Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH WEEKLY MEETING TERHADAP KEMAJUAN KINERJA

KARYAWAN PADA PENCAPAIAN PROGRES PROYEK DI PT. PP PERSERO


(STUDI KASUS PROYEK GEDUNG MRT DUKUH ATAS)

Oleh :

Wahyu Jatikusumo Sapardi / 12019003790 / 201901010161

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta

2022
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Mass Rapid Transit atau yang biasa dikenal dengan MRT secara resmi sudah mulai
beroperasi pada 1 April 2019. Dimulai dari 12 Maret 2019 yang mulai menjalani uji coba
publik secara gratis, akhirnya pada 1 April 2019 mulai diberlakukan pembayaran dengan
tarif, dikarenakan operasional dari Ratangga (rangkaian MRT Jakarta) yang beroperasi belum
sepenuhnya beroperasi mengingat dari total 16 rangkaian yang akan beroperasi sekarang
sementara masih hanya 8 rangkaian. Usai penyelesaian MRT Jakarta fase 1 yang
menghubungkan stasiun Bundaran HI hingga Lebak Bulus. Di tahun 2019 MRT Jakarta juga
akan mulai membangun fase II yang menghubungkan Bundaran HI hingga Kampung
Bandan. Konstruksi fase II MRT Jakarta juga diperkirakan akan menelan biaya investasi
sebesar Rp 22,5 triliun. (Source: Berita Bisnis, 2021). Dalam rangka pembangunan MRT ini
juga dipersiapkan Pembangunan Gedung MRT untuk dapat memfasilitasi pelaksanaan MRT
Tahap lanjutan yang akan menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Dalam rangka
pembangunan Gedung MRT ini, penulis melakukan penelitian pada proyek pembangunan
Gedung MRT yang terletak di Dukuh atas atas prakarsa PT. Pembangunan Perumahan
Persero.

Penelitian dilakukan untuk dapat mengidentifikasi pengaruh pertemuan mingguan


(weekly meeting) terhadap kinerja karyawan PT PP terhadap kinerja progress pekerjaan yang
harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Perlunya dilaksanakan tiap tahap pekerjaan
dengan baik sesuai dengan jadwal yang diberikan ini mewajibkan supervisi area melakukan
pengendalian jadwal dengan melakukan kegiatan rapat koordinasi mingguan. Kegiatan ini
diharapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul pada area proyek
selama kegiatan berlangsung agar dapat tertangani dengan baik dan mendapatkan hasil yang
baik dan tepat waktu sehingga dapat mengurangi resiko kerugian pengeluaran anggaran yang
tidak perlu.

Secara kolektif, manajemen pada sebuah proyek adalah suatu pendekatan/metode


untuk mengelola proyek dengan efektif dan efisien. Sistem ini hadir sebagai perangkat untuk
membantu mengelola kegiatan-kegiatan berbentuk proyek, misalnya proyek konstruksi.
Tanpanya, suatu proyek akan sulit dieksekusi baik dari segi biaya, waktu, atau bahkan
kualitasnya. Penulis melaksanakan kegiatan riset dengan memilih proyek PT PP MRT HUB
Dukuh Atas sebagai sarana untuk kegiatan penelitian. Proyek PT PP MRT Dukuh Atas
merupakan salah satu proyek infrastruktur yang dijalankan oleh PT PP Persero yang berletak
di DKI Jakarta. Proyek ini sedang berproses dalam pembangunan gedung bertingkat 12 lantai
yang nantinya akan gunakan untuk operasional dari PT MRT Jakarta.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Meski fungsinya sama yakni untuk menampung kegiatan orang didalamnya namun
Gedung MRT ini memiliki fungi yang vital bagi kemajuan perkembangan transportasi di DKI
Jakarta. Pengembangan area di wilayah Dukuh Atas diupayakan sebagai salah satu Kawasan
Transit yang tersibuk dengan lima moda transportasi public (kereta dan bus) sebagai titik
prioritas angkutan yang menjadi salah satu tujuan para komuter.

