Anda di halaman 1dari 8

Web Server: Pengertian, Cara Kerja,

Fungsi, Jenis, dan Konfigurasi

Web server adalah komponen wajib bagi sebuah website. Tidak ada satu
website pun yang bisa bekerja tanpa server. Begitu pentingnya hingga Anda
dapat membayangkan server sebagai air bagi ikan.

Server ibarat tempat tinggal bagi sebuah website. Di sanalah semua file
website akan tersimpan dan diakses oleh ribuan orang dari seluruh dunia.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan server? Bagaimana cara kerjanya?


Serta bagaimana cara mengaturnya agar dapat bekerja dengan baik?
Apa itu Web Server?

Web server adalah sebuah komputer yang menyimpan, memproses, dan


mengirimkan file ke web browser. Sebuah website sebenarnya hanyalah
sekumpulan file yang disimpan di sebuah komputer dan terhubung ke
internet. Komputer itulah yang kita sebut dengan server.

Anda dapat melihat kumpulan file tersebut dalam bentuk website berkat
kemampuan web browser. Browser memahami instruksi yang terdapat dalam
script website berisi tata letak dan fungsi setiap file. Dengan instruksi itulah
browser dapat menampilkan gambar, teks, tombol, dan file-file lainnya secara
rapi dan fungsional.

Baca Juga: Cara Kompres File Website, Website Makin Kencang!

Itulah mengapa kita menganalogikan web browser sebagai air bagi ikan. Jika
website Anda tidak memiliki server untuk menyimpan file yang terhubung ke
internet, bagaimana mungkin orang lain bisa mengakses website Anda? Sama
seperti ikan yang tidak akan bisa hidup tanpa air.
Cara Kerja Web Server
Setelah memahami pengertian web server, sekarang kita akan membahas
lebih jauh tentang cara kerja web server. Walaupun semua komputer bisa
dipakai untuk menyimpan file dan terkoneksi internet, namun ada kriteria
khusus agar sebuah komputer dapat bekerja sebagai server.

Server menggunakan model  client-server. Dalam model ini, klien adalah pihak
yang meminta data (request) dan server adalah pihak yang
melayani request klien.

Alur kerja server dalam melayani request adalah sebagai berikut:

1. Saat Anda hendak mengunjungi sebuah website, browser akan


membuat sebuah permintaan ke internet bernama HTTP request.
2. Web browser menggunakan Domain Name System (DNS) untuk
mencari alamat IP dari website yang ingin Anda kunjungi. Alamat IP
bekerja seperti nomor telepon Anda, yaitu semacam identitas khusus
tempat browser bisa menghubungi server tujuan.
3. server menerima request dari breowser lalu memprosesnya ke HTTP
server. Jika HTTP server menyetujui request tersebut, server akan
mencari file website yang ingin Anda akses.
4. server kemudian mengirimkan kembali file tersebut ke web browser
untuk ditampilkan dalam bentuk website.
5. Jika server tidak menemukan file yang Anda minta, server akan
mengirimkan pesan 404 Error. Atau pada beberapa sebab, 403 Error.

Seperti itulah cara kerja web server dalam melayani request dari klien. Jadi,
sebuah server memerlukan banyak komponen khusus untuk menjalankan
fungsi sebagai server website. Tidak hanya sekedar bertukar file seperti
komputer biasa.

Web Server Statis VS Dinamis


Dahulu, hanya tersedia satu jenis web server, yaitu server statis. Namun
perkembangan teknologi telah melahirkan tipe server dinamis untuk melayani
website modern yang lebih kaya fitur.
Perbedaan antara server statis dan dinamis terletak pada jenis konten dan fitur
website.

Website statis adalah website yang hanya menampilkan konten yang sama
untuk semua user. Konten yang tampil pun tidak animatif, hanya kumpulan
gambar dan teks yang berdiam di posisinya masing-masing. Website
semacam ini bisa dibuat hanya dengan menggunakan HTML.

Untuk membangun web server statis, Anda hanya memerlukan sebuah


komputer dan software HTTP.

Sedangkan website dinamis mampu menampilkan animasi berupa teks dan


gambar adaptif, serta fitur-fitur canggih yang membuat website dapat bekerja
layaknya sebuah aplikasi.

Untuk membangun web server dinamis, Anda memerlukan sebuah server


statis dan beberapa software tambahan seperti server aplikasi dan database.

