dikutip The Architects Guide, arsitek adalah seseorang yang memiliki lisensi dan
Arsitek harus menguasai desain dan konstruksi bangunan yang mayoritas terkait
Tugas utama dari seorang arsitek adalah merancang dan mendesain sebuah bangunan.
Bangunan yang dimaksud bisa berupa rumah, apartemen, gedung, hingga taman kota
sekalipun.
Kemudian, arsitek akan membuat analisis dan pengolahan data untuk membuat
2. Prarancangan
Berdasarkan konsep rancangan yang telah dibuat, arsitek menyusun pola dan bentuk
arsitektur dalam bentuk gambar. Selain itu, arsitek juga menyusun nilai fungsional
Dalam tahap ini, arsitek akan merangkum perkiraan luas bangunan, bahan yang
3. Mengembangkan rancangan
Setelah prarancangan disetujui oleh klien, tanggung jawab arsitek selanjutnya adalah
mengembangkan rancangan.
Pada tahap ini, arsitek akan membuat perancangan yang lebih detail mengenai sistem
Jika sudah disetujui, hasil pengembangan rancangan ini akan menjadi rancangan akhir
bangunan. Rancangan ini merupakan acuan bagi arsitek untuk menjalankan tahap
selanjutnya.
Arsitek juga akan menyajikan dokumen pelaksanaan dan syarat teknik pembangunan
yang jelas.
5. Proses pengadaan pelaksanaan konstruksi
Tanggung jawab arsitek berikutnya adalah melakukan pengadaan pelaksanaan
konstruksi. Ada dua bagian dalam tahap ini, yakni penyiapan dokumen pengadaan
Pada bagian pertama, arsitek akan mengolah gambar kerja ke dalam format dokumen
Pelaksanaan Pekerjaan (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan Daftar Volume
(Bill of Quantity/BQ).
Adapun pada bagian kedua, arsitek membantu klien dalam melaksanakan dan menilai
pelelangan.
lapangan.
Arsitek juga mengadakan pertemuan secara teratur dengan klien dan Pelaksana
Pengawasan ini dilakukan paling banyak satu kali dalam dua minggu atau sekurang-
arsitektur dapat dilakukan oleh desainer pada tahapan proses desain arsitektur, dari mulai
desain konseptual hingga proses konstruksi. Di mana gubahan desain arsitektur tersebut
termanifestasikan dalam gubahan geometri berupa 3 dimensi model digital pada ruang virtual.
Terkait teknologi, komputer dalam dunia desain dan arsitektur telah dimulai sejak komputer
ditemukan. Bentuk keterlibatan itu tentu tidak sama dengan yang kita pikirkan saat ini. komputer
generasi terkini menghasilkan gambar-gambar yang sangat realistis, itu seolah-olah menjadi
bukti dominan keterlibatan komputer dalam desain interior dan arsitektur. Sedangkan komputer
generasi terdahulunya, pertama kali komputer terlibat dalam desain arsitektur dalam bentuk
kemampuan komputer. Saat komputer generasi baru mampu melakukan perhitungan berat
seperti yang diperlukan pada proses render arsitektur 3D, maka dunia desain interior dan
arsitektur menanggapi dengan optimis dan ketertarikan yang tinggi. Dari hal tersebut gambar-
gambar presentasi desain interior dan arsitektur nyaris tidak dapat dibedakan dengan kondisi
nyata.
Dikaitkan dengan kedudukan seni dalam era globalisasi, pada buku persoalan-
persoalan dasar estetika karangan Marcia Muelder Eaton diuraikan, Weitz percaya
bahwa sifat kreatif seni tidak butuh untuk didefinisikan: ”yang paling jauh dari petualangan
seni adalah perubahannya yang terus berlangsung dan kreasi barunya menjadikannya
tidak mungkin secara logis menjamin suatu perangkat ciri yang dapat didefinisikan”
(Muelder, 2010:10).
Untuk itu kreatif seni bisa juga dikaitkan dengan kreativitas desain dan arsitektur
yang butuh sebuah perubahan dengan seiring teknologi dan informasi yang berkembang.
Implementasi perkembangan teknologi informasi memberi dampak pada perancangan
arsitektur melalui beragam aspek seperti:
a. Penyebaran informasi langsung (real time) melalui internet; hanya dengan beberapa
‘klik’ pada mouse seseorang dapat berselancar di internet, menemukan dan melihat
gaya-gaya arsitektur terbaru dari seluruh bagian dunia. Ini menyebabkan perancangan
arsitektur menjadi mendunia (global).
b. Menawarkan kemampuan baru dalam mengembangkan bentuk-bentuk geometri yang
rumit; komputer-komputer baru yang sangat kuat menjadikan bentuk-bentuk bangunan
yang secara geometris sulit menjadi lebih mudah dibuat.
c. Menawarkan kemampuan baru dalam menghitung aspek-aspek kuantitatif perancangan
(environmental, konstruksi, dll)
d. Kebutuhan dunia akan arsitektur yang ramah lingkungan telah mendorong para arsitek
merancang bangunan-bangunan yang lebih ramah lingkungan, hemat energy, dll.