Sebagai operator utama pengembangan kawasan berorientasi transit, PT MRT Jakarta


(Perseroda) dan mitranya akan mengelola kawasan seluas 146 hektare ini dengan
mengedepankan delapan prinsip pengembangan kawasan berorientasi transit, yaitu fungsi
campuran, kepadatan tinggi, peningkatan kualitas konektivitas, peningkatan kualitas hidup,
keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, ketahanan infrastruktur, dan pembaruan ekonomi.

Upaya pengembangan kawasan di sekitar stasiun MRT Jakarta merupakan bagian dari
transformasi Jakarta dalam mengatur ulang kota dari padat lalu lintas menjadi kota
berkelanjutan dan tahan iklim. MRT Jakarta akan memastikan bahwa aksesibilitas transit,
fasilitas pejalan kaki dan pesepeda (sebagai moda mobilitas paling ramah lingkungan), ruang
hijau dan terbuka, pohon peneduh jalan, ruang publik pemicu aktivitas, hingga titik-titik bike
sharing terakomodasi. (Sumber: Jaklingko, MRT Jakarta 2021).

Tantangan utama yang dihadapi manajer proyek pada pelaksanaan pembangunan Gedung ini
adalah menghadapi globalisasi teknologi dan transformasi budaya serta model bisnis yang
berkembang pada saat ini. Bagaimana sumber daya manusianya dapat melakukan
pengelolaan proyek yang tidak perlu lagi dilakukan dari lokasi pusat namun melakukan
adaptasi dengan tim virtual proyek. Kegiatan ini telah menjadi salah satu kebutuhan dan
kelincahan bisnis. Salah satu keberhasilan dan kegagalan yang dapat terjadi jika tidak dapat
dikendalikan dengan terarah. Kegiatan yang dulunya dapat memakan waktu berbulan-bulan
kini dapat terealisasi dalam jangka waktu singkat, selain itu tantangan kedua adalah
keterlibatan tenaga kerja, manajer proyek harus mampu memahami peran dan tanggung
jawab yang berbeda dengan menerapkan prinsip yang berbeda tergantung pada proyek yang
sedang dikerjakan. Dalam hal ini termasuk juga memahami kepemimpinan yang mengatur
bagaimana tim dapat beroperasi dengan baik.

Permasalahan pada penelitian ini adalah :


1. Bagaimana persiapan Sumber daya Manusia (SDM) atau kemampuan manajer
proyek dan tim nya untuk mencapai target pekerjaan dalam jangka waktu tertentu
2. Bagaimana upaya perusahaan dalam menyiapkan SDM ini supaya mampu mencapai
progress pekerjaan yang diharapkan.
3. Apakah pelaksanaan pekerjaan ini dapat tercapai sesuai target yang ingin dicapai dan
bagaimana cara mewujudkannya.
4. Apakah dilakukan monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan pekerjaan pada
manajemen pengelolaannya
5. Bagaimana upaya perusahaan dalam mengembangkan kemajuan karyawannya di
masa mendatang

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan
melakukan pendekatan pada beberapa metode yang dilakukan sebagai upaya pencapaian
target pekerjaan. Target kerja diperlukan dengan membuat perencanaan yang dilakukan
dalam mencapainya. Namun dalam penyusunannya target kerja dapat dilakukan dengan
rencana jangka Panjang dan jangka pendek. Penulis melakukan pengamatan terhadap target
pekerjaan jangka pendek berupa target mingguan dana pa saja yang diperoleh serta mencari
permasalahan yang terjadi dalam jangka waktu singkat tersebut.

Pada PT. PP Persero untuk dapat mencapai target pekerjaan dengan tepat sehingga
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya adalah:
1. Mengukur bagaimana kesiapan SDM atau kemampuan manajer proyek dan
timnya untuk mencapai target pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.
2. Menentukan Upaya dan langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh karyawan dan
tenaga kerja untuk dapat mencapai target ketercapaian.
3. Mengetahui cara untuk dapat melaksanakan pekerjaan yang ingin dicapai sesuai
atau tidak dengan target dan pengelolaan yang dilakukan.
4. Mengetahui metode monitoring dan evaluasi pada saat pengelolaan proyek
5. Mengetahui upaya perusahaan dalam mengembangkan kemampuan karyawan dan
tenaga kerjanya di masa yang akan datang.

1.4. BATASAN MASALAH


Pembahasan dalam permasalahan ini dibatasi pada wilayah sumber daya manusia
pada karyawan PT. Pembangunan Perumahan Persero dan tenaga kerja yang terlibat
dalam pembangunan Gedung MRT di Lokasi Dukuh Atas Jakarta.
Hal lain yang berkaitan dengan teknis, anggaran dan faktor keamanan dan keselamatan
tidak dibahas dalam penelitian ini.

1.5. METODOLOGI PENELITIAN


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif
Metode Kualitatif dilakukan penulis dengan melakukan pengumpulan data berupa
wawancara dan mengikuti kegiatan mingguan dalam weekly meeting pada proyek untuk
dapat mengetahui proses pengambilan keputusan mingguan. Untuk metoda kuantitatif,
penulis melakukan pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner (google form)
kepada karyawan dan tenaga kerja selanjutnya melakukan pengolahan data dengan
menggunakan aplikasi excel dana tau penggunaan spss. Penggunaan aplikasi excel
bertujuan untuk merangkum data yang diperoleh melalui sebaran google form dan
menyusunnya pada excel yang selanjutnya dilakukan pengolahan data pada spss untuk
mengetahui kesesuaian dan ketepatan data yang telah diperoleh.
Jika hasil yang diperoleh sesuai standar maka penelitian ini tepat dan dapat dibuatkan
laporannya dalam laporan Skripsi.

1.5.1. METODE PENGUMPULAN DATA

Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada para karyawan dan tenaga
kerja untuk memberikan pertanyaan terkait perubahan teknologi yang mereka hadapi
serta kesiapannya dalam menghadapi target pekerjaan tersebut.
Selain itu juga pertanyaan berupa sosialisasi jadwal kerja dan target perusahaan dalam
pencapaian pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.
Selanjutnya data yang didapatkan dikumpulkan menjadi laporan yang dapat diujikan
kebenarannya melalui aplikasi.
Penggunaan kuesioner dapat dilakukan dengan menyebar google form yang dapat
mereka isi dan dikembalikan kembali kepada peneliti dalam jangka waktu tertentu.
Jumlah sample karyawan dan tenaga kerja diambil kira dengan jumlahnya disesuaikan
dengan rumus slovin, dan diperkirakan sekitar 100 sample dalam pengambilan data
tersebut.

1.5.2. METODE PENGOLAHAN DATA

Tahapan pengolahan data yang dilakukan mengacu pada jurnal penelitian lalu
yang pernah dilakukan yaitu dengan pengambilan data sampling. Adapun tahapan
pengolahan datanya adalah sebagai berikut:

1. Untuk menentukan arah tujuan penelitian dan menentukan target, kuesioner


diberikan kepada Manager Proyek, Karyawan, dan Tenaga Kerja yang terlibat
dalam proyek pembangunan Gedung MRT Dukuh Atas.
2. Kuesioner untuk pengguna dilakukan sampling mengingat jumlah karyawan dan
tenaga kerja PT PP Persero yang banyak
3. Kuesioner untuk pengguna diberikan pada saat selesai dilakukan rapat koordinasi
mingguan untuk mengetahui pemahaman karyawan dan tenaga kerja terhadap
hasil rapat.
4. Jenis pertanyaan yang akan diajukan adalah terkait tingkat pemahaman pengguna
terhadap target yang diharapkan perusahaan.
5. Dilakukan pengumpulan data mengenai kendala yang mereka temukan pada saat
bertugas melakukan pekerjaan.
6. Membuat catatan apa saja upaya yang dilakukan ketika mereka menemukan
kendala tersebut.
7. Pertanyaan lain berupa kuesioner dengan materi berbeda diberikan juga kepada
manajemen pengawas Quality Control apakah menemukan permasalahan ketika
mengadakan inspeksi hasil pekerjaan karena keterbatasan waktu kerja yang
mengharuskan proyek selesai tepat waktu.
8. Ketiga pertanyaan dari sumber yang berbeda tersebut akan dilakukan Analisa
sesuai dengan critical thinking dan mengacu pada jurnal manajemen bisnis yang
ada untuk dapat dilakukan penyusunan Analisa sesuai teori-teori yang ada apakah
sudah sesuai ataukah masih ada yang belum sesuai.
9. Melakukan asistensi dengan dosen pembimbing secara bertahap dan terintegrasi
dengan data yang ada untuk dapat dilakukan penyusunan laporan.

1.5.3.ANALISA DATA

Pada tahapan Analisa data ini dilakukan beberapa hal berikut:


Merangkum hasil yang diterima pada google form untuk dapat dipindahkan ke
aplikasi excel dan menyusunnya sesuai dengan kriteria Karyawan, Tenaga kerja dan
perusahaan.
Setelah data dirapihkan maka data akan diolah pada aplikasi spss (Statistical Program
for Social Science) untuk menganalisa data secara statistik dalam bentuk laporan
tabulasi untuk dapat membuat statistik deskriptif dan melakukan pengecekan apakah
data yang telah didapatkan itu valid atau tidak valid.

1.6. MANFAAT PENELITIAN


Dalam penelitian yang dilakukan harus memiliki manfaat bagi peneliti lain untuk
dapat dijadikan acuan penelitian dan pihak lain yang terkait yaitu pihak perusahaan.

1.6.1. MANFAAT BAGI PENELITI


1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
penelitian selanjutnya untuk menjelaskan tentang proses apa saja yang dilalui
oleh Manajer proyek, Karyawan dan tenaga kerja yang terlibat dalam proses
konstruksi.
2. Mengimplementasikan teori dan ilmu yang telah didapatkan selama dalam
perkuliahan dalam bidang Sumber daya manusia pada lingkup manajemen bisnis.

1.6.2. MANFAAT BAGI PIHAK LAIN


1. Hasil penelitian ini dharapkan berguna sebagai bahan evaluasi pengembangan
manajemen pembangunan proyek sebagai salah satu pusat bisnis di Jakarta pada
umumnya dan di perusahaan PT PP Persero pada khususnya
2. Diharapkan bermanfaat bagi pembaca untuk mempelajari prilaku Manajer proyek,
karyawan dan tenaga kerja perusahaan yang berhubungan dengan pembangunan
prasarana vital moda transportasi terintegrasi di Jakarta dan dapat dipergunakan
sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENELITIAN TERDAHULU


Menurut Andrew F. Sikula, Manajemen merupakan kegiatan untuk merencanakan,
mengatur, mengorganisasikan, mengendalikan, menempatkan, memberikan motivasi,
komunikasi dan mengambil keputusan yang dilakukan oleh sebuah organisasi.
Kegiatan itu dilakukan untuk mengelola sumber daya yang dimiliki.

(sumber: Artikel perencanaan SDM Andrew E. Sikula)

Andrew E. Sikula (1981:145) juga menyampaikan bahwa perencanaan SDM adalah


proses menentukan kebutuhan SDM yang berarti bahwa mempertemukan kebutuhan
tersebut dengan kebutuhan organisasi agar pelaksanaannya terintegrasi dengan
rencana organisasi Model perencanaan SDM menurut Andrew Sikula
menggambarkan model perencanaan SDM yang mencakup 5 komponen yang terkait
satu sama lain.
Dalam jangka waktu ke depan, organisasi memiliki rencana atau program kerja yang
akan dijalankan. Dalam menjalankan program tersebut, perlu dipastikan apakah
berdampak pada adanya kebutuhan SDM. Apabila program kerja tersebut, maka
pemenuhan kebutuhan SDM menjadi hal yang mutlak direncanakan.
Menurut Husen (2009:4) proyek adalah gabungan dari sumber-sumber daya seperti
manusia, material, peralatan dan modal atau biaya yang dihimpun dalam suatu wadah
organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu.
Sebuah proyek adalah usaha yang kompleks, tidak rutin, yang dibatasi oleh waktu,
anggaran, sumber daya, dan spesifikasi kinerja yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan (Larson, 2006:3)
Manajemen merupakan proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari
organisasi dilibatkan untuk memelihara, mengembangkan, mengendalikan dan
menjalankan program-program yang keseluruhannya diarahkan pada sasaran yang
telah ditetapkan dan berlangsung secara terus menerus seiring dengan berjalannya
waktu. (Dipohusodo, 1996:2)
Sehingga manajemen secara umum adalah suatu upaya untuk mencapai suatu tujuan
dengan sumber daya seminimal mungkin (efisien). Sementara itu, proyek adalah
rencana pekerjaan dengan suatu target pencapaian tertentu yang diselesaikan dalam
rentang waktu tertentu.
Secara kolektif, manajemen proyek adalah suatu pendekatan/metode untuk mengelola
suatu proyek dengan efektif dan efisien. Sistem ini hadir sebagai perangkat untuk
membantu mengelola kegiatan-kegiatan berbentuk proyek, misalnya proyek
konstruksi. Tanpanya, suatu proyek akan sulit dieksekusi baik dari segi biaya, waktu,
atau bahkan kualitasnya.
Dalam pengelolaan proyek terdapat tujuan dan sasaran yang ingin dicapai yaitu :

a. Menyelesaikan tepat waktu


Pada manajemen waktu, ditentukan linimasa yang berisi kapan suatu kegiatan harus
dimulai dan kapan harus selesai. Dengan adanya hal tersebut, proyek akan selalu
dimonitor supaya dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan. Pengawasan
seperti ini melancarkan pengerjaan proyek.
b. Menjaga anggaran
Anggaran merupakan salah satu aspek yang dikaji dalam manajemen ini. Dengan
pengkajian tersebut, akan dicari jumlah anggaran seminimal mungkin, tetapi masih
dapat menunjang tercapainya kriteria proyek yang telah ditentukan di awal (efektif
dan efisien).
c. Menjaga kualitas
Sebagaimana telah disinggung pada poin sebelumnya, kriteria proyek yang ditentukan
di awal harus tercapai. Artinya, manajemen proyek juga membuat standar kualitas
dari suatu proyek sehingga ia tidak dikerjakan secara seenaknya saja.
d. Melancarkan proyek
Pada akhirnya, proyek yang ideal adalah proyek yang selesai sesuai dengan
perencanaan awal, baik dari segi waktu, anggaran, maupun kualitas. Manajemen ini
membantu pengerjaan proyek supaya selesai dengan lancar sesuai dengan rencana
awal.
Sasaran manajemen proyek adalah sebagai berikut:
1. Menyelesaikan dan mengembangkan proyek sesuai dengan anggaran biaya dan
tenggat waktu yang telah ditentukan sekaligus dalam kualitas/spesifikasi sesuai
dengan yang telah disepakati di awal.
2. Meningkatkan nama baik pelaksana proyek berdasarkan kualitas hasil proyek.
3. Menciptakan suasana kerja kondusif untuk mendukung kelancaran aktivitas proyek.
Hal ini meliputi ketersediaan keadaan, sarana-prasarana, dan keselamatan kerja.
4. Menjaga keharmonisan antar pihak dalam proyek sehingga seluruh pihak terlibat
akan memberikan yang terbaik untuk proyek yang sedang dijalankan.
Untuk dapat mencapaj tujuan dan sasaran yang diharapkan, maka perlu adanya rapat
mingguan yang terjadwal untuk membahas beberapa permasalahan yang
membutuhkan penanganan cepat dan tepat.
Penulis melaksanakan kegiatan penelitian dengan memilih proyek PT PP MRT HUB
Dukuh Atas sebagai sarana untuk kegiatan penelitian. Proyek PT PP MRT Dukuh
Atas merupakan salah satu proyek infrasutruktur yang dijalankan oleh PT PP Persero
yang berletak disekitaran DKI Jakarta. Proyek ini sedang berproses dalam
pembangunan gedung bertingkat 12 lantai yang nantinya akan gunakan untuk
operasional dari PT MRT Jakarta.