Fungsi Web Server


Anda sudah mengetahui bahwa fungsi utama web server adalah untuk
menyimpan file website dan melayani request dari user. Namun selain tugas
tersebut, server juga mempunyai beberapa fungsi lain, di antaranya:

1. Memastikan semua modul web  tersedia dan siap digunakan.


2. Membersihkan penyimpanan, cache, dan modul yang sudah tidak
dipakai.
3. Memeriksa keamanan pada HTTP request yang dikirimkan web browser.

Intinya, fungsi server adalah memproses permintaan dari browser meliputi


pengecekan keamanan, pencarian file, filtering, pengiriman, dan semua tugas
pemrosesan request lainnya.
Jenis-jenis Web Server

Di dunia ini, ada banyak sekali jenis web server dengan fitur dan keunggulan
yang beraneka ragam. Dari semua opsi yang tersedia, terdapat 4 server yang
paling banyak dipakai, yaitu:

1. Apache HTTP Server


Apache server adalah salah satu web server terpopuler di dunia. Server ini
merupakan proyek dari Apache Foundation dengan sistem distribusi open
source. Kompatibilitasnya sangat luas karena bisa diinstall di Windows, Unix,
Linux, FreeBSD, Mac OS, dan masih banyak lagi.

2. Internet Information Services


Internet Information Services (IIS) adalah web server dengan performa tinggi
buatan Microsoft Corporation. IIS berjalan di platform Windows NT/2000 dan
2003, dan kemungkinan di versi Windows yang lebih baru. 

3. lighttpd
lighttpd atau yang sering disebut sebagai lighty adalah web server gratis yang
didistribusikan bersama sistem operasi FreeBSD. Server open source ini
mampu bekerja dengan cepat, aman, dan mengkonsumsi lebih sedikit sumber
daya.
4. Sun Java System server
Sun Java System server adalah web server dari Sun Microsystems untuk
website berskala menengah dan besar. Server ini gratis, tapi tidak open
source. Kompatibilitasnya mencakup Windows, Linux, dan Unix.

5. Jigsaw Server
Jigsaw server adalah web server dari World Wide Web Consortium (W3C).
Dibuat dengan bahasa pemrograman Java serta dapat menjalankan script CGI
dan program PHP. Jigsaw adalah proyek open source yang bisa Anda gunakan
secara gratis di sistem operasi Windows, Linux, Unix, Mac OS, FreeBSD,
ataupun OS lainnya.

Konfigurasi server

Setelah mengetahui pengertian, fungsi, dan jenis-jenis server, sekarang kita


akan membahas cara konfigurasi web server. Di sini kita akan menggunakan
server Apache dan Nginx melalui Virtual Private Server (VPS) sebagai contoh
latihan.

1. Akses VPS Via SSH


Pertama-tama, Anda perlu mengakses VPS melalui SSH. Akses ini Anda
dapatkan dari penyedia hosting tempat Anda berlangganan VPS. Pastikan
bahwa Anda menggunakan hak akses root di SSH saat mengakses VPS. Hal
yang sama juga berlaku untuk akses web server setelah selesai konfigurasi.

2. Instalasi Apache dan Nginx di VPS


Untuk menginstall server Apache, jalankan perintah berikut:

apt-get install apache2

Sedangkan untuk menginstall server Nginx, perintahnya adalah:

apt-get install nginx

3. Cek Hasil Instalasi


Langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa Apache atau Nginx sudah
terinstall dengan benar.

Jalankan perintah di bawah ini untuk memeriksa status instalasi Apache:

apache2ctl configtest Syntax OK

Sedangkan untuk memeriksa status instalasi Nginx, perintahnya adalah:

nginx -t

4. Jalankan Perintah Start, Stop, dan Restart


Anda bisa menyalakan (start), menghentikan (stop), dan restart (mulai ulang)
Apache dengan perintah berikut:

Start Apache: service apache2 start

Stop Apache: service apache2 stop

Restart Apache: service apache2 restart

Sedangkan untuk Nginx, perintahnya adalah:

Start Nginx: service nginx start

Stop Nginx: service nginx stop


Restart Nginx: service nginx restart

5. Mengubah Server Name Apache


Khusus untuk Apache, pasca instalasi Anda perlu mengubah server name agar
mengarah ke VPS. Caranya sebagai berikut:

1. Jalankan perintah nano /etc/apache2/apache2.conf


2. Di bagian global configuration, cari variabel Server Name, lalu ganti
isinya dari tanda pagar (#) dengan alamat IP VPS Anda.
3. Simpan perubahan dan tutup nano dengan kombinasi Ctrl+X.

Setelah mengubah server name, Anda sudah bisa menggunakan Apache


sebagai server.

https://idwebhost.com/blog/web-server/#Apa_itu_Web_Server

Anda mungkin juga menyukai