Anda di halaman 1dari 37

PANDUAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN)

DI PUSDIK INTELIJEN LEMDIKLAT POLRI

1
DAFTAR ISI

halaman
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Gambaran Bencana Internal dan Eksternal. ................................... 1
BAB II KESIAPSIAGAAN .............................................................................. 6
2.1 Uraian Tugas. ................................................................................... 7
BAB III ........................................................................................................ 15
PENANGANAN BENCANA ......................................................................... 15
3.1 Penanganan Korban ..................................................................... 15
3.2 Pengelolaan Barang Milik Korban ................................................. 16
3.3 Pengosongan Ruangan dan Pemindahan Korban ....................... 17
3.4 Pengelolaan Makanan Korban dan Petugas ................................ 17
3.5 Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) .................................... 18
3.6 Pengendalian Korban Bencana dan Pengunjung ......................... 18
3.7 Koordinasi dengan Instansi Lain ................................................... 19
3.8 Pengelolaan Obat dan Bahan / Alat Habis Pakai ......................... 19
3.9 Pengelolaan Kesehatan Lingkungan ............................................ 20
3.10 Pengelolaan Listrik, Telepon, Jaringan Internet, dan Air .............. 21
3.11 Penanganan Keamanan ............................................................... 21
3.12 Pengelolaan Informasi ................................................................... 22
3.13 Pengelolaan Rekam Medis ......................................................... 23
3.14 Identifikasi Korban......................................................................... 23
3.15 Pengelolaan Tamu / Kunjungan .................................................... 24
3.16 Pengelolaan Jenazah .................................................................... 24
3.17 Evakuasi Korban Ke Luar Pusdik Intelijen .................................... 25
BAB IV BENCANA INTERNAL .................................................................. 26
4.1 Kebakaran ...................................................................................... 26
4.2 Banjir............................................................................................... 27
4.3 Gempa Bumi .................................................................................. 27
4.4 Ancaman Bom ................................................................................ 28
4.5 Kecelakaan Oleh Karena Zat-Zat Berbahaya ............................... 29
ii
4.6 Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit ............................................. 30
BAB V PENCATATAN DAN PELAPORAN ................................................ 32
5.1 Pencatatan ..................................................................................... 32
5.2 Evaluasi .......................................................................................... 32
BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 34

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana
baik alam maupun ulah manusia. Beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya bencana ini adalah kondisi geografis, iklim,
geologis dan faktor-faktor lain seperti keragaman sosial budaya dan
politik. Wilayah Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Secara geografis merupakan negara kepulauan yang terletak
pada pertemuan empat lempeng tektonik lapis bumi.
b. Terdapat 130 gunung api aktif
c. Terdapat lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil
Manajemen penanganan bencana di Pusdik Intelijen dituangkan
dalam buku panduan yang menjelaskan tentang Struktur Organisasi
untuk penanganan bencana baik internal maupun eksternal, alur
respon bencana internal dan eksternal, uraian tugas masing-
masing unit dan personal petugas, serta prosedur standar, data
pendukung dan formulir yang digunakan untuk kelengkapan data
dan dokumentasi, panduan ini menyediakan framework
penanganan bencana internal maupun eksternal yang kemungkinan
bisa terjadi baik di internal Pusdik Intelijen maupun eksternal Pusdik
Intelijen. Penanganannya tergantung dari situasi yang ada.

1.2 Gambaran Bencana Internal dan Eksternal.


a. Bencana Internal
Bencana internal adalah bencana yang terjadi di dalam
Pusdik Intelijen dan bencana eksternal yang berdampak di
dalam Pusdik Intelijen. Potensi jenis bencana (Hazard) yang
mungkin terjadi di Pusdik Intelijen adalah sebagai berikut:
1
1) Kebakaran
Sumber kebakaran bisa berasal dari dalam
bangunan/gedung bisa juga terjadi di luar gedung.
Detail respon penanganannya tertuang dalam bab
Penanganan Bencana Internal–Kebakaran.
2) Gempa Bumi
Lokasi kepulauan di Indonesia berada pada area
lempengan bumi di bawah laut yang sewaktu-waktu
dapat bergerak dan menghasilkan gempa, dan
kepulauan di Indonesia memiliki banyak gunung berapi
yang sangat memungkinkan terjadinya gempa bumi.
Dampak terjadinya gempa ini dapat juga terjadi di
Pusdik Intelijen dan sekitarnya yang merupakan
bencana eksternal. Detail respon penanganannya ada
pada bab Penanganan Bencana Internal-Gempa Bumi.

3) Kebocoran Gas
Kebocoran gas dapat terjadi pada tabung-tabung
besar gas di Pusdik Intelijen yang dapat disebabkan
karena adanya kecelakaan maupun kerusakan dan
sabotase. Dan tabung-tabung gas maupun salurannya
itu sendiri merupakan sumber dari kebocoran. Detail
respon penanganannya ada pada bab Penanganan
Bencana Internal-Kebocoran gas.

4) Ledakan
Ledakan dapat dihasilkan dari kebocoran gas maupun
karena ledakan bahan berbahaya yang ada di Pusdik
Intelijen. Detail respon penanganannya ada pada bab
2

Penanganan Bencana Internal-Ledakan.


5) Penyakit menular
Penyakit menular yang potensial terjadi di Pusdik
Intelijen adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut), Influenza, diare, demam berdarah, serta new
emerging desease akibat pembaruan peradaban
global.

b. Bencana Eksternal
Pusdik Intelijen, terutama dalam hal ini Klinik Pusdik Intelijen
sangat memungkinkan untuk menerima korban bencana
eksternal, maupun memberikan bantuan terhadap korban
bencana keluar Pusdik Intelijen. Potensi bencana eksternal
yang berdampak kepada Pusdik Intelijen adalah :
ledakan/bom, kecelakaan transportasi, gempa bumi, banjir,
kebakaran, tanah longsor dan letusan gunung berapi.