2.2. DEFINISI KONSEPTUAL

Dalam studi yang dilakukan oleh Agung Nugroho Adi, 2015 bahwa keterlibatan
karyawan sebagai konsep kunci untuk memenangkan persaingan bisnis dengan
pertimbangan teknologi informasi yang berdampak pada nilai pribadi. Variabel yang
perlu diperhatikan terkait model engagement yang berkaitan dengan interaksi
dengan teknologi informasi seperti ekstraversi, kestabilan emosi, dan keterbukaan
terhadap pengalaman, kepercayaan dan komitmen terhadap manusia dan computer
(interaksi antara manusia dengan computer), pengambilan keputusan dan jenis
kelamin.
(Employee Engagement Construction in Newest Condition (During 2012-2014)
Adoption to Achieve Competiveness in global condition combining with technology
interaction and people value). Elsevier Procedia-Social and Behavioral Sciences 2015

Pengaruh pelatihan, kompetensi dan disiplin terhadap kinerja karyawan yang bekerja
pada suatu perusahaan berpengaruh positip terhadap kinerja. Dalam penelitian
tersebut juga ditemukan bahwa mendisiplinkan pekerjaan dengan baik akan dapat
meningkatkan kinerja karyawan yang pada akhirnya akan dapat mencapai tujuan
perusahaan
Anwar Prabu Mangkunegara dan Abdul Waris, 2015
(Effect of Training, Competence and Dicipline on Employee Effect of Training,
Competence and Discipline on Employee Performance in Company – Case Study in
PT. Asuransi Bangun Askrida). Elsevier Procedia-Social and Behavioral Sciences
2015.
Dalam manajemen proyek, terdapat 3 pilar yang terikat diantaranya People, Process,
dan Tools. Sebagai ujung tombak dari sebuah proyek, project manager tentu harus
dapat mengoptimalkan tiga aspek ini dari sebuah proyek yang dikelolanya. Dan
memanfaatkan tools yang dapat mempermudah pekerjaannya.salah satu tools yang
dipergunakan adalah Data log kegiatan rapat mingguan (weekly meeting) dengan
pencatatan Minute of Meeting yang disampaikan secara berkala pada satu waktu
tertentu. Data ini berfungsi untuk dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan
pekerjaan dari sisi administrasi dan upaya yang akan dilakukan ke depannya untuk
mencapai target proyek.

