KURIKULUM
SMK PAWIYATAN
SMK PAWIYATAN SURABAYA
SURABAYA
BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN
Setelah memperhatikan pertimbangan dan masukan dari Komite Sekolah, maka dengan ini
Kurikulum :
Menetapkan
Ketua Komite Sekolah Kepala SMK Pawiyatan Surabaya
Mengesahkan :
a.n Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
i
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Syukur Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Hidayah-Nya, sehingga Tim Pengembang dapat menyelesaikan Penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun
pelajaran 2022/2023.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi positif dengan cara memberikan
sumbangsih terhadap penyusunan dokumen ini kami sampaikan terima kasih. Semoga bisa
memberikan manfaat positif dalam meningkatkan kualitas pengelolaan kurikulum di tingkat
satuan pendidikan maupun Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
DAFTAR ISI
ii
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................5
1. Kondisi nyata berdasarkan APM.................................................................5
2. Kondisi ideal sesuai Permendikbud No. 34/2018 ......................................7
3. Potensi dan karakteristik Satuan Pendidikan.............................................7
B. Dasar Hukum..................................................................................................8
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum.................................................................9
iii
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
iv
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
A. Latar Belakang
1. Kondisi Nyata berdasarkan hasil (APM)
5
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
6
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
B. Dasar Hukum
Dalam penyusunan Kurikulum SMK Pawiyatan Surabaya mengacu pada panduan
yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tentang
penyusunan KTSP juga mengikuti ketentuan antara lain :
a. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
b. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
7
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
8
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
9
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
10
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
11
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
12
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
13
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
BAB III
14
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
a. Mata Pelajaran.
Berdasarkan Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur
Kurikulum SMK/MAK dan Perdirjen Dikdasmen No. 464/D.D5/KR/2018 tentang
kompetensi inti dan kompetensi dasar, yang terdiri atas mata pelajaran kelompok
A (Muatan Nasional) , mata pelajaran kelompok B (Muatan Kewilayaan) , dan
mata pelajaran peminatan kejuruan kelompok C. Mata pelajaran peminatan
kejuruan kelompok C dikelompokan atas mata pelajaran Dasar Bidang Keahlian
(kelompok C1), mata pelajaran Dasar Program Keahlian (kelompok C2), dan
mata pelajaran Paket Keahlian (kelompok C3).
15
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
4. Matematika 424
B. Muatan Kewilayahan
2. Ekonomi Bisnis 72
3. Administrasi Umum 72
4. IPA 72
2. Korespondensi 180
3. Kearsipan 144
KELAS
MATA PELAJARAN X
1 2
A. Umum
B. KEJURUAN
5 Kejuruan
C. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja 144 144
(8) (8)
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
18
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Total 48 48 50 50 50 50
A. Muatan KTSP
a. Kompetensi Mata Pelajaran
Standar Isi berisikan Uraian tentang Muatan kurikulum 2013 diambil dari
Lampiran Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah
20
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
21
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
24
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Nilai-nilai kristiani
- Keadilan gender.
- Proaktif dalam mewujudkan
demokrasi dan HAM.
- Turut Memperjuangkan
keadilan. 25
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
26
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
27
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Tingkat
Kompetensi Ruang Lingkup Materi
Kompetensi
d. Muatan Matematika
31
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Tingkat
Kompetensi Ruang Lingkup Materi
Kompetensi
- Program Linear.
- Memiliki sikap terbuka,
objektif, dan menghargai
karya teman dalam interaksi
kelompok maupun aktivitas
sehari-hari.
- Mengenal dan
menggunakan sifat-sifat
aljabar dalam menyelesaikan
masalah sistem persamaan
dan pertidaksamaan, dibantu
dengan teknik geometri, dan
memberikan tafsiran
geometrinya.
- Menggunakan sifat-sifat
trans-formasi untuk
menyelidiki kesebangunan
dan kekongruenan dan
menggunakannya untuk
memahami perbandingan
trigonometri.
- Memanfaatkan pendekatan
koordinat dalam
menyelesaikan masalah
geometri (dan juga aljabar
pada umumnya).
- Menggunakan konsep
34
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
- Menentukan strategi
penyelesaian masalah yang
efektif, mengevaluasi hasil,
dan melakukan perumuman.