Apabila terjadi bencana eksternal, maka sistem


penanggulangan bencana di Pusdik Intelijen diaktifkan,
antara lain:
1) Korban hidup dimasukkan melalui satu pintu di Klinik
Pusdik Intelijen menuju ruang tindakan, sedangkan
korban meninggal langsung dibawa ke rumah sakit
rujukan.
2) Semua korban di triase di ruangan triase Klinik Pusdik
Intelijen.
3) Petugas penjagaan/piket bersama mengatur alur
evakuasi di dalam Pusdik Intelijen dan alur lalu lintas di
sekitar Pusdik Intelijen. Alur menuju pintu masuk klinik
akan dijaga ketat.
3
4) Pengunjung diarahkan ke bagian informasi untuk
informasi korban.
5) Petugas tambahan akan dikontak oleh masing-masing
penanggungjawab.
6) Tidak seorangpun dari petugas maupun personel Pusdik
Intelijen dapat meninggalkan Pusdik Intelijen pada
situasi penanganan korban bencana tanpa ijin dari
Komandan Bencana.
7) Semua media/ informasi kepada pers hanya melalui
Kapusdik Intelijen, selanjutnya informasi diperoleh dari
Komandan Bencana.
8) Form pemeriksaan; form permintaan obat, alat habis
pakai dan kebutuhan lainnya menggunaan form yang
ada. Jika tidak dapat ditangani karena jumlah korban
yang sangat banyak, keterbatasan alat medis dan obat-
obatan, serta kondisi kesehatan yang tidak dapat
diselesaikan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama,
maka Klinik Pusdik Intelijen merujuk korban ke rumah
sakit rujukan dengan menaati SOP / aturan yang
berlaku.
9) Pasien non disaster yang berada di Klinik Pusdik Intelijen
tetap mendapatkan pelayanan sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
10) Komunikasi dan informasi untuk situasi yang terbaru
akan disampaikan pada keluarga/ yang berkepentingan,
bekerjasama dengan pihak terkait yaitu puskesmas,
polsek, koramil, dan dinas terkait.
c. Tujuan
1) Menyiapkan Pusdik Intelijen dalam penanggulangan
bencana.
4
2) Pembentukan sistem komunikasi, kontrol dan komando
dalam waktu cepat (rapid system establishment).
3) Mengintegrasikan sistem pengelolaan petugas
(psikologis, sosial), pasien dan pengunjung/ tamu.
4) Menyusun prosedur pelaksanaan respon bencana dan
pemulihan, serta tahap ke fungsi normal.
5) Mengintegrasikan semua aktivitas penanganan bencana
dengan standar kualitas pelayanan tertentu.

d. Komponen Panduan Penanganan Bencana


1) Peta lokasi area berkumpul saat bencana internal
2) Peta lokasi ruang perawatan pasien sementara
3) Peta institusi pelayanan kesehatan Propinsi Jawa barat
4) Kartu instruksi kerja
5) Kartu identitas
6) Disaster kit
7) Buku pedoman/panduan

5
BAB II
KESIAPSIAGAAN

Dalam penanganan bencana yang terjadi Pusdik Intelijen siap


melakukan penanganan bencana termasuk kesiapan sistem untuk
mendukung proses penanganan tersebut. Sistem ini disusun berupa
diberlakukannya Struktur Organisasi saat aktivasi sistem penanganan
bencana oleh Pusdik Intelijen. Persiapan untuk dibangunnya ruang
pemeriksaan atau ruang observasi sementara baik berupa tenda maupun
pengalihan fungsi beberapa ruangan sebagai posko penanganan bencana,
diaktifkannya posko sebagai sentral aktivitas selama proses penanganan
bencana, dan proses komunikasi dengan instansi jejaring untuk proses
penanganan korban di Pusdik Intelijen.

6
STRUKTUR TIM BENCANA PUSDIK INTELIJEN

KAPUSDIK
INTELIJEN

WAKAPUSDIK INTELIJEN
(INCIDENT COMMANDER)

PROVOOST

KASUBBAG
KA URTU MEDIS KA URKEU
RENMIN

PAUR LOG PAUR SDM PAUR UMUM PAUR REN

2.1 Uraian Tugas.


a. Ketua Satgas/ Wakil
1) Sebagai pengambil keputusan.
2) Bertugas:
 Memilih dan menentukan tingkat siaga
 Memimpin dan mengkoordinir segenap unsur yang
bertugas menanggulangi bencana
 Memberikan keterangan resmi kepada instansi terkait,
pejabat maupun pers.

b. Tim Informasi dan Komunikasi


Tugas dan tanggung jawab:
7
 Bila terjadi bencana memberitahukan seluruh personel
Pusdik Intelijen dengan kode warna khusus yang
diketahui seluruh personel rumah sakit
 Dengan cara menyebutkan 3 (tiga) kali dengan
disebutkan ruangannya

Keterangan Kode Warna:


Nomor Warna Keterangan
1 Biru Henti jantung pada
Dewasa/anak2
2 Putih Bencana di dalam/ di
luar Pusdik Intelijen
3 Merah Kebakaran
4 Kuning Ancaman Bom
5 Abu-abu Orang yang
membahayakan
6 Merah Muda Penculikan bayi/Anak-
anak
7 Orange Tumpahan Bahan
Berbahaya
8 Perak Orang yang
membahayakan dengan
senjata