2.3. KERANGKA TEORITIS

Merupakan model tentang bagaimana suatu teori dapat dipergunakan untuk


menyampaikan abstraksi dari hasil pemikiran yang mendasar pada manajemen
sumber daya manusia ini. Pada suatu kaidah penggunaan sebuah konsep berupa
weekly meeting yang dapat berpengaruh terhadap kemajuan kerja karyawan dan
tenaga kerja yang dapat mendukung keberhasilan dan target kerja pada sebuah
proyek.
Penertian Kinerja. Kinerja dalam kamus besar Bahasa Indonesia yang dikutip dan
diterjemahkan oleh Hadari Nawawi (2006:63) adalah (a) Sesuatu yang dicapai, (b)
prestasi yang diperlihatkan, (c) kemampuan kerja.
Definisi lain menyatakan bahwa kinerja dikatakan tinggi apabila suatu target kerja
dapat diselesaikan dalam jangka waktu tepat atau tidak melewati batas yang telah
ditentukan.
Kinerja akan menjadi rendah jika penyelesaiannya dilakukan dalam jangka waktu
yang lama. (menurut Henry Simamora dikutip dan diterjemahkan oleh Diuna
Nurhayati 2008:7). Kinerja karyawan adalah tingkat dimana para karyawan mencapai
persyaratan pekerjaan.
Menurut Malayu S.P Hasibuan (2006:94) menjelaskan bahwa kinerja merupakan hasil
kerja yang disampaikan seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu.
Sedangkan menurut Suryadi Prawirosentono (2008:2) Kinerja atau dalam Bahasa
Inggris adalah Performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah
kemampuan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan, dimana suatu target kerja
dapat diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak melampaui batas waktu yang
disediakan sehingga tujuannya akan sesuai dengan moral maupun etika perusahaan
ataupun organisas. Untuk dapat mencapai kinerja dibutuhkan perencanaan yang tepat
dan penyusunan jadwal baik sehingga dapat dicapai hasil kerja yang maksimal.
Adapun metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan program pelatihan menurut
Dessler (2000) yaitu: 1. On the job training (pendidikan dan pelatihan ditempat kerja)
Merupakan pelatihan kepada karyawan untuk mempelajari suatu pekerjaan sambil
mengerjakannya. 2. Job instruction training (pendidikan dan pelatihan instruksi
jabatan) Merupakan pendaftaran masing-masing tugas dasar jabatan, bersama dengan
titik-titik kunci untuk memberikan pelatihan langkah demi langkah kepada karyawan.
3. Lectures (pembelajaran) Pendidikan dan pelatihan dengan cara yang cepat dan
sederhana dalam menyajikan pengetahuan kepada para peserta pelatihan, seperti 17
ketika para penjual harus diajarkan ciri spesial dari sebuah produk baru. 16 4. Audio
visual training (Pendidikan dan pelatihan audio visual) Pendidikan dan pelatihan
karyawan dengan menggunakan teknik audio visual seperti film, televisi, audio tape
dan video tape, cara ini dapat menjadi sangat efektif dan digunakan secara meluas. 5.
Programmed learning (pembelajaran terprogram) Suatu metode sistematik untuk
mengajarkan keterampilan yang mencakup penyajian pertanyaan atau fakta,
memungkinkan karyawan untuk memberikan tanggapan dan memberikan peserta
belajar umpan balik segera tentang kecermatan jawabannya . 6. Vestibule or
simulated training (Pendidikan dan pelatihan serambi atau simulasi) Pendidikan dan
pelatihan karyawan pada peralatan khusus diluar tempat kerja, seperti pelatihan pilot
dalam pesawat, sehingga biaya dan bahaya dapat dikurangi. 7. Training computer
assisted instruction (Pendidikan dan pelatihan berdasarkan komputer) Merupakan
pendidikan dan pelatihan karyawan dengan menggunakan komputer, Pendidikan dan
pelatihan ini menggunakan sistem berdasarkan komputer secara interaktif
meningkatkan pengetahuan atau keterampilan peserta pelatihan. Pelatihan
berdasarkan komputer hampir selalu mencakup penyajian para peserta pelatihan
dengan simulasi terkomputerisasi dan penggunaan multi media termasuk video 17
tape untuk membantu peserta pelatihan belajar bagaimana melakukan pekerjaannya.

2.4. HIPOTESIS

Berdasarkan paradigma penelitian yang telah diuraikan pada kerangka teori maka
hipotesis yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah : Terdapat pengaruh
positif pada Rapat Mingguan (Weekly meetin) progress yang dilakukan secara berkala
pada Proyek pembangunan Gedung MRT di Dukuh Atas Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai