPI untuk
Musyawarah Daerah Provinsi, persetujuan Dewan Pengurus Provinsi untuk Musyawarah
Daerah Kabupaten/Kota, persetujuan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota untuk
Musyawarah Kecamatan/Distrik dan dukungan tertulis sebanyak lebih dari setengah
jumlah OKP Nasional dan Dewan Pengurus KNPI pada tingkatannya.

Pasal 35
Rapat – Rapat

1. Rapat Majelis Pemuda Indonesia adalah rapat yang diadakan sekurang kurangnya sekali
dalam 3 (tiga) bulan yang dihadiri oleh anggota Majelis Pemuda Indonesia sesuai
tingkatannya;
2. Rapat Majelis Pemuda Indonesia diselenggarakan untuk membahas, mengevaluasi, dan
merumuskan penilaian terhadap kinerja Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatannya
serta mengambil kebijakan sesuai dengan fungsi tugasnya;
3. Rapat Majelis Pemuda Indonesia diundang dan difasilitasi oleh Dewan Pengurus KNPI di
setiap tingkatan.
BAB X
KEUANGAN

Pasal 36
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan

1. Dewan Pengurus KNPI setiap tingkatan bertanggung jawab atas penggunaan dana dan
pengelolaan harta kekayaan organisasi sesuai dengan sistem keuangan di Indonesia;
2. Bendahara Umum/Bendahara secara rutin setiap 6 (enam) bulan sekali memberikan
laporan keuangan kepada Rapat Pleno Dewan Pengurus;
3. Laporan Pertanggungjawaban keuangan yang bersumber dari keuangan negara
(APBN/APBD) harus disusun berdasarkan hasil audit oleh akuntan publik yang ditunjuk
oleh Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatannya dan disepakati oleh Pimpinan Majelis
Pemuda Indonesia;
4. Khusus dalam penyelenggaraan Kongres dan Musyawarah Daerah KNPI
Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan/Distrik, semua pemasukan dan pengeluaran
keuangan harus di pertanggungjawabkan kepada Dewan Pengurus KNPI masa bakti
berikutnya, melalui Panitia verifikasi yang dibentuk untuk kepentingan itu, sesuai
tingkatan organisasi.

BAB XI
ATRIBUT

Pasal 37

1. Lambang KNPI adalah seperti yang terdapat dalam Lampiran Anggaran Rumah Tangga
ini, yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Organisasi;
2. Lambang seperti tersebut pada ayat (1) dipergunakan untuk pembuatan bendera,
jaket, vandel, dan identitas KNPI;
3. Bentuk, warna, penjelasan tata cara penggunaan dan pengaturan lebih lanjut jenis
atribut seperti tersebut pada ayat (2) pasal ini, diatur dalam lampiran Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga ini;
4. Jenis Lagu meliputi Mars Pemuda Indonesia dan Hymne Pemuda Indonesia seperti
terdapat dalam lampiran Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga ini.

BAB XII
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 38

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan
kemudian melalui Peraturan Organisasi;
2. Hal-hal yang akan diatur dan ditetapkan kemudian dalam Peraturan Organisasi, tidak
boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga ini.
BAB XIII
PENUTUP

Pasal 39

1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
Anggaran Dasar yang ditetapkan dalam Kongres XV Pemuda/KNPI pada tanggal 18-22
Desember 2018 di Bogor Jawa Barat.
2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Bogor, Jawa Barat


Pada Tanggal: 21 Desember 2018
TATA CARA PENGGUNAAN MARS DAN HYMNE :

1. Mars dan Hymne pada dasarnya dipergunakan dalam upacara-upacara resmi :

2. Upacara resmi yang bersifat nasional, seperti perayaan 17 Agustus, 28 Oktober dan 10
November dan lain-lain,

3. Upacara resmi yang bersifat intern organisasi KNPI, seperti Perayaan Hari Ulang Tahun
KNPI, Pembukaan dan/atau penutupan Kongres, Musyawarah Pimpinan
Paripurna/Rapat Pimpinan Paripurna, Rapat Kerja Nasional/Daerah, Musyawarah-
Musyawarah Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kecamatan.

4. Hymne dapat juga digunakan untuk mengiringi upacara pembacaan Deklarasi Pemuda
Indonesia,

5. Mars kecuali dilakukan pada upacara-upacara resmi, dapat juga digunakan untuk
upacara yang membutuhkan semangat dan gerak, seperti pada acara olahraga, gerak
jalan ataupun perlombaan-perlombaan ketangkasan lainnya.
LAMBANG / LOGO KNPI

Pengertian Lambang/logo :

a. Bentuk figur : Perlambang Pemuda, menatap ke masa depan dengan optimis,


b. Memegang “daun berhelai lima” perlambang akan setiap tindakan perbuatan selalu
berpegang pada azas Pancasila dan juga simbol untuk kemakmuran,
c. Figur yang mendorong : mengartikan maju kedinamisan kemauan bekerja membangun,
d. Huruf-huruf KNPI yang “menyatu” mengartikan Persatuan dan Kegotong royongan,
kesatuan tindakan dalam KNPI,
e. Bentuk : mengartikan perisai : Ketahanan Pemuda terhadap pengaruh luar
mengartikan wadah : tempat berkumpul, bersatunya pemuda-pemuda

Keterangan warna :

6. Orang : Coklat
7. Daun dan Huruf KNPI : Kuning
8. Dasar bagian bawah : Biru
9. Dasar bagian atas : Putih
10. Garis Pinggir : Hitam

Pengertian Tata Warna :

a. Biru :
menggambarkan lautan Indonesia yang mengelilingi Kepulauan Nusantara

b. Coklat muda :
Manusia/Bumi Indonesia

c. Kuning Muda/Kehijauan-hijauan :
Warna daun muda yang menggambarkan generasi muda harapan bangsa dan sifat
pemuda itu sendiri yang optimis penuh harapan.

Lambang Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia digunakan/dipakai pada panji/


bendera, badge, jaket dan pakaian seragam, papan nama, kertas dan amplop surat,
piagam, vandel dan plakat.

Anda mungkin juga menyukai