 Hubungi semua pejabat Pusdik Intelijen melalui telepon


sesuai alur penyampaian informasi bencana
 Melayani pelayanan informasi dan komunikasi dari
masyarakat umum, pejabat setempat, keluarga korban
8
 Mengelola semua informasi dan komunikasi selama
terjadi bencana dan mencatatnya dibuku komunikasi
khusus bencana.

c. Tim Pemadam Api


Tugas dan tanggung jawab satuan pemadam kebakaran:
 Apabila api masih dalam keadaan kecil, gunakan alat
pemadam api ringan (APAR) yang tersedia/terdekat
 Pemberitahuan umum dengan cara:
a. Beritahu bagian informasi lokasi kejadian segera
b. Pemutusan arus listrik yang menuju lokasi
c. Tunjukkan ke pintu darurat yang aman
d. Membatasi dan mencegah kebakaran lebih meluas
e. Menggunakan tangki pemadam kebakaran untuk
melawan api, bila perlu pecahkan kaca untuk menuju
sasaran
f. Sediakan jalan untuk evakuasi
 Lapor ke Dinas Pemadam Kebakaran telpon: 113
 Minta bantuan dinas siaga Kodim 0624
 Penyediaan air terdekat/PAM
 Mengerahkan personel dengan teratur dan rapih
 Yakinkan api sudah padam dan tidak membahayakan lagi
 Bila regu Pemadam Kebakaran sudah datang, maka
pimpinan Penanggulangan Kebakaran beralih ke regu
Pemadam Kebakaran, koordinasi dengan Ketua Tim
Pemadaman.

d. Tim Evakuasi / Penyingkir


1) Evakuasi Korban
 Tugas dan tanggung jawab Satuan Evakuasi :
9
 Amankan dan evakuasikan semua personel / korban ke
tempat evakuasi dengan cara yang sudah ditentukan
 Siapkan masker, tandu dan sarana angkutan yang aman
dan pastikan tidak ada personel / korban yang terjebak
dalam api
 Kerahkan personel medis dan paramedis untuk evakuasi
korban
 Semua personel / korban segera dievakuasi ke Klinik
Pusdik Intelijen untuk diberikan perawatan lanjutan
 Kerahkan mobil ambulans untuk evakuasi, bila perlu rujuk
ke rumah sakit rujukan
 Gunakan tambang, tali temali atau sliding rope untuk
evakuasi korban apabila semua jalan darurat sudah
tertutup api/asap

2) Evakuasi Dokumen
 Evakuasikan dokumen, materiil, serta uang atau surat
berharga
 Pastikan semua dokumen di setiap bagian dan bangunan
sudah dievakuasi semua ke Posko yang telah ditentukan
 Amankan semua dokumen di Posko yang tersedia

e. Tim Triase
 Melakukan Triase terhadap korban yang datang
 Menentukan kategori bencana, sesuai tingkat siaga
berdasarkan jumlah korban yang datang serta
menyiapkan tenaga yang dibutuhkan sesuai Panduan
Penanggulangan Bencana
10
 Melakukan tindakan dan penanggulangan secara cepat
dan tepat terhadap korban sesuai kondisinya oleh Dokter
dan Perawat
 Membuat catatan dan pelaporan yang mencakup
informasi korban:
Nama :
Alamat :
Keadaan : sesuai label (Merah, Kuning, Hijau,
Hitam )
 Adanya suatu keadaan siaga ditentukan oleh dokter
 Penanggulangan penderita dilakukan oleh dokter,
perawat, tenaga-tenaga dari unit/pelayanan lain yang
terkait sesuai dengan kasus sesuai aktivasi

 Korban-korban dibagi menjadi beberapa golongan


menurut perlukaan yang diderita yaitu:
a) Pada label ditulis : nama pasien, umur, jenis kelamin,
alamat pasien
b) Bila penderita tak dikenal : ditulis Mr/ Ms X.
c) Golongan I : Penderita tidak luka atau gangguan jiwa
sehingga tidak memerlukan tindakan cepat. Diberi
Label Hijau.
d) Golongan II : Dibagi dalam golongan Operatif dan
Non Operatif seperti Trauma Kepala / Commutio
Cerebri, Combutio, Perdarahan dalam rongga perut
dan lain-lain. Diberi Label Kuning dan dirujuk ke rumah
sakit jika memerlukan penanganan lebih lanjut
e) Golongan III : Yaitu penderita dengan keadaan yang
berat atau keadaan syok memerlukan tindakan cepat,
life saving sehingga terhindar dari kecacatan dan
11
kematian. Diberi Label Merah dan dirujuk ke rumah
sakit
f) Golongan IV : Penderita yang meninggal. Diberi Label
Hitam dan dirujuk ke rumah sakit
 Korban yang dapat pulang setelah ditangani diizinkan
pulang. Korban yang perlu perawatan dirujuk ke rumah
sskit untuk mendapat perawatan

f. Tim Perlengkapan
Tugas dan wewenang :
Menyiapkan setiap keperluan yang dibutuhkan setiap tim yang
bertugas menangani bencana.

g. Tim Keamanan
Tugas dan wewenang :
 Mengamankan lokasi kejadian bencana dari orang tidak
bertanggung jawab
 Mengamankan rute lalu lintas ambulans, mobil pemadam
kebakaran, rute evakuasi, amankan dokumen, materi, dan
para korban
 Sebelum petugas lain datang, satuan ini sebagai
penanggulangan awal bersama petugas teknik segera
mematikan gas, listrik yang menuju lokasi dan memblokade
lokasi
 Memandu rute evakuasi pasien, personel dan korban lain
 Mengamankan barang, cairan yang mudah meledak dari
sumber api
 Upayakan semua pintu keluar terbuka terus-menerus untuk
mempermudah evakuasi
12

h. Tim Transportasi / Ambulans


Tugas dan wewenang :
 Menyiapkan transportasi ambulans untuk merujuk korban /
pasien ke rumah sakit rujukan / rumah sakit sekitar
 Pastikan kelengkapan ambulans siap pakai
 Ambulans siap stand by di depan pintu klinik untuk merujuk ke
rumah sakit rujukan / rumah sakit sekitar

i. Tim Logistik
Tugas dan wewenang :
Menyiapkan keperluan logistik serta alat kesehatan yang
berkoordinasi dengan klinik

j. Tim Konsumsi
Tugas dan wewenang :
Menyiapkan keperluan makanan dan minuman untuk korban
bencana

k. Tim Dokumentasi
Tugas dan wewenang :
 Mengambil foto-foto atau gambar seputar lokasi kejadian
sesuai dengan situasi dan kondisi bencana terjadi
 Mengikuti semua kegiatan yang berkaitan dengan kejadian
bencana dari awal kejadian sampai akhir penanggulangan
bencana

 Dokumentasi yang perlu diambil adalah:


1) Lokasi kejadian
2) Evakuasi pasien / korban
13

3) Evakuasi dokumen
4) Pemadam api / Dinas Pemadam Kebakaran
5) Tim Triage / Medis
6) Posko korban / pasien serta dokumen
7) Situasi jalur lalu lintas evakuasi

14
BAB III

PENANGANAN BENCANA

Pada situasi bencana aspek koordinasi dan kolaborasi diperlukan


untuk mengatur proses pelayanan terhadap korban dan mengatur unsur
penunjang yang mendukung proses pelayanan sehingga dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Penanganan bencana di Pusdik Intelijen pada
sistem penanganan bencana adalah sebagai berikut:

3.1 Penanganan Korban


Proses penanganan yang diberikan kepada korban dilakukan
secepatnya untuk mencegah risiko kecacatan dan atau kematian,
dimulai sejak di lokasi kejadian, proses evakuasi dan pros es
transportasi ke klinik atau area berkumpul. Kegiatan dimulai sejak
korban tiba di klinik atau ruang pemeriksaan.
Penanggung jawab : Ka Poliklinik
Tempat : Triase klinik / lokasi kejadian / area berkumpul
/ ruang pemeriksaan
Prosedur :
Di lapangan :
a) Lakukan triase sesuai dengan berat ringannya kasus (Hijau,
Kuning, Merah)
b) Menentukan prioritas penanganan
c) Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman
d) Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang dialami
e) Transportasi korban ke klinik
Di klinik (Ruang Tindakan):
a) Lakukan triage oleh tim medis
b) Penempatan korban sesuai hasil triase
c) Lakukan stabilisasi korban
15
d) Berikan tindakan definitif sesuai dengan kegawatan dan
situasi yang ada (Merah, Kuning,Hijau)
e) Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasus (ruang
observasi)
f) Lakukan rujukan bila diperlukan baik karena pertimbangan
medis maupun tempat perawatan

3.2 Pengelolaan Barang Milik Korban


Barang milik korban hidup baik berupa pakaian, perhiasan,
dokumen, dan barang lainnya ditempatkan secara khusus untuk
mencegah barang tersebut hilang maupun tertukar. Sedangkan
barang milik korban meninggal, setelah didokumentasi oleh tim
dokumentasi, selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga korban atau
diserahkan ke aparat terkait.
Tempat : Ruang Penjagaan
Penanggung jawab : Pa Jaga
Prosedur :
a. Catat barang yang dilepaskan dari korban atau dibawa oleh
korban
b. Bila ada keluarga maka barang tersebut diserahkan kepada
keluarga korban dengan menandatangani form catatan
c. Tempatkan barang milik korban pada kantong plastik dan
disimpan di lemari / loker terkunci
d. Bila sudah 1 (satu) minggu barang milik korban belum diambil,
maka petugas menghubungi keluarganya. Apabila dalam waktu
1 (satu) bulan barang belum diambil, maka barang tersebut
diserahkan ke polsek setempat.
16
3.3 Pengosongan Ruangan dan Pemindahan Korban
Pada situasi bencana maka ruang pemeriksaan atau
observasi sementara harus disiapkan untuk menampung sejumlah
korban
Tempat : Ruang Kelas / GSG / ruang yang telah
ditentukan
Penanggung jawab : Paur Umum
Prosedur :
a. Kasubbag renmin menginstruksikan Paur Umum untuk
menyiapkan ruangan yang akan digunakan
b. Paur Umum berkoordinasi dengan petugas ruangan terkait untuk
menyiapkan ruangan, dan setelah siap digunakan Paur Umum
berkoordinasi dengan Tim Medis untuk pemindahan korban
c. Paur Umum melaporkan proses pemindahan ruangan
sementara kepada Kasubbag Renmin

3.4 Pengelolaan Makanan Korban dan Petugas


Makanan untuk pasien dan petugas, distribusinya dikoordinir
oleh Bagian Konsumsi sesuai dengan permintaan tertulis yang
disampaikan oleh penanggung jawab pos / ruangan. Makanan yang
dipersiapkan dengan memperhitungkan sejumlah makanan
cadangan untuk antisipasi kedatangan korban baru maupun petugas
baru / relawan
Tempat : Rukan Pusdik Intelijen
Penanggung Jawab : Kasubbag Renmin
Prosedur :
a. Kasubbag Renmin memerintahkan kepada Koordinator Rukan
untuk mengkalkulasikan jumlah korban dan petugas yang ada ke
ruangan / posko sebelum mempersiapkan makanan pada setiap
waktu makan
17
b. Petugas Rukan mengumpulkan semua permintaan makanan
dari ruangan / posko

3.5 Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)


Mengatur jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan saat
penanganan bencana. Tenaga yang dimaksud adalah SDM Pusdik
Intelijen yang harus disiagakan serta pengelolaannya saat situasi
bencana.
Tempat : Gedung Utama Pusdik Intelijen
Penanggung jawab : Incident Commander
Prosedur :
a. Kapusdik bersama Wakapusdik menginstruksikan Paur SDM
untuk kesiapan tenaga
b. Koordinasi dengan Polresta Bandung, Polda Jabar, Biddokkes
Polda Jabar maupun Pusdokkes bila diperlukan tenaga
tambahan dari luar Pusdik Intelijen
c. Dokumentasikan semua staf yang bertugas untuk setiap shift

3.6 Pengendalian Korban Bencana dan Pengunjung


Pada situasi bencana internal maka personel yang berada di
Pusdik Intelijen ditertibkan dan diarahkan pada tempat berkumpul
yang ditentukan. Demikian pula korban diarahkan untuk
dikumpulkan pada ruangan / area tempat berkumpul yang
ditentukan.
Tempat/ area berkumpul : Lapangan Pusdik Intelijen
Penanggung jawab : Pamin P2U Provoost
Prosedur :
a. Umumkan kejadian dan lokasi bencana melalui speaker dan
informasikan agar korban dipindahkan dan diarahkan ke area
yang ditentukan
18
b. Koordinir proses pemindahan dan alur personel / korban ke area
dimaksud

3.7 Koordinasi dengan Instansi Lain


Diperlukannya bantuan dari instansi lain untuk
menanggulangi bencana maupun efek dari bencana yang ada.
Bantuan ini diperlukan sesuai dengan jenis bencana yang terjadi.
Instansi terkait yang dimaksud adalah Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung, Dinas Pemadam Kebakaran, Polsek, Polresta Bandung,
Polda Jabar, SAR, PDAM, PLN, TELKOM, PMI, dan RS Jejaring.
Tempat : Ruang Kasubbag Renmin
Penanggung jawab : Kasubbag Renmin
Prosedur :
a. Koordinir persiapan rapat koordinasi dan komunikasikan
kejadian yang sedang dialami serta bantuan yang diperlukan
b. Hubungi instansi terkait untuk meminta bantuan sesuai
kebutuhan

3.8 Pengelolaan Obat dan Bahan / Alat Habis Pakai


Penyediaan obat dan bahan / alat habis pakai dalam situasi
bencana merupakan salah satu unsur penunjang yang sangat
penting dalam pelayanan kesehatan, oleh karena itu diperlukan
adanya persediaan obat dan bahan / alat habis pakai sebagai
penunjang pelayanan korban.
Tempat : Klinik Pusdik Intel
Penanggung Jawab : Ka Poliklinik
Prosedur :
a. Membuat rencana kebutuhan persediaan obat dan bahan / alat
habis pakai untuk keperluan penanganan korban bencana
19
b. Mengajukan rencana kebutuhan persediaan obat dan bahan /
alat habis pakai kepada Kapusdik Intelijen untuk selanjutnya
diajukan kepada Pusdokkes maupun Polda Jabar, Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung, maupun organisasi profesi
c. Menggunakan obat dan bahan / alat abis pakai sesuai dengan
kebutuhan
d. Siapkan tempat penyimpanan yang memadai dan memenuhi
persyaratan penyimpanan obat dan bahan / alat habis pakai
e. Buatkan pencatatan dan pelaporan harian
f. Lakukan pemusnahan / koordinasikan ke pihak terkait apabila
telah kadaluwarsa dan atau tidak diperlukan sesuai dengan
persyaratan

3.9 Pengelolaan Kesehatan Lingkungan


Kesehatan lingkungan tetap dijaga pada situasi apapun
termasuk situasi bencana untuk mencegah terjadinya pencemaran
maupun dampak dari bencana.
Tempat : Lingkungan Pusdik Intelijen
Penanggung jawab : Kasubbag Renmin
Prosedur :
a. Pastikan sistem pembuangan dan pemusnahan sampah dan
limbah medis dan non medis sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
b. Catat dan laporkan hasil sampah medis kepada dinas terkait
c. Kontrol seluruh alat yang dipakai untuk pengolahan sampah dan
limbah agar tidak terjadi pencemaran lingkungan
d. Koordinasikan kebersihan ruangan dan pemisahan sampah
medis dan sampah umum dengan bagian terkait
20
3.10 Pengelolaan Listrik, Telepon, Jaringan Internet, dan Air
Meningkatnya kebutuhan tenaga listrik, instalasi air, dan
tambahan sambungan telepon maupun jaringan internet saat
terjadinya bencana membutuhkan kesiapsiagaan dari tenaga yang
melaksanakannya. Persiapan pengadaan maupun sambungannya
mulai dilaksanakan saat aktivasi situasi bencana di Pusdik Intelijen.
Tempat : Ruang Kasubbag Renmin
Penanggung jawab : Kasubbag Renmin
Prosedur :
a. Pastikan sistem berfungsi dengan baik dan aman
b. Siapkan penambahan dan jaga stabilitas listrik agar layak pakai
dan aman
c. Siapkan penambahan line telpon untuk SLI maupun sambungan
keluar lainnya
d. Jaga kualitas air sesuai dengan syarat kualitas maupun kuantitas
air bersih dan hindari kontaminasi sehingga tetap aman untuk
digunakan
e. Lakukan koordinasi dengan instansi terkait (PLN, PT TELKOM,
PDAM) untuk menambah daya, menambah line dan tetap
menjaga ketersediaan listrik, telepon, jaringan internet, maupun
air bersih
f. Berkoordinasi dengan petugas ruangan dan penanggung jawab
area
g. Lakukan monitoring secara rutin

3.11 Penanganan Keamanan


Keamanan diupayakan semaksimal mungkin pada area-area
transportasi korban dari lokasi ke klinik, pengamanan sekitar klinik,
serta pengamanan pada seluruh lingkungan Pusdik Intelijen pada
umumnya.
21

Penanggung jawab : Pamin P2U Provoost


Tempat : Lingkungan Pusdik Intelijen
Prosedur :
a. Atur petugas sesuai dengan wilayah pengamanan
b. Lakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Kodim,
Polsek, maupun Polresta Bandung
c. Atur dan arahkan personel / korban ke lokasi yang ditentukan
pada saat bencana internal
d. Lakukan kontrol rutin dan teratur

3.12 Pengelolaan Informasi


Informasi, baik berupa data maupun laporan dibuat sesuai
dengan form yang ditentukan sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran
mengenai jumlah korban baik korban hidup, korban meninggal, asal
tempat tinggal, tempat perawatan korban dan status evakuasi ke luar
Pusdik Intelijen. Informasi ini meliputi identitas korban, SDM dan
fasilitas yang diperlukan untuk penanganan korban.
Tempat : Pos Informasi / Ruang Penjagaan
Penanggung Jawab : Ka Poliklinik, Piket Penjagaan
Prosedur :
a. Lengkapi semua data korban yang mencakup nama pasien,
umur, dan alamat, serta lengkapi dengan data tindakan yang
telah dilakukan pada rekam medis
b. Informasi di update setiap 12 jam untuk 2 hari pertama (jam
08.00 dan jam 20.00) dan 24 jam untuk hari-hari berikutnya (jam
08.00)
c. Informasi ditulis pada papan informasi dan dipasang di pos
informasi
d. Setiap lembar informasi yang keluar ditandatangani oleh
komandan bencana dan diserahkan kepada pihak yang
membutuhkan oleh penanggung jawab pos informasi.
22
3.13 Pengelolaan Rekam Medis
Semua korban bencana yang memerlukan perawatan
dibuatkan rekam medis sesuai dengan prosedur yang berlaku di
Klinik Pusdik Intelijen. Pada rekam medis diberikan tanda khusus
untuk mengidentifikasi data korban dengan segera.
Tempat : Triase Klinik
Penanggung jawab : Ka Poliklinik & Rekam Medik
Prosedur :
a. Siapkan sejumlah form rekam medis korban bencana untuk
persiapan kedatangan korban
b. Kontrol dan pastikan semua korban sudah dibuatkan rekam
medik
c. Catat hasil anamnesis, pemeriksaan, dan penanganan secara
lengkap pada rekam medik korban

3.14 Identifikasi Korban


Semua korban bencana yang dirawat menggunakan label
identitas. Label identitas yang dipasangkan pada pasien berisi
identitas dan hasil triase. Setelah dilakukan tindakan life saving, label
identitas akan dilepas dan disimpan pada rekam medik yang
bersangkutan.
Tempat : Triase Klinik
Penanggung jawab : Ka Poliklinik dan Rekam Medik
Prosedur :
a. Pasangkan label identitas pada semua pergelangan tangan
kanan korban hidup pada saat masuk ruangan triase
b. Kontrol semua korban bencana dan pastikan sudah
menggunakan label identitas
23
3.15 Pengelolaan Tamu / Kunjungan
Tamu dan kunjungan ke Pusdik Intelijen untuk meninjau
pelaksanaan pelayanan terhadap korban dilakukan berupa
kunjungan formal / non formal oleh institusi maupun perseorangan.
Pengelolaannya diatur untuk mencegah terganggunya proses
pelayanan dan mengupayakan privacy korban. Tamu dari instansi
lain akan didampingi oleh Kapusdik Intelijen.
Tempat : Gedung Utama Pusdik Intelijen
Penanggung jawab : Kasubbag Renmin
Prosedur :
a. Semua rencana kunjungan tercatat pada Kasubbag Renmin
b. Hubungi Kapusdik Intelijen dan pejabat struktural terkait
penerimaan kunjungan sesuai jenis kunjungan atau tamu yang
akan hadir
c. Siapkan ruangan rencana transit dan kebutuhan lainnya
(makanan/ minuman) bila dibutuhkan
d. Siapkan informasi / data korban dan perkembangannya dan
proses pelayanannya
e. Koordinasi P2U Provoost Ka terkait persiapan pengamanannya
f. Koordinasi Paur Umum untuk kebersihan unit terkait
g. Siapkan dokumentasi

3.16 Pengelolaan Jenazah


Untuk kejadian bencana, jenazah akan langsung dirujuk ke
rumah sakit. Pengelolaan jenazah seperti identifikasi, menentukan
sebab kematian dan menentukan jenis musibah yang terjadi,
penyimpanan dan pengeluaran jenazah dilakukan di rumah sakit
rujukan.
Tempat : Rumah Sakit Rujukan
Penanggung jawab : Ka Poliklinik
24
Proses :
a. Data semua jenazah korban bencana untuk dirujuk ke rumah
sakit
b. Siapkan surat-surat yang diperlukan untuk penyerahan ke rumah
sakit
c. Buat laporan jumlah dan status jenazah yang dirujuk

3.17 Evakuasi Korban Ke Luar Pusdik Intelijen


Atas indikasi medis, sosial, hukum, dan keterbatasan SDM
maupun sarana prasarana seringkali pasien / korban dirujuk ke
rumah sakit rujukan untuk dilakukan perawatan selanjutnya.
Perpindahan / evakuasi korban ini dilakukan atas persetujuan tim
medis dengan keluarga. Kelengkapan dokumen medik serta
persetujuan keluarga pasien / korban diperlukan untuk pelaksanaan
proses evakuasi.

