Anda di halaman 1dari 3

III.

MATERI DAN METODE

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan di Breeding Center Pulukan Balai


Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Denpasar
Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2018 sampai dengan Juli 2019.

B. Materi Penelitian

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi Bali yang mengikuti
program progeny test, terdiri dari 20 ekor pejantan, 122 induk dan 176 anaknya
yang lahir dari tahun 2013 hingga 2016. Data berat lahir (BL), berat sapih (BS),
berat satu tahun (BST), berat dewasa (BD), tahun lahir dan pedigree. Sapi Bali
dalam penelitian ini dipelihara secara ekstensif dalam satu hektar lahan (paddock)
terdiri dari 25-30 ekor. Sapi bebas merumput, sedangkan pemberian konsentrat
terbatas sekali sehari dan air diberikan secara ad libitum.
Data sifat-sifat pertumbuhan berupa BS, BST dan BD dilakukan
penyetaraan faktor koreksi dengan rumus Hardjosubroto (1994):
1. Berat Sapih (BS205)
Berat sapih adalah berat yang diperoleh melalui penimbangan distandarisasi
pada umur 205 hari.

BS205 = ( )

2. Berat Satu Tahun (BB365)


Berat umur satu tahun adalah berat yang diperoleh melalui penimbangan
dan distandarisasi pada umur 365 hari.

BB365= ( )

3. Berat Dewasa (BD730)


Berat umur dewasa adalah berat yang diperoleh melalui penimbangan dan
dilakukan standarisasi umur 730 hari.

9
BD730= ( )

C. Analisis Data

Data yang diperoleh selanjutnya dipilih dengan menyingkirkan data yang


tidak lengkap. Analisis data sebagai berikut:
1. Korelasi fenotipik
Estimasi korelasi fenotipik menggunakan Pearson’s correlation (α=0,05),
menggunakan rumus:

Keterangan :
rp1,p2 : Korelasi fenotip 1 dengan fenotip 2
Cov (𝑝 𝑝 ) : Covarian antara fenotip 1 dengan fenotip 2, dimana:
∑ 𝑝 .
𝑐𝑜𝑣 𝑝 𝑝
𝑛

∑ 𝑥−𝜇
𝑛
: Standar deviasi dari fenotip 1
P2 : Standar deviasi dari fenotip 2
2. Nilai heritabilitas dan korelasi genetik
Estimasi komponen varians dan estimasi parameter genetik dianalisis
menggunakan bivariate animal model, dengan rumus menurut Falconer and
Mackay (1996) :

* +=[ ][ ] [ ]* + [ ]* +

Keterangan :
dan = vektor Sifat 1 dan sifat 2
dan = incidence matrix untuk sifat 1 dan sifat 2
dan = vektor efek tetap (tahun lahir)
dan = incidence matrix yang berkorespondensi dengan dan
dan = efek genetik aditif, dimana :

10
* + (* + * + ), A merupakan matrix hubungan genetik aditif

dan = residual bebas, dimana :

* + (* + * + ), I merupakan matrix identitas.

Bivariate animal model dianalisis dengan Average Information Restricted


Maximum Likelihood (AI-REML) menggunakan breedR package dan custom
script menggunakan bahasa pemrograman R (R Core Team, 2019). Nilai
heritabilitas diperoleh sebagai proporsi dari varians genetik aditif ( yang
berhubungan dengan total varians ( , sehingga nilai heritabilitas:
h2=

11

Anda mungkin juga menyukai