Anda di halaman 1dari 6

PERANCANGAN MESIN BOR MAGNET

PENDEKATAN ERGONOMI UNTUK MENINGKATKANKAPASITAS PRODUKSI

Nuryaman1,Aldi Ahmad Muzadi2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
Jalan Tamansari No.KM 2,5, Tasikmalaya, Indonesia
Post-el : nuryamann903@gmail.com

Abstrak
Pada industri mesin perkakas penggunaaan mesin bor sangat dominan digunakan, sehingga
kecepatan dan ketepatan menjadi pertimbangan penting dalam kegiatan produksi. Mesin bor
magnet merupakan mesin bor ulirtangan , tetapi dilengkapi dengan magnet sebagai perekat di sisi
besi/material. Mesin ini sangat sesuai digunakanuntuk melubangi material yang tempatnya sulit
dikerjakan dengan mesin bor biasa. Alat bantu ini lebih mudahmengerjakan dan dipindahkan,
memperingan pekerjaan dan menghilangkan berbagai kecelakaan kerja.Perancangan ukuran mesin
bor magnet yang ergonomi akan memberikan dampak sangat baik untuk operator terhadap
kenyamanan kerja. Perancangan mesin supaya optimal, maka menggunakan ukuran sampel
darioperator di industri mesin perkakas, maka dihasilkan ukuran : panjang pegangan 11,2 cm,
diameter 2,6 cm,tinggi penyangga 70,5 cm, jarak kursi dengan mesin 73,5 cm, tinggi kursi 29,9 cm,
lebar kursi 39,4 cm dan tinggi lampu 51,1cm. Hasil analisa sesudah menggunakan mesin
baru/redesain memberikan dampak lebihnyaman, kerja lebih cepat, dan kecelakaan dapat dihindari.
Rata-rata selisih waktu kerja dengan mesin barulebih cepat : waktu mengebor 3,4%, waktu
pemosisian mata bor 20,4%, waktu setup 9,5% dan waktuperpindahan 8,5%. Tercapainya efisiensi
dan efektifitas kerja, maka berdampak terhadap keuntunganperusahaan akan menjadi lebih banyak.
Kata Kunci : Mesin Bor,Perancangan,Produksi,Ergonomi.

PENDAHULUAN
Pada industri manufaktur yang harus yang sering dirasakan oleh operator saat
diperhatikan agar kegiatan produksi dapat menggunakan adalah rasa tidak nyaman dan
berjalan dengan baik dan lancar maka resiko kecelakaan (bahaya) saat menggunakan
efisiensi tinggi, kecepatan produksi dan mesin bor, terutama pada saat pemindahan
ketepatan ukuran produk akan selalu mesin bor pada saat dianggkat terasa terlalu
dipertimbangkan. Kenyamanan dan berat, [Titik, 2010].
keamanan juga menjadi faktor penting untuk Kecelakaan kerja yang sering terjadi pada
diperhitungkan dalam merencanakan suatu saat menggunakan mesin bor adalah pada
peralatan/alat bantu yang digunakan dalam saat mesin bor melakukan aktivitas
sistem kerja. Mesin bor magnet merupakan mengebor, maka mesin bor terangkat ke atas
mesin bor biasa tetapi dilengkapi dengan karena tekanan mata bor terlalu kuat,
magnet sebagai perekat di sisi besi yang akan sedangkan magnet tidak dapat merekat
dibor.Mesin bor ini digunakan untuk dengan baik sehingga rekatan antara mesin
melubangi material yang tempatnya sulit bor dengan benda kerja lepas. Lepasnya
dijangkau oleh mesin bor duduk biasa [Joko, rekatan mesin bor dengan benda kerja
2005]. Mesin bor magnet ini digunakan mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja.
karena jarak penyangga tubuh dengan mata Mesin bor magnet mempunyai ukuran berat
bor lebih kecil dari jarak material yang akan yang relative lebih berat dibandingkan dengan
dilubangi. Penggunaan mesin bor magnet mesin bor biasa, maka jika terjadi kecelakaan
kerja akan berakibat fatal terhadap Agar penelitian ini lebih terfocus maka
pengguna/operator[Sri Gunani, 2005]. Pekerja dibatasi sebagai berikut :
pada saat melakukan kegiatan produksi, 1. Mesin bor magnet menggunakan ukuran
merasakan nyeri pada punggung yang mata bor maksimal berdiameter 25 mm
diakibatkan karena penggunaaan alat yang 2. Pendekatan ergonomi hanya berkaitan
desain kurang ergonomis. Bila kondisi pada dengan perancangan mesin bor magnet
saat bekerja berlangsung terus menerus pada dengan kesesuaian untuk dimensi tubuh
pekerja, maka kemungkinan dalam waktu orang dewasa laki-laki.
yang cukup lama akan timbul penyakit– 3. Data dimensi yang diambil merupakan
penyakit permanen yang di derita oleh para sampel dari populasi beberapa para
pekerja. Kondisi yang kurang ergonomis ini pekerja di bengkel mesin perkakas.
harus di kurangi atau dihilangkan dalam 4. Besarnya biaya yang berdampak
perancangan desain mesin bor magnet yang terhadap desain baru, tidak
baru [Joko, 2005]. Dalam rancangan ini diperhitungkan tetapi menggunakan
diharapkan juga untuk menghilangkan material yang relative murah.
dampakdampak buruk pada kemampuan otot Asumsi–asumsi yang digunakan
manusia dalam bekerja.Karena ilmu sebagai berikut :
antropometri merupakan ilmu yang 1. Data sampel yang diambil dari populasi
mengkalibrasikan ukuran manusia sehingga dari beberapa tempat bengkel mesin
nantinya ukuran tersebut dapat digunakan perkakas telah mewakili data yang
sebagai acuan membuat alat atau berbagai dibutuhkan untuk data antropometri.
peralatan sesuai populasi pengguna. 2. Pengguna/operator sudah paham cara
penggunaan mesin bor magnet.
1.2 Perumusan Masalah 3. Selama pengambilan sampel mesin
Permasalahan yang akan dibahas dalam keadaan normal.
pada penelitian ini yaitu: II. LANDASAN TEORI
1. Bagaimana merancang mesin bor magnet 2.1. Ergonomi dan Antropometri
yang dapat memberikan indicator Secara keilmuan ergonomi dipandang sebagai
otomatis saat beraktivitas? disiplin keilmuan yang mempelajari manusia
2. Berapa ukuran perancangan mesin bor dalam kaitannya dengan pekerjaan. Ergonomi
magnet berdasarkan antropometri agar adalah cabang ilmu sistematis untuk
dicapai kondisi yang ergonomis dan memanfaatkan informasi-informasi mengenal
merancang kursi yang adjustable untuk sifat, merancang suatu sistem kerja sehingga
aktivitas pengeboran? orang dapat hidup dan bekerja pada sistem
1.3 Tujuan Penelitian tersebut dengan baik, yaitu mencapai tujuan
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan
adalah sebagai berikut: efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien
1. Melakukan perancangan mesin bor [Srope, 2001].
magnet yang dapat memberikan Disiplin ilmu ergonomi
indicator otomatis saat melakukan pengaplikasiannya dikelompokan atas empat
aktivitas. bidang penyelidikan [Sutalaksana, 1979],
2. Menentukan ukuran perancangan mesin meliputi : tampilan, penyelidikan tentang
bor magnet berdasarkan antropometri kekuatan fisik manusia, penyelidikan tentang
agar dicapai kondisi yang ergonomis dan ukuran kerja, dan penyelidikan tentang
perancangan kursi yang adjustable untuk lingkungan kerja. Berdasarkan bidang-bidang
aktivitas pengeboran. penyelidikan tersebut, maka penelitian
1.4 Batasan Dan Asumsi ergonomi membutuhkan pengetahuan-
pengetahuan lainnya seperti:
1. Anatomi dan fisiologi manusia, yaitu ilmu diukur dengan posisi antara lain meliputi
yang mempelajari struktur dan fungsi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi
tubuh manusia. berdiri, ukuran kepala, panjang lengan
2. Antropometri, yaitu ilmu yang dan sebagainya.
mempelajari mengenai ukuran dan 2. Pengukuran dimensi fungsional
dimensi tubuh manuasia tubuh(dinamis) Pengukuran dilakukan
3. Fisiologi psikologi, yaitu mengenai sistem terhadap posisi tubuh pada saat
saraf dan otak manusia berfungsi melakukan gerakan-gerakan
4. Psikologi eksperimen, yaitu ilmu yang tertentu yang berkaitan dengan kegiatan
mempelajari tingkah laku manusia. yang harus diselesaikan. Hal pokok yang
Antropometri dapat dinyatakan suatu ditekankan dalam pengukuran dimensi
studi yang berkaitan dengan pengukuran fungsional tubuh ini adalah ukuran yang
dimensi tubuh manusia [Nurmianto, 2004]. nantinya akan berkaitan erat dengan
Data antropometri dalam pengolahan gerakan gerakan nyata yang diperlukan
selajutnya dapat diaplikasikan secara luas tubuh untuk melaksanakan kegiatan.
antara lain dalam hal: Terdapat tiga kelas dalam pengukuran
1. Perancangan areal kerja (work station, antropometri dinamis : pengukuran
interior mobil, dan sebagainya). tingkat keterampilan sebagai pendekatan
2. Perancangan peralatan kerja seperti untuk mengerti keadaan mekanis dari
mesin, perlengkapan, perkakas dan suatu aktivitas, pengukuran jangkauan,
sebagainya ruang pada saat bekerja dan pengukuran
3. Perancangan produk-produk konsumtif variabilitas kerja.
seperti pakaian, kursi meja, komputer Sistem Kerangka dan Otot Manusia
dan sebagainya. adalah sistem kerangka antar bagian dalam
4. Perancangan lingkungan kerja fisik, yaitu tubuh manusia yang di hubungkan dengan
dalam perancangan tersebut bentuk, menggunakan otot dalam jaringan tubuh.
ukuran dan dimensi yang berkaitan Dalam rangka memenuhi tujuan desain atau
dengan produk yang berkaitan langsung rancangan produk baru yang sesuai dengan
dengan data antropometri manusia itu kebutuhan manusia, maka diperlukan
pada dasarnya memiliki variasi yang beberapa pengetahuan dasar tentang
cukup besar, maka perancangan produk karakteristik otot dan kerangka
harus mampu mengakomodasikan manusiaterutama dimensi dan kapasitasnya.
dimensi tubuh dari populasi terbesar Dan anatomi manusia merupakan ilmudasar
yang akan menggunakan produk yang mempelajari karakteristik otot dan
tersebut. system kerangka manusia [Nurmianto, 2004]
Manusia pada umumnya akan meliputi : kerangka dan sambungan
berbeda-beda dalam bentuk dan dimensi kerangka, sistem sambungan kerangka, otot
ukuran tubuhnya. Faktor yang akan (muscle), aktifitas otot, sumber energi bagi
mempengaruhi ukuran tubuh manusia antara otot, pengaruh dari berkurangnya aliran
lain umur, jenis kelamin, suku bangsa, posisi darah, pembebanan otot secara statis,
tubuh atau posture, kehamilan, cacat tubuh jaringan penghubung (connective tissue), dan
secara fisik. Pengukuran dimensi tubuh rasa nyeri otot.
dikenal dua macam pengukuran yaitu [Hari,
2008] : 2.2. Mesin Bor Magnet
1. Pengukuran dimensi struktur tubuh
Bor magnet adalah salah satu tools
(statis) Tubuh diukur dalam berbagai
bagi perkerja bengkel perkakas. Bor magnet
posisi standard dan tidak bergerak (tetap
merupakan salah satu perkembangan yang
tegak sempurna). Dimensi tubuh yang
dilakukan bertujuan untuk meminimasi biaya 11. Lebar telapak tangan (34
sekaligus untuk efisien waktu.Kegunaan
utama bor ini adalah untuk mengebor besi
yang tempatnya sulit dijangkau oleh bor
duduk [Bouthtoryd, 1983]. Mesin Bor magnet
merupakan perkembangan dari bor tangan
biasa. Perbedaan bor magnet dengan bor III. METODOLOGI PENELITIAN
tangan yaitu hanya terletak pada magnet. Bor
magnet dilengkapi dengan elektromagnet Langkah-langkah dalam melakukan
yang bertujuan merekatkan dinding penelitian agar dicapai hasil secara maksimal
permukaan material besi yang akan dibor maka dibuat langkah-langkah metodologi
dengan mesin bor tersebut [Titik, 2010]. menjadi 4 tahapan yang meliputi : identifikasi,
Tetapi pada mesin bor tangan tidak ada. pengumpulan data, pengolahan data dan
Peningkatan tersebut bertujuan untuk analisa & kesimpulan [6].
mengantisiapsi masalah- masalah khusus yang
dihadapi para operator antara lain [Krar,
1983] :

a. Pengeboran pada badan rangka truck


yang ingin dilubangi dengan diameter
yang cukup besar Ø32 mm.
b. Pengeboran dalam jumlah yang cukup
banyak pada plate besi yang temptnya
permanen.
c. Pengeboran pada besi penyangga
kontruksi yang mengharuskan
pengeboran di tempat.

2.3. Perancangan Bor Magnet

Demensi pengambilan data meliputi


[Wignyosubroto, 2008] &[Srope, 2001]:

1. Tinggi tubuh dalam posisi duduk (8).

2. Tinggi mata dalam posisi duduk (9)

3. Tinggi siku dalam posisi duduk (11)

4. Tebal/ lebar paha (12)

5. Panjang paha dari pantat sampai lutut (16)

6. Tinggi lutut posisi berdiri atau duduk (13)

7. Tinggi ujung jari posisi berdiri (7)

8. Lebar pinggul/pantat (28)

9. Panjang siku dari siku sampai ujung jari (16)

10.Panjang tangan dari pergelangan sampai


ujung jari (33)
Identifikasi Masalah

Tahap Identifikasi Tujuan Penelitian

Perumusan Masalah

Studi Kepustakaan Studi Lapangan

Tahap Pengumpulan Data :


1.Penentuan Populasi Penggunaan
Pengumpulan
2.Pengamatan
Data

Pengolahan Data :
Tahap
1.Membuat table antropometri
Pengolahan 2.Penentuan Jangkauan atau kelonggaran
yang akan ditetapkan
Data 3.Usulan-usulan perancangan

Tahap Analisis data dan Interpretasi :


1.Menganalisa perbandingan-perbandingan
Analisa dan Rancangan.
2.Interpretasi data
Kesimpulan

Kesimpulan

No. X X2 No. X X2
IV.PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1 64 4096 16 67 4489
2 64 4096 17 69 4761
4.1 Uji Keseragaman Data
3 63 3969 18 69 4761
`Peta control adalah suatu alat ukur 4 64 4096 19 70 4900
yang digunakan dalam menguji keseragaman 5 63 3969 20 71 5041
data yang diperoleh hasil pengamatan. Untuk 6 69 4761 21 65 4225
membuat peta control diperlukan hitungan 7 73 5329 22 71 5041
rata-rata, batas control atas (BKA), batas 8 73 5329 23 71 5041
control bawah (BKB), dengan menggunakan 9 76 5776 24 72 5184
tingkat kepercayaan 95%. Analisa
keseragaman data untuk dimensi tubuh (9)
sebagai berikut [Sri Gunani, 2005]:

Tabel 1. Dimensi Tubuh (9)

10 76 6084 26 66 4356
11 76 5776 27 72 5184
12 77 5929 28 73 5329
13 77 5929 29 67 4489
14 74 5476 30 70 4900
15 67 4489 31 68 4624
Jumlah 2990 147429

Tabel 2. Hasil Uji Keseragaman Data

No Dimensi N x BKA BKB SD Ket.


Tubuh
1 (9) 30 69,97 78,83 61,10 4,429 Seragam
2 (16) 30 58,53 64,49 64,49 2,980 Seragam
3 (13) 30 57,97 64,32 64,31 3,224 Seragam
4 (7) 30 65,97 74,92 74,92 4,445 Seragam
5 (28) 30 35,97 44,83 44,82 4,439 Seragam
6 (15) 30 76,97 85,83 85,82 4,429 Seragam
7 (33) 30 3,77 4,58 2,82 0,440 Seragam
8 (34) 30 9,49 11,73 11,73 1,12 Seragam
9 (14) 30 46,10 52,2 39,9 3,06 Seragam
Secara keseluruhan data dimensi tubuh
berada pada batas kontrol.

4.2. Uji Kenormalan Data

Uji kenormalan pada data–data


dimensi tubuh dilakukan dengan
menggunakan uji hipotesa dengan
menggunakan software spss sebagai berikut :

H0 : Data terdistribusi normal

H1 :Data tidak terdistribusi normal

Dengan menggunakan software spss dengan α


: 0,05 Jika P >α maka terima H0

Anda mungkin juga menyukai