35
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
- Menganalisis sifat-sifat
sederhana dari bangun ruang
seperti diagonal ruang,
diagonal bidang, dan bidang
diagonal.
- Menggunakan konsep
integral untuk memahami
masalah akumulasi dan
mengham-pirinya, dengan
penerapan misalnya pada
masalah luas dan volume.
- Menggunakan hubungan
turunan dan integral.
- Mengevaluasi penyajian
37
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Fase E (Kelas Keterampilan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami
X) Sejarah Konsep Kelas konsep dasar ilmu sejarah yang dapat digunakan
Indonesia X untuk menjelaskan peristiwa sejarah; memahami
konsep dasar ilmu sejarah sebagai bahan analisis
untuk mengkaji peristiwa sejarah; memahami konsep
dasar ilmu sejarah sebagai bahan evaluasi untuk
mengkaji peristiwa sejarah; menganalisis serta
mengevaluasi manusia sebagai subjek dan objek
sejarah; menganalisis serta mengevaluasi peristiwa
sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan
global; menganalisis serta mengevaluasi sejarah
dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa
depan; menganalisis serta mengevaluasi sejarah dari
aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan; memahami peristiwa sejarah secara
diakronis (kronologi) maupun sinkronis. Peserta didik
juga dapat memahami konsep dasar asal usul nenek
moyang dan jalur rempah; menganalisis serta
mengevaluasi manusia dalam asal usul nenek
moyang dan jalur rempah; menganalisis serta
38
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
39
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Tingkat
Kompetensi Ruang Lingkup Materi
Kompetensi
- Menganalisis peristiwa
sejarah berdasarkan
hubungan sebab- akibat.
- Melakukan penelitian
sederhana tentang suatu
peristiwa sejarah.
41
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
42
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
- Mengidentifikasi fungsi
sosial, struktur teks dan unsur
kebahasaan dari teks, agak
panjang dalam kehidupan dan
43
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
- Komunikasi interpersonal,
transaksional, dan fungsional
tentang diri sendiri, keluarga,
orang lain, dan objek kongkrit
dan imajinatif, yang terdekat
dengan kehidupan dan
kegiatan siswa sehari-hari di
rumah, sekolah, dan
masyarakat, serta terkait
dengan mata pelajaran lain
dan dunia kerja.
- Menggunakan unsur
kebahasaan secara akurat,
berterima, dan lancar secara
spontan.
44
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Tingkat
Kompetensi Ruang Lingkup Materi
Kompetensi
- Menganalisis keberagaman
dan keunikan karya seni
budaya.
Tingkat
Kompetensi Ruang Lingkup Materi
Kompetensi
55
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
56
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
57
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
KI 4) Mengolah, menalar,
dan 4.1 Menerapkan keterampilan komunikasi
menyaji dalam ranah konkret dan Lisan
4.2 Mempraktikkan cara membuat
ranah abstrak terkait dengan
komunikasi tulis
pengembangan dari yang
4.3 Mempraktikkan cara membuat surat
dipelajarinya di sekolah secara
dinas
mandiri, dan mampu
4.4 Melakukan cara membuat surat niaga
melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung 4.5 Mempraktikkan cara membuat Surat
Bahasa Inggris (English Correspodence)
3) Kearsipan
58
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Kelas XII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
61
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
62
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Kelas XII
Kelas XII
66
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Kelas XI
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
67
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Kelas XII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
68
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Area
No. Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun
Kompetensi
69
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
A.2. Kebangsaan dan A.2.1 meyakini Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan
Cinta Tanah Air Republik Indonesia
A.2.2 memiliki kesadaran sejarah, rasa cinta, rasa bangga,
dan semangat berkorban untuk tanah air, bangsa, dan
negara
A.2.3 menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang demokratis dan warga masyarakat global
A.2.4 bekerjasama dalam keberagaman suku, agama, ras,
antargolongan, jender, dan bahasa dengan
menjunjung hak asasi dan martabat manusia
A.2.5 memiliki pemahaman, penghayatan, dan kesadaran
untuk patuh terhadap hukum dan norma sosial
Area
No. Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun
Kompetensi
A.2.6 memiliki kebiasaan, pemahaman, dan kesadaran untuk
menjaga dan melestarikan lingkungan alam,
kepedulian sosial dalam
konteks pembangunan berkelanjutan
70
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Area
No. Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun
Kompetensi
71
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Area
No. Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun
Kompetensi
72
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
73
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
2) Durasi Pembelajaran.
Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran menurut Lampiran
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah, Alokasi waktu jam tatap muka pembelajaran untuk SMK
Pawiyatan Surabaya adalah 45 menit
3) Minggu efektif .
Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Nomor
430 / 3319 / 101.1 / 2021 tanggal 25 Mei 2022, tentang Kalender Pendidikan
Bab IV Beban Belajar pasal 5 ayat 2 berbunyi : Jumlah minggu efektif minimal
36 minggu, dengan rincian semester 1 sampai dengan semester 5 paling
sedikit 18 minggu, sedangkan semester genap kelas XII paling sedikit 14
minggu.
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1) Beban belajar di SMK/MAK dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu.
Beban belajar satu minggu adalah 48-50 jam pelajaran.
2) Beban belajar semester ganjil 22 minggu.
3) Beban belajar semester genap 22 minggu.
4) Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri (KMTT)
Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi
peserta didik pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK maksimum 60% dari jumlah
waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
5. Penguatan Pendidikan Karakter
Penerapan penguatan pendidikan karakter akan berjalan dengan baik
bila kepala sekolah sebagai pemimpin mampu menjadi pemimpin yang dapat
di percaya dan visioner. Menjadi orang yang dapat dipercaya berarti Kepala
Sekolah merupakan sosok berintegritas,mampu menjadi manajer yang
berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran melalui pembentukan
karakter. Visioner berarti kepala sekolah memiliki visi jauh ke depan tentang
kekhasan, keunikan, dan kualitas sekolah (schoolbranding) yang akan ia
bangun.
Kemampuan manajerial kepala sekolah untuk menggali potensi
lingkungan sebagai sumberbelajardan mengembangkan kerja sama dengan
berbagai pemangkukepentingan dalam ekosistem pendidikan yang ada
75
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
1) Religius
2) Nasionalis
76
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
3) Mandiri
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting,
daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar
sepanjanghayat.
4) Gotong Royong
5) Integritas
Sub nilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan
menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang
sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang
77
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Prinsip 2 – Holistik
Prinsip 3 – Terintegrasi
Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional terutama
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan dan dilaksanakan dengan
memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen
pendidikan, bukan merupakan program tempelan dan tambahan dalam
proses pelaksanaan pendidikan.
Prinsip 4 – Partisipatif
Prinsip 9 – Terukur
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan prinsip
keterukuran agar dapat dimati dan diketahui proses dan hasilnya secara
objektif. Dalam hubungan ini komunitas sekolah mendeskripsikan nilai-nilai
utama karakter yang menjadi prioritas pengembangan di sekolah dalam
sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati dan diukur secara objektif;
mengembangkan program-program penguatan nilai-nilai karakter bangsa
yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah; dan mengerahkan
79
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
80
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
81
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
82
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
KELAS: X-2
84
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
KELAS: XI-3
85
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
KELAS: XI-4
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
7. Memahami, menerapkan, dan 7.1 Menelaah teks Serat Wedhatama
menganalisis pengetahuan pupuh Gambuh.
faktual, konseptual, 7.2 Memahami isi teks crita rakyat.
prosedural, dan metakognitif 7.3 Menelaah teks iklan berbahasa
berdasarkan rasa ingin Jawa.
tahunya tentang ilmu 7.4 Menelaah teks eksposisi tentang
pengetahuan, teknologi, seni, seni pertunjukan Jawa.
budaya, dan humaniora 7.5 Mengidentifikasi kaidah penulisan
dengan wawasan empat paragraf berhuruf Jawa yang
kemanusiaan, kebangsaan, menggunakan aksara murda.
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
86
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
secara efektif dan kreatif, serta 8.3 Menulis teks iklan berbahasa Jawa.