Tempat : Klinik Pusdik Intelijen

Penanggung jawab : Ka Poliklinik

Prosedur :

a. Pastikan adanya persetujuan medis, maupun persetujuan


keluarga yang bersangkutan sebelum proses evakuasi dilakukan
b. Koordinasikan rencana evakuasi korban kepada pihak / rumah
sakit penerima
c. Pastikan pasien / korban dalam keadaan stabil dan siap untuk
dievakuasi
d. Siapkan ambulans sesuai standar untuk evakuasi pasien
e. Pastikan adanya tim medis yang mendampingi selama proses
evakuas
25
BAB IV
BENCANA INTERNAL

Kemungkinan bencana yang terjadi di Pusdik Intelijen adalah :


kebakaran, banjir, gempa bumi, ancaman bom, kecelakaan oleh karena zat
berbahaya, dan kejadian luar biasa penyakit. Penanganan tiap-tiap jenis
bencana adalah sebagai berikut:
4.1 Kebakaran
Pada saat kebakaran, kemungkinan jenis korban yang dapat
terjadi adalah : luka bakar, trauma, sesak nafas, histeria (gangguan
psikologis) dan korban meninggal.
Langkah –langkah yang dilakukan ketika terjadi kebakaran :
a. Pindahkah korban ke tempat yang aman
b. Hubungi piket penjagaan agar melaporkan kepada Incident
Commander untuk menyiagakan tim penanggulangan bencana
c. Hubungi petugas kebakaran bahwa :
1) Ada kebakaran
2) Lokasi kebakaran
3) Sebutkan nama pelapor
d. Jika memungkinkan batasi penyebaran api, dengan
menggunakan APAR
e. Padamkan api jika memungkinkan dan jangan mengambil resiko
Bila terjadi kebakaran selalu ingat :
a. Kejadian kebakaran harus dilaporkan
b. Bila bangunan bertingkat, gunakan tangga dan jangan gunakan
lift
c. Biarkan lampu selalu menyala untuk penerangan
d. Matikan alat-alat lain seperti alat-alat elektronik
e. Tetap tenang dan jangan panik
f. Tempat yang rendah memiliki udara yang lebih bersih
26
Agar proses penanggulangan bencana kebakaran dapat berjalan
dengan baik kita harus tahu :
a. Tempat menaruh alat pemadam kebakaran dan cara
menggunakannya
b. Nomor pemadam kebakaran (Nomor telepon 113)
c. Rute evakuasi dan pintu-pintu darurat
d. Ada satu orang yang bisa mengambil keputusan dan tahu
bagaimana penanggulangan bencana kebakaran pada setiap shift
jaga

4.2 Banjir
Pada saat banjir, kemungkinan jenis korban yang dapat terjadi adalah
: sesak nafas, trauma, histeria (gangguan psikologis) dan korban
meninggal. Pada saat setelah banjir, kemungkinan penyakit yang
diderita oleh pasien / korban antara lain diare, penyakit kulit, dan
leptospirosis.
Langkah –langkah yang dilakukan ketika terjadi banjir :
a. Matikan mesin elektronik secara aman
b. Periksa / perbaiki pintu, dinding, dan tanggul sementara
c. Pindahkan peralatan dan dokumen penting ke lokasi yang
aman di luar area terdampak atau di tempat yang lebih tinggi di
dalam gedung (jika memungkinkan)
d. Tetap tenang dan jangan panik
e. Evakuasi korban dan dokumen ke tempat yang lebih tinggi
f. Hubungi piket penjagaan agar melaporkan kepada Incident
Commander untuk menyiagakan tim penanggulangan bencana

4.3 Gempa Bumi


Jenis korban yang dapat timbul pada saat terjadinya gempa bumi
adalah : trauma tumpul atau tajam, pusing, histeria (gangguan
27

psikologis) dan korban meninggal.


Langkah – langkah yang dilakukan jika gempa bumi menguncang
secara tiba-tiba :
a. Di dalam ruangan : Merunduklah, lindungi kepala dan bertahan di
tempat aman. Beranjaklah beberapa langkah menuju tempat
aman terdekat. Tetaplah di dalam ruangan sampai goncangan
berhenti dan yakin telah aman untuk keluar, menjauhlah dari
jendela. Korban yang tidak bisa mobilisasi lindungi kepala korban
dengan bantal.
b. Di luar ruangan / gedung : Cari titik aman yang jauh dari
bangunan, pohon, dan kabel. Rapatkan badan ke tanah. Jangan
menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua
petunjuk dari petugas atau satpam.
c. Hubungi piket penjagaan agar melaporkan kepada Incident
Commander untuk menyiagakan tim penanggulangan bencana

4.4 Ancaman Bom


Ancaman bom bisa tertulis dan bisa juga lisan atau lewat telepon.
Ancaman bom ada dua jenis :
a. Ancaman bom yang tidak spesifik: pengancam tidak menyebutkan
secara detail tentang ancaman bom yang disampaikan
b. Ancaman bom spesifik: pengancam menyebutkan tempat
ditaruhnya bom, jenis bom yang digunakan, kapan bom akan
meledak, dan lain lain
c. Semua ancaman bom harus ditanggapi secara serius sampai
ditentukan oleh tim penjinak bom bahwa situasi aman

Jika anda menerima ancaman bom :


a. Tetap tenang dan dengarkan pengancam dengan baik karena
informasi yang diterima dari pengancam sangat membantu tim
penjinak bom
28

b. Jangan tutup telepon sampai pengancam selesai berbicara


c. Panggil teman lain untuk ikut mendengarkan telepon ancaman,
atau jika memungkinkan gunakan telepon lain untuk menghubungi
orang lain
d. Hubungi piket penjagaan agar melaporkan kepada Incident
Commander untuk menyiagakan tim penanggulangan bencana
mengenai :
1) Ancaman bom
2) Tempat / ruangan yang menerima ancaman
3) Nama petugas yang melaporkan adanya ancaman bom

Ancaman bom tertulis :


a. Simpan kertas yang berisi ancaman dengan baik
b. Laporkan kepada petugas penjagaan dan pimpinan

Ancaman bom lewat telepon :


a. Usahakan tetap bicara dengan penelepon
b. Beri kode pada teman yang berada di satu tempat bahwa ada
ancaman bom

Bila ada benda yang mencurigakan sebagai bom :


a. Jangan menyentuh atau memperlakukan apapun terhadap benda
tersebut
b. Lapor kepada petugas penjagaan dan koordinasikan kepada tim
penjinak bom
c. Lakukan evakuasi sesuai prosedur

4.5 Kecelakaan Oleh Karena Zat-Zat Berbahaya


Kecelakaan oleh karena zat-zat berbahaya meliputi kebocoran atau
tumpahan atau sengaja mengeluarkan cairan dan gas yang mudah
terbakar, zat-zat yang bersifat korosif, beracun, zat-zat radioaktif.
29
Kemungkinan jenis korban yang terjadi adalah: keracunan, luka bakar,
trauma dan meninggal.

Pada setiap kecelakaan oleh karena zat-zat berbahaya selalu


diperhatikan :
a. Keamanan adalah yang utama
b. Isolasi areal terjadinya tumpahan atau kebocoran
c. Evakuasi korban dilakukan pada area yang berlawanan dengan
arah angin di lokasi kejadian
d. Hubungi piket penjagaan agar melaporkan kepada Incident
Commander untuk menyiagakan tim penanggulangan bencana
e. Tanggulangi tumpahan atau kebocoran jika mengetahui cara
penanggulangan tumpahan atau kebocoran, dan jangan
mengambil risiko jika tidak mengetahui cara penanggulangan
tumpahan atau kebocoran zat berbahaya
f. Lakukan dekontaminasi sebelum penanganan korban

4.6 Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit


Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah suatu kejadian kesakitan / kematian
dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan / kematian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk
dalam kurun waktu tertentu.

Kriteria KLB penyakit adalah :


a. Timbulnya penyakit yang sebelumnya tidak ada di suatu daerah
b. Adanya peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih
dibandingkan jumlah kesakitan yang biasa terjadi pada kurun
waktu yang sama tahun sebelumnya

Tindakan yang harus dilakukan bila terjadi KLB penyakit :


30
a. Catat dan laporkan jumlah kejadian / penyakit yang terjadi di
ruangan kepada Kapusdik Intelijen
b. Tingkatkan standard precaution untuk mencegah penularan ke
pasein lain atau ke petugas kesehatan
c. Pembahasan lebih lengkap mengenai penanganan KLB
tercantum pada Rencana Kontinjensi Bencana Wabah Penyakit
di Lingkungan Pusdik Intelijen Lemdiklat Polri

31
BAB V
PENCATATAN DAN PELAPORAN

5.1 Pencatatan
Inventarisasi korban personel :
a. Jumlah Pasien
 Jumlah korban dan keadaan korban dari yang luka, meninggal
dan hilang
 Jumlah petugas
b. Inventaris Material
 Uang, surat berharga
 Bangunan
 Alat kesehatan dan material lain
 Seleksi dokumen, material yang rusak dan baik
c. Inventaris Fungsi
 Fungsi listrik, AC, gas untuk keperluan korban
 Fungsi peralatan dan umum
 Fungsi komunikasi, logistik pendukung korban
 Fungsi perawatan dan pelayanan jasa kesehatan untuk
korban

5.2 Evaluasi
Satgas membuat laporan rinci dan lengkap dari
penanggulangan bencana serta akibat yang ditimbulkan
menyangkut kerugian jiwa, harta dan prasarana yang lain berkaitan
langsung dengan operasionalisasi klinik. Laporan diserahkan ke
Kapusdik Intelijen maksimal 1 X 24 jam setelah kejadian.
a. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
1) Dilakukan evaluasi oleh Tim Satgas Bencana setiap
32

semester
2) Dilakukan evaluasi setiap selesai pelaksanaan kegiatan
3) Dibuat pelaporan dari setiap kegiatan kepada Kapusdik

b. Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan


1) Melaporkan hasil penetapan Denah Evakuasi
2) Melaporkan hasil pemeliharaan sistem kewaspadaan
bencana
3) Melaporkan pendidikan dan pelatihan disaster plan
4) Membuat laporan jumlah peserta yang terlatih kepada
Kapusdik
5) Evaluasi program kerja Disaster Plan dilakukan akhir
tahun dan dilaporkan kepada Kapusdik

33
BAB VI
PENUTUP

Panduan Penanggulangan Bencana (Disaster Plan) di Pusdik Intelijen ini


dibuat dengan tujuan agar dapat melakukan diagnosis “on the spot” dengan
cepat dan menentukan penanggulangannya agar korban bencana dapat
ditangani atau dicegah secara tepat dan cepat sesuai dengan kondisinya.

Demikian Panduan Penanggulangan Bencana (Disaster Plan) di Pusdik


Intelijen ini dibuat, semoga dapat bermanfaat sebagai panduan dan acuan
dalam melaksanakan penanggulangan bencana di lingkungan Pusdik
Intelijen baik Pra Bencana maupun saat bencana itu terjadi.

Panduan Penanggulangan Bencana (Disaster Plan) di Pusdik Intelijen ini


masih banyak kekurangannya, untuk itu di mohon masukan dan sarannya
demi penyempurnaan panduan ini.

Bandung, Oktober 2021

PUSDIK INTELIJEN LEMDIKLAT POLRI


34

Anda mungkin juga menyukai