Anda di halaman 1dari 5

Segitiga Bermuda (bahasa Inggris: Bermuda Triangle) adalah sebuah wilayah di bagian

barat Samudra Atlantik Utara. Bentuk wilayahnya didefinsikan sebagai segitiga dengan titik
ujung di bagian utara adalah Bermuda (wilayah seberang laut Britania Raya), Puerto Riko
(wilayah Amerika Serikat) sebagai titik di sebelah selatan, dan Miami (metropolitan terbesar
Florida, Amerika Serikat) sebagai titik di sebelah barat.

Peta Segitiga Bermuda.


Lokasi Samudra Atlantik bagian barat
Koordinat 25°N 71°WKoordinat: 25°N 71°W
Area permukaan 4.000.000 km2
 Kepulauan Bermuda
Kepulauan

Segitiga Bermuda (bahasa Inggris: Bermuda Triangle) adalah sebuah wilayah di bagian
barat Samudra Atlantik Utara. Bentuk wilayahnya didefinsikan sebagai segitiga dengan titik
ujung

Segitiga Bermuda terkenal akan hilangnya berbagai kapal dan pesawat yang tidak bisa
dijelaskan dan fenomena meteorologi aneh yang diduga terjadi disini.

Definisi area segitiga

Pada tahun 1964, Vincent Gaddis menulis di majalah Argosy tentang batas-batas Segitiga
Bermuda,[3] memberikan simpulnya sebagai Miami; San Juan, Puerto Riko; dan Bermuda.
Penulis selanjutnya tidak harus mengikuti definisi ini.[4] Beberapa penulis memberikan
batasan dan simpul yang berbeda pada segitiga, dengan luas total bervariasi dari 1.300.000
hingga 3.900.000 km². Memang, beberapa penulis bahkan merentangkannya sampai ke
pantai Irlandia.[5] Akibatnya, penentuan kecelakaan yang terjadi di dalam segitiga tergantung
pada penulis yang melaporkannya.

Catatan perjalanan

Pada masa pelayaran Christopher Colombus, ketika melintasi area segitiga Bermuda, salah
satu awak kapalnya mengatakan melihat “cahaya aneh berkemilau di cakrawala”. Beberapa
orang mengatakan telah mengamati sesuatu seperti meteor. Dalam catatannya ia menulis
bahwa peralatan navigasi tidak berfungsi dengan baik selama berada di area tersebut.

Berbagai peristiwa kehilangan di area tersebut pertama kali didokumentasikan pada tahun
1951 oleh E.V.W. Jones dari majalah Associated Press. Jones menulis artikel mengenai
peristiwa kehilangan misterius yang menimpa kapal terbang dan laut di area tersebut dan
menyebutnya ‘Segitiga Setan’. Hal tersebut diungkit kembali pada tahun berikutnya oleh
Fate Magazine dengan artikel yang dibuat George X. Tahun 1964, Vincent Geddis
menyebut area tersebut sebagai ‘Segitiga Bermuda yang mematikan’, setelah istilah
‘Segitiga Bermuda’ menjadi istilah yang biasa disebut. Segitiga bermuda merupakan suatu
tempat di mana di dasar laut tersebut terdapat sebuah piramid besar mungkin lebih besar
dari piramid yang ada di Kairo Mesir. Piramid tersebut mempunyai jarak antara ujung
piramid dan permukaan laut sekitar 500 m, di ujung piramid tersebut terdapat dua rongga
lubang lebih besar.

Penjelasan beberapa sumber

Berikut adalah penjelasan dari beberapa narasumber yang menyatakan keanehan Segitiga
Bermuda bahwa di sana terdapat gas methan, dianggap kapal yang hilang di sana telah
melampaui batas kargo, Pangkalan UFO, tempat berkumpulnya para setan golongan Jin
(Istana Setan) dan ada yang mengatakan bahwa di sanalah terletak telaga "Air Kehidupan"
yang sanggup membuat awet muda dan panjang umur.

Muatan berlebihan (melebihi muatan yang ditentukan)

Peta tempat-tempat yang mengandung gas methana

Perusahaan asuransi laut Lloyd's of London menyatakan bahwa segitiga bermuda bukanlah
lautan yang berbahaya dan sama seperti lautan biasa di seluruh dunia, asalkan tidak
membawa angkutan melebihi ketentuan ketika melalui wilayah tersebut. Penjaga pantai
mengkonfirmasi keputusan tersebut. Penjelasan tersebut dianggap masuk akal, ditambah
dengan

Gas Metana dan pusaran air

Penjelasan lain dari beberapa peristiwa lenyapnya pesawat terbang dan kapal laut secara
misterius adalah adanya gas metana di wilayah perairan tersebut. Teori ini dipublikasikan
untuk pertama kali tahun 1981 oleh Badan Penyelidikan Geologi Amerika Serikat. Teori ini
berhasil diuji coba di laboratorium dan hasilnya memuaskan beberapa orang tentang
penjelasan yang masuk akal seputar misteri lenyapnya pesawat-pesawat dan kapal laut yang
melintas di wilayah tersebut.

Menurut Bill Dillon dari U.S Geological Survey, air bercahaya putih itulah penyebabnya.
Didaerah segitiga maut Bermuda, tetapi juga di beberapa daerah lain sepanjang tepi pesisir
benua, terdapat "tambang metana". tambang ini terbentuk kalau gas metana menumpuk di
bawah dasar laut yang tidak dapat ditembusnya. Gas ini dapat muncul secara tiba-tiba dari
dasar laut retak.

Air yang dilalui gas ini mendidih sampai terlihat sebagai "air bercahaya putih". Blow out
serupa yang pernah terjadi dilaut Kaspia sudah banyak menelan anjungan pengeboran
minyak sebagai korban. Regu penyelamat yang dikerahkan tidak menemukan sisa sama
sekali. Mungkin karena alat dan manusia yang menjadi korban tersedot pusaran air, dan
jatuh kedalam lubang bekas retakan dasar laut, lalu tanah dan air yang semula naik ke atas
tetapi kemudian mengendap lagi didasar laut, menimbun mereka semua.
Gempa laut dan gelombang besar

Teori ini mengatakan gesekan dan goncangan di tanah di dasar Lautan Atlantik
menghasilkan gelombang dahsyat dan seketika kapal-kapal menjadi hilang kendali dan
langsung menuju dasar laut dengan kuat hanya dalam beberapa detik. Adapun hubungannya
dengan pesawat, maka goncangan dan gelombang kuat tersebut menyebabkan hilangnya
keseimbangan pesawat serta tidak adanya kemampuan bagi pilot untuk menguasai pesawat.

Gravitasi

Gravitasi (medan graviti terbalik, anomali magnetik graviti) dan hubungannya dengan apa
yang terjadi di Segitiga Bermuda; sesungguhnya kompas dan alat navigasi elektronik
lainnya di dalam pesawat pada saat terbang di atas Segitiga Bermuda akan goncang dan
bergerak tidak normal, begitu juga dengan kompas pada kapal, yang menunjukkan kuatnya
daya magnet dan anehnya gravitasi yang terbalik.

Pangkalan UFO

Pemerintah dan Akademis Independen A.S. mengatakan Segitiga Bermuda disebabkan


karena tempat tersebut merupakan Pangkalan UFO sekelompok mahkluk luar
angkasa/alien yang tidak mau diusik oleh manusia, sehingga kendaraan apapun yang
melewati teritorial tersebut akan terhisap dan diculik. Ada yang mengatakan bahwa
penyebabnya dikarenakan oleh adanya sumber magnet terbesar di bumi yang tertanam di
bawah Segitiga Bermuda, sehingga logam berton-tonpun dapat tertarik ke dalam.

Lorong waktu (worm holes)

Dalam sejarah, orang, kapal-kapal, pesawat terbang dan lain-lain sebagainya yang hilang
secara misterius seperti yang sering kita dengar di perairan Segitiga Bermuda, sebenarnya
adalah masuk ke dalam lorong waktu yang misterius ini.

Seorang ilmuwan Amerika yang bernama Ado Snandick berpendapat, mata manusia tidak
bisa melihat keberadaan suatu benda dalam ruang lain, itulah objektifitas keberadaan lorong
waktu.

Dalam penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally mengemukakan teori


hipotesisnya sebagai berikut:

 Objektifitas keberadaan lorong waktu adalah bersifat kematerialan, tidak terlihat,


tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia fana kehidupan umat manusia, tetapi
tidak mutlak, karena kadang-kadang ia akan membukanya.
 Lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah
memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang
sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut,
waktu dapat bersifat searah maupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa
berbalik, dan bahkan bisa diam membeku.
 Terhadap dunia fana di bumi, jika memasuki lorong waktu, berarti hilang secara
misterius, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka artinya adalah muncul lagi
secara misterius.

Disebabkan lorong waktu dan bumi bukan merupakan sebuah sistem waktu, dan karena
waktu bisa diam membeku, maka meskipun telah hilang selama 3 tahun, 5 tahun, bahkan 30
atau 50 tahun, waktunya sama seperti dengan satu atau setengah hari.

Meskipun beberapa teori dilontarkan, tetapi tidak ada yang memuaskan sebab munculnya
tambahan seperti benda asing bersinar yang mengelilingi pesawat sebelum kontak dengan
menara pengawas terputus dan pesawat lenyap.
Peristiwa-peristiwa terkenal

Penerbangan 19
Pesawat pada penerbangan TBF Grumman Avenger, mirip dengan penerbangan 19

Salah satu kisah yang terkenal dan bertahan lama dalam banyaknya kasus misterius
mengenai hilangnya pesawat-pesawat dan kapal-kapal yang melintas di segitiga bermuda
adalah Penerbangan 19. Penerbangan 19 merupakan kesatuan angkatan udara dari lima
pesawat pembom angkatan laut Amerika Serikat.

Penerbangan itu terakhir kali terlihat saat lepas landas di Fort Lauderdale, Florida pada
tanggal 5 Desember 1945. Pesawat-pesawat pada Penerbangan 19 dibuat secara sistematis
oleh orang-orang yang ahli penerbangan dan kelautan untuk mengahadapi situasi buruk,
tetapi tiba-tiba dengan mudah menghilang setelah mengirimkan laporan mengenai gejala
pandangan yang aneh, dianggap tidak masuk akal.

Karena pesawat-pesawat pada Penerbangan 19 dirancang untuk dapat mengapung di lautan


dalam waktu yang lama, maka penyebab hilangnya dianggap karena penerbangan tersebut
masih mengapung-apung di lautan menunggu laut yang tenang dan langit yang cerah.

Setelah itu, dikirimkan regu penyelamat untuk menjemput penerbangan tersebut, tetapi tidak
hanya pesawat Penerbangan 19 yang belum ditemukan, regu penyelamat juga ikut lenyap.
Karena kecelakaan dalam angkatan laut ini misterius, maka dianggap "penyebab dan
alasannya tidak diketahui".

Dan juga ditemukan adanya kaitan segitiga bermuda dengan atlantis yang ditemukan adanya
penemuan kota-kota kuno dan berbagai bangunan di segitiga bermuda tersebut". Atlantis
yang diduga tenggelam dalam waktu satu hari satu malam diduga kuat tenggelam di segitiga
bermuda dan beberapa kawasan lainnya yang mirip dengan kejadian yang ada pada segitiga
bermuda tersebut salah satunya yaitu di Indonesia, Malaysia, India, dan lainnya".

Kronologi dari beberapa peristiwa terkenal

 1840: HMS Rosalie.


 1872: The Mary Celeste, salah satu misteri terbesar lenyapnya beberapa kapal di
segitiga bermuda.
 1909: The Spray.
 1917: SS Timandra.
 1918: USS Cyclops (AC-4) lenyap di laut berbadai, tetapi sebelum berangkat menara
pengawas mengatakan bahwa lautan tenang sekali, tidak mungkin terjadi badai,
sangat baik untuk pelayaran.
 1926: SS Suduffco hilang dalam cuaca buruk.
 1938: HMS Anglo Australian menghilang. Padahal laporan mengatakan cuaca hari itu
sangat tenang.
 1945: Penerbangan 19 menghilang.
 1952: Pesawat British York transport lenyap dengan 33 penumpang.
 1962: US Air Force KB-50, sebuah kapal tanker, lenyap.
 1970: Kapal barang Prancis, Milton Latrides lenyap; berlayar dari New Orleans
menuju Cape Town.
 1972: Kapal Jerman, Anita (20.000 ton), menghilang dengan 32 kru.
 1976: SS Sylvia L. Ossa lenyap dalam laut 140 mil sebelah barat Bermuda.
 1978: Douglas DC-3 Argosy Airlines Flight 902, menghilang setelah lepas landas dan
kontak radio terputus.
 1980: SS Poet; berlayar menuju Mesir, lenyap dalam badai.
 1995: Kapal Jamanic K (dibuat tahun 1943) dilaporkan menghilang setelah melalui
Cap Haitien.
 1997: Para pelayar menghilang dari kapal pesiar Jerman.
 1999: Freighter Genesis hilang setelah berlayar dari Port of Spain menuju St Vincent.

Anda mungkin juga menyukai