KELAS: XII-5
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
9. Memahami, menerapkan, dan 9.1 Menelaah teks Serat Wedhatama
menganalisis pengetahuan pupuh Kinanthi.
faktual, konseptual, 9.2 Menelaah teks geguritan.
prosedural, dan metakognitif 9.3 Memahami isi teks deskriptif tentang
berdasarkan rasa ingin pakaian adat Jawa.
tahunya tentang ilmu 9.4 Menelaah teks eksposisi tentang
pengetahuan, teknologi, seni, gamelan.
budaya, dan humaniora 9.5 Mengidentifikasi kaidah penulisan
dengan wawasan teks 5 (lima) paragraf berhuruf Jawa
kemanusiaan, kebangsaan, menggunakan aksara swara.
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
87
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
keilmuan. gamelan.
10.5 Menulis dan menyajikan teks
berhuruf Jawa lima paragraf yang
menggunakan aksara swara.
KELAS: XII-6
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
11. Memahami, menerapkan, dan 11.1 Menelaah teks serat Tripama
menganalisis pengetahuan pupuh Dhandhanggula.
faktual, konseptual, 11.2 Memahami teks eksposisi tentang
prosedural, dan metakognitif budaya wewaler.
berdasarkan rasa ingin 11.3 Mengidentifikasi kaidah penulisan
teks berhurufJawalima paragraf
tahunya tentang ilmu
yang menggunakan tanda baca
pengetahuan, teknologi, seni, (pada).
budaya, dan humaniora
dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
88
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
93
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
94
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan
konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan
bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan
peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem adalah (1)
administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti
asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program bimbingan
dan konseling, membuat evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan
mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2) kegiatan tambahan dan
pengembangan profesi, bagi konselor atau guru kelas yang berfungsi sebagai
guru bimbingan dan konseling, kegiatan pengembangan profesi dilaksanakan
sesuai dengan tugasnya sebagai guru kelas dengan diperkaya oleh kegiatan
pelatihan atau lokakarya tentang bimbingan dan konseling untuk memperkuat
kompetensi dalam menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling
atau konselor. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai
pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling dapat dilakukan
dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara tatap muka dan daring.
b. Bidang Layanan
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang
layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial,
belajar, dan karir yang merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam
setiap diri individu peserta didik/konseling
1. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan
konseling atau konselor kepada peserta didik atau konseli untuk memahami,
menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan
keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek
pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan secara optimal dan
95
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
96
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
c. Fungsi
1 Pemahaman : Membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya
2 Pencegahan : Membantu peserta didik mampu mencegah atau
menghindari dari berbagai permasalahan yang
dapat menghambat perkembangan dirinya.
3 Pengentasan : Membantu peserta didik mengatasi masalah yang
dialaminya
4 Pemeliharaan ; Membantu peserta didik memelihara dan
dan menumbuh kembangkan berbagai potensi dan
Pengembangan kondisi yang dimilikinya
5 Advokasi : Membantu peserta didik memperoleh pembelaan
atas hak dan atau kepentingannya yang kurang
mendapat perhatian.
97
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
98
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
99
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
100
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
101
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
b. Pelaporan
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam
pelaporan lebih bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap
hasil-hasil yang telah dicapai dalam kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan
pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun dan mendeskripsikan seluruh
hasil yang telah dicapai dalam evaluasi proses maupun hasil dalam format
laporan yang dapat memberikan informasi kepada seluruh pihak yang terlibat
tentang keberhasilan dan kekurangan dari program bimbingan dan konseling
yang telah dilakukan.
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
laporan yiatu :
102
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
c Tindak Lanjut
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi, guru BK atau
konselor dapat memikirkan ulang keseluruhan program yang telah dilaksanakan
denganc ara membuat desain ulang atau merevisi seluruh program atau
beberapa bagian dari program yang dianggap belum begitu efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan.
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan
konseling tertentu dalam rangka perbaikan atau pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang akan
diperbaiki atau dikembangkan dan alokasi waktu yang telah ditentukan.
103
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
105
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Nilai dan perilaku antikorupsi yang diinersikan dalam mata pelajaran dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pendidikan ekstrakurikuler khusus Penanaman nilai antikorupsi dapat
ditanamkan melalui kegiatan-kegiatan di luar pembelajaran misalnya dalam
kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan insidental. Penanaman nilai dengan
model ini lebih mengutamakan pengolahan dan penanaman nilai melalui
suatu kegiatan untuk dibahas dan dikupas nilai-nilai hidupnya. Model ini dapat
dilaksanakan oleh guru sekolah yang bersangkutan yang mendapat tugas
tersebut atau dipercayakan pada lembaga di luar sekolah untuk
melaksanakannya, misalnya dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
2. Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pramuka Disain
Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan dalam konteks Kurikulum
2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi dan penguatan capaian
pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap dalam bingkai KI-1, KI-2, dan
ranah keterampilan dalam KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten dan
koheren dengan sikap dan kecakapan Kepramukaan. Dengan demikian
terjadi proses saling interaktif dan saling menguatkan (mutually interactive
and reinforcing). Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib Pendidikan
Kepramukaan diorganisasikan dalam model blok, model aktualisasi, dan
model regular di gugus depan. Apapun model yang dilaksanakan, Pendidikan
antikorupsi sangat strategis ditanamkan dalam berbagai kegiatan
kepramukaan. Hal ini sesuai dengan prinsip kepramukaan yang
menggunakan trisatya dan dasadarma sebagai ruhnya.
3. Pengembangan Kegiatan Kesiswaan Pengembangan Pendidikan
Antikorupsi dalam kegiatan kesiswaan dimaksudkan untuk mendorong
terjadinya internasilasi nilai dan tumbuhnya sikap dan perilaku Antikorupsi
melalui aktivitas dan pengalaman nyata siswa. Pada prinsipnya semua
kegiatan kesiswaan secara instrinsik mengandung muatan nilai dan perilaku
Antikorupsi dengan kadar yang berbeda. Beberapa kegiatan kesiswaan
tersebut di antaranya adalah: 1) Kepengurusan OSIS; 2) Kopsis; 3) PMR; 4)
Majalah Dinding atau Majalah sekolah; 5) Peringatan Hari-hari Besar
109
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
110
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
111
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
112
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
113
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
KKM merupakan kriteria ketuntasan minimal dari hasil belajar untuk setiap
indikator dalam suatu kompetensi dasar yang ditentukan oleh satuan pendidikan
SMK Pawiyatan Surabaya melalui hasil analisis tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik, kompleksitas kompetensi dan kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.
114
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
116
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
117
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
Seluruh hasil penilaian untuk semua mata pelajaran yang diperoleh siswa baik
sikap, pengetahuan, maupun keterampilan setelah diolah dan dianalisis akan
menentukan apakah siswa tersebut berhak naik kelas atau tidak.
16. Kelulusan
a. Kriteria Kelulusan
Yang dimaksud kelulusan menurut ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1)
adalah bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar
dan menengah setelah:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran mulai semester 1 s/d 6
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran .
3) Lulus Ujian Sekolah (Praktek danTulis)
4) Memiliki nilai rata-rata dari semua NS paling rendah 75 (tujuh puluh lima ),
dan nilai sekolah (NS) setiap mata pelajaran paling rendah 55 ( lima puluh
lima).
5) Tidak tersangkut masalah kriminal dan narkoba
6) Kriteria Kelulusan Kompetensi Keahlian Kejuruan Peserta ujian dinyatakan
lulus jika gabungan nilai Teori Kejuruan dan Praktik Kejuruan minimal 70;
7) Nilai Kompetensi Keahlian Kejuruan adalah gabungan antara nilai Ujian
Praktik Keahlian Kejuruan (UPK) dan nilai Ujian Teori Kejuruan (UTK)
dengan pembobotan 70% untuk nilai Ujian Praktik Keahlian Kejuruan dan
30% untuk nilai Ujian Teori Keahlian Kejuruan;
c. Target Kelulusan
119
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
120
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
121
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
3.Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran.
5.Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
7.Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada
bulan Juni tahun berikutnya.
8.Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah Kabupaten/Kota. Organisasi penyelenggara
pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
123
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
10. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-
masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut
pada dokumen Standar Isi dengan memperhatikan ketentuan dari
Pemerintah/pemerintah daerah.
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku ,
meliputi Jeda tengah semester, jeda antar semester, Libur Akhir tahun., Hari Libur
Keagamaan, hari Libur Umum / nasional, hari libur khusus, Kegiatan Khusus
sekolah. Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya
tertera pada Tabel berikut ini.
124
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
125
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
BAB V
126
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
127
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
DAFTAR LAMPIRAN
128
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN
129